SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam
berbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
tinggi agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan
faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di
suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia harapan
hidup dan tingkat pendidikan.
Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat
kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi
yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya
perbaikan gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena
kondisi kesehatannya harus dirawat di suatu sarana pelayanan kesehatan,
misalnya Puskesmas.
Masalah gizi di Puskesmas khususnya Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dinilai sesuai kondisi masyarakat yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi status gizi masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan
pelayanan gizi yang bermutu sebagai upaya perbaikan Gizi Masyarakat.
Pelayanan gizi UKM merupakan kegiatan Program dalam upaya
perbaikan Gizi Masyarakat yang integral dari pelayanan Puskesmas. Koordinasi
Lintas Program dan Lintas Sektor dapat mempengaruhi keberhasilan Pelayanan
Gizi UKM. Agar penyelenggaraan kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas
Wonomerto dapat berjalan dengan tertib, profesional, efektif, dan efisien maka
perlu dilakukan penyusunan Pedoman Pelayanan gizi UKM dilandasi dengan
Tata nilai Puskesmas Wonomerto Yaitu Akuntabel, Ramah dan Bersih yang
lebih dikenal dengan “AKRAB”. Maksud dari tata nilai tersebut yaitu segala
pelayanan yang kita lakukan haruslah dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan perundangan yang berlaku, bersikap dan bertuturkata dengan ramah
serta selalu memelihara kebersihan diri, lingkungan dan hari (ikhlas).
B. Maksud Peodman
1. Mengetahui standar ketenagaan di Puskesmas Wonomerto
2. Mengetahui standar fasilitas di Puskesmas Wonomerto
3. Mengetahui tata laksana pelayanan Gizi UKM di Puskesmas Wonomerto
4. Mengetahui penyediaan logistik di Puskesmas Wonomerto
5. Mengetahui keselamatan pasien dalam pelayanan Gizi Puskesmas
Wonomerto
2
6. Mengetahui keselamatan kerja dalam pelayanan di Gizi Puskesmas
Wonomerto
7. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Puskesmas Wonomerto
C. Ruang Lingkup Pelayanan.
Ruang lingkup yang dibahas dalam buku pedoman ini adalah Penyelenggaraan
Pelayanan gizi di dalam maupun luar gedung di Puskesmas yang bersifat UKM.
D. Batasan Operasional
1. Pelayanan Gizi Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas
untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien baik rawat inap maupun rawat
jalan, untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan,
maupun mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya
preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif.
2. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur
untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
3. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi adalah serangkaian kegiatan
penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta
perilaku positif pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan
gizi dan kesehatan.Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau
golongan masyarakat masal dan target yang diharapkan adalah pemahaman
perilaku aspek kesehatan dalam kehidupan sehari-hari
4. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat
dari bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan
tertentu sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi
kepada pasien rawat inap maupun pengunjung rawat jalan.
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan
untukmenyelenggarakan upaya kesehatan
6. Kegiatan Spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam
perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK).Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor
kesehatan seperti imunisasi,PMT Ibu Hamil dan balita, monitoring
pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen Tablet Tambah Darah (TTD),
promosi ASI Ekslusif, MP-ASI, dsb.Kegiatan spesifik bersifat jangka
pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek (Pedoman
Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam
Rangka 1000 HPK).
7. Kegiatan Sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar
sektor kesehatan. Sasarannya dalah masyarakat umum, tidak khusus untuk
3
1000 HPK. Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan
kegiatan spesifik dampaknya sensitif terhadap proses keselamatan proses
pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK
8. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi
dua arah yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien
dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat
memutuskan apa yang akan dilakukannya.
9. Mutu Pelayanan Gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas
dari petugas maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/klien
10. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan
teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di
masyarakat maupun Puskesmas dan unit pelaksana kesehatan lainnya,
berpendidikan dasar Akademi Gizi/Diploma III Gizi
11. Nutrisionist Registered (NR) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi
dan Sarjana Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Pasien/Klien, adalah pengunjung Puskesmas/tenaga kesehatan, baik rawat
inap/rawat jalan yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan
atau gizi..
13. Pasien Berisiko Malnutrisi adalah pasien dengan status gizi gizi buruk,
gizi kurang, atau gizi lebih, mengalami penurunan asupan makan,
penurunan berat badan, dll.
14. Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik
pada masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis,
simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik
dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau
sakit diselenggarakan baik di dalam dan di luar gedung.
15. Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas
E. Landasan Hukum.
1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Puskesmas.
3. Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
4
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tanggal
6 Pebruari 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Puskesmas.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/Menkes/SK/III/2007
tanggal 27 Maret 2007 tentang Standar Profesi Gizi.
7. Pedoman Gizi Puskesmas Depkes RI tahun 2003 (cetakan ketiga tahun
2006).
8. Pedoman Gizi Puskesmas Depkes RI tahun 2013.
5
BAB II
STANDART KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Puskesmas Wonomerto merupakan Puskesmas Pedesaaan rawat Inap,
sehingga untuk Standart ketenagaan seharusnya terdaoat dua Nutrisionis/
Pelaksana Gizi. Sedangkan di puskesmas Wonomerto kondisi riil masih ada
satu Nutrisionis dengan kualifikasi pendidikan D IV Gizi Klinik. Dalam
pelaksanaan system penyelenggaraan Makanan di puskesmas Wonomerto,
nutrisonis dibantu oleh DI Gizi ( SPG ) dan juru masak dengan kualifikasi
pendidikan SMP.
B. Pola Ketenagaan
Distribusi Ketenagaan Pelayanan Gizi di Puskesmas Wonomerto.
Nama Jabatan Jumlah Pendidikan Lokasi penempatan
Pemegang Program
Gizi Masyarakat
1 D IV Gizi Puskesmas Induk
Petugas Pustu 3 D III kebidanan Pustu Tunggak Cerme
Pustu Pohsangit Lor
Pustu Sumber Kare
Petugas ponkesdes 5 D III kebidanan Ponkesdes Wonorejo
Ponkesdes Pohsangit
Tengah
Ponkesdes Pohsangit
Ngisor
D IV kebidanan Ponkesdes Sepuh
Gembol
Ponkesdes Kareng Kidul
Petugas Polindes 2 D III kebidanan Polindes Jrebeng
D IV kebidanan Polindes Kedung supit
TOTAL 11
6
C. Jadwal Kegiatan Program Gizi
1. Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita dan pemberian vitamin A pada
bulan februari dan agustus
2. Surveilans gizi diantaranya pelacakan gizi buruk dilakukan 1 x 24 jam
setelah adanay laporan.
3. Pemberian TTD pada ibu hamil dan Ibu NIfas tiap ada ibu hamil dan ibu
nifas
4. Pemberian dan penyuluhan tentang pentingnya TTD pada remaja putri
dilakukan tiap tiga bulan sekali.
5. Pemberian MP ASI penyuluhan dan pemulihan pada balita kruang gizi
7
BAB III
STANDART FASILITAS
A. Sarana dan Prasarana Pelayanan Gizi
Kegiatan Pelayanan Gizi Sarana Prasana
Dalam Gedung
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku Register, Buku Pencatatan Kegiatan
- Tmbangan Dewasa, dan Bayi
- Microtoice/ Pengukur tinggi badan
- Leaflet/lembar balik
- alat peraga/ Food Model
- buku panduan : penuntun diet, pedoman
pelayanan anak gizi buruk, tata laksana
balita gizi buruk
Luar Gedung
- Leaflet, Lembar balik, Materi Materi
Penyuluhan : Ininsiasi Menyusui Dini,
Strategi peningkatan Penimbangan Balita
Di posyandu, Angka Kecukupan Gizi
- Tabel Antropometri
- Timbangan : Dacin, Timbanan Injak,
Timbangan bayi
- Microtoice/ Pengukur Tinggi badan
- meja, Kursi, ATK, F 2 Gizi, F3 Gizi, dan
Blanko-blanko laporan lain
- Vit. A, Fe
8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
Kegiatanpelayanangizididalamgedungterdiridariupaya promotif,preventif,
dankuratifsertarehabilitatif baikrawatjalanmaupunrawatinapyangdilakukan
di dalam puskesmas. Kegiatan pelayanan gizidi dalam gedung terdiri dari 2
(dua) jenis yaitu pelayanan gizirawat jalan dan pelayanan gizi rawat inap.
B. Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung
Secara utuh kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidaksepenuhnya dilakukan
hanya di luar gedung, melainkan tahap perencanaq1an dilakukan di dalam
gedung. Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung ditekankan ke arah promotif dan
preventif serta sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Beberapa kegiatan pelayanan gizi di luar gedung dalam rangkaupaya perbaikan gizi
yang dilaksanakan oleh Puskesmas antara lain:
C. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
a. Tujuan edukasi gizi adalah untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan
perilakumasyarakat mengacupada PedomanGiziSeimbang(PGS) dan sesuai
dengan risiko/masalah gizi.
b. Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
c. Lokasiedukasigiziantara lain:Posyandu, Pusling, InstitusiPendidikan,
Kegiatan Keagamaan, Kelas Ibu, Kelas Balita, Upaya Kesehatan Kerja
(UKK), dll.
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan dengan situasi
dan kondisi serta berkoordinasi dengan tim penyuluh di Puskesmas misalnya
tenaga promosi kesehatan, antara lain:
a) Merencanakan kegiatan edukasi di wilayah kerjaPuskesmas.
b) Merencanakan materi edukasi yang akan disampaikan kepada
masyarakat.
c) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu melakukan
pendidikan gizi di Posyandu danmasyarakatluas.
d) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, institusi
pendidikan, pertemuan keagamaan, danpertemuan-pertemuan lainnya.
e) Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan gizi di wilayah kerja Puskesmas
.
D. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi Balita
menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) atau Buku KIA.
9
b. Sasaran kegiatan ini adalah kader Posyandu
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas antara lain:
1) Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan diwilayah kerja
Puskesmas
2) Memberikan pembinaan kepada kader posyandu agar mampu
melakukan pemantauan pertumbuhan di Posyandu.
3) Melakukan penimbangan
4) Membina kader dalam menyiapkan SKDN dan pelaporan
5) Menyusunlaporanpelaksanaanpemantauanpertumbuhandiwilayah
kerja Puskesmas
6) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pemantauan pertumbuhan.
E. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A
a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan
pemberian vitamin A melalui pembinaan mulai dariperencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan
kekurangan vitamin Adapat berjalan dengan baik
b. Sasaran: kegiatan ini antara lain bayi, balita, dan ibu nifas
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
d. Fungsitenagagizipuskesmasdalampengelolaanmanajemenpemberian vitami
n A antara lain:
1)MerencanakankebutuhanvitaminAuntuk bayi6-11bulan, anak usia 12-59
bulan, dan ibu nifas setiap tahun.
2)MemantaukegiatanpemberianvitaminAdiwilayahkerjaPuskesmas yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan lain.
3)MenyusunlaporanpelaksanaandistribusivitaminA diwilayahkerja
Puskesmas.
e. Ketentuan dalam pemberian vitamin A:
1)Bayi6-11 bulandiberikanvitaminA100.000 SI warnabiru, diberikan
dua kali setahun yaitu pada bulan Februaridan Agustus
2)Balita12-59bulandiberikankapsulvitaminA200.000SIwarnamerah,
diberikan dua kali setahun yaitu padabulan Februari dan Agustus
3)Bayi dan Balita Sakit
4)Bayiusia6-11bulandanbalitausia12-59bulanyangsedangmenderita
campak, diare, gizi buruk, xeroftalmia,diberikan vitamin A dengan
dosis sesuai umur
5)Ibu nifas (0-42 hari)
6)Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000 SI, 1 kapsul
segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi24 jam berikutnya.
10
F. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu Hamil
dan Ibu Nifas
a.Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan pemberian TTD
untuk kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu
Ibu Hamil melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
danpemantauan sehingga kegiatan pencegahan anemia gizi besi.
b. Sasaran kegiatan ini adalah Ibu hamil dan ibu nifas
c.Lokasi: di tempat praktek bidan, Posyandu.
d. Fungsitenagagizipuskesmasdalampengelolaanmanajemenpemberian
TTD antara lain:
1) Merencanakan kebutuhanTTD untuk kelompok sasaranselama satu
tahun.
2) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayahkerja pusk
esmas.
3) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayahkerja
Puskesmas.
4) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Ibu hamil dan ibu nifas:
a) Pencegahan : 1 tablet/hari sejak awal kehamilan dandilanjutkan
sampai masa nifas
b) Pengobatan : 2 tablet/hari sampai kadar Hb Normal
G. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada RemajaPutri dan WUS
a.Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program
pencegahan anemia gizi besi pada kelompok sasaran
b. Sasaran kegiatan ini adalah Remaja putri, WUS
c.Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
d. Fungsitenagagizipuskesmasdalampengelolaanmanajemenpemberian TTD
antara lain:
1) Memberikanpendidikangiziagar remaja putridanWUSmengonsumsi TTD s
ecara mandiri.
2) Apabila disuatudaerahprevalensianemia ibuhamil>20%maka tenaga
gizipuskesmas merecncanakankebutuhanTTD untuk remaja putridan
WUS dan melakukanpemberian TTD kepada kelompok sasaran.
3) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja Puske
smas.
4) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja Puske
smas.
5) KetentuandalampemberianTTD untuk Remaja PutridanWUS a)
Pencegahan: 1 tablet/hari selama haid dan 1 tablet/minggu b) Pengobatan:
1 tablet/hari sampai kadar Hb Normal
11
H. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan
a. MP-ASI
MP-ASI Bufferstock adalah MP-ASI pabrikan yang disiapkan oleh
KementerianKesehatanRI dalamrangka pencegahandan penanggulangan
gizi terutama di daerah rawan gizi/keadaan darurat/bencana. MP-ASI
Bufferstock didistribusikansecarabertingkat. Tenaga gizipuskesmas akan
mendistribusikankepada masyarakat. SasaranMP-ASI Buffer Stok:balita 6-
24bulan yang terkena bencana
MP-ASI Lokal adalah MP-ASI yang dibuat dari makanan lokalsetempat
dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan tenaga
kesehatan.MP-ASIlokaldapatdialokasikandaridanaBantuanOperasional
Kesehatan (BOK),dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
atau dana lain sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sasaran MP-ASI
lokal: balita gizi kurang 6-24 bulan. Tugas tenaga gizipuskesmas dalam
hal ini adalah:
1. Merencanakan menu MP-ASI lokal
2. Mengadakan bahan MP-ASI lokal
3. Mengolah MP-ASI lokal dibantu oleh kader
4. Mendistribusikan kepada sasaran dibantu oleh kader
b. PMT Pemulihan
1. Sasaran:balita gizikurang, balita pasca perawatangiziburuk, ibuhamil KEK (
Kurang Energi Kronik).
2. PMTPemulihan untuk balita gizi kurang adalah makananringan padat
gizi dengan kandungan 350--400 kalorienergidan10--15 gramprotein.
3. PMT bumil KEK Bufferstock diberikan dalam bentukmakanan padat
gizi dengan kandungan 500 kalori energidan 15 gram protein.
4. Lama pemberian PMT Pemulihan untuk balita dan IbuHamil KEK adalah
90 hari makan anak (HMA) dan90 harimakan bumil (HMB).
5. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam manajemenpemberian MP-ASI dan
PMT-Bumil KEK antara lain:
a) Merencanakan kebutuhan MP-
ASI dan PMT BumilKEK untuk sasaran selama satu tahun.
b) MemantaukegiatanpemberianMP-ASI danPMTBumilKEK, diwilayah
kerja Puskesmas.
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi MP-
ASI danPMT Bumil KEK wilayah kerja Puskesmas.
12
I. Surveilence Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data yang dilakukan secara terus menenus, penyajian serta diseminasi
informasi bagi Kepala Puskesmas serta Lintas Program dan Lintas Sektor
terkait di tingkat kecamatan. Informasi dari kegiatan surveilans gizi
dimanfaatkanuntukmelakukantindakansegeramaupununtukperencanaan
program jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Sebagai
acuan bagi petugas gizi puskesmas dalam melakukan surveilans gizi bisa
menggunakan buku Surveilans Gizi,Kementerian Kesehatan RI, 2014.
a. Tujuan:
a) Tersedianya informasi berkala dan terus menerustentang besaran masalah gizi
dan perkembangan di masyarakat.
b) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab
masalah gizi dan faktor-faktor terkait
c) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah
d) Menyediakaninformasiintervensiyangpalingtepat untukdilakukan (bentuk,
sasaran, dan tempat)
b. Lingkup data surveilans gizi antara lain:
1) Data status gizi
2) Data konsumsi makanan
3) Data cakupan program gizi
c. Sasaran: bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibuhamil, ibu
menyusui, pekerja serta lansia.
d. Dalampelaksanaansurveilansgizi,tenagagizipuskesmasberkoordinasi dengan
tenaga surveilans di Puskesmas dengan fungsi antara lain:
1) Merencanakansurveilans mulaidarilokasi, metode/caramelakukan, dan
penggunanaan data
2) Melakukan surveilans gizi meliputi mengumpulkan data,mengolah data,
menganalisa data, melaksanakan diseminasi informasi
3) Membina kader posyandu dalam pencatatan danpelaporan kegiatan gizi di
posyandu
4) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat
5) Membuat laporan surveilans gizi
e. Contoh Kegiatan dalam Survilans Gizi antara lain:
1) Pemantauan Status Gizi (PSG)
a) Tujuan : mengetahui status gizi masyarakat sebagai bahan perencanaan
b) Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi, balita,
anak usia sekolah, remaja, WUS, ibuhamil, ibu menyusui, pekerja serta lansia.)
2) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
a) Tujuan:
13
(1)Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan akurat sebagai
dasar penentuan tindakan dalam upaya untuk pencegahan dan penanggulangan
masalah gizi
(2)Memantau situasi pangan dan gizi antar desa/kelurahandalam 1 kecamatan
b) Sasaran: Lintas program dan lintas sektor di tingkatkecamatan di wilayah kerja
Puskesmas.
3) Sistem Kewaspadaan Dini - Kejadian Luar Biasa/SKD-KLBGizi Buruk
1) Tujuan: mengantisipasi kejadian luar biasa gizi bburuk disuatu wilayah pada
kurun waktu tertentu
2) Sasaran: balita dan keluarganya, posyandu
4) Pemantauan Konsumsi Garam beriodium di rumah tangga
a) Tujuan :
memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beriodium
yang memenuhi syarat dimasyarakat. Dilaksananakan setiap satu tahun sekali.
b) Sasaran : rumah tangga
J. Kerjasama lintas sektor dan lintas program
a. Tujuan: meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi ditingkat
puskesmas melalui kerjasama lintas sektor dan lintasprogram.
b. Sasaran: seksi pemberdayaan masyarakat kantor camat, Penyuluh
Pertanian Lapangan, juru penerang kecamatan, TP PKK, Dinas
Pendidikan, Kepala Desa/Kelurahan, program KIA, bidan koordinator, tenaga sa
nitarian, tenaga promosi kesehatan, perawat, sanitarian, juru imunisasi, dan lain-
lain.
c. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintassektor dan lintas
program adalah:
1) Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan kerjasama
2) Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama
3) Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen kerjasama
4) Melakukan koordinasi dalam menentukan indicator indikator keberhasilan
kerjasama
5) Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
6) Membuat laporan hasil kerjasama
K. Strategi / Metode
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan Pelayanan Gizi.
Ada tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau
mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada
14
pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinan para pejabat pembuat keputusan
atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dilaksanakan
tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan atau keputusan
dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat pembuat keputusan dapat berupa
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan
pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain..
2. Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada
dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari
masyarakat dapat berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang
mempunyai pengaruh dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh
masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program
dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Strategi ini dapat
dikatanan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan.
Bentuk kegiatan dapat berupa pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya,
bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan
utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan
pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam
bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan meningkatkan
kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam
pemeliharaan kesehatan. Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat desa,
dan sebagainya.
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program
gizi direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor
sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pelayanan gizi yang akan dilaksanakan.
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator program
gizi berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan
mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas.
Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh
koordinator program gizi berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas
dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat Rencana Usulan
kegiatan ( RUK ).
15
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN/ SASARAN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan Pelayanan gizi perlu
diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Upaya
pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan gizi perlu
diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan
melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan Pelayanan gizi dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Pelayanan Gizi
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lintas program setiap bulan sekali
dan lintas sector 4 bulan sekali.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan terait pelayanan gizi dengan
tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan
manfaat.Keberhasilan pelayanan gizi tergantung pada komitmen yang kuat dari
semua pihak terkait dalam upaya peningkatan pelayanan gizi di Pusesmas Puskesmas.

More Related Content

What's hot

Standar operasional prosedur dis fe
Standar operasional prosedur dis feStandar operasional prosedur dis fe
Standar operasional prosedur dis fe
yusup firmawan
 
KAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docKAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.doc
ProgramAnakBL
 
7.9.1.1. sop pemesanan dll
7.9.1.1. sop pemesanan dll7.9.1.1. sop pemesanan dll
7.9.1.1. sop pemesanan dll
miftachussidiq
 
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi burukKerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
yusup firmawan
 
Standar operasional prosedur vitamin a nifas
Standar operasional prosedur vitamin a nifasStandar operasional prosedur vitamin a nifas
Standar operasional prosedur vitamin a nifas
yusup firmawan
 
Pp cara Mengisi KMS.ppt
Pp cara Mengisi KMS.pptPp cara Mengisi KMS.ppt
Pp cara Mengisi KMS.ppt
NurFadhilah850907
 
Fish bone kia
Fish bone kiaFish bone kia
Fish bone kia
RejekiRatri
 
1.3 sop gizi buruk
1.3 sop gizi buruk1.3 sop gizi buruk
1.3 sop gizi buruk
Harniah Kibtiyah
 
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematriKerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
yusup firmawan
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Muh Saleh
 
Kak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil restiKak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil resti
AnipahMadrid
 
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMSOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
PuskesmasSungaiMenan
 
Kohort Ibu Tahun 2020.pdf
Kohort Ibu Tahun 2020.pdfKohort Ibu Tahun 2020.pdf
Kohort Ibu Tahun 2020.pdf
BanusMadur
 
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyandu
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyanduStandar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyandu
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyandu
yusup firmawan
 
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptx
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptxPOSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptx
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptx
MatahariCahaya1
 
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATANLeaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Muh Saleh
 
01. Posyandu Prima KAbid.pptx
01. Posyandu Prima KAbid.pptx01. Posyandu Prima KAbid.pptx
01. Posyandu Prima KAbid.pptx
hetty fitriyah
 
LIMA_LANGKAH_POSYANDU.pptx
LIMA_LANGKAH_POSYANDU.pptxLIMA_LANGKAH_POSYANDU.pptx
LIMA_LANGKAH_POSYANDU.pptx
puskesmaskelPekayon
 

What's hot (20)

Standar operasional prosedur dis fe
Standar operasional prosedur dis feStandar operasional prosedur dis fe
Standar operasional prosedur dis fe
 
KAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docKAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.doc
 
7.9.1.1. sop pemesanan dll
7.9.1.1. sop pemesanan dll7.9.1.1. sop pemesanan dll
7.9.1.1. sop pemesanan dll
 
P4 k
P4 kP4 k
P4 k
 
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi burukKerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
 
Standar operasional prosedur vitamin a nifas
Standar operasional prosedur vitamin a nifasStandar operasional prosedur vitamin a nifas
Standar operasional prosedur vitamin a nifas
 
Pp cara Mengisi KMS.ppt
Pp cara Mengisi KMS.pptPp cara Mengisi KMS.ppt
Pp cara Mengisi KMS.ppt
 
Fish bone kia
Fish bone kiaFish bone kia
Fish bone kia
 
1.3 sop gizi buruk
1.3 sop gizi buruk1.3 sop gizi buruk
1.3 sop gizi buruk
 
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematriKerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023
 
Kak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil restiKak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil resti
 
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMSOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
 
Kohort Ibu Tahun 2020.pdf
Kohort Ibu Tahun 2020.pdfKohort Ibu Tahun 2020.pdf
Kohort Ibu Tahun 2020.pdf
 
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyandu
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyanduStandar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyandu
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyandu
 
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptx
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptxPOSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptx
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptx
 
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATANLeaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
 
Indikator balita
Indikator balitaIndikator balita
Indikator balita
 
01. Posyandu Prima KAbid.pptx
01. Posyandu Prima KAbid.pptx01. Posyandu Prima KAbid.pptx
01. Posyandu Prima KAbid.pptx
 
LIMA_LANGKAH_POSYANDU.pptx
LIMA_LANGKAH_POSYANDU.pptxLIMA_LANGKAH_POSYANDU.pptx
LIMA_LANGKAH_POSYANDU.pptx
 

Similar to Pedoman pelayanan gizi ukm

Cover pgrs pgrs final
Cover pgrs pgrs finalCover pgrs pgrs final
Cover pgrs pgrs final
lestamiindahm
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
titisdwina
 
KERANGKA ACUAN UKM.doc
KERANGKA ACUAN UKM.docKERANGKA ACUAN UKM.doc
KERANGKA ACUAN UKM.doc
RUMI83
 
EP. 5.1.4.1.docx
EP. 5.1.4.1.docxEP. 5.1.4.1.docx
EP. 5.1.4.1.docx
AgfurIdhan
 
pedoman-pelayanan-ukp.docx
pedoman-pelayanan-ukp.docxpedoman-pelayanan-ukp.docx
pedoman-pelayanan-ukp.docx
putrirenitapratiwi
 
KAK KESGA.docx
KAK KESGA.docxKAK KESGA.docx
KAK KESGA.docx
pkmbaganbatu
 
KEBIJAKAN POSYANDU INTEGRASI LAYANAN PRIMER.pptx
KEBIJAKAN POSYANDU INTEGRASI LAYANAN PRIMER.pptxKEBIJAKAN POSYANDU INTEGRASI LAYANAN PRIMER.pptx
KEBIJAKAN POSYANDU INTEGRASI LAYANAN PRIMER.pptx
AniePengenMakmoersel
 
Gizi klinik
Gizi klinikGizi klinik
Gizi klinik
Lindanovitasari6
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
Meboix
 
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
EniJanah
 
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
EniJanah
 
Pertemuan ke 2
Pertemuan ke  2Pertemuan ke  2
Pertemuan ke 2
Heni Yuniarti
 
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptx
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptxMATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptx
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptx
atiaradita1
 
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
rosintauli1
 
Pola makan dan asuh_Stunting_RitaDama.pptx
Pola makan dan asuh_Stunting_RitaDama.pptxPola makan dan asuh_Stunting_RitaDama.pptx
Pola makan dan asuh_Stunting_RitaDama.pptx
PuskesmasBangli1
 
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pmsMakalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptx
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptxMateri-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptx
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptx
Murni Rahayu
 
Buku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader PosyanduBuku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader Posyandu
Purwowidi Astanto
 
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrja
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrjaKerangka acuan kelas ibu hamil sdrja
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrja
ramanityaikhsanmaula
 

Similar to Pedoman pelayanan gizi ukm (20)

Cover pgrs pgrs final
Cover pgrs pgrs finalCover pgrs pgrs final
Cover pgrs pgrs final
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
 
KERANGKA ACUAN UKM.doc
KERANGKA ACUAN UKM.docKERANGKA ACUAN UKM.doc
KERANGKA ACUAN UKM.doc
 
EP. 5.1.4.1.docx
EP. 5.1.4.1.docxEP. 5.1.4.1.docx
EP. 5.1.4.1.docx
 
pedoman-pelayanan-ukp.docx
pedoman-pelayanan-ukp.docxpedoman-pelayanan-ukp.docx
pedoman-pelayanan-ukp.docx
 
KAK KESGA.docx
KAK KESGA.docxKAK KESGA.docx
KAK KESGA.docx
 
KEBIJAKAN POSYANDU INTEGRASI LAYANAN PRIMER.pptx
KEBIJAKAN POSYANDU INTEGRASI LAYANAN PRIMER.pptxKEBIJAKAN POSYANDU INTEGRASI LAYANAN PRIMER.pptx
KEBIJAKAN POSYANDU INTEGRASI LAYANAN PRIMER.pptx
 
Gizi klinik
Gizi klinikGizi klinik
Gizi klinik
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
 
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
04_Penguatan_Promotif_dan_Preventif_di_Puskesmas-Kadinkes-Prov-Jateng.pdf
 
Pertemuan ke 2
Pertemuan ke  2Pertemuan ke  2
Pertemuan ke 2
 
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptx
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptxMATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptx
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptx
 
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
 
Pola makan dan asuh_Stunting_RitaDama.pptx
Pola makan dan asuh_Stunting_RitaDama.pptxPola makan dan asuh_Stunting_RitaDama.pptx
Pola makan dan asuh_Stunting_RitaDama.pptx
 
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pmsMakalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
 
Makalah komunikasi AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah komunikasi AKBID YKN CABANG RAHA Makalah komunikasi AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah komunikasi AKBID YKN CABANG RAHA
 
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptx
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptxMateri-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptx
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptx
 
Buku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader PosyanduBuku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader Posyandu
 
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrja
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrjaKerangka acuan kelas ibu hamil sdrja
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrja
 

Recently uploaded

PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 

Recently uploaded (20)

PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 

Pedoman pelayanan gizi ukm

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup dan tingkat pendidikan. Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi kesehatannya harus dirawat di suatu sarana pelayanan kesehatan, misalnya Puskesmas. Masalah gizi di Puskesmas khususnya Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dinilai sesuai kondisi masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi status gizi masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu sebagai upaya perbaikan Gizi Masyarakat. Pelayanan gizi UKM merupakan kegiatan Program dalam upaya perbaikan Gizi Masyarakat yang integral dari pelayanan Puskesmas. Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor dapat mempengaruhi keberhasilan Pelayanan Gizi UKM. Agar penyelenggaraan kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas Wonomerto dapat berjalan dengan tertib, profesional, efektif, dan efisien maka perlu dilakukan penyusunan Pedoman Pelayanan gizi UKM dilandasi dengan Tata nilai Puskesmas Wonomerto Yaitu Akuntabel, Ramah dan Bersih yang lebih dikenal dengan “AKRAB”. Maksud dari tata nilai tersebut yaitu segala pelayanan yang kita lakukan haruslah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perundangan yang berlaku, bersikap dan bertuturkata dengan ramah serta selalu memelihara kebersihan diri, lingkungan dan hari (ikhlas). B. Maksud Peodman 1. Mengetahui standar ketenagaan di Puskesmas Wonomerto 2. Mengetahui standar fasilitas di Puskesmas Wonomerto 3. Mengetahui tata laksana pelayanan Gizi UKM di Puskesmas Wonomerto 4. Mengetahui penyediaan logistik di Puskesmas Wonomerto 5. Mengetahui keselamatan pasien dalam pelayanan Gizi Puskesmas Wonomerto
  • 2. 2 6. Mengetahui keselamatan kerja dalam pelayanan di Gizi Puskesmas Wonomerto 7. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Puskesmas Wonomerto C. Ruang Lingkup Pelayanan. Ruang lingkup yang dibahas dalam buku pedoman ini adalah Penyelenggaraan Pelayanan gizi di dalam maupun luar gedung di Puskesmas yang bersifat UKM. D. Batasan Operasional 1. Pelayanan Gizi Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif. 2. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 3. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan.Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat masal dan target yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam kehidupan sehari-hari 4. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi kepada pasien rawat inap maupun pengunjung rawat jalan. 5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untukmenyelenggarakan upaya kesehatan 6. Kegiatan Spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti imunisasi,PMT Ibu Hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen Tablet Tambah Darah (TTD), promosi ASI Ekslusif, MP-ASI, dsb.Kegiatan spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek (Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 HPK). 7. Kegiatan Sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan. Sasarannya dalah masyarakat umum, tidak khusus untuk
  • 3. 3 1000 HPK. Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik dampaknya sensitif terhadap proses keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK 8. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya. 9. Mutu Pelayanan Gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari petugas maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/klien 10. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarakat maupun Puskesmas dan unit pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar Akademi Gizi/Diploma III Gizi 11. Nutrisionist Registered (NR) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi dan Sarjana Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 12. Pasien/Klien, adalah pengunjung Puskesmas/tenaga kesehatan, baik rawat inap/rawat jalan yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan atau gizi.. 13. Pasien Berisiko Malnutrisi adalah pasien dengan status gizi gizi buruk, gizi kurang, atau gizi lebih, mengalami penurunan asupan makan, penurunan berat badan, dll. 14. Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik pada masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit diselenggarakan baik di dalam dan di luar gedung. 15. Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas E. Landasan Hukum. 1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Puskesmas. 3. Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
  • 4. 4 4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tanggal 6 Pebruari 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27 Maret 2007 tentang Standar Profesi Gizi. 7. Pedoman Gizi Puskesmas Depkes RI tahun 2003 (cetakan ketiga tahun 2006). 8. Pedoman Gizi Puskesmas Depkes RI tahun 2013.
  • 5. 5 BAB II STANDART KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Puskesmas Wonomerto merupakan Puskesmas Pedesaaan rawat Inap, sehingga untuk Standart ketenagaan seharusnya terdaoat dua Nutrisionis/ Pelaksana Gizi. Sedangkan di puskesmas Wonomerto kondisi riil masih ada satu Nutrisionis dengan kualifikasi pendidikan D IV Gizi Klinik. Dalam pelaksanaan system penyelenggaraan Makanan di puskesmas Wonomerto, nutrisonis dibantu oleh DI Gizi ( SPG ) dan juru masak dengan kualifikasi pendidikan SMP. B. Pola Ketenagaan Distribusi Ketenagaan Pelayanan Gizi di Puskesmas Wonomerto. Nama Jabatan Jumlah Pendidikan Lokasi penempatan Pemegang Program Gizi Masyarakat 1 D IV Gizi Puskesmas Induk Petugas Pustu 3 D III kebidanan Pustu Tunggak Cerme Pustu Pohsangit Lor Pustu Sumber Kare Petugas ponkesdes 5 D III kebidanan Ponkesdes Wonorejo Ponkesdes Pohsangit Tengah Ponkesdes Pohsangit Ngisor D IV kebidanan Ponkesdes Sepuh Gembol Ponkesdes Kareng Kidul Petugas Polindes 2 D III kebidanan Polindes Jrebeng D IV kebidanan Polindes Kedung supit TOTAL 11
  • 6. 6 C. Jadwal Kegiatan Program Gizi 1. Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita dan pemberian vitamin A pada bulan februari dan agustus 2. Surveilans gizi diantaranya pelacakan gizi buruk dilakukan 1 x 24 jam setelah adanay laporan. 3. Pemberian TTD pada ibu hamil dan Ibu NIfas tiap ada ibu hamil dan ibu nifas 4. Pemberian dan penyuluhan tentang pentingnya TTD pada remaja putri dilakukan tiap tiga bulan sekali. 5. Pemberian MP ASI penyuluhan dan pemulihan pada balita kruang gizi
  • 7. 7 BAB III STANDART FASILITAS A. Sarana dan Prasarana Pelayanan Gizi Kegiatan Pelayanan Gizi Sarana Prasana Dalam Gedung - Meja, Kursi - Alat tulis - Buku Register, Buku Pencatatan Kegiatan - Tmbangan Dewasa, dan Bayi - Microtoice/ Pengukur tinggi badan - Leaflet/lembar balik - alat peraga/ Food Model - buku panduan : penuntun diet, pedoman pelayanan anak gizi buruk, tata laksana balita gizi buruk Luar Gedung - Leaflet, Lembar balik, Materi Materi Penyuluhan : Ininsiasi Menyusui Dini, Strategi peningkatan Penimbangan Balita Di posyandu, Angka Kecukupan Gizi - Tabel Antropometri - Timbangan : Dacin, Timbanan Injak, Timbangan bayi - Microtoice/ Pengukur Tinggi badan - meja, Kursi, ATK, F 2 Gizi, F3 Gizi, dan Blanko-blanko laporan lain - Vit. A, Fe
  • 8. 8 BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung Kegiatanpelayanangizididalamgedungterdiridariupaya promotif,preventif, dankuratifsertarehabilitatif baikrawatjalanmaupunrawatinapyangdilakukan di dalam puskesmas. Kegiatan pelayanan gizidi dalam gedung terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu pelayanan gizirawat jalan dan pelayanan gizi rawat inap. B. Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung Secara utuh kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidaksepenuhnya dilakukan hanya di luar gedung, melainkan tahap perencanaq1an dilakukan di dalam gedung. Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung ditekankan ke arah promotif dan preventif serta sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Beberapa kegiatan pelayanan gizi di luar gedung dalam rangkaupaya perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh Puskesmas antara lain: C. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi a. Tujuan edukasi gizi adalah untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan perilakumasyarakat mengacupada PedomanGiziSeimbang(PGS) dan sesuai dengan risiko/masalah gizi. b. Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. c. Lokasiedukasigiziantara lain:Posyandu, Pusling, InstitusiPendidikan, Kegiatan Keagamaan, Kelas Ibu, Kelas Balita, Upaya Kesehatan Kerja (UKK), dll. d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta berkoordinasi dengan tim penyuluh di Puskesmas misalnya tenaga promosi kesehatan, antara lain: a) Merencanakan kegiatan edukasi di wilayah kerjaPuskesmas. b) Merencanakan materi edukasi yang akan disampaikan kepada masyarakat. c) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu melakukan pendidikan gizi di Posyandu danmasyarakatluas. d) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, institusi pendidikan, pertemuan keagamaan, danpertemuan-pertemuan lainnya. e) Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan gizi di wilayah kerja Puskesmas . D. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi Balita menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) atau Buku KIA.
  • 9. 9 b. Sasaran kegiatan ini adalah kader Posyandu c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu d. Fungsi tenaga gizi puskesmas antara lain: 1) Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan diwilayah kerja Puskesmas 2) Memberikan pembinaan kepada kader posyandu agar mampu melakukan pemantauan pertumbuhan di Posyandu. 3) Melakukan penimbangan 4) Membina kader dalam menyiapkan SKDN dan pelaporan 5) Menyusunlaporanpelaksanaanpemantauanpertumbuhandiwilayah kerja Puskesmas 6) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pemantauan pertumbuhan. E. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan pemberian vitamin A melalui pembinaan mulai dariperencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan kekurangan vitamin Adapat berjalan dengan baik b. Sasaran: kegiatan ini antara lain bayi, balita, dan ibu nifas c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu d. Fungsitenagagizipuskesmasdalampengelolaanmanajemenpemberian vitami n A antara lain: 1)MerencanakankebutuhanvitaminAuntuk bayi6-11bulan, anak usia 12-59 bulan, dan ibu nifas setiap tahun. 2)MemantaukegiatanpemberianvitaminAdiwilayahkerjaPuskesmas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain. 3)MenyusunlaporanpelaksanaandistribusivitaminA diwilayahkerja Puskesmas. e. Ketentuan dalam pemberian vitamin A: 1)Bayi6-11 bulandiberikanvitaminA100.000 SI warnabiru, diberikan dua kali setahun yaitu pada bulan Februaridan Agustus 2)Balita12-59bulandiberikankapsulvitaminA200.000SIwarnamerah, diberikan dua kali setahun yaitu padabulan Februari dan Agustus 3)Bayi dan Balita Sakit 4)Bayiusia6-11bulandanbalitausia12-59bulanyangsedangmenderita campak, diare, gizi buruk, xeroftalmia,diberikan vitamin A dengan dosis sesuai umur 5)Ibu nifas (0-42 hari) 6)Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000 SI, 1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi24 jam berikutnya.
  • 10. 10 F. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu Hamil dan Ibu Nifas a.Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan pemberian TTD untuk kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu Ibu Hamil melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, danpemantauan sehingga kegiatan pencegahan anemia gizi besi. b. Sasaran kegiatan ini adalah Ibu hamil dan ibu nifas c.Lokasi: di tempat praktek bidan, Posyandu. d. Fungsitenagagizipuskesmasdalampengelolaanmanajemenpemberian TTD antara lain: 1) Merencanakan kebutuhanTTD untuk kelompok sasaranselama satu tahun. 2) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayahkerja pusk esmas. 3) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayahkerja Puskesmas. 4) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Ibu hamil dan ibu nifas: a) Pencegahan : 1 tablet/hari sejak awal kehamilan dandilanjutkan sampai masa nifas b) Pengobatan : 2 tablet/hari sampai kadar Hb Normal G. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada RemajaPutri dan WUS a.Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program pencegahan anemia gizi besi pada kelompok sasaran b. Sasaran kegiatan ini adalah Remaja putri, WUS c.Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). d. Fungsitenagagizipuskesmasdalampengelolaanmanajemenpemberian TTD antara lain: 1) Memberikanpendidikangiziagar remaja putridanWUSmengonsumsi TTD s ecara mandiri. 2) Apabila disuatudaerahprevalensianemia ibuhamil>20%maka tenaga gizipuskesmas merecncanakankebutuhanTTD untuk remaja putridan WUS dan melakukanpemberian TTD kepada kelompok sasaran. 3) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja Puske smas. 4) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja Puske smas. 5) KetentuandalampemberianTTD untuk Remaja PutridanWUS a) Pencegahan: 1 tablet/hari selama haid dan 1 tablet/minggu b) Pengobatan: 1 tablet/hari sampai kadar Hb Normal
  • 11. 11 H. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan a. MP-ASI MP-ASI Bufferstock adalah MP-ASI pabrikan yang disiapkan oleh KementerianKesehatanRI dalamrangka pencegahandan penanggulangan gizi terutama di daerah rawan gizi/keadaan darurat/bencana. MP-ASI Bufferstock didistribusikansecarabertingkat. Tenaga gizipuskesmas akan mendistribusikankepada masyarakat. SasaranMP-ASI Buffer Stok:balita 6- 24bulan yang terkena bencana MP-ASI Lokal adalah MP-ASI yang dibuat dari makanan lokalsetempat dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan tenaga kesehatan.MP-ASIlokaldapatdialokasikandaridanaBantuanOperasional Kesehatan (BOK),dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) atau dana lain sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sasaran MP-ASI lokal: balita gizi kurang 6-24 bulan. Tugas tenaga gizipuskesmas dalam hal ini adalah: 1. Merencanakan menu MP-ASI lokal 2. Mengadakan bahan MP-ASI lokal 3. Mengolah MP-ASI lokal dibantu oleh kader 4. Mendistribusikan kepada sasaran dibantu oleh kader b. PMT Pemulihan 1. Sasaran:balita gizikurang, balita pasca perawatangiziburuk, ibuhamil KEK ( Kurang Energi Kronik). 2. PMTPemulihan untuk balita gizi kurang adalah makananringan padat gizi dengan kandungan 350--400 kalorienergidan10--15 gramprotein. 3. PMT bumil KEK Bufferstock diberikan dalam bentukmakanan padat gizi dengan kandungan 500 kalori energidan 15 gram protein. 4. Lama pemberian PMT Pemulihan untuk balita dan IbuHamil KEK adalah 90 hari makan anak (HMA) dan90 harimakan bumil (HMB). 5. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam manajemenpemberian MP-ASI dan PMT-Bumil KEK antara lain: a) Merencanakan kebutuhan MP- ASI dan PMT BumilKEK untuk sasaran selama satu tahun. b) MemantaukegiatanpemberianMP-ASI danPMTBumilKEK, diwilayah kerja Puskesmas. c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi MP- ASI danPMT Bumil KEK wilayah kerja Puskesmas.
  • 12. 12 I. Surveilence Gizi Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan secara terus menenus, penyajian serta diseminasi informasi bagi Kepala Puskesmas serta Lintas Program dan Lintas Sektor terkait di tingkat kecamatan. Informasi dari kegiatan surveilans gizi dimanfaatkanuntukmelakukantindakansegeramaupununtukperencanaan program jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Sebagai acuan bagi petugas gizi puskesmas dalam melakukan surveilans gizi bisa menggunakan buku Surveilans Gizi,Kementerian Kesehatan RI, 2014. a. Tujuan: a) Tersedianya informasi berkala dan terus menerustentang besaran masalah gizi dan perkembangan di masyarakat. b) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab masalah gizi dan faktor-faktor terkait c) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah d) Menyediakaninformasiintervensiyangpalingtepat untukdilakukan (bentuk, sasaran, dan tempat) b. Lingkup data surveilans gizi antara lain: 1) Data status gizi 2) Data konsumsi makanan 3) Data cakupan program gizi c. Sasaran: bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibuhamil, ibu menyusui, pekerja serta lansia. d. Dalampelaksanaansurveilansgizi,tenagagizipuskesmasberkoordinasi dengan tenaga surveilans di Puskesmas dengan fungsi antara lain: 1) Merencanakansurveilans mulaidarilokasi, metode/caramelakukan, dan penggunanaan data 2) Melakukan surveilans gizi meliputi mengumpulkan data,mengolah data, menganalisa data, melaksanakan diseminasi informasi 3) Membina kader posyandu dalam pencatatan danpelaporan kegiatan gizi di posyandu 4) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat 5) Membuat laporan surveilans gizi e. Contoh Kegiatan dalam Survilans Gizi antara lain: 1) Pemantauan Status Gizi (PSG) a) Tujuan : mengetahui status gizi masyarakat sebagai bahan perencanaan b) Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibuhamil, ibu menyusui, pekerja serta lansia.) 2) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) a) Tujuan:
  • 13. 13 (1)Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan akurat sebagai dasar penentuan tindakan dalam upaya untuk pencegahan dan penanggulangan masalah gizi (2)Memantau situasi pangan dan gizi antar desa/kelurahandalam 1 kecamatan b) Sasaran: Lintas program dan lintas sektor di tingkatkecamatan di wilayah kerja Puskesmas. 3) Sistem Kewaspadaan Dini - Kejadian Luar Biasa/SKD-KLBGizi Buruk 1) Tujuan: mengantisipasi kejadian luar biasa gizi bburuk disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu 2) Sasaran: balita dan keluarganya, posyandu 4) Pemantauan Konsumsi Garam beriodium di rumah tangga a) Tujuan : memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beriodium yang memenuhi syarat dimasyarakat. Dilaksananakan setiap satu tahun sekali. b) Sasaran : rumah tangga J. Kerjasama lintas sektor dan lintas program a. Tujuan: meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi ditingkat puskesmas melalui kerjasama lintas sektor dan lintasprogram. b. Sasaran: seksi pemberdayaan masyarakat kantor camat, Penyuluh Pertanian Lapangan, juru penerang kecamatan, TP PKK, Dinas Pendidikan, Kepala Desa/Kelurahan, program KIA, bidan koordinator, tenaga sa nitarian, tenaga promosi kesehatan, perawat, sanitarian, juru imunisasi, dan lain- lain. c. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintassektor dan lintas program adalah: 1) Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan kerjasama 2) Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama 3) Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen kerjasama 4) Melakukan koordinasi dalam menentukan indicator indikator keberhasilan kerjasama 5) Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama 6) Membuat laporan hasil kerjasama K. Strategi / Metode Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan Pelayanan Gizi. Ada tiga strategi yaitu : 1. Strategi advokasi . Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada
  • 14. 14 pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain.. 2. Strategi kemitraan. Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai pengaruh dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Strategi ini dapat dikatanan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya. 3. Strategi pemberdayaan masyarakat. Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan. Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat desa, dan sebagainya. BAB V LOGISTIK Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program gizi direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pelayanan gizi yang akan dilaksanakan. Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator program gizi berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator program gizi berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat Rencana Usulan kegiatan ( RUK ).
  • 15. 15 BAB VI KESELAMATAN PASIEN/ SASARAN Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan Pelayanan gizi perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan. BAB VII KESELAMATAN KERJA Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan gizi perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan. BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Kinerja pelaksanaan Pelayanan gizi dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut : 1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual 2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan 3. Ketepatan metoda yang digunakan 4. Tercapainya indikator Pelayanan Gizi Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lintas program setiap bulan sekali dan lintas sector 4 bulan sekali. BAB IX PENUTUP Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan terait pelayanan gizi dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.Keberhasilan pelayanan gizi tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya peningkatan pelayanan gizi di Pusesmas Puskesmas.