Teori Belajar dan Model Pembelajaran.pptxRafzanJani
Dokumen tersebut membahas tentang materi pedagogik yang mencakup teori belajar dan model pembelajaran dengan pendekatan berpusat pada siswa, seperti discovery learning, inquiry learning, problem based learning, dan project based learning. Dibahas pula perbedaan pendekatan tradisional yang berpusat pada guru dengan pendekatan berpusat pada siswa serta beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis penemuan, dan pembelajaran berbasis masalah
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran terdiferensiasi yang mencoba mengakomodasi perbedaan antarmurid dengan 3 cara, yaitu:
1. Mendiferensiasikan konten pelajaran sesuai kesiapan, minat, dan profil belajar murid.
2. Mendiferensiasikan proses belajar sesuai kebutuhan murid melalui kegiatan berjenjang dan agenda belajar individual.
3. Mendiferensiasikan produk akhir belajar murid dengan member
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan mandiri daripada diberitahu secara langsung oleh guru. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan pemahaman siswa dan motivasi belajar, namun juga memiliki tantangan seperti kurang efisien untuk kelas besar. Model ini melibatkan langkah-langkah se
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan metode belajar di mana siswa tidak diberikan pelajaran secara langsung melainkan diharapkan untuk mengorganisasi sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dengan memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa menemukan konsep secara mandiri melalui langkah-langkah seperti pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Penilaian dapat
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.
Teori Belajar dan Model Pembelajaran.pptxRafzanJani
Dokumen tersebut membahas tentang materi pedagogik yang mencakup teori belajar dan model pembelajaran dengan pendekatan berpusat pada siswa, seperti discovery learning, inquiry learning, problem based learning, dan project based learning. Dibahas pula perbedaan pendekatan tradisional yang berpusat pada guru dengan pendekatan berpusat pada siswa serta beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis penemuan, dan pembelajaran berbasis masalah
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran terdiferensiasi yang mencoba mengakomodasi perbedaan antarmurid dengan 3 cara, yaitu:
1. Mendiferensiasikan konten pelajaran sesuai kesiapan, minat, dan profil belajar murid.
2. Mendiferensiasikan proses belajar sesuai kebutuhan murid melalui kegiatan berjenjang dan agenda belajar individual.
3. Mendiferensiasikan produk akhir belajar murid dengan member
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan mandiri daripada diberitahu secara langsung oleh guru. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan pemahaman siswa dan motivasi belajar, namun juga memiliki tantangan seperti kurang efisien untuk kelas besar. Model ini melibatkan langkah-langkah se
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan metode belajar di mana siswa tidak diberikan pelajaran secara langsung melainkan diharapkan untuk mengorganisasi sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dengan memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa menemukan konsep secara mandiri melalui langkah-langkah seperti pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Penilaian dapat
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Model pembelajaran discovery learning merupakan metode belajar dimana siswa belajar secara aktif tanpa diberikan pelajaran secara final
2. Terdiri dari beberapa langkah yaitu persiapan, pelaksanaan meliputi stimulasi, pernyataan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan
3. Penilaian dapat dilakukan dengan tes tertulis
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pembelajaran berdiferensiasi di mana guru harus mampu memahami karakteristik setiap murid dan menyesuaikan konten, proses, dan produk pembelajaran berdasarkan kebutuhan, minat, dan gaya belajar masing-masing murid agar pembelajaran menjadi efektif bagi semua siswa.
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan sendiri tanpa diberikan penjelasan langsung oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menarik kesimpulan sendiri. Metode ini bertujuan membantu siswa belajar se
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui proses pengumpulan informasi, analisis, dan penarikan kesimpulan sendiri tanpa diberikan pelajaran secara final. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan se
Model pembelajaran discovery learning merupakan metode pembelajaran di mana siswa tidak diberikan materi pelajaran secara langsung melainkan diharapkan dapat menemukan sendiri konsep atau prinsip melalui berbagai aktivitas seperti pengumpulan data, pengolahan informasi, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan pengetahuan secara mandiri. Metode ini bertujuan membantu siswa bel
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran tematik untuk SD kelas I-III. Pembelajaran tematik bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna dengan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu tema, sehingga siswa dapat mempelajari berbagai kompetensi dasar secara utuh dan terkait. Dokumen tersebut menjelaskan landasan, karakteristik, pelaksanaan, dan implikasi dari pembelajaran
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Model pembelajaran discovery learning merupakan metode belajar dimana siswa belajar secara aktif tanpa diberikan pelajaran secara final
2. Terdiri dari beberapa langkah yaitu persiapan, pelaksanaan meliputi stimulasi, pernyataan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan
3. Penilaian dapat dilakukan dengan tes tertulis
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pembelajaran berdiferensiasi di mana guru harus mampu memahami karakteristik setiap murid dan menyesuaikan konten, proses, dan produk pembelajaran berdasarkan kebutuhan, minat, dan gaya belajar masing-masing murid agar pembelajaran menjadi efektif bagi semua siswa.
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan sendiri tanpa diberikan penjelasan langsung oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menarik kesimpulan sendiri. Metode ini bertujuan membantu siswa belajar se
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui proses pengumpulan informasi, analisis, dan penarikan kesimpulan sendiri tanpa diberikan pelajaran secara final. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan se
Model pembelajaran discovery learning merupakan metode pembelajaran di mana siswa tidak diberikan materi pelajaran secara langsung melainkan diharapkan dapat menemukan sendiri konsep atau prinsip melalui berbagai aktivitas seperti pengumpulan data, pengolahan informasi, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan pengetahuan secara mandiri. Metode ini bertujuan membantu siswa bel
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran tematik untuk SD kelas I-III. Pembelajaran tematik bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna dengan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu tema, sehingga siswa dapat mempelajari berbagai kompetensi dasar secara utuh dan terkait. Dokumen tersebut menjelaskan landasan, karakteristik, pelaksanaan, dan implikasi dari pembelajaran
Similar to Pembelajaran Berdiferensiasi (1).pptx (20)
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. Ke Halaman Agenda
Pembelajaran
Berdiferensiasi
Suatu pendekatan sistematis
untuk merancang kurikulum
dan instruksi pembelajaran
bagi siswa yang memiliki
kenberagaman
serangkaian keputusan
masuk akal ( common sense )
yang dibuat oleh guru yang
berorientasi kepada
kebutuhan murid.
3. Keputusan-
keputusan yang
dibuat tersebut
adalah yang
terkait dengan:i
Kurikulum yang memiliki tujuan
pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
Bagaimana guru menanggapi atau merespon
kebutuhan belajar muridnya.
Bagaimana mereka menciptakan lingkungan
belajar yang “mengundang’ murid untuk
belajar dan bekerja keras untuk mencapai
tujuan belajar yang tinggi.
Manajemen kelas yang efektif.
Penilaian berkelanjutan.
4. Kebutuhan Belajar Murid
Profil Belajar
Kesiapan Awal Minat
Siswa
Murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan
keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika
tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan
jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka
sukai (profil belajar).
5. Kesiapan Belajar
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari
materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang
mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid
keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka
tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan
dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi
atau keterampilan baru tersebut.
6. Kesiapan Belajar
Bersifat mendasar - Bersifat
transformatif
Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, yang mungkin belum
dikuasainya, mereka akan membutuhkan informasi pendukung yang jelas,
sederhana, dan tidak bertele-tele untuk dapat memahami ide tersebut.
Konkret - Abstrak
mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah mereka masih
di tingkatan perlu belajar secara konkret, sehingga mereka mungkin
masih perlu belajar dengan menggunakan beragam alat-alat bantu
berupa benda konkret atau contoh-contoh konkret, atau apakah murid
sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak
7. Kesiapan Belajar
Sederhana - Kompleks
Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana
dengan satu abstraksi pada satu waktu, yang lain mungkin bisa menangani
kerumitan berbagai abstraksi pada satu waktu.
Terstruktur - Terbuka
Saat menyelesaikan tugas, kadang-kadang ada murid-murid yang masih
memerlukan struktur yang jelas, sehingga tugas untuk mereka perlu
ditata dengan tahapan yang jelas dan cukup rinci, di mana mereka tidak
memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Sementara mungkin
murid-murid lainnya sudah siap untuk menjelajah dan menggunakan
kreativitas mereka.
8. Kesiapan Belajar
Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent)
beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebih awal
daripada yang lain.
Lambat - Cepat
Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata
pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia
kuasai atau sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, murid yang sama
mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain
untuk mempelajari topik yang lain.
kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi
tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan
keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.
9.
10. Minat Murid
Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah
kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan
memberikan kepuasan diri.
Tomlinson (2001 : 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan
pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai
berikut:
• membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah
dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
• mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran
• menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai
jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang
dikenal atau baru bagi mereka, dan;
• meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
11. Minat Murid
Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah
kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan
memberikan kepuasan diri.
cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid
diantaranya adalah dengan:
• menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid
(misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb),
• menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat
individu murid,
• mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,
• menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid
dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).
12. Minat Murid
contoh mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar
berdasarkan minat:
Ibu Putik ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat teks
prosedur. Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana
membuat teks prosedur, Bu Putik lalu meminta murid berlatih membuat
sendiri teks prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis
dengan topik sesuai dengan minat mereka. Anak yang memiliki minat
terhadap memasak, boleh membuat teks prosedur tentang bagaimana cara
memasak makanan tertentu. Murid yang memiliki minat terhadap kerajinan
tangan boleh membuat teks prosedur tentang membuat sebuah produk
kerajinan tangan tertentu, dan sebagainya. Keterampilan yang dilatih tetap
sama, yaitu membuat teks prosedur, walaupun topiknya mungkin berbeda.
13. Profil Belajar Murid
Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai
individu paling baik belajar.
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, contohnya :
• Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu
ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan
belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb.
Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang
terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.
Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal -
impersonal.
14. Profil Belajar Murid
Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai
individu paling baik belajar.
• Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
• Preferensi gaya belajar.
• Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan
mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
• visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar,
menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer );
• auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru,
membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi,
mendengarkan musik);
• kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan
tubuh, kegiatan hands on, dsb).
15. Profil Belajar Murid
Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai
individu paling baik belajar.
• Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk
(multiple intelligences): visual-spasial,
musical, bodily-kinestetik, interpersonal,
intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis,
logic-matematika.
16. Profil Belajar Murid
contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar
Berdasarkan Profil Belajar murid
• Pak Neon akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid
dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Neon telah mengetahui bahwa sebagian
muridnya adalah pembelajar visual, sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan
pembelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut,
Pak Neon lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut ini:
• Saat mengajar, Pak Neon:
• menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
• menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid.
• membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat
berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi.
• Saat memberikan tugas, Pak Neon memperbolehkan murid-muridnya memilih cara
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh
menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun
performance atau role-play.
17. Profil Belajar Murid
beberapa contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar murid:
• mengamati perilaku murid-murid mereka;
• mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang
akan dipelajari;
• melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh
informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut;
• mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid;
• mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau
aktivitas;
• bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
• membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari
guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
• berbicara dengan guru murid sebelumnya;
18. Profil Belajar Murid
contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar
Berdasarkan Profil Belajar murid
• membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat
pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
• menggunakan berbagai penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah
berada dalam level yang sesuai;
• melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
• mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri
untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka;
• dll.