Peraturan Daerah ini mengatur tentang pedoman penyusunan perencanaan pembangunan desa di Kabupaten Magelang. Perencanaan pembangunan desa terdiri atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk 5 tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Desa untuk 1 tahun. Penyusunannya melibatkan masyarakat melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa dan ditetapkan oleh kepala desa bers
Permendagri 114 th 2014 ttg pedoman pembangunan desaAchmad Wahid
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang pedoman pembangunan desa yang mencakup perencanaan pembangunan desa jangka menengah dan tahunan, pelaksanaan pembangunan di bidang pemerintahan desa, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat desa.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui penyusunan peraturan daerah, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pembangunan daerah serta pengelolaan aset daerah dan pelayanan publik. Masyarakat berhak berpartisipasi dengan menyampaikan aspirasi dan masukan dalam proses tersebut. Pemerintah daerah harus mem
Dokumen tersebut membahas latar belakang, dasar hukum, pengertian, maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Melung. Dokumen ini juga menjelaskan profil Desa Melung meliputi kondisi desa, sejarah pembangunan, demografi, sarana prasarana, dan potensi serta masalah yang ada. Dokumen ini bertujuan menyusun rencana pembangunan desa untuk periode 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), merupakan Dokumen Perencanaan untuk Periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, Arah Kebijakan Keuangan Desa
Permendagri 114 th 2014 ttg pedoman pembangunan desaAchmad Wahid
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang pedoman pembangunan desa yang mencakup perencanaan pembangunan desa jangka menengah dan tahunan, pelaksanaan pembangunan di bidang pemerintahan desa, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat desa.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui penyusunan peraturan daerah, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pembangunan daerah serta pengelolaan aset daerah dan pelayanan publik. Masyarakat berhak berpartisipasi dengan menyampaikan aspirasi dan masukan dalam proses tersebut. Pemerintah daerah harus mem
Dokumen tersebut membahas latar belakang, dasar hukum, pengertian, maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Melung. Dokumen ini juga menjelaskan profil Desa Melung meliputi kondisi desa, sejarah pembangunan, demografi, sarana prasarana, dan potensi serta masalah yang ada. Dokumen ini bertujuan menyusun rencana pembangunan desa untuk periode 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), merupakan Dokumen Perencanaan untuk Periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, Arah Kebijakan Keuangan Desa
Dokumen tersebut merupakan rancangan peraturan desa tentang review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Kedungaran untuk tahun 2014-2019. Peraturan ini mengatur mekanisme penyusunan dan penetapan review RPJMDes serta pengambilan keputusan melalui musyawarah desa.
Dokumen tersebut membahas tentang panduan fasilitasi musrenbang integrasi. Musrenbang merupakan kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif yang melibatkan masyarakat. Dokumen ini menjelaskan landasan hukum dan regulasi terkait musrenbang serta pengalaman pelaksanaan program-program sebelumnya yang mendorong dilakukannya integrasi antar program pembangunan.
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...Yudhi Aldriand
Pedoman Umum Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018 ini diharapkan menjadi arah kebijakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa yang dibiayai dengan Dana Desa.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Jusa Erza
Makalah ini membahas sejarah Desa Panyocokan mulai dari asal mula desa yang berasal dari 3 kampung yaitu Kampung Pasir Pangilo, Pasir Hangasa dan Pasir Eurih yang kemudian digabung dan dinamakan Kadameteng. Desa ini kemudian berubah nama menjadi Kadu Agung dan akhirnya bernama Desa Panyocokan. Makalah ini juga membahas silsilah keturunan para pendiri agama Islam di daerah Ciwidey termasuk
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)Pemdes Wlahar Wetan
Review Naskah RPJMDesa ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka perencanaan mengenai pembangunan jangka menengah desa di Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga disampaikan atas dukungan semua pihak hingga tersusunnya Naskah Rancangan ini dan Tim Penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dalam laporan ini. Karena itu, kritik dan saran konstruktif sangat dihargai.
Semoga Kegiatan yang dikerjakan ini memberikan manfaat yang nyata bagi Desa Wlahar Wetan di masa datang.
Dokumen tersebut membahas tentang susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa yang mencakup ketentuan umum, struktur organisasi, tugas dan fungsi perangkat desa seperti sekretariat desa, pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis."
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang pedoman pembangunan desa yang mencakup perencanaan pembangunan desa jangka menengah dan tahunan, pelaksanaan pembangunan di bidang pemerintahan desa, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang pedoman pembangunan desa yang mencakup perencanaan pembangunan desa jangka menengah dan tahunan, pelaksanaan pembangunan di bidang pemerintahan desa, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat desa.
Peraturan Desa ini mengatur tentang pembentukan lembaga kemasyarakatan desa di Desa Panjalu seperti LPMD, Tim Penggerak PKK Desa, RT/RW, Karang Taruna, dan MUI Desa beserta tugas dan fungsinya masing-masing dalam membantu pemerintah desa dan memberdayakan masyarakat.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan desa yang partisipatif. Perencanaan pembangunan desa ideal dilakukan dengan melibatkan seluruh masyarakat desa secara langsung dalam proses perencanaan melalui pendekatan kelompok dan metode yang mudah dipahami oleh masyarakat desa. Perencanaan desa juga perlu didukung oleh alat bantu diskusi sederhana untuk memfasilitasi proses perencanaan bersama
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan, pemantauan, dan pengawasan pembangunan desa, yang mencakup tahap persiapan pelaksanaan kegiatan pembangunan desa, pelaksanaan kegiatan, dan perubahan pelaksanaan kegiatan. Tahap persiapan meliputi penetapan pelaksana kegiatan, penyusunan rencana kerja, sosialisasi, pembekalan, penyiapan dokumen, serta pengadaan tenaga kerja dan bahan.
Pedoman penyusunan proposal program pembangunan desamuhammad hamdi
Proposal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan infrastruktur dengan mengaspal jalan utama desa. Analisis masalah menunjukkan kondisi jalan saat ini rusak sehingga membahayakan dan menghambat transportasi, sementara upaya yang diusulkan adalah pengaspalan jalan untuk meningkatkan kenyamanan dan mendukung ekonomi masyarakat.
Dokumen tersebut merupakan rancangan peraturan desa tentang review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Kedungaran untuk tahun 2014-2019. Peraturan ini mengatur mekanisme penyusunan dan penetapan review RPJMDes serta pengambilan keputusan melalui musyawarah desa.
Dokumen tersebut membahas tentang panduan fasilitasi musrenbang integrasi. Musrenbang merupakan kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif yang melibatkan masyarakat. Dokumen ini menjelaskan landasan hukum dan regulasi terkait musrenbang serta pengalaman pelaksanaan program-program sebelumnya yang mendorong dilakukannya integrasi antar program pembangunan.
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...Yudhi Aldriand
Pedoman Umum Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018 ini diharapkan menjadi arah kebijakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa yang dibiayai dengan Dana Desa.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Jusa Erza
Makalah ini membahas sejarah Desa Panyocokan mulai dari asal mula desa yang berasal dari 3 kampung yaitu Kampung Pasir Pangilo, Pasir Hangasa dan Pasir Eurih yang kemudian digabung dan dinamakan Kadameteng. Desa ini kemudian berubah nama menjadi Kadu Agung dan akhirnya bernama Desa Panyocokan. Makalah ini juga membahas silsilah keturunan para pendiri agama Islam di daerah Ciwidey termasuk
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)Pemdes Wlahar Wetan
Review Naskah RPJMDesa ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka perencanaan mengenai pembangunan jangka menengah desa di Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga disampaikan atas dukungan semua pihak hingga tersusunnya Naskah Rancangan ini dan Tim Penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dalam laporan ini. Karena itu, kritik dan saran konstruktif sangat dihargai.
Semoga Kegiatan yang dikerjakan ini memberikan manfaat yang nyata bagi Desa Wlahar Wetan di masa datang.
Dokumen tersebut membahas tentang susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa yang mencakup ketentuan umum, struktur organisasi, tugas dan fungsi perangkat desa seperti sekretariat desa, pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis."
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang pedoman pembangunan desa yang mencakup perencanaan pembangunan desa jangka menengah dan tahunan, pelaksanaan pembangunan di bidang pemerintahan desa, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang pedoman pembangunan desa yang mencakup perencanaan pembangunan desa jangka menengah dan tahunan, pelaksanaan pembangunan di bidang pemerintahan desa, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat desa.
Peraturan Desa ini mengatur tentang pembentukan lembaga kemasyarakatan desa di Desa Panjalu seperti LPMD, Tim Penggerak PKK Desa, RT/RW, Karang Taruna, dan MUI Desa beserta tugas dan fungsinya masing-masing dalam membantu pemerintah desa dan memberdayakan masyarakat.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan desa yang partisipatif. Perencanaan pembangunan desa ideal dilakukan dengan melibatkan seluruh masyarakat desa secara langsung dalam proses perencanaan melalui pendekatan kelompok dan metode yang mudah dipahami oleh masyarakat desa. Perencanaan desa juga perlu didukung oleh alat bantu diskusi sederhana untuk memfasilitasi proses perencanaan bersama
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan, pemantauan, dan pengawasan pembangunan desa, yang mencakup tahap persiapan pelaksanaan kegiatan pembangunan desa, pelaksanaan kegiatan, dan perubahan pelaksanaan kegiatan. Tahap persiapan meliputi penetapan pelaksana kegiatan, penyusunan rencana kerja, sosialisasi, pembekalan, penyiapan dokumen, serta pengadaan tenaga kerja dan bahan.
Pedoman penyusunan proposal program pembangunan desamuhammad hamdi
Proposal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan infrastruktur dengan mengaspal jalan utama desa. Analisis masalah menunjukkan kondisi jalan saat ini rusak sehingga membahayakan dan menghambat transportasi, sementara upaya yang diusulkan adalah pengaspalan jalan untuk meningkatkan kenyamanan dan mendukung ekonomi masyarakat.
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02Nie Andini
Proposal ini merencanakan perbaikan jalan gang di RW 02 Palabuhan-Rancakandong dengan total panjang 291 meter. Rencananya meliputi persiapan, pelaksanaan konstruksi fisik termasuk drainase, dan anggaran biaya sebesar Rp89 juta untuk material dan tenaga kerja. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi jalan agar pengguna merasa nyaman dan lancar.
Dokumen tersebut membahas tentang tata kelola pembangunan daerah dan peran institusi serta mekanisme pelaksanaannya. Ia menjelaskan pengertian good governance menurut World Bank, karakteristiknya, ciri-cirinya, peran institusi seperti Bappeda, SKPD, inspektorat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, serta mekanisme pelaksanaan pembangunan daerah secara umum.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang keterampilan dasar dan lanjutan yang dibutuhkan oleh pendamping masyarakat dalam membangun kapasitas masyarakat. Keterampilan dasar terdiri dari kognitif, afektif, psikomotorik, penyadaran, pembelajaran, pelembagaan/pengorganisasian, dan pengembangan kemandirian. Sedangkan keterampilan lanjutan meliputi kemampuan teknis, legal drafting, manfa
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap dalam menyusun proposal bisnis, mulai dari bagian-bagian penting yang harus ada sampai dengan kesalahan yang sering ditemui. Ringkasan eksekutif, deskripsi usaha, analisis pasar dan keuangan, serta lampiran dokumen merupakan bagian inti yang perlu dijelaskan dengan baik. Perencanaan keuangan harus realistis agar proposal terlihat kredibel.
Kelompok Sadar Wisata Giri Indah mengajukan proposal peningkatan sarana prasarana Desa Wisata Gumelem Wetan untuk meningkatkan potensi kesenian, transportasi wisata, identitas kelembagaan, dan ketrampilan masyarakat dengan total biaya Rp108,2 juta yang berasal dari bantuan pemerintah Rp100 juta dan swadaya masyarakat Rp8,2 juta.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan DesaArifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Perataturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 25 Tahun 2006 tentang Perencenaan pembangunan Desa
Dokumen tersebut membahas rencana pembangunan desa wisata meliputi proses perencanaan secara bertahap, mulai dari studi pendahuluan, pembuatan rencana induk, pembuatan rencana tapak kawasan, sampai pembuatan desain teknis. Tujuan perencanaan adalah menciptakan lingkungan wisata yang menarik serta memanfaatkan potensi alam secara berkelanjutan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini memberikan pedoman bagi pemerintah desa dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa). RPJM-Desa merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan, keuangan, dan program desa. RKP-Desa adalah penjabaran RPJM-Desa untuk periode
Peraturan Desa ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Pencil tahun 2016-2019 yang mencakup visi, misi, program pemerintahan, pembangunan, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat Desa Pencil selama 6 tahun ke depan.
RPJM Desa Bakung Tahun 2014-2019 merupakan dokumen perencanaan pembangunan Desa Bakung untuk 6 tahun ke depan yang disusun berdasarkan masukan dari masyarakat melalui musyawarah. Dokumen ini akan menjadi acuan penyusunan rencana kerja pemerintah desa setiap tahunnya hingga 2019.
Petunjuk teknis ini memberikan panduan penyusunan Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) bagi pemerintahan desa di Kabupaten Bekasi. Terdapat 3 tahapan penyusunan Raperdes yaitu inisiasi ide, penyusunan rancangan, dan pengesahan. Raperdes harus disusun secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan sesuai peraturan perundang-undangan. Raperdes bertujuan mengatur berbagai aspek kepenting
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...Arifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Perataturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan mekanisme Penyusunan Peraturan Perundang undangan Desa
1. BUPATI MAGELANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG
NOMOR 12 TAHUN 2010
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MAGELANG,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa perlu disusun
perencanaan pembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan daerah kabupaten;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 66 Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 tentang Desa, pedoman mengenai tahapan, tata cara
penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan desa diatur dengan Peraturan Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
4. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang–Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1982 tentang Pemindahan Ibu
kota Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang dan wilayah Kotamadya
Daerah Tingkat II Magelang ke Kecamatan Mungkid di wilayah Kabupaten
Daerah Tingkat II Magelang (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 36);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 158
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 );
1
2. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4664);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
9. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,
Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Mekanisme Konsultasi Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang
Tahun 2004, Nomor 17 Serie E Nomor 9);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2006 Nomor 11 Seri E Nomor 7);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Magelang
(Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009 Nomor 1);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG
dan
BUPATI MAGELANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Magelang.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
3. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten.
4. Camat adalah pimpinan perangkat daerah kecamatan yang wilayah kerjanya meliputi
desa-desa yang bersangkutan.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2
3. 7. Pemerintah Desa adalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa.
9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama
Kepala Desa.
10. Keputusan Kepala Desa adalah keputusan yang dibuat dan dikeluarkan oleh kepala
desa untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
mengadakan kebijaksanaan baru dan bersifat penetapan.
11. Lembaga kemasyarakatan desa adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai
dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam pembangunan desa
dan pemberdayaan masyarakat desa.
12. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia.
13. Pembangunan Desa adalah upaya untuk melakukan proses perubahan sosial
masyarakat desa ke arah yang lebih baik dan dilaksanakan oleh semua komponen
masyarakat desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup
masyarakat desa.
14. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disebut Musrenbang adalah
forum antar pelaku dan pemangku kepentingan pembangunan dalam rangka menyusun
rencana pembangunan daerah.
15. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya disebut
Musrenbangdesa adalah forum perencanaan pembangunan di tingkat desa yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan melibatkan partisipasi masyarakat dengan
semangat musyawarah untuk mufakat.
16. Sistem Perencanaan Pembangunan Desa adalah satu kesatuan tata perencanaan
pembangunan desa untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka menengah dan
tahunan desa yang dilaksanakan secara partisipatif oleh pemerintah desa sesuai
kewenangannya.
17. Pelaku pembangunan adalah pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha,
Perguruan Tinggi, LSM, Organisasi Politik dan Organisasi Masa.
18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang selanjutnya disebut RPJMDesa
adalah dokumen perencanaan desa untuk periode 5 (lima) tahun.
19. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP Desa adalah
Penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 Tahun yang ditetapkan oleh Kepala
Desa.
20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDesa adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama
oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
BAB II
RUANG LINGKUP
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
Pasal 2
(1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa, wajib disusun perencanaan
pembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
daerah.
(2) Perencanaan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa;
b. Rencana Kerja Pembangunan Desa.
3
4. (3) Dalam menyusun perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud ayat (1)
wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa dan pemuka masyarakat secara
individu.
Pasal 3
(1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat
(2) huruf a, merupakan dokumen rencana pembangunan desa untuk jangka waktu 5
(lima) tahun.
(2) RPJM-Desa memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan desa dengan berpedoman pada RPJM Daerah.
(3) RPJM-Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Pasal 4
(1) Rencana Kerja Pembangunan desa sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) huruf b,
merupakan penjabaran dari RPJM-Desa untuk jangka waktu 1(satu) tahun.
(2) RKP-Desa memuat kerangka program, prioritas pembangunan desa, rencana kegiatan
dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Desa maupun
yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
(3) RKP Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.
BAB III
PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
Bagian Kesatu
Asas dan Tujuan
Pasal 5
(1) Perencanaan Pembangunan Desa dilaksanakan dengan sistem Perencanaan
partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa berdasarkan pada asas umum
penyelenggaraan negara, dan mempunyai keterkaitan serta tidak terpisahkan dari
sistem perencanaan pembangunan daerah.
(2) Tujuan Penyusunan perencanaan pembangunan desa adalah :
a. tersusunnya dokumen perencanaan desa yang sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan.
b. menjamin terciptanya Integrasi, Sinkronisasi dan Sinergi dalam penyusunan
perencanaan pembangunan antara desa, kecamatan dan kabupaten.
c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan pembangunan.
d. mengoptimalkan peran serta pemerintah desa, masyarakat dan dunia usaha
dalam perencanaan pembangunan desa.
Bagian Kedua
Tahapan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa
Pasal 6
(1) Penyusunan perencanaan pembangunan desa disusun melalui Musrenbangdesa.
(2) Musrenbangdesa terdiri atas musrenbangdesa jangka menengah, dan
musrenbangdesa tahunan.
(3) Musrenbangdesa jangka menengah diselenggarakan paling sedikit 1 (satu) kali
dalam rangka penyusunan rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM
Desa) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
4
5. (4) Musrenbangdesa tahunan diselenggarakan dalam rangka menyusun RKP Desa
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Pasal 7
(1) Kepala Desa bertanggungjawab menyusun RPJM Desa untuk jangka waktu 5 (lima)
Tahun dan selanjutnya menyusun RKP Desa untuk jangka waktu 1 (satu) Tahun.
(2) Kepala Desa paling lambat 1 (satu) tahun setelah dilantik harus sudah menyusun
RPJMDesa berdasarkan Visi dan Misi saat mencalonkan menjadi Kepala Desa.
(3) Penyusunan RPJM Desa dilakukan melalui urutan kegiatan :
a. penyusunan rancangan RPJM Desa;
b. musyawarah perencanaan pembangunan jangka menengah ;
c. penetapan RPJM Desa oleh Kepala Desa Bersama BPD.
(4) Penyusunan RKP Desa dilakukan melalui urutan kegiatan :
a. penyusunan Rancangan RKP Desa berdasarkan RPJM Desa;
b. menyelenggarakan musrenbang tingkat dusun;
c. menyelenggarakan musrenbang tingkat desa;
d. penetapan RKP Desa oleh Kepala Desa.
Bagian Ketiga
Jangka Waktu Penyelenggaraan Musrenbangdesa
Pasal 8
(1) Penyelenggaraan Musrenbangdesa Jangka menengah desa dilaksanakan paling
lambat 1 Tahun sebelum berakhirnya periode RPJM Desa.
(2) Penyelenggaraan Musrenbangdesa Tahunan desa dilaksanakan paling lambat 1
(satu) bulan sebelum berakhirnya periode RKP Desa.
(3) Dalam hal desa belum memiliki RPJM Desa dan RKP Desa maka penyusunan RPJM
Desa dan RKP Desa dimulai sejak ditetapkannya Peraturan Daerah Tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa.
Bagian Keempat
Substansi Perencanaan Pembangunan Desa
Pasal 9
(1) RPJM Desa memuat visi, misi dan arah pembangunan desa dengan mengacu pada
RPJM Kabupaten, Propinsi dan Nasional.
(2) RPJM Desa dijabarkan dalam rencana kerja tahunan yang disebut RKP Desa.
Bagian Kelima
Hasil Musrenbangdesa
Pasal 10
(1) Hasil Musrenbangdesa terdiri atas :
a. Daftar prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan sendiri oleh desa dengan
mengunakan APB Desa;
b. Daftar prioritas kegiatan yang diusulkan ke tingkat Kecamatan untuk dibiayai
oleh APBD Kabupaten, Provinsi, APBN serta sumber dana lainnya;
c. Daftar nama utusan yang akan membahas hasil Musrenbangdesa pada forum
musrenbang kecamatan.
(2) Hasil Musrenbangdesa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam
berita acara Musrenbangdesa.
5
6. Bagian Keenam
Peserta Musrenbangdesa
Pasal 11
Peserta Musrenbangdesa adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa dan utusan dari
lembaga-lembaga kemasyarakatan desa.
Bagian Ketujuh
Pembiayaan
Pasal 12
Pembiayaan pelaksanaan perencanaan pembangunan desa sampai dengan ditetapkannya
hasil Musrenbangdesa bersumber dari APB Desa yang besarnya disesuaikan dengan
kemampuan keuangan desa.
BAB IV
PENGENDALIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
Pasal 13
(1) Pengendalian atas penyelenggaraan perencanaan pembangunan desa dilaksanakan
oleh Bupati.
(2) Bupati dalam Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
membentuk tim monitoring dan evaluasi dan/ atau melimpahkan kepada Unit Kerja
Teknis.
(3) Pelaksanaan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:
a. pemberian pedoman dan standard dalam pelaksanaan perencanaan
pembangunan desa;
b. pemberian bimbingan supervisi dan konsultasi atas pelaksanaan perencanaan
pembangunan desa;
c. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi atas
pelaksanaan perencanaan pembangunan desa.
BAB V
EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
Pasal 14
Hasil pengendalian sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 digunakan sebagai bahan
evaluasi Bupati yang selanjutnya oleh Pemerintah desa dapat digunakan sebagai bahan
penyusunan perencanaan pembangunan desa.
BAB VI
SANKSI
Pasal 15
(1) Bagi desa yang tidak menyusun perencanaan pembangunan desa dan/atau
pelaksanaan pembangunan desa tidak sesuai dengan perencanaan pembangunan
desa sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Ini, diberikan sanksi berupa
penundaan bantuan APBD.
(2) Ketentuan tentang pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
6
7. BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 16
(1) Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang Perencanaan Pembangunan Desa
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.
(2) Peraturan desa tentang Perencanaan pembangunan Desa ditetapkan paling lama
1(satu) tahun sejak Peraturan Daerah ini ditetapkan.
(3) Bagi desa yang sebelum berlakunya peraturan daerah ini telah menetapkan
Peraturan Desa tentang RPJMDesa, masih tetap berlaku sepanjang belum habis
masa berlakunya.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan peraturan Bupati.
Pasal 18
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Magelang.
Ditetapkan di Kota Mungkid
pada tanggal 11 Oktober 2010
BUPATI MAGELANG,
SINGGIH SANYOTO
Diundangkan di Kota Mungkid
pada tanggal 11 Oktober 2010
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAGELANG,
UTOYO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010 NOMOR 12
7
8. PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG
NOMOR 12 TAHUN 2010
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
I. UMUM
Pemerintah Desa dalam menyelenggarakan urusan pembangunan desa perlu
mendasarkan pada perencanaan pembangunan desa yang sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan. Hal tersebut dimaksudkan agar
pelaksanaan pembangunan desa dapat secara efektif, efisien dan tepat sasaran dalam
rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa. Oleh karena itu
diperlukan adanya sistem perencanaan pembangunan desa yang merupakan satu
kesatuan tata cara perencanaan pembangunan desa guna menghasilkan Rencana
pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
maupun Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) untuk jangka waktu 1(satu)
tahun.
Sistem penyusunan dokumen perencanaan pembangunan desa menggunakan
pendekatan perencanaan partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa yaitu sistem
penyusunan perencanaan yang dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan dengan pembangunan desa. Pelibatan pihak-pihak dimaksud dalam
rangka untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki serta
tanggungjawab bersama dalam pelaksanaan rencana pembangunan bagi kemajuan
desanya.
Sistem perencanaan pembangunan desa terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu:
1. Penyusunan rencana;
2. Penetapan rencana;
3. Pengendalian pelaksanaan rencana; dan
4. Evaluasi pelaksanaan rencana.
Keempat tahapan tersebut diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga
secara keseluruhan membentuk siklus perencanaan yang utuh.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas.
Pasal 2
Cukup Jelas.
Pasal 3
Cukup Jelas.
Pasal 4
Cukup Jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “asas umum penyelenggaraan negara”
adalah :
1. Asas Kepastian Hukum yaitu asas yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan setiap
kebijakan penyelenggara negara;
2. Asas Tertib Penyelenggaraan yaitu asas yang menjadi landasan
keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggaraan Negara;
8
9. 3. Asas Kepentingan Umum yaitu asas yang mendahulukan
keejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan
selektif;
4. Asas Keterbukaan yaitu asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan
tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan,
dan rahasia Negara;
5. Asas Proporsionalitas yaitu asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara Negara;
6. Asas Profesionalitas yaitu asas yang mengutamakan keahlian
yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
7. Asas Akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara Negara
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 6
Cukup Jelas.
Pasal 7
Cukup Jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Dalam hal desa menyusun RPJMDesa dibuat dengan sistematika :
a. Pendahuluan memuat : Latar Belakang, Maksud dan Tujuan,
Landasan Hukum, Hubungan RPJM Desa dengan Dokumen
Perencanaan Lainnya, Sistematika Penulisan RPJM Desa;
b. Gambaran Umum Kondisi Desa memuat : Kondisi Geografi,
Perekonomian Desa, Sosial Budaya, Prasarana dan Sarana
Desa, Pemerintahan Umum;
c. Visi dan Misi memuat : Landasan Filosofis Pembangunan, Visi,
Misi;
d. Strategi Pembangunan Desa;
e. Arah Kebijakan Keuangan Desa memuat : Arah Pengelolaan
Pendapatan Desa, Arah Pengelolaan Belanja Desa, Arah
Pengelolaan Pembiayaan, Kebijakan Umum Anggaran;
f. Program Pembangunan Desa;
g. Penutup.
Pasal 10
Cukup Jelas.
Pasal 11
Yang dimaksud dengan lembaga kemasyarkatan terdiri atas tokoh
masyarakat, utusan RT/RW, LPMD atau sebutan lain, PKK, Karang Taruna,
Tokoh masyarakat dan organisasi sosial kemasyarakatan yang ada.
Pasal 12
Cukup Jelas.
Pasal 13
Yang dimaksud unit kerja teknis adalah Unit kerja yang membidangi masalah
perencanaan yang dilakukan bersama unit kerja lain secara koordinasi
sehingga menghasilkan perencanaan yang komprehensif.
9
10. Pasal 14
Cukup Jelas.
Pasal 15
Cukup Jelas.
Pasal 16
Cukup Jelas.
Pasal 17
Cukup Jelas.
Pasal 18
Cukup Jelas.
10