Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengendalian hama tikus di sawah. Tikus sawah merupakan hama utama yang menyebabkan kerugian bagi petani. Dokumen menjelaskan karakteristik beberapa jenis tikus sawah beserta siklus hidupnya. Strategi pengendalian hama tikus yang disarankan meliputi pengendalian terpadu, penggunaan berbagai metode seperti gropyokan, pengempolan, pengumpanan, trap barier
7. KARAKTERISTIK TIKUS
• Reproduksi atau perkembangbiakan tikus hanya terjadi pada stadia generatif tanaman. Tikus
tidak akan berkembang biak selama tidak ada makan pokok (Karbohidrat).
• Masa hidup TIKUS =
-> Masa hidup tikus rata-rata sampai 3 tahun
-> Usia 0-21 hari di asuh/disapih (di susui & diberi makan)
-> Usia 21- 35 pendewasaan (mulai mencari makan sendiri)
-> Usia Betina 28- 35 siap kawin (2x24 jam masa idah siap kawin lagi), Jantan 55-60 Siap kawin
-> 21 hari bunting (Usia 55 hari) (2 sampe 3 kali bunting 1 musim)
• Betina 1x melahirkan 6-18 ekor (Rata-rata 10 ekor)
• Betina lebih cepat untuk siap kawin yaitu : Betina usia 28-35 – Jantan usia 55-60
• Periode reproduksi pendek terjadi pada lokasi areal tanaman serempak, dan sebaliknya
reproduksi panjang pada areal tanaman tidak serempak
• Jumlah kelahiran tikus pada musim tanam hujan 1-2 kali, sedangkan pada musim kemarau 2-3
kali,
• Perbandingan jantan dan betina (sex ratio) adalah 1 : 1
8. PERLU DIKETAHUI JUGA
• Tikus hidup berkoloni, dan menugaskan beberapa ekor tikus untuk
menjelajah
• Tikus makan 1 hari 8-10 gram/3-7 malai
• Merusak 1 hari/malam sampai 10 rumpun/ekor
• Kemampuan menjelajah 100-200 m dari sarang
• Kemampuan migrasi 2-3 km
• Ketika migrasi populasi bisa sampai 100-200 ekor/lebih
9. STRATEGI PENGENDALIAN
PENGENDALIAN HAMA TERPADU (BTS, Pemanfaatan MA, Pengamatan
Rutin, Petani ahli PHT)
PEDULI, NIAT, BERSATU PADU, KOMPAK, TIDAK MASA BODOH
DIRENCANAKAN/ DIPROGRAM
PENGENDALIAN DINI/ PRATANAM
GERAKAN MASSAL, SERENTAK, AREAL HAMPARAN LUAS
BERKESINAMBUNGAN
MENGGUNAKAN/KONSERVASI MUSUH ALAMI
11. PENGENDALIAN
• GEROPYOKAN B4 (Bongkar liang, Buru, Bunuh, Betulkan kembali)
Dilakukan setelah pengolahan lahan ke 2, ketika lahan sudah bersih. Karena
tikus pasti akan lari ke pinggiran sawah sehingga pengendalian tidak terlalu
menguras tenaga dan biaya.
Tikus dewasa melahirkan akan bersarang di tengah lahan, karena mendekati
sumber makanan. Dan ketika anaknya sudah mulai siap kawin tikus dewasa
akan bersarang di pinggiran lahan (tanggul/bedengan).
• PENGEMPOSAN
Dapat dilakukan di semua umur tanaman. Pada saat tertentu harus di sertai
dengan menggali lubang. Terutama ketika tikus mulai melahirkan
12. Lanjut..
• PENGUMPANAN (USAHAKAN RACUN ANTIKOAGULAN/SISTEMIK)
Bisa dilakukan dari mulai pratanam sampai vegetatif, melakukan
pengumpanan di masa generatif tidak akan efektif.
Usahakan umpan sedikit dihancurkan, dan diberi pemikat berupa
sekam/huut badag tujuannya selain untuk memikat juga untuk
melindungi umpan agar tidak meleleh atau menguap.
Indikator keberhasilan pengumpanan:
Hitung jumlah titik pengumpanan, kemudian evaluasi keesokan harinya
dengan menghitung jumlah umpan yang di berikan di kurangi jumlah
umpan yang tidak dimakan. Jika semakin banyak umpan yg tidak
dimakan itu berarti semakin berkurang pula populasi apalagi sudah
tercium bau bangkai di lahan itu berarti tikus yg di dalam lubang juga
sudah mati.
13. Lanjut..
• TRAP BARIER SYTEM (TBS)
Dipasang pada pertanaman yang terserang, atau dipasang di
persemaian di tambah pemasangan BUBU Tikus. Teknologi ini
memanfaatkan insting tikus yang suka menjelajah dan akan kembali lagi
ke tempat jajahannya untuk makan dan mengajak koloninya.
• LINEAR TRAP BARIER SYTEM (LTBS)
Bisa di pasang dari awal tanam dengan di lengkapi bubu tikus, yang
harus diperhatikan pada pemasangan teknologi ini adalah jalur tikus
yang sering di lewati dan sumber sarang berasal.
15. 40 Cm
20
Cm
40 ˚
15
Cm
Dibuatkan tusuk konde
dengan ujung diruncingkan
Banyaknya kawat posong
6 pasang
Ram kawat yg digunakan untuk bagian luar ukuran ram 1 cm
Untuk posong (bubu) ukuran 0,5 cm atau pakai ram nyamuk