Undang-undang ini mengatur tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menetapkan berbagai tindakan korupsi sebagai tindak pidana dan ancaman hukuman berupa pidana penjara dan denda. Undang-undang ini juga mengatur mengenai pidana tambahan seperti perampasan harta dan penutupan perusahaan.
Undang-undang ini mengatur tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menetapkan berbagai tindakan korupsi sebagai tindak pidana dan ancaman hukuman berupa pidana penjara dan denda. Undang-undang ini juga mengatur mengenai pidana tambahan seperti perampasan harta dan penutupan perusahaan.
Undang-undang ini mengatur tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menetapkan berbagai tindakan korupsi sebagai tindak pidana dan ancaman hukuman berupa pidana penjara dan denda. Undang-undang ini juga mengatur mengenai pidana tambahan seperti perampasan harta dan penutupan perusahaan.
Dokumen tersebut membahas kerangka hukum dan potensi tindak pidana yang dapat terjadi selama proses pemilihan umum tahun 2024, termasuk sanksi pidananya. Dokumen ini juga menjelaskan bentuk kerjasama antara lembaga terkait untuk menangani tindak pidana pemilu secara bersama-sama."
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsiaanpalisury
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengatur tentang
tindak pidana korupsi dan sanksi pidananya. Undang-undang ini menambah dan memperberat sanksi pidana
untuk tindak pidana korupsi dibandingkan undang-undang sebelumnya serta memperluas cakupan tindak
pidana korupsi. Undang-undang ini juga mengatur tentang pidana tambahan berupa rampasan harta dan
penutupan usaha
Dokumen tersebut membahas proses pengawasan pencocokan dan penelitian data pemilih yang akan dilakukan oleh panitia pengawas desa/kelurahan, termasuk tahapan-tahapannya, kerawanan yang mungkin terjadi, dan rencana kerja tindak lanjut.
Dokumen tersebut membahas larangan dan sanksi pidana terkait pembalakan liar menurut Undang-Undang Kehutanan dan Lingkungan Hidup. UU Kehutanan melarang perbuatan yang merusak hutan dan menetapkan sanksi berupa pidana penjara dan denda, sementara UU Lingkungan Hidup melarang tindakan yang mencemari lingkungan dan mengatur sanksi serupa. Dokumen juga menyinggung tantangan penegakan hukum lingkungan akibat faktor polit
1. Terdapat 34 poin yang perlu dibahas dalam rapat panja berdasarkan hasil timus/timsin. Beberapa diantaranya adalah usulan perubahan pasal dalam undang-undang terkait tata ruang, lingkungan hidup, dan kehutanan.
2. Termasuk diantaranya adalah usulan penambahan ayat baru pada Pasal 34A Undang-Undang Tata Ruang terkait pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang.
3. Juga usulan pen
1. Terdapat 34 poin yang perlu dibahas dalam rapat panitia. Beberapa diantaranya adalah usulan perubahan pasal dalam undang-undang terkait tata ruang, lingkungan hidup, dan kehutanan.
2. Diusulkan penambahan pasal baru terkait rekomendasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang. Juga disetujui usulan rumusan pasal terkait penunjukan lembaga untuk uji kelayakan lingkungan hidup.
UU No 20 tahun 2001 ttg Pemberantasan TipikorMas Kris
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, termasuk merumuskan kembali pasal-pasal 5 sampai 12 dengan langsung menyebutkan unsur-unsur pidana tanpa mengacu pada KUHP.
Uu 2001 nomor 20 perubahan atas undang undang nomor 31 tahun 1999 tentang pem...Mystic333
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Perubahan mencakup merumuskan kembali unsur-unsur pidana korupsi tanpa mengacu pasal KUHP dan menambah 3 pasal baru.
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dan penjelasan pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, antara lain mengubah rumus pasal-pasal terkait tindak pidana korupsi dengan tidak lagi mengacu pasal KUHP tetapi langsung menyebutkan unsur-unsur tindak pidana, serta menambah jenis tindak pidana korupsi. Perubahan ini dimaksudkan untuk lebih men
Undang-undang ini mengatur tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menetapkan berbagai tindak pidana korupsi dan ancaman hukuman berupa pidana penjara dan denda. Undang-undang ini juga mengatur mengenai pidana tambahan seperti perampasan barang hasil korupsi.
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Perubahan tersebut meliputi pengubahan rumusan pasal-pasal terkait sanksi pidana korupsi dengan tidak lagi mengacu pasal KUHP tetapi menyebutkan unsur-unsur pidananya secara eksplisit, serta penambahan ketentuan baru.
Undang-undang ini mengatur tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menetapkan berbagai tindakan korupsi sebagai tindak pidana dan ancaman hukuman berupa pidana penjara dan denda. Undang-undang ini juga mengatur mengenai pidana tambahan seperti perampasan harta dan penutupan perusahaan.
Dokumen tersebut membahas kerangka hukum dan potensi tindak pidana yang dapat terjadi selama proses pemilihan umum tahun 2024, termasuk sanksi pidananya. Dokumen ini juga menjelaskan bentuk kerjasama antara lembaga terkait untuk menangani tindak pidana pemilu secara bersama-sama."
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsiaanpalisury
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengatur tentang
tindak pidana korupsi dan sanksi pidananya. Undang-undang ini menambah dan memperberat sanksi pidana
untuk tindak pidana korupsi dibandingkan undang-undang sebelumnya serta memperluas cakupan tindak
pidana korupsi. Undang-undang ini juga mengatur tentang pidana tambahan berupa rampasan harta dan
penutupan usaha
Dokumen tersebut membahas proses pengawasan pencocokan dan penelitian data pemilih yang akan dilakukan oleh panitia pengawas desa/kelurahan, termasuk tahapan-tahapannya, kerawanan yang mungkin terjadi, dan rencana kerja tindak lanjut.
Dokumen tersebut membahas larangan dan sanksi pidana terkait pembalakan liar menurut Undang-Undang Kehutanan dan Lingkungan Hidup. UU Kehutanan melarang perbuatan yang merusak hutan dan menetapkan sanksi berupa pidana penjara dan denda, sementara UU Lingkungan Hidup melarang tindakan yang mencemari lingkungan dan mengatur sanksi serupa. Dokumen juga menyinggung tantangan penegakan hukum lingkungan akibat faktor polit
1. Terdapat 34 poin yang perlu dibahas dalam rapat panja berdasarkan hasil timus/timsin. Beberapa diantaranya adalah usulan perubahan pasal dalam undang-undang terkait tata ruang, lingkungan hidup, dan kehutanan.
2. Termasuk diantaranya adalah usulan penambahan ayat baru pada Pasal 34A Undang-Undang Tata Ruang terkait pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang.
3. Juga usulan pen
1. Terdapat 34 poin yang perlu dibahas dalam rapat panitia. Beberapa diantaranya adalah usulan perubahan pasal dalam undang-undang terkait tata ruang, lingkungan hidup, dan kehutanan.
2. Diusulkan penambahan pasal baru terkait rekomendasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang. Juga disetujui usulan rumusan pasal terkait penunjukan lembaga untuk uji kelayakan lingkungan hidup.
UU No 20 tahun 2001 ttg Pemberantasan TipikorMas Kris
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, termasuk merumuskan kembali pasal-pasal 5 sampai 12 dengan langsung menyebutkan unsur-unsur pidana tanpa mengacu pada KUHP.
Uu 2001 nomor 20 perubahan atas undang undang nomor 31 tahun 1999 tentang pem...Mystic333
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Perubahan mencakup merumuskan kembali unsur-unsur pidana korupsi tanpa mengacu pasal KUHP dan menambah 3 pasal baru.
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dan penjelasan pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, antara lain mengubah rumus pasal-pasal terkait tindak pidana korupsi dengan tidak lagi mengacu pasal KUHP tetapi langsung menyebutkan unsur-unsur tindak pidana, serta menambah jenis tindak pidana korupsi. Perubahan ini dimaksudkan untuk lebih men
Undang-undang ini mengatur tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menetapkan berbagai tindak pidana korupsi dan ancaman hukuman berupa pidana penjara dan denda. Undang-undang ini juga mengatur mengenai pidana tambahan seperti perampasan barang hasil korupsi.
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Perubahan tersebut meliputi pengubahan rumusan pasal-pasal terkait sanksi pidana korupsi dengan tidak lagi mengacu pasal KUHP tetapi menyebutkan unsur-unsur pidananya secara eksplisit, serta penambahan ketentuan baru.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. PASAL TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM
UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM
PASAL PELAKU
PELANGGARAN
BENTUK PELANGGARAN SANKSI PIDANA KETERANGAN
Pasal 488 Setiap Orang dengan sengaja memberikan
keterangan Yang tidak benar
mengenai diri sendiri atau diri
orang lain tentang suatu hal yang
diperlukan untuk pengisian dafar
Pemilih
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
Tahun dan denda paling banyak
Rp 12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah).
1. Pantarlih
2. Warga Negara Yang Memberikan
Data Yang Tidak Benar Mengenai
Dirinya Maupun Orang Lain
3. WNI Yang Memenuhi Syarat
Maupun Tidak
4. Timses
5. Petugas RT/RW
Pasal 489 PPS Dengan sengaja tidak
mengumumkan dan/ atau
memperbaiki daftar pemilih
sementara sementara mendapat
masukan dari masyarakat dan/
atau peserta pemilu sebagaimana
dimaksud dalam pasal 206, pasal
207 dan 213
Dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 bulan dan denda
paling banyak Rp 6.000.000,00
(enam juta rupiah).
JELAS
Pasal 490 Kepala Desa Dengan sengaja membuat
keputusan dan/ atau melakukan
tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu
peserta pemilu dalam masa
kampanye
Dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 tahun dan denda
paling banyak Rp 12.000.000,00
(dua belas juta rupiah).
JELAS
2. Pasal 491 Setiap Orang mengacaukan, menghalangi,
atau mengganggu jalannya
kampanye Pemilu
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp 12.000.000,00 (dua belas
juta. rupiah)
Pengertian Pengacau, Menghalangi
Dan Menganggu Berpedoman Pada
KUHP
Pasal 492 Setiap Orang dengan sengaja melakukan
Kampanye Pemilu di luar jadwal
yang telah ditetapkan oleh KPU,
KPU Provinsi, Dan KPU
Kabupaten/Kota untuk setiap
Peserta Pemilu
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
Diluar jadwal kampanye
maksudnya diluar 3 hari setelah
penetapan calon oleh KPU sampe
3 hari sebelumnya pencoblosan
Pasal 493 Setiap pelaksana
dan/atau tim
Kampanye Pemilu
melanggar larangan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 280 Ayat (2)
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama I (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp 12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah).
Setiap pelaksana dan/atau tim
Kampanye Pemilu dalam kegiatan
kampanye dilarang mengikutsertakan
orang-orang tertentu sebagimana
dimaksud dalam Pasal 280 Ayat (2)
Pasal 494 Setiap aparatur sipil
negara, anggota
Tentara Nasional
Indonesia dan
Kepolisian Negara
Republik Indonesia,
kepala desa,
perangkat desa, dan/
atau anggota badan
permusyawaratan
desa
melanggar larangan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 280 ayat (3)
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
Dilarang untuk ikut serta sebagai
pelaksana dan tim kampanye pemilu
3. Pasal 495
Ayat 1
Pelaksana kampanye
dan/atau peserta
Kampanye Pemilu
Dengan sengaja mengakibatkan
terganggunya pelaksanaan
kampenye pemilu di tingkat
Kelurahan/Desa
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
Pasal 495
Ayat 2
Pelaksana kampanye
dan/atau peserta
Kampanye Pemilu
Yang karena kelalaiannya
mengakibatkan terganggunya
pelaksanaan kampenye pemilu
di tingkat Kelurahan/Desa
Dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 6 bulan
dan denda paling banyak Rp
6.000.000,00 (enam juta rupiah
JELAS
Pasal 496 Peserta Pemilu Dengan sengaja memberikan
keterangan tidak benar dalam
laporan dana kampanye pemilu
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 334 ayat (1), ayat (2) dan/
atau ayat (3) serta Pasal 335 ayat
(1), ayat (2), dan/ atau ayat (3)
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
Pasal 497 Setiap Orang Dengan sengaja memberikan
keterangan tidak benar dalam
laporan dana kampanye
Dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 tahun dan denda
paling banyak Rp12.000.000,00
(dua belas juta rupiah)
JELAS
Pasal 498 Majikan/atasan Tidak memberikan kesempatan
kepada seorang
pekerja/karyawan untuk
memberikan suaranya pada hari
pemungutan suara, kecuali
dengan alasan bahwa pekerjaan
tersebut tidak bisa ditinggalkan
Dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 tahun
dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
4. Pasal 499 KPPS Dengan sengaja tidak
memberikan surat suara
pengganti hanya 1 kali kepada
pemilih yang menerima surat
suara yang rusak dan tidak
mencatat surat suara yang rusak
dalam berita acara sebagaimana
dimaksud dalam pasal 335 ayat
(2) dan Pasal 363 ayat (2)
Dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 tahun
dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
Pasal 500 Setiap orang membantu Pemilih yang dengan
sengaja memberitahukan pilihan
Pemilih kepada orang lain
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 364 Ayat (2)
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
Membantu pemilih disabilitas dalam
menggunakan hak pilihnya wajib
merahasiakan pilihan pemilih
Pasal 501 KPPS Dengan sengaja tidak
melaksanakan keputusan KPU
Kabupaten/Kota untuk
pemungutan suara ulang di TPS
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
Pasal 502 Ketua dan Anggota
KPPS
Dengan sengaja tidak
melaksanakan ketetapan KPU
Kabupaten/Kota untuk
pemungutan suara ulang di TPS
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan
denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
5. Pasal 503 KPPS/KPPSLN Dengan sengaja tidak membuat
dan menandatangani berita acara
kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 354 ayat (3) dan
pasal 362 ayat (3) dan/ atau tidak
mendatangani berita acara
pemungutan suara dan
penghitungan suara serta
sertifikat hasil perhitungan suara
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 389 ayat (3)
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
Pasal 504 Setiap orang karena kelalaiannya
menyebabkan rusak atau
hilangnya berita acara
pemungutan dan penghitungan
suara dan/atau sertifikat hasil
penghitungan suara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 389 ayat
(4)
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
Pasal 505 Anggota KPU, KPU
Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota,
PPK dan PPS
Karena kelalaiannya
mengakibatkan hilang atau
berubahnya berita acara
rekapitulasi hasil perhitungan
perolehan suara dan/atau
sertifikat rekapitulasi hasil
perhitungan perolehan suara
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
6. Pasal 506 KPPS/KPPSLN Dengan sengaja tidak
memberikan salinan (1)
eksemplar berita acara
pemungutan dan penghitungan
suara, serta sertifikat hasil
perhitungan suara kepada saksi
peserta pemil, Pengawas
TPS/Panwaslu LN, PPS/PPSLN,
dan PPK melalui PPS
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 390 ayat (2) dan ayat (3)
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
Pasal 507
Ayat (1)
Panwaslu
Kelurahan/Desa
Tidak mengawasi penyerahan
kotak suara tersegel dari PPS
kepada PPK dan tidak
melaporkan kepada Panwaslu
Kecamatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 390 ayat
(6)
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
Pasal 507
Ayat (2)
Panwaslu
Kecamatan
Tidak mengawasi penyerahan
kotak suara tersegel dari PPK
kepada KPU Kabupaten/Kota
dan tidak melaporkan kepada
Bawaslu Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 390 ayat (7)
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
Pasal 508 PPS Tidak mengumumkan salinan
sertifikat hasil perhitungan suara
dari seluruh TPS diwilayah
kerjanya sebagaimana dimaksud
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
JELAS
7. dalam pasal 391 rupiah)
Pasal 509 Setiap orang Yang mengumumkan hasil
survei atau jajak pendapat
tentang pemilu dalam masa
tenang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 449 ayat (2)
dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)
JELAS
Pasal 510 Setiap orang Dengan sengaja menyebabkan
orang lain kehilangan hak
pilihnya
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24. 000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah).
1. Bahwa pembuktian kehilangan hak
pilih itu setelah hari pencoblosan
2. Bahwa setelah diingatkan pada
saat sebelum pencoblosan bahwa
ada seseorang yang belum
terdaftar harus didaftarkan namun
tetap pada saat pencoblosan orang
tersebut belum juga terdaftar
3. Bahwa apabila formulir c6 tidak
dibagikan kepada pemilih oleh
petugas, sehingga si pemilih
kehilangan hak pilihnya
4. Apabila petugas KPPS tidak
mengijinkan seseorang memilih
walau telah menggunakan KTP
dan/identitas kependudukan
lainnya.
8. Pasal 511 Setiap orang dengan kekerasan, dengan
ancaman kekerasan, atau dengan
menggunakan kekuasaan yang
ada padanya pada saat
pendaftaran Pemilih
menghalangi seseorang untuk
terdaftar sebagai Pemilih dalam
Pemilu menurut Undang-
Undang ini
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp 36. 000.000,00 (tiga Puluh
enam juta rupiah).
JELAS
Pasal 512 Anggota KPU, KPU
Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota,
PPK , PPS dan
PPSLN
Tidak menindaklanjuti temuan
bawaslu, bawaslu provinsi,
bawaslu kabupaten/kota,
panwaslu kecamatan, panwaslu
kelurahan/desa dan/atau
Panwaslu LN dalam melakukan
pemutakhiran data pemilih,
penyusunan dan pengumuman
daftar pemilih sementara,
perbaikan dan pengumuman
daftar pemilih sementara hasil
perbaikan, penetapan dan
pengumuman daftar pemilih
tetap, pengumuman daftar
pemilih tambahan, daftar
pemilih khusus, dan/atau
rekapitulasi daftar pemilih tetap
yang merugikan WNI yang
memiliki hak pilih sebagaimana
dimaksud dalam pasal 220 ayat
(2)
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24. 000.000,00 (dua Puluh
empat juta rupiah).
JELAS
9. Pasal 513 Anggota KPU
Kabupaten/Kota
Yang sengaja tidak memberikan
salinan daftar pemilih tetap
kepada partai politik peserta
pemilu sebagaimana dimaksud
dalam pasal 208 ayat (5)
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24. 000.000,00 (dua Puluh
empat juta rupiah).
JELAS
Pasal 514 Ketua KPU Dengan sengaja menetapkan
jumlah surat suara yang dicetak
melebihi jumlah yang ditentukan
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 344 ayat (2), ayat (3) dan
ayat (4)
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 240. 000.000,00 (dua ratus
empat Puluh juta rupiah).
JELAS
Pasal 515 Setiap orang dengan sengaja pada saat
pemungutan suara menjanjikan
atau memberikan uang atau
materi lainnya kepada Pemilih
supaya tidak menggunakan hak
pilihnya atau memilih Peserta
Pemilu tertentu atau
menggunakan hak pilihnya
dengan cara tertentu sehingga
surat suaranya tidak sah
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp
36.000.000,00 (tiga puluh enam
juta rupiah).
JELAS
Pasal 516 Setiap orang dengan sengaja pada waktu
pemungutan suara memberikan
suaranya lebih dari satu kali di
satu TPS/TPSLN atau lebih,
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 18 (delapan belas)
bulan dan denda paling banyak
Rp18.000.000,00 (delapan belas
JELAS
10. juta rupiah).
Pasal 517 Setiap orang dengan sengaja menggagalkan
pemungutan suara
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak
Rp 60.000.000,00 (enam puluh
juta rupiah).
JELAS
Pasal 518 Anggota KPU, KPU
Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota,
Tidak menindaklanjuti temuan
bawaslu, bawaslu provinsi,
dan/atau bawaslu kabupaten/kota
dalam pelaksanaan verifikasi
faktual partai politik calon
peserta pemilu sebagaimana
dimaksud dalam pasal 180 ayat
(3) dan/atau pelaksanaan
verifikasi kelengkapan
administrasi bakal calon
anggota DPR, DPD DPDRD
Provinsi, DPRD
Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud dalam pasal 251 ayat
(3) dan pasal 261 ayat (3)
dan/atau pelaksanaan verifikasi
kelengkapan administrasi bakal
calon presiden dan wakil
presiden
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp 36. 000.000,00 (tiga Puluh
enam juta rupiah).
JELAS
11. Pasal 519 Setiap orang dengan sengaja melakukan
perbuatan curang untuk
menyesatkan seseorang, dengan
memaksa, dengan menjanjikan
atau dengan memberikan uang
atau materi lainnya untuk
memperoleh dukungan bagi
pencalonan anggota DPD dalam
Pemilu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 183
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp 36. 000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah)
Pemenuhan Syarat Dukungan Calon
Perseorangan, Mencakup KTP Dan
Daftar Dukungan
Pasal 520 Setiap orang Yang dengan sengaja membuat
surat atau dokumen palsu
dengan maksud untuk memakai
atau menyuruh orang memakai,
atau setiap orang yang dengan
sengaja memakai surat atau
dokumen palsu untuk menjadi
bakal calon anggota DPR, DPD,
DPRD Kabupaten / Kota, untuk
menjadi passangan calon
Presiden dan wakil presiden
sebagaimana di maksud dalam
pasal 254 dan pasal 260
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling banyak
Rp 72. 000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah)
JELAS
Pasal 521 pelaksana, peserta,
dan/atau tim
Kampanye Pemilu
dengan sengaja melanggar
Larangan pelaksanaan
Kampanye Pemilu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 280 Ayat
(1) huruf a, huruf b, huruf c,
huruf d, huruf e, huruf f, huruf
g, huruf h, huruf i, atau huruf j
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24. 000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
JELAS
12. Pasal 522 Setiap ketua / wakil
ketua / ketua muda /
hakim agung / hakim
konstitusi, hakim
pada semua badan
peradilan, Ketua /
wakil ketua dan /
atau anggota badan
pemeriksa keuangan,
Gubernur, Deputi
Gubernur senior, dan
/ atau ddeputi
Gubernut Bank
Indonesia serta
direksi, komisaris,
dewan pengawas,
dan / atau karyawan
Badan Usaha milik
negara / Badan
Usaha Milik daerah
melanggar larangan
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 280 ayat 3
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24. 000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
JELAS
Pasal 523
Ayat 1
Setiap pelaksana,
peserta, dan/atau tim
Kampanye Pemilu
dengan sengaja menjanjikan atau
memberikan uang atau materi
lainnya sebagai imbalan kepada
peserta Kampanye Pemilu secara
langsung ataupun tidak langsung
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 280 Ayat (1) huruf j
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24. 000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah).
JELAS
Pasal 523
Ayat 2
Setiap pelaksana,
peserta, dan/atau tim
Kampanye Pemilu
dengan sengaja pada Masa
Tenang menjanjikan atau
memberikan imbalan uang atau
materi lainnya kepada Pemilih
secara langsung ataupun tidak
langsung sebagaimana dimaksud
di pidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan
denda paling banyak Rp
48.000.000,00 (empat puluh
delapan juta rupiah)
JELAS
13. dalam Pasal 278 ayat (2)
Pasal 523
Ayat 3
Setiap orang dengan sengaja pada hari
pemungutan suara menjanjikan
atau memberikan uang atau
materi lainnya kepada Pemilih
untuk tidak menggunakan hak
pilihnya atau memilih Peserta
Pemilu tertentu
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah).
JELAS
Pasal 524
ayat 1
Anggota KPU, KPU
Provinsi, KPU
Kabupaten/kota,
Sekretariat Jendral
KPU, Pegawai
Sekretariat Jendral
KPU, Sekretaris
KPU
Kabupaten/Kota,
Pegawai Sekretariat
Jendral KPU
Kabupaten/Kota
Dengan sengaja melakukan
tindak pidana Pemilu dalam
Pelaksanaan Kampanye Pemilu
dipidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling
banyak Rp. 24.000.000,00 (dua
puluh empat juta rupiah)
JELAS
Pasal 524
ayat 2
Anggota KPU, KPU
Provinsi, KPU
Kabupaten/kota,
Sekretariat Jendral
KPU, Pegawai
Sekretariat Jendral
KPU, Sekretaris
KPU Provinsi,
Pegawai Sekretariat
KPU Provinsi
Sekretaris KPU
Yang terbukti karena
kelalaiannya melakukan tindak
pidana Pemilu dalam
Pelaksanaan Kampanye Pemilu
dipidana penjara paling lama 1
(satu) tahun 6 (enam) bulan dan
denda paling banyak
Rp. 18.000.000,00 (delapan
belas juta rupiah)
JELAS
14. Kabupaten/Kota,
Pegawai Sekretariat
KPU
Kabupaten/Kota
Pasal 525
ayat 1
Setiap orang,
kelompok,
perusahaan, Badan
usaha non
pemerintah
Yang memberikan dana
kampanye pemilu melebihi
batass yang di tentukan
sebagaimana yang di maksud
dalam pasal 327 ayat 1 dan pasal
331 ayat 1
Di pidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
JELAS
Pasal 525
ayat 2
Setiap peserta
pemilu
Yang menggunakan kelebihan
sumbangan tidak melaporkan
kelebihan sumbangan kepada
KPU, dan/atau tidak
menyerahkan kelebihan
sumbangan kepada kas Negara
paling lambat 14 (empat belas)
hari setelah masa kampanye
pemilu berakhir
Dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
JELAS
Pasal 526
ayat 1
Setiap orang,
kelompok,
perusahaan, Badan
usaha non
pemerintah
Yang memberikan dana
kampanye pemilu melebihi batas
yang di tentukan sebagaimana
yang di maksud dalam pasal 333
ayat 1
Di pidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
JELAS
Pasal 526
ayat 2
Setiap peserta
pemilu
Yang menggunakan kelebihan
sumbangan tidak melaporkan
kelebihan sumbangan kepada
KPU, dan/atau tidak
menyerahkan kelebihan
sumbangan kepada kas Negara
paling lambat 14 (empat belas)
Dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
JELAS
15. hari setelah masa kampanye
pemilu berakhir sebagaimana di
maksud dalam pasal 333 ayat 2
Pasal 527 Peserta pemilu Yang terbukti menerima
sumbangan dana kampanye
pemilu sebagaimana di maksud
dalam pasal 339 ayat 1
Dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp. 36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah).
JELAS
Pasal 528
ayat 1
Peserta pemilu Yang menerima sumbangan
sebagaimana di maksud dalam
pasal 339 ayat 2 dan tidak
melaporkan kepada KPU
dan/atau tidak menyetorkan ke
kas Negara
Dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan
denda paling banyak 3 (tiga) kali
jumlah sumbangan yang di
terima
JELAS
Pasal 528
ayat 2
Pelaksana dan tim
kampanye
Yang menggunakan dana dari
sumbangan yang di larang
dan/atau tidak melaporkan
dan/atau tidak menyetorkan ke
kas Negara sesuai batas waktu
yang di tentukan sebagaimana di
maksud dalam pasal 339 ayat 2
Dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak 3 (tiga) kali
dari jumlah sumbangan yang di
terima
JELAS
Pasal 529 Setiap perusahaan
pencetak surat suara
Yang dengan sengaja mencetak
surat suara melebihi jumlah yang
di tetapkan oleh KPU untuk
kepentingan tertentu
sebagaimana di maksud dalam
pasal 345 ayat 1
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak Rp
5.000. 000.000,00 (lima miliar
rupiah)
JELAS
Pasal 530 Setiap perusahaan
pencetak surat suara
Yang tidak menjaga kerahasiaan,
keamanan, dan keutuhan surat
suara sebagaimana di maksud
dalam pasal 345 ayat 2
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 5.000. 000.000,00 (lima
miliar rupiah)
JELAS
16. Pasal 531 Setiap orang dengan sengaja menggunakan
kekerasan, dan/atau
menghalangi seseorang yang
akan melakukan haknya untuk
memilih, melakukan kegiatan
yang menimbulkan gangguan
ketertiban dan ketenteraman
pelaksanaan pemungutan suara,
atau menggagalkan pemungutan
suara
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24. 000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
JELAS
Pasal 532 Setiap orang dengan sengaja melakukan
perbuatan yang menyebabkan
suara seorang Pemilih menjadi
tidak bernilai atau menyebabkan
Peserta Pemilu tertentu
mendapat tambahan suara atau
perolehan suara Peserta Pemilu
menjadi berkurang
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan
denda paling banyak
Rp 48.000.000,00 (empat puluh
delapan juta rupiah).
JELAS
Pasal 533 Setiap orang dengan sengaja pada saat
pemungutan suara mengaku
dirinya sebagai orang lain
dan/atau memberikan suaranya
lebih dari 1 (satu) kali di 1 (satu)
TPS atau lebih
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun 6
(enam) bulan dan denda paling
banyak Rp 18.000.000,00
(delapan belas juta rupiah)
JELAS
Pasal 534 Setiap orang dengan sengaja merusak atau
menghilangkan hasil
pemungutan suara yang sudah
disegel
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp36.000.000,00 (tiga Puluh
enam juta rupiah)
JELAS
17. Pasal 536 Setiap orang yang dengan sengaja merusak,
mengganggu, atau mendistorsi
system informasi penghitungan
suara hasil pemilu
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp36.000.000,00 (tiga Puluh
enam juta rupiah)
JELAS
Pasal 537 Anggota KPPS /
KPPSLN
Yang tidak menjaga,
mengamankan keutuhan kotak
suara, dan menyerahkan kotak
suara tersegel yang berisi surat
suara, berita acara pemungutan
suara, dan sertifikat hasil
penghitungan sara kepada PPS
atau kepada PPLN bagi
KPPSLN pada hari yang sama
sebagaimana di maksud dalam
pasal 390 ayat 4 dan ayat 5
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun 6
(enam) bulan dan denda paling
banyak Rp 18.000.000,00
(delapan belas juta rupiah)
JELAS
Pasal 538 PPS Yang tidak menyerahkan kotak
suara tersegel, berita acara
rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara, dan sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara peserta pemilu
di tingkat PPS sebagaimana di
maksud dalam pasal 393 kepada
PPK
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
JELAS
Pasal 539 PPK Yang tidak menyerahkan kotak
suara tersegel, berita acara
rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara, dan sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara peserta pemilu
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
JELAS
18. di tingkat PPK sebagaimana di
maksud dalam pasal 396 kepada
KPU Kabupaten / Kota
Pasal 540
ayat 1
Pelaksana kegiatan
penghitungan cepat
Yang melakukan penghitungan
cepat yang tidak
memberitahukan bahwa
perakiraan hasil penghitungan
cepat bukan merupakan hasil
resmi pemilu sebagaimana di
maksud dalam pasal 449 ayat 4
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun 6
(enam) bulan dan denda paling
banyak Rp 18.000.000,00
(delapan belas juta rupiah)
JELAS
Pasal 540
ayat 2
Pelaksana kegiatan
penghitungan cepat
Yang mengumumkan prakiraan
hasil penghitungan cepat
sebelum 2 (dua) jam setelah
selesainya pemungutan suara di
wilayah Indonesia bagian barat
sebagaimana di maksud dalam
pasal 449 ayat 5
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun 6
(enam) bulan dan denda paling
banyak Rp 18.000.000,00
(delapan belas juta rupiah)
JELAS
Pasal 541 Anggota KPU, KPU
Provinsi, dan / atau
KPU Kabupaten /
Kota
Yang tidak melaksanakan
keputusan pengadilan terhadap
kasus tindak pidana pemilu
sebagaimana di maksud dalam
pasal 484 ayat 2 yang telah
memperoleh kekuatan hokum
tetap,
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
JELAS
Pasal 542 KPU Yang tidak menetapkan
perolehan hasil pemilu secara
nasional sebagaimana di maksud
dalam pasal 411 ayat 3
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp
60.000.000,00 (enam puluh juta
rupiah)
JELAS
19. Pasal 543 Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu
Kabupaten / Kota,
Panwaslu
Kecamatan, dan /
atau panwaslu
Kelurahan / Desa /
Panwaslu LN /
Pengawas TPS
Yang dengan sengaja tidak
menindak lanjuti temuan atau
laporan pelanggaran pemilu
yang di lakukan oleh anggota
KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten / Kota, PPK, PPS /
PPLN, dan / atau KPPS /
KPPSLN dalam setiap tahapan
penyelenggaraan pemilu
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
JELAS
Pasal 544 Setiap orang Yang dengan sengaja melakukan
perbuatan melawan hokum
memalsukan data dan daftar
pemilu,
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling banyak
Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah)
JELAS
Pasal 545 KPU, KPU Provinsi,
KPU Kabupaten /
Kota, PPK, PPS, dan
/ atau PPLN
Yang dengan sengaja menambah
atau mengurangi daftar pemilu
dalam pemilu setelah di
tetapkannya daftar pemilih tetap
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp 36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah)
JELAS
Pasal 546 KPU, KPU Provinsi,
KPU Kabupaten /
Kota, PPK, PPS, dan
/ atau PPLN
Yang dengan sengaja membuat
keputusan dan / atau melakukan
tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu
peserta pemilu dalam masa
kampanye,
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp 36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah)
JELAS
Pasal 547 Pejabat negara Yang dengan sengaja membuat
keputusan dan / atau melakukan
tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu
peserta pemilu dalam masa
kampanye,
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp 36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah)
JELAS
20. Pasal 548 Setiap orang Yang menggunakan anggaran
pemerintah, pemerintah daerah,
Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik daerah
(BUMD), Pemerintah Desa atau
sebutan lain, dan Badan Usaha
Milik Desa untuk di
sumbangkan atau di berikan
kepada pelaksana kampanye
sebagaimana di maksud dalam
pasal 339 ayat 4
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak
Rp 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah)
JELAS
Pasal 549 KPU Kabupaten /
Kota
Tidak menetapkan pemungutan
suara ulang di TPS sebagaimana
di maksud dalam pasal 373 ayat
3 sementara persyaratan dalam
undang-undang ini telah
terpenuhi, anggota KPU
Kabupaten / Kota
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
JELAS
Pasal 550 Pelaksana atau
peserta kampanye
Yang terbukti dengan sengaja
atau lalai yang mengakibatkan
terganggunya tahapan
penyelenggaraan pemilu,
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
JELAS
Pasl 551 Anggota KPU, KPU
Provinsi, KPU
Kabupaten / Kota,
PPK, dan / atau PPS
Yang karena kesengajaannya
mengakibatkan hilang atau
berubahnya berita acara
rekapitulasi hasil perhitungan
perolehan suara dan / atau
sertifikat rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak
Rp 24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
JELAS
Pasal 552
ayat 1
Calon Presiden atau
wakil Presiden
Yang dengan sengaja
mengundurkan diri setelah
penetapan calon presiden dan
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak
JELAS
21. wakil presiden sampai dengan
pelaksanaan pemungutan suara
putaran pertama
Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah)
Pasal 552
ayat 2
Pimpinan Partai
Politik atau
Gabungan Pimpinan
Partai Politik
Yang dengan sengaja menarik
calonnya dan / atau pasangan
calon yang telah di tetapkan oleh
KPU sampai dengan
pelaksanaan pemungutan suara
putaran pertama
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak
Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah)
JELAS
Pasal 553
ayat 1
Calon Presiden atau
wakil Presiden
Yang dengan sengaja
mengundurkan diri setelah
pemungutan suara putaran
pertama sampai dengan
pelaksanaan pemungutan suara
putaran kedua
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling banyak
Rp 100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah)
JELAS
Pasal 553
ayat 2
Pimpinan partai
politik atau
gabungan pimpinan
partai politik
Yang dengan sengaja menarik
calonnya dan / atau pasangan
calon yang telah di tetapkan oleh
KPU sampai dengan
pemungutan suara putaran kedua
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling banyak
Rp 100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah)
JELAS
Pasal 554 Penyelenggara
pemilu
Yang melakukan tindak pidana
pemilu sebagaimana di maksud
dalam pasal 488 , pasal 491,
pasal 492, pasal 500, pasal 504,
pasal 509, pasal 510, pasal 511,
pasal 518, pasal 520, pasal 523,
pasal 525 ayat 1 (satu), pasal
526 ayat 1 (satu), pasal 531,
pasal 532, pasal 533, pasal 534,
pasal 535, dan pasal 536
pidana bagi yang bersangkutan
di tambah 1/3 dari ketentuan
pidana yang di tetapkan dalam
undang-undang ini
JELAS