SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
PENGENDALIAN OPT TIKUS
Oleh :
POPT KABUPATEN MAJALENGKA
TIKUS SAWAH - Rattus argentiventer
Panjang kepala-badan 170-208 mm
Bagian punggung-coklat,dada-kelabu putih
Jenis paling dominan di persawahan
TIKUS WIROG – Bandicota indica
Panjang kepala-badan 240-300 mm
Bagian punggung-hitam/ coklat kehitaman
MENCIT SAWAH – Mus caroli
Panjang kepala-badan 95mm
Bagian punggung-coklat, dada-putih/ keprakan
SUMBER SARANG TIKUS
Lubang Aktif dan Jejak Kaki Tikus
KARAKTERISTIK TIKUS
• Reproduksi atau perkembangbiakan tikus hanya terjadi pada stadia generatif tanaman. Tikus
tidak akan berkembang biak selama tidak ada makan pokok (Karbohidrat).
• Masa hidup TIKUS =
-> Masa hidup tikus rata-rata sampai 3 tahun
-> Usia 0-21 hari di asuh/disapih (di susui & diberi makan)
-> Usia 21- 35 pendewasaan (mulai mencari makan sendiri)
-> Usia Betina 28- 35 siap kawin (2x24 jam masa idah siap kawin lagi), Jantan 55-60 Siap kawin
-> 21 hari bunting (Usia 55 hari) (2 sampe 3 kali bunting 1 musim)
• Betina 1x melahirkan 6-18 ekor (Rata-rata 10 ekor)
• Betina lebih cepat untuk siap kawin yaitu : Betina usia 28-35 – Jantan usia 55-60
• Periode reproduksi pendek terjadi pada lokasi areal tanaman serempak, dan sebaliknya
reproduksi panjang pada areal tanaman tidak serempak
• Jumlah kelahiran tikus pada musim tanam hujan 1-2 kali, sedangkan pada musim kemarau 2-3
kali,
• Perbandingan jantan dan betina (sex ratio) adalah 1 : 1
PERLU DIKETAHUI JUGA
• Tikus hidup berkoloni, dan menugaskan beberapa ekor tikus untuk
menjelajah
• Tikus makan 1 hari 8-10 gram/3-7 malai
• Merusak 1 hari/malam sampai 10 rumpun/ekor
• Kemampuan menjelajah 100-200 m dari sarang
• Kemampuan migrasi 2-3 km
• Ketika migrasi populasi bisa sampai 100-200 ekor/lebih
STRATEGI PENGENDALIAN
 PENGENDALIAN HAMA TERPADU (BTS, Pemanfaatan MA, Pengamatan
Rutin, Petani ahli PHT)
 PEDULI, NIAT, BERSATU PADU, KOMPAK, TIDAK MASA BODOH
 DIRENCANAKAN/ DIPROGRAM
 PENGENDALIAN DINI/ PRATANAM
 GERAKAN MASSAL, SERENTAK, AREAL HAMPARAN LUAS
 BERKESINAMBUNGAN
 MENGGUNAKAN/KONSERVASI MUSUH ALAMI
PENGENDALIAN
• GEROPYOKAN
• PENGEMPOSAN
• PENGUMPANAN
• TBS (Trap Baries System) + Bubu
• LTBS (Linear Trap Baries System) + Bubu
• Predator
• Konservasi Musuh Alami
PENGENDALIAN
• GEROPYOKAN B4 (Bongkar liang, Buru, Bunuh, Betulkan kembali)
Dilakukan setelah pengolahan lahan ke 2, ketika lahan sudah bersih. Karena
tikus pasti akan lari ke pinggiran sawah sehingga pengendalian tidak terlalu
menguras tenaga dan biaya.
Tikus dewasa melahirkan akan bersarang di tengah lahan, karena mendekati
sumber makanan. Dan ketika anaknya sudah mulai siap kawin tikus dewasa
akan bersarang di pinggiran lahan (tanggul/bedengan).
• PENGEMPOSAN
Dapat dilakukan di semua umur tanaman. Pada saat tertentu harus di sertai
dengan menggali lubang. Terutama ketika tikus mulai melahirkan
Lanjut..
• PENGUMPANAN (USAHAKAN RACUN ANTIKOAGULAN/SISTEMIK)
Bisa dilakukan dari mulai pratanam sampai vegetatif, melakukan
pengumpanan di masa generatif tidak akan efektif.
Usahakan umpan sedikit dihancurkan, dan diberi pemikat berupa
sekam/huut badag tujuannya selain untuk memikat juga untuk
melindungi umpan agar tidak meleleh atau menguap.
Indikator keberhasilan pengumpanan:
Hitung jumlah titik pengumpanan, kemudian evaluasi keesokan harinya
dengan menghitung jumlah umpan yang di berikan di kurangi jumlah
umpan yang tidak dimakan. Jika semakin banyak umpan yg tidak
dimakan itu berarti semakin berkurang pula populasi apalagi sudah
tercium bau bangkai di lahan itu berarti tikus yg di dalam lubang juga
sudah mati.
Lanjut..
• TRAP BARIER SYTEM (TBS)
Dipasang pada pertanaman yang terserang, atau dipasang di
persemaian di tambah pemasangan BUBU Tikus. Teknologi ini
memanfaatkan insting tikus yang suka menjelajah dan akan kembali lagi
ke tempat jajahannya untuk makan dan mengajak koloninya.
• LINEAR TRAP BARIER SYTEM (LTBS)
Bisa di pasang dari awal tanam dengan di lengkapi bubu tikus, yang
harus diperhatikan pada pemasangan teknologi ini adalah jalur tikus
yang sering di lewati dan sumber sarang berasal.
Lanjut..
• MEMANFAATKAN PREDATOR
Bisa menggunakan anjing ketika dilakukan gropyokan, dan
menggunakan teknologi konservasi burung hantu (Tyto Alba)
40 Cm
20
Cm
40 ˚
15
Cm
Dibuatkan tusuk konde
dengan ujung diruncingkan
Banyaknya kawat posong
6 pasang
Ram kawat yg digunakan untuk bagian luar ukuran ram 1 cm
Untuk posong (bubu) ukuran 0,5 cm atau pakai ram nyamuk
GROPYOKAN
PENGEMPOSAN
PENGUMPANAN
TRAP BARIER SYSTEM (TBS)
LINEAR TRAP BARIER SYSTEM (LTBS)
PREDATOR
KONSERVASI MUSUH ALAMI
SEMINAL VESICAL
UTERUS

More Related Content

Similar to PENGADALIAN OPT TIKUS (1).pptx

Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryaPresentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryattanitaaprilia
 
Pengendalian Vektor Rumah Sakit
Pengendalian Vektor Rumah SakitPengendalian Vektor Rumah Sakit
Pengendalian Vektor Rumah SakitQbenk Aja
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhWarta Wirausaha
 
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015Nusdianto Triakoso
 
Budidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBudidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBBPP_Batu
 
benengbudidaya2020.pdf
benengbudidaya2020.pdfbenengbudidaya2020.pdf
benengbudidaya2020.pdfYuziNosfris
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingLaf Fianss
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingIr. Zakaria, M.M
 
Pengendalian tikus
Pengendalian tikusPengendalian tikus
Pengendalian tikusDian Saputra
 
Makalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaMakalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaRhiza Amalia
 
Projek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinarProjek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinard2d2d2d2
 
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptx
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptxpenggemukan sapi potong bahan mata kul.pptx
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptxuppmkerjasamainstans
 
BETERNAK KAMBING.pptx
BETERNAK KAMBING.pptxBETERNAK KAMBING.pptx
BETERNAK KAMBING.pptxTeknisiHumas
 

Similar to PENGADALIAN OPT TIKUS (1).pptx (20)

2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung
 
2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung
 
Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryaPresentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
 
PROTOZOOLOGY
PROTOZOOLOGY PROTOZOOLOGY
PROTOZOOLOGY
 
Pengendalian Vektor Rumah Sakit
Pengendalian Vektor Rumah SakitPengendalian Vektor Rumah Sakit
Pengendalian Vektor Rumah Sakit
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
 
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
 
Budidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBudidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi Potong
 
benengbudidaya2020.pdf
benengbudidaya2020.pdfbenengbudidaya2020.pdf
benengbudidaya2020.pdf
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedaging
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedaging
 
Budidaya Ayam Kampung
Budidaya Ayam KampungBudidaya Ayam Kampung
Budidaya Ayam Kampung
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelur
 
Pengendalian tikus
Pengendalian tikusPengendalian tikus
Pengendalian tikus
 
Makalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaMakalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan coba
 
Budidayabelut
BudidayabelutBudidayabelut
Budidayabelut
 
Projek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinarProjek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinar
 
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptx
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptxpenggemukan sapi potong bahan mata kul.pptx
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptx
 
Biologi Udang.pdf
Biologi Udang.pdfBiologi Udang.pdf
Biologi Udang.pdf
 
BETERNAK KAMBING.pptx
BETERNAK KAMBING.pptxBETERNAK KAMBING.pptx
BETERNAK KAMBING.pptx
 

PENGADALIAN OPT TIKUS (1).pptx

  • 1. PENGENDALIAN OPT TIKUS Oleh : POPT KABUPATEN MAJALENGKA
  • 2. TIKUS SAWAH - Rattus argentiventer Panjang kepala-badan 170-208 mm Bagian punggung-coklat,dada-kelabu putih Jenis paling dominan di persawahan
  • 3. TIKUS WIROG – Bandicota indica Panjang kepala-badan 240-300 mm Bagian punggung-hitam/ coklat kehitaman
  • 4. MENCIT SAWAH – Mus caroli Panjang kepala-badan 95mm Bagian punggung-coklat, dada-putih/ keprakan
  • 6. Lubang Aktif dan Jejak Kaki Tikus
  • 7. KARAKTERISTIK TIKUS • Reproduksi atau perkembangbiakan tikus hanya terjadi pada stadia generatif tanaman. Tikus tidak akan berkembang biak selama tidak ada makan pokok (Karbohidrat). • Masa hidup TIKUS = -> Masa hidup tikus rata-rata sampai 3 tahun -> Usia 0-21 hari di asuh/disapih (di susui & diberi makan) -> Usia 21- 35 pendewasaan (mulai mencari makan sendiri) -> Usia Betina 28- 35 siap kawin (2x24 jam masa idah siap kawin lagi), Jantan 55-60 Siap kawin -> 21 hari bunting (Usia 55 hari) (2 sampe 3 kali bunting 1 musim) • Betina 1x melahirkan 6-18 ekor (Rata-rata 10 ekor) • Betina lebih cepat untuk siap kawin yaitu : Betina usia 28-35 – Jantan usia 55-60 • Periode reproduksi pendek terjadi pada lokasi areal tanaman serempak, dan sebaliknya reproduksi panjang pada areal tanaman tidak serempak • Jumlah kelahiran tikus pada musim tanam hujan 1-2 kali, sedangkan pada musim kemarau 2-3 kali, • Perbandingan jantan dan betina (sex ratio) adalah 1 : 1
  • 8. PERLU DIKETAHUI JUGA • Tikus hidup berkoloni, dan menugaskan beberapa ekor tikus untuk menjelajah • Tikus makan 1 hari 8-10 gram/3-7 malai • Merusak 1 hari/malam sampai 10 rumpun/ekor • Kemampuan menjelajah 100-200 m dari sarang • Kemampuan migrasi 2-3 km • Ketika migrasi populasi bisa sampai 100-200 ekor/lebih
  • 9. STRATEGI PENGENDALIAN  PENGENDALIAN HAMA TERPADU (BTS, Pemanfaatan MA, Pengamatan Rutin, Petani ahli PHT)  PEDULI, NIAT, BERSATU PADU, KOMPAK, TIDAK MASA BODOH  DIRENCANAKAN/ DIPROGRAM  PENGENDALIAN DINI/ PRATANAM  GERAKAN MASSAL, SERENTAK, AREAL HAMPARAN LUAS  BERKESINAMBUNGAN  MENGGUNAKAN/KONSERVASI MUSUH ALAMI
  • 10. PENGENDALIAN • GEROPYOKAN • PENGEMPOSAN • PENGUMPANAN • TBS (Trap Baries System) + Bubu • LTBS (Linear Trap Baries System) + Bubu • Predator • Konservasi Musuh Alami
  • 11. PENGENDALIAN • GEROPYOKAN B4 (Bongkar liang, Buru, Bunuh, Betulkan kembali) Dilakukan setelah pengolahan lahan ke 2, ketika lahan sudah bersih. Karena tikus pasti akan lari ke pinggiran sawah sehingga pengendalian tidak terlalu menguras tenaga dan biaya. Tikus dewasa melahirkan akan bersarang di tengah lahan, karena mendekati sumber makanan. Dan ketika anaknya sudah mulai siap kawin tikus dewasa akan bersarang di pinggiran lahan (tanggul/bedengan). • PENGEMPOSAN Dapat dilakukan di semua umur tanaman. Pada saat tertentu harus di sertai dengan menggali lubang. Terutama ketika tikus mulai melahirkan
  • 12. Lanjut.. • PENGUMPANAN (USAHAKAN RACUN ANTIKOAGULAN/SISTEMIK) Bisa dilakukan dari mulai pratanam sampai vegetatif, melakukan pengumpanan di masa generatif tidak akan efektif. Usahakan umpan sedikit dihancurkan, dan diberi pemikat berupa sekam/huut badag tujuannya selain untuk memikat juga untuk melindungi umpan agar tidak meleleh atau menguap. Indikator keberhasilan pengumpanan: Hitung jumlah titik pengumpanan, kemudian evaluasi keesokan harinya dengan menghitung jumlah umpan yang di berikan di kurangi jumlah umpan yang tidak dimakan. Jika semakin banyak umpan yg tidak dimakan itu berarti semakin berkurang pula populasi apalagi sudah tercium bau bangkai di lahan itu berarti tikus yg di dalam lubang juga sudah mati.
  • 13. Lanjut.. • TRAP BARIER SYTEM (TBS) Dipasang pada pertanaman yang terserang, atau dipasang di persemaian di tambah pemasangan BUBU Tikus. Teknologi ini memanfaatkan insting tikus yang suka menjelajah dan akan kembali lagi ke tempat jajahannya untuk makan dan mengajak koloninya. • LINEAR TRAP BARIER SYTEM (LTBS) Bisa di pasang dari awal tanam dengan di lengkapi bubu tikus, yang harus diperhatikan pada pemasangan teknologi ini adalah jalur tikus yang sering di lewati dan sumber sarang berasal.
  • 14. Lanjut.. • MEMANFAATKAN PREDATOR Bisa menggunakan anjing ketika dilakukan gropyokan, dan menggunakan teknologi konservasi burung hantu (Tyto Alba)
  • 15. 40 Cm 20 Cm 40 ˚ 15 Cm Dibuatkan tusuk konde dengan ujung diruncingkan Banyaknya kawat posong 6 pasang Ram kawat yg digunakan untuk bagian luar ukuran ram 1 cm Untuk posong (bubu) ukuran 0,5 cm atau pakai ram nyamuk
  • 20. LINEAR TRAP BARIER SYSTEM (LTBS)
  • 23.