SlideShare a Scribd company logo
Abhan
Ketua Bawaslu RI
PENGAWASAN NETRALITAS
ASN DALAM KAMPANYE
PEMILU 2019
“Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu”
DASAR
HUKUM
Undang Undang No.5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
Undang Undang No.7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum.
Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2004
tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode
Etik Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Surat Menteri PAN-RB No.
B/71/M.SM.00.00/2017 tanggal 27 Desember
2017 hal Pelaksanaan Netralitas bagi ASN pada
Pilkada Serentak Tahun 2018, Pileg Tahun 2019,
dan Pilpres Tahun 2019
Surat Menteri PAN-RB No.
B/36/M.SM.00.00/2018 tanggal 08 Februari
2018 hal Ketentuan bagi ASN yang Suami atau
Istrinya menjadi Calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah Calon Anggota Legislatif dan
Calon Presiden/Wakil Presiden
 Pasal 2 huruf f Salah satu asas penyelenggaraan kebijakan dan
manajemen ASN adalah netralitas. (Setiap pegawai ASN tidak
berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak
memihak kepada kepentingan siapapun)
 Pasal 9 ayat (2), Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.
 Pasal 1 Undang Undang No.5 Tahun 2014, ASN adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
 PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
UNDANG – UNDANG NO.5 TAHUN
2014
Apa itu
Netralitas
Siapa saja
yang
dikategorikan
sebagai ASN
HASIL
PENGAWASAN
MENGAPA
ASN
HARUS
NETRAL
1
3
2
Menjaga marwah, ASN tidak
terpengaruh pada kepentingan orang
perorang atau kelompok tertentu
Sebagai pengayom masyarakat, ASN
tidak terpengaruh sirkulasi kekuasaan
politik
Isu netralitas ASN menjadi salah
satu obyek pengawasan, tidak
hanya oleh Bawaslu, tetapi juga
oleh Komisi ASN, dan masyarakat
pada umumnya.
ASN dengan Kewenangan dan Kekuasaan yang
dimilikinya sangat rentan untuk dipengaruhi dan
mempengaruhi, serta berpihak pada salah satu
pasangan calon.
Tanggung Jawab
Sebagai Pelayan
Publik
Kewenangan dan
Kekuasaan
Merupakan Objek
Pengawasan
a. Ketua, wakil ketua, ketua
muda, hakim agung pada MA,
dan hakim pada semua badan
peradilan di bawah MA, dan
hakim konstitusi pada MK
b. Ketua, wakil
ketua, dan
anggota Badan
Pemeriksa
Keuangan
c. Gubernur,
deputi gubernur
senior, dan
deputi gubernur
Bank Indonesia
d. Direksi, komisaris,
dewan pengawas, dan
karyawan Badan Usaha
Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah
e. Pejabat negara bukan
anggota Partai Politik
yang menjabat sebagai
pimpinan di lembaga
nonstruktural
f. ASN
g. Anggota Tentara
Nasional Indonesia
dan Kepolisian
Negara Republik
Indonesia
h. Kepala desa
i. Perangkat
desa
j. Anggota
Badan
Permusyawarat
an Desa; dan
k. Warga Negara
Indonesia yang
tidak memiliki
hak memilih
Setiap orang sebagaimana
dimaksud pada ayat 2
dilarang ikut serta sebagai
pelaksana dan/atau tim
kampanye pemilu
Pasal
280 AYAT 2
Pelaksana dan/atau Tim
kampanye dalam kegiatan
kampanye pemilu dilarang
mengikutsertakan
Pasal
280 AYAT 3
Pelanggaran terhadap
larangan ketentuan pada
ayat 2 merupakan tindak
pidana pemilu
Pasal
280 AYAT 4
Larangan dalam kampanye
UU No .7 Tahun 2017
Lanjutan
Pasal
281
(1) Kampanye Pemilu yang mengikutsertakan Presiden, Wakil Presiden, menteri, gubernur, wakil
gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota harus memenuhi ketentuan:
a. tidak menggunakan fasilitas dalam jabatannya, kecuali fasilitas pengamanan bagi pejabat
negara sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. menjalani cuti di luar tanggungan negara.
Pasal
282
Pejabat negara, pejabat struktural, dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri, serta kepala
desa dilarang membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu Peserta Pemilu selama masa Kampanye.
Pasal
283
(1) Pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri
serta aparatur sipil negara lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah
kepada keberpihakan terhadap Peserta Pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
Kampanye.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pertemuan, ajakan,
imbauan, seruan atau pemberian barang kepada aparatur sipil negara dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
Larangan dalam kampanye
UU No 7 Tahun 2017
Pasal
299
Ayat 3
Pejabat negara lainnya yang bukan berstatus sebagai, anggota Partai Politik dapat
melaksanakan Kampanye apabila yang bersangkutan sebagai:
a. calon Presiden atau calon Wakil Presiden;
b. anggota tim kampanye yang sudah didaftarkan ke KPU; atau
c. pelaksana kampanye yang sudah didaftarkan ke KPU.
Pasal
302
(1)Menteri sebagai anggota tim kampanye dan/atau pelaksana kampanye
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299 ayat (3) huruf b dan huruf c dapat
diberikan cuti.
(2)Cuti bagi menteri yang melaksanakan Kampanye dapat diberikan 1 (satu) hari
kerja dalam setiap minggu selama masa Kampanye.
(3)Hari libur adalah hari bebas untuk melakukan Kampanye di luar ketentuan cuti
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Lanjutan Larangan dalam kampanye
UU No 7 Tahun 2017
Lanjutan Larangan dalam kampanye
UU No 7 Tahun 2017
Pasal
304
1. Dalam melaksanakan Kampanye, Presiden dan Wakil Presiden, pejabat negara, pejabat
daerah dilarang menggunakan fasilitas negara.
2. Fasilitas negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. sarana mobilitas, seperti kendaraan dinas meliputi kendaraan dinas pejabat negara dan
kendaraan dinas pegawai, serta alat transportasi dinas lainnya;
b. gedung kantor, rumah dinas, rumah jabatan milik Pemerintah, milik pemerintah
provinsi, milik pemerintah kabupaten/kota, kecuali daerah terpencil yang
pelaksanaannya harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip keadilan;
c. sarana perkantoran, radio daerah dan sandi/telekomunikasi milik pemerintah
provinsi/kabupaten/kota, dan peralatan lainnya; dan d. fasilitas lainnya yang dibiayai
oleh APBN atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Penggunaan
fasilitas dan
anggaran
negara/daerah
Menyalahgunakan
kewenangan dalam
merencanakan
program dan distribusi
bantuan sosial
Memengaruhi warga
dengan politik uang
untuk memilih
paslon tertentu
Menyalahgunakan
kewenangan dalam
merencanakan
program dan
distribusi bantuan
sosial
Menggerakkan struktur
birokrasi/Memengaruh
i/mengintimidasi para
pegawai bahwan di
jajaran
Melarang/menghala
ngi pemasangan alat
peraga kampanye
paslon tertentu
Terlibat sebagai Tim
Kampanye/Tim Sukses
Paslon
Memengaruhi/Meng
-intimidasi
perangkat desa
untuk berpihak
kepada/memilih
paslon tertentu
Terlibat dalam kampanye
(menjadi pembicara/jurkam,
menyediakan rumah sebagai
tempat kampanye,
memobilisasi warga
masyarakat untuk
menghadiri kampanye)
Membuat kebijakan
dalam bentuk SK
:Pegawai Honor,
Mutasi, Rotasi yang
bersifat politik praktis
BENTUK – BENTUK PELANGGARAN
NETRALITAS ASN
Penggunaan
fasilitas dan
anggaran
negara/daerah
Memengaruhi/Meng
-intimidasi
perangkat desa
untuk berpihak
kepada/memilih
paslon tertentu
TUGAS
Menerima &
Menindaklanjuti
Laporan Dugaan
Pelanggaran
Memeriksa, mengkaji, dan
memutus pelanggaran
administrasi Pemilu
Memeriksa, mengkaji, dan
memutus pelanggaran
politik uang
WEWENANG
Merekomendasikan kepada
instansi yang bersangkutan
mengenai hasil pengawasan
terhadap netralitas ASN,
netralitas anggota TNI/POLRI,
Menerima, memeriksa, memediasi
atau mengadjudikasi, dan
memutus penyelesaian sengketa
proses
Pemilu;
Melakukan pencegahan dan
penindakan terhadap
pelanggaran Pemilu dan
sengketa proses Pemilu;
mengawasi pelaksanaan
tahapan Penyelenggaraan
Pemilu
mencegah terjadinya
praktik politik uang
menyampaikan dugaan
tindak pidana Pemilu
kepada Gakkumdu
menyampaikan dugaan
pelanggaran kode etik
Penyelenggara Pemilu kepada
DKPP
Mengawasi Netralitas ASN,
Netralitas anggota TNI, dan
Netralitas Anggota Polri
Mengoreksi putusan & rekomendasi
Bawaslu Provinsi & Bawaslu
Kab/Kota apabila terdapat hal yang
bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
TUGAS DAN WEWENANG
BAWASLU
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA
Tugas:
 Menjaga netralitas pegawai ASN
 Melakukan pengawasan atas
pembinaan profesi ASN
 Melapor pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan manajemen
ASN kepada Presiden
• Berdasarkan hasil pengawasan, KASN merekomendasikan kepada Presiden untuk
menjatuhkan sanksi kepada PPK yang melanggar sistem merit serta ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Saksi dapat berupa:
– Peringatan
– Teguran
– Revisi, pencabutan, pembatalan penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian
pembayaran
– Hukum disiplin untuk PyB
– Sanksi untuk PPK
PENCEGAHAN
PENINDAKAN
• Pembentukan Gugus Tugas Pengawasan Netralitas
ASN dengan melimbatkan K/L terkait (Bawaslu,
KASN, Kemenpan RB, Kemendagri,
Kemenpolhukam).
• Penegakan sanksi dan Pengawasan terhadap
putusan sanksi.
• Limit/kepastian waktu penanganan
• Undang-undang
• Peraturan pemerintah
• Surat Edaran Kementrian/Lembaga Negara Terkait
• MoU
• Sosialisasi Bersama
• KASN melakukan pemetaan potensi pelanggaran
netralitas dan desain pencegahannya
PENGAWASAN NETRALITAS ASN
DALAM PEMILU
01
02
03
04
ASN tidak melakukan mobilisasi
ASN lain/warga untuk
menghadiri kampanye
INDIKATOR NETRALITAS ASN DALAM
KAMPANYE PEMILU
Tidak terlibat sebagai
pelaksana/tim kampanye
Penggunaan media sosial tidak
mendukung aktivitas kampanye (like
status paslon, selfie dengan paslon,dll)
ASN tidak memakai atribut PNS
dalam kegiatan kampanye
Tidak membagi – bagi uang
dan/atau materi lainnya
kepada pemilih
PENGAWAS
PEMILU
(daluarsa 7 hari
sejak diketahui)
KAJIAN
• Kasus Posisi
• Klarifikasi
• Data
• Pengumpulan alat bukti
• Melakukan kajian
PLENO
Pelanggaran
Netralitas ASN
7 + 7 Hari
1 x 24
Jam
Dugaan
Pidana
Pemilu
TEMUAN
(Pengawas pemilu)
LAPORAN
(Pelapor)
Pembahasan
Sentra Gakumdu
(pengawas
Pemilu,
Kepolisan, dan
Kejaksaan)
1. WNI yang
memiliki hak pilih
2. Peserta Pemilu
3. Pemantau Pemilu
Direkomendasikan ke KASN
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN NETRALITAS
ASN DALAM PEMILU
Diteruskan ke Kepolisian
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN NETRALITAS
ASN
Pasal 547
Setiap pejabat negara yang dengan sengaja membuat keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu Peserta Pemilu dalam masa Kampanye,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta
rupiah).
Pasal 494
Setiap aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, kepala desa, perangkat desa,
dan/atau anggota badan permusyawaratan desa yang terlibat sebagai
Pelaksana/Tim Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (3)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda
paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Pengawasan Netralitas ASN oleh Bawaslu RI.pptx

Kampanye Pemilu legislatif tahun 2024.pptx
Kampanye Pemilu legislatif tahun 2024.pptxKampanye Pemilu legislatif tahun 2024.pptx
Kampanye Pemilu legislatif tahun 2024.pptx
InungSepuluh
 
APEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptx
APEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptxAPEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptx
APEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptx
SatoeKandeman
 
AKP METODE PERTEMUAN TERBATAS DAN TATAP MUKA.docx
AKP METODE PERTEMUAN TERBATAS DAN TATAP MUKA.docxAKP METODE PERTEMUAN TERBATAS DAN TATAP MUKA.docx
AKP METODE PERTEMUAN TERBATAS DAN TATAP MUKA.docx
UyekDeOrenz
 
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal ivPengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
KutsiyatinMSi
 
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada SerentakMateri Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
DidiKomarudin1
 
MATERI_RAKOR_sosialisasi_Pemilu.pptx
MATERI_RAKOR_sosialisasi_Pemilu.pptxMATERI_RAKOR_sosialisasi_Pemilu.pptx
MATERI_RAKOR_sosialisasi_Pemilu.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
2. NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
2. NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx2. NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
2. NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
mediapuslitbangdikla
 
Netralitas ASN dalam pilkada ende 2018.pptx
Netralitas ASN dalam pilkada ende 2018.pptxNetralitas ASN dalam pilkada ende 2018.pptx
Netralitas ASN dalam pilkada ende 2018.pptx
djauntung
 
PERAN STAF SEKRETARIAT DALAM MEMBANTU PENGAWASAN PEMILU.pdf
PERAN STAF SEKRETARIAT DALAM MEMBANTU PENGAWASAN PEMILU.pdfPERAN STAF SEKRETARIAT DALAM MEMBANTU PENGAWASAN PEMILU.pdf
PERAN STAF SEKRETARIAT DALAM MEMBANTU PENGAWASAN PEMILU.pdf
LAODEFAJARJAHIR
 
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdfSKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
HeriHartono5
 
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptx
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptxTATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptx
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptx
HardiFadli1
 
NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptxNETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
Fery Chofa
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
natal kristiono
 
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptxPaparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Muhammad Fatikhun
 
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptxDR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
YogieNovri
 
1.draft pkpu tahapan_uji_publik_
1.draft pkpu tahapan_uji_publik_1.draft pkpu tahapan_uji_publik_
1.draft pkpu tahapan_uji_publik_
Albar Lulung
 
PKPU Nomor 1 Tahun 2017
PKPU Nomor 1 Tahun 2017PKPU Nomor 1 Tahun 2017
PKPU Nomor 1 Tahun 2017
Cecep Husni Mubarok, S.Kom., M.T.
 
Presentasi Bawaslu.pptx
Presentasi Bawaslu.pptxPresentasi Bawaslu.pptx
Presentasi Bawaslu.pptx
Zilong01
 
Penyuluhan produk hukum pilkada
Penyuluhan produk hukum pilkadaPenyuluhan produk hukum pilkada
Penyuluhan produk hukum pilkada
Meidy Tinangon Full
 
2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf
MunjirRahman1
 

Similar to Pengawasan Netralitas ASN oleh Bawaslu RI.pptx (20)

Kampanye Pemilu legislatif tahun 2024.pptx
Kampanye Pemilu legislatif tahun 2024.pptxKampanye Pemilu legislatif tahun 2024.pptx
Kampanye Pemilu legislatif tahun 2024.pptx
 
APEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptx
APEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptxAPEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptx
APEL KESIAPSIAGAAN SATLINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU.pptx
 
AKP METODE PERTEMUAN TERBATAS DAN TATAP MUKA.docx
AKP METODE PERTEMUAN TERBATAS DAN TATAP MUKA.docxAKP METODE PERTEMUAN TERBATAS DAN TATAP MUKA.docx
AKP METODE PERTEMUAN TERBATAS DAN TATAP MUKA.docx
 
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal ivPengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
 
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada SerentakMateri Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
 
MATERI_RAKOR_sosialisasi_Pemilu.pptx
MATERI_RAKOR_sosialisasi_Pemilu.pptxMATERI_RAKOR_sosialisasi_Pemilu.pptx
MATERI_RAKOR_sosialisasi_Pemilu.pptx
 
2. NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
2. NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx2. NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
2. NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
 
Netralitas ASN dalam pilkada ende 2018.pptx
Netralitas ASN dalam pilkada ende 2018.pptxNetralitas ASN dalam pilkada ende 2018.pptx
Netralitas ASN dalam pilkada ende 2018.pptx
 
PERAN STAF SEKRETARIAT DALAM MEMBANTU PENGAWASAN PEMILU.pdf
PERAN STAF SEKRETARIAT DALAM MEMBANTU PENGAWASAN PEMILU.pdfPERAN STAF SEKRETARIAT DALAM MEMBANTU PENGAWASAN PEMILU.pdf
PERAN STAF SEKRETARIAT DALAM MEMBANTU PENGAWASAN PEMILU.pdf
 
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdfSKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
 
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptx
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptxTATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptx
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptx
 
NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptxNETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
NETRALTAS PNS DLM PEMILU.pptx
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptxPaparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
 
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptxDR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
 
1.draft pkpu tahapan_uji_publik_
1.draft pkpu tahapan_uji_publik_1.draft pkpu tahapan_uji_publik_
1.draft pkpu tahapan_uji_publik_
 
PKPU Nomor 1 Tahun 2017
PKPU Nomor 1 Tahun 2017PKPU Nomor 1 Tahun 2017
PKPU Nomor 1 Tahun 2017
 
Presentasi Bawaslu.pptx
Presentasi Bawaslu.pptxPresentasi Bawaslu.pptx
Presentasi Bawaslu.pptx
 
Penyuluhan produk hukum pilkada
Penyuluhan produk hukum pilkadaPenyuluhan produk hukum pilkada
Penyuluhan produk hukum pilkada
 
2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf
 

Pengawasan Netralitas ASN oleh Bawaslu RI.pptx

  • 1. Abhan Ketua Bawaslu RI PENGAWASAN NETRALITAS ASN DALAM KAMPANYE PEMILU 2019 “Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu”
  • 2. DASAR HUKUM Undang Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Undang Undang No.7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil Surat Menteri PAN-RB No. B/71/M.SM.00.00/2017 tanggal 27 Desember 2017 hal Pelaksanaan Netralitas bagi ASN pada Pilkada Serentak Tahun 2018, Pileg Tahun 2019, dan Pilpres Tahun 2019 Surat Menteri PAN-RB No. B/36/M.SM.00.00/2018 tanggal 08 Februari 2018 hal Ketentuan bagi ASN yang Suami atau Istrinya menjadi Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Calon Anggota Legislatif dan Calon Presiden/Wakil Presiden
  • 3.  Pasal 2 huruf f Salah satu asas penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN adalah netralitas. (Setiap pegawai ASN tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun)  Pasal 9 ayat (2), Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.  Pasal 1 Undang Undang No.5 Tahun 2014, ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.  PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.  Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. UNDANG – UNDANG NO.5 TAHUN 2014 Apa itu Netralitas Siapa saja yang dikategorikan sebagai ASN
  • 4. HASIL PENGAWASAN MENGAPA ASN HARUS NETRAL 1 3 2 Menjaga marwah, ASN tidak terpengaruh pada kepentingan orang perorang atau kelompok tertentu Sebagai pengayom masyarakat, ASN tidak terpengaruh sirkulasi kekuasaan politik Isu netralitas ASN menjadi salah satu obyek pengawasan, tidak hanya oleh Bawaslu, tetapi juga oleh Komisi ASN, dan masyarakat pada umumnya. ASN dengan Kewenangan dan Kekuasaan yang dimilikinya sangat rentan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi, serta berpihak pada salah satu pasangan calon. Tanggung Jawab Sebagai Pelayan Publik Kewenangan dan Kekuasaan Merupakan Objek Pengawasan
  • 5. a. Ketua, wakil ketua, ketua muda, hakim agung pada MA, dan hakim pada semua badan peradilan di bawah MA, dan hakim konstitusi pada MK b. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan c. Gubernur, deputi gubernur senior, dan deputi gubernur Bank Indonesia d. Direksi, komisaris, dewan pengawas, dan karyawan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah e. Pejabat negara bukan anggota Partai Politik yang menjabat sebagai pimpinan di lembaga nonstruktural f. ASN g. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia h. Kepala desa i. Perangkat desa j. Anggota Badan Permusyawarat an Desa; dan k. Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki hak memilih Setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilarang ikut serta sebagai pelaksana dan/atau tim kampanye pemilu Pasal 280 AYAT 2 Pelaksana dan/atau Tim kampanye dalam kegiatan kampanye pemilu dilarang mengikutsertakan Pasal 280 AYAT 3 Pelanggaran terhadap larangan ketentuan pada ayat 2 merupakan tindak pidana pemilu Pasal 280 AYAT 4 Larangan dalam kampanye UU No .7 Tahun 2017
  • 6. Lanjutan Pasal 281 (1) Kampanye Pemilu yang mengikutsertakan Presiden, Wakil Presiden, menteri, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota harus memenuhi ketentuan: a. tidak menggunakan fasilitas dalam jabatannya, kecuali fasilitas pengamanan bagi pejabat negara sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan; dan b. menjalani cuti di luar tanggungan negara. Pasal 282 Pejabat negara, pejabat struktural, dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri, serta kepala desa dilarang membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu selama masa Kampanye. Pasal 283 (1) Pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri serta aparatur sipil negara lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap Peserta Pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa Kampanye. (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pertemuan, ajakan, imbauan, seruan atau pemberian barang kepada aparatur sipil negara dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. Larangan dalam kampanye UU No 7 Tahun 2017
  • 7. Pasal 299 Ayat 3 Pejabat negara lainnya yang bukan berstatus sebagai, anggota Partai Politik dapat melaksanakan Kampanye apabila yang bersangkutan sebagai: a. calon Presiden atau calon Wakil Presiden; b. anggota tim kampanye yang sudah didaftarkan ke KPU; atau c. pelaksana kampanye yang sudah didaftarkan ke KPU. Pasal 302 (1)Menteri sebagai anggota tim kampanye dan/atau pelaksana kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299 ayat (3) huruf b dan huruf c dapat diberikan cuti. (2)Cuti bagi menteri yang melaksanakan Kampanye dapat diberikan 1 (satu) hari kerja dalam setiap minggu selama masa Kampanye. (3)Hari libur adalah hari bebas untuk melakukan Kampanye di luar ketentuan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Lanjutan Larangan dalam kampanye UU No 7 Tahun 2017
  • 8. Lanjutan Larangan dalam kampanye UU No 7 Tahun 2017 Pasal 304 1. Dalam melaksanakan Kampanye, Presiden dan Wakil Presiden, pejabat negara, pejabat daerah dilarang menggunakan fasilitas negara. 2. Fasilitas negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. sarana mobilitas, seperti kendaraan dinas meliputi kendaraan dinas pejabat negara dan kendaraan dinas pegawai, serta alat transportasi dinas lainnya; b. gedung kantor, rumah dinas, rumah jabatan milik Pemerintah, milik pemerintah provinsi, milik pemerintah kabupaten/kota, kecuali daerah terpencil yang pelaksanaannya harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip keadilan; c. sarana perkantoran, radio daerah dan sandi/telekomunikasi milik pemerintah provinsi/kabupaten/kota, dan peralatan lainnya; dan d. fasilitas lainnya yang dibiayai oleh APBN atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
  • 9. Penggunaan fasilitas dan anggaran negara/daerah Menyalahgunakan kewenangan dalam merencanakan program dan distribusi bantuan sosial Memengaruhi warga dengan politik uang untuk memilih paslon tertentu Menyalahgunakan kewenangan dalam merencanakan program dan distribusi bantuan sosial Menggerakkan struktur birokrasi/Memengaruh i/mengintimidasi para pegawai bahwan di jajaran Melarang/menghala ngi pemasangan alat peraga kampanye paslon tertentu Terlibat sebagai Tim Kampanye/Tim Sukses Paslon Memengaruhi/Meng -intimidasi perangkat desa untuk berpihak kepada/memilih paslon tertentu Terlibat dalam kampanye (menjadi pembicara/jurkam, menyediakan rumah sebagai tempat kampanye, memobilisasi warga masyarakat untuk menghadiri kampanye) Membuat kebijakan dalam bentuk SK :Pegawai Honor, Mutasi, Rotasi yang bersifat politik praktis BENTUK – BENTUK PELANGGARAN NETRALITAS ASN Penggunaan fasilitas dan anggaran negara/daerah Memengaruhi/Meng -intimidasi perangkat desa untuk berpihak kepada/memilih paslon tertentu
  • 10. TUGAS Menerima & Menindaklanjuti Laporan Dugaan Pelanggaran Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran administrasi Pemilu Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran politik uang WEWENANG Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai hasil pengawasan terhadap netralitas ASN, netralitas anggota TNI/POLRI, Menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu; Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran Pemilu dan sengketa proses Pemilu; mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu mencegah terjadinya praktik politik uang menyampaikan dugaan tindak pidana Pemilu kepada Gakkumdu menyampaikan dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu kepada DKPP Mengawasi Netralitas ASN, Netralitas anggota TNI, dan Netralitas Anggota Polri Mengoreksi putusan & rekomendasi Bawaslu Provinsi & Bawaslu Kab/Kota apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; TUGAS DAN WEWENANG BAWASLU
  • 11. KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA Tugas:  Menjaga netralitas pegawai ASN  Melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN  Melapor pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan manajemen ASN kepada Presiden • Berdasarkan hasil pengawasan, KASN merekomendasikan kepada Presiden untuk menjatuhkan sanksi kepada PPK yang melanggar sistem merit serta ketentuan peraturan perundang-undangan. • Saksi dapat berupa: – Peringatan – Teguran – Revisi, pencabutan, pembatalan penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran – Hukum disiplin untuk PyB – Sanksi untuk PPK
  • 12. PENCEGAHAN PENINDAKAN • Pembentukan Gugus Tugas Pengawasan Netralitas ASN dengan melimbatkan K/L terkait (Bawaslu, KASN, Kemenpan RB, Kemendagri, Kemenpolhukam). • Penegakan sanksi dan Pengawasan terhadap putusan sanksi. • Limit/kepastian waktu penanganan • Undang-undang • Peraturan pemerintah • Surat Edaran Kementrian/Lembaga Negara Terkait • MoU • Sosialisasi Bersama • KASN melakukan pemetaan potensi pelanggaran netralitas dan desain pencegahannya PENGAWASAN NETRALITAS ASN DALAM PEMILU
  • 13. 01 02 03 04 ASN tidak melakukan mobilisasi ASN lain/warga untuk menghadiri kampanye INDIKATOR NETRALITAS ASN DALAM KAMPANYE PEMILU Tidak terlibat sebagai pelaksana/tim kampanye Penggunaan media sosial tidak mendukung aktivitas kampanye (like status paslon, selfie dengan paslon,dll) ASN tidak memakai atribut PNS dalam kegiatan kampanye Tidak membagi – bagi uang dan/atau materi lainnya kepada pemilih
  • 14. PENGAWAS PEMILU (daluarsa 7 hari sejak diketahui) KAJIAN • Kasus Posisi • Klarifikasi • Data • Pengumpulan alat bukti • Melakukan kajian PLENO Pelanggaran Netralitas ASN 7 + 7 Hari 1 x 24 Jam Dugaan Pidana Pemilu TEMUAN (Pengawas pemilu) LAPORAN (Pelapor) Pembahasan Sentra Gakumdu (pengawas Pemilu, Kepolisan, dan Kejaksaan) 1. WNI yang memiliki hak pilih 2. Peserta Pemilu 3. Pemantau Pemilu Direkomendasikan ke KASN ALUR PENANGANAN PELANGGARAN NETRALITAS ASN DALAM PEMILU Diteruskan ke Kepolisian
  • 15. SANKSI TERHADAP PELANGGARAN NETRALITAS ASN Pasal 547 Setiap pejabat negara yang dengan sengaja membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu dalam masa Kampanye, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). Pasal 494 Setiap aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, kepala desa, perangkat desa, dan/atau anggota badan permusyawaratan desa yang terlibat sebagai Pelaksana/Tim Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).