SlideShare a Scribd company logo
Pedoman Diagnosis dan
Pengelolaan Gout
Pendahuluan
• Gout merupakan penyakit progresif akibat deposisi kristal
monosodium urat (MSU) di sendi, ginjal, dan jaringan ikat lainnya sebagai
akibat dari hiperurisemia yang berlangsung kronik
• Gout mengenai 1-2% populasi dewasa,
• merupakan kasus artritis inflamasi terbanyak pada pria
• Prevalensi 13.6 per 1000 pria dan 6.4 per 1000 wanita.
• Prevalensi gout meningkat sesuai umur dengan rerata 7% pada pria umur >75 tahun
dan 3% pada wanita umur >85 tahun
Perjalanan alamiah gout terdiri dari tiga fase, yaitu:
a) hiperurisemia tanpa gejala klinis
b) artritis gout akut diselingi interval tanpa gejala klinis (fase
interkritikal), dan
c) artritis gout kronis
Hiperurisemia tanpa gejala klinis bila kadar asam urat serum >6.8 mg/dl
EPIDEMIOLOGI1
 Gout mengenai 1−2% populasi dewasa, dan merupakan kasus
artritis inflamasi terbanyak pada pria.
 Prevalensi penyakit gout diperkirakan antara 13.6 per1000 pria
dan 6.4 per 1000 wanita.
 Prevalensi gout meningkat sesuai umur dengan rerata 7%
pada pria umur >75 tahun dan 3% pada wanita umur >85
tahun.
• 80-90% artritis gout akut mengenai MTP-1
• onset tiba-tiba, sendi mengalami eritema, hangat, bengkak, nyeri
• Serangan artritis akut kedua dapat dialami dalam 6 bulan s/d 2 tahun setelah
serangan pertama
• mengenai >1 persendian, melibatkan tungkai atas, durasi lebih lama, interval antar
serangan lebih pendek dan lebih berat
• Serangan artritis akut yang tidak diobati dengan baik akan mengakibatkan artritis
gout kronis yang ditandai dgn inflamasi ringan pada sendi disertai destruksi
kronis pada sendi-sendi yang mengalmai serangan artiris akut
• Pemeriksaan Fisik  deformitas sendi, tofus pada jaringan (kristal MSU
dikelilingi sel MN dan sel raksasa)
• Artritis gout kronis berkembang dalam 5 tahun dari onset pertama gout akut pada
30% pasien yang tidak diobat dengan baik
Manifestasi klinis
Perjalanan alamiah gout terdiri dari tiga fase, yaitu:
1. hiperurisemia tanpa gejala klinis,
2. artritis gout akut diselingi interval tanpa gejala klinis (fase
interkritikal)
3. artritis gout kronis.
Serangan artritis gout akut yang pertama paling sering
mengenai sendi metatarsophalangeal (MTP) 1 yaitu sekitar
80−90 % kasus, yang secara klasik disebut podagra. Onset
serangan tiba-tiba, sendi yang terkena mengalami eritema,
hangat, bengkak dan nyeri.
PODAGRA
Manifestasi klinis
Serangan kedua artritis akut, dapat dialami 6 bulan hingga 2
tahun dari serangan pertama.
Serangan artritis akut yang tidak terobati dengan baik akan
mengakibatkan artritis gout kronis yang ditandai dengan
inflamasi ringan pada sendi disertai destruksi kronis pada
sendi-sendi yang mengalami serangan artritis akut.
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai deformitas sendi dan
tofus pada jaringan (kristal MSU dikelilingi sel mononuclear dan
sel raksasa).
TOFUS
ASAM URAT
BIOSINTESIS
2. Saigal R, Agrawal A. Pathogenesis and Clinical
Management of Gouty Arthritis. J The Association
of Phys of India. 2015;63: 56-63.
Patofisiologi2
Produksi Asam Urat Berlebihan / Ekskresi Asam Urat Menurun
85-90% pasien Gout mengalami penurunan
eksresi asam urat (ekskresi asam urat <330
mg/hari).
10-15% pasien Gout overproduksi asam
urat (ekskresi asam urat >600 mg/hari).
Hiperurisemia
Obat-obatan yang
menyebabkan
hiperurisemia:
Aspirin (low
dose)
Amiloride
Alcohol
Chlorthalidone
Cisplatin
Cyclosporine A
Ethacrynic acid
Ethambutol
Frusemide
Levodopa
Niacin
Pyrazinamide
Parathyroid
hormone
Tacrolimus
Thiazide
Theophylline
ETIOLOGI
OVERPRODUKSI
Genetik: Inborn error
of purine metabolism
↑ Nucleic acid
turnover :
– Keganasan : mielo
atau limfoproliferatif
– konsumsi alkohol
berlebih, purine atau
fruktosa
– Psoriasis, gangguan
darah
– Obesitas, BMI >30
kg/m2
– Olahraga berat
Penurunan
Ekskresi
Penyakit Ginjal
Kronis
Obat-obatan
Hipertensi
Metabolites
(lactate and
ketones)
Intoksikasi
timbal
KRISTAL MSU menginisiasi peradangan2
• Kristal MSU menginisiasi repon inflamasi
Respon sistem imun innate oleh toll-like receptors-1 (TLR -1), TLR-2/ TLR-4, the TLR adapter protein, myeloid
differentiation factor 88 (MyD88), atau an adapter protein shared oleh TLR-2 dan TLR-4.
Fagositosis Kristal MSU oleh makrofag dan fibroblast sinovial
Pelepasan sitokin, IL-1ß, IL-18, IL-6, TNF-α
Mengaktivasi sel endotel vascular dan vasodilatasi
Peningkatan permeabilitas plasma protein dan menambah perekrutan leukosit
Mengaktifkan NLRP3 (NACHT, LRR and pyrin domain containing protein) inflammasome.
Inflammasomes berfungsi sebagai sensor pathogen mirip dengan TLR.
Peradangan gout kronis akan disertai dengan penipisan kartilago dan erosi tulang
Langkah diagnosis gout menurut ACR/EULAR 2015
Kriteria Gout dari ACR/ EULAR 2015.
Nilai Skor ≥8 memiliki Sensitifitas 92%
dan Spesifisitas 98% untuk Gout
REKOMENDASI TATALAKSANA HIPERURISEMIA DAN GOUT
Gout akut, dapat dipicu oleh:
1. Perubahan kadar asam urat mendadak (diet tinggi purin, awal terapi
obat penurun asam urat)
2. Obat-obat seperti thiazide, loop diuretic, heparin i.v, siklosporin
3. Kondisi trauma, operasi, perdarahan, dehidrasi, infeksi, pajanan kontras
radiografi
Obat penurun asam urat spt Alopurinol tidak disarankan dimulai pada gout
akut, namun pada pasien yang sudah dalam terapi rutin dapat dilanjutkan
Obat penurun asam urat dianjurkan dimulai 2 minggu setelah serangan akut
reda
Rekomendasi Gout Akut
Bila onset <12 jam, kolkisin 1 mg diikuti 1 jam kemudian 0.5 mg
Terapi pillihan lain: OAINS, kortikosteroid oral dan/atau bila dibutuhkan
aspirasi sendi dikuti injeksi kortikosteroid
Kolkisin dan OAINS tidak boleh diberikan pada ggn fungsi ginjal berat dan
pada pasien yang mendapat terapi penghambat P-glikoprotein dan/atau
CYP3A4 seperti siklosporin atau klaritromisin
Lampiran 1.
Algoritma Rekomendasi Pengelolaan
Gout Akut
Fase Interkritikal dan Gout Kronis
• Merupakan periode bebas gejala di antara dua serangan gout akut
• Gout interkritikal dan kronis memerlukan terapi penurun kadar asam urat
dan terapi profilaksis untuk mencegah serangan akut
• Kelompok Inhibitor Xantin Oksidase (alopurinol, febuxostat)
• Kelompok Urikosurik (probenecid)
• Alopurinol :
• Dosis 100 mg/hr dinaikkan bertahap s/d maks 900 mg/hr (jika fungsi ginjal baik).
• Apabila >300 mg/hari, pemberian obat harus terbagi
• Jika terjadi toksisitas akibat alopurinol, salah pilihan terapi dengan urikosurik atau
febuxostat
• Probenecid
• 1-2 gr/hr
• Dikontraindikasikan pada pasien dengan urolitiasis atau ekskresi asam urat urin ≥800 mg
per 24 jam
• Febuxostat
• 80-120 mg/hari
• Kombinasi inhibitor xanthin oksidase dgn urikosurik atau peglotikase dapat
diberikan pada pasien gout kronis dgn tofi yang banyak dan/atau kualitas hidup
buruk yang tidak dapat mencapai target kadar asam urat serum dgn dosis
maksimal obat tunggal
• Target terapi
• Kadar asam urat serum <6 mg/dL dgn pemantauan berkala
• <5 mg/dL pada gout berat (tofi, artropati kronis, sering terjadi serangan),
• Obat dimulai dengan dosis rendah, kemudian dititrasi sampai tercapai target dan
dipertahankan sepanjang hidup
• Semakin poten dan besar dosis obat penurun asam urat  semakin besar
risiko serangan akut
• Rekomendasi pemberian terapi profilaksis selama 6 bulan sejak memulai terapi
penurun kadar asam urat
• Kolkisin 0.5 – 1 mg/hari, dikurangi pada gangguan fungsi ginjal
• Bila kontraindikasi/tidak toleran, dapat diberikan NSAIDs
Lampiran 2.
Algoritma Rekomendasi Pengelolaan
Hiperurisemia pada Gout
Jenis-jenis Obat Penurun Kadar Asam
Urat
Rekomendasi pengelolaan Gout pada pasien
dengan gangguan fungsi ginjal
• Pasien dengan gangguan fungsi ginjal berat dan mengalami serangan
gout akut dapat diberikan kortikosteroid oral dan injeksi intraartikuler
• Bila nyeri masih belum teratasi  analgesic golongan opioid
• Febuxostat  tidak membutuhkan penyesuai dosis bila bersihan kreatinin
>30 mL/menit
• Kolkisin
• CrCl >60 ml/min  tidak membutuhkan penyesuaian dosis
• CrCl 30-60 ml/min  0.5 mg tiap hari
• CrCl 10-30 ml/min  0.5 mg tiap 2-3 hari
• CrCL <10 ml/min  hindari pemberian
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
• Edukasi pasien
• Diet
• Hindari : hati, ampela, ginjal, jeroan, ekstrak ragi
• Batasi : daging sapi, domba, babi, makanan tinggi purin (sardine, lobster, tiram,
kerang, udang, kepiting, tiram, scallop)
• Alkohol, fruktosa dapat meningkatkan kadar asam urat
• Konsumsi Vit C, dairy product (susu, yoghurt), cherry dapat menurunkan risiko
serangan gout
• Konsumsi air >2 Liter /hari pada gout degan urolithiasis (8-16 gelas/hari pada saat
serangan akut)
• Latihan fisik (3-5 kali seminggu, 30- 60 menit)
• Berhenti merokok
• Tatalaksana komorbid : HT, dyslipidemia, DM
Lampiran 5. Rekomendasi Diet untuk pasien Gout
Evaluasi
 Kadar asam urat serum harus dimonitor dan dijaga agar <6 mg/dL.
Pada pasien dengan gout berat (terdapat tofi, artropati kronis,
sering terjadi serangan artritis gout) target kadar asam urat serum
diupayakan sampai <5 mg/dL untuk melarutkan Kristal monosodium
urat.
TERIMAKASIH
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx

More Related Content

Similar to Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx

Presentasi kasus chf
Presentasi kasus chfPresentasi kasus chf
Presentasi kasus chf
Gilang Rizki Al Farizi
 
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
Jonathan London
 
ppt laporan kasus ulkus diabetes melitus
ppt laporan kasus ulkus diabetes melitusppt laporan kasus ulkus diabetes melitus
ppt laporan kasus ulkus diabetes melitus
AlmamiraOktarama
 
GOUT_ARTHRITIS.pptx
GOUT_ARTHRITIS.pptxGOUT_ARTHRITIS.pptx
GOUT_ARTHRITIS.pptx
hafidzqadri
 
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptxKEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
monakhusnul1
 
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
malisalukman
 
Asam urat 2
Asam urat 2Asam urat 2
Asam urat 2
malja
 
215023071 case2-ckd2
215023071 case2-ckd2215023071 case2-ckd2
215023071 case2-ckd2
homeworkping8
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)
Khusny Kamal
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Konsiderasi Perioperatif Diabetes Mellitus
Konsiderasi Perioperatif Diabetes MellitusKonsiderasi Perioperatif Diabetes Mellitus
Konsiderasi Perioperatif Diabetes Mellitus
TezarAndrean1
 
Artritis reumatik [autosaved]
Artritis reumatik [autosaved]Artritis reumatik [autosaved]
Artritis reumatik [autosaved]
Dwita Item's
 
Sap gagal ginjal
Sap gagal ginjalSap gagal ginjal
Sap gagal ginjal
FarihatunNisa
 
Cushing Syndrome
Cushing SyndromeCushing Syndrome
Cushing Syndrome
Juni Royntan Tampubolon
 
Asites pada ca colon
Asites pada ca colonAsites pada ca colon
Asites pada ca colon
arie setyawan
 
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaran
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaranSLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaran
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaran
RikazBraveII
 
kmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptxkmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptx
ekopurwanto876739
 

Similar to Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx (20)

Presentasi kasus chf
Presentasi kasus chfPresentasi kasus chf
Presentasi kasus chf
 
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
 
ppt laporan kasus ulkus diabetes melitus
ppt laporan kasus ulkus diabetes melitusppt laporan kasus ulkus diabetes melitus
ppt laporan kasus ulkus diabetes melitus
 
Anti Inflamasi
Anti Inflamasi Anti Inflamasi
Anti Inflamasi
 
GOUT_ARTHRITIS.pptx
GOUT_ARTHRITIS.pptxGOUT_ARTHRITIS.pptx
GOUT_ARTHRITIS.pptx
 
Resistensi insulin
Resistensi insulinResistensi insulin
Resistensi insulin
 
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptxKEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
 
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
 
Asam urat 2
Asam urat 2Asam urat 2
Asam urat 2
 
215023071 case2-ckd2
215023071 case2-ckd2215023071 case2-ckd2
215023071 case2-ckd2
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Konsiderasi Perioperatif Diabetes Mellitus
Konsiderasi Perioperatif Diabetes MellitusKonsiderasi Perioperatif Diabetes Mellitus
Konsiderasi Perioperatif Diabetes Mellitus
 
Artritis reumatik [autosaved]
Artritis reumatik [autosaved]Artritis reumatik [autosaved]
Artritis reumatik [autosaved]
 
Sap gagal ginjal
Sap gagal ginjalSap gagal ginjal
Sap gagal ginjal
 
Cushing Syndrome
Cushing SyndromeCushing Syndrome
Cushing Syndrome
 
Asites pada ca colon
Asites pada ca colonAsites pada ca colon
Asites pada ca colon
 
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaran
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaranSLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaran
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaran
 
kmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptxkmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptx
 

Recently uploaded

PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptxPPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
nugrohoadhi239
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
Riska730198
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
puskesmasmaskendaga
 
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatanCara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
JacquelynKelly4
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis LateralisLaporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
nuradzhani
 
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
indahnaaa2107
 
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY IITUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
Riska730198
 
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASIPOWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
ssusera77eaf
 
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdfdr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
yainpanggalo4
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGICONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
YuhansyahYuhansyah
 
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdfUPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
meiliska
 
laporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopatilaporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopati
AdindaGupita
 
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptxPERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
amallia7
 
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docxASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAntraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
hidnisa
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
lindaWijayanti3
 

Recently uploaded (20)

PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptxPPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
 
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatanCara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis LateralisLaporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
 
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
 
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY IITUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
 
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASIPOWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
 
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdfdr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGICONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
 
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdfUPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
 
laporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopatilaporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopati
 
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptxPERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
 
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docxASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAntraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
 

Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx

  • 2. Pendahuluan • Gout merupakan penyakit progresif akibat deposisi kristal monosodium urat (MSU) di sendi, ginjal, dan jaringan ikat lainnya sebagai akibat dari hiperurisemia yang berlangsung kronik • Gout mengenai 1-2% populasi dewasa, • merupakan kasus artritis inflamasi terbanyak pada pria • Prevalensi 13.6 per 1000 pria dan 6.4 per 1000 wanita. • Prevalensi gout meningkat sesuai umur dengan rerata 7% pada pria umur >75 tahun dan 3% pada wanita umur >85 tahun
  • 3. Perjalanan alamiah gout terdiri dari tiga fase, yaitu: a) hiperurisemia tanpa gejala klinis b) artritis gout akut diselingi interval tanpa gejala klinis (fase interkritikal), dan c) artritis gout kronis Hiperurisemia tanpa gejala klinis bila kadar asam urat serum >6.8 mg/dl
  • 4. EPIDEMIOLOGI1  Gout mengenai 1−2% populasi dewasa, dan merupakan kasus artritis inflamasi terbanyak pada pria.  Prevalensi penyakit gout diperkirakan antara 13.6 per1000 pria dan 6.4 per 1000 wanita.  Prevalensi gout meningkat sesuai umur dengan rerata 7% pada pria umur >75 tahun dan 3% pada wanita umur >85 tahun.
  • 5. • 80-90% artritis gout akut mengenai MTP-1 • onset tiba-tiba, sendi mengalami eritema, hangat, bengkak, nyeri • Serangan artritis akut kedua dapat dialami dalam 6 bulan s/d 2 tahun setelah serangan pertama • mengenai >1 persendian, melibatkan tungkai atas, durasi lebih lama, interval antar serangan lebih pendek dan lebih berat • Serangan artritis akut yang tidak diobati dengan baik akan mengakibatkan artritis gout kronis yang ditandai dgn inflamasi ringan pada sendi disertai destruksi kronis pada sendi-sendi yang mengalmai serangan artiris akut • Pemeriksaan Fisik  deformitas sendi, tofus pada jaringan (kristal MSU dikelilingi sel MN dan sel raksasa) • Artritis gout kronis berkembang dalam 5 tahun dari onset pertama gout akut pada 30% pasien yang tidak diobat dengan baik
  • 6. Manifestasi klinis Perjalanan alamiah gout terdiri dari tiga fase, yaitu: 1. hiperurisemia tanpa gejala klinis, 2. artritis gout akut diselingi interval tanpa gejala klinis (fase interkritikal) 3. artritis gout kronis. Serangan artritis gout akut yang pertama paling sering mengenai sendi metatarsophalangeal (MTP) 1 yaitu sekitar 80−90 % kasus, yang secara klasik disebut podagra. Onset serangan tiba-tiba, sendi yang terkena mengalami eritema, hangat, bengkak dan nyeri. PODAGRA
  • 7. Manifestasi klinis Serangan kedua artritis akut, dapat dialami 6 bulan hingga 2 tahun dari serangan pertama. Serangan artritis akut yang tidak terobati dengan baik akan mengakibatkan artritis gout kronis yang ditandai dengan inflamasi ringan pada sendi disertai destruksi kronis pada sendi-sendi yang mengalami serangan artritis akut. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai deformitas sendi dan tofus pada jaringan (kristal MSU dikelilingi sel mononuclear dan sel raksasa). TOFUS
  • 8. ASAM URAT BIOSINTESIS 2. Saigal R, Agrawal A. Pathogenesis and Clinical Management of Gouty Arthritis. J The Association of Phys of India. 2015;63: 56-63.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14. Patofisiologi2 Produksi Asam Urat Berlebihan / Ekskresi Asam Urat Menurun 85-90% pasien Gout mengalami penurunan eksresi asam urat (ekskresi asam urat <330 mg/hari). 10-15% pasien Gout overproduksi asam urat (ekskresi asam urat >600 mg/hari). Hiperurisemia Obat-obatan yang menyebabkan hiperurisemia: Aspirin (low dose) Amiloride Alcohol Chlorthalidone Cisplatin Cyclosporine A Ethacrynic acid Ethambutol Frusemide Levodopa Niacin Pyrazinamide Parathyroid hormone Tacrolimus Thiazide Theophylline ETIOLOGI OVERPRODUKSI Genetik: Inborn error of purine metabolism ↑ Nucleic acid turnover : – Keganasan : mielo atau limfoproliferatif – konsumsi alkohol berlebih, purine atau fruktosa – Psoriasis, gangguan darah – Obesitas, BMI >30 kg/m2 – Olahraga berat Penurunan Ekskresi Penyakit Ginjal Kronis Obat-obatan Hipertensi Metabolites (lactate and ketones) Intoksikasi timbal
  • 15. KRISTAL MSU menginisiasi peradangan2 • Kristal MSU menginisiasi repon inflamasi Respon sistem imun innate oleh toll-like receptors-1 (TLR -1), TLR-2/ TLR-4, the TLR adapter protein, myeloid differentiation factor 88 (MyD88), atau an adapter protein shared oleh TLR-2 dan TLR-4. Fagositosis Kristal MSU oleh makrofag dan fibroblast sinovial Pelepasan sitokin, IL-1ß, IL-18, IL-6, TNF-α Mengaktivasi sel endotel vascular dan vasodilatasi Peningkatan permeabilitas plasma protein dan menambah perekrutan leukosit Mengaktifkan NLRP3 (NACHT, LRR and pyrin domain containing protein) inflammasome. Inflammasomes berfungsi sebagai sensor pathogen mirip dengan TLR. Peradangan gout kronis akan disertai dengan penipisan kartilago dan erosi tulang
  • 16. Langkah diagnosis gout menurut ACR/EULAR 2015
  • 17. Kriteria Gout dari ACR/ EULAR 2015. Nilai Skor ≥8 memiliki Sensitifitas 92% dan Spesifisitas 98% untuk Gout
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 22.
  • 23.
  • 24. Gout akut, dapat dipicu oleh: 1. Perubahan kadar asam urat mendadak (diet tinggi purin, awal terapi obat penurun asam urat) 2. Obat-obat seperti thiazide, loop diuretic, heparin i.v, siklosporin 3. Kondisi trauma, operasi, perdarahan, dehidrasi, infeksi, pajanan kontras radiografi Obat penurun asam urat spt Alopurinol tidak disarankan dimulai pada gout akut, namun pada pasien yang sudah dalam terapi rutin dapat dilanjutkan Obat penurun asam urat dianjurkan dimulai 2 minggu setelah serangan akut reda
  • 25. Rekomendasi Gout Akut Bila onset <12 jam, kolkisin 1 mg diikuti 1 jam kemudian 0.5 mg Terapi pillihan lain: OAINS, kortikosteroid oral dan/atau bila dibutuhkan aspirasi sendi dikuti injeksi kortikosteroid Kolkisin dan OAINS tidak boleh diberikan pada ggn fungsi ginjal berat dan pada pasien yang mendapat terapi penghambat P-glikoprotein dan/atau CYP3A4 seperti siklosporin atau klaritromisin
  • 26.
  • 27. Lampiran 1. Algoritma Rekomendasi Pengelolaan Gout Akut
  • 28. Fase Interkritikal dan Gout Kronis • Merupakan periode bebas gejala di antara dua serangan gout akut • Gout interkritikal dan kronis memerlukan terapi penurun kadar asam urat dan terapi profilaksis untuk mencegah serangan akut • Kelompok Inhibitor Xantin Oksidase (alopurinol, febuxostat) • Kelompok Urikosurik (probenecid)
  • 29. • Alopurinol : • Dosis 100 mg/hr dinaikkan bertahap s/d maks 900 mg/hr (jika fungsi ginjal baik). • Apabila >300 mg/hari, pemberian obat harus terbagi • Jika terjadi toksisitas akibat alopurinol, salah pilihan terapi dengan urikosurik atau febuxostat • Probenecid • 1-2 gr/hr • Dikontraindikasikan pada pasien dengan urolitiasis atau ekskresi asam urat urin ≥800 mg per 24 jam • Febuxostat • 80-120 mg/hari • Kombinasi inhibitor xanthin oksidase dgn urikosurik atau peglotikase dapat diberikan pada pasien gout kronis dgn tofi yang banyak dan/atau kualitas hidup buruk yang tidak dapat mencapai target kadar asam urat serum dgn dosis maksimal obat tunggal
  • 30. • Target terapi • Kadar asam urat serum <6 mg/dL dgn pemantauan berkala • <5 mg/dL pada gout berat (tofi, artropati kronis, sering terjadi serangan), • Obat dimulai dengan dosis rendah, kemudian dititrasi sampai tercapai target dan dipertahankan sepanjang hidup • Semakin poten dan besar dosis obat penurun asam urat  semakin besar risiko serangan akut • Rekomendasi pemberian terapi profilaksis selama 6 bulan sejak memulai terapi penurun kadar asam urat • Kolkisin 0.5 – 1 mg/hari, dikurangi pada gangguan fungsi ginjal • Bila kontraindikasi/tidak toleran, dapat diberikan NSAIDs
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34. Lampiran 2. Algoritma Rekomendasi Pengelolaan Hiperurisemia pada Gout
  • 35. Jenis-jenis Obat Penurun Kadar Asam Urat
  • 36. Rekomendasi pengelolaan Gout pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal • Pasien dengan gangguan fungsi ginjal berat dan mengalami serangan gout akut dapat diberikan kortikosteroid oral dan injeksi intraartikuler • Bila nyeri masih belum teratasi  analgesic golongan opioid • Febuxostat  tidak membutuhkan penyesuai dosis bila bersihan kreatinin >30 mL/menit • Kolkisin • CrCl >60 ml/min  tidak membutuhkan penyesuaian dosis • CrCl 30-60 ml/min  0.5 mg tiap hari • CrCl 10-30 ml/min  0.5 mg tiap 2-3 hari • CrCL <10 ml/min  hindari pemberian
  • 37.
  • 38.
  • 39. TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI • Edukasi pasien • Diet • Hindari : hati, ampela, ginjal, jeroan, ekstrak ragi • Batasi : daging sapi, domba, babi, makanan tinggi purin (sardine, lobster, tiram, kerang, udang, kepiting, tiram, scallop) • Alkohol, fruktosa dapat meningkatkan kadar asam urat • Konsumsi Vit C, dairy product (susu, yoghurt), cherry dapat menurunkan risiko serangan gout • Konsumsi air >2 Liter /hari pada gout degan urolithiasis (8-16 gelas/hari pada saat serangan akut) • Latihan fisik (3-5 kali seminggu, 30- 60 menit) • Berhenti merokok • Tatalaksana komorbid : HT, dyslipidemia, DM
  • 40.
  • 41. Lampiran 5. Rekomendasi Diet untuk pasien Gout
  • 42. Evaluasi  Kadar asam urat serum harus dimonitor dan dijaga agar <6 mg/dL. Pada pasien dengan gout berat (terdapat tofi, artropati kronis, sering terjadi serangan artritis gout) target kadar asam urat serum diupayakan sampai <5 mg/dL untuk melarutkan Kristal monosodium urat.

Editor's Notes

  1. The de novo synthesis starts with 5’-phosphoribosyl 1-pyrophosphate (PRPP), which is produced by addition of a further phosphate group from adenosine triphosphate (ATP) to the modified sugar ribose-5-phosphate. This step is performed by the family of PRPP synthetase (PRS) enzymes. In addition, purine bases derived from tissue nucleic acids are reutilized through the salvage pathway. The enzyme hypoxanthine– guanine phosphoribosyl transferase (HPRT) salvages hypoxanthine to inosine monophosphate (IMP) and guanine to guanosine monophosphate (GMP). Only a small proportion of patients with urate overproduction have the well-characterized inborn errors of metabolism, such as superactivity of PRS and deficiency of HPRT. Furthermore, conditions associated with net ATP degradation lead to the accumulation of adenosine diphosphate (ADP) and adenosine monophosphate (AMP), which can be rapidly degraded to uric acid. These conditions are displayed in left upper corner. Plus sign denotes stimulation, and minus sign denotes inhibition. APRT adenine phosphoribosyl transferase; PNP purine nucleotide phosphorylase.
  2. Chronic gouty inflammation associated with cytokine driven synovial proliferation, cartilage loss and bone erosion
  3. Radiology - Allignment - Bone - Cartilage - Soft tissue
  4. Febuxostat