SlideShare a Scribd company logo
STRATEGI PENGEMBANGAN PROMOSI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS
(STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC, CABANG CONDET)
Oleh
FERRO FEBRIANTO
H24066022
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
STRATEGI PENGEMBANGAN PROMOSI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS
(STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC CABANG CONDET)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
FERRO FEBRIANTO
H24066022
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
v
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
STRATEGI PENGEMBANGAN PROMOSI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS
(STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC, CABANG CONDET)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
FERRO FEBRIANTO
H24066022
Menyetujui, Mei 2009
Ir. Mimin Aminah, MM
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, Msc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
v
v
ABSTRAK
Ferro Febrianto. H24066022. Analisis Strategi Promosi Dengan Menggunakan
Metode Analytical Hierarcy Process (Studi Kasus: LPM Chic’s Music Cabang
Condet). Di bawah bimbingan Mimin Aminah.
Usaha waralaba (Franchise) memiliki prospek diberbagai bidang di
Indonesia. Lembaga Pendidikan Music Chic’s (LPM Chic’s) merupakan salah
satu jasa pendidikan musik lokal yang menggunakan sistem pengelolaan
kemitraan atau franchising. Pada tahun 2008 Franchise LPM Chic’s membuka
cabang baru yang merupakan cabang keenam di wilayah Jakarta Timur tepatnya
di Jalan Raya Condet No.30A. Sebagai cabang yang baru beroperasi LPM Chic’s
dihadapkan dengan keberadaan dari para pesaing bisnis dengan usaha sejenis.
Untuk itu suatu kegiatan pemasaran perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Ada berbagai bentuk alternatif kegiatan promosi yang dapat
digunakan perusahaan untuk memasarkan produknya sehingga perusahaan perlu
merumuskan strategi promosi yang tepat untuk digunakan perusahaan. Kegiatan
penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi bentuk kegiatan promosi yang
dijalankan oleh Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet, (2)
Menentukan faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi
Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet, (3) Mengusulkan
alternatif strategi promosi sebagai masukkan yang diharapkan memberikan
manfaat bagi Lembaga Musik LPM Chic’s Cabang Condet.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh melalui hasil pengamatan lapangan dan hasil wawancara dengan pihak
perusahaan dengan menggunakan bantuan kuisioner kepada empat orang
responden yang terdiri dari komisaris, direktur utama, staff promosi dan
perwakilan siswa. Data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran literatur baik
dari media cetak maupun elektronik, laporan ilmiah, buku-buku, jurnal ilmiah dan
dokumen perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah Proses
Hierarki Analitik dengan menggunakan bantuan program Expert Choice 11.5 dan
Microsoft Excel 2007.
Berdasarkan hasil Proses Hierarki Analitik, terdapat alternatif-alternatif
strategi promosi yang direkomendasikan oleh LPM Chic’s Pusat berdasarkan
prioritas adalah meningkatkan kegiatan sponsorship dengan menjalin kerjasama
dengan lembaga-lembaga atau perusahaan lain untuk melakukan kegiatan promosi
(0.267), mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dengan
mendorong kreativitas komunitas siswa (0.218), mengembangkan kegiatan
penjualan perorangan dengan program member get member (0.209),
melaksanakan kegiatan promosi yang telah dilaksanakan perusahaan sebelumnya
(0.135), lebih aktif berpromosi dengan menggunakan media periklanan yang
memiliki cakupan geografis sesuai dengan wilayah LPM Chic’s Cabang Condet
(0.109) dan yang terakhir adalah ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat
sekitar perusahaan atau mengadakan acara yang bertemakan kepedulian sebagai
bentuk dari kegiatan publisitas dan humas (0.062).
vi
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 11 Februari 1985 sebagai anak
kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Hendarto dan Ibu
Trimulyati. Penulis mengawali pendidikannya pada tahun 1988 di TK Besuki DKI
Jakarta dan lulus pada tahun 1991. Pada tahun yang sama penulis mengikuti
pendidikan Sekolah Dasar di SDN Menteng 01 Pagi DKI Jakarta dan lulus pada
tahun 1997. Kemudian melanjutkan pendidikan pada tingkat menengah di SMP
Negeri I Cikini DKI Jakarta dan lulus pada tahun 2000. Pendidikan tingkat atas
dapat diselesaikan oleh penulis tahun 2003 pada SMU Negeri 4 Gambir DKI
Jakarta. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program
Diploma III, Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan mendapatkan
gelar diploma pada tahun 2006. Pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikan
dengan mengikuti Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Selama masa pendidikan penulis aktif menjadi anggota Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Music Agriculture Expression (MAX) IPB dan pernah
menjabat Ketua Divisi Informasi dan Teknologi Himpunan Profesi Mahasiswa
(HIMPRO) Ekstensi Manajemen periode 2006-2007, serta aktif dalam kegiatan-
kegiatan kemahasiswaan.
vii
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis panjatkan untuk mensyukuri segala nikmat dan
karunia yang telah diberikan Allah SWT. Atas izin-Nyalah penulis diberikan
kesehatan lahir batin untuk menyelesaikan penelitian berjudul “Strategi
Pengembangan Promosi dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy
Process (Studi Kasus: LPM Chic’s Music, Cabang Condet)”. Dalam penyusunan
skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Ir. Mimin Aminah, MM. atas bimbingannya yang sangat berarti.
2. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing., DEA dan Deddy Cahyadi
Sutarman, STP, MM atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi
dosen penguji.
3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor dan seluruh
staf dosen beserta bagian tata usaha yang banyak membantu selama ini.
4. Papa, mama, kakak dan adikku tercinta yang tidak terbatas rasa kasih
sayangnya, semoga Allah SWT selalu memberi kesempatan untuk
senantiasa membahagiakan mereka.
5. Febry Syahputra yang telah memberikan ijin dan membimbing peneliti
untuk melakukan penelitian di LPM Chic’s Cabang Condet beserta seluruh
staf dan karyawan.
6. Sahabat-sahabatku di Ekstensi Manajemen Angkatan Pertama (Louis,
Puspa, Gilang, Ruby, Lani, Widi, Tanti, Erky, Yasri, Botak, Putri, Amoi).
7. Sahabat-sahabatku di kampus IPB yang telah memberikan semangat dan
masukkan (Fenny, Yoga, Wahyu, Lini, Defieta, Pujit, Phintor, Radit)
8. Semua pihak, yang tidak bisa penulis sebutkan seluruhnya, atas semua
kontribusinya terhadap penelitian ini.
Akhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis dan
pembaca.
Bogor, Mei 2009
Penulis
viii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
1.5. Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 8
II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 9
2.1. Musik ............................................................................................... 9
2.2. Pendidikan ......................................................................................... 9
2.3. Pendidikan Luar Sekolah................................................................... 9
2.4. Strategi Pemasaran ............................................................................ 11
2.5. Bauran Pemasaran ............................................................................. 11
2.6. Pemasaran Jasa .................................................................................. 12
2.7. Promosi Pemasaran............................................................................ 12
2.8. Waralaba atau Franchising................................................................ 17
2.9. Metode Analytical Hierarcy Process ................................................ 19
2.10. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 20
III.METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 22
3.1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 22
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 25
3.3. Pengolahan dan Analisis Data........................................................... 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 35
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 35
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan..................................................... 35
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................ 36
ix
ix
4.1.3. Struktur Organisasi.................................................................. 36
4.1.4. Sistem ...................................................................................... 36
4.2. Bauran Pemasaran Perusahaan........................................................... 37
4.2.1. Produk...................................................................................... 37
4.2.2. Harga ....................................................................................... 39
4.2.3. Tempat..................................................................................... 40
4.2.4. Orang ....................................................................................... 41
4.2.5. Proses....................................................................................... 41
4.2.6. Pelayanan................................................................................. 42
4.2.7. Bukti Fisik ............................................................................... 43
4.3. Kegiatan Promosi Perusahaan............................................................ 44
4.3.1. Periklanan................................................................................ 44
4.3.2. Promosi Penjualan................................................................... 46
4.3.3. Publisitas.................................................................................. 47
4.3.3.1. Sponsorships .............................................................. 47
4.4 Analisis Kriteria dalam Hierarki Keputusan..................................... 49
4.4.1. Faktor-faktor penyusun Strategi LPM Chic’s Condet............. 50
4.4.2. Tujuan Promosi LPM Chic’s Condet ...................................... 52
4.4.3. Aktor yang berpengaruh dalam Pemilihan Strategi LPM
Chic’s Condet.......................................................................... 53
4.4.4. Alternatif Strategi Promosi LPM Chic’s Condet ...................... 54
4.5. Analisa Pemilihan Strategi Promosi dengan Menggunakan Metode
AHP ................................................................................................. 55
4.6. Analisa Perhitungan AHP Pada Hierarki Penyusunan Strategi
Promosi LPM Chic’s Cabang Condet……………………………… 57
4.6.1. Pengolahan Horisontal............................................................. 58
4.6.2. Pengolahan data secara Vertikal.............................................. 66
4.7. Implikasi Hasil Perhitungan AHP...................................................... 71
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 75
1. Kesimpulan........................................................................................... 75
2. Saran..................................................................................................... . 76
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 77
LAMPIRAN................................................................................................... 80
x
x
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Jumlah perusahaan jasa-jasa menurut Klasifikasi Lapangan Usaha
dan tahun mulai beroperasi ............................................................ 2
2. Jumlah Waralaba di Indonesia menurut bidang usahanya.............. 5
3. Skala banding secara berpasangan.................................................. 29
4. Nilai Random Index (RI) ................................................................ 31
5. Perbandingan Biaya Pendidikan LPM Chic’s dengan Sekolah
Musik Purwacaraka......................................................................... 39
6. Bobot dan prioritas (Unsur Faktor Penyusun Strategi Promosi
LPM Chic’s Cabang Condet).......................................................... 59
7. Bobot dan prioritas (Unsur Aktor Penyusun Strategi Promosi
LPM Chic’s Cabang Condet).......................................................... 61
8. Bobot dan prioritas (Unsur Tujuan Penyusun Strategi Promosi
LPM Chic’s Cabang Condet).......................................................... 63
9. Laporan Data Siswa LPM Chic's Condet Periode April –
Desember 2008 ............................................................................... 64
10. Bobot dan prioritas (Unsur Alternatif Penyusun Strategi Promosi
LPM Chic’s Cabang Condet).......................................................... 65
11. Susunan bobot dan prioritas Aktor yang berkepentingan dalam
strategi promosi LPM Chic’s Condet.............................................. 66
12. Susunan bobot dan prioritas Tujuan yang berkepentingan
dalam strategi promosi LPM Chic’s Condet .................................. 67
13. Susunan bobot dan prioritas Alternatif yang dipilih perusahaan.... 70
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Grafik pertumbuhan franchise Asing dan Lokal di Indonesia..... 4
2. Kerangka pemikiran penelitian.................................................... 24
3. Kerangka pemikiran hierarki proses............................................ 27
4. Skema perhitungan metode AHP ................................................. 34
5. Struktur organisasi LPM Chic’s Cabang Condet......................... 36
6. Hierarki Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet .............. 56
7. Hasil perhitungan vertikal struktur hierarki strategi promosi LPM
Chic’s Cabang Condet ................................................................. 74
2
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Struktur organisasi Chic’s Pusat.................................................... 80
2. Brosur LPM Chic’s Cabang Condet.............................................. 81
3. Kuesioner AHP.............................................................................. 83
4. Estimasi pemasukkan dan pengeluaran tahun pertama ................. 90
5. Program Training LPM Chic’s...................................................... 92
6. Jadwal kegiatan promosi bulan februari 2009............................... 93
7. Jadwal kegiatan training tahunan .................................................. 95
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu tugas negara terpenting karena pendidikan
merupakan kebutuhan pokok manusia yang istimewa (Faure dalam Tambunan,
2004). Pendidikan merupakan hak pribadi manusia yang berakar dalam aneka
kebutuhan pokok manusia sebab manusia tidak bisa mengembangkan hidupnya
tanpa pendidikan minimum dan bermutu. Manusia memerlukan pendidikan untuk
mendapatkan pengetahuan yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan merupakan suatu investasi SDM (human capital investment) yang
memungkinkan setiap warga negara untuk berperan serta serta memberikan andil
dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Setiap warga negara harus
mampu mengembangkan dirinya agar menjadi produktif sehingga dapat lebih
bernilai (Suryadi, 2003), dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah
salah satu kebutuhan penting manusia untuk berkembang didalam masyarakat suatu
negara.
Tempat untuk mendapatkan pendidikan umumnya didapatkan dari sekolah
atau pendidikan formal, meskipun demikian jasa pendidikan luar sekolah masih
diminati orang untuk mendapatkan pendalaman materi atau mengembangkan
ketrampilan dan bakat tertentu. Sekolah merupakan institusi yang menyediakan
pengajaran bagi siswa untuk mendapatkan pengetahuan secara berjenjang, namun
ketersediaan materi pendidikan yang diberikan sekolah terkadang masih kurang
cukup. Hal ini menyebabkan orang masih mencari kebutuhan pengetahuan diluar
sekolah, beberapa contohnya adalah bimbingan belajar dan jasa pendidikan lainnya
seperti lembaga pendidikan musik.
Bisnis jasa di Indonesia masih merupakan peluang bisnis yang cukup
menjanjikan untuk dikembangkan. Hal ini mengingat jumlah penduduk Indonesia
sudah mencapai 222 juta jiwa pada tahun 2006 dengan tingkat pertumbuhan 1,3%
tiap tahunnya (BPS, 2007). Bisnis jasa memiliki keunikan tersendiri bila
dibandingkan dengan bisnis barang atau produk karena jasa sendiri merupakan
2
sesuatu yang tidak dapat dilihat secara kasat mata namun dapat dirasakan
manfaatnya. Kekuatan utama bisnis ini adalah kehadiran manusia sebagai modal
utama, keterlibatan manusia dalam proses penyampaian manfaat dari produsen ke
konsumen menjadi faktor penentu dalam keberhasilan suatu bisnis jasa. Teori ini
didukung oleh Ruskin, 2005 pada bukunya yang berjudul “marketing your service
business” ia mengemukakan suatu konsep hubungan yang menyatakan bahwa
manusia merupakan suatu aset yang sangat berharga dalam sektor jasa dengan kata
lain jasa adalah bisnis manusia.
Bisnis jasa di Indonesia telah berkembang sejak lama sebelum kemerdekaan
RI dan terus mengalami pertumbuhan hingga saat ini. Saat ini Indonesia memiliki
lebih dari dua juta perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa (Tabel 1). Data
mengenai Perusahaan Jasa-jasa Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha dan Tahun
Mulai Beroperasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah perusahaan jasa-jasa menurut klasifikasi lapangan usaha dan
tahun mulai beroperasi
Klasifikasi lapangan Usaha < 1997 1997-1999 2000-2005 2006
Real estate 130.728 70.928 314.811 18.403
Jasa persewaan mesin dan peralatannya,
barang-barang keperluan pribadi dan rumah
tangga
36.521 24.626 118.040 8.496
Jasa komputer, penelitian dan
pengembangan, serta jasa perusahaan
lainnya
14.744 8.203 50.541 6.974
Jasa pendidikan 231.253 24.536 81.546 4.037
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 72.566 20.826 69.476 4.987
Jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga 11.563 6.282 67.567 10.216
Jasa kebersihan, kegiatan organisasi dan
kegiatan lainnya
335.835 123.263 509.046 46.606
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 5.939 2.746 11.787 878
Total 839.149 281.410 1.222.814 100.597
Sumber :Sensus BPS, 2006
3
Tabel 1 menunjukkan peningkatan jumlah perusahaan jasa dari tahun ke
tahun. Terlihat pada sebelum tahun 1997 perusahaan yang mulai beroperasi
sebanyak 839.149 usaha, kemudian tumbuh baru lagi antara tahun 1997 sampai
dengan tahun 1999 sebanyak 281.410 walaupun di masa itu Indonesia mengalami
krisis moneter. Keadaan ini terus meningkat hingga setelah tahun 1999 terdapat
penambahan sebanyak 1.222.814 usaha. Pada tahun 2006 sendiri perusahaan jasa
yang mulai beroperasi mencapai 100.597 usaha, hal ini menunjukkan bahwa bisnis
jasa di Indonesia masih terus diminati para pelaku usaha di Indonesia.
Salah satu bentuk pengelolaan jasa yang sedang marak saat ini adalah sistem
kemitraan atau franchising. Franchising atau waralaba pertama kali dikembangkan
di Amerika oleh Isaac Singer pada tahun 1850, ia adalah orang yang berhasil
mengembangkan mesin jahit yang kemudian mulai mendistribusikan mesin jahit
tersebut dengan merk singer dengan sistem kemitraan. Kemudian, sistem yang
dikembangkan ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S
Pemberton, pendiri Coca Cola. Walaupun Franchise dipopulerkan di negara
Amerika Serikat, namun asal mula kata Franchise berawal dari Eropa, yaitu
Perancis dan Inggris. Kata Franchise sendiri bermakna "kebebasan" (Freedom)
(Wikipedia, 2008)
Konsep franchise sendiri di Indonesia mulai berkembang pada tahun
1970an, dengan berdirinya Kentucky Fried Chicken (KFC), Swensen, dan Shakey
Pizza’s yang kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven Pada tahun 1990,
seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, politik yang stabil
dan keamanan yang terjamin, para investor dari luar negeri mulai melirik Indonesia
dan franchise asing mulai mengisi pasar Indonesia. Trend ini diikuti oleh para
franchiser lokal indonesia, dimana pada tahun 1992 terdapat enam franchiser lokal
yang mulai diusahakan, namun jumlah ini belum sebanyak franchiser asing yang
mencapai 29 franchiser pada tahun yang sama. Keadaan ini kemudian mulai
berubah selama kurun waktu 1998 - 2004, dimana waralaba lokal tumbuh rata-rata
14,7% per tahun bersaing dengan waralaba asing yang hanya 7% pertahunnya. Data
mengenai pertumbuhan franchiser lokal dan asing disajikan pada Gambar 1.
4
Gambar 1. Grafik pertumbuhan Franchise Asing dan Lokal di Indonesia
(Sukandar, 2007)
Ketika franchise asing mengalami penurunan di Indonesia justru franchise
lokal mulai menunjukkan peningkatan mengalahkan franchise asing yang
merupakan pelopor bisnis franchise di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
1, dimana antara tahun 2004 - 2006 jumlah franchise lokal meningkat tajam
mengalahkan jumlah franchise asing.
Berbagai macam jenis bidang waralaba terus berkembang di Indonesia,
mulai dari makanan, otomotif, penginapan dan travel, komputer dan internet, jasa
pendidikan sampai dengan bisnis retail. Salah satu bidang Franchise lokal yang
tumbuh cukup pesat adalah jasa pendidikan. Keberadaan franchise ini terus
berkembang hampir mengalahkan franchise makanan yang datang lebih dulu, pada
tahun 2006 tercatat lima puluh dua bidang usaha pendidikan yang ditawarkan secara
waralaba (Tabel 2). Keunggulan jenis Waralaba pendidikan adalah bidang ini
memiliki sistem yang lebih jelas dan output yang mudah terlihat bila dibandingkan
dengan franchise lainnya waralaba (Sinar Harapan, 2003).  
5
Tabel 2. Jumlah Waralaba di Indonesia menurut bidang usahanya
Bidang usaha Jumlah
Restoran/kafe/food outlet 111
Pendidikan/kursus 52
Spa & health center 9
Refill tinta 5
Salon 5
Travel 3
Rental VCD/DVD 3
Sumber: SSA Franchise Consulting dalam Bisnis.com, 2006
Lembaga Pendidikan Music Chic’s (LPM Chic’s) merupakan salah satu jasa
pendidikan musik lokal yang menggunakan sistem pengelolaan kemitraan atau
franchising. Awal berdirinya LPM chic's dimulai pada tanggal 1 Januari 1997
dimana LPM Chic’s dikukuhkan sebagai Lembaga Pendidikan Musik oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya LPM Chic’s merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat-alat musik namun
dengan semakin terbukanya peluang perusahaan ini mulai mengembangkan
usahanya dengan membuka lembaga pendidikan musik. Beberapa program LPM
Chic’s yang ditawarkan adalah berbagai jenis kursus atau pendidikan musik seperti
keyboard, gitar elektrik, gitar bass, gitar klasik, drum, vokal, biola, kelas spesialisasi
dan kelompok cinta music (untuk anak berusia tiga sampai lima tahun). Saat ini
LPM Chic’s Music memiliki lima cabang yang tersebar di daerah Jabotabek juga
Sumatera.
1.2. Perumusan Masalah
Pada tahun 2008 Franchise LPM Chic’s membuka cabang baru yang
merupakan cabang keenam di wilayah Jakarta Timur tepatnya di Jalan Raya Condet
No.30A, cabang dari Lembaga Pendidikan musik Chic’s ini merupakan cabang yang
dibuka dengan sistem kemitraan waralaba (franchising). Sebagai cabang yang baru
beroperasi LPM Chic’s dihadapkan dengan keberadaan dari para pesaing bisnis
dengan usaha sejenis. Para pesaing ini umumnya memiliki wilayah yang sama
dengan lokasi dimana perusahaan berdiri, diantaranya Purwacaraka Music School
yang berada di Jalan Balai Pustaka Timur 39 Rawamangun, Jakarta Timur, Bina
6
Cipta Musik Indonesia di Jalan Utan Kayu Raya 17, Jakarta Timur dan Faasto
School Music Jalan Balai Pustaka Timur Bl B-3/39 Rawamangun, Jakarta Timur.
Lembaga Pendidikan ini bersaing dalam mendapatkan pangsa pasar yang umumnya
diisi dengan siswa dibangku sekolah mulai dari SD sampai dengan SMA.
Lingkungan persaingan ini menyulitkan LPM Chic’s cabang Jakarta Timur sebagai
pendatang baru untuk mendapatkan pangsa pasarnya. Oleh sebab itu, untuk
mendapatkan pangsa pasar dan menghadapi persaingan ini diperlukan strategi yang
tepat.
LPM Chic’s cabang Condet ini didirikan oleh salah satu pemegang lisensi
franchiser yang telah diberikan secara khusus oleh LPM chic’s pusat sebagai
pemilik lisensi. Sebagai perusahaan yang berdiri menggunakan sistem kemitraan
franchising, LPM Chic’s cabang Condet ini telah dibekali oleh produk dan sistem
yang sudah terlebih dahulu dikembangkan oleh LPM Chic’s pusat sebagai pemilik
lisensi, dalam arti lain produk dan sistem telah benar-benar siap dan tinggal
menunggu untuk dipasarkan. Agar produk tersebut laku dijual kemasyarakat atau
konsumen, maka masyarakat ataupun konsumen perlu mengetahui akan kehadiran
produk tersebut, berikut manfaat, harga, dimana dapat diperoleh dan kelebihan
produk dibandingkan produk pesaing. Untuk itu suatu kegiatan pemasaran perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Promosi merupakan salah satu fungsi dalam bauran pemasaran yang dapat
digunakan perusahaan untuk mengenalkan produknya. Promosi merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Melalui kegiatan ini
perusahaan dapat berkomunikasi kepada konsumennya dengan menggunakan
berbagai kegiatan promosi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan target
yang diinginkan oleh perusahaan. Menurut Tjiptono, 2005 pada hakekatnya promosi
adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Pentingnya penggunaan promosi ini juga
ditegaskan olehnya, dengan mengatakan bahwa betapapun berkualitasnya suatu
7
produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk
itu akan berguna bagi mereka tidak akan pernah membeli atau menggunakannya.
Ada berbagai bentuk alternatif kegiatan promosi yang dapat digunakan
perusahaan untuk memasarkan produknya sehingga perusahaan perlu merumuskan
strategi promosi apa yang tepat untuk digunakan perusahaan. Berbagai aspek yang
berkaitan dengan kegiatan promosi sebaiknya menjadi bahan pertimbangan
perusahaan untuk membantu perusahaan dalam memutuskan kegiatan promosi yang
akan dijalankan. Hal ini penting untuk dilakukan agar kegiatan promosi yang akan
dijalankan sesuai dengan keadaan perusahaan dan sejalan dengan tujuan yang ingin
dicapai perusahaan. Pelaksanaan strategi promosi yang tepat diharapkan dapat
membantu keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya dan memberi
keunggulan perusahaan dalam persaingan.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini
adalah:
1. Bagaimana bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan
LPM Chic’s Cabang Condet ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi promosi Lembaga
Pendidikan Musik LPM Chic’s Cabang Condet ?
3. Alternatif strategi promosi apakah yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan
keadaan perusahaan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah:
1. Mengidentifikasi bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Lembaga
Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet.
2. Menentukan faktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi
Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet.
3. Menyusun alternatif strategi promosi sebagai masukkan yang diharapkan
memberikan manfaat bagi Lembaga Musik LPM Chic’s Cabang Condet.
8
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat membantu memberikan masukan dan
pertimbangan bagi strategi promosi yang akan dikembangkan. Manfaat lainnya
adalah dapat memberikan gambaran bagi perusahaan dalam membuat rencana
dan strategi yang baik dan terarah untuk mengembangkan strategi pemasaran
pada Lembaga Musik LPM Chic’s dimasa yang akan datang secara efektif dan
efisien.
2. Bagi peneliti, merupakan tambahan pengetahuan dari dunia praktisi yang sangat
berharga untuk disinkronkan dengan pengetahuan teoritis yang diperoleh di
bangku kuliah.
3. Bagi pihak lain, merupakan informasi untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini hanya menganalisis strategi promosi
yang dijalankan oleh LPM Chic’s cabang Condet, mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi LPM Chic’s cabang Condet
dan merumuskan alternatif strategi promosi perusahaan berdasarkan kendala
yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki. Oleh karena itu, hasil akhir yang
dapat direkomendasikan kepada pihak perusahaan dari penelitian ini adalah
sebatas prioritas alternatif strategi promosi berdasarkan pengolahan AHP dan
tidak disertai dengan analisis mengenai perbandingan antara biaya dan manfaat.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Musik
Menurut Wikipedia (2008) musik adalah bunyi yang diterima oleh individu
dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi
sejati tentang musik juga bermacam-macam :
1. Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya
2. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan
disajikan sebagai musik
Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.
2.2. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu
yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi (Wikipedia, 2008).
2.3. Pendidikan Luar Sekolah (Informal)
Menurut Komunikasi Pembaruan Nasional Pendidikan, pendidikan luar
sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan
terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan
maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan
mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan
baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan
keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
Jenis-jenis pendidikan yang ada pada pendidikan luar sekolah (PLS),
menurut Sudjana (1996) di antaranya adalah:
10
1. Pendidikan Massa (Mass education)
Pendidikan massa yaitu kesempatan pendidikan yang diberikan
kepada masyarakat luas dengan tujuan yaitu membantu masyarakat agar
mereka memiliki kecakapan dalam hal menulis, membaca dan berhitung
serta berpengetahuan umum yang diperlukan dalam upaya peningkatan taraf
hidup dan kehidupannya sebagai warga negara. Istilah Mass education
menunjukan pada aktifitas pendidikan di masyarakat yang sasarannya
kepada individu-individu yang mengalami keterlantaran pendidikan, yaitu
individu yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan melalui jalur
sekolah, tetapi putus di tengah jalan dan belum sempat terbebas dari kebuta-
hurufan. Mass education ini dapat dikatakan semacam program
pemberantasan buta huruf atau program keaksaraan, tentu saja tidak
bertujuan supaya orang-orang didiknya sekedar baca-tulis, tetapi juga
supaya memperoleh pengetahuan umum yang relevan bagi keperluan
hidupnya sehari-hari. Individu yang menjadi sasarannya adalah pemuda-
pemuda dan orang dewasa dan pelaksanaannya dalam bentuk kursus-kursus.
2. Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education)
Pendidikan orang dewasa yaitu pendidikan yang disajikan untuk
membelajarkan orang dewasa. Dalam salah satu bukunya tentang
pendidikan luar sekolah, Sudjana (1996) menerangkan bahwa pendidikan
orang dewasa adalah pendidikan yang diperuntukkan bagi orang-orang
dewasa dalam lingkungan masyarakatnya, agar mereka dapat
mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan
kualifikasi teknik dan profesi yang telah dimilikinya, memperoleh cara-cara
baru serta merubah sikap dan perilakunya.
3. Pendidikan Perluasan (Extension Education)
Secara umum diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan diluar lingkungan sekolah biasa. Kegiatan yang
diselenggarakan Pendidikan Luar Sekolah adalah meliputi seluruh kegiatan
pendidikan baik pendidikan yang dilaksanakan di luar sistem pendidikan
sekolah yang dilembagakan ataupun yang tidak dilembagakan.
11
2.4. Strategi Pemasaran
Menurut Kotler (2007) pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial dengan mana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapat apa
yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan
pertukaran produk-produk yang bernilai. Pemasaran memperhatikan hubungan
timbal balik yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan
kebutuhan konsumen, serta aktivitas pesaing. Adapun tujuan pemasaran adalah
mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok
dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran
menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana
membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa
peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran,
merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta
mengawasi usaha pemasaran.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan
serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan
pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan
sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas
meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga
setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu total
(total quality management).
2.5. Bauran Pemasaran
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran
pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan
dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu
segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Bauran pemasaran
merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau
kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan
seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian
12
perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja,
akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel bauran pemasaran tersebut,
untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif ( Kotler, 2007)
Payne, 2000 dalam bukunya yang berjudul “The Essence of Service
Marketing” menyebutkan ada tujuh elemen bauran pemasaran untuk jasa. Ketujuh
elemen tersebut yaitu produk (product), tempat (place), harga (price), orang
(people), proses (process), pelayanan (service) dan bukti fisik (physical evidence).
2.6. Pemasaran Jasa
Menurut Lupiyoadi (2001) pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran
produk karena secara kasat mata tidak dapat dilihat dan menimbulkan berbagai
permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Seperti yang
dikemukakan oleh Kotler, 2000 bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Ada enam
karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu tidak nampak
(intangibility), tidak dapat disimpan (Perishability), bervariasi (Heteroginity), tidak
dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi (inseparability), sangat tergantung
pada kinerja karyawan (people based) dan hubungan dengan konsumen secara
langsung (contact customer).
Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu
perlunya keterlibatan secara langsung karyawan dalam proses penyampaian
(delivery process), sehingga karyawan menjadi ujung tombak keberhasilan jasa.
Tetapi dengan perkembangan teknologi ketergantungan terhadap karyawan dapat
dieliminasi dan hubungan langsung kekonsumen yang sangat besar biayanya
dapat dikurangi. Misalnya: bisnis perbankan pada saat ini menggunakan ATM
(Anjungan Tunai Mandiri) untuk membantu konsumen melakukan pelayanan
sendiri (self service) berbagai keperluan yang berkaitan dengan keuangannya.
2.7. Promosi Pemasaran
Latar belakang dari penelitian ini didasarkan oleh teori dari salah satu
bauran pemasaran yaitu promosi. Menurut Tjiptono (2005) dalam buku Pemasaran
13
Jasa menyatakan promosi pemasaran berperan bagi perusahaan jasa tidak hanya
sekedar memberikan informasi penting mengenai produk jasa yang ditawarkan
perusahaan, tetapi juga sangat bermanfaat untuk mempengaruhi dan membujuk
konsumen untuk membeli jasa perusahaan dibanding pesaing. Aspek ini
berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar
tentang produk atau jasa yang dijual, tempat dan saatnya.
Alat untuk melaksanakan pemberian infomasi ini disebut dengan nama
bauran promosi, dalam buku Kotler (2007) ia terdiri dari lima jenis, yaitu:
1. Periklanan (Advertising) merupakan alat utama bagi pengusaha untuk
mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha
lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk
poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.
2. Penjualan Perorangan (Personal selling) merupakan kegiatan perusahaan untuk
melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak
langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif
antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam
penjualan perorangan adalah: penjualan kerumah-rumah (door to door selling,
penawaran melalui surat (mail order), penjualan melalui telepon, dan
penjualan langsung (direct selling).
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) merupakan kegiatan perusahaan untuk
menjajakan produk yang dipasarkarlnya sedemikian rupa sehingga konsumen
akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan
pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.
4. Penjualan Langsung (Direct Marketing) merupakan kegiatan pemasaran yang
berinteraksi langsung kepada konsumen melalui berbagai media periklanan
(advertising), dan secara general mendorong konsumen memberikan respon
langsung. Bentuk-bentuk pemasaran langsung (direct selling) yang umum
ditemui seperti surat langsung, telemarketing, pemasaran internet. Bila kita
cermati bentuk-bentuk kegiatan ini memiliki empat karakteristik khusus, yaitu
bersifat tidak umum, disesuaikan dengan orangnya, mutakhir dan interaktif.
14
5. Publisitas (Pubilicity) merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh
perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada
konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang
dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan
publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas
merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat
secara tepat, sehingga sering disebut sebagai usaha untuk mensosialisasikan
atau memasyarakatkan .
Pencapaian strategi yang efektif harus dilakukan dengan mengkombinasikan
komponen-komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk
berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi bauran promosi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Jenis Pasar Produk
Alokasi promosi berbeda-beda antara pasar konsumen dan bisnis.
Pemasar konsumen mengeluarkan uang secara berturut-turut untuk promosi
penjualan, iklan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat. Pemasar bisnis
mengeluarkan uang secara berturut-turut untuk penjualan pribadi, promosi
penjualan, iklan dan hubungan masyarakat. Sejumlah penelitian mengeaskan
peran iklan dalam pasar bisnis. Iklan yang dikombinasikan dengan penjualan
pribadi dapat meningkatkan penjualan pada pasar bisnis, iklan pada
perusahaan dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan memudahkan tenaga
penjual dalam mengadopsi produk dan menjualnya. Pada umumnya penjualan
pribadi lebih banyak digunakan untuk barang yang rumit, mahal dan beresiko
dan dipasar dengan penjual yang lebih besar dengan jumlah yang lebih sedikit.
Tenaga penjual pada pasar konsumen memiliki empat sumbangan penting
yaitu posisi persediaan yang meningkat, pembangunan antusiasme, penjualan
misioner dan manajemen pelanggan utama. (Kotler, 2007).
2. Pelanggan
Dalam kaitannya dengan pelanggan, ada dua strategi yang dapat
digunakan dalam menentukan strategi promosi (Tjiptono, 2002), yaitu :
15
a.Push Strategi, yaitu aktivitas promosi produsen kepada perantara (biasanya
penjualan perorangan dan trade promotion), dengan tujuan agar para perantara
itu memesan, kemudian menjual, serta mempromosikan produk yang
dihasilkan produsen.
b. Pull Strategy, yaitu aktivitas promosi produsen kepada konsumen akhir
(biasanya dengan iklan dan consumer promotion), dengan tujuan agar mereka
mencarinya pada para perantara, yang pada gilirannya melalui perantara
memesan produk yang dicari konsumen kepada produsen.
3. Luas Cakupan Geografis
Karakteristik dari kriteria pemilihan alat promosi adalah besarnya
cakupan geografis dari target audiens. Jika target audiensnya skala nasional,
maka lebih efektif bila menggunakan alat komunikasi massal, seperti
periklanan dan promosi penjualan. Begitu, pun halnya dengan beberapa
kegiatan bisnis spesial membutuhkan perhatian untuk menjelaskan, desain,
demonstrasi, pemasangan dan membutuhkan pelayanan servis kompleks.
Dalam keadaan ini penjualan perorangan memberikan pengaruh yang lebih
baik. Alat-alat dari komunikasi pemasaran memungkinkan sebuah organisasi
untuk berkomunikasi melalui skala nasional ataupun internasional melalui
periklanan dan teknologi seperti satelit, atau kepada satu orang atau suatu
komunitas tertentu dengan bantuan pernjualan perorangan dan bantuan
rekomendasi dari mulut ke mulut (Fill, 2002).
4. Tahap Kesiapan Membeli
Alat-alat promosi berbeda-beda dalam keefektifan biaya sesuai dengan
tahap kesiapan pembeli yang berbeda dan tujuan yang ingin dicapai Efektivitas
dari masing-masing alat promosi dapat ditelusuri dari proses keputusan
membeli. Iklan dan pemberitaan memegang peranan terpenting dalam tahap
pembangunan kesadaran, sedangkan penjualan pribadi lebih efektif untuk
kegiatan promosi dan perilaku pembelian. Pengertian pelanggan terutama
dipengaruhi iklan dan penjualan pribadi. Keyakinan pelanggan sangat
dipengaruhi penjualan pribadi. Penutupan penjualan kebanyakan dipengaruhi
16
penjualan pribadi, promosi penjualan dan sisanya oleh iklan yang
mengingatkan (Fill, 2002)
5. Tahap siklus hidup produk
Alat-alat promosi juga memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda
sesuai dengan tahap siklus hidup produk yang berbeda. Pada tahap
pengenalan, iklan dan pemberitaan memiliki tingkat efektivitas biaya tertinggi,
disusul penjualan pribadi untuk memperoleh jangkauan distribusi dan promosi
penjualan untuk mendorong konsumen mencobanya. Pada tahap pertumbuhan,
permintaan mempunyai momentumnya sendiri melalui cerita dari mulut
kemulut. Pada tahap ini sebaiknya mulai menggunakan penjualan perorangan
(personal selling). Pada tahap kematangan secara berturut-turut promosi
penjualan, iklan dan penjualan pribadi semuanya makin berperan penting,
untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Pada tahap
penurunan, promosi penjualan tetap berperan kuat, iklan dan pemberitaan
berkurang dan wiraniaga hanya memberikan sedikit perhatian pada produk
tersebut, untuk memperlambat penurunan penjualan produk (Kotler, 2005)
6. Anggaran
Jika perusahaan memiliki dana promosi yang besar, maka peluangnya
untuk menggunakan iklan yang bersifat nasional juga besar. Sebaliknya dana
yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat memilih penjualan perorangan
(personal selling), promosi penjualan (sales promotion) atau iklan bersama
dalam wilayah lokal atau regional (Tjiptono, 2002).
7. Pesaing
Perusahaan dapat mempertimbangkan strategi promosi yang akan dijalankan
berdasarkan aktivitas promosi yang dijalankan pesaing atau menyesuaikan
dengan tingkat persaingan yang ada dalam industri tersebut (Kotler, 2005)
8. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan strategi yang akan digunakan untuk
memenangkan persaingan yang terjadi dalam pasar. Keberhasilan suatu
perusahaan dalam mencari keuntungan banyak bergantung pada strategi dasar
ini (Fitriana, 2005). Harga yang tinggi sering dianggap pelanggan berkorelasi
17
positif dengan kualitas yang juga tinggi, maka penggunaan iklan lebih tepat
untuk mengkomunikasikan kualitas dari produk-produk yang harganya mahal.
Jika pendistribusian dilakukan secara langsung, maka karakteristiknya
mensyaratkan penggunaan penjualan perorangan, sedangkan bila secara tidak
langsung, maka dibutuhkan iklan karena terbatasnya jumlah armada penjual
yang dipakai (Tjiptono, 2002).
2.8. Waralaba atau Franchising
Definisi waralaba menurut waralaba.com (2008) suatu pola kemitraan
usaha antara perusahaan yang memiliki merek dagang dikenal dan sistem
manajemen, keuangan dan pemasaran yang telah mantap, disebut pewaralaba,
dengan perusahaan/individu yang memanfaatkan atau menggunakan merek dan
sistem milik pewaralaba, disebut terwaralaba. Pewaralaba wajib memberikan
bantuan teknis, manajemen dan pemasaran kepada terwaralaba dan sebagai imbal
baliknya, terwaralaba membayar sejumlah biaya (fees) kepada pewaralaba.
Hubungan kemitraan usaha antara kedua pihak dikukuhkan dalam suatu perjanjian
lisensi/waralaba.
Pengertian dari franchise ini juga dirumuskan pada Peraturan Menteri
Perdagangan (no. 12/2006). Waralaba (franchise) adalah perikatan antara
Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dimana Penerima Waralaba
diberikan hak untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan dan/atau
menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang
dimiliki Pemberi Waralaba dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh Pemberi Waralaba dengan sejumlah kewajiban menyediakan
dukungan konsultasi operasional yang berkesinambungan oleh Pemberi Waralaba
kepada Penerima Waralaba.
Menurut International Franchise Association dalam waralaba.com (2008),
secara umum terdapat beberapa bentuk format bisnis waralaba, yaitu Unit
franchising, Area development franchising, Subfranchising, Conversion or
affiliation franchising dan Nontraditional franchising. Secara rinci kelima jenis
franchise tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
18
1. Unit Waralaba (Unit Franchising)
Bentuk waralaba ini adalah yang paling umum, dalam unit franchise,
pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjalankan
sejumlah satu (single) bisnis waralabanya dalam lokasi atau daerah
yang telah ditentukan. Ada dua pihak yang berkepentingan dalam
bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba.
2. Area Developer (Area Development Franchising)
Area development franchising, pewaralaba memberikan hak kepada
terwaralaba (disebut area developer) suatu daerah tertentu yang harus
dikembangkan. Terwaralaba tersebut memiliki hak dan kewajiban untuk
membuka dan mengoperasikan sendiri sejumlah unit waralaba tertentu
sesuai dengan jadwal rencana pengembangan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Biasanya, jika target jadwal rencana pengembangan
waralaba yang bersangkutan tidak tercapai, pewaralaba akan
memutuskan kontrak perjanjian pengembangan waralaba pada daerah
tersebut. Walau begitu, unit waralaba yang telah berdiri tetap dapat
dioperasikan oleh terwaralaba. Ada dua pihak yang berkepentingan
dalam bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba.
3. Unit Waralaba (Subfranchising)
Subfranchising, kadang disebut juga master franchising, sifatnya mirip
dengan area development franchising, hanya saja bentuk waralaba ini
melibatkan 3 pihak. Perbedaannya adalah, pada bentuk waralaba ini
franchisee memiliki pilihan antara membuka sendiri unit waralabanya
atau menjual kembali unit waralaba (sub franchising) kepada pihak lain
(ke-3), selama tujuan pengembangan waralaba dalam suatu daerah
dapat tercapai. Bentuk kesepakatan ini umum digunakan oleh sistem
waralaba internasional (terutama pewaralaba Amerika Serikat),
biasanya disebut dengan “master franchising”, dan franchisee sebagai
sub franchisor disebut sebagai “master franchisee”.
4. Afiliasi (Affiliation or Conversion Franchising)
Bentuk waralaba ini terjadi jika seorang pemilik dari suatu bisnis yang
19
telah berjalan ingin berafiliasi dengan suatu jaringan waralaba yang
telah terkenal. Tujuannya adalah agar bisnis tersebut dapat
memanfaatkan keuntungan dari merek terkenal dan juga sistem operasi
dari jejaring waralaba yang bersangkutan. Dalam affiliation franchising
ini, terwaralaba biasanya diperbolehkan untuk tetap menggunakan
merek lama yang telah mereka miliki diikuti dengan merek terkenal dari
sang pewaralaba. Bentuk waralaba ini banyak diterapkan di industri
perhotelan.
5. Non-traditional Franchising
Pada bentuk waraba ini, pewaralaba menjual waralabanya untuk
ditempatkan pada tempat-tempat tertentu yang khusus. Misalkan, suatu
unit waralaba yang dijual didalam lokasi bisnis (misal: ritel) milik
orang lain. Dalam hal ini pewaralaba membuat dua perjanjian, yaitu
perjanjian dengan terwaralaba dan perjanjian dengan pemilik bisnis.
2.9. Metode Analytical Hierarcy Process
Analytical Hierarcy Process dikembangkan oleh Thomas Saaty pada tahun
1970an. AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model
matematik. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria
dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria.
Ketika dilakukannya pengambilan keputusan dalam perencanaan strategi
sangatlah penting untuk mengevaluasi setiap kemungkinan alternatif dengan baik.
Dalam beberapa situasi pengambilan keputusan strategi promosi seringkali
dihadapkan dengan situasi dimana banyaknya faktor menjadi suatu kendala. Hal ini
membuat keputusan tersebut sulit untuk diambil dan meningkatkan kebutuhan
dilakukannya pendekatan tertentu, yang memungkinkan para pengambil keputusan
untuk memecahkan proses evaluasi tersebut dalam beberapa tingkatan faktor-
faktor yang berbeda tetapi masih saling terkait.
Metode AHP adalah kerangka kerja yang komprehensif, logis dan
terstruktur. Metode ini memungkinkan dilakukannya pemahaman akan keputusan
yang kompleks dengan melakukan dekomposisi dari suatu masalah. Cara kerja
AHP sangatlah sederhana, metode ini dimulai dengan menyatukan semua
20
keputusan yang relevan dan kemudian dilakukan proses pembobotan untuk
memudahkan pengambil keputusan melihat tingkat kepentingan dari masing-
masing kriteria obyektif. Prosedur ini mengenalkan dan menyatukan pengetahuan
juga keahlian para partisipan dalam pengambilan keputusan, dengan memanfaatkan
penilaian subjektif. Tiga prinsip dasar dalam metode AHP ini, adalah peng-
dekomposisian masalah dari pengambilan keputusan, penilaian komparatif dari
setiap unsur dan pensintesisan dari masing-masing prioritas.
Saaty (1993) mengemukakan beberapa keuntungan penggunaan metode
AHP :
1. Memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan.
2. Mensintesis satu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda.
3. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan
memungkinkan alternatif terbaik.
4. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap
alternatif.
5. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam
menetapkan berbagai prioritas.
6. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem.
7. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan sistem berdasarkan sistem
kompleks.
2.10. Penelitian Terdahulu
Fitriana (2005) melakukan penelitian mengenai analisis strategi promosi
wisata arum jeram. Berdasarkan hasil penelitiannya, karakteristik kunjungan
menunjukkan bahwa, ingin mencoba tantangan merupakan alasan mencoba wisata
arum jeram, sebagian besar pengguna jasa memperoleh informasi dari teman dan
baru pertama kali mencoba wisata arum jeram. Faktor yang menjadi prioritas
penyusunan strategi promosi berturut-turut adalah anggaran, sumbe daya manusia,
karakteristik jasa, karakteristik pasar dan pesaing. Alternatif strategi promosi yang
tepat untuk dijalankan adalah meningkatkan frekuensi kegiatan promosi yang
dijalankan saat ini.
Penelitian mengenai promosi juga dilakukan oleh Yunida (2006) yaitu
21
analisis strategi promisi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV), yang
menganalisis faktor penyusun strategi promisi Trans TV. Hasil dari penclitian
tersebut mengidentifikasikan enam faktor yaitu anggaran promosi, pesaing, sumber
daya manusia karakteristik produk dan Segmentasi, Target, dan Positioning
perusahaan.
Kurniaty (2007) melakukan penelitian mengenai analisis strategi promosi
dengan menggunakan metode AHP pada perusahaan jasa Event Organizer CI
Production. Dari penelitian yang dilaksanakan, perusahaan CI Production perlu
meningkatkan kegiatan publisitas dan humas sebagai alternatif strategi pilihan
pertama dengan bobot 0,300. Alternatif selanjutnya adalah peningkatan kerjasama
dengan media partner (0,292), meningkatkan kegiatan pemasaran langsung (0,235),
meningkatkan kegiatan promosi terdahulu (0,093) dan meningkatkan kegiatan
periklanan sebagai alternatif strategi terakhir dengan bobot 0,080.
Zakiyah (2008) mengambil penenlitian mengenai analisis strategi promosi
jasa telekomunikasi Esia pada PT. Bakrie Telecom Tbk dengan menggunakan
metode AHP. Hasil dari penelitian terindentifikasi enam faktor yaitu anggaran
promosi, sumber daya manusia, karakteristik produk, karakteristik pasar,
Segmentation Targetng dan Positioning dan tingkat persaingan. Dari pengolahan
AHP didapatkan bahwa STP terindentifikasi sebagai faktor prioritas utama yang
mempengaruhi penyusunan strategi promosi Esia dengan bobot 0,445. Alternatif
strategi promosi bagi Esia yaitu meningkatkan intensitas promosi above the line,
baik melalui media cetak maupun elektronik, aktif melakukan promosi below the
line melalui berbagai kegiatan seperti event road show, flyering, diberbagai tempat
keramaian, sarana SMS, penempatan POS (Point of Sales) material ditempat-
tempat penjualan ketika peluncuran program atau produk baru (B), melakukan
peningkatan kegiatan direct selling dan direct marketing (C), aktif melakukan
promosi penjualan dengan program-program yang lebih menarik (D).Alternatif
yang diprioritaskan bagi Esia adalah meningkatkan intensitas promosi above the
line, baik melalui media cetak maupun elektronik dengan bobot 0,364.
22
III.METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Lembaga Pendidikan Music Chic’s merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa pendidikan musik. Perusahaan ini telah berdiri
sejak tahun 1997 dan masih berkembang hingga sekarang, melalui cabang-
cabangnya perusahaan ini mulai melakukan ekspansi untuk mendapatkan
pangsa pasar yang lebih besar.
LPM Chic’s Music Cabang Condet merupakan salah satu cabang yang
baru berdiri, perusahaan ini mulai beroperasi pada bulan April tahun 2008.
Sebagai perusahaan yang baru berdiri perusahaan menghadapi banyak
tantangan, salah satunya adalah keberadaan persaingan pasar antar
perusahaan yang serupa untuk mendapatkan pangsa pasar. Untuk itu
perusahaan dituntut untuk melakukan strategi pemasaran yang tepat agar
dapat mengkomunikasikan perusahaan dan jasa yang diberikan kepada
konsumen. Promosi merupakan salah satu strategi yang dapat dikembangkan
dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran.
Sesuai dengan tujuan akhir promosi adalah untuk meningkatkan hasil
perusahaan melalui peningkatan hasil penjualan, maka tujuan promosi yang
paling penting adalah untuk dapat menimbulkan tindakan dari calon pembeli
yang ditujunya, karena hal ini menandakan berhasil atau tidaknya suatu
promosi. Tujuan dasar dilaksanakannya promosi adalah untuk mempengaruhi
konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan penjual. Suatu promosi
yang dilaksanakan tanpa mempunyai tujuan sama saja dengan melaksanakan
pekerjaan yang sia-sia, untuk itu sebaiknya penentuan strategi promosi harus
dilakukan dengan hati-hati. Dalam penelitian ini penentuan strategi promosi
diawali dengan diadakannya analisis strategi promosi yang telah dilakukan
perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor,
aktor dan tujuan promosi yang dihubungkan dengan tujuan utama perusahaan
hingga pada akhirnya ditentukannya alternatif yang akan dijalankan.
23
Proses pengidentifikasian faktor-faktor,aktor dan tujuan promosi
sampai dihasilkannya alternatif dilakukan dengan menggunakan metode
AHP. Banyaknya faktor yang berpengaruh dalam penentuan strategi promosi
membuat pengambilan keputusan menjadi sulit untuk dilakukan. Metode
AHP merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan, metode ini
memungkinkan untuk dipecahkannya proses evaluasi menjadi beberapa
tingkat dari beberapa faktor yang mempengaruhinya dalam penelitian ini, hal
tersebut disajikan pada Gambar 2.
24
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
Penyusunan Struktur
Hierarki
Pembobotan dan
penghitungan pendapat
Alternatif Prioritas
Strategi Promosi
Rekomendasi kebijakan
strategi
Strategi pengembangan
promosi LPM Chic’s
Visi dan Misi
Pengidentifikasian atribut-
atribut dengan metode AHP
Faktor-faktor
yang berpengaruh
Aktor yang
terlibat
Alternatif yang
disarankan
Tujuan-tujuan
yang ingin dicapai
Bauran Pemasaran Jasa
25
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada LPM Chic’s Cabang Condet yang
beralamat di Jalan Raya Condet No.30A Kramat Jati, Jakarta Timur.
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan Desember 2008 sampai
dengan Februari 2009.
3.3. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan lapangan dan hasil
wawancara dengan pihak perusahaan yang memiliki kontribusi terhadap
perumusan strategi promosi perusahaan. Wawancara dilakukan dengan empat
orang responden dengan menggunakan kuesioner yang cara pengisiannya
dipandu oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran literatur
baik dari media cetak maupun elektronik, studi pustaka, internet dan
dokumen perusahaan.
Pemilihan responden dalam AHP dilakukan berdasarkan teknik
purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden, baik individu
atau lembaga yang dianggap mengerti permasalahan yang terjadi dan
mempunyai kemampuan dalam pembuatan kebijakan atau memberi masukan
dalam proses penentuan strategi. Responden yang dipilih adalah Komisaris
sebagai pemilik perusahaan, Direktur Utama, Staff Promosi dan Event dan
satu orang perwakilan siswa.
Metode analisis data yang akan digunakan yaitu Proses Hierarki
Analitik dengan menggunakan bantuan Expert Choice versi 11.5 dan
Microsoft Excel 2007. Expert Choice merupakan Sofware komputer untuk
menentukan pilihan-pilihan dalam pengambilan keputusan dengan
multikriteria yang berdasarkan metodologi pengambilan keputusan yang
dikembangkan oleh Saaty. Pendekatan AHP untuk pemilihan alternatif
dengan menangkap secara rasional persepsi orang, karena AHP mampu
mengkonversi faktor-faktor intangible (yang tidak terukur) kedalam aturan
yang biasa sehingga dapat dibandingkan.
Menurut Saaty (1993) dalam menyelesaikan persoalan dengan
menggunakan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, yaitu :
26
a.Decomposition. Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan
dekomposisi yaitu memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsur-
unsur, jika ingin mendapatkan hasil yang lebih akurat, pemecahan dan
dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan
pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingakatan
persoalan tadi.
b. Comparative Judgement. Prinsip ini membuat penilaian tentang
kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam
kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari
AHP, karena berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil
penilaian lebih baik jika disajikan dalam bentuk matriks (pairwise
comparison).
c.Synthesis of Priority. Dari setiap matriks pairwise comparison yang
kemudian dicari eigen vector untuk mendapatkan local priority. Karena
matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk
mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis diantara local
priority. Prosedur melakukan sintesis berbeda dengan bentuk hirarki.
Pengurutan unsur-unsur menurut kepentingan relatif melalui sintesis
dinamakan priority setting.
d. Logical Consistency. Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah
bahwa obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokan sesuai dengan
keseragaman dan relevansi, kedua adalah tingkat hubungan antara obyek
didasarkan pada kriteria tertentu.
Penelitian ini menggunakan struktur hierarki multikriteria yang saling
mempengaruhi antar tingkatan dimana setiap kriteria pada suatu tingkat
mempengaruhi setiap kriteria di bawahnya. Struktur hierarki ini digunakan
untuk mendapatkan prioritas dari kriteria-kriteria yang akan dirumuskan,
kerangka struktur hirarki yang digunakan dimuat pada Gambar 3.
27
Gambar 3. Kerangka pemikiran hierarki proses
3.3.1. Proses Hierarki Analitik (PHA)
Metode analisis data yang digunakan PHA, yaitu suatu
pendekatan yang digunakan berdasarkan masukan yang bertujuan untuk
menentukan perencanaan strategi promosi yang dilaksanakan untuk
mendapatkan strategi yang tepat dan optimal bagi kemajuan
perusahaan. Dalam AHP, penetapan prioritas kebijakan dilakukan
dengan menangkap secara rasional persepsi orang, kemudian
mengkonversi faktor-faktor yang intangible (yang tidak terukur)
kedalam ukuran yang biasa, sehingga dapat dibandingkan.
Tahapan atau langkah-langkah dalam analisis data menurut Saaty
(1993) adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Sistem
Identikasi sistem dilakukan dengan cara mempelajari beberapa
rujukan untuk memperkaya ide atau berdiskusi dengan para pakar
atau orang yang menguasai permasalahan untuk mendapatkan
konsep yang relevan dengan permasalahan dan mendefinisikan
Faktor 1
Fokus (Tujuan Utama)
Tujuan 1
Alternatif
A
Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4
Aktor 2 Aktor 3 Aktor 4Aktor 1
Tujuan 2 Tujuan 3
Alternatif
B
Alternatif
C
Alternatif
D
Alternatif
E
Alternatif
F
28
masalah serta mendapatkan solusi yang diinginkan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan dengan
menggunakan AHP dalam kerangka penentuan perencanaan.
Pemecahan masalah dan solusi yang diinginkan adalah mendapatkan
skenario optimal dari pengembangan strategi promosi, maka untuk
menyusun suatu analisis tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Penyusunan Hirarki
Dalam penyusunan hirarki atau struktur keputusan dilakukan
dengan mengelompokan elemen-elemen sistem atau alternatif
keputusan kedalam suatu abstraksi sistem hirarki keputusan.
3. Komparasi Berpasangan
Penentuan tingkat kepentingan pada setiap tingkat hirarki
atas pendapat dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan
(pairwise comparison). Teknik komparasi berpasangan yang
digunakan dalam AHP dilakukan dengan cara membandingkan
antara elemen satu dengan elemen lainnya dalam satu tingkat hirarki
secara berpasangan sehingga diperoleh nilai kepentingan dari
masing-masing elemen. Penilaian dilakukan dengan memberikan
bobot numerik pada setiap elemen yang dibandingkan dengan hasil
wawancara langsung dengan responden. Responden bisa seorang
ahli atau bukan, tetapi terlibat dan mengetahui permasalahan
tersebut. Untuk mengkuantitatifkan data yang bersifat kualitatif
tersebut digunakan Skala Banding secara Berpasangan yang
dikembangkan oleh Saaty (1993) seperti terlihat pada Tabel 3.
29
Tabel 3. Skala banding secara berpasangan
Kepentingan Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama
pentingnya
Dua elemen mempunyai
pengaruh
yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sedikit
lebih
penting daripada elemen
yang
lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit
menyokong satu elemen
dibanding
elemen lainnya
5 Elemen yang satu lebih
penting daripada elemen
yang
lainnya
Pengalaman dan penilaian
dengan
kuat menyokong satu elemen
dibanding elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih
penting
daripada elemen yang
lainnya
Satu elemen yang kuat disokong
dan dominan terlihat dalam
kenyataan
9 Satu elemen mutlak lebih
penting daripada elemen
yang
lainnya
Bukti yang mendukung elemen
yang
satu terhadap elemen lain
memiliki
tingkat penegasan tertinggi
menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dan
pertimbangan yang
berdekatan
Nilai ini diberikan bila ada dua
komponen diantara dua pilihan
Kebalikan Jika untuk aktifitas i
mendapat
satu angka bila
dibandingkan
dengan aktifitas j, maka j
mempunyai nilai
kebalikannya
bila dibanding dengan i
Sumber: Saaty, 1993
4. Matrik Pendapat Individu
Formulasi matrik individu adalah :
30
Dalam hal ini C1, C2, …..,Cn adalah set elemen pada setiap tingkat
keputusan dalam hirarki, kuantifikasi pendapat dari hasil komparasi
berpasangan membentuk matrik n x n. Nilai aij merupakan nilai
matrik pendapat hasil komparasi yang mencerminkan nilai
kepentingan Ci terhadap Cj.
5. Pengolahan Horisontal
Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas
elemen keputusan pada hirarki keputusan dengan empat tahapan,
yaitu :
a. Perkalian baris (z) dengan menggunakan rumus :
…………………………..(1)
Dimana: zi = vector eigen
m = jumlah responden
n = jumlah elemen yang dibandingkan
b. Perhitungan vektor prioritas atau vector Ciri :
…………………………..(2)
Dimana eVPi = elemen vector prioritas ke-i
c. Perhitungan nilai Eigen maksimum (λmax) dengan rumus :
VA = aij x VP dengan VA = (v aij)
VB = dengan VB = (Vbi) dimana VB adalah nilai Eigen
1 n
λ max = ----- Σ VBi, untuk I = 1,2,…,n …………………..(3)
31
n i=1
VA = Vektor antara
d. Perhitungan Indeks Konsistensi (CI)
Konsistensi logis menunjukan intensitas relasi antara
pendapat yang didasarkan pada suatu criteria tertentu dan saling
membenarkan secara logis. Tingkat konsistensi menunjukan
suatu pendapat mempunyai nilai yang sesuai dengan
pengelompokan elemen pada hirarki. Tingkat konsistensi juga
menunjukan tingkat akurasi suatu pendapat terhadap elemen-
elemen pada suatu tingkat hirarki. Untuk mengetahui konsistensi
(CI) digunakan formulasi sebagai berikut :
λ max - n
CI = ------------------ …………………..(4)
n-1
Dimana: λ max = Eigen value
n = jumlah yang dibandingkan
Untuk mengetahui konsistensi secara menyeluruh dari
berbagai pertimbangan dapat diukur dari nilai Ratio Konsistensi
(CR). Nilai ratio konsistensi adalah perbandingan antara indeks
konsistensi (CI) dengan indeks acak (RI), di mana nilai RI telah
ditentukan seperti terlihat pada Tabel :
Tabel 4. Nilai random index (ri)
n RI n RI n RI n RI n RI
1 0,00 2 0,00 3 0,52 4 0,89 5 1,11
6 1,25 7 1,35 8 1,40 9 1,45 10 1,49
Sumber : Saaty, 1993
e. Revisi Pendapat
Revisi pendapat dapat dilakukan apabila nilai konsistensi
ratio (CR) pendapat cukup tinggi (lebih besar dari 0,1), dengan
mencari deviasi RMS (Root Mean Square) dari baris-baris (aij) dan
perbandingan nilai bobot baris terhadap bobot kolom (wi/wj) dan
merevisi pendapat pada baris yang mempunyai nilai terbesar, yaitu:
32
n
λ max = S (aij – wi/wj) …………………………(5)
j=1
Beberapa ahli berpendapat jika jumlah revisi terlalu besar,
sebaiknya responden tersebut dihilangkan, Jadi penggunaan revisi
ini sangat terbatas mengingat akan terjadinya penyimpangan dari
jawaban yang sebenarnya.
f. Matriks Pendapat Gabungan
Matriks pendapat gabungan merupakan matrik baru yang
elemen-elemennya (gij) berasal dari rata-rata geometrik elemen
matrik pendapatan individu yang nilai ratio konsistensinya (CR)
memenuhi syarat. Tujuan dari penyusunan matrik pendapat
gabungan ini adalah untuk membentuk suatu matrik yang mewakili
matrik-matrik pendapat individu yang ada. Matrik ini selanjutnya
digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi serta vector
prioritas dari elemen-elemen hierarki yang mewakili semua
responden. Matrik pendapat gabungan ini menggunakan formulasi
berikut :
…………………………..(6)
Dimana m adalah jumlah responden
aij adalah matrik individu
g. Pengolahan Vertikal
Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas
pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan terhadap
sasaran utama. Jika Cvij didefinisikan sebagai nilai prioritas
pengaruh elemen ke-i pada tingkat ke-j terhadap sasaran utama,
maka :
s
CVij = ∑ CHij (t,i-1) x VW t(i-1) t-1
……..……………………….(7)
Untuk i=1,2,3,….,p
33
j=1,2,3,…..,r
t=1,2,3,…..,s
Keterangan :
CHij (t,i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada
tingkat ke-1
terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya
(i-1), yang
diperoleh dari pengolahan Horizontal.
VW t(i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada
tingkat ke (i=1)
terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari
hasil pengolahan Vertikal.
P = Jumlah tingkat hirarki keputusan
R = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i
S = jumlah elemen yang ada pada tingkat kei=1
Tahapan-tahapan dalam proses hirarki analitik ini dimuat pada
Gambar 4.
34
Tidak
Ya
Gambar 4. Skema Perhitungan Metode AHP (Saaty, 1993)
Identifikasi sistem
Penyusunan Hierarki
Penilaian Matrik
pendapat individu
Vektor Eigen Matriks
Pendapat
Vektor Prioritas Matriks
Pendapat
Rasio Konsistensi (CR)
Memenuhi syarat
Pengolahan vertikal
Vektor Prioritas
Selesai
Mulai
35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Awal berdirinya LPM chic's dimulai pada tanggal 1 Januari 1997
dimana Chic’s dikukuhkan sebagai Lembaga Pendidikan Musik oleh
departemen pendidikan dan kebudayaan  dengan nomor SK :
914/TERDAF/PLSM/III/1998. Sebelumnya LPM Chic’s merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat-alat musik namun
dengan semakin terbukanya peluang perusahaan ini mulai mengembangkan
usahanya dengan membuka lembaga pendidikan musik. Saat ini Chic’s Music
memiliki enam cabang yang tersebar di daerah Jabotabek dan Sumatera, di
daerah Jabotabek sendiri ada empat cabang yaitu Cabang Bekasi, BSD
Tanggerang, Jakarta selatan dan Jakarta Timur.
LPM Chic’s Cabang Condet, Jakarta Timur ini merupakan cabang
keenam dari lembaga pendidikan musik Chic’s yang dibuka dengan sistem
kemitraan (franchising). Proses negoisasi sampai dengan tahap lisensi dengan
pihak Chic’s pusat sebagai pemegang lisensi dilakukan dari bulan Januari
hingga bulan Maret 2008, hingga akhirnya resmi dibuka dan beroperasi bulan
April 2008. LPM Chic’s Jakarta Timur ini dibangun di atas tanah seluas
kurang lebih 130 m2
, di dalam bangunan yang memiliki dua lantai ini
disediakan berbagai fasilitas seperti ruang kelas, ruang showroom dengan
fasilitas studio musik lengkap dan ruang tunggu atau pendaftaran yang berada
lantai pertama.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh LPM Chic’c Condet ini kurang lebih
sama dengan yang telah ditetapkan oleh LPM Chic’s pusat sebagai pemilik
lisensi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pembukaan
kelas pengajaran musik mulai dari kelas biola, keyboard, gitar elektrik, gitar
bass, gitar klasik, drum, vokal, kelas spesialisasi dan kelompok cinta music
(untuk anak berusia tiga sampai lima tahun). Selain melakukan kegiatan
pengajaran musik LPM Chic’s Condet juga melakukan kegiatan penjualan alat
musik dan penyewaan studio.
36
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari LPM chic’s saat ini berkomitmen untuk menciptakan
musisi yang handal di bidangnya dengan mengutamakan program
pendidikan yang jelas, instruktur yang mahir dan berdedikasi tinggi
terhadap pengembangan murid-muridnya.
4.1.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi LPM Chic’s Condet, Jakarta Timur terdiri
dari Komisaris sebagai pemilik perusahaan, Direktur Utama selaku
pimpinan perusahaan, Staff Administrasi dan Keuangan, Staff Promosi
dan Event dan Staff Urusan Rumah Tangga. Struktur Organisasi LPM
Chic’s secara lengkap untuk Chic’s Pusat dan struktur organisasi dari
pusat ke cabang dapat dilihat pada lampiran 1.
Gambar 5. Struktur Organisasi LPM Chic’s Jakarta Timur
4.1.4. Sistem Kemitraan (Franchising)
LPM Chic’s Cabang Condet termasuk kedalam jenis Unit
Waralaba (Unit Franchising), dimana pewaralaba memberikan hak
kepada terwaralaba untuk menjalankan satu unit bisnis waralabanya
dalam lokasi atau daerah tertentu. Perjanjian penggunaan merek dan
seluruh sistem yang diberikan kepada LPM Cabang Condet ini memiliki
batas waktu sesuai dengan perjanjian yang diberikan oleh LPM Chic’s
Pusat. Adapun kelengkapan atau hak yang diberikan oleh LPM Chic’s
antara lain, penggunaan nama atau merk (brand), sistem pendidikan dan
sistem administrasi, kurikulum pendidikan serta silabus, desain ruang
kelas, kegiatan promosi bersama dan penggunaan tool kit promosi (logo,
banner, brosur, poster, banner).
Urusan Rumah
Komisaris/Pemilik
Direktur
Promo and EventAdministrasi dan
37
4.2. Bauran Pemasaran Perusahaan
4.2.1. Produk
Produk adalah konsep keseluruhan atas objek atau proses yang
memberikan berbagai nilai bagi para pelanggan, sedangkan istilah
barang atau jasa merupakan subkategori yang menjelaskan dua jenis
kategori produk. Produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang
kompleks. Orang membeli jasa untuk memenuhi kebutuhan yang
mereka cari, dalam penggunaannya orang melekatkan nilai pada jasa-
jasa yang mereka di terima dengan mengacu kepada kemampuan suatu
jasa memenuhi kebutuhan mereka. Itu sebabnya mengapa nilai yang
diberikan oleh konsumen sangat penting kaitannya untuk keberhasilan
suatu jasa. Penambahan produk yang diharapkan mencerminkan cara
menciptakan diferensiasi produk sehingga dapat menambah nilai dari
perspektif pelanggan (Payne, 2000).
Produk yang ditawarkan LPM Chic’s merupakan produk Jasa
yang sifatnya intangible tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan
manfaatnya. Pada dasarnya LPM Chic’s merupakan perusahaan yang
memiliki produk utama berupa pendidikan musik, pendidikan sendiri
sifatnya tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan manfaatnya. Dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan ini perusahaan menyertakan produk
tambahan yaitu modul pelatihan yang melengkapi pelayanan jasa.
Modul ini termasuk jasa tambahan atau barang pendukung. Karena
penggunaan produk tambahan tidak terlalu berpengaruh secara
signifikan terhadap penyampaian jasa, maka produk jasa pendidikan
yang ditawarkan perusahaan dapat dikatakan sebagai Jasa utama yang
disertai barang dan jasa yang sangat kecil. Meskipun demikian kategori
ini masih sulit digeneralisasikan secara baik hal ini disebabkan bauran
barang dan jasa berbeda-beda (Kotler, 2007).
LPM Chic’s memiliki strategi keunggulan dalam menawarkan
produknya yang disebut dengan competitive advantage (Friedman,
1997) salah satu strategi yang dikembangkan adalah melalui strategi
diferensiasi, yaitu strategi memberikan penawaran yang berbeda
38
dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Beberapa
keunggulan dari produk Chic’s ini, antara lain:
a. Kurikulum. Penerapan kurikulum yang diterapkan oleh LPM Chic’s
disusun secara khusus oleh LPM Chic’s sendiri sehingga tidak sama
dengan kurikulum sekolah musik lainnya. Materi pada kurikulum ini
dibuat oleh dewan pengembangan kurikulum yang terdiri dari para
musisi senior LPM Chic’s, materi dalam kurikulum LPM chic’s ini
senantiasa di revisi untuk mengikuti perkembangan dunia musik. Karena
LPM Chic’s Musik berbentuk sekolah informal maka tidak ada standar
baku atau nasional dalam pengadaan kurikulum yang diberikan, namun
kegiatan pendidikan ini telah diakui oleh departemen pendidikan dengan
SK : 914/TERDAF/PLSM/III/1998.
b. Showroom. Ini merupakan salah satu keunggulan yang diberikan kepada
para pemegang lisensi LPM Chic’s, dimana para pemilik cabang chic’s
berhak menjadi distributor alat musik dan membuka toko musik pada
tempat mereka beroperasi.
c. Fasilitas. Pengadaan fasilitas pada LPM Chic’s ini benar-benar
diperuntukkan untuk memuaskan keperluan para siswa yang belajar pada
sekolah musik ini. Penyediaan studio latihan bagi para siswa secara gratis
diberikan sehingga siswa tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sewa
alat-alat musik, selain itu khusus bagi para siswa diberikan potongan
harga untuk setiap pembelian alat musik dari LPM Chic’s.
d. Kegiatan (Event) Musik. Pengadaan kegiatan musik secara berkala untuk
menunjang pengembangan kreativitas siswa seperti master class,
workshop, konser siswa, produk klinik, guitar wars dan drums day.
e. Akustik. Hal ini merupakan suatu ajang berkumpul dan bertukar pikiran
untuk mengadakan suatu kegiatan atau event bersama. Akustik
merupakan organisasi siswa LPM Chic’s, melalui organisasi ini para
siswa dilatih terbiasa membuat acara-acara hiburan layaknya sebuah
event organizer.
4.2.2. Harga
Harga memainkan bagian yang sangat penting dalam bauran
pemasaran. Harga dan komponen biaya lainnya dapat menunjukkan
bagaimana pengaruh perilaku yang ditimbulkan pelanggan terhadap
suatu biaya. Ketika pelanggan membeli jasa tertentu, mereka
39
membandingkan manfaat yang mereka pahami melalui jasa yang
diperoleh dengan harga yang mereka pahami. Untuk itu keputusan-
keputusan penetapan harga sangat nyata dalam menentukan nilai bagi
pelanggan dan memiliki peranan yang penting dalam pembentukan citra
bagi jasa tersebut (Lovelock dan Wright, 2005).
Saat ini LPM Chic’s memiliki harga yang cukup bersaing. LPM
Chic’s mencoba menetapkan harga dengan menyesuaikan pada kondisi
pasar sehingga mampu bersaing dengan para kompetitornya. Penentuan
harga ini dilakukan perusahaan dengan melakukan survey sebelumnya
dengan para pesaingnya dan daya beli masyarakat. Dibawah ini dapat
dilihat perbandingan harga LPM Chic’s dengan Sekolah Musik
Purwacaraka (Tabel 5)
Tabel 5. Perbandingan Biaya Pendidikan LPM Chic’s dengan
Sekolah Musik Purwacaraka
Jenis Biaya Purwacaraka
(Rp.)
LPM Chic's Condet
(Rp.)
Pendaftaran 300000 200000
Gitar klasik 250000 275000
Gitar Elektrik 250000 275000
Biola 265000 275000
Drum 300000 275000
Piano Pop 250000 275000
Piano Klasik 250000 275000
Vokal 250000 275000
Sumber: LPM Chic’s dan Purwacaraka Cabang Buaran, 2009
Dari Tabel di atas dapat dilihat LPM Chic’s menetapkan harga
pendaftaran Rp. 200.000 lebih murah dibandingkan Sekolah Musik
Purwacaraka dengan harga Rp. 300.000 Bila dilihat dari rata-rata biaya
setiap kelas untuk Purwacaraka mencapai Rp. 264.375 ribu biaya ini
belum termasuk pendaftaran, sehingga total biaya keseluruhannya
mencapai Rp. 564.375. Sedangkan untuk biaya pendidikan per bulan
LPM Chic’s menetapkan harga yang sama untuk setiap kelas yaitu Rp.
275.000 sehingga untuk sekali masuk biaya yang dikeluarkan mencapai
Rp. 475.000 (termasuk biaya pendaftaran). Harga yang ditetapkan LPM
Chic’s dirasakan sesuai untuk konsumen di daerah Jakarta karena berada
40
tidak jauh dari harga yang ditetapkan kompetitornya dan masih terbilang
terjangkau biayanya bila dilihat dari fasilitas yang ditawarkannya.
4.2.3. Tempat
Penentuan lokasi dimana perusahaan berdiri merupakan salah
satu faktor penting untuk mendukung keberhasilan pemasaran suatu
produk. Lokasi yang strategis dapat memudahkan konsumen untuk
menemukan dan berkunjung ke perusahaan dengan mudah. Sebelum
mendirikan cabang baru disuatu lokasi tertentu survei pendahuluan
biasanya dilakukan oleh LPM Chic’s untuk membantu proses
pembukaan cabang baru. Beberapa kriteria yang harus terlebih dahulu
terpenuhi diantaranya adalah lokasi yang dekat dengan keramaian, akses
yang tidak terlalu sulit, tidak berada didaerah yang rawan dan memiliki
pasar potensial.
Lokasi LPM Chic’s yang berada di Jalan Raya Condet ini
dipilih karena merupakan jalan raya yang menghubungkan kawasan
Jakarta Timur dan Jakarta selatan. Dimana pada lokasi ini selalu dilewati
oleh lalu lalang kendaraan sehingga tempat ini dirasakan cukup srategis.
Selain itu, daerah ini juga merupakan daerah niaga yang cukup aktif
karena didaerah ini banyak didirikan toko-toko sehingga ramai
dikunjungi masyarakat. Lokasi LPM Chic’s cabang Condet juga tidak
jauh dari pemukiman penduduk dan beberapa meter dari lokasi
perusahaan berdiri dapat ditemukan beberapa sekolah-sekolah formal,
seperti Global Islamic School, SMP-SMA Adiluhur dan SMA PB.
Keunggulan lain yang dimiliki lokasi ini adalah lokasi perusahaan tidak
sulit untuk dijangkau, karena Jalan Raya Condet ini termasuk jalan
utama yang cukup besar sehingga mudah untuk diakses menggunakan
kendaraan.
4.2.4. Orang
Kesuksesan pemasaran suatu jasa sangat tergantung pada
seleksi, pelatihan motivasi dan manajemen sumber daya manusia
(Payne, 2000). Dalam penentuan pengajar LPM Chic’s sebelumnya
melakukan proses audisi untuk mengetahui kemampuan dan potensi
41
yang dimiliki oleh calon pengajar. Begitu juga dengan para staff
perusahaan yang akan bekerja akan melalui proses seleksi, setelah
diterima akan diberikan pelatihan awal selama satu sampai dua minggu
tergantung dari posisi yang akan ditempatinya. Untuk menjaga kualitas
para pengajar dan staff, LPM chic’s mengadakan pelatihan rutin setiap
empat bulan sekali. Selain itu dengan dihadirkannya musisi ternama
seperti ossa sungkar (voodoo) dan medi (suckerhead) juga menjadi salah
satu strategi chics untuk menunjukkan kualitas dari pendidikan yang
diberikan. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan LPM Chic’s dimuat
pada Lampiran 5.
4.2.5. Proses
Proses-proses di mana jasa diciptakan dan disampaikan kepada
pelanggan merupakan faktor utama di dalam bauran pemasaran jasa,
karena para pelanggan akan seringkali mempersepsikan sistem
penyampaian jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri, dengan demikian
keputusan mengenai manajemen operasi sangat penting untuk
menunjang keberhasilan pemasaran jasa.
LPM Chic’s memiliki standar prosedur untuk beroperasi mulai
dari kegiatan belajar mengajar, proses perekrutan dan pelatihan, sampai
dengan kegiatan promosi. Masing-masing kegiatan yang dilaksanakan
telah dirancang oleh Chic’s Pusat sebagai prosedur dasar mereka, seperti
dalam perekrutan karyawan dan pengajar dilakukan proses seleksi
melalui LPM Chic’s pusat terlebih dahulu sebelum diperbolehkan
bekerja di cabang tertentu. Dari sini masing-masing pengajar atau
karyawan yang berhasil masuk diberikan pengarahan dan pelatihan
mengenai bagaimana caranya melaksanakan kegiatan perusahaan.
Begitu pula dengan kegiatan promosi perusahaan, untuk
kegiatan promosi ini para cabang diberikan langkah-langkah dalam
berpromosi mulai dari tata cara pembuatan proposal kegiatan sampai
dengan langkah penetapan tujuan untuk berpromosi. Hal ini tentu saja
berbeda-beda, tergantung pada target dan tempat promosi yang akan
mereka laksanakan. Selain itu LPM Chic’s Pusat juga memberikan
42
kalender panduan yang berisi kegiatan promosi selama setahun,
sehingga kegiatan promosi yang dilakukan para cabangnya dapat lebih
terarah dan teratur dengan baik.
Seluruh kegiatan selalu dilakukan penjadwalan seperti halnya
kegiatan pelatihan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan
penjadwalan mulai dari kegiatan pengajaran rutin antar murid dan
pengajar sampai dengan kegiatan bersama seperti master class, sehingga
kegiatan pengajaran dapat berjalan dengan baik dan teratur. Berbagai
alur proses ini dibakukan sedemikian rupa untuk mendukung kegiatan
administrasi, promosi maupun kegiatan pengajaran yang teratur dan
sesuai prosedur perusahaan. Contoh Penjadwalan untuk kegiatan
promosi pada bulan Februari dan jadwal kegiatan pelatihan per tahun
dimuat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.
4.2.6. Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang
terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau
mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Pelanggan
merupakan tolak ukur kualitas dari sebuah pelayanan. Tjiptono, 2005
menyimpulkan bahwa citra kualitas layanan yang baik bukanlah
berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia jasa, melainkan
berdasarkan sudut pandang atau persepsi konsumen. Karena kualitas
pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan dari keinginan pelanggan,
sehingga perusahaan dituntut untuk memaksimalkan pelayanannya agar
tercapainya pelayanan yang berkualitas.
Sesuai dengan visi dari LPM chic’s sendiri yang berkomitmen
untuk menciptakan musisi yang handal di bidangnya, dalam penentuan
staff pengajar LPM chic’s mencoba menghadirkan pengajar dengan
kemampuan yang kompeten untuk memberikan pengajaran yang
berkualitas agar terciptanya kepuasan jasa. Kegiatan ini ditujukan untuk
memberikan para pengajar pengetahuan khusus mengenai metode dan
kurikulum pembelajaran yang digunakan oleh LPM Chic’s, dengan
memberikan mereka pengetahuan mengenai kurikulum dan metode
43
belajar ini diharapkan perusahaan dapat tetap menjaga kualitas dari
pelayanan mereka terhadap kebutuhan pendidikan.
Selain itu, para staff administrasi juga diperhatikan dengan baik
dengan memberikan pelatihan khusus mengenai tata cara untuk melayani
para pelanggan dan kegiatan penjadwalan kegiatan belajar mengajar.
Dari kegiatan ini diharapkan tercapainya ketepatan waktu pemberian
jasa dan pemuasan kebutuhan yang sesuai dengan janji perusahaan.
4.2.7 Bukti Fisik
Berbeda dengan produk fisik jasa memiliki karakteristik yang
unik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium
sebelum digunakan atau dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian,
pembeli akan mencari bukti mutu jasa tersebut. Mereka akan menarik
kesimpulan mengenai mutu suatu jasa dari tempat, orang-orang,
peralatan, bahan komunikasi, simbol dan harga yang mereka lihat. Oleh
sebab itu untuk menunjukkan mutu layanan jasa suatu perusahaan
diperlukan bukti fisik dan presentasi sesuai dengan jasa pelayanan yang
akan ditawarkan.
Bukti fisik perusahaan dapat dilihat dari interior dan pernak-
pernik yang ditampilkan di dalam ruang tunggu yang berada dilantai
pertama, meja yang digunakan untuk pelaksanaan administrasi didesain
khusus agar berbentuk seperti piano yang bentuknya melingkar. Selain itu
berbagai pajangan alat musik gitar yang menjadi logo utama LPM Chic’s
turut meramaikan interior ruangan ini. Nuansa yang dihadirkan disini
dibuat untuk menimbulkan kesan bahwa jasa yang dihadirkan disini
berhubungan dunia musik sehingga para pengunjung yang baru masuk
akan segera mengetahui dan merasakan kehadiran jasa ini. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan ingin menunjukkan bahwa mereka
berkomitmen pada dunia musik yang berhubungan dengan jasa yang akan
mereka tawarkan. Selain itu penggunaan seragam chic’s menunjukkan
bukti bahwa perusahaan bersikap profesional dalam mengelola sumber
daya manusianya. Bukti fisik lainnya adalah penggunaan modul belajar
yang didesain cukup matang untuk menunjukkan kesan terkini dan
44
kualitas dari kurikulum yang akan diberikan. Kemudian, terakhir adalah
fasilitas yang diberikan perusahaan seperti alat musik dan studio latihan
sebagai pendukung kegiatan menunjukkan kesiapan perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yang mengutamakan
kualitas.
4.3. Kegiatan Promosi Perusahaan
LPM Chic’s Condet merupakan perusahaan yang baru berdiri selama
kurang lebih satu tahun, sebagai perusahaan yang baru berdiri ini LPM
Chic’s Condet dihadapkan oleh keberadaan pesaing sehingga menyulitkan
perusahaan untuk berkembang. Dalam kegiatannya perusahaan telah
melaksanakan berbagai kegiatan promosi. Bentuk-bentuk bauran promosi
perusahaan ini dibagi menjadi lima kategori, yaitu Periklanan (Advertising),
Promosi penjualan, Penjualan Pribadi, Penjualan Langsung dan Publisitas
atau Hubungan Masyarakat (Humas).
4.3.1. Periklanan (Advertising)
Kegiatan periklanan adalah salah satu kegiatan yang dijalankan
oleh LPM Chic’s Condet meskipun kegiatan ini tidak terlalu diutamakan
karena selain menuntut anggaran yang besar dan mengingat metode ini
merupakan media komunikasi massa yang memiliki jangkauan geografis
yang terlalu besar namun kegiatan ini pernah dilakukan oleh LPM Chic’s.
LPM chic’s menggunakan media cetak seperti majalah, tabloid maupun
brosur dengan pertimbangan bahwa luas jangkauan yang dicapainya
sesuai dengan target pasar yang akan dicapainya, ada tiga buah media
cetak yang dipilih diantaranya adalah:
a. Tabloid Info Kramat Jati. Tabloid ini merupakan majalah mingguan
yang diterbitkan diwilayah kramat jati dan sekitarnya termasuk
condet. Majalah ini diterbitkan oleh CV. Sarana Informasi Global
dan dibagikan gratis setiap dua minggu sekali. Tabloid ini dipilih
untuk media periklanan karena memiliki cakupan geografis yang
sesuai dengan target pasar LPM Chic’s Condet, mengingat kawasan
beroperasi LPM Chic’s Condet hanya sebatas kawasan Jakarta
45
Timur. Pada tabloid ini perusahaan menempatkan dua kolom, yaitu
kolom iklan dan kolom tips bermain musik.
b. Majalah Music Spaces. Music Spaces merupakan majalah musik
yang dimiliki LPM Chic’s dan diterbitkan untuk umum, majalah ini
didirikan oleh PT. Hymnos dan dipimpin sendiri oleh bapak Jemmy
Suhadi sebagai kepala redaksi. Di dalamnya ada berbagai artikel
seputar musik mulai dari tips musik, produk klinik, liputan seputar
kegiatan LPM Chic’s, Kegiatan musik tanah air dan berbagai berita
lainnya. Media ini merupakan salah satu sarana promosi bagi LPM
Chic’s Condet, karena selain menyuguhkan berita seputar kegiatan
perusahaan, pada majalah ini juga disediakan kolom iklan bagi
perusahaan untuk berpromosi.
c. Brosur. Brosur digunakan tidak hanya untuk memberikan
pengetahuan bagi konsumen namun terkadang sangat berguna untuk
membantu tenaga penjual untuk menjelaskan produk yang akan
dipasarkan. Saat ini brosur yang digunakan oleh LPM Chic’s dalam
memasarkan produknya masih merupakan barang produksi dari
hasil cetakan chic’s pusat. Pesan yang disampaikan dalam brosur ini
menunjukkan bahwa chics merupakan sebuah sekolah yang
melahirkan musisi dan instruktur yang berkualitas, hal ini tercermin
dari kata “we create musicians and instructors” yang dapat dilihat
pada sisi depan brosur (Lampiran 2). Bila dilihat dari isi brosur
tampaknya perusahaan lebih mengutamakan penggunaan brosur
untuk tujuan menginformasikan produknya, karena informasi yang
tersedia dalam brosur kebanyakan berisikan informasi produk yang
dimiliki perusahaan dan daftar harga yang ditawarkan.
Selain menggunakan media cetak sebagai sarana periklanan
perusahaan juga menggunakan media elektronik, salah satu media yang
dipilih adalah penggunaan radio untuk menginformasikan produknya.
Namun bentuk yang disampaikan perusahaan bukan dalam bentuk iklan
murni melainkan dalam bentuk wawancara secara langsung dan disiarkan
hanya sekali.
46
4.3.2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Selain kegiatan advertising perusahaan juga melakukan kegiatan
pemasaran dengan memberikan tawaran khusus. Bentuk-bentuk tawaran
khusus ini bertujuan untuk mendorong masuknya siswa-siswa baru
untuk mengikuti pendidikan di sekolah musik LPM Chic’s Condet.
Untuk kegiatan promosi penjualan chic’s melakukan beberapa insentif
untuk mendorong terjadinya penggunaan jasa seperti pemberian discount
dan pembagian voucher yang dapat ditukarkan sebagai potongan biaya
pendaftaran. Kegiatan ini dilakukan oleh LPM Chic’s Condet bersamaan
dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan promosi yang dilaksanakan
perusahaan, antara lain :
a. Soft Launching. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama kali
digelar perusahaan saat berdiri tepatnya pada bulan april, disini
perusahaan menggelar acara musik sekaligus jamuan makan bagi
para tamu yang diundang. Pada acara ini diberikan gratis biaya
pendaftaran untuk 100 orang pendaftar pertama selama acara
berlangsung.
b. Workshop. Kegiatan ini merupakan program pelatihan bagi para
siswa dan umum untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam
bidang musik baik secara teknik maupun teori bermusik.
Pelaksananaan kegiatan ini didukung oleh instruktur dan musisi
ternama yang dimiliki LPM chics, dari acara ini diharapkan dapat
menimbulkan ketertarikan para khalayak umum untuk bergabung
menjadi siswa LPM Chic’s.
c. Pertunjukkan Musik. Merupakan kegiatan yang memamerkan
kreativitas seni musik yang dimiliki oleh LPM Chic’s Cabang
Condet. Kegiatan ini biasanya didukung oleh para murid maupun
instruktur LPM Chic’s Condet dengan menampilkan ketrampilan
musik mereka. Kegiatan ini diadakan diberbagai tempat dan acara
ada yang diselenggarakan secara khusus oleh perusahaan sendiri dan
ada juga yang dilakukan dengan mengikuti acara yang
diselenggarakan oleh pihak lainnya.
47
4.3.3. Publisitas (Public Relation)
4.3.3.1. Sponsorships
Kegiatan sponsorship ini merupakan kegiatan yang baru bagi
LPM Chic’s. Pelaksanaan kegiatan musik yang dilakukan oleh chic’s
dengan bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya. Beberapa kegiatan
sponsorship yang telah dilaksanakan antara lain:
a. Stekpikustik.
Stekpikustik merupakan acara yang diselenggarakan oleh
Sekolah tinggi ilmu ekonomi, yang berlokasi di Kalibata,
Jakarta Timur. Acara ini diselenggarakan dengan bekerjasama
dengan Senat Mahasiswa STEKPI. Kerjasama yang dilakukan
oleh adalah dengan mensponsori acara STEKPI dengan
meminjamkan alat musik dengan persetujuan tertentu. Dari
kerjasama ini perusahaan mendapatkan keuntungan dengan
disediakannya stand khusus bagi chics untuk berpromosi tanpa
perlu mengeluarkan biaya. Promosi yang dijalankan disini
adalah dengan membuka stand, membagikan brosur, pemberian
diskon dan doorprize. Selain dari pendirian stand dan
pembagian insentif, siswa LPM Chic’s Condet juga diberikan
kesempatan untuk melakukan pertunjukkan musik pada acara
ini.
b. Soul of The Nation.
Soul of the Nation merupakan acara demo klinik yang
diadakan oleh organisasi Kreasi Musik Mahasiswa Universitas
Nasional dengan bekerjasama dengan LPM Chic’s Condet.
Kegiatan ini dilaksanakan dikampus Universitas Nasional yang
berlokasi di Jl Sawo Manila Pejaten, Pasar Minggu dengan
mendatangkan para instrukstur chic’s untuk mengadakan
workshops dan pertunjukkan musik. Kerjasama yang dilakukan
ini dirasakan cukup menguntungkan perusahaan karena pada
kegiatan ini perusahaan hanya mengeluarkan biaya untuk
mendatangkan instruktur dan itupun hanya sebatas biaya
48
transportasi saja, sedangkan biaya untuk konsumsi instruktur,
penyewaan alat dan tempat sudah ditanggung oleh panita acara.
Disini perusahaan diperbolehkan melakukan kegiatan promosi
dengan membuka stand pendaftaran dan pembagian kupon
potongan harga tanpa dipungut biaya.
49
4.4. Analisis Kriteria dalam Hierarki Keputusan
Pada tahap ini dilakukan proses pengidentifikasian Faktor, Aktor,
Tujuan dan Alternatif yang akan dimasukan sebagai bahan pertimbangan
dalam bentuk hierarki proses. Kriteria yang akan dimasukkan dalam hierarki
ini didapatkan dari hasil observasi, wawancara dan studi literatur yang sudah
terlebih dahulu dilakukan.
Faktor disini adalah kriteria keputusan yang mempengaruhi
perusahaan untuk merumuskan strategi promosi. Masing-masing alat promosi
memiliki kelebihan dan kelemahan untuk itu perlu dipertimbangkan berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Ada berbagai faktor yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam menentukan alternatif strategi promosi apa yang
dapat dilakukan perusahaan, faktor-faktor ini adalah anggaran, sumber daya
manusia, daur hidup produk, STP, luas cakupan geografis, pelanggan, tahap
kesiapan membeli, pesaing dan bauran pemasaran.
Setelah didapatkan kriteria dari faktor kemudian pada tingkat
selanjutnya diidentifikasikan aktor yang berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan. Aktor disini merupakan orang atau individu yang memiliki
pengaruh ataupun masukkan terhadap pembuatan strategi dan turut memiliki
peran terhadap pengambilan keputusan akhir dari promosi yang akan
dilaksanakan. Dari hasil pengamatan lapangan dan wawancara langsung
didapatkan empat aktor yang memiliki pengaruh terhadap kegiatan promosi
perusahaan yaitu komisaris, direktur utama, staff event dan promosi dan
perwakilan siswa.
Pada tingkat selanjutnya diidentifikasikan tujuan dari promosi yang
akan dilakukan. Tujuan ini tentunya berpengaruh terhadap kegiatan promosi
yang akan dilaksanakan perusahaan. Tujuan-tujuan ini meliputi
menginformasikan kehadiran LPM Chic’s Condet beserta keunggulan dari
produknya, mempertahankan dan memperkuat citra merk yang dibawa dan
mempertahankan dan meningkatkan siswa
Terakhir adalah perumusan alternatif strategi promosi yang akan
dipilih, pada tingkat ini alternatif-alternatif yang mungkin untuk dilaksanakan
50
dijabarkan untuk kemudian dilakukan proses pembobotan. Pembahasan
kriteria secara lebih lengkap disajikan pada sub-bab selanjutnya.
4.4.1. Faktor-faktor Penyusun Strategi LPM Chic’s Condet
Faktor-faktor ini merupakan kriteria-kriteria yang diperlukan
untuk menentukan strategi promosi yang tepat bagi perusahaan.
Setelah dilakukannya diskusi dengan perusahaan terdapat beberapa
faktor yang menjadi pertimbangan utama yang berpengaruh dalam
penentuan strategi promosi. Faktor-faktor ini merupakan hasil
eliminasi dari delapan faktor yang telah dijabarkan sebelumnya, yaitu :
1. Anggaran Promosi
Anggaran promosi perusahaan didapatkan dari potongan
penghasilan yang didapatkan dari uang kas perusahaan, besarnya
bisa mencapai 2-3%. Hal ini menentukan besarnya kegiatan
promosi yang dapat dijalankan perusahaan, keterbatasan dana ini
bukan berarti kelemahan perusahaan namun dijadikan bahan
pertimbangan untuk melaksanakan strategi yang tepat.
2. Segmentation, Targetting dan Positioning.
Proses segmentasi memudahkan perusahaan dengan
membagi pasar yang heterogen kedalam segmen-segmen
homogen yang spesifik. Sehingga segmentasi tersebut dapat
membantu perusahaan menargetkan jasa kepada segmen-segmen
pasar yang telah terindentifikasi. Faktor ini menjadi penting bagi
perusahaan untuk mencapai pelanggannya secara lebih efektif
dengan mentargetkan segmen-segemen yang menurut perusahaan
menjadi target jasa mereka.
Saat ini Segmentasi LPM Chic’s Condet lebih
memfokuskan kalangan usia sekolah dari mulai TK, SD sampai
dengan SMA yang berusia 3-18 tahun, dan menduduki kelas
ekonomi menengah keatas. Sesuai dengan visi misinya LPM
Chic’s ingin menciptakan musisi yang handal di bidangnya
dengan mengutamakan program pendidikan yang jelas, instruktur
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi
Pengembangan promosi

More Related Content

What's hot

Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah JombangLaporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah JombangYudha Doank
 
3. lampiran 1, program jangka pendek 2013
3. lampiran 1, program jangka pendek 20133. lampiran 1, program jangka pendek 2013
3. lampiran 1, program jangka pendek 2013MA'ARIF NU CILACAP
 
Pendidikan Kepramukaan
Pendidikan KepramukaanPendidikan Kepramukaan
Pendidikan Kepramukaan
SD NEGERI 1 KEBLORAN
 
Draft Final Pedoman Guru Pembelajar 2016
Draft Final Pedoman Guru Pembelajar 2016Draft Final Pedoman Guru Pembelajar 2016
Draft Final Pedoman Guru Pembelajar 2016
Chusnul Labib
 
Dokumen laporan bertulis
Dokumen laporan bertulisDokumen laporan bertulis
Dokumen laporan bertulis
Faten Norfatihah
 
5. lampiran 3, rab program jangka pendek 2013
5. lampiran 3, rab program jangka pendek 20135. lampiran 3, rab program jangka pendek 2013
5. lampiran 3, rab program jangka pendek 2013MA'ARIF NU CILACAP
 
Dokumen 1 sd impian
Dokumen 1 sd impianDokumen 1 sd impian
Dokumen 1 sd impian
Nawang Wulan
 
Buku log Kesukarelawan SSWP1033
Buku log Kesukarelawan SSWP1033 Buku log Kesukarelawan SSWP1033
Buku log Kesukarelawan SSWP1033
UNie ONie
 
Laporan akhir ajk dokumentasi
Laporan akhir ajk dokumentasiLaporan akhir ajk dokumentasi
Laporan akhir ajk dokumentasi
iffahroslan
 
Bolatamparsr
BolatamparsrBolatamparsr
Bolatamparsr
koon
 
Pedoman diklat kurikulum 2013
Pedoman diklat kurikulum 2013Pedoman diklat kurikulum 2013
Pedoman diklat kurikulum 2013
Bedoe Gates
 
Pedoman magang stie syari'ah 2016
Pedoman magang stie syari'ah 2016Pedoman magang stie syari'ah 2016
Pedoman magang stie syari'ah 2016
labiboziel011010
 
KERTAS KERJA: NUMOSS STRATEGIC PLANNING AND TEAM BUILDING 2014
KERTAS KERJA: NUMOSS STRATEGIC PLANNING  AND TEAM BUILDING 2014KERTAS KERJA: NUMOSS STRATEGIC PLANNING  AND TEAM BUILDING 2014
KERTAS KERJA: NUMOSS STRATEGIC PLANNING AND TEAM BUILDING 2014
Mia Amin
 
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Laporan mengikuti pelatihan penguatan implementasi kurikulum 2013
Laporan mengikuti pelatihan penguatan implementasi kurikulum 2013Laporan mengikuti pelatihan penguatan implementasi kurikulum 2013
Laporan mengikuti pelatihan penguatan implementasi kurikulum 2013
annakikey1
 
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
Ikhsan Din
 
2 pkb-pengembangan diri
2 pkb-pengembangan diri2 pkb-pengembangan diri
2 pkb-pengembangan diri
Henis Pemalang
 
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 meranginLaporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
Chusnul Labib
 
LPJ IMAGRO
LPJ IMAGROLPJ IMAGRO
LPJ IMAGRO
Andrew Hutabarat
 

What's hot (20)

Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah JombangLaporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
 
3. lampiran 1, program jangka pendek 2013
3. lampiran 1, program jangka pendek 20133. lampiran 1, program jangka pendek 2013
3. lampiran 1, program jangka pendek 2013
 
Pendidikan Kepramukaan
Pendidikan KepramukaanPendidikan Kepramukaan
Pendidikan Kepramukaan
 
Draft Final Pedoman Guru Pembelajar 2016
Draft Final Pedoman Guru Pembelajar 2016Draft Final Pedoman Guru Pembelajar 2016
Draft Final Pedoman Guru Pembelajar 2016
 
Dokumen laporan bertulis
Dokumen laporan bertulisDokumen laporan bertulis
Dokumen laporan bertulis
 
5. lampiran 3, rab program jangka pendek 2013
5. lampiran 3, rab program jangka pendek 20135. lampiran 3, rab program jangka pendek 2013
5. lampiran 3, rab program jangka pendek 2013
 
Dokumen 1 sd impian
Dokumen 1 sd impianDokumen 1 sd impian
Dokumen 1 sd impian
 
Buku log Kesukarelawan SSWP1033
Buku log Kesukarelawan SSWP1033 Buku log Kesukarelawan SSWP1033
Buku log Kesukarelawan SSWP1033
 
Laporan akhir ajk dokumentasi
Laporan akhir ajk dokumentasiLaporan akhir ajk dokumentasi
Laporan akhir ajk dokumentasi
 
Bolatamparsr
BolatamparsrBolatamparsr
Bolatamparsr
 
Pedoman diklat kurikulum 2013
Pedoman diklat kurikulum 2013Pedoman diklat kurikulum 2013
Pedoman diklat kurikulum 2013
 
Pedoman magang stie syari'ah 2016
Pedoman magang stie syari'ah 2016Pedoman magang stie syari'ah 2016
Pedoman magang stie syari'ah 2016
 
KERTAS KERJA: NUMOSS STRATEGIC PLANNING AND TEAM BUILDING 2014
KERTAS KERJA: NUMOSS STRATEGIC PLANNING  AND TEAM BUILDING 2014KERTAS KERJA: NUMOSS STRATEGIC PLANNING  AND TEAM BUILDING 2014
KERTAS KERJA: NUMOSS STRATEGIC PLANNING AND TEAM BUILDING 2014
 
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
Aulia rahmawati (lap. pengembangan diri)
 
Laporan mengikuti pelatihan penguatan implementasi kurikulum 2013
Laporan mengikuti pelatihan penguatan implementasi kurikulum 2013Laporan mengikuti pelatihan penguatan implementasi kurikulum 2013
Laporan mengikuti pelatihan penguatan implementasi kurikulum 2013
 
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
 
2 pkb-pengembangan diri
2 pkb-pengembangan diri2 pkb-pengembangan diri
2 pkb-pengembangan diri
 
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 meranginLaporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
LPJ IMAGRO
LPJ IMAGROLPJ IMAGRO
LPJ IMAGRO
 

Similar to Pengembangan promosi

Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013
Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013
Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013
UNY
 
Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015
Muliadin Forester
 
PROKER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISS.pptx
PROKER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISS.pptxPROKER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISS.pptx
PROKER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISS.pptx
SeptylytaRahmitaPutr
 
3. kontrak kuliah silabus dan sap pengembangan pembljrn ips aud
3. kontrak kuliah silabus dan sap pengembangan pembljrn ips aud3. kontrak kuliah silabus dan sap pengembangan pembljrn ips aud
3. kontrak kuliah silabus dan sap pengembangan pembljrn ips aud
Masriqon Masriqon
 
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
Excruciate Limited
 
Pedoman umum-pemilihan-ketua-program-studi-berprestasi
Pedoman umum-pemilihan-ketua-program-studi-berprestasiPedoman umum-pemilihan-ketua-program-studi-berprestasi
Pedoman umum-pemilihan-ketua-program-studi-berprestasi
rsd kol abundjani
 
Proposal abdul hamid
Proposal abdul hamidProposal abdul hamid
Proposal abdul hamid
alandahlan
 
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)
LizarAlfansi1
 
Standar mutu penilaian pengabdian 6 agts 16
Standar mutu penilaian pengabdian 6 agts 16Standar mutu penilaian pengabdian 6 agts 16
Standar mutu penilaian pengabdian 6 agts 16
Kurnia wanti
 
Hayati hidayah
Hayati hidayahHayati hidayah
Hayati hidayah
sukmawatisukma1
 
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk
Samato Bahagia
 
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptx
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptxLAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptx
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptx
idaaryatidiyahpw
 
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
AGUS SETIYONO
 
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
AGUS SETIYONO
 
OBE KWU(3) (1).docx
OBE KWU(3) (1).docxOBE KWU(3) (1).docx
OBE KWU(3) (1).docx
yoga138243
 
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014
Taufiqurrahman Al-Azizi
 
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 new
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 newProgja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 new
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 new
Alvin Salendra
 
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Aji Wibowo
 
24 pages from_panduan_penulisan_objektif_eksplisit_dalam_perancangan_pengajar...
24 pages from_panduan_penulisan_objektif_eksplisit_dalam_perancangan_pengajar...24 pages from_panduan_penulisan_objektif_eksplisit_dalam_perancangan_pengajar...
24 pages from_panduan_penulisan_objektif_eksplisit_dalam_perancangan_pengajar...
Ros Azlina
 
Laporan Pertanggungjawaban Dept Kajian dan Strategis
Laporan Pertanggungjawaban Dept Kajian dan StrategisLaporan Pertanggungjawaban Dept Kajian dan Strategis
Laporan Pertanggungjawaban Dept Kajian dan StrategisMuhammad Irfanuddin
 

Similar to Pengembangan promosi (20)

Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013
Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013
Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013
 
Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015
 
PROKER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISS.pptx
PROKER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISS.pptxPROKER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISS.pptx
PROKER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISS.pptx
 
3. kontrak kuliah silabus dan sap pengembangan pembljrn ips aud
3. kontrak kuliah silabus dan sap pengembangan pembljrn ips aud3. kontrak kuliah silabus dan sap pengembangan pembljrn ips aud
3. kontrak kuliah silabus dan sap pengembangan pembljrn ips aud
 
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
 
Pedoman umum-pemilihan-ketua-program-studi-berprestasi
Pedoman umum-pemilihan-ketua-program-studi-berprestasiPedoman umum-pemilihan-ketua-program-studi-berprestasi
Pedoman umum-pemilihan-ketua-program-studi-berprestasi
 
Proposal abdul hamid
Proposal abdul hamidProposal abdul hamid
Proposal abdul hamid
 
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)
 
Standar mutu penilaian pengabdian 6 agts 16
Standar mutu penilaian pengabdian 6 agts 16Standar mutu penilaian pengabdian 6 agts 16
Standar mutu penilaian pengabdian 6 agts 16
 
Hayati hidayah
Hayati hidayahHayati hidayah
Hayati hidayah
 
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk
 
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptx
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptxLAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptx
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptx
 
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
 
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
 
OBE KWU(3) (1).docx
OBE KWU(3) (1).docxOBE KWU(3) (1).docx
OBE KWU(3) (1).docx
 
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014
 
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 new
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 newProgja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 new
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 new
 
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
 
24 pages from_panduan_penulisan_objektif_eksplisit_dalam_perancangan_pengajar...
24 pages from_panduan_penulisan_objektif_eksplisit_dalam_perancangan_pengajar...24 pages from_panduan_penulisan_objektif_eksplisit_dalam_perancangan_pengajar...
24 pages from_panduan_penulisan_objektif_eksplisit_dalam_perancangan_pengajar...
 
Laporan Pertanggungjawaban Dept Kajian dan Strategis
Laporan Pertanggungjawaban Dept Kajian dan StrategisLaporan Pertanggungjawaban Dept Kajian dan Strategis
Laporan Pertanggungjawaban Dept Kajian dan Strategis
 

Recently uploaded

MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
RoyhanHidayatulloh
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
MrBready
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
AcengRohmana1
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
EnoCasmiSEMBA
 

Recently uploaded (12)

MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
 

Pengembangan promosi

  • 1. STRATEGI PENGEMBANGAN PROMOSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC, CABANG CONDET) Oleh FERRO FEBRIANTO H24066022 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
  • 2. STRATEGI PENGEMBANGAN PROMOSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC CABANG CONDET) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh FERRO FEBRIANTO H24066022 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
  • 3. v INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS STRATEGI PENGEMBANGAN PROMOSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC, CABANG CONDET) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh FERRO FEBRIANTO H24066022 Menyetujui, Mei 2009 Ir. Mimin Aminah, MM Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono M. Munandar, Msc Ketua Departemen Tanggal Lulus :
  • 4. v v ABSTRAK Ferro Febrianto. H24066022. Analisis Strategi Promosi Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process (Studi Kasus: LPM Chic’s Music Cabang Condet). Di bawah bimbingan Mimin Aminah. Usaha waralaba (Franchise) memiliki prospek diberbagai bidang di Indonesia. Lembaga Pendidikan Music Chic’s (LPM Chic’s) merupakan salah satu jasa pendidikan musik lokal yang menggunakan sistem pengelolaan kemitraan atau franchising. Pada tahun 2008 Franchise LPM Chic’s membuka cabang baru yang merupakan cabang keenam di wilayah Jakarta Timur tepatnya di Jalan Raya Condet No.30A. Sebagai cabang yang baru beroperasi LPM Chic’s dihadapkan dengan keberadaan dari para pesaing bisnis dengan usaha sejenis. Untuk itu suatu kegiatan pemasaran perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Ada berbagai bentuk alternatif kegiatan promosi yang dapat digunakan perusahaan untuk memasarkan produknya sehingga perusahaan perlu merumuskan strategi promosi yang tepat untuk digunakan perusahaan. Kegiatan penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet, (2) Menentukan faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet, (3) Mengusulkan alternatif strategi promosi sebagai masukkan yang diharapkan memberikan manfaat bagi Lembaga Musik LPM Chic’s Cabang Condet. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui hasil pengamatan lapangan dan hasil wawancara dengan pihak perusahaan dengan menggunakan bantuan kuisioner kepada empat orang responden yang terdiri dari komisaris, direktur utama, staff promosi dan perwakilan siswa. Data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran literatur baik dari media cetak maupun elektronik, laporan ilmiah, buku-buku, jurnal ilmiah dan dokumen perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah Proses Hierarki Analitik dengan menggunakan bantuan program Expert Choice 11.5 dan Microsoft Excel 2007. Berdasarkan hasil Proses Hierarki Analitik, terdapat alternatif-alternatif strategi promosi yang direkomendasikan oleh LPM Chic’s Pusat berdasarkan prioritas adalah meningkatkan kegiatan sponsorship dengan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga atau perusahaan lain untuk melakukan kegiatan promosi (0.267), mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dengan mendorong kreativitas komunitas siswa (0.218), mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program member get member (0.209), melaksanakan kegiatan promosi yang telah dilaksanakan perusahaan sebelumnya (0.135), lebih aktif berpromosi dengan menggunakan media periklanan yang memiliki cakupan geografis sesuai dengan wilayah LPM Chic’s Cabang Condet (0.109) dan yang terakhir adalah ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat sekitar perusahaan atau mengadakan acara yang bertemakan kepedulian sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas (0.062).
  • 5. vi vi RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 11 Februari 1985 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Hendarto dan Ibu Trimulyati. Penulis mengawali pendidikannya pada tahun 1988 di TK Besuki DKI Jakarta dan lulus pada tahun 1991. Pada tahun yang sama penulis mengikuti pendidikan Sekolah Dasar di SDN Menteng 01 Pagi DKI Jakarta dan lulus pada tahun 1997. Kemudian melanjutkan pendidikan pada tingkat menengah di SMP Negeri I Cikini DKI Jakarta dan lulus pada tahun 2000. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan oleh penulis tahun 2003 pada SMU Negeri 4 Gambir DKI Jakarta. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Diploma III, Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan mendapatkan gelar diploma pada tahun 2006. Pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikan dengan mengikuti Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama masa pendidikan penulis aktif menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Music Agriculture Expression (MAX) IPB dan pernah menjabat Ketua Divisi Informasi dan Teknologi Himpunan Profesi Mahasiswa (HIMPRO) Ekstensi Manajemen periode 2006-2007, serta aktif dalam kegiatan- kegiatan kemahasiswaan.
  • 6. vii vii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, penulis panjatkan untuk mensyukuri segala nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah SWT. Atas izin-Nyalah penulis diberikan kesehatan lahir batin untuk menyelesaikan penelitian berjudul “Strategi Pengembangan Promosi dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process (Studi Kasus: LPM Chic’s Music, Cabang Condet)”. Dalam penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Ir. Mimin Aminah, MM. atas bimbingannya yang sangat berarti. 2. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing., DEA dan Deddy Cahyadi Sutarman, STP, MM atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji. 3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor dan seluruh staf dosen beserta bagian tata usaha yang banyak membantu selama ini. 4. Papa, mama, kakak dan adikku tercinta yang tidak terbatas rasa kasih sayangnya, semoga Allah SWT selalu memberi kesempatan untuk senantiasa membahagiakan mereka. 5. Febry Syahputra yang telah memberikan ijin dan membimbing peneliti untuk melakukan penelitian di LPM Chic’s Cabang Condet beserta seluruh staf dan karyawan. 6. Sahabat-sahabatku di Ekstensi Manajemen Angkatan Pertama (Louis, Puspa, Gilang, Ruby, Lani, Widi, Tanti, Erky, Yasri, Botak, Putri, Amoi). 7. Sahabat-sahabatku di kampus IPB yang telah memberikan semangat dan masukkan (Fenny, Yoga, Wahyu, Lini, Defieta, Pujit, Phintor, Radit) 8. Semua pihak, yang tidak bisa penulis sebutkan seluruhnya, atas semua kontribusinya terhadap penelitian ini. Akhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca. Bogor, Mei 2009 Penulis
  • 7. viii viii DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iii KATA PENGANTAR................................................................................... iv DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. ix I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8 1.5. Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 8 II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 9 2.1. Musik ............................................................................................... 9 2.2. Pendidikan ......................................................................................... 9 2.3. Pendidikan Luar Sekolah................................................................... 9 2.4. Strategi Pemasaran ............................................................................ 11 2.5. Bauran Pemasaran ............................................................................. 11 2.6. Pemasaran Jasa .................................................................................. 12 2.7. Promosi Pemasaran............................................................................ 12 2.8. Waralaba atau Franchising................................................................ 17 2.9. Metode Analytical Hierarcy Process ................................................ 19 2.10. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 20 III.METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 22 3.1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 22 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 25 3.3. Pengolahan dan Analisis Data........................................................... 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 35 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 35 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan..................................................... 35 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................ 36
  • 8. ix ix 4.1.3. Struktur Organisasi.................................................................. 36 4.1.4. Sistem ...................................................................................... 36 4.2. Bauran Pemasaran Perusahaan........................................................... 37 4.2.1. Produk...................................................................................... 37 4.2.2. Harga ....................................................................................... 39 4.2.3. Tempat..................................................................................... 40 4.2.4. Orang ....................................................................................... 41 4.2.5. Proses....................................................................................... 41 4.2.6. Pelayanan................................................................................. 42 4.2.7. Bukti Fisik ............................................................................... 43 4.3. Kegiatan Promosi Perusahaan............................................................ 44 4.3.1. Periklanan................................................................................ 44 4.3.2. Promosi Penjualan................................................................... 46 4.3.3. Publisitas.................................................................................. 47 4.3.3.1. Sponsorships .............................................................. 47 4.4 Analisis Kriteria dalam Hierarki Keputusan..................................... 49 4.4.1. Faktor-faktor penyusun Strategi LPM Chic’s Condet............. 50 4.4.2. Tujuan Promosi LPM Chic’s Condet ...................................... 52 4.4.3. Aktor yang berpengaruh dalam Pemilihan Strategi LPM Chic’s Condet.......................................................................... 53 4.4.4. Alternatif Strategi Promosi LPM Chic’s Condet ...................... 54 4.5. Analisa Pemilihan Strategi Promosi dengan Menggunakan Metode AHP ................................................................................................. 55 4.6. Analisa Perhitungan AHP Pada Hierarki Penyusunan Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet……………………………… 57 4.6.1. Pengolahan Horisontal............................................................. 58 4.6.2. Pengolahan data secara Vertikal.............................................. 66 4.7. Implikasi Hasil Perhitungan AHP...................................................... 71 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 75 1. Kesimpulan........................................................................................... 75 2. Saran..................................................................................................... . 76 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 77 LAMPIRAN................................................................................................... 80
  • 9. x x DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Jumlah perusahaan jasa-jasa menurut Klasifikasi Lapangan Usaha dan tahun mulai beroperasi ............................................................ 2 2. Jumlah Waralaba di Indonesia menurut bidang usahanya.............. 5 3. Skala banding secara berpasangan.................................................. 29 4. Nilai Random Index (RI) ................................................................ 31 5. Perbandingan Biaya Pendidikan LPM Chic’s dengan Sekolah Musik Purwacaraka......................................................................... 39 6. Bobot dan prioritas (Unsur Faktor Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet).......................................................... 59 7. Bobot dan prioritas (Unsur Aktor Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet).......................................................... 61 8. Bobot dan prioritas (Unsur Tujuan Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet).......................................................... 63 9. Laporan Data Siswa LPM Chic's Condet Periode April – Desember 2008 ............................................................................... 64 10. Bobot dan prioritas (Unsur Alternatif Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet).......................................................... 65 11. Susunan bobot dan prioritas Aktor yang berkepentingan dalam strategi promosi LPM Chic’s Condet.............................................. 66 12. Susunan bobot dan prioritas Tujuan yang berkepentingan dalam strategi promosi LPM Chic’s Condet .................................. 67 13. Susunan bobot dan prioritas Alternatif yang dipilih perusahaan.... 70
  • 10. DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Grafik pertumbuhan franchise Asing dan Lokal di Indonesia..... 4 2. Kerangka pemikiran penelitian.................................................... 24 3. Kerangka pemikiran hierarki proses............................................ 27 4. Skema perhitungan metode AHP ................................................. 34 5. Struktur organisasi LPM Chic’s Cabang Condet......................... 36 6. Hierarki Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet .............. 56 7. Hasil perhitungan vertikal struktur hierarki strategi promosi LPM Chic’s Cabang Condet ................................................................. 74
  • 11. 2 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Struktur organisasi Chic’s Pusat.................................................... 80 2. Brosur LPM Chic’s Cabang Condet.............................................. 81 3. Kuesioner AHP.............................................................................. 83 4. Estimasi pemasukkan dan pengeluaran tahun pertama ................. 90 5. Program Training LPM Chic’s...................................................... 92 6. Jadwal kegiatan promosi bulan februari 2009............................... 93 7. Jadwal kegiatan training tahunan .................................................. 95
  • 12. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu tugas negara terpenting karena pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia yang istimewa (Faure dalam Tambunan, 2004). Pendidikan merupakan hak pribadi manusia yang berakar dalam aneka kebutuhan pokok manusia sebab manusia tidak bisa mengembangkan hidupnya tanpa pendidikan minimum dan bermutu. Manusia memerlukan pendidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan merupakan suatu investasi SDM (human capital investment) yang memungkinkan setiap warga negara untuk berperan serta serta memberikan andil dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Setiap warga negara harus mampu mengembangkan dirinya agar menjadi produktif sehingga dapat lebih bernilai (Suryadi, 2003), dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah salah satu kebutuhan penting manusia untuk berkembang didalam masyarakat suatu negara. Tempat untuk mendapatkan pendidikan umumnya didapatkan dari sekolah atau pendidikan formal, meskipun demikian jasa pendidikan luar sekolah masih diminati orang untuk mendapatkan pendalaman materi atau mengembangkan ketrampilan dan bakat tertentu. Sekolah merupakan institusi yang menyediakan pengajaran bagi siswa untuk mendapatkan pengetahuan secara berjenjang, namun ketersediaan materi pendidikan yang diberikan sekolah terkadang masih kurang cukup. Hal ini menyebabkan orang masih mencari kebutuhan pengetahuan diluar sekolah, beberapa contohnya adalah bimbingan belajar dan jasa pendidikan lainnya seperti lembaga pendidikan musik. Bisnis jasa di Indonesia masih merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Hal ini mengingat jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 222 juta jiwa pada tahun 2006 dengan tingkat pertumbuhan 1,3% tiap tahunnya (BPS, 2007). Bisnis jasa memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan bisnis barang atau produk karena jasa sendiri merupakan
  • 13. 2 sesuatu yang tidak dapat dilihat secara kasat mata namun dapat dirasakan manfaatnya. Kekuatan utama bisnis ini adalah kehadiran manusia sebagai modal utama, keterlibatan manusia dalam proses penyampaian manfaat dari produsen ke konsumen menjadi faktor penentu dalam keberhasilan suatu bisnis jasa. Teori ini didukung oleh Ruskin, 2005 pada bukunya yang berjudul “marketing your service business” ia mengemukakan suatu konsep hubungan yang menyatakan bahwa manusia merupakan suatu aset yang sangat berharga dalam sektor jasa dengan kata lain jasa adalah bisnis manusia. Bisnis jasa di Indonesia telah berkembang sejak lama sebelum kemerdekaan RI dan terus mengalami pertumbuhan hingga saat ini. Saat ini Indonesia memiliki lebih dari dua juta perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa (Tabel 1). Data mengenai Perusahaan Jasa-jasa Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha dan Tahun Mulai Beroperasi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah perusahaan jasa-jasa menurut klasifikasi lapangan usaha dan tahun mulai beroperasi Klasifikasi lapangan Usaha < 1997 1997-1999 2000-2005 2006 Real estate 130.728 70.928 314.811 18.403 Jasa persewaan mesin dan peralatannya, barang-barang keperluan pribadi dan rumah tangga 36.521 24.626 118.040 8.496 Jasa komputer, penelitian dan pengembangan, serta jasa perusahaan lainnya 14.744 8.203 50.541 6.974 Jasa pendidikan 231.253 24.536 81.546 4.037 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 72.566 20.826 69.476 4.987 Jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga 11.563 6.282 67.567 10.216 Jasa kebersihan, kegiatan organisasi dan kegiatan lainnya 335.835 123.263 509.046 46.606 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 5.939 2.746 11.787 878 Total 839.149 281.410 1.222.814 100.597 Sumber :Sensus BPS, 2006
  • 14. 3 Tabel 1 menunjukkan peningkatan jumlah perusahaan jasa dari tahun ke tahun. Terlihat pada sebelum tahun 1997 perusahaan yang mulai beroperasi sebanyak 839.149 usaha, kemudian tumbuh baru lagi antara tahun 1997 sampai dengan tahun 1999 sebanyak 281.410 walaupun di masa itu Indonesia mengalami krisis moneter. Keadaan ini terus meningkat hingga setelah tahun 1999 terdapat penambahan sebanyak 1.222.814 usaha. Pada tahun 2006 sendiri perusahaan jasa yang mulai beroperasi mencapai 100.597 usaha, hal ini menunjukkan bahwa bisnis jasa di Indonesia masih terus diminati para pelaku usaha di Indonesia. Salah satu bentuk pengelolaan jasa yang sedang marak saat ini adalah sistem kemitraan atau franchising. Franchising atau waralaba pertama kali dikembangkan di Amerika oleh Isaac Singer pada tahun 1850, ia adalah orang yang berhasil mengembangkan mesin jahit yang kemudian mulai mendistribusikan mesin jahit tersebut dengan merk singer dengan sistem kemitraan. Kemudian, sistem yang dikembangkan ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola. Walaupun Franchise dipopulerkan di negara Amerika Serikat, namun asal mula kata Franchise berawal dari Eropa, yaitu Perancis dan Inggris. Kata Franchise sendiri bermakna "kebebasan" (Freedom) (Wikipedia, 2008) Konsep franchise sendiri di Indonesia mulai berkembang pada tahun 1970an, dengan berdirinya Kentucky Fried Chicken (KFC), Swensen, dan Shakey Pizza’s yang kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven Pada tahun 1990, seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, politik yang stabil dan keamanan yang terjamin, para investor dari luar negeri mulai melirik Indonesia dan franchise asing mulai mengisi pasar Indonesia. Trend ini diikuti oleh para franchiser lokal indonesia, dimana pada tahun 1992 terdapat enam franchiser lokal yang mulai diusahakan, namun jumlah ini belum sebanyak franchiser asing yang mencapai 29 franchiser pada tahun yang sama. Keadaan ini kemudian mulai berubah selama kurun waktu 1998 - 2004, dimana waralaba lokal tumbuh rata-rata 14,7% per tahun bersaing dengan waralaba asing yang hanya 7% pertahunnya. Data mengenai pertumbuhan franchiser lokal dan asing disajikan pada Gambar 1.
  • 15. 4 Gambar 1. Grafik pertumbuhan Franchise Asing dan Lokal di Indonesia (Sukandar, 2007) Ketika franchise asing mengalami penurunan di Indonesia justru franchise lokal mulai menunjukkan peningkatan mengalahkan franchise asing yang merupakan pelopor bisnis franchise di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1, dimana antara tahun 2004 - 2006 jumlah franchise lokal meningkat tajam mengalahkan jumlah franchise asing. Berbagai macam jenis bidang waralaba terus berkembang di Indonesia, mulai dari makanan, otomotif, penginapan dan travel, komputer dan internet, jasa pendidikan sampai dengan bisnis retail. Salah satu bidang Franchise lokal yang tumbuh cukup pesat adalah jasa pendidikan. Keberadaan franchise ini terus berkembang hampir mengalahkan franchise makanan yang datang lebih dulu, pada tahun 2006 tercatat lima puluh dua bidang usaha pendidikan yang ditawarkan secara waralaba (Tabel 2). Keunggulan jenis Waralaba pendidikan adalah bidang ini memiliki sistem yang lebih jelas dan output yang mudah terlihat bila dibandingkan dengan franchise lainnya waralaba (Sinar Harapan, 2003).  
  • 16. 5 Tabel 2. Jumlah Waralaba di Indonesia menurut bidang usahanya Bidang usaha Jumlah Restoran/kafe/food outlet 111 Pendidikan/kursus 52 Spa & health center 9 Refill tinta 5 Salon 5 Travel 3 Rental VCD/DVD 3 Sumber: SSA Franchise Consulting dalam Bisnis.com, 2006 Lembaga Pendidikan Music Chic’s (LPM Chic’s) merupakan salah satu jasa pendidikan musik lokal yang menggunakan sistem pengelolaan kemitraan atau franchising. Awal berdirinya LPM chic's dimulai pada tanggal 1 Januari 1997 dimana LPM Chic’s dikukuhkan sebagai Lembaga Pendidikan Musik oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya LPM Chic’s merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat-alat musik namun dengan semakin terbukanya peluang perusahaan ini mulai mengembangkan usahanya dengan membuka lembaga pendidikan musik. Beberapa program LPM Chic’s yang ditawarkan adalah berbagai jenis kursus atau pendidikan musik seperti keyboard, gitar elektrik, gitar bass, gitar klasik, drum, vokal, biola, kelas spesialisasi dan kelompok cinta music (untuk anak berusia tiga sampai lima tahun). Saat ini LPM Chic’s Music memiliki lima cabang yang tersebar di daerah Jabotabek juga Sumatera. 1.2. Perumusan Masalah Pada tahun 2008 Franchise LPM Chic’s membuka cabang baru yang merupakan cabang keenam di wilayah Jakarta Timur tepatnya di Jalan Raya Condet No.30A, cabang dari Lembaga Pendidikan musik Chic’s ini merupakan cabang yang dibuka dengan sistem kemitraan waralaba (franchising). Sebagai cabang yang baru beroperasi LPM Chic’s dihadapkan dengan keberadaan dari para pesaing bisnis dengan usaha sejenis. Para pesaing ini umumnya memiliki wilayah yang sama dengan lokasi dimana perusahaan berdiri, diantaranya Purwacaraka Music School yang berada di Jalan Balai Pustaka Timur 39 Rawamangun, Jakarta Timur, Bina
  • 17. 6 Cipta Musik Indonesia di Jalan Utan Kayu Raya 17, Jakarta Timur dan Faasto School Music Jalan Balai Pustaka Timur Bl B-3/39 Rawamangun, Jakarta Timur. Lembaga Pendidikan ini bersaing dalam mendapatkan pangsa pasar yang umumnya diisi dengan siswa dibangku sekolah mulai dari SD sampai dengan SMA. Lingkungan persaingan ini menyulitkan LPM Chic’s cabang Jakarta Timur sebagai pendatang baru untuk mendapatkan pangsa pasarnya. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan pangsa pasar dan menghadapi persaingan ini diperlukan strategi yang tepat. LPM Chic’s cabang Condet ini didirikan oleh salah satu pemegang lisensi franchiser yang telah diberikan secara khusus oleh LPM chic’s pusat sebagai pemilik lisensi. Sebagai perusahaan yang berdiri menggunakan sistem kemitraan franchising, LPM Chic’s cabang Condet ini telah dibekali oleh produk dan sistem yang sudah terlebih dahulu dikembangkan oleh LPM Chic’s pusat sebagai pemilik lisensi, dalam arti lain produk dan sistem telah benar-benar siap dan tinggal menunggu untuk dipasarkan. Agar produk tersebut laku dijual kemasyarakat atau konsumen, maka masyarakat ataupun konsumen perlu mengetahui akan kehadiran produk tersebut, berikut manfaat, harga, dimana dapat diperoleh dan kelebihan produk dibandingkan produk pesaing. Untuk itu suatu kegiatan pemasaran perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Promosi merupakan salah satu fungsi dalam bauran pemasaran yang dapat digunakan perusahaan untuk mengenalkan produknya. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Melalui kegiatan ini perusahaan dapat berkomunikasi kepada konsumennya dengan menggunakan berbagai kegiatan promosi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan target yang diinginkan oleh perusahaan. Menurut Tjiptono, 2005 pada hakekatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Pentingnya penggunaan promosi ini juga ditegaskan olehnya, dengan mengatakan bahwa betapapun berkualitasnya suatu
  • 18. 7 produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka tidak akan pernah membeli atau menggunakannya. Ada berbagai bentuk alternatif kegiatan promosi yang dapat digunakan perusahaan untuk memasarkan produknya sehingga perusahaan perlu merumuskan strategi promosi apa yang tepat untuk digunakan perusahaan. Berbagai aspek yang berkaitan dengan kegiatan promosi sebaiknya menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk membantu perusahaan dalam memutuskan kegiatan promosi yang akan dijalankan. Hal ini penting untuk dilakukan agar kegiatan promosi yang akan dijalankan sesuai dengan keadaan perusahaan dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Pelaksanaan strategi promosi yang tepat diharapkan dapat membantu keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya dan memberi keunggulan perusahaan dalam persaingan. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1. Bagaimana bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan LPM Chic’s Cabang Condet ? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi promosi Lembaga Pendidikan Musik LPM Chic’s Cabang Condet ? 3. Alternatif strategi promosi apakah yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan keadaan perusahaan ? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah: 1. Mengidentifikasi bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet. 2. Menentukan faktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet. 3. Menyusun alternatif strategi promosi sebagai masukkan yang diharapkan memberikan manfaat bagi Lembaga Musik LPM Chic’s Cabang Condet.
  • 19. 8 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat membantu memberikan masukan dan pertimbangan bagi strategi promosi yang akan dikembangkan. Manfaat lainnya adalah dapat memberikan gambaran bagi perusahaan dalam membuat rencana dan strategi yang baik dan terarah untuk mengembangkan strategi pemasaran pada Lembaga Musik LPM Chic’s dimasa yang akan datang secara efektif dan efisien. 2. Bagi peneliti, merupakan tambahan pengetahuan dari dunia praktisi yang sangat berharga untuk disinkronkan dengan pengetahuan teoritis yang diperoleh di bangku kuliah. 3. Bagi pihak lain, merupakan informasi untuk penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini hanya menganalisis strategi promosi yang dijalankan oleh LPM Chic’s cabang Condet, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi LPM Chic’s cabang Condet dan merumuskan alternatif strategi promosi perusahaan berdasarkan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki. Oleh karena itu, hasil akhir yang dapat direkomendasikan kepada pihak perusahaan dari penelitian ini adalah sebatas prioritas alternatif strategi promosi berdasarkan pengolahan AHP dan tidak disertai dengan analisis mengenai perbandingan antara biaya dan manfaat.
  • 20. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Musik Menurut Wikipedia (2008) musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam : 1. Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya 2. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali. 2.2. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi (Wikipedia, 2008). 2.3. Pendidikan Luar Sekolah (Informal) Menurut Komunikasi Pembaruan Nasional Pendidikan, pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya. Jenis-jenis pendidikan yang ada pada pendidikan luar sekolah (PLS), menurut Sudjana (1996) di antaranya adalah:
  • 21. 10 1. Pendidikan Massa (Mass education) Pendidikan massa yaitu kesempatan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas dengan tujuan yaitu membantu masyarakat agar mereka memiliki kecakapan dalam hal menulis, membaca dan berhitung serta berpengetahuan umum yang diperlukan dalam upaya peningkatan taraf hidup dan kehidupannya sebagai warga negara. Istilah Mass education menunjukan pada aktifitas pendidikan di masyarakat yang sasarannya kepada individu-individu yang mengalami keterlantaran pendidikan, yaitu individu yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan melalui jalur sekolah, tetapi putus di tengah jalan dan belum sempat terbebas dari kebuta- hurufan. Mass education ini dapat dikatakan semacam program pemberantasan buta huruf atau program keaksaraan, tentu saja tidak bertujuan supaya orang-orang didiknya sekedar baca-tulis, tetapi juga supaya memperoleh pengetahuan umum yang relevan bagi keperluan hidupnya sehari-hari. Individu yang menjadi sasarannya adalah pemuda- pemuda dan orang dewasa dan pelaksanaannya dalam bentuk kursus-kursus. 2. Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education) Pendidikan orang dewasa yaitu pendidikan yang disajikan untuk membelajarkan orang dewasa. Dalam salah satu bukunya tentang pendidikan luar sekolah, Sudjana (1996) menerangkan bahwa pendidikan orang dewasa adalah pendidikan yang diperuntukkan bagi orang-orang dewasa dalam lingkungan masyarakatnya, agar mereka dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknik dan profesi yang telah dimilikinya, memperoleh cara-cara baru serta merubah sikap dan perilakunya. 3. Pendidikan Perluasan (Extension Education) Secara umum diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilaksanakan diluar lingkungan sekolah biasa. Kegiatan yang diselenggarakan Pendidikan Luar Sekolah adalah meliputi seluruh kegiatan pendidikan baik pendidikan yang dilaksanakan di luar sistem pendidikan sekolah yang dilembagakan ataupun yang tidak dilembagakan.
  • 22. 11 2.4. Strategi Pemasaran Menurut Kotler (2007) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai. Pemasaran memperhatikan hubungan timbal balik yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumen, serta aktivitas pesaing. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran. Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu total (total quality management). 2.5. Bauran Pemasaran Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian
  • 23. 12 perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel bauran pemasaran tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif ( Kotler, 2007) Payne, 2000 dalam bukunya yang berjudul “The Essence of Service Marketing” menyebutkan ada tujuh elemen bauran pemasaran untuk jasa. Ketujuh elemen tersebut yaitu produk (product), tempat (place), harga (price), orang (people), proses (process), pelayanan (service) dan bukti fisik (physical evidence). 2.6. Pemasaran Jasa Menurut Lupiyoadi (2001) pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran produk karena secara kasat mata tidak dapat dilihat dan menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler, 2000 bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Ada enam karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu tidak nampak (intangibility), tidak dapat disimpan (Perishability), bervariasi (Heteroginity), tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi (inseparability), sangat tergantung pada kinerja karyawan (people based) dan hubungan dengan konsumen secara langsung (contact customer). Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya keterlibatan secara langsung karyawan dalam proses penyampaian (delivery process), sehingga karyawan menjadi ujung tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi ketergantungan terhadap karyawan dapat dieliminasi dan hubungan langsung kekonsumen yang sangat besar biayanya dapat dikurangi. Misalnya: bisnis perbankan pada saat ini menggunakan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) untuk membantu konsumen melakukan pelayanan sendiri (self service) berbagai keperluan yang berkaitan dengan keuangannya. 2.7. Promosi Pemasaran Latar belakang dari penelitian ini didasarkan oleh teori dari salah satu bauran pemasaran yaitu promosi. Menurut Tjiptono (2005) dalam buku Pemasaran
  • 24. 13 Jasa menyatakan promosi pemasaran berperan bagi perusahaan jasa tidak hanya sekedar memberikan informasi penting mengenai produk jasa yang ditawarkan perusahaan, tetapi juga sangat bermanfaat untuk mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli jasa perusahaan dibanding pesaing. Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk atau jasa yang dijual, tempat dan saatnya. Alat untuk melaksanakan pemberian infomasi ini disebut dengan nama bauran promosi, dalam buku Kotler (2007) ia terdiri dari lima jenis, yaitu: 1. Periklanan (Advertising) merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis. 2. Penjualan Perorangan (Personal selling) merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam penjualan perorangan adalah: penjualan kerumah-rumah (door to door selling, penawaran melalui surat (mail order), penjualan melalui telepon, dan penjualan langsung (direct selling). 3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkarlnya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen. 4. Penjualan Langsung (Direct Marketing) merupakan kegiatan pemasaran yang berinteraksi langsung kepada konsumen melalui berbagai media periklanan (advertising), dan secara general mendorong konsumen memberikan respon langsung. Bentuk-bentuk pemasaran langsung (direct selling) yang umum ditemui seperti surat langsung, telemarketing, pemasaran internet. Bila kita cermati bentuk-bentuk kegiatan ini memiliki empat karakteristik khusus, yaitu bersifat tidak umum, disesuaikan dengan orangnya, mutakhir dan interaktif.
  • 25. 14 5. Publisitas (Pubilicity) merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut sebagai usaha untuk mensosialisasikan atau memasyarakatkan . Pencapaian strategi yang efektif harus dilakukan dengan mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi bauran promosi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jenis Pasar Produk Alokasi promosi berbeda-beda antara pasar konsumen dan bisnis. Pemasar konsumen mengeluarkan uang secara berturut-turut untuk promosi penjualan, iklan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat. Pemasar bisnis mengeluarkan uang secara berturut-turut untuk penjualan pribadi, promosi penjualan, iklan dan hubungan masyarakat. Sejumlah penelitian mengeaskan peran iklan dalam pasar bisnis. Iklan yang dikombinasikan dengan penjualan pribadi dapat meningkatkan penjualan pada pasar bisnis, iklan pada perusahaan dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan memudahkan tenaga penjual dalam mengadopsi produk dan menjualnya. Pada umumnya penjualan pribadi lebih banyak digunakan untuk barang yang rumit, mahal dan beresiko dan dipasar dengan penjual yang lebih besar dengan jumlah yang lebih sedikit. Tenaga penjual pada pasar konsumen memiliki empat sumbangan penting yaitu posisi persediaan yang meningkat, pembangunan antusiasme, penjualan misioner dan manajemen pelanggan utama. (Kotler, 2007). 2. Pelanggan Dalam kaitannya dengan pelanggan, ada dua strategi yang dapat digunakan dalam menentukan strategi promosi (Tjiptono, 2002), yaitu :
  • 26. 15 a.Push Strategi, yaitu aktivitas promosi produsen kepada perantara (biasanya penjualan perorangan dan trade promotion), dengan tujuan agar para perantara itu memesan, kemudian menjual, serta mempromosikan produk yang dihasilkan produsen. b. Pull Strategy, yaitu aktivitas promosi produsen kepada konsumen akhir (biasanya dengan iklan dan consumer promotion), dengan tujuan agar mereka mencarinya pada para perantara, yang pada gilirannya melalui perantara memesan produk yang dicari konsumen kepada produsen. 3. Luas Cakupan Geografis Karakteristik dari kriteria pemilihan alat promosi adalah besarnya cakupan geografis dari target audiens. Jika target audiensnya skala nasional, maka lebih efektif bila menggunakan alat komunikasi massal, seperti periklanan dan promosi penjualan. Begitu, pun halnya dengan beberapa kegiatan bisnis spesial membutuhkan perhatian untuk menjelaskan, desain, demonstrasi, pemasangan dan membutuhkan pelayanan servis kompleks. Dalam keadaan ini penjualan perorangan memberikan pengaruh yang lebih baik. Alat-alat dari komunikasi pemasaran memungkinkan sebuah organisasi untuk berkomunikasi melalui skala nasional ataupun internasional melalui periklanan dan teknologi seperti satelit, atau kepada satu orang atau suatu komunitas tertentu dengan bantuan pernjualan perorangan dan bantuan rekomendasi dari mulut ke mulut (Fill, 2002). 4. Tahap Kesiapan Membeli Alat-alat promosi berbeda-beda dalam keefektifan biaya sesuai dengan tahap kesiapan pembeli yang berbeda dan tujuan yang ingin dicapai Efektivitas dari masing-masing alat promosi dapat ditelusuri dari proses keputusan membeli. Iklan dan pemberitaan memegang peranan terpenting dalam tahap pembangunan kesadaran, sedangkan penjualan pribadi lebih efektif untuk kegiatan promosi dan perilaku pembelian. Pengertian pelanggan terutama dipengaruhi iklan dan penjualan pribadi. Keyakinan pelanggan sangat dipengaruhi penjualan pribadi. Penutupan penjualan kebanyakan dipengaruhi
  • 27. 16 penjualan pribadi, promosi penjualan dan sisanya oleh iklan yang mengingatkan (Fill, 2002) 5. Tahap siklus hidup produk Alat-alat promosi juga memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda sesuai dengan tahap siklus hidup produk yang berbeda. Pada tahap pengenalan, iklan dan pemberitaan memiliki tingkat efektivitas biaya tertinggi, disusul penjualan pribadi untuk memperoleh jangkauan distribusi dan promosi penjualan untuk mendorong konsumen mencobanya. Pada tahap pertumbuhan, permintaan mempunyai momentumnya sendiri melalui cerita dari mulut kemulut. Pada tahap ini sebaiknya mulai menggunakan penjualan perorangan (personal selling). Pada tahap kematangan secara berturut-turut promosi penjualan, iklan dan penjualan pribadi semuanya makin berperan penting, untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Pada tahap penurunan, promosi penjualan tetap berperan kuat, iklan dan pemberitaan berkurang dan wiraniaga hanya memberikan sedikit perhatian pada produk tersebut, untuk memperlambat penurunan penjualan produk (Kotler, 2005) 6. Anggaran Jika perusahaan memiliki dana promosi yang besar, maka peluangnya untuk menggunakan iklan yang bersifat nasional juga besar. Sebaliknya dana yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat memilih penjualan perorangan (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) atau iklan bersama dalam wilayah lokal atau regional (Tjiptono, 2002). 7. Pesaing Perusahaan dapat mempertimbangkan strategi promosi yang akan dijalankan berdasarkan aktivitas promosi yang dijalankan pesaing atau menyesuaikan dengan tingkat persaingan yang ada dalam industri tersebut (Kotler, 2005) 8. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi yang akan digunakan untuk memenangkan persaingan yang terjadi dalam pasar. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencari keuntungan banyak bergantung pada strategi dasar ini (Fitriana, 2005). Harga yang tinggi sering dianggap pelanggan berkorelasi
  • 28. 17 positif dengan kualitas yang juga tinggi, maka penggunaan iklan lebih tepat untuk mengkomunikasikan kualitas dari produk-produk yang harganya mahal. Jika pendistribusian dilakukan secara langsung, maka karakteristiknya mensyaratkan penggunaan penjualan perorangan, sedangkan bila secara tidak langsung, maka dibutuhkan iklan karena terbatasnya jumlah armada penjual yang dipakai (Tjiptono, 2002). 2.8. Waralaba atau Franchising Definisi waralaba menurut waralaba.com (2008) suatu pola kemitraan usaha antara perusahaan yang memiliki merek dagang dikenal dan sistem manajemen, keuangan dan pemasaran yang telah mantap, disebut pewaralaba, dengan perusahaan/individu yang memanfaatkan atau menggunakan merek dan sistem milik pewaralaba, disebut terwaralaba. Pewaralaba wajib memberikan bantuan teknis, manajemen dan pemasaran kepada terwaralaba dan sebagai imbal baliknya, terwaralaba membayar sejumlah biaya (fees) kepada pewaralaba. Hubungan kemitraan usaha antara kedua pihak dikukuhkan dalam suatu perjanjian lisensi/waralaba. Pengertian dari franchise ini juga dirumuskan pada Peraturan Menteri Perdagangan (no. 12/2006). Waralaba (franchise) adalah perikatan antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dimana Penerima Waralaba diberikan hak untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan dan/atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki Pemberi Waralaba dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh Pemberi Waralaba dengan sejumlah kewajiban menyediakan dukungan konsultasi operasional yang berkesinambungan oleh Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba. Menurut International Franchise Association dalam waralaba.com (2008), secara umum terdapat beberapa bentuk format bisnis waralaba, yaitu Unit franchising, Area development franchising, Subfranchising, Conversion or affiliation franchising dan Nontraditional franchising. Secara rinci kelima jenis franchise tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
  • 29. 18 1. Unit Waralaba (Unit Franchising) Bentuk waralaba ini adalah yang paling umum, dalam unit franchise, pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjalankan sejumlah satu (single) bisnis waralabanya dalam lokasi atau daerah yang telah ditentukan. Ada dua pihak yang berkepentingan dalam bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba. 2. Area Developer (Area Development Franchising) Area development franchising, pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba (disebut area developer) suatu daerah tertentu yang harus dikembangkan. Terwaralaba tersebut memiliki hak dan kewajiban untuk membuka dan mengoperasikan sendiri sejumlah unit waralaba tertentu sesuai dengan jadwal rencana pengembangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya, jika target jadwal rencana pengembangan waralaba yang bersangkutan tidak tercapai, pewaralaba akan memutuskan kontrak perjanjian pengembangan waralaba pada daerah tersebut. Walau begitu, unit waralaba yang telah berdiri tetap dapat dioperasikan oleh terwaralaba. Ada dua pihak yang berkepentingan dalam bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba. 3. Unit Waralaba (Subfranchising) Subfranchising, kadang disebut juga master franchising, sifatnya mirip dengan area development franchising, hanya saja bentuk waralaba ini melibatkan 3 pihak. Perbedaannya adalah, pada bentuk waralaba ini franchisee memiliki pilihan antara membuka sendiri unit waralabanya atau menjual kembali unit waralaba (sub franchising) kepada pihak lain (ke-3), selama tujuan pengembangan waralaba dalam suatu daerah dapat tercapai. Bentuk kesepakatan ini umum digunakan oleh sistem waralaba internasional (terutama pewaralaba Amerika Serikat), biasanya disebut dengan “master franchising”, dan franchisee sebagai sub franchisor disebut sebagai “master franchisee”. 4. Afiliasi (Affiliation or Conversion Franchising) Bentuk waralaba ini terjadi jika seorang pemilik dari suatu bisnis yang
  • 30. 19 telah berjalan ingin berafiliasi dengan suatu jaringan waralaba yang telah terkenal. Tujuannya adalah agar bisnis tersebut dapat memanfaatkan keuntungan dari merek terkenal dan juga sistem operasi dari jejaring waralaba yang bersangkutan. Dalam affiliation franchising ini, terwaralaba biasanya diperbolehkan untuk tetap menggunakan merek lama yang telah mereka miliki diikuti dengan merek terkenal dari sang pewaralaba. Bentuk waralaba ini banyak diterapkan di industri perhotelan. 5. Non-traditional Franchising Pada bentuk waraba ini, pewaralaba menjual waralabanya untuk ditempatkan pada tempat-tempat tertentu yang khusus. Misalkan, suatu unit waralaba yang dijual didalam lokasi bisnis (misal: ritel) milik orang lain. Dalam hal ini pewaralaba membuat dua perjanjian, yaitu perjanjian dengan terwaralaba dan perjanjian dengan pemilik bisnis. 2.9. Metode Analytical Hierarcy Process Analytical Hierarcy Process dikembangkan oleh Thomas Saaty pada tahun 1970an. AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model matematik. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria. Ketika dilakukannya pengambilan keputusan dalam perencanaan strategi sangatlah penting untuk mengevaluasi setiap kemungkinan alternatif dengan baik. Dalam beberapa situasi pengambilan keputusan strategi promosi seringkali dihadapkan dengan situasi dimana banyaknya faktor menjadi suatu kendala. Hal ini membuat keputusan tersebut sulit untuk diambil dan meningkatkan kebutuhan dilakukannya pendekatan tertentu, yang memungkinkan para pengambil keputusan untuk memecahkan proses evaluasi tersebut dalam beberapa tingkatan faktor- faktor yang berbeda tetapi masih saling terkait. Metode AHP adalah kerangka kerja yang komprehensif, logis dan terstruktur. Metode ini memungkinkan dilakukannya pemahaman akan keputusan yang kompleks dengan melakukan dekomposisi dari suatu masalah. Cara kerja AHP sangatlah sederhana, metode ini dimulai dengan menyatukan semua
  • 31. 20 keputusan yang relevan dan kemudian dilakukan proses pembobotan untuk memudahkan pengambil keputusan melihat tingkat kepentingan dari masing- masing kriteria obyektif. Prosedur ini mengenalkan dan menyatukan pengetahuan juga keahlian para partisipan dalam pengambilan keputusan, dengan memanfaatkan penilaian subjektif. Tiga prinsip dasar dalam metode AHP ini, adalah peng- dekomposisian masalah dari pengambilan keputusan, penilaian komparatif dari setiap unsur dan pensintesisan dari masing-masing prioritas. Saaty (1993) mengemukakan beberapa keuntungan penggunaan metode AHP : 1. Memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan. 2. Mensintesis satu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda. 3. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan alternatif terbaik. 4. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif. 5. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 6. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 7. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan sistem berdasarkan sistem kompleks. 2.10. Penelitian Terdahulu Fitriana (2005) melakukan penelitian mengenai analisis strategi promosi wisata arum jeram. Berdasarkan hasil penelitiannya, karakteristik kunjungan menunjukkan bahwa, ingin mencoba tantangan merupakan alasan mencoba wisata arum jeram, sebagian besar pengguna jasa memperoleh informasi dari teman dan baru pertama kali mencoba wisata arum jeram. Faktor yang menjadi prioritas penyusunan strategi promosi berturut-turut adalah anggaran, sumbe daya manusia, karakteristik jasa, karakteristik pasar dan pesaing. Alternatif strategi promosi yang tepat untuk dijalankan adalah meningkatkan frekuensi kegiatan promosi yang dijalankan saat ini. Penelitian mengenai promosi juga dilakukan oleh Yunida (2006) yaitu
  • 32. 21 analisis strategi promisi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV), yang menganalisis faktor penyusun strategi promisi Trans TV. Hasil dari penclitian tersebut mengidentifikasikan enam faktor yaitu anggaran promosi, pesaing, sumber daya manusia karakteristik produk dan Segmentasi, Target, dan Positioning perusahaan. Kurniaty (2007) melakukan penelitian mengenai analisis strategi promosi dengan menggunakan metode AHP pada perusahaan jasa Event Organizer CI Production. Dari penelitian yang dilaksanakan, perusahaan CI Production perlu meningkatkan kegiatan publisitas dan humas sebagai alternatif strategi pilihan pertama dengan bobot 0,300. Alternatif selanjutnya adalah peningkatan kerjasama dengan media partner (0,292), meningkatkan kegiatan pemasaran langsung (0,235), meningkatkan kegiatan promosi terdahulu (0,093) dan meningkatkan kegiatan periklanan sebagai alternatif strategi terakhir dengan bobot 0,080. Zakiyah (2008) mengambil penenlitian mengenai analisis strategi promosi jasa telekomunikasi Esia pada PT. Bakrie Telecom Tbk dengan menggunakan metode AHP. Hasil dari penelitian terindentifikasi enam faktor yaitu anggaran promosi, sumber daya manusia, karakteristik produk, karakteristik pasar, Segmentation Targetng dan Positioning dan tingkat persaingan. Dari pengolahan AHP didapatkan bahwa STP terindentifikasi sebagai faktor prioritas utama yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi Esia dengan bobot 0,445. Alternatif strategi promosi bagi Esia yaitu meningkatkan intensitas promosi above the line, baik melalui media cetak maupun elektronik, aktif melakukan promosi below the line melalui berbagai kegiatan seperti event road show, flyering, diberbagai tempat keramaian, sarana SMS, penempatan POS (Point of Sales) material ditempat- tempat penjualan ketika peluncuran program atau produk baru (B), melakukan peningkatan kegiatan direct selling dan direct marketing (C), aktif melakukan promosi penjualan dengan program-program yang lebih menarik (D).Alternatif yang diprioritaskan bagi Esia adalah meningkatkan intensitas promosi above the line, baik melalui media cetak maupun elektronik dengan bobot 0,364.
  • 33. 22 III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Lembaga Pendidikan Music Chic’s merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan musik. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1997 dan masih berkembang hingga sekarang, melalui cabang- cabangnya perusahaan ini mulai melakukan ekspansi untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. LPM Chic’s Music Cabang Condet merupakan salah satu cabang yang baru berdiri, perusahaan ini mulai beroperasi pada bulan April tahun 2008. Sebagai perusahaan yang baru berdiri perusahaan menghadapi banyak tantangan, salah satunya adalah keberadaan persaingan pasar antar perusahaan yang serupa untuk mendapatkan pangsa pasar. Untuk itu perusahaan dituntut untuk melakukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mengkomunikasikan perusahaan dan jasa yang diberikan kepada konsumen. Promosi merupakan salah satu strategi yang dapat dikembangkan dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran. Sesuai dengan tujuan akhir promosi adalah untuk meningkatkan hasil perusahaan melalui peningkatan hasil penjualan, maka tujuan promosi yang paling penting adalah untuk dapat menimbulkan tindakan dari calon pembeli yang ditujunya, karena hal ini menandakan berhasil atau tidaknya suatu promosi. Tujuan dasar dilaksanakannya promosi adalah untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan penjual. Suatu promosi yang dilaksanakan tanpa mempunyai tujuan sama saja dengan melaksanakan pekerjaan yang sia-sia, untuk itu sebaiknya penentuan strategi promosi harus dilakukan dengan hati-hati. Dalam penelitian ini penentuan strategi promosi diawali dengan diadakannya analisis strategi promosi yang telah dilakukan perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor, aktor dan tujuan promosi yang dihubungkan dengan tujuan utama perusahaan hingga pada akhirnya ditentukannya alternatif yang akan dijalankan.
  • 34. 23 Proses pengidentifikasian faktor-faktor,aktor dan tujuan promosi sampai dihasilkannya alternatif dilakukan dengan menggunakan metode AHP. Banyaknya faktor yang berpengaruh dalam penentuan strategi promosi membuat pengambilan keputusan menjadi sulit untuk dilakukan. Metode AHP merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan, metode ini memungkinkan untuk dipecahkannya proses evaluasi menjadi beberapa tingkat dari beberapa faktor yang mempengaruhinya dalam penelitian ini, hal tersebut disajikan pada Gambar 2.
  • 35. 24 Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian Penyusunan Struktur Hierarki Pembobotan dan penghitungan pendapat Alternatif Prioritas Strategi Promosi Rekomendasi kebijakan strategi Strategi pengembangan promosi LPM Chic’s Visi dan Misi Pengidentifikasian atribut- atribut dengan metode AHP Faktor-faktor yang berpengaruh Aktor yang terlibat Alternatif yang disarankan Tujuan-tujuan yang ingin dicapai Bauran Pemasaran Jasa
  • 36. 25 3.2.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada LPM Chic’s Cabang Condet yang beralamat di Jalan Raya Condet No.30A Kramat Jati, Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Februari 2009. 3.3. Pengolahan dan Analisis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan lapangan dan hasil wawancara dengan pihak perusahaan yang memiliki kontribusi terhadap perumusan strategi promosi perusahaan. Wawancara dilakukan dengan empat orang responden dengan menggunakan kuesioner yang cara pengisiannya dipandu oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran literatur baik dari media cetak maupun elektronik, studi pustaka, internet dan dokumen perusahaan. Pemilihan responden dalam AHP dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden, baik individu atau lembaga yang dianggap mengerti permasalahan yang terjadi dan mempunyai kemampuan dalam pembuatan kebijakan atau memberi masukan dalam proses penentuan strategi. Responden yang dipilih adalah Komisaris sebagai pemilik perusahaan, Direktur Utama, Staff Promosi dan Event dan satu orang perwakilan siswa. Metode analisis data yang akan digunakan yaitu Proses Hierarki Analitik dengan menggunakan bantuan Expert Choice versi 11.5 dan Microsoft Excel 2007. Expert Choice merupakan Sofware komputer untuk menentukan pilihan-pilihan dalam pengambilan keputusan dengan multikriteria yang berdasarkan metodologi pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Saaty. Pendekatan AHP untuk pemilihan alternatif dengan menangkap secara rasional persepsi orang, karena AHP mampu mengkonversi faktor-faktor intangible (yang tidak terukur) kedalam aturan yang biasa sehingga dapat dibandingkan. Menurut Saaty (1993) dalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, yaitu :
  • 37. 26 a.Decomposition. Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan dekomposisi yaitu memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsur- unsur, jika ingin mendapatkan hasil yang lebih akurat, pemecahan dan dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingakatan persoalan tadi. b. Comparative Judgement. Prinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian lebih baik jika disajikan dalam bentuk matriks (pairwise comparison). c.Synthesis of Priority. Dari setiap matriks pairwise comparison yang kemudian dicari eigen vector untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis diantara local priority. Prosedur melakukan sintesis berbeda dengan bentuk hirarki. Pengurutan unsur-unsur menurut kepentingan relatif melalui sintesis dinamakan priority setting. d. Logical Consistency. Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah bahwa obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokan sesuai dengan keseragaman dan relevansi, kedua adalah tingkat hubungan antara obyek didasarkan pada kriteria tertentu. Penelitian ini menggunakan struktur hierarki multikriteria yang saling mempengaruhi antar tingkatan dimana setiap kriteria pada suatu tingkat mempengaruhi setiap kriteria di bawahnya. Struktur hierarki ini digunakan untuk mendapatkan prioritas dari kriteria-kriteria yang akan dirumuskan, kerangka struktur hirarki yang digunakan dimuat pada Gambar 3.
  • 38. 27 Gambar 3. Kerangka pemikiran hierarki proses 3.3.1. Proses Hierarki Analitik (PHA) Metode analisis data yang digunakan PHA, yaitu suatu pendekatan yang digunakan berdasarkan masukan yang bertujuan untuk menentukan perencanaan strategi promosi yang dilaksanakan untuk mendapatkan strategi yang tepat dan optimal bagi kemajuan perusahaan. Dalam AHP, penetapan prioritas kebijakan dilakukan dengan menangkap secara rasional persepsi orang, kemudian mengkonversi faktor-faktor yang intangible (yang tidak terukur) kedalam ukuran yang biasa, sehingga dapat dibandingkan. Tahapan atau langkah-langkah dalam analisis data menurut Saaty (1993) adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi Sistem Identikasi sistem dilakukan dengan cara mempelajari beberapa rujukan untuk memperkaya ide atau berdiskusi dengan para pakar atau orang yang menguasai permasalahan untuk mendapatkan konsep yang relevan dengan permasalahan dan mendefinisikan Faktor 1 Fokus (Tujuan Utama) Tujuan 1 Alternatif A Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Aktor 2 Aktor 3 Aktor 4Aktor 1 Tujuan 2 Tujuan 3 Alternatif B Alternatif C Alternatif D Alternatif E Alternatif F
  • 39. 28 masalah serta mendapatkan solusi yang diinginkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan dengan menggunakan AHP dalam kerangka penentuan perencanaan. Pemecahan masalah dan solusi yang diinginkan adalah mendapatkan skenario optimal dari pengembangan strategi promosi, maka untuk menyusun suatu analisis tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Penyusunan Hirarki Dalam penyusunan hirarki atau struktur keputusan dilakukan dengan mengelompokan elemen-elemen sistem atau alternatif keputusan kedalam suatu abstraksi sistem hirarki keputusan. 3. Komparasi Berpasangan Penentuan tingkat kepentingan pada setiap tingkat hirarki atas pendapat dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan (pairwise comparison). Teknik komparasi berpasangan yang digunakan dalam AHP dilakukan dengan cara membandingkan antara elemen satu dengan elemen lainnya dalam satu tingkat hirarki secara berpasangan sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing elemen. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik pada setiap elemen yang dibandingkan dengan hasil wawancara langsung dengan responden. Responden bisa seorang ahli atau bukan, tetapi terlibat dan mengetahui permasalahan tersebut. Untuk mengkuantitatifkan data yang bersifat kualitatif tersebut digunakan Skala Banding secara Berpasangan yang dikembangkan oleh Saaty (1993) seperti terlihat pada Tabel 3.
  • 40. 29 Tabel 3. Skala banding secara berpasangan Kepentingan Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibanding elemen lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya Pengalaman dan penilaian dengan kuat menyokong satu elemen dibanding elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam kenyataan 9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lainnya Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dan pertimbangan yang berdekatan Nilai ini diberikan bila ada dua komponen diantara dua pilihan Kebalikan Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibanding dengan i Sumber: Saaty, 1993 4. Matrik Pendapat Individu Formulasi matrik individu adalah :
  • 41. 30 Dalam hal ini C1, C2, …..,Cn adalah set elemen pada setiap tingkat keputusan dalam hirarki, kuantifikasi pendapat dari hasil komparasi berpasangan membentuk matrik n x n. Nilai aij merupakan nilai matrik pendapat hasil komparasi yang mencerminkan nilai kepentingan Ci terhadap Cj. 5. Pengolahan Horisontal Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas elemen keputusan pada hirarki keputusan dengan empat tahapan, yaitu : a. Perkalian baris (z) dengan menggunakan rumus : …………………………..(1) Dimana: zi = vector eigen m = jumlah responden n = jumlah elemen yang dibandingkan b. Perhitungan vektor prioritas atau vector Ciri : …………………………..(2) Dimana eVPi = elemen vector prioritas ke-i c. Perhitungan nilai Eigen maksimum (λmax) dengan rumus : VA = aij x VP dengan VA = (v aij) VB = dengan VB = (Vbi) dimana VB adalah nilai Eigen 1 n λ max = ----- Σ VBi, untuk I = 1,2,…,n …………………..(3)
  • 42. 31 n i=1 VA = Vektor antara d. Perhitungan Indeks Konsistensi (CI) Konsistensi logis menunjukan intensitas relasi antara pendapat yang didasarkan pada suatu criteria tertentu dan saling membenarkan secara logis. Tingkat konsistensi menunjukan suatu pendapat mempunyai nilai yang sesuai dengan pengelompokan elemen pada hirarki. Tingkat konsistensi juga menunjukan tingkat akurasi suatu pendapat terhadap elemen- elemen pada suatu tingkat hirarki. Untuk mengetahui konsistensi (CI) digunakan formulasi sebagai berikut : λ max - n CI = ------------------ …………………..(4) n-1 Dimana: λ max = Eigen value n = jumlah yang dibandingkan Untuk mengetahui konsistensi secara menyeluruh dari berbagai pertimbangan dapat diukur dari nilai Ratio Konsistensi (CR). Nilai ratio konsistensi adalah perbandingan antara indeks konsistensi (CI) dengan indeks acak (RI), di mana nilai RI telah ditentukan seperti terlihat pada Tabel : Tabel 4. Nilai random index (ri) n RI n RI n RI n RI n RI 1 0,00 2 0,00 3 0,52 4 0,89 5 1,11 6 1,25 7 1,35 8 1,40 9 1,45 10 1,49 Sumber : Saaty, 1993 e. Revisi Pendapat Revisi pendapat dapat dilakukan apabila nilai konsistensi ratio (CR) pendapat cukup tinggi (lebih besar dari 0,1), dengan mencari deviasi RMS (Root Mean Square) dari baris-baris (aij) dan perbandingan nilai bobot baris terhadap bobot kolom (wi/wj) dan merevisi pendapat pada baris yang mempunyai nilai terbesar, yaitu:
  • 43. 32 n λ max = S (aij – wi/wj) …………………………(5) j=1 Beberapa ahli berpendapat jika jumlah revisi terlalu besar, sebaiknya responden tersebut dihilangkan, Jadi penggunaan revisi ini sangat terbatas mengingat akan terjadinya penyimpangan dari jawaban yang sebenarnya. f. Matriks Pendapat Gabungan Matriks pendapat gabungan merupakan matrik baru yang elemen-elemennya (gij) berasal dari rata-rata geometrik elemen matrik pendapatan individu yang nilai ratio konsistensinya (CR) memenuhi syarat. Tujuan dari penyusunan matrik pendapat gabungan ini adalah untuk membentuk suatu matrik yang mewakili matrik-matrik pendapat individu yang ada. Matrik ini selanjutnya digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi serta vector prioritas dari elemen-elemen hierarki yang mewakili semua responden. Matrik pendapat gabungan ini menggunakan formulasi berikut : …………………………..(6) Dimana m adalah jumlah responden aij adalah matrik individu g. Pengolahan Vertikal Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan terhadap sasaran utama. Jika Cvij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-i pada tingkat ke-j terhadap sasaran utama, maka : s CVij = ∑ CHij (t,i-1) x VW t(i-1) t-1 ……..……………………….(7) Untuk i=1,2,3,….,p
  • 44. 33 j=1,2,3,…..,r t=1,2,3,…..,s Keterangan : CHij (t,i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-1 terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya (i-1), yang diperoleh dari pengolahan Horizontal. VW t(i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke (i=1) terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil pengolahan Vertikal. P = Jumlah tingkat hirarki keputusan R = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i S = jumlah elemen yang ada pada tingkat kei=1 Tahapan-tahapan dalam proses hirarki analitik ini dimuat pada Gambar 4.
  • 45. 34 Tidak Ya Gambar 4. Skema Perhitungan Metode AHP (Saaty, 1993) Identifikasi sistem Penyusunan Hierarki Penilaian Matrik pendapat individu Vektor Eigen Matriks Pendapat Vektor Prioritas Matriks Pendapat Rasio Konsistensi (CR) Memenuhi syarat Pengolahan vertikal Vektor Prioritas Selesai Mulai
  • 46. 35 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Awal berdirinya LPM chic's dimulai pada tanggal 1 Januari 1997 dimana Chic’s dikukuhkan sebagai Lembaga Pendidikan Musik oleh departemen pendidikan dan kebudayaan  dengan nomor SK : 914/TERDAF/PLSM/III/1998. Sebelumnya LPM Chic’s merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat-alat musik namun dengan semakin terbukanya peluang perusahaan ini mulai mengembangkan usahanya dengan membuka lembaga pendidikan musik. Saat ini Chic’s Music memiliki enam cabang yang tersebar di daerah Jabotabek dan Sumatera, di daerah Jabotabek sendiri ada empat cabang yaitu Cabang Bekasi, BSD Tanggerang, Jakarta selatan dan Jakarta Timur. LPM Chic’s Cabang Condet, Jakarta Timur ini merupakan cabang keenam dari lembaga pendidikan musik Chic’s yang dibuka dengan sistem kemitraan (franchising). Proses negoisasi sampai dengan tahap lisensi dengan pihak Chic’s pusat sebagai pemegang lisensi dilakukan dari bulan Januari hingga bulan Maret 2008, hingga akhirnya resmi dibuka dan beroperasi bulan April 2008. LPM Chic’s Jakarta Timur ini dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 130 m2 , di dalam bangunan yang memiliki dua lantai ini disediakan berbagai fasilitas seperti ruang kelas, ruang showroom dengan fasilitas studio musik lengkap dan ruang tunggu atau pendaftaran yang berada lantai pertama. Kegiatan yang dilaksanakan oleh LPM Chic’c Condet ini kurang lebih sama dengan yang telah ditetapkan oleh LPM Chic’s pusat sebagai pemilik lisensi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pembukaan kelas pengajaran musik mulai dari kelas biola, keyboard, gitar elektrik, gitar bass, gitar klasik, drum, vokal, kelas spesialisasi dan kelompok cinta music (untuk anak berusia tiga sampai lima tahun). Selain melakukan kegiatan pengajaran musik LPM Chic’s Condet juga melakukan kegiatan penjualan alat musik dan penyewaan studio.
  • 47. 36 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi dari LPM chic’s saat ini berkomitmen untuk menciptakan musisi yang handal di bidangnya dengan mengutamakan program pendidikan yang jelas, instruktur yang mahir dan berdedikasi tinggi terhadap pengembangan murid-muridnya. 4.1.3. Struktur Organisasi Struktur organisasi LPM Chic’s Condet, Jakarta Timur terdiri dari Komisaris sebagai pemilik perusahaan, Direktur Utama selaku pimpinan perusahaan, Staff Administrasi dan Keuangan, Staff Promosi dan Event dan Staff Urusan Rumah Tangga. Struktur Organisasi LPM Chic’s secara lengkap untuk Chic’s Pusat dan struktur organisasi dari pusat ke cabang dapat dilihat pada lampiran 1. Gambar 5. Struktur Organisasi LPM Chic’s Jakarta Timur 4.1.4. Sistem Kemitraan (Franchising) LPM Chic’s Cabang Condet termasuk kedalam jenis Unit Waralaba (Unit Franchising), dimana pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjalankan satu unit bisnis waralabanya dalam lokasi atau daerah tertentu. Perjanjian penggunaan merek dan seluruh sistem yang diberikan kepada LPM Cabang Condet ini memiliki batas waktu sesuai dengan perjanjian yang diberikan oleh LPM Chic’s Pusat. Adapun kelengkapan atau hak yang diberikan oleh LPM Chic’s antara lain, penggunaan nama atau merk (brand), sistem pendidikan dan sistem administrasi, kurikulum pendidikan serta silabus, desain ruang kelas, kegiatan promosi bersama dan penggunaan tool kit promosi (logo, banner, brosur, poster, banner). Urusan Rumah Komisaris/Pemilik Direktur Promo and EventAdministrasi dan
  • 48. 37 4.2. Bauran Pemasaran Perusahaan 4.2.1. Produk Produk adalah konsep keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan berbagai nilai bagi para pelanggan, sedangkan istilah barang atau jasa merupakan subkategori yang menjelaskan dua jenis kategori produk. Produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Orang membeli jasa untuk memenuhi kebutuhan yang mereka cari, dalam penggunaannya orang melekatkan nilai pada jasa- jasa yang mereka di terima dengan mengacu kepada kemampuan suatu jasa memenuhi kebutuhan mereka. Itu sebabnya mengapa nilai yang diberikan oleh konsumen sangat penting kaitannya untuk keberhasilan suatu jasa. Penambahan produk yang diharapkan mencerminkan cara menciptakan diferensiasi produk sehingga dapat menambah nilai dari perspektif pelanggan (Payne, 2000). Produk yang ditawarkan LPM Chic’s merupakan produk Jasa yang sifatnya intangible tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan manfaatnya. Pada dasarnya LPM Chic’s merupakan perusahaan yang memiliki produk utama berupa pendidikan musik, pendidikan sendiri sifatnya tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan manfaatnya. Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan ini perusahaan menyertakan produk tambahan yaitu modul pelatihan yang melengkapi pelayanan jasa. Modul ini termasuk jasa tambahan atau barang pendukung. Karena penggunaan produk tambahan tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap penyampaian jasa, maka produk jasa pendidikan yang ditawarkan perusahaan dapat dikatakan sebagai Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil. Meskipun demikian kategori ini masih sulit digeneralisasikan secara baik hal ini disebabkan bauran barang dan jasa berbeda-beda (Kotler, 2007). LPM Chic’s memiliki strategi keunggulan dalam menawarkan produknya yang disebut dengan competitive advantage (Friedman, 1997) salah satu strategi yang dikembangkan adalah melalui strategi diferensiasi, yaitu strategi memberikan penawaran yang berbeda
  • 49. 38 dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Beberapa keunggulan dari produk Chic’s ini, antara lain: a. Kurikulum. Penerapan kurikulum yang diterapkan oleh LPM Chic’s disusun secara khusus oleh LPM Chic’s sendiri sehingga tidak sama dengan kurikulum sekolah musik lainnya. Materi pada kurikulum ini dibuat oleh dewan pengembangan kurikulum yang terdiri dari para musisi senior LPM Chic’s, materi dalam kurikulum LPM chic’s ini senantiasa di revisi untuk mengikuti perkembangan dunia musik. Karena LPM Chic’s Musik berbentuk sekolah informal maka tidak ada standar baku atau nasional dalam pengadaan kurikulum yang diberikan, namun kegiatan pendidikan ini telah diakui oleh departemen pendidikan dengan SK : 914/TERDAF/PLSM/III/1998. b. Showroom. Ini merupakan salah satu keunggulan yang diberikan kepada para pemegang lisensi LPM Chic’s, dimana para pemilik cabang chic’s berhak menjadi distributor alat musik dan membuka toko musik pada tempat mereka beroperasi. c. Fasilitas. Pengadaan fasilitas pada LPM Chic’s ini benar-benar diperuntukkan untuk memuaskan keperluan para siswa yang belajar pada sekolah musik ini. Penyediaan studio latihan bagi para siswa secara gratis diberikan sehingga siswa tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sewa alat-alat musik, selain itu khusus bagi para siswa diberikan potongan harga untuk setiap pembelian alat musik dari LPM Chic’s. d. Kegiatan (Event) Musik. Pengadaan kegiatan musik secara berkala untuk menunjang pengembangan kreativitas siswa seperti master class, workshop, konser siswa, produk klinik, guitar wars dan drums day. e. Akustik. Hal ini merupakan suatu ajang berkumpul dan bertukar pikiran untuk mengadakan suatu kegiatan atau event bersama. Akustik merupakan organisasi siswa LPM Chic’s, melalui organisasi ini para siswa dilatih terbiasa membuat acara-acara hiburan layaknya sebuah event organizer. 4.2.2. Harga Harga memainkan bagian yang sangat penting dalam bauran pemasaran. Harga dan komponen biaya lainnya dapat menunjukkan bagaimana pengaruh perilaku yang ditimbulkan pelanggan terhadap suatu biaya. Ketika pelanggan membeli jasa tertentu, mereka
  • 50. 39 membandingkan manfaat yang mereka pahami melalui jasa yang diperoleh dengan harga yang mereka pahami. Untuk itu keputusan- keputusan penetapan harga sangat nyata dalam menentukan nilai bagi pelanggan dan memiliki peranan yang penting dalam pembentukan citra bagi jasa tersebut (Lovelock dan Wright, 2005). Saat ini LPM Chic’s memiliki harga yang cukup bersaing. LPM Chic’s mencoba menetapkan harga dengan menyesuaikan pada kondisi pasar sehingga mampu bersaing dengan para kompetitornya. Penentuan harga ini dilakukan perusahaan dengan melakukan survey sebelumnya dengan para pesaingnya dan daya beli masyarakat. Dibawah ini dapat dilihat perbandingan harga LPM Chic’s dengan Sekolah Musik Purwacaraka (Tabel 5) Tabel 5. Perbandingan Biaya Pendidikan LPM Chic’s dengan Sekolah Musik Purwacaraka Jenis Biaya Purwacaraka (Rp.) LPM Chic's Condet (Rp.) Pendaftaran 300000 200000 Gitar klasik 250000 275000 Gitar Elektrik 250000 275000 Biola 265000 275000 Drum 300000 275000 Piano Pop 250000 275000 Piano Klasik 250000 275000 Vokal 250000 275000 Sumber: LPM Chic’s dan Purwacaraka Cabang Buaran, 2009 Dari Tabel di atas dapat dilihat LPM Chic’s menetapkan harga pendaftaran Rp. 200.000 lebih murah dibandingkan Sekolah Musik Purwacaraka dengan harga Rp. 300.000 Bila dilihat dari rata-rata biaya setiap kelas untuk Purwacaraka mencapai Rp. 264.375 ribu biaya ini belum termasuk pendaftaran, sehingga total biaya keseluruhannya mencapai Rp. 564.375. Sedangkan untuk biaya pendidikan per bulan LPM Chic’s menetapkan harga yang sama untuk setiap kelas yaitu Rp. 275.000 sehingga untuk sekali masuk biaya yang dikeluarkan mencapai Rp. 475.000 (termasuk biaya pendaftaran). Harga yang ditetapkan LPM Chic’s dirasakan sesuai untuk konsumen di daerah Jakarta karena berada
  • 51. 40 tidak jauh dari harga yang ditetapkan kompetitornya dan masih terbilang terjangkau biayanya bila dilihat dari fasilitas yang ditawarkannya. 4.2.3. Tempat Penentuan lokasi dimana perusahaan berdiri merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung keberhasilan pemasaran suatu produk. Lokasi yang strategis dapat memudahkan konsumen untuk menemukan dan berkunjung ke perusahaan dengan mudah. Sebelum mendirikan cabang baru disuatu lokasi tertentu survei pendahuluan biasanya dilakukan oleh LPM Chic’s untuk membantu proses pembukaan cabang baru. Beberapa kriteria yang harus terlebih dahulu terpenuhi diantaranya adalah lokasi yang dekat dengan keramaian, akses yang tidak terlalu sulit, tidak berada didaerah yang rawan dan memiliki pasar potensial. Lokasi LPM Chic’s yang berada di Jalan Raya Condet ini dipilih karena merupakan jalan raya yang menghubungkan kawasan Jakarta Timur dan Jakarta selatan. Dimana pada lokasi ini selalu dilewati oleh lalu lalang kendaraan sehingga tempat ini dirasakan cukup srategis. Selain itu, daerah ini juga merupakan daerah niaga yang cukup aktif karena didaerah ini banyak didirikan toko-toko sehingga ramai dikunjungi masyarakat. Lokasi LPM Chic’s cabang Condet juga tidak jauh dari pemukiman penduduk dan beberapa meter dari lokasi perusahaan berdiri dapat ditemukan beberapa sekolah-sekolah formal, seperti Global Islamic School, SMP-SMA Adiluhur dan SMA PB. Keunggulan lain yang dimiliki lokasi ini adalah lokasi perusahaan tidak sulit untuk dijangkau, karena Jalan Raya Condet ini termasuk jalan utama yang cukup besar sehingga mudah untuk diakses menggunakan kendaraan. 4.2.4. Orang Kesuksesan pemasaran suatu jasa sangat tergantung pada seleksi, pelatihan motivasi dan manajemen sumber daya manusia (Payne, 2000). Dalam penentuan pengajar LPM Chic’s sebelumnya melakukan proses audisi untuk mengetahui kemampuan dan potensi
  • 52. 41 yang dimiliki oleh calon pengajar. Begitu juga dengan para staff perusahaan yang akan bekerja akan melalui proses seleksi, setelah diterima akan diberikan pelatihan awal selama satu sampai dua minggu tergantung dari posisi yang akan ditempatinya. Untuk menjaga kualitas para pengajar dan staff, LPM chic’s mengadakan pelatihan rutin setiap empat bulan sekali. Selain itu dengan dihadirkannya musisi ternama seperti ossa sungkar (voodoo) dan medi (suckerhead) juga menjadi salah satu strategi chics untuk menunjukkan kualitas dari pendidikan yang diberikan. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan LPM Chic’s dimuat pada Lampiran 5. 4.2.5. Proses Proses-proses di mana jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan merupakan faktor utama di dalam bauran pemasaran jasa, karena para pelanggan akan seringkali mempersepsikan sistem penyampaian jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri, dengan demikian keputusan mengenai manajemen operasi sangat penting untuk menunjang keberhasilan pemasaran jasa. LPM Chic’s memiliki standar prosedur untuk beroperasi mulai dari kegiatan belajar mengajar, proses perekrutan dan pelatihan, sampai dengan kegiatan promosi. Masing-masing kegiatan yang dilaksanakan telah dirancang oleh Chic’s Pusat sebagai prosedur dasar mereka, seperti dalam perekrutan karyawan dan pengajar dilakukan proses seleksi melalui LPM Chic’s pusat terlebih dahulu sebelum diperbolehkan bekerja di cabang tertentu. Dari sini masing-masing pengajar atau karyawan yang berhasil masuk diberikan pengarahan dan pelatihan mengenai bagaimana caranya melaksanakan kegiatan perusahaan. Begitu pula dengan kegiatan promosi perusahaan, untuk kegiatan promosi ini para cabang diberikan langkah-langkah dalam berpromosi mulai dari tata cara pembuatan proposal kegiatan sampai dengan langkah penetapan tujuan untuk berpromosi. Hal ini tentu saja berbeda-beda, tergantung pada target dan tempat promosi yang akan mereka laksanakan. Selain itu LPM Chic’s Pusat juga memberikan
  • 53. 42 kalender panduan yang berisi kegiatan promosi selama setahun, sehingga kegiatan promosi yang dilakukan para cabangnya dapat lebih terarah dan teratur dengan baik. Seluruh kegiatan selalu dilakukan penjadwalan seperti halnya kegiatan pelatihan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan penjadwalan mulai dari kegiatan pengajaran rutin antar murid dan pengajar sampai dengan kegiatan bersama seperti master class, sehingga kegiatan pengajaran dapat berjalan dengan baik dan teratur. Berbagai alur proses ini dibakukan sedemikian rupa untuk mendukung kegiatan administrasi, promosi maupun kegiatan pengajaran yang teratur dan sesuai prosedur perusahaan. Contoh Penjadwalan untuk kegiatan promosi pada bulan Februari dan jadwal kegiatan pelatihan per tahun dimuat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. 4.2.6. Pelayanan Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Pelanggan merupakan tolak ukur kualitas dari sebuah pelayanan. Tjiptono, 2005 menyimpulkan bahwa citra kualitas layanan yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi konsumen. Karena kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan dari keinginan pelanggan, sehingga perusahaan dituntut untuk memaksimalkan pelayanannya agar tercapainya pelayanan yang berkualitas. Sesuai dengan visi dari LPM chic’s sendiri yang berkomitmen untuk menciptakan musisi yang handal di bidangnya, dalam penentuan staff pengajar LPM chic’s mencoba menghadirkan pengajar dengan kemampuan yang kompeten untuk memberikan pengajaran yang berkualitas agar terciptanya kepuasan jasa. Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan para pengajar pengetahuan khusus mengenai metode dan kurikulum pembelajaran yang digunakan oleh LPM Chic’s, dengan memberikan mereka pengetahuan mengenai kurikulum dan metode
  • 54. 43 belajar ini diharapkan perusahaan dapat tetap menjaga kualitas dari pelayanan mereka terhadap kebutuhan pendidikan. Selain itu, para staff administrasi juga diperhatikan dengan baik dengan memberikan pelatihan khusus mengenai tata cara untuk melayani para pelanggan dan kegiatan penjadwalan kegiatan belajar mengajar. Dari kegiatan ini diharapkan tercapainya ketepatan waktu pemberian jasa dan pemuasan kebutuhan yang sesuai dengan janji perusahaan. 4.2.7 Bukti Fisik Berbeda dengan produk fisik jasa memiliki karakteristik yang unik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum digunakan atau dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari bukti mutu jasa tersebut. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai mutu suatu jasa dari tempat, orang-orang, peralatan, bahan komunikasi, simbol dan harga yang mereka lihat. Oleh sebab itu untuk menunjukkan mutu layanan jasa suatu perusahaan diperlukan bukti fisik dan presentasi sesuai dengan jasa pelayanan yang akan ditawarkan. Bukti fisik perusahaan dapat dilihat dari interior dan pernak- pernik yang ditampilkan di dalam ruang tunggu yang berada dilantai pertama, meja yang digunakan untuk pelaksanaan administrasi didesain khusus agar berbentuk seperti piano yang bentuknya melingkar. Selain itu berbagai pajangan alat musik gitar yang menjadi logo utama LPM Chic’s turut meramaikan interior ruangan ini. Nuansa yang dihadirkan disini dibuat untuk menimbulkan kesan bahwa jasa yang dihadirkan disini berhubungan dunia musik sehingga para pengunjung yang baru masuk akan segera mengetahui dan merasakan kehadiran jasa ini. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan ingin menunjukkan bahwa mereka berkomitmen pada dunia musik yang berhubungan dengan jasa yang akan mereka tawarkan. Selain itu penggunaan seragam chic’s menunjukkan bukti bahwa perusahaan bersikap profesional dalam mengelola sumber daya manusianya. Bukti fisik lainnya adalah penggunaan modul belajar yang didesain cukup matang untuk menunjukkan kesan terkini dan
  • 55. 44 kualitas dari kurikulum yang akan diberikan. Kemudian, terakhir adalah fasilitas yang diberikan perusahaan seperti alat musik dan studio latihan sebagai pendukung kegiatan menunjukkan kesiapan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yang mengutamakan kualitas. 4.3. Kegiatan Promosi Perusahaan LPM Chic’s Condet merupakan perusahaan yang baru berdiri selama kurang lebih satu tahun, sebagai perusahaan yang baru berdiri ini LPM Chic’s Condet dihadapkan oleh keberadaan pesaing sehingga menyulitkan perusahaan untuk berkembang. Dalam kegiatannya perusahaan telah melaksanakan berbagai kegiatan promosi. Bentuk-bentuk bauran promosi perusahaan ini dibagi menjadi lima kategori, yaitu Periklanan (Advertising), Promosi penjualan, Penjualan Pribadi, Penjualan Langsung dan Publisitas atau Hubungan Masyarakat (Humas). 4.3.1. Periklanan (Advertising) Kegiatan periklanan adalah salah satu kegiatan yang dijalankan oleh LPM Chic’s Condet meskipun kegiatan ini tidak terlalu diutamakan karena selain menuntut anggaran yang besar dan mengingat metode ini merupakan media komunikasi massa yang memiliki jangkauan geografis yang terlalu besar namun kegiatan ini pernah dilakukan oleh LPM Chic’s. LPM chic’s menggunakan media cetak seperti majalah, tabloid maupun brosur dengan pertimbangan bahwa luas jangkauan yang dicapainya sesuai dengan target pasar yang akan dicapainya, ada tiga buah media cetak yang dipilih diantaranya adalah: a. Tabloid Info Kramat Jati. Tabloid ini merupakan majalah mingguan yang diterbitkan diwilayah kramat jati dan sekitarnya termasuk condet. Majalah ini diterbitkan oleh CV. Sarana Informasi Global dan dibagikan gratis setiap dua minggu sekali. Tabloid ini dipilih untuk media periklanan karena memiliki cakupan geografis yang sesuai dengan target pasar LPM Chic’s Condet, mengingat kawasan beroperasi LPM Chic’s Condet hanya sebatas kawasan Jakarta
  • 56. 45 Timur. Pada tabloid ini perusahaan menempatkan dua kolom, yaitu kolom iklan dan kolom tips bermain musik. b. Majalah Music Spaces. Music Spaces merupakan majalah musik yang dimiliki LPM Chic’s dan diterbitkan untuk umum, majalah ini didirikan oleh PT. Hymnos dan dipimpin sendiri oleh bapak Jemmy Suhadi sebagai kepala redaksi. Di dalamnya ada berbagai artikel seputar musik mulai dari tips musik, produk klinik, liputan seputar kegiatan LPM Chic’s, Kegiatan musik tanah air dan berbagai berita lainnya. Media ini merupakan salah satu sarana promosi bagi LPM Chic’s Condet, karena selain menyuguhkan berita seputar kegiatan perusahaan, pada majalah ini juga disediakan kolom iklan bagi perusahaan untuk berpromosi. c. Brosur. Brosur digunakan tidak hanya untuk memberikan pengetahuan bagi konsumen namun terkadang sangat berguna untuk membantu tenaga penjual untuk menjelaskan produk yang akan dipasarkan. Saat ini brosur yang digunakan oleh LPM Chic’s dalam memasarkan produknya masih merupakan barang produksi dari hasil cetakan chic’s pusat. Pesan yang disampaikan dalam brosur ini menunjukkan bahwa chics merupakan sebuah sekolah yang melahirkan musisi dan instruktur yang berkualitas, hal ini tercermin dari kata “we create musicians and instructors” yang dapat dilihat pada sisi depan brosur (Lampiran 2). Bila dilihat dari isi brosur tampaknya perusahaan lebih mengutamakan penggunaan brosur untuk tujuan menginformasikan produknya, karena informasi yang tersedia dalam brosur kebanyakan berisikan informasi produk yang dimiliki perusahaan dan daftar harga yang ditawarkan. Selain menggunakan media cetak sebagai sarana periklanan perusahaan juga menggunakan media elektronik, salah satu media yang dipilih adalah penggunaan radio untuk menginformasikan produknya. Namun bentuk yang disampaikan perusahaan bukan dalam bentuk iklan murni melainkan dalam bentuk wawancara secara langsung dan disiarkan hanya sekali.
  • 57. 46 4.3.2. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Selain kegiatan advertising perusahaan juga melakukan kegiatan pemasaran dengan memberikan tawaran khusus. Bentuk-bentuk tawaran khusus ini bertujuan untuk mendorong masuknya siswa-siswa baru untuk mengikuti pendidikan di sekolah musik LPM Chic’s Condet. Untuk kegiatan promosi penjualan chic’s melakukan beberapa insentif untuk mendorong terjadinya penggunaan jasa seperti pemberian discount dan pembagian voucher yang dapat ditukarkan sebagai potongan biaya pendaftaran. Kegiatan ini dilakukan oleh LPM Chic’s Condet bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan promosi yang dilaksanakan perusahaan, antara lain : a. Soft Launching. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama kali digelar perusahaan saat berdiri tepatnya pada bulan april, disini perusahaan menggelar acara musik sekaligus jamuan makan bagi para tamu yang diundang. Pada acara ini diberikan gratis biaya pendaftaran untuk 100 orang pendaftar pertama selama acara berlangsung. b. Workshop. Kegiatan ini merupakan program pelatihan bagi para siswa dan umum untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang musik baik secara teknik maupun teori bermusik. Pelaksananaan kegiatan ini didukung oleh instruktur dan musisi ternama yang dimiliki LPM chics, dari acara ini diharapkan dapat menimbulkan ketertarikan para khalayak umum untuk bergabung menjadi siswa LPM Chic’s. c. Pertunjukkan Musik. Merupakan kegiatan yang memamerkan kreativitas seni musik yang dimiliki oleh LPM Chic’s Cabang Condet. Kegiatan ini biasanya didukung oleh para murid maupun instruktur LPM Chic’s Condet dengan menampilkan ketrampilan musik mereka. Kegiatan ini diadakan diberbagai tempat dan acara ada yang diselenggarakan secara khusus oleh perusahaan sendiri dan ada juga yang dilakukan dengan mengikuti acara yang diselenggarakan oleh pihak lainnya.
  • 58. 47 4.3.3. Publisitas (Public Relation) 4.3.3.1. Sponsorships Kegiatan sponsorship ini merupakan kegiatan yang baru bagi LPM Chic’s. Pelaksanaan kegiatan musik yang dilakukan oleh chic’s dengan bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya. Beberapa kegiatan sponsorship yang telah dilaksanakan antara lain: a. Stekpikustik. Stekpikustik merupakan acara yang diselenggarakan oleh Sekolah tinggi ilmu ekonomi, yang berlokasi di Kalibata, Jakarta Timur. Acara ini diselenggarakan dengan bekerjasama dengan Senat Mahasiswa STEKPI. Kerjasama yang dilakukan oleh adalah dengan mensponsori acara STEKPI dengan meminjamkan alat musik dengan persetujuan tertentu. Dari kerjasama ini perusahaan mendapatkan keuntungan dengan disediakannya stand khusus bagi chics untuk berpromosi tanpa perlu mengeluarkan biaya. Promosi yang dijalankan disini adalah dengan membuka stand, membagikan brosur, pemberian diskon dan doorprize. Selain dari pendirian stand dan pembagian insentif, siswa LPM Chic’s Condet juga diberikan kesempatan untuk melakukan pertunjukkan musik pada acara ini. b. Soul of The Nation. Soul of the Nation merupakan acara demo klinik yang diadakan oleh organisasi Kreasi Musik Mahasiswa Universitas Nasional dengan bekerjasama dengan LPM Chic’s Condet. Kegiatan ini dilaksanakan dikampus Universitas Nasional yang berlokasi di Jl Sawo Manila Pejaten, Pasar Minggu dengan mendatangkan para instrukstur chic’s untuk mengadakan workshops dan pertunjukkan musik. Kerjasama yang dilakukan ini dirasakan cukup menguntungkan perusahaan karena pada kegiatan ini perusahaan hanya mengeluarkan biaya untuk mendatangkan instruktur dan itupun hanya sebatas biaya
  • 59. 48 transportasi saja, sedangkan biaya untuk konsumsi instruktur, penyewaan alat dan tempat sudah ditanggung oleh panita acara. Disini perusahaan diperbolehkan melakukan kegiatan promosi dengan membuka stand pendaftaran dan pembagian kupon potongan harga tanpa dipungut biaya.
  • 60. 49 4.4. Analisis Kriteria dalam Hierarki Keputusan Pada tahap ini dilakukan proses pengidentifikasian Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif yang akan dimasukan sebagai bahan pertimbangan dalam bentuk hierarki proses. Kriteria yang akan dimasukkan dalam hierarki ini didapatkan dari hasil observasi, wawancara dan studi literatur yang sudah terlebih dahulu dilakukan. Faktor disini adalah kriteria keputusan yang mempengaruhi perusahaan untuk merumuskan strategi promosi. Masing-masing alat promosi memiliki kelebihan dan kelemahan untuk itu perlu dipertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Ada berbagai faktor yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan alternatif strategi promosi apa yang dapat dilakukan perusahaan, faktor-faktor ini adalah anggaran, sumber daya manusia, daur hidup produk, STP, luas cakupan geografis, pelanggan, tahap kesiapan membeli, pesaing dan bauran pemasaran. Setelah didapatkan kriteria dari faktor kemudian pada tingkat selanjutnya diidentifikasikan aktor yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Aktor disini merupakan orang atau individu yang memiliki pengaruh ataupun masukkan terhadap pembuatan strategi dan turut memiliki peran terhadap pengambilan keputusan akhir dari promosi yang akan dilaksanakan. Dari hasil pengamatan lapangan dan wawancara langsung didapatkan empat aktor yang memiliki pengaruh terhadap kegiatan promosi perusahaan yaitu komisaris, direktur utama, staff event dan promosi dan perwakilan siswa. Pada tingkat selanjutnya diidentifikasikan tujuan dari promosi yang akan dilakukan. Tujuan ini tentunya berpengaruh terhadap kegiatan promosi yang akan dilaksanakan perusahaan. Tujuan-tujuan ini meliputi menginformasikan kehadiran LPM Chic’s Condet beserta keunggulan dari produknya, mempertahankan dan memperkuat citra merk yang dibawa dan mempertahankan dan meningkatkan siswa Terakhir adalah perumusan alternatif strategi promosi yang akan dipilih, pada tingkat ini alternatif-alternatif yang mungkin untuk dilaksanakan
  • 61. 50 dijabarkan untuk kemudian dilakukan proses pembobotan. Pembahasan kriteria secara lebih lengkap disajikan pada sub-bab selanjutnya. 4.4.1. Faktor-faktor Penyusun Strategi LPM Chic’s Condet Faktor-faktor ini merupakan kriteria-kriteria yang diperlukan untuk menentukan strategi promosi yang tepat bagi perusahaan. Setelah dilakukannya diskusi dengan perusahaan terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan utama yang berpengaruh dalam penentuan strategi promosi. Faktor-faktor ini merupakan hasil eliminasi dari delapan faktor yang telah dijabarkan sebelumnya, yaitu : 1. Anggaran Promosi Anggaran promosi perusahaan didapatkan dari potongan penghasilan yang didapatkan dari uang kas perusahaan, besarnya bisa mencapai 2-3%. Hal ini menentukan besarnya kegiatan promosi yang dapat dijalankan perusahaan, keterbatasan dana ini bukan berarti kelemahan perusahaan namun dijadikan bahan pertimbangan untuk melaksanakan strategi yang tepat. 2. Segmentation, Targetting dan Positioning. Proses segmentasi memudahkan perusahaan dengan membagi pasar yang heterogen kedalam segmen-segmen homogen yang spesifik. Sehingga segmentasi tersebut dapat membantu perusahaan menargetkan jasa kepada segmen-segmen pasar yang telah terindentifikasi. Faktor ini menjadi penting bagi perusahaan untuk mencapai pelanggannya secara lebih efektif dengan mentargetkan segmen-segemen yang menurut perusahaan menjadi target jasa mereka. Saat ini Segmentasi LPM Chic’s Condet lebih memfokuskan kalangan usia sekolah dari mulai TK, SD sampai dengan SMA yang berusia 3-18 tahun, dan menduduki kelas ekonomi menengah keatas. Sesuai dengan visi misinya LPM Chic’s ingin menciptakan musisi yang handal di bidangnya dengan mengutamakan program pendidikan yang jelas, instruktur