PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Pedoman pelayanan gizi ukm
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam
berbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
tinggi agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan
faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di
suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia harapan
hidup dan tingkat pendidikan.
Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat
kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi
yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya
perbaikan gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena
kondisi kesehatannya harus dirawat di suatu sarana pelayanan kesehatan,
misalnya Puskesmas.
Masalah gizi di Puskesmas khususnya Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dinilai sesuai kondisi masyarakat yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi status gizi masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan
pelayanan gizi yang bermutu sebagai upaya perbaikan Gizi Masyarakat.
Pelayanan gizi UKM merupakan kegiatan Program dalam upaya
perbaikan Gizi Masyarakat yang integral dari pelayanan Puskesmas. Koordinasi
Lintas Program dan Lintas Sektor dapat mempengaruhi keberhasilan Pelayanan
Gizi UKM. Agar penyelenggaraan kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas
Wonomerto dapat berjalan dengan tertib, profesional, efektif, dan efisien maka
perlu dilakukan penyusunan Pedoman Pelayanan gizi UKM dilandasi dengan
Tata nilai Puskesmas Wonomerto Yaitu Akuntabel, Ramah dan Bersih yang
lebih dikenal dengan “AKRAB”. Maksud dari tata nilai tersebut yaitu segala
pelayanan yang kita lakukan haruslah dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan perundangan yang berlaku, bersikap dan bertuturkata dengan ramah
serta selalu memelihara kebersihan diri, lingkungan dan hari (ikhlas).
B. Maksud Peodman
1. Mengetahui standar ketenagaan di Puskesmas Wonomerto
2. Mengetahui standar fasilitas di Puskesmas Wonomerto
3. Mengetahui tata laksana pelayanan Gizi UKM di Puskesmas Wonomerto
4. Mengetahui penyediaan logistik di Puskesmas Wonomerto
5. Mengetahui keselamatan pasien dalam pelayanan Gizi Puskesmas
Wonomerto
2. 2
6. Mengetahui keselamatan kerja dalam pelayanan di Gizi Puskesmas
Wonomerto
7. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Puskesmas Wonomerto
C. Ruang Lingkup Pelayanan.
Ruang lingkup yang dibahas dalam buku pedoman ini adalah Penyelenggaraan
Pelayanan gizi di dalam maupun luar gedung di Puskesmas yang bersifat UKM.
D. Batasan Operasional
1. Pelayanan Gizi Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas
untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien baik rawat inap maupun rawat
jalan, untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan,
maupun mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya
preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif.
2. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur
untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
3. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi adalah serangkaian kegiatan
penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta
perilaku positif pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan
gizi dan kesehatan.Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau
golongan masyarakat masal dan target yang diharapkan adalah pemahaman
perilaku aspek kesehatan dalam kehidupan sehari-hari
4. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat
dari bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan
tertentu sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi
kepada pasien rawat inap maupun pengunjung rawat jalan.
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan
untukmenyelenggarakan upaya kesehatan
6. Kegiatan Spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam
perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK).Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor
kesehatan seperti imunisasi,PMT Ibu Hamil dan balita, monitoring
pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen Tablet Tambah Darah (TTD),
promosi ASI Ekslusif, MP-ASI, dsb.Kegiatan spesifik bersifat jangka
pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek (Pedoman
Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam
Rangka 1000 HPK).
7. Kegiatan Sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar
sektor kesehatan. Sasarannya dalah masyarakat umum, tidak khusus untuk
3. 3
1000 HPK. Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan
kegiatan spesifik dampaknya sensitif terhadap proses keselamatan proses
pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK
8. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi
dua arah yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien
dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat
memutuskan apa yang akan dilakukannya.
9. Mutu Pelayanan Gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas
dari petugas maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/klien
10. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan
teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di
masyarakat maupun Puskesmas dan unit pelaksana kesehatan lainnya,
berpendidikan dasar Akademi Gizi/Diploma III Gizi
11. Nutrisionist Registered (NR) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi
dan Sarjana Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Pasien/Klien, adalah pengunjung Puskesmas/tenaga kesehatan, baik rawat
inap/rawat jalan yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan
atau gizi..
13. Pasien Berisiko Malnutrisi adalah pasien dengan status gizi gizi buruk,
gizi kurang, atau gizi lebih, mengalami penurunan asupan makan,
penurunan berat badan, dll.
14. Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik
pada masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis,
simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik
dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau
sakit diselenggarakan baik di dalam dan di luar gedung.
15. Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas
E. Landasan Hukum.
1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Puskesmas.
3. Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
4. 4
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tanggal
6 Pebruari 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Puskesmas.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/Menkes/SK/III/2007
tanggal 27 Maret 2007 tentang Standar Profesi Gizi.
7. Pedoman Gizi Puskesmas Depkes RI tahun 2003 (cetakan ketiga tahun
2006).
8. Pedoman Gizi Puskesmas Depkes RI tahun 2013.
5. 5
BAB II
STANDART KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Puskesmas Wonomerto merupakan Puskesmas Pedesaaan rawat Inap,
sehingga untuk Standart ketenagaan seharusnya terdaoat dua Nutrisionis/
Pelaksana Gizi. Sedangkan di puskesmas Wonomerto kondisi riil masih ada
satu Nutrisionis dengan kualifikasi pendidikan D IV Gizi Klinik. Dalam
pelaksanaan system penyelenggaraan Makanan di puskesmas Wonomerto,
nutrisonis dibantu oleh DI Gizi ( SPG ) dan juru masak dengan kualifikasi
pendidikan SMP.
B. Pola Ketenagaan
Distribusi Ketenagaan Pelayanan Gizi di Puskesmas Wonomerto.
Nama Jabatan Jumlah Pendidikan Lokasi penempatan
Pemegang Program
Gizi Masyarakat
1 D IV Gizi Puskesmas Induk
Petugas Pustu 3 D III kebidanan Pustu Tunggak Cerme
Pustu Pohsangit Lor
Pustu Sumber Kare
Petugas ponkesdes 5 D III kebidanan Ponkesdes Wonorejo
Ponkesdes Pohsangit
Tengah
Ponkesdes Pohsangit
Ngisor
D IV kebidanan Ponkesdes Sepuh
Gembol
Ponkesdes Kareng Kidul
Petugas Polindes 2 D III kebidanan Polindes Jrebeng
D IV kebidanan Polindes Kedung supit
TOTAL 11
6. 6
C. Jadwal Kegiatan Program Gizi
1. Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita dan pemberian vitamin A pada
bulan februari dan agustus
2. Surveilans gizi diantaranya pelacakan gizi buruk dilakukan 1 x 24 jam
setelah adanay laporan.
3. Pemberian TTD pada ibu hamil dan Ibu NIfas tiap ada ibu hamil dan ibu
nifas
4. Pemberian dan penyuluhan tentang pentingnya TTD pada remaja putri
dilakukan tiap tiga bulan sekali.
5. Pemberian MP ASI penyuluhan dan pemulihan pada balita kruang gizi
7. 7
BAB III
STANDART FASILITAS
A. Sarana dan Prasarana Pelayanan Gizi
Kegiatan Pelayanan Gizi Sarana Prasana
Dalam Gedung
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku Register, Buku Pencatatan Kegiatan
- Tmbangan Dewasa, dan Bayi
- Microtoice/ Pengukur tinggi badan
- Leaflet/lembar balik
- alat peraga/ Food Model
- buku panduan : penuntun diet, pedoman
pelayanan anak gizi buruk, tata laksana
balita gizi buruk
Luar Gedung
- Leaflet, Lembar balik, Materi Materi
Penyuluhan : Ininsiasi Menyusui Dini,
Strategi peningkatan Penimbangan Balita
Di posyandu, Angka Kecukupan Gizi
- Tabel Antropometri
- Timbangan : Dacin, Timbanan Injak,
Timbangan bayi
- Microtoice/ Pengukur Tinggi badan
- meja, Kursi, ATK, F 2 Gizi, F3 Gizi, dan
Blanko-blanko laporan lain
- Vit. A, Fe
8. 8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
Kegiatanpelayanangizididalamgedungterdiridariupaya promotif,preventif,
dankuratifsertarehabilitatif baikrawatjalanmaupunrawatinapyangdilakukan
di dalam puskesmas. Kegiatan pelayanan gizidi dalam gedung terdiri dari 2
(dua) jenis yaitu pelayanan gizirawat jalan dan pelayanan gizi rawat inap.
B. Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung
Secara utuh kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidaksepenuhnya dilakukan
hanya di luar gedung, melainkan tahap perencanaq1an dilakukan di dalam
gedung. Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung ditekankan ke arah promotif dan
preventif serta sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Beberapa kegiatan pelayanan gizi di luar gedung dalam rangkaupaya perbaikan gizi
yang dilaksanakan oleh Puskesmas antara lain:
C. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
a. Tujuan edukasi gizi adalah untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan
perilakumasyarakat mengacupada PedomanGiziSeimbang(PGS) dan sesuai
dengan risiko/masalah gizi.
b. Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
c. Lokasiedukasigiziantara lain:Posyandu, Pusling, InstitusiPendidikan,
Kegiatan Keagamaan, Kelas Ibu, Kelas Balita, Upaya Kesehatan Kerja
(UKK), dll.
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan dengan situasi
dan kondisi serta berkoordinasi dengan tim penyuluh di Puskesmas misalnya
tenaga promosi kesehatan, antara lain:
a) Merencanakan kegiatan edukasi di wilayah kerjaPuskesmas.
b) Merencanakan materi edukasi yang akan disampaikan kepada
masyarakat.
c) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu melakukan
pendidikan gizi di Posyandu danmasyarakatluas.
d) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, institusi
pendidikan, pertemuan keagamaan, danpertemuan-pertemuan lainnya.
e) Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan gizi di wilayah kerja Puskesmas
.
D. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi Balita
menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) atau Buku KIA.
9. 9
b. Sasaran kegiatan ini adalah kader Posyandu
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas antara lain:
1) Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan diwilayah kerja
Puskesmas
2) Memberikan pembinaan kepada kader posyandu agar mampu
melakukan pemantauan pertumbuhan di Posyandu.
3) Melakukan penimbangan
4) Membina kader dalam menyiapkan SKDN dan pelaporan
5) Menyusunlaporanpelaksanaanpemantauanpertumbuhandiwilayah
kerja Puskesmas
6) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pemantauan pertumbuhan.
E. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A
a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan
pemberian vitamin A melalui pembinaan mulai dariperencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan
kekurangan vitamin Adapat berjalan dengan baik
b. Sasaran: kegiatan ini antara lain bayi, balita, dan ibu nifas
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
d. Fungsitenagagizipuskesmasdalampengelolaanmanajemenpemberian vitami
n A antara lain:
1)MerencanakankebutuhanvitaminAuntuk bayi6-11bulan, anak usia 12-59
bulan, dan ibu nifas setiap tahun.
2)MemantaukegiatanpemberianvitaminAdiwilayahkerjaPuskesmas yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan lain.
3)MenyusunlaporanpelaksanaandistribusivitaminA diwilayahkerja
Puskesmas.
e. Ketentuan dalam pemberian vitamin A:
1)Bayi6-11 bulandiberikanvitaminA100.000 SI warnabiru, diberikan
dua kali setahun yaitu pada bulan Februaridan Agustus
2)Balita12-59bulandiberikankapsulvitaminA200.000SIwarnamerah,
diberikan dua kali setahun yaitu padabulan Februari dan Agustus
3)Bayi dan Balita Sakit
4)Bayiusia6-11bulandanbalitausia12-59bulanyangsedangmenderita
campak, diare, gizi buruk, xeroftalmia,diberikan vitamin A dengan
dosis sesuai umur
5)Ibu nifas (0-42 hari)
6)Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000 SI, 1 kapsul
segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi24 jam berikutnya.
10. 10
F. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu Hamil
dan Ibu Nifas
a.Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan pemberian TTD
untuk kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu
Ibu Hamil melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
danpemantauan sehingga kegiatan pencegahan anemia gizi besi.
b. Sasaran kegiatan ini adalah Ibu hamil dan ibu nifas
c.Lokasi: di tempat praktek bidan, Posyandu.
d. Fungsitenagagizipuskesmasdalampengelolaanmanajemenpemberian
TTD antara lain:
1) Merencanakan kebutuhanTTD untuk kelompok sasaranselama satu
tahun.
2) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayahkerja pusk
esmas.
3) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayahkerja
Puskesmas.
4) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Ibu hamil dan ibu nifas:
a) Pencegahan : 1 tablet/hari sejak awal kehamilan dandilanjutkan
sampai masa nifas
b) Pengobatan : 2 tablet/hari sampai kadar Hb Normal
G. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada RemajaPutri dan WUS
a.Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program
pencegahan anemia gizi besi pada kelompok sasaran
b. Sasaran kegiatan ini adalah Remaja putri, WUS
c.Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
d. Fungsitenagagizipuskesmasdalampengelolaanmanajemenpemberian TTD
antara lain:
1) Memberikanpendidikangiziagar remaja putridanWUSmengonsumsi TTD s
ecara mandiri.
2) Apabila disuatudaerahprevalensianemia ibuhamil>20%maka tenaga
gizipuskesmas merecncanakankebutuhanTTD untuk remaja putridan
WUS dan melakukanpemberian TTD kepada kelompok sasaran.
3) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja Puske
smas.
4) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja Puske
smas.
5) KetentuandalampemberianTTD untuk Remaja PutridanWUS a)
Pencegahan: 1 tablet/hari selama haid dan 1 tablet/minggu b) Pengobatan:
1 tablet/hari sampai kadar Hb Normal
11. 11
H. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan
a. MP-ASI
MP-ASI Bufferstock adalah MP-ASI pabrikan yang disiapkan oleh
KementerianKesehatanRI dalamrangka pencegahandan penanggulangan
gizi terutama di daerah rawan gizi/keadaan darurat/bencana. MP-ASI
Bufferstock didistribusikansecarabertingkat. Tenaga gizipuskesmas akan
mendistribusikankepada masyarakat. SasaranMP-ASI Buffer Stok:balita 6-
24bulan yang terkena bencana
MP-ASI Lokal adalah MP-ASI yang dibuat dari makanan lokalsetempat
dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan tenaga
kesehatan.MP-ASIlokaldapatdialokasikandaridanaBantuanOperasional
Kesehatan (BOK),dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
atau dana lain sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sasaran MP-ASI
lokal: balita gizi kurang 6-24 bulan. Tugas tenaga gizipuskesmas dalam
hal ini adalah:
1. Merencanakan menu MP-ASI lokal
2. Mengadakan bahan MP-ASI lokal
3. Mengolah MP-ASI lokal dibantu oleh kader
4. Mendistribusikan kepada sasaran dibantu oleh kader
b. PMT Pemulihan
1. Sasaran:balita gizikurang, balita pasca perawatangiziburuk, ibuhamil KEK (
Kurang Energi Kronik).
2. PMTPemulihan untuk balita gizi kurang adalah makananringan padat
gizi dengan kandungan 350--400 kalorienergidan10--15 gramprotein.
3. PMT bumil KEK Bufferstock diberikan dalam bentukmakanan padat
gizi dengan kandungan 500 kalori energidan 15 gram protein.
4. Lama pemberian PMT Pemulihan untuk balita dan IbuHamil KEK adalah
90 hari makan anak (HMA) dan90 harimakan bumil (HMB).
5. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam manajemenpemberian MP-ASI dan
PMT-Bumil KEK antara lain:
a) Merencanakan kebutuhan MP-
ASI dan PMT BumilKEK untuk sasaran selama satu tahun.
b) MemantaukegiatanpemberianMP-ASI danPMTBumilKEK, diwilayah
kerja Puskesmas.
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi MP-
ASI danPMT Bumil KEK wilayah kerja Puskesmas.
12. 12
I. Surveilence Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data yang dilakukan secara terus menenus, penyajian serta diseminasi
informasi bagi Kepala Puskesmas serta Lintas Program dan Lintas Sektor
terkait di tingkat kecamatan. Informasi dari kegiatan surveilans gizi
dimanfaatkanuntukmelakukantindakansegeramaupununtukperencanaan
program jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Sebagai
acuan bagi petugas gizi puskesmas dalam melakukan surveilans gizi bisa
menggunakan buku Surveilans Gizi,Kementerian Kesehatan RI, 2014.
a. Tujuan:
a) Tersedianya informasi berkala dan terus menerustentang besaran masalah gizi
dan perkembangan di masyarakat.
b) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab
masalah gizi dan faktor-faktor terkait
c) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah
d) Menyediakaninformasiintervensiyangpalingtepat untukdilakukan (bentuk,
sasaran, dan tempat)
b. Lingkup data surveilans gizi antara lain:
1) Data status gizi
2) Data konsumsi makanan
3) Data cakupan program gizi
c. Sasaran: bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibuhamil, ibu
menyusui, pekerja serta lansia.
d. Dalampelaksanaansurveilansgizi,tenagagizipuskesmasberkoordinasi dengan
tenaga surveilans di Puskesmas dengan fungsi antara lain:
1) Merencanakansurveilans mulaidarilokasi, metode/caramelakukan, dan
penggunanaan data
2) Melakukan surveilans gizi meliputi mengumpulkan data,mengolah data,
menganalisa data, melaksanakan diseminasi informasi
3) Membina kader posyandu dalam pencatatan danpelaporan kegiatan gizi di
posyandu
4) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat
5) Membuat laporan surveilans gizi
e. Contoh Kegiatan dalam Survilans Gizi antara lain:
1) Pemantauan Status Gizi (PSG)
a) Tujuan : mengetahui status gizi masyarakat sebagai bahan perencanaan
b) Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi, balita,
anak usia sekolah, remaja, WUS, ibuhamil, ibu menyusui, pekerja serta lansia.)
2) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
a) Tujuan:
13. 13
(1)Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan akurat sebagai
dasar penentuan tindakan dalam upaya untuk pencegahan dan penanggulangan
masalah gizi
(2)Memantau situasi pangan dan gizi antar desa/kelurahandalam 1 kecamatan
b) Sasaran: Lintas program dan lintas sektor di tingkatkecamatan di wilayah kerja
Puskesmas.
3) Sistem Kewaspadaan Dini - Kejadian Luar Biasa/SKD-KLBGizi Buruk
1) Tujuan: mengantisipasi kejadian luar biasa gizi bburuk disuatu wilayah pada
kurun waktu tertentu
2) Sasaran: balita dan keluarganya, posyandu
4) Pemantauan Konsumsi Garam beriodium di rumah tangga
a) Tujuan :
memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beriodium
yang memenuhi syarat dimasyarakat. Dilaksananakan setiap satu tahun sekali.
b) Sasaran : rumah tangga
J. Kerjasama lintas sektor dan lintas program
a. Tujuan: meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi ditingkat
puskesmas melalui kerjasama lintas sektor dan lintasprogram.
b. Sasaran: seksi pemberdayaan masyarakat kantor camat, Penyuluh
Pertanian Lapangan, juru penerang kecamatan, TP PKK, Dinas
Pendidikan, Kepala Desa/Kelurahan, program KIA, bidan koordinator, tenaga sa
nitarian, tenaga promosi kesehatan, perawat, sanitarian, juru imunisasi, dan lain-
lain.
c. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintassektor dan lintas
program adalah:
1) Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan kerjasama
2) Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama
3) Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen kerjasama
4) Melakukan koordinasi dalam menentukan indicator indikator keberhasilan
kerjasama
5) Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
6) Membuat laporan hasil kerjasama
K. Strategi / Metode
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan Pelayanan Gizi.
Ada tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau
mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada
14. 14
pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinan para pejabat pembuat keputusan
atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dilaksanakan
tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan atau keputusan
dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat pembuat keputusan dapat berupa
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan
pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain..
2. Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada
dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari
masyarakat dapat berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang
mempunyai pengaruh dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh
masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program
dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Strategi ini dapat
dikatanan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan.
Bentuk kegiatan dapat berupa pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya,
bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan
utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan
pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam
bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan meningkatkan
kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam
pemeliharaan kesehatan. Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat desa,
dan sebagainya.
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program
gizi direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor
sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pelayanan gizi yang akan dilaksanakan.
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator program
gizi berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan
mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas.
Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh
koordinator program gizi berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas
dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat Rencana Usulan
kegiatan ( RUK ).
15. 15
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN/ SASARAN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan Pelayanan gizi perlu
diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Upaya
pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan gizi perlu
diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan
melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan Pelayanan gizi dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Pelayanan Gizi
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lintas program setiap bulan sekali
dan lintas sector 4 bulan sekali.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan terait pelayanan gizi dengan
tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan
manfaat.Keberhasilan pelayanan gizi tergantung pada komitmen yang kuat dari
semua pihak terkait dalam upaya peningkatan pelayanan gizi di Pusesmas Puskesmas.