Cairan obat dalam adalah sediaan obat tradisional berupa larutan atau suspensi yang diambil dari bahan alam. Sediaan ini harus memenuhi standar keseragaman volum, jumlah mikroba dan kadar zat berbahaya seperti aflatoksin. Pengawet dan pewarna yang digunakan juga harus sesuai dengan peraturan. [/ringkasan]
Pil harus memenuhi standar keseragaman bobot, kadar air maksimal 10%, waktu hancur maksimal 60 menit, angka lempeng dan kapang/khamir maksimal 10, bebas mikroba patogen, aflatoksin maksimal 30 bpj, pengawet maksimal 0,1%, dan disimpan dalam wadah tertutup di tempat kering.
3. Materi Pengaruh Interaksi Obat & Makanan pada Bayi & Anak-Anak (Jumat, 11 ...DickiBakhtiarPurkon1
Presentasi ini membahas tentang pengaruh interaksi obat dan makanan terhadap bayi dan anak-anak. Topik utama presentasi ini adalah administrasi obat, absorpsi obat, produk kesehatan alami dan interaksinya dengan obat, serta manajemen pencegahan interaksi obat dan makanan. Presentasi ini menekankan pentingnya identifikasi dan pencegahan interaksi obat-nutrisi untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan pada bayi dan anak-anak.
Cairan obat dalam adalah sediaan obat tradisional berupa larutan atau suspensi yang diambil dari bahan alam. Sediaan ini harus memenuhi standar keseragaman volum, jumlah mikroba dan kadar zat berbahaya seperti aflatoksin. Pengawet dan pewarna yang digunakan juga harus sesuai dengan peraturan. [/ringkasan]
Pil harus memenuhi standar keseragaman bobot, kadar air maksimal 10%, waktu hancur maksimal 60 menit, angka lempeng dan kapang/khamir maksimal 10, bebas mikroba patogen, aflatoksin maksimal 30 bpj, pengawet maksimal 0,1%, dan disimpan dalam wadah tertutup di tempat kering.
3. Materi Pengaruh Interaksi Obat & Makanan pada Bayi & Anak-Anak (Jumat, 11 ...DickiBakhtiarPurkon1
Presentasi ini membahas tentang pengaruh interaksi obat dan makanan terhadap bayi dan anak-anak. Topik utama presentasi ini adalah administrasi obat, absorpsi obat, produk kesehatan alami dan interaksinya dengan obat, serta manajemen pencegahan interaksi obat dan makanan. Presentasi ini menekankan pentingnya identifikasi dan pencegahan interaksi obat-nutrisi untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan pada bayi dan anak-anak.
Praktek belajar lapangan di Apotek Seven Farmasi membahas proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pencatatan dan pelaporan obat. Juga membahas pelayanan farmasi klinik meliputi pegkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat, komunikasi informasi dan edukasi, pemantauan terapi obat serta monitoring efek samping obat. Terdapat 3 kasus yang mendiskusikan rekomendasi obat berdasarkan kelu
Dokumen tersebut membahas terapi komplementer yang merupakan pengobatan nonkonvensional untuk meningkatkan kesehatan melalui pendidikan yang terstruktur dengan keamanan dan efektivitas tinggi berdasarkan ilmu pengetahuan, serta kriteria obat herbal dan beberapa contoh tanaman obat tradisional beserta khasiat dan keamanannya.
Malnutrisi didefinisikan sebagai kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi atau nutrisi seseorang. Kondisi yang termasuk dalam kelompok gizi kurang adalah kondisi stunting atau tinggi badan pendek menurut umur, wasting atau berat badan rendah menurut tinggi badan, serta underweight atau berat badan rendah menurut usia. Sementara itu, yang termasuk ke dalam kelompok gizi lebih adalah overweight dan obesitas. Ada juga malnutrisi yang terkait dengan mikronutrien, seperti defisiensi atau kelebihan mikronutrien. Penyebab malnutrisi secara umum adalah ketidakseimbangan antara asupan dengan kebutuhan nutrisi tubuh. Di negara maju, malnutrisi biasanya disebabkan oleh pola diet yang buruk, penyakit kronis, gangguan pencernaan, gangguan mental, hingga alkoholisme. Sementara itu, di negara berkembang, seringkali asupan makan yang kurang merupakan penyebab utama malnutrisi. Angka kemiskinan yang tinggi, serta rendahnya kesadaran dan pengetahuan mengenai diet yang seimbang merupakan faktor penting dalam terjadinya malnutrisi di negara berkembang.
Pada kasus malnutrisi akut berat, lakukan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya komplikasi medis dan keadaan nafsu makan pasien. Pasien yang memiliki nafsu makan dan tingkat kesadaran baik dapat dirawat jalan. Pasien yang memiliki komplikasi medis, edema berat, atau nafsu makan yang buruk akan memerlukan rawat inap. Penatalaksanaan malnutrisi yang paling penting adalah modifikasi diet dan pemberian suplemen. Tujuan terapi pada malnutrisi adalah agar pasien dapat memiliki tingkat kesehatan optimal, mencegah perburukan status gizi dan metabolik, serta untuk memastikan asupan yang memadai. Pasien yang memiliki nafsu makan dan tingkat kesadaran baik dapat dirawat jalan. Pasien yang memiliki komplikasi medis, edema berat, atau nafsu makan yang buruk akan memerlukan rawat inap.
Buku ini memberikan petunjuk praktis asuhan mandiri untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta mencegah stunting melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) dan akupresur yang mudah dilakukan sendiri.
Perawat harus memperhatikan prinsip enam benar dalam pemberian obat, yakni pasien, obat, dosis, cara, waktu, dan dokumentasi. Perawat juga perlu mengetahui kebijakan rumah sakit, riwayat alergi pasien, dan efek samping obat sebelum memberikannya. Komunikasi yang efektif diperlukan antara perawat dan pasien dalam proses pemberian obat.
Praktek belajar lapangan di Apotek Seven Farmasi membahas proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pencatatan dan pelaporan obat. Juga membahas pelayanan farmasi klinik meliputi pegkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat, komunikasi informasi dan edukasi, pemantauan terapi obat serta monitoring efek samping obat. Terdapat 3 kasus yang mendiskusikan rekomendasi obat berdasarkan kelu
Dokumen tersebut membahas terapi komplementer yang merupakan pengobatan nonkonvensional untuk meningkatkan kesehatan melalui pendidikan yang terstruktur dengan keamanan dan efektivitas tinggi berdasarkan ilmu pengetahuan, serta kriteria obat herbal dan beberapa contoh tanaman obat tradisional beserta khasiat dan keamanannya.
Malnutrisi didefinisikan sebagai kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi atau nutrisi seseorang. Kondisi yang termasuk dalam kelompok gizi kurang adalah kondisi stunting atau tinggi badan pendek menurut umur, wasting atau berat badan rendah menurut tinggi badan, serta underweight atau berat badan rendah menurut usia. Sementara itu, yang termasuk ke dalam kelompok gizi lebih adalah overweight dan obesitas. Ada juga malnutrisi yang terkait dengan mikronutrien, seperti defisiensi atau kelebihan mikronutrien. Penyebab malnutrisi secara umum adalah ketidakseimbangan antara asupan dengan kebutuhan nutrisi tubuh. Di negara maju, malnutrisi biasanya disebabkan oleh pola diet yang buruk, penyakit kronis, gangguan pencernaan, gangguan mental, hingga alkoholisme. Sementara itu, di negara berkembang, seringkali asupan makan yang kurang merupakan penyebab utama malnutrisi. Angka kemiskinan yang tinggi, serta rendahnya kesadaran dan pengetahuan mengenai diet yang seimbang merupakan faktor penting dalam terjadinya malnutrisi di negara berkembang.
Pada kasus malnutrisi akut berat, lakukan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya komplikasi medis dan keadaan nafsu makan pasien. Pasien yang memiliki nafsu makan dan tingkat kesadaran baik dapat dirawat jalan. Pasien yang memiliki komplikasi medis, edema berat, atau nafsu makan yang buruk akan memerlukan rawat inap. Penatalaksanaan malnutrisi yang paling penting adalah modifikasi diet dan pemberian suplemen. Tujuan terapi pada malnutrisi adalah agar pasien dapat memiliki tingkat kesehatan optimal, mencegah perburukan status gizi dan metabolik, serta untuk memastikan asupan yang memadai. Pasien yang memiliki nafsu makan dan tingkat kesadaran baik dapat dirawat jalan. Pasien yang memiliki komplikasi medis, edema berat, atau nafsu makan yang buruk akan memerlukan rawat inap.
Buku ini memberikan petunjuk praktis asuhan mandiri untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta mencegah stunting melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) dan akupresur yang mudah dilakukan sendiri.
Perawat harus memperhatikan prinsip enam benar dalam pemberian obat, yakni pasien, obat, dosis, cara, waktu, dan dokumentasi. Perawat juga perlu mengetahui kebijakan rumah sakit, riwayat alergi pasien, dan efek samping obat sebelum memberikannya. Komunikasi yang efektif diperlukan antara perawat dan pasien dalam proses pemberian obat.
2. • Pastiles adalah sediaan padat obat tradisional berupa lempengan
pipih umumnya berbentuk segi empat; bahan bakunya berupa
campuran serbuk simplisia, sediaan galenik, atau campuran keduanya.
3. Kadar air. Tidak lebih dari 10 %
• Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera pada Farmakope
Indonesia atau Materia Medika Indonesia.
4. Angka lempeng total.
• Tidak lebih dari 10 untuk rajangan yang penggunaannya dengan cara
pendidihan; tidak lebih dari 10 untuk rajangan yang penggunaannya
dengan cara penyeduhan.
• Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera pada Metode Analisis
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
5. Angka kapang dan khamir.
• Tidak lebih dari 10
• Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera pada Metode Analisis
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
6. Mikroba patogen.
• Negatif.
• Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera pada Metode Analisis
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen
Kesehatan Republik Indonesi
7. Aflatoksin.
• Tidak lebih dari 30 bagian per juta (bpj)
• Penetapan di lakukan menurut cara yang tertera pada Metode
Analisis Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
8. Wadah dan penyimpanan
• Dalam wadah tertutup baik; disimpan pada suhu kamar, ditempat
kering dan terlindung dari sinar matahari