SlideShare a Scribd company logo
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
TA. 2022/2023
NAMA : AMALIANI
NIM : 2215901002
ASUHAN IBU BERSALIN DENGAN PEB
DI PBM NURWATI Amd.Keb
Teori Medis
Persalinan
persalinan adalah sebagai suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
dimulai dengan kontrkasi sejati, yang ditandai oleh perubahan
progresif pada serviks, dan diahiri dengan pelahiran plasenta yang
keluar dari uterus ibu yang cukup bulan dan dapat hidup diluar
kanduangan.
Perubahan Fisiologis Persalinan
Sejumlah perubahan-perubahan fisiologis yang normal akan
terjadi selama persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui
perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis.
Perubahan fisiologisnya antara lain :
1. Perubahan tekanan darah
2. Perubahan metabolisme
3. Perubahan suhu badan
4. Denyut jantung
5. Pernafasan
6. Kontraksi uterus
7. Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah
rahim
8. Penarikan serviks
9. Pembukaan ostium uteri internal dan ostium uteri exsternal
10. Show
11. Tonjolan kantong ketuban
Perubahan Psikologis pada persalinan
Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan,
terutama bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-
perubahan yang dimaksud adalah :
ď‚— Perasaan tidak enak
ď‚— Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan
dihadapi.
ď‚— Ibu dalam menghadapi persalinan sering
memikirkan antara lain apakah persalinan akan
berjalan normal.
ď‚— Menganggap persalinan sebagai cobaan.
ď‚— Apakah penolong persalinan dapat sabar dan
bijaksana dalam menolongnya,
ď‚— Apakah bayinya normal atau tidak.
ď‚— Apakah ibu sanggup merawat bayinya atau tidak.
ď‚— Ibu merasa cemas.
Tanda-tanda persalinan menurut (manuaba, 2010; h.173) antara lain :
1. Terjadi his persalinan
a. Pinggang terasa nyeri yang menjalar kedepan
b. Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatanya makin
besar
c. Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
d. Makin beraktivitas ( jalan) kekuatan makin bertambah
2. Pengeluaran lendir dan darah
Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks antara lain :
a. Menimbulkan pendataran dan pembukaan.
b. Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas.
c. Terdapat perdarahan karena kapilaer pembuluh darah pecah.
3. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi katuban pecah yang menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks
antara lain (manuaba, 2010; h.169)
a. Perlunakan serviks
b. Pendataran serviks
c. Pembukaan serviks.
Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu (varney, 2007; h.765). Terdapat delapan
gerakan posisi dasar yang terjadi ketika janin berada dalam presentasi verteks
sevaliks.
Gerakan tersebut antara lain:
a. Proses persalinan
Menurut (Sarwono, 2008; h.297) persalinan dibagi menjadi 4 kala yaitu :
1. Kala satu persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi,
intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks
yang progresif.
2. Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudang lengkap, dan berahir ketika
janin sudah lahir. Kala dua persalinan disebut juga sebagai stadium ekspulsi janin.
3. Kala tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berahir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan disebut juga sebagai stadium
pemisah dan ekspulsi plasenta.
4. Kala empat Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berahir
dua jam setelah itu ( JNPK-KR 2008; h.95)
b.Komplikasi pada persalinan
- Perdarahan
Perdarahan dapat ditandai mulai dari perdarahan berwujud bercak, mrembes,
profur, sampai syok.
- Infeksi dan sepsi
Infeksi dan sepsi dapat ditandai mulai dari pengeluaran cairan
pervaginam yang berbau, air ketuban hijau, demam, sampai syok.
- Hipertensi dan preeklamsia/eklamsia
Hipertensi dan preeklamsia/eklamsia ditandai mulai dari keluhan sakit/pusing
kepala, bengkak, penglihatan kabur, kejang-kejang, sampai koma/tidak sadar.
- Persalinan macet
Persalinan macet lebih dikenal yaitu apabila kemajuan persalinan tidak
berlangsung sesuai dengan batas waktu normal, tetapi kasus persalinan macet ini
dapat terjadi ruptur uteri. (Sarwono,2008; h.392)
Preeklamsia
Preeklamsia adalah sebagai gangguan yang terjadi pada parah kehamilan
dan mengalami regresi setalah pelahiran, ditandai dengan kemunculan
sedikitnya dua dari tiga tanda utama, yaitu hipertensi, edema, dan
proteinuria. ( bilington, h.122).
Etiologi
Penyebab timbulnya preeklamsia pada ibu hamil belum diketahui secara
pasti.
Faktor-faktor lain yang diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya
preeklamsia antara lain:
1. primigravida,
2. kehamilan ganda,
3. hidramnion,
4. mola hidatidosa,
5. multigravida,
6. kehamilan ganda,
7. usia ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun
( Maryunani, 2009; hal.138)
Faktor Predisposisi
Menurut Bilington mary (2010, h.123) ada beberapa faktor
resiko yang berkaitan dan perkembangan penyakit
diantaranya :
1. gangguan pada pasangan atau primipaternitas.
2. Riwayat preeklamsia sebelumnya
3. Peningkatan usia ibu atau peningkatan interval antara
kehamilan/remaja.
4. Riwayat keluarga (kemungkinan mencapai 25% jika ibu
mengalami preeklamisa dam mencapai 40% jika saudara
kandung mengalami preeklamsia.
5. Mola hidatidosa
6. Penyakit ginjal
7. Stres, keteganggan psikososial terkait pekerjaan
8. Penyakit sel sabit dan sifat sel sabit
9. Hiperpomosistenemia (didefinisikan sebagai peningkatan
konsentrasi homosistein plasma.
Patofisiologi
fisiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma
darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vascular sistemik, peningkatan
curah jantung. Sementara pada preeklamsia, volume plasma yang
beredar akan menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta.
Tanda dan Gejala
Tanda-tanda preeklamsia biasanya timbul dalam urutan pertambahan
berat badan yang berlebihan, di ikuti edema, hipertensi, dan akhirnya
proteinuria. Pada preeklamsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala
subyektif, pada preeklamsia ditemukan sakit kepala di daerah frontal,
skotoma, diploma, penglihatan kabur, nyeri didaerah epigastrum, mual
dan muntah-muntah
Pemeriksaan Penunjan
Selain anamnesa dan pemeriksaan fisik, ada juga pemeriksaan yang
dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan darah rutin serta kimia darah: urium kreatinin,
bilirubin.
2. Pemeriksaan urin: protein, reduksi, bilirubin, sedimen.
3. Kemungkinan adanya pertumbuhan janin terhambat dengan
konfirmasi USG (bila tersedia).
4. Kardiotokografi untuk menilai kesejahteraan janin. (Maryunani,
2009; h.142)
Penatalaksanaan Medis
Preeklamsia Ringan
Penanganan preeklamsia ringan dapat dilakukan dengan dua cara
tergantung gejala yang timbul yakni:
1. Banyak istirahat (berbaring tidur/miring).
2. Diet cukup protein, rendah karbonhidrat, lemak dan garam.
3. Saditiva ringan; tablet Phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2 mg
peroral selama 7 hari.
4. Roborantia.
5. Kunjungan ulang setiap 1 minggu.
6. Pemeriksaan laboratorium; hemoglobin, hematokrit, trombosit, urine
lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.
Penatalaksanaan rawat tinggal pasien preeklamsia ringan
berdasarkan kriteria:
1. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih perminggu selama 2 kali
berturut-turut (2 minggu).
2. Setelah 2 Minggu pengobatan rawat Jalan tidak menunjukkan
adanya perbaikan dari gejala-gejala preeklamsia.
3. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsia
berat
a. Bila setelah 1 minggu perawatan di atas tidak ada perbaikan
maka preeklamsia ringan dianggap sebagai preeklamsia
berat.
b. Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan
sebelum 1 minggu dan kehamilan masih preterm maka
penderita tetap dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan.
Perawatan lalu disesuaikan dengan perawatan rawat jalan
(Khumaira, 2012, hal;108-109).
Faktor Resiko
Faktor resiko terkait partner (nulipara,primigravida, kehamilan remaja,
inseminasi donor, orang tua hasil kehamilan dengan preeklamsia) :
1. Faktor resiko ibu (riwayat PE sebelumnya, usia ibu tua, jarak
kehamilan pendek, riwayat keluarga, ras kulit hitam, pasien yang
membutuhkan donor oosit, inaktivitas fisik, riwayat hipertensi
sejak ≥4.
2. Adanya penyakit penyerta lain yaitu hipertensi kronis dan
penyakit ginjal, obesitas, resistensi insulin, berat badan ibu
rendah, tubuh yang pendek (short stature), migraine, diabetes
gestasional, DM tipe 1, resisten protein C aktif, defisiensi protein
S, antibody antifosfolipid, SLE, hiperhomosisteinemia, talasemia
dan inkompatibilitas rhesus.
3. Faktor eksogen (merokok, stress, ketegangan psikis terkait
pekerjaan, makanan tidak adekuat) faktor resiko terkait
kehamilan (kehamilan kembar, infeksi salur kemih, anomaly
structural congenital, hidropsfetalis,
Komplikasi
- Awal :
1. Kejang meningkatkan kemungkinan mortalitas meningkat 10 kali
lipat.
2. Kejang meningkat kemungkinan kamatian, biasanya disebabkan
hipokisa, dan solusio plasenta.
3. Kebutuhan atau paralisi dapat terjadi karena lepasnya retina atau
perdarahan intrakranial.
4. Perdarahan post partum
5. Luka karena kejang, berupa laserasi bibir dan lidah.
- Komplikasi jangka panjang :
40% sampai 50% pasien preeklamsia berat memiliki kemungkinan
kejadian yang sama pada kehamilan berikutnya (Joseph HK, 2010; h.54)
TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN
Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan dengan urutan logis dan menguntungkan, menguraikan
perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan yang berdasarkan teori
ilmiah, penemuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis
untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dari kegiatan
yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada
klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu
masa hamil, masa persalinan, nifas bayi setelah lahir serta keluarga
berencana (PP IBI, 2006, hal; 136).
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini menggunakan manajemen
kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yaitu :
Tinjauan asuhan kebidanan menggunakan kerangka berfikir varney
yang terjadi dari 7 langkah yaitu :
1. Langkah I : pengumpulan data dasar.
2. Langkah II : Interpretasi Data
3. Langkah III : Mengidentifikasikan diagnosa atau Masalah Potensial
4. Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan ysng Memerlukan Tindakan
Segera.
5. Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
6. Langkah VI : Melaksanankan Perencanaan
7. Langkah IIV : Evaluasi
Tinjauan Asuahan Kebidanan dengan Pre-eklamsia. Pengkajian adalah
pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistemis
dan berkesinambungan (PP IBI, 2006;136).
PENGKAJIAN
Data Subjektif
A. Identitas Klien :
1. Nama ibu
2. Umur
3. Agama
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Alamat
B. Alasan Datang
C. Keluhan Utama
D. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat kesehatan keluarga
E. Riwayat obstetric ibu
1. Riwayat Menstruasi
2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
F. Riawayat kehamilan sekarang
1. ANC
G. Riwayat perkawinan
H. Riwayat KB
I. Pola kebutuhan sehari-hari
1. Nutrisi
2. Pola Eliminasi
3. Pola aktivitas
4. Pola Istirahat
5. Personal hygiene
6. Seksual
J. Psikososial, kulturan dan spiritual
1. Psikososial
2. Kultural
3. Spritual
4. Lingkungan yang berpengaruh
Data Obyektif
a. Keadaan umum
b. Tingkat kesadaran
c. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
2. Nadi
3. Suhu
4. Respirasi
5. Berat badan
6. Tinggi badan
7. LILA
8. Status present
• Kepala
• Muka
• Mata
• Mulut
• Hidung
• Telinga
• Leher
• Abdomen
• Genatalia
• Ekstremitas
• Status Obstetrikus
INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan dibuat berdasarkan
dengan analisis data yang telah dikaji dan yang telah
dibuat berdasarkan dengan masalh yang
dihadapi oleh pasien.
2. Data dasar
a. Data Subyektif
b. Data Objektif
3. Masalah
Berisi data subyektif yang mengaruh pada hal yang akan
memperburuk keadaan pasien.
DIAGNOSE POTENSIAL
Komplikasi yang mengacu pada timbulnya preeklamsia bisa
berakibat pada ibu dan bayinya:
1. Pada ibu bisa mengakibatkan :
Preeklamsia berat bisa mengacau pada gejalanya eklamsi dan
perdarahan otak ini merupakan salah satu komplikasi adanya
eklamsi dan salah atu penyebab kematian maternal.
(manuaba,2010; h. 270)
2. Pada bayi bisa membahayakan : kematian janin intrauterine
yang disebabkan hipoksia dan premature serta asfiksia (Anik
M. 2009;h.142).
Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Seger atau
Kolaborasi dan Konsultasi
Sesuai dengan diagnosa potensial tindakan segera
yang dilakukan yaitu dengan memberikan oxygenasi
untuk mencegah dan menghentikan kejang,
memperbaiki keadaan umum penderita. (Anik
&Yulianingsih, 2009; h. 150). Selain itu juga dilakukan
tindakan penatalaksanaan preeklamsia berta untuk
mencegah timbulnya gejala eklamsia diantaranya :
1. Pada Ibu :Pemberian MgSO4 dan oksigenasi.
2. Pada bayi :Persiapan Resusitasi
Perencanaan
• Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan. Biasanya ibu bersalin dan keluarga
merasa cemas menghadapi persalinan apalagi disertai dengan preeklmasi berat.
(Varney,2008.h;792,).
• Pasang dower cateter. Untuk mengukur volume urin yang keluar guna
menilai fungsi gijal dan keseimbangan pemasukan dan pengeluran cairan
tubuh (Saefudin, 2006.h; 212) dan Sarwono (2008. Normalnya produksi
urin lebih dari 500 cc/24 jam dan pada preeklmsia berat urin < 500 cc/24
jam. (Prawirohardjo, 2008;h. 545).
• Beri infus satu jalur. Dengan menggunakan dektosa 5% atau ringer laktat.
Cairan intra vena diberikan pada tahap awal untuk pwersiapan
mengantisipasi kalau kemudian penambahan cairan dibutuhkan
(Prawirohardjo, 2008; h.397).
• Beri ibu untuk mencegah kejang dengan MgSO4 10 gr atau diazepam.
Menurut Saefudin (2008; h.212) pasien dengan preeklamsia berat
diberikan MgSO4 ataupun diazepam untuk mengatasi kejaang kejang
pada preeklamsia.
Perencanaan
• Beri ibu suntikan untuk mematangkan/melunakan serviks.
Menurut Saefudin (2008;h. 214) jika serviks matang, lakukan
induksi dengan oksitosin 2-5 IU dalam 500 ml dekstrose per infus
10 tetes/menit atau dengan prostlagandin.
• Pasang O2. Ventilasi tekanan positif hanya dilakukan kalau
ada indikasi yang jelas, dan untuk mengatasi depresi henti
nafas. Prawirohardjo (2008; h. 397) dan Saifudin
(2006;H.212).
• Berikan ibu dukungan mental. Menurut Saifudin (2006;h.
112). Dukungan emosional pada ibu dan keluarga agar ibu
dan keluarga tidak cemas dan mengurangi ketakutan
dalam menghadapi persalinan.
• Anjurkan ibu untuk makan dan minum. Untuk memberi
tangan dan mencegah dehidrasi selama proses persalinan.
(Saifudin, 2006; h. 112)
Perencanaan
• Anjurkan ibu untuk tidak berbaring terlentang, menganjurkan
ibu agar miring ke kiri.
• Anjuran ibu untuk tidak mengejan sebelum waktunya.
Karena dapat menyebabkan edema serviks dan mungkin
robekan serviks (Saifudin, 2008; h.110)
• Lakukan pengawasan 10 antara lain :
1. Keadaan umum
2. tekanan darah setiap 4 jam,
3. nadi/30 menit,
4. suhu/4jam,
5. respirasi/4jam,
6. kontraksi/30 menit dalm 10 menit Djj/30 menit,
7. vasika urinaria, dan kemajuan persalinan/4 jam
8. Siapkan partus dan
9. set resusitasi.
• Siapkan hecting set
Pelaksanaan
• Memberikan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa
ibu dalam masa persalinan dengan preeklamsia berat,
sehingga harus mendapatkan penanganan lebih lanjut.
• Memasangkan DC (dower cateter) untuk mengukur
volume urin yang keluar guna menilai ginjal dan
keseimbangan pemasukan dan pengeluaran cairan tubuh
dan untuk memperlancar kemajuan persalinan.
• Memasang infus Ringer Laktat atau infus glukosa 5 %
untuk kesinambungan cairan.
• Memberi ibu injeksi MgSO4 4 gram secara IV sesuai
glukosa 5 % untuk kesinambungan cairan.
• Memberikan suntikkan epidosin secara bertahap setiap 1
jam sekali selama 3 kali secara IM, berganti-gantian
bokong kanan dan bokong kiri untuk mematangkan
serviks.
• Memasng O2 4-6 liter/menit.
• Memberikan dukungan emosional pada ibu dan keluarga
agar ibu dan keluarga tidak cemas dan mengurangi
ketakutan dalam menghadapi persalinan.
• Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang dibantu
keluarga untuk menambah tenaga ibu agar tidak dehidrasi.
• Menganjurkan ibu agar tidak miring ke kiri, diharapkan
vena kava di bagian kanan tidak tertekan oleh uterus yang
membesar sehingga aliran darah keplasenta menjadi
lancar(Mitayani, 2009;h. 21)
• Menganjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum
waktunya.
• Melakukan pengawasan
Pelaksanaan
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kelainan pada letak sungsang merupakan kondisi dimana presentasi janin
dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul,
terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di
bawah kavum uteri. (Manuaba, 2010).
Kelainan pada letak sungsang dapat dibagi dalam beberapa tipe, yaitu :
1. Frank Breech ( Presentasi bokong murni)
2. Complete Breech ( Presentasi bokong sempurna)
3. Incomplete Breech ( Presentasi bokong tidak sempurna)
4. Kemudian pertolongan pada persalinan dengan letak sungsang dapat
ditolong melalui jalan lahir (per vaginam) dan sectio caesarian (per
abdomen). Baik keduanya memiliki risikonya masing-masing apabila
diterapkan, baik risiko untuk ibu maupun janin.
Saran
Bagi Penulis
Dari hasil pengkajian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
melakukan pengkajian selanjutnya dan dapat mengkaji lebih jauh tentang
kehamilan dengan letak sungsang. Sehingga hasil pengkajian dapat
sesuai dengan yang diharapkan
Untuk Pasien.
Diharapkan Laporan ini dapat digunakan sebagai masukan dalam
hal menangani masalah kehamilan dengan letak sungsang yang ada
dalam masyarakat khususnya pada ibu hamil serta dapat menjadi
masukan bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang
baik pada ibu hamil
PEB.pptx

More Related Content

Similar to PEB.pptx

190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
Warnet Raha
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
Septian Muna Barakati
 
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
NaomiAhimsa
 
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
FatimahNur28
 
KD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptx
KD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptxKD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptx
KD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptx
HilmanFauzan4
 

Similar to PEB.pptx (20)

190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Pre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & EklampsiaPre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & Eklampsia
 
Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)
 
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
 
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
 
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
 
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence PhallusBayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
 
preeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsiapreeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsia
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
 
Karlis santi
Karlis santiKarlis santi
Karlis santi
 
Fisiografi persalinansdjfsjkdgf
Fisiografi persalinansdjfsjkdgfFisiografi persalinansdjfsjkdgf
Fisiografi persalinansdjfsjkdgf
 
Asuhan Kegawat Daruratan
Asuhan Kegawat DaruratanAsuhan Kegawat Daruratan
Asuhan Kegawat Daruratan
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
 
KD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptx
KD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptxKD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptx
KD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptx
 
KD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptx
KD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptxKD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptx
KD KEHAMILAN LANJUTAN KEL 2.pptx
 
Buku ajar
Buku ajarBuku ajar
Buku ajar
 

Recently uploaded

Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
danangandi
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
viagrajogja
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
graceduma3
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
JonathanIngram16
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
tien148950
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (17)

Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 

PEB.pptx

  • 1. PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI TA. 2022/2023 NAMA : AMALIANI NIM : 2215901002
  • 2. ASUHAN IBU BERSALIN DENGAN PEB DI PBM NURWATI Amd.Keb
  • 3. Teori Medis Persalinan persalinan adalah sebagai suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dimulai dengan kontrkasi sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diahiri dengan pelahiran plasenta yang keluar dari uterus ibu yang cukup bulan dan dapat hidup diluar kanduangan.
  • 4. Perubahan Fisiologis Persalinan Sejumlah perubahan-perubahan fisiologis yang normal akan terjadi selama persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis. Perubahan fisiologisnya antara lain : 1. Perubahan tekanan darah 2. Perubahan metabolisme 3. Perubahan suhu badan 4. Denyut jantung 5. Pernafasan 6. Kontraksi uterus 7. Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim 8. Penarikan serviks 9. Pembukaan ostium uteri internal dan ostium uteri exsternal 10. Show 11. Tonjolan kantong ketuban
  • 5. Perubahan Psikologis pada persalinan Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan- perubahan yang dimaksud adalah : ď‚— Perasaan tidak enak ď‚— Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi. ď‚— Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah persalinan akan berjalan normal. ď‚— Menganggap persalinan sebagai cobaan. ď‚— Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya, ď‚— Apakah bayinya normal atau tidak. ď‚— Apakah ibu sanggup merawat bayinya atau tidak. ď‚— Ibu merasa cemas.
  • 6. Tanda-tanda persalinan menurut (manuaba, 2010; h.173) antara lain : 1. Terjadi his persalinan a. Pinggang terasa nyeri yang menjalar kedepan b. Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatanya makin besar c. Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks d. Makin beraktivitas ( jalan) kekuatan makin bertambah 2. Pengeluaran lendir dan darah Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks antara lain : a. Menimbulkan pendataran dan pembukaan. b. Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas. c. Terdapat perdarahan karena kapilaer pembuluh darah pecah.
  • 7. 3. Pengeluaran cairan Pada beberapa kasus terjadi katuban pecah yang menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam. 4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks antara lain (manuaba, 2010; h.169) a. Perlunakan serviks b. Pendataran serviks c. Pembukaan serviks.
  • 8. Mekanisme Persalinan Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu (varney, 2007; h.765). Terdapat delapan gerakan posisi dasar yang terjadi ketika janin berada dalam presentasi verteks sevaliks. Gerakan tersebut antara lain: a. Proses persalinan Menurut (Sarwono, 2008; h.297) persalinan dibagi menjadi 4 kala yaitu : 1. Kala satu persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. 2. Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudang lengkap, dan berahir ketika janin sudah lahir. Kala dua persalinan disebut juga sebagai stadium ekspulsi janin. 3. Kala tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berahir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan disebut juga sebagai stadium pemisah dan ekspulsi plasenta. 4. Kala empat Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berahir dua jam setelah itu ( JNPK-KR 2008; h.95)
  • 9. b.Komplikasi pada persalinan - Perdarahan Perdarahan dapat ditandai mulai dari perdarahan berwujud bercak, mrembes, profur, sampai syok. - Infeksi dan sepsi Infeksi dan sepsi dapat ditandai mulai dari pengeluaran cairan pervaginam yang berbau, air ketuban hijau, demam, sampai syok. - Hipertensi dan preeklamsia/eklamsia Hipertensi dan preeklamsia/eklamsia ditandai mulai dari keluhan sakit/pusing kepala, bengkak, penglihatan kabur, kejang-kejang, sampai koma/tidak sadar. - Persalinan macet Persalinan macet lebih dikenal yaitu apabila kemajuan persalinan tidak berlangsung sesuai dengan batas waktu normal, tetapi kasus persalinan macet ini dapat terjadi ruptur uteri. (Sarwono,2008; h.392)
  • 10. Preeklamsia Preeklamsia adalah sebagai gangguan yang terjadi pada parah kehamilan dan mengalami regresi setalah pelahiran, ditandai dengan kemunculan sedikitnya dua dari tiga tanda utama, yaitu hipertensi, edema, dan proteinuria. ( bilington, h.122). Etiologi Penyebab timbulnya preeklamsia pada ibu hamil belum diketahui secara pasti. Faktor-faktor lain yang diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya preeklamsia antara lain: 1. primigravida, 2. kehamilan ganda, 3. hidramnion, 4. mola hidatidosa, 5. multigravida, 6. kehamilan ganda, 7. usia ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun ( Maryunani, 2009; hal.138)
  • 11. Faktor Predisposisi Menurut Bilington mary (2010, h.123) ada beberapa faktor resiko yang berkaitan dan perkembangan penyakit diantaranya : 1. gangguan pada pasangan atau primipaternitas. 2. Riwayat preeklamsia sebelumnya 3. Peningkatan usia ibu atau peningkatan interval antara kehamilan/remaja. 4. Riwayat keluarga (kemungkinan mencapai 25% jika ibu mengalami preeklamisa dam mencapai 40% jika saudara kandung mengalami preeklamsia. 5. Mola hidatidosa 6. Penyakit ginjal 7. Stres, keteganggan psikososial terkait pekerjaan 8. Penyakit sel sabit dan sifat sel sabit 9. Hiperpomosistenemia (didefinisikan sebagai peningkatan konsentrasi homosistein plasma.
  • 12. Patofisiologi fisiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vascular sistemik, peningkatan curah jantung. Sementara pada preeklamsia, volume plasma yang beredar akan menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Tanda dan Gejala Tanda-tanda preeklamsia biasanya timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang berlebihan, di ikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada preeklamsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif, pada preeklamsia ditemukan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diploma, penglihatan kabur, nyeri didaerah epigastrum, mual dan muntah-muntah
  • 13. Pemeriksaan Penunjan Selain anamnesa dan pemeriksaan fisik, ada juga pemeriksaan yang dilakukan antara lain : 1. Pemeriksaan darah rutin serta kimia darah: urium kreatinin, bilirubin. 2. Pemeriksaan urin: protein, reduksi, bilirubin, sedimen. 3. Kemungkinan adanya pertumbuhan janin terhambat dengan konfirmasi USG (bila tersedia). 4. Kardiotokografi untuk menilai kesejahteraan janin. (Maryunani, 2009; h.142)
  • 14. Penatalaksanaan Medis Preeklamsia Ringan Penanganan preeklamsia ringan dapat dilakukan dengan dua cara tergantung gejala yang timbul yakni: 1. Banyak istirahat (berbaring tidur/miring). 2. Diet cukup protein, rendah karbonhidrat, lemak dan garam. 3. Saditiva ringan; tablet Phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2 mg peroral selama 7 hari. 4. Roborantia. 5. Kunjungan ulang setiap 1 minggu. 6. Pemeriksaan laboratorium; hemoglobin, hematokrit, trombosit, urine lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.
  • 15. Penatalaksanaan rawat tinggal pasien preeklamsia ringan berdasarkan kriteria: 1. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih perminggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu). 2. Setelah 2 Minggu pengobatan rawat Jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala preeklamsia. 3. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsia berat a. Bila setelah 1 minggu perawatan di atas tidak ada perbaikan maka preeklamsia ringan dianggap sebagai preeklamsia berat. b. Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan perawatan rawat jalan (Khumaira, 2012, hal;108-109).
  • 16. Faktor Resiko Faktor resiko terkait partner (nulipara,primigravida, kehamilan remaja, inseminasi donor, orang tua hasil kehamilan dengan preeklamsia) : 1. Faktor resiko ibu (riwayat PE sebelumnya, usia ibu tua, jarak kehamilan pendek, riwayat keluarga, ras kulit hitam, pasien yang membutuhkan donor oosit, inaktivitas fisik, riwayat hipertensi sejak ≥4. 2. Adanya penyakit penyerta lain yaitu hipertensi kronis dan penyakit ginjal, obesitas, resistensi insulin, berat badan ibu rendah, tubuh yang pendek (short stature), migraine, diabetes gestasional, DM tipe 1, resisten protein C aktif, defisiensi protein S, antibody antifosfolipid, SLE, hiperhomosisteinemia, talasemia dan inkompatibilitas rhesus. 3. Faktor eksogen (merokok, stress, ketegangan psikis terkait pekerjaan, makanan tidak adekuat) faktor resiko terkait kehamilan (kehamilan kembar, infeksi salur kemih, anomaly structural congenital, hidropsfetalis,
  • 17. Komplikasi - Awal : 1. Kejang meningkatkan kemungkinan mortalitas meningkat 10 kali lipat. 2. Kejang meningkat kemungkinan kamatian, biasanya disebabkan hipokisa, dan solusio plasenta. 3. Kebutuhan atau paralisi dapat terjadi karena lepasnya retina atau perdarahan intrakranial. 4. Perdarahan post partum 5. Luka karena kejang, berupa laserasi bibir dan lidah. - Komplikasi jangka panjang : 40% sampai 50% pasien preeklamsia berat memiliki kemungkinan kejadian yang sama pada kehamilan berikutnya (Joseph HK, 2010; h.54)
  • 18. TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan dengan urutan logis dan menguntungkan, menguraikan perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan yang berdasarkan teori ilmiah, penemuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dari kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas bayi setelah lahir serta keluarga berencana (PP IBI, 2006, hal; 136).
  • 19. Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini menggunakan manajemen kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yaitu : Tinjauan asuhan kebidanan menggunakan kerangka berfikir varney yang terjadi dari 7 langkah yaitu : 1. Langkah I : pengumpulan data dasar. 2. Langkah II : Interpretasi Data 3. Langkah III : Mengidentifikasikan diagnosa atau Masalah Potensial 4. Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan ysng Memerlukan Tindakan Segera. 5. Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh 6. Langkah VI : Melaksanankan Perencanaan 7. Langkah IIV : Evaluasi Tinjauan Asuahan Kebidanan dengan Pre-eklamsia. Pengkajian adalah pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistemis dan berkesinambungan (PP IBI, 2006;136).
  • 20. PENGKAJIAN Data Subjektif A. Identitas Klien : 1. Nama ibu 2. Umur 3. Agama 4. Pendidikan 5. Pekerjaan 6. Alamat B. Alasan Datang C. Keluhan Utama D. Riwayat kesehatan 1. Riwayat kesehatan dahulu 2. Riwayat kesehatan sekarang 3. Riwayat kesehatan keluarga
  • 21. E. Riwayat obstetric ibu 1. Riwayat Menstruasi 2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu F. Riawayat kehamilan sekarang 1. ANC G. Riwayat perkawinan H. Riwayat KB I. Pola kebutuhan sehari-hari 1. Nutrisi 2. Pola Eliminasi 3. Pola aktivitas 4. Pola Istirahat 5. Personal hygiene 6. Seksual J. Psikososial, kulturan dan spiritual 1. Psikososial 2. Kultural 3. Spritual 4. Lingkungan yang berpengaruh
  • 22. Data Obyektif a. Keadaan umum b. Tingkat kesadaran c. Tanda-tanda vital 1. Tekanan darah 2. Nadi 3. Suhu 4. Respirasi 5. Berat badan 6. Tinggi badan 7. LILA 8. Status present • Kepala • Muka • Mata • Mulut • Hidung • Telinga • Leher • Abdomen • Genatalia • Ekstremitas • Status Obstetrikus
  • 23. INTERPRETASI DATA 1. Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan dibuat berdasarkan dengan analisis data yang telah dikaji dan yang telah dibuat berdasarkan dengan masalh yang dihadapi oleh pasien. 2. Data dasar a. Data Subyektif b. Data Objektif 3. Masalah Berisi data subyektif yang mengaruh pada hal yang akan memperburuk keadaan pasien.
  • 24. DIAGNOSE POTENSIAL Komplikasi yang mengacu pada timbulnya preeklamsia bisa berakibat pada ibu dan bayinya: 1. Pada ibu bisa mengakibatkan : Preeklamsia berat bisa mengacau pada gejalanya eklamsi dan perdarahan otak ini merupakan salah satu komplikasi adanya eklamsi dan salah atu penyebab kematian maternal. (manuaba,2010; h. 270) 2. Pada bayi bisa membahayakan : kematian janin intrauterine yang disebabkan hipoksia dan premature serta asfiksia (Anik M. 2009;h.142).
  • 25. Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Seger atau Kolaborasi dan Konsultasi Sesuai dengan diagnosa potensial tindakan segera yang dilakukan yaitu dengan memberikan oxygenasi untuk mencegah dan menghentikan kejang, memperbaiki keadaan umum penderita. (Anik &Yulianingsih, 2009; h. 150). Selain itu juga dilakukan tindakan penatalaksanaan preeklamsia berta untuk mencegah timbulnya gejala eklamsia diantaranya : 1. Pada Ibu :Pemberian MgSO4 dan oksigenasi. 2. Pada bayi :Persiapan Resusitasi
  • 26. Perencanaan • Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan. Biasanya ibu bersalin dan keluarga merasa cemas menghadapi persalinan apalagi disertai dengan preeklmasi berat. (Varney,2008.h;792,). • Pasang dower cateter. Untuk mengukur volume urin yang keluar guna menilai fungsi gijal dan keseimbangan pemasukan dan pengeluran cairan tubuh (Saefudin, 2006.h; 212) dan Sarwono (2008. Normalnya produksi urin lebih dari 500 cc/24 jam dan pada preeklmsia berat urin < 500 cc/24 jam. (Prawirohardjo, 2008;h. 545). • Beri infus satu jalur. Dengan menggunakan dektosa 5% atau ringer laktat. Cairan intra vena diberikan pada tahap awal untuk pwersiapan mengantisipasi kalau kemudian penambahan cairan dibutuhkan (Prawirohardjo, 2008; h.397). • Beri ibu untuk mencegah kejang dengan MgSO4 10 gr atau diazepam. Menurut Saefudin (2008; h.212) pasien dengan preeklamsia berat diberikan MgSO4 ataupun diazepam untuk mengatasi kejaang kejang pada preeklamsia.
  • 27. Perencanaan • Beri ibu suntikan untuk mematangkan/melunakan serviks. Menurut Saefudin (2008;h. 214) jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 2-5 IU dalam 500 ml dekstrose per infus 10 tetes/menit atau dengan prostlagandin. • Pasang O2. Ventilasi tekanan positif hanya dilakukan kalau ada indikasi yang jelas, dan untuk mengatasi depresi henti nafas. Prawirohardjo (2008; h. 397) dan Saifudin (2006;H.212). • Berikan ibu dukungan mental. Menurut Saifudin (2006;h. 112). Dukungan emosional pada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga tidak cemas dan mengurangi ketakutan dalam menghadapi persalinan. • Anjurkan ibu untuk makan dan minum. Untuk memberi tangan dan mencegah dehidrasi selama proses persalinan. (Saifudin, 2006; h. 112)
  • 28. Perencanaan • Anjurkan ibu untuk tidak berbaring terlentang, menganjurkan ibu agar miring ke kiri. • Anjuran ibu untuk tidak mengejan sebelum waktunya. Karena dapat menyebabkan edema serviks dan mungkin robekan serviks (Saifudin, 2008; h.110) • Lakukan pengawasan 10 antara lain : 1. Keadaan umum 2. tekanan darah setiap 4 jam, 3. nadi/30 menit, 4. suhu/4jam, 5. respirasi/4jam, 6. kontraksi/30 menit dalm 10 menit Djj/30 menit, 7. vasika urinaria, dan kemajuan persalinan/4 jam 8. Siapkan partus dan 9. set resusitasi. • Siapkan hecting set
  • 29. Pelaksanaan • Memberikan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam masa persalinan dengan preeklamsia berat, sehingga harus mendapatkan penanganan lebih lanjut. • Memasangkan DC (dower cateter) untuk mengukur volume urin yang keluar guna menilai ginjal dan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran cairan tubuh dan untuk memperlancar kemajuan persalinan. • Memasang infus Ringer Laktat atau infus glukosa 5 % untuk kesinambungan cairan. • Memberi ibu injeksi MgSO4 4 gram secara IV sesuai glukosa 5 % untuk kesinambungan cairan. • Memberikan suntikkan epidosin secara bertahap setiap 1 jam sekali selama 3 kali secara IM, berganti-gantian bokong kanan dan bokong kiri untuk mematangkan serviks. • Memasng O2 4-6 liter/menit.
  • 30. • Memberikan dukungan emosional pada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga tidak cemas dan mengurangi ketakutan dalam menghadapi persalinan. • Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang dibantu keluarga untuk menambah tenaga ibu agar tidak dehidrasi. • Menganjurkan ibu agar tidak miring ke kiri, diharapkan vena kava di bagian kanan tidak tertekan oleh uterus yang membesar sehingga aliran darah keplasenta menjadi lancar(Mitayani, 2009;h. 21) • Menganjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum waktunya. • Melakukan pengawasan Pelaksanaan
  • 31. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelainan pada letak sungsang merupakan kondisi dimana presentasi janin dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul, terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri. (Manuaba, 2010). Kelainan pada letak sungsang dapat dibagi dalam beberapa tipe, yaitu : 1. Frank Breech ( Presentasi bokong murni) 2. Complete Breech ( Presentasi bokong sempurna) 3. Incomplete Breech ( Presentasi bokong tidak sempurna) 4. Kemudian pertolongan pada persalinan dengan letak sungsang dapat ditolong melalui jalan lahir (per vaginam) dan sectio caesarian (per abdomen). Baik keduanya memiliki risikonya masing-masing apabila diterapkan, baik risiko untuk ibu maupun janin.
  • 32. Saran Bagi Penulis Dari hasil pengkajian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam melakukan pengkajian selanjutnya dan dapat mengkaji lebih jauh tentang kehamilan dengan letak sungsang. Sehingga hasil pengkajian dapat sesuai dengan yang diharapkan Untuk Pasien. Diharapkan Laporan ini dapat digunakan sebagai masukan dalam hal menangani masalah kehamilan dengan letak sungsang yang ada dalam masyarakat khususnya pada ibu hamil serta dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang baik pada ibu hamil