Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanyohanes meor
Cairan elektrolit : zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non elektrolit
Non elektrolit : zat terlarut tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik
Ex: protein, urea, glukosa,
Elektrolit : garam larut air menjadi satu atau lebih partikel bermuatan (ion/elektrolit)
Ex: Na+, K+, Ca+, Mg2+
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanyohanes meor
Cairan elektrolit : zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non elektrolit
Non elektrolit : zat terlarut tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik
Ex: protein, urea, glukosa,
Elektrolit : garam larut air menjadi satu atau lebih partikel bermuatan (ion/elektrolit)
Ex: Na+, K+, Ca+, Mg2+
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
2. Kelompok 1
1. Arya Fabiano Kriswidanarta (242022010005)
2. Ririn Khoiriyah (242022010006)
3. Shania Anggraini (242022010008)
4. Fabio Raynaldo T. A. (242022010011)
5. Dini Lismawati (242022010012)
6. Sheryl Nisrina A. P. (242022010013)
7. Fariza Ainur Ramadhin (242022010020)
8. Amelia Rachel Istianti (242022010021)
9. Dita Ayu Setyaningrum (242022010030)
10. Santina Apriliani (242022010069)
11. Ozzy Putri Oktavian (242022010070)
3. Perubahan Keseimbangan Cairan & Elektrolit
Keseimbangan cairan normal
● Keseimbangan air mengacu pada ekuilibrium yang dipertahankan antara masukan (in- take)
dan haluaran (output) air yang berasal dari cairan yang diminum, air dalam makanan, dan air
hasil oksidasi bahan makanan.
● Air itu dipakai dalam proses metabolik tubuh dan diperlukan untuk mengangkut produk
limbah untuk diekskresi melalui urine, kulit, paru, dan tinja.
● Komposisi cairan tubuh diatur ginjal dan paru, yang mendapat masukan dari jantung dan
kelenjar-kelenjar tubuh.
● Hormon, khususnya aldosteron dan ADH, berfungsi mengatur komposisi plasma dan
cairan tubuh lainnya.
● Jumlah urine minimal adalah 300-500 ml per 24 jam. Air juga dikeluarkan melalui paru, kulit,
dan tinja. Ini disebut "insensible water loss"
4. Pengaturan Keseimbangan Cairan
Terjadi pertama kali bila osmolalitas
plasma mencapai kira-kira 295
mOsm/kg. Bila osmolalitas meningkat,
sel mengkerut dan sensasi rasa haus
dialami sebagai akibat dehidrasi.
Dibentuk di hipotalamus. Stimuli utama
untuk sekresinya adalah peningkatan
osmolalitas dan penurunan cairan
ekstrasel
Disekresi kelenjar adrenal,
bekerja pada tubulus ginjal
untuk meningkatkan absorpsi
natrium.
Rasa Haus
Hormon
Antidiuretik (ADH) Aldosteron
Berfungsi dalam respons radang, dalam pengendalian tekanan
darah, dalam kontraksi uterus, dan motilitas gastrointestinal.
Dalam ginjal, prostaglandin mengatur sirkulasi ginjal, resorpsi
natrium, dan efek ginjal pada ADH.
Meningkatkan resorpsi natrium dan air,
sehingga volume darah naik dan terjadi
retensi natrium, perubahan dalam kadar
glukokortikoid menyebabkan perubahan
keseimbangan volume darah.
Prostaglandin Glukokortikoid
5. Gangguan Keseimbangan Cairan
● Gangguan volume air bisa berupa kekurangan air (dehidrasi) atau kelebihan air. Dehidrasi
dapat disertai kurangnya natrium (dehidrasi hipotonik) atau kelebihan natrium (dehidrasi
hipertonik).
● Air tubuh lebih banyak hilang bila suhu badan meningkat, diare, muntah-muntah, dan
kehilangan air melalui ginjal, kulit, paru dan saluran cerna. Kelebihan air terjadi pada retensi
natrium, atau sekresi ADH yang berlebihan atau banyak minum.
6. EDEMA
Edema berarti perluasan/pengumpulan volume cairan interstisial.
Edema biasanya dikatakan sebagai akumulasi kelebihan cairan dalam
kulit. Namun cairan ini dapat "pindah" ke tempat lain, seperti menjadi
asites, efusi pleural, efusi perikardial, dan edema paru
8. Keseimbangan dan Perubahan Keseimbangan
Cairan
NATRIUM
● Hiponatremia : Kekurangan natrium serum diakibatkan oleh kehilangan aktual natrium cairan
tubuh
● Hipernatremia : Disebabkan kerusakan sensasi haus, disfagia, diaforesis berat, diare, poliuria
karena diabetes insipidus, kehilangan air berlebihan dari paru-paru, dan pemberian larutan
hipertonik berlebihan
KALIUM
● Hipokalemia : Kekurangan kalium serum disebabkan kekurangan masukan, penggunaan
diuretik pembuang kalium, prosedur bedah gastrointestinal mayor dengan pengisapan
nasogastrik dan penggantian yang tidak tepat, sekresi gastrointestinal berlebihan,
hiperaldosteronisme, malnutrisi, dan trauma atau luka bakar.
9. Keseimbangan dan Perubahan Keseimbangan
Cairan
● Hiperkalemia : Kelebihan kalium biasanya akibat dari disfungsi ginjal sementara atau
permanen. Kelebihan ini juga dapat terjadi sementara (dengan fungsi ginjal normal) setelah
trauma jaringan mayor atau setelah transfusi cepat darah
FOSFAT
● Hipofosfatemia : Terjadi melalui tiga mekanisme : penurunan absorpsi usus, peningkatan
ekskresi urine, dan peningkatan ambilan pada tulang. Gejala yang umum meliputi anoreksia,
pusing, parestesi, kelemahan otot, dan gejala neurologis samar.
● Hiperfosfatemia : Terjadi dalam gagal ginjal atau bila kadar hormon paratiroid menurun,
dapat terlihat pada kelebihan masukan oral atau penyalahgunaan laksatif pengandung fosfat.
10. Keseimbangan dan Perubahan Keseimbangan
Cairan
KLORIDA
● Hipokloremia : Diakibatkan kehilangan sekresi gastrointestinal, seperti karena muntah, diare
berat, dan pengisapan nasogastrik.
● Hiperkloremia : Sering dihubungkan dengan hipernatremia, khususnya pada dehidrasi dan
masalah ginjal. Hiperkloremia dapat menimbulkan kelemahan, letargi.
MAGNESIUM
● Hipomagnesemia : Penyebab paling umum terlalu banyak minum alkohol. Penyebab lain
adalah malnutrisi, diabetes melitus, gagal hati, dan absorpsi usus buruk.
11. Gangguan Asam-Basa
● Asidosis Respiratori
Disebabkan oleh kegagalan sistem pernapasan untuk membuang karbondioksida dari cairan
tubuh secepat ia diproduksi dalam jaringan. Kerusakan pernapasan menimbulkan peningkatan
PCO, arteri di atas 45 mm Hg, dengan penurunan pada nilai pH sampai 7,35 atau kurang.
● Alkalosis Respiratori
Alkalosis respiratori disebabkan oleh kehilangan karbon dioksida dari paru-paru pada kecepatan
yang lebih cepat daripada produksinya di dalam jaringan. Hal ini menimbul- kan penurunan PCO₂
arteri di bawah 35 mm Hg, dengan pH lebih besar dari 7,45.
● Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik diakibatkan karena kehilangan basa. pH darah arteri di bawah 7,35, dan
bikarbonat plasma biasanya menurun di bawah angka normal.
● Alkalosis Respiratori
Alkalosis metabolik diakibatkan dari kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan
tubuh. Ini didefinisikan sebagai gangguan yang mengakibatkan peningkat- an primer, bukan
sekunder HCO, plasma. Bikarbonat plasma meningkat sampai di atas 26 mEq/L, dan pH darah
arteri meningkat di atas 7,45.
12. Perubahan Keseimbangan Asam-Basa
Peningkatan konsentrasi H+ di atas normal atau penurunan
pada HCO, di bawah normal, mengakibatkan penurunan pH
cairan tubuh sampai 7,35. Asidemia adalah kondisi keasamaan
darah dengan nilai pH darah kurang dari 7,35
Penurunan konsentrasi H+ cairan tubuh atau kelebihan
HCO3, sehingga meningkatkan pH cairan tubuh
sampai di atas 7,45. Alkalemia didefinisikan sebagai
kondisi alkalin darah yang ditandai dengan pH arteri
lebih besar dari 7,45
Asidosis Alkalosis
Evaluasi klinis terhadap status asam-basa individu mencakup penentukan pH darah arteri, PCO₂, dan HCO3.