SlideShare a Scribd company logo
OPERASI UMUM
Salah satu Operasi umum  Distilasi
Memisahkan petroleum menjadi fraksi dg selang titik didih tertentu
Rentang titik didih :
C1 – C5  refinery gas
C5 – 150o
C  naphta
150o
C – 250o
C  Kerosene
250o
C – 350o
C  Gas Oil
diatas 350o
C  Residue
Fraksi diatas blm bisa dipasarkan, perlu proses lain
Proses pemisahan fraksi dan pengolahan lanjutan  dilakukan dalam
unit proses primary dan secondary. Dan dilanjutkan dengan treating
Proses Pengolahan dpt dikategorikan :
1. Primary proses, distilasi (atmosferik dan vakum), absorpsi,
adsorpsi,
ekstraksi dan kristalisasi.
2. Secondary process; proses konversi yg meliputi
* dekomposis molekul; thermal dan catalytic cracking,
hydrocracking
* kombinasi molekul (polimerisasi , alkilasi)
* perubahan struktur molekul, thermal, catalytic reforming,
isomerisasi
3. Treating; meliputi acid/caustic wash, amine absorption,
hydrotreating ,
PROSES-PROSES PEMISAHAN
 Proses Pemisahan merupakan tulang punggung teknologi pengilangan
 Digunakan untuk memperoleh produk pertama (virgin product)
 Dapat digunakan untuk mendaur ulang produk sekunder yang dihasilkan
dalam proses-proses konversi termal dan katalis.
 guna untuk memisahkan m.mentah secara penyulingan berdasarkan
perbedaan titik didihnya pada tekanan atmosfir
 Batasan operasi distilasi minyak mentah adh temperatur.
 Temperatur operasi 329 – 360 o
C, temperatur maksimum tergantung
kestabilan m. mentah
 temperatur yang tinggi dapat mengakibatkan ; degradasi stok yg berharga
dan pipa – pipa tanur akan mengalami pengkokasan dg cepat.
 produk distilasi atmosferik :
gas, Straight Run Naphtha, Kerosen, LGO, HGO, ADO, residue
1. Distilasi atmosferik
Diskripsi Proses :
Crude oil dipompa ke alat penukar panas
lalu masuk ke menara fraksinasi. Dalam
menara ini terjadi pemisahan dari fraksi-
fraksi minyak bumi berdasarkan
perbedaan titik didih. Fraksi yang lebih
ringan akan naik dan fraksi yang lebih
berat akan turun. Hasil puncak menara
adalah gas dan naphta , sebagian gas
ada yang dikondensasikan menghasilkan
light naphta. Heavy naphta dan kerosen
merupakan hasil samping yg scr graviti
masuk dalam kolom stripper dan
disimpan. Gas oil dan parafin distillate
scr gravity masuk ke kolom stripper,
fraksi ringan yg masih terikut akan
distripping dg bantuan superheated
steam. Produk dasar : residu selanjutnya
diproses dlm distilasi vakum
Distilasi atmosferik
Kilang Pertamina UP II Dumai “Kilang Putri Tujuh”.
• CDU (Crude Distilling Unit) : minyak mentah jenis Sumatera Light Crude (SLC) 85 %
dan Duri 15 %, kapasitas 100.000 barrel/hari.
• Unit ini disebut Topping Unit berfungsi untuk memisahkan minyak mentah menjadi
fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih, dengan proses distilasi atmosferik
pada temperatur 330 oC.
• Produk :
1. Offgas, yang digunakan sebagai fuel gas atau dibuang ke flare
2. Naphtha, yang diambil sebagai produk atau diolah lebih lanjut dalam Naphtha Rerun
Unit (NRU)
3. Kerosene, sebagai finishing product yang langsung dialirkan ke tangki penyimpanan
4. Light Gas Oil (LGO), yang diambil sebagai komponen bleanding ADO (Automotive
Diesel Oil)
5. Heavy Gas Oil (HGO), yang diambil sebagai komponen bleanding ADO (Automotive
Diesel Oil)
6. Long Residue, yang sebagian besar dialirkan sebagai umpan unit distilasi vakum (HVU)
dan sebagian kecil sebagai Low Sulphur Waxy Residue (LSWR) yang digunakan juga
dalam fuel oil .Bottom Product berupa 55 % volume Low,Sulphur Wax residu (LSWR)
diekspor ke Jepang, Amerika Serikat.
Peralatan Utama : Crude Distillation Tower (CDU/ T-1), atmospheric
sidestream stripper (T-2) terdiri dari T-2A (kerosin), T-2B (LGO) dan T-2C
(HGO)
Peralatan Pendukung : Fraksionasi akumulator (D-1), KO drum (D-2, D-5 &
D-3), heater (H-1 & H-2)
Aliran proses
Feed dari tangki crude dipompakan ke kolom fraksionasi T-1. Sebelum
masuk kolom, crude dipanaskan di E1 sampai E7 (preheater), dan kemudian
dipanaskan juga di dalam H-1 (heater jenis Box Furnace). Di dalam kolom
distilasi, crude terpisah berdasarkan rentang titik didih. Produk atas (top
product) didinginkan dengan menggunakan kondenser (E-8 A,B,C, dan D).
Produk terkondensasi sebagian dan diambil sebagai produk naftha. Produk
yang tidak terkondensasi, setelah mengalami beberapa proses, dikeluarkan
sebagai fuel gas dan gas flare. Produk aliran samping (side stream) pertama
adalah kerosin. Kerosin yang diambil dari dari T-1 masuk ke dalam kolom
stripper, kemudian sebagian kembali ke T-1 sebagai refluks dan sebagian
lagi diambil sebagai produk. Demikian pula dengan side stream II yaitu
LGO dan side stream III yaitu HGO. Sebagian dari LGO dan HGO diambil
sebagai produk dan sebagian lagi dikembalikan ke kolom stripper masing-
masing sebagai refluks ke T-1. Produk bawah (bottom product) berupa long
residue (LSWR) sebanyak 56% yang diumpankan ke dalam unit vakum.
2. Distilasi Vakum
 Bahan yg di olah long residu
 Residu dari dist. Atm masih
mengadung fraksi-fraksi spt,
m.pelumas aspal dan umpan utk
perengkahan katalitis
 Dgn T tinggi long residu akan
mengalami perengkahan, maka
distilasi yang dilakukan harus dgn tek
vakum shg bisa menurunkan T. didih
 Tekanan vakum sekitar 30 -80 mm
Hg absolut.
Salah contoh produk dis. Vakum di
UP III : LVGO (350-382o
C),
MVGO (382 – 442o
C),
HVGO ( 442 - 538o
C),
Residu vakum ( 538 -)
 pemisahan stok m.pelumas dg
vakum tinggi
High VacuumDistillation Unit (HVU) pd Up Dumai
 Kapasitas : 92,6 MBSDatau 614 m3/jam.
Umpan : LSWRdari CDU
 Unit ini berfungsi untuk memisahkan umpan LSWR dari CDU berdasarkan
perbedaan titikdidih.
 Prinsip operasi unit HVU adalah distilasi pada keadaan vakum, karena penurunan
tekanan mengakibatkan penurunan titik didih hingga proses pemisahan dapat
dilakukan tanpa terjadi thermal cracking.
 Kondisi vakum diperoleh dengan menarik produk gas di bagian atas kolom
menggunakan tiga buah steamjet ejectoryang tersusun seri.
 Proses pemisahan berlangsung pada kondisi operasi dengan tekanan 18-22 mmHg
dan temperaturoperasi 400 oC.
 Produk:
 Gas, akan dipakai sebagai fuel gas (untukkonsumsi sendiri).
 Light cokergas oil (LVGO), digunakan sbg komponen blending.
 Heavycokergas oil (HVGO), digunakan sbg umpan hydrocrackerunibonShort
 residue, digunakan sebagai umpan DelayedCokingUnit (DCU).
Peralatan utama :
vacuum to we r (V-1)
Peralatan pendukung :
fe e d surg e drum (V-3 & V-4), de salte r (V-5A & V-5B), vacuum he ate r (H-1A & H-1B),
co nde nsate re ce ive r (V-2), KO drum (V-11), ste am dise ng ang ing drum (V-8, V-9 dan
V-10)
Aliran proses :
Umpan dari CDU ditampung di : fe e d surg e drum (V-3), lalu diolah di V-5A dan V-5B
untuk penghilangan garam (de salting ). Sebelum masuk ke vacuum to we r (V-1),
umpan dipanaskan di H-1A & H-1B. Produk atas didinginkan dan dipisahkan dari air
dan gas di V-2. Produk samping berupa LVGO dan HVGO, sedangkan produk bawah
adalah sho rt re sidue sebagai umpan untuk DCU (De laye d Co o king Unit).
3. Ekstraksi
 Prinsip operasi ekstraksi dengan pelarut, mrpkan proses yang tertua dalam
kilang
 untuk meningkatkan kualitas kerosen, dan berkembang menjadi peningkatan
kualitas m . Pelumas
 Penerapan yang mutakhir untuk peningkatan stok umpan perengkahan katalitis
dan
pemisahan aromatik ringan dari gasolin
 Pengolahan M.Pelumas dg cara ekstraksi
 Propane Deasphalting
 Furfural extraction
 Sulfolane
Bebarapa proses ekstraksi di Kilang Minyak Bumi :

More Related Content

What's hot

Pembangkit listrik tenaga uap
Pembangkit listrik tenaga uapPembangkit listrik tenaga uap
Pembangkit listrik tenaga uap
Muhammad Irham
 
Pltu
PltuPltu
Bagian boiler
Bagian boilerBagian boiler
Bagian boiler
Anggara P
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engine
Ahmad Faozi
 
Boiler untuk pltu
Boiler untuk pltuBoiler untuk pltu
Boiler untuk pltu
marmin B
 
Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,
Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,
Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,Spirit Walker #25
 
Propane deasphalting unit
Propane deasphalting unitPropane deasphalting unit
Propane deasphalting unit
dinasamei
 
Motor bakar
Motor bakarMotor bakar
Motor bakarhandi
 
turbin gas
turbin gasturbin gas
turbin gas
Ibnu Hamdun
 
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdkPpt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdkdewi inne kumalasari
 
Catalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesCatalitik reforming proses
Catalitik reforming proses
Feraliza Widanti
 
DCU Thermal Cracking
DCU Thermal CrackingDCU Thermal Cracking
DCU Thermal Cracking
Dwi Rahmawati
 
TURBIN GAS
TURBIN GASTURBIN GAS
TURBIN GAS
oki nugraha
 
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 

What's hot (19)

Pembangkit listrik tenaga uap
Pembangkit listrik tenaga uapPembangkit listrik tenaga uap
Pembangkit listrik tenaga uap
 
Pltu
PltuPltu
Pltu
 
Pp siap d presentasi
Pp siap d presentasiPp siap d presentasi
Pp siap d presentasi
 
Bagian boiler
Bagian boilerBagian boiler
Bagian boiler
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engine
 
Boiler untuk pltu
Boiler untuk pltuBoiler untuk pltu
Boiler untuk pltu
 
Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,
Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,
Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,
 
Propane deasphalting unit
Propane deasphalting unitPropane deasphalting unit
Propane deasphalting unit
 
Motor bakar
Motor bakarMotor bakar
Motor bakar
 
turbin gas
turbin gasturbin gas
turbin gas
 
Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pg
 
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdkPpt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdk
 
Catalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesCatalitik reforming proses
Catalitik reforming proses
 
Alkilasi
AlkilasiAlkilasi
Alkilasi
 
DCU Thermal Cracking
DCU Thermal CrackingDCU Thermal Cracking
DCU Thermal Cracking
 
Cara kerja PLTU
Cara kerja PLTUCara kerja PLTU
Cara kerja PLTU
 
TURBIN GAS
TURBIN GASTURBIN GAS
TURBIN GAS
 
Alkilasi
AlkilasiAlkilasi
Alkilasi
 
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
 

Similar to Operasi umum di minyak bumi

Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresikTugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresikHartika Rafih Wondah
 
Teknologi minyak bumi
Teknologi minyak bumiTeknologi minyak bumi
Teknologi minyak bumi
Evelyta Kusumawardhani
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cycle
rezon arif
 
Proses produksi pengolahan minyak bumi
Proses produksi pengolahan minyak bumiProses produksi pengolahan minyak bumi
Proses produksi pengolahan minyak bumi
Rio Vernando
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
Nia Sasria
 
petrochemical
petrochemicalpetrochemical
petrochemical
ebenezerskl
 
Dry Process Kiln .pptx
Dry Process Kiln .pptxDry Process Kiln .pptx
Dry Process Kiln .pptx
Vrgawan12
 
Sumber minyak bumi
Sumber minyak bumiSumber minyak bumi
Sumber minyak bumi
Khamall Angell
 
Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gasRock Sandy
 
BIOMASSA ENERGI.pptx
BIOMASSA ENERGI.pptxBIOMASSA ENERGI.pptx
BIOMASSA ENERGI.pptx
IndarSetyaPrihastama
 
TURBIN GAS
TURBIN GASTURBIN GAS
TURBIN GAS
oki nugraha
 
Rcc di ru vi pertamina balongan
Rcc di ru vi pertamina balonganRcc di ru vi pertamina balongan
Rcc di ru vi pertamina balongan
Diponegoro University
 
GAMBAR OIL.pdf
GAMBAR OIL.pdfGAMBAR OIL.pdf
GAMBAR OIL.pdf
AdriAnto70
 
MINYAK BUMI kelas XI SMA - AMBAR CHOIRUNISA
MINYAK BUMI kelas XI SMA - AMBAR CHOIRUNISAMINYAK BUMI kelas XI SMA - AMBAR CHOIRUNISA
MINYAK BUMI kelas XI SMA - AMBAR CHOIRUNISA
Ambar Choirunisa
 
Minyak Bumi dan Gas Alam
Minyak Bumi dan Gas AlamMinyak Bumi dan Gas Alam
Minyak Bumi dan Gas Alam
Haibara Kawaii
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
Erfi Indriastuti
 
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
Annisa Tiara
 
Turbine gas
Turbine gasTurbine gas
Turbine gasmaulanho
 

Similar to Operasi umum di minyak bumi (20)

Teknologi minyak nabati "Cracking"
Teknologi minyak nabati "Cracking"Teknologi minyak nabati "Cracking"
Teknologi minyak nabati "Cracking"
 
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresikTugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
 
Teknologi minyak bumi
Teknologi minyak bumiTeknologi minyak bumi
Teknologi minyak bumi
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cycle
 
Proses produksi pengolahan minyak bumi
Proses produksi pengolahan minyak bumiProses produksi pengolahan minyak bumi
Proses produksi pengolahan minyak bumi
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
petrochemical
petrochemicalpetrochemical
petrochemical
 
Dry Process Kiln .pptx
Dry Process Kiln .pptxDry Process Kiln .pptx
Dry Process Kiln .pptx
 
Sumber minyak bumi
Sumber minyak bumiSumber minyak bumi
Sumber minyak bumi
 
Tugas kimia minyak bumi 2
Tugas kimia minyak bumi 2Tugas kimia minyak bumi 2
Tugas kimia minyak bumi 2
 
Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gas
 
BIOMASSA ENERGI.pptx
BIOMASSA ENERGI.pptxBIOMASSA ENERGI.pptx
BIOMASSA ENERGI.pptx
 
TURBIN GAS
TURBIN GASTURBIN GAS
TURBIN GAS
 
Rcc di ru vi pertamina balongan
Rcc di ru vi pertamina balonganRcc di ru vi pertamina balongan
Rcc di ru vi pertamina balongan
 
GAMBAR OIL.pdf
GAMBAR OIL.pdfGAMBAR OIL.pdf
GAMBAR OIL.pdf
 
MINYAK BUMI kelas XI SMA - AMBAR CHOIRUNISA
MINYAK BUMI kelas XI SMA - AMBAR CHOIRUNISAMINYAK BUMI kelas XI SMA - AMBAR CHOIRUNISA
MINYAK BUMI kelas XI SMA - AMBAR CHOIRUNISA
 
Minyak Bumi dan Gas Alam
Minyak Bumi dan Gas AlamMinyak Bumi dan Gas Alam
Minyak Bumi dan Gas Alam
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
 
Turbine gas
Turbine gasTurbine gas
Turbine gas
 

Operasi umum di minyak bumi

  • 1. OPERASI UMUM Salah satu Operasi umum  Distilasi Memisahkan petroleum menjadi fraksi dg selang titik didih tertentu Rentang titik didih : C1 – C5  refinery gas C5 – 150o C  naphta 150o C – 250o C  Kerosene 250o C – 350o C  Gas Oil diatas 350o C  Residue Fraksi diatas blm bisa dipasarkan, perlu proses lain Proses pemisahan fraksi dan pengolahan lanjutan  dilakukan dalam unit proses primary dan secondary. Dan dilanjutkan dengan treating Proses Pengolahan dpt dikategorikan : 1. Primary proses, distilasi (atmosferik dan vakum), absorpsi, adsorpsi, ekstraksi dan kristalisasi. 2. Secondary process; proses konversi yg meliputi * dekomposis molekul; thermal dan catalytic cracking, hydrocracking * kombinasi molekul (polimerisasi , alkilasi) * perubahan struktur molekul, thermal, catalytic reforming, isomerisasi 3. Treating; meliputi acid/caustic wash, amine absorption, hydrotreating ,
  • 2.
  • 3.
  • 4. PROSES-PROSES PEMISAHAN  Proses Pemisahan merupakan tulang punggung teknologi pengilangan  Digunakan untuk memperoleh produk pertama (virgin product)  Dapat digunakan untuk mendaur ulang produk sekunder yang dihasilkan dalam proses-proses konversi termal dan katalis.  guna untuk memisahkan m.mentah secara penyulingan berdasarkan perbedaan titik didihnya pada tekanan atmosfir  Batasan operasi distilasi minyak mentah adh temperatur.  Temperatur operasi 329 – 360 o C, temperatur maksimum tergantung kestabilan m. mentah  temperatur yang tinggi dapat mengakibatkan ; degradasi stok yg berharga dan pipa – pipa tanur akan mengalami pengkokasan dg cepat.  produk distilasi atmosferik : gas, Straight Run Naphtha, Kerosen, LGO, HGO, ADO, residue 1. Distilasi atmosferik
  • 5. Diskripsi Proses : Crude oil dipompa ke alat penukar panas lalu masuk ke menara fraksinasi. Dalam menara ini terjadi pemisahan dari fraksi- fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didih. Fraksi yang lebih ringan akan naik dan fraksi yang lebih berat akan turun. Hasil puncak menara adalah gas dan naphta , sebagian gas ada yang dikondensasikan menghasilkan light naphta. Heavy naphta dan kerosen merupakan hasil samping yg scr graviti masuk dalam kolom stripper dan disimpan. Gas oil dan parafin distillate scr gravity masuk ke kolom stripper, fraksi ringan yg masih terikut akan distripping dg bantuan superheated steam. Produk dasar : residu selanjutnya diproses dlm distilasi vakum
  • 7. Kilang Pertamina UP II Dumai “Kilang Putri Tujuh”. • CDU (Crude Distilling Unit) : minyak mentah jenis Sumatera Light Crude (SLC) 85 % dan Duri 15 %, kapasitas 100.000 barrel/hari. • Unit ini disebut Topping Unit berfungsi untuk memisahkan minyak mentah menjadi fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih, dengan proses distilasi atmosferik pada temperatur 330 oC. • Produk : 1. Offgas, yang digunakan sebagai fuel gas atau dibuang ke flare 2. Naphtha, yang diambil sebagai produk atau diolah lebih lanjut dalam Naphtha Rerun Unit (NRU) 3. Kerosene, sebagai finishing product yang langsung dialirkan ke tangki penyimpanan 4. Light Gas Oil (LGO), yang diambil sebagai komponen bleanding ADO (Automotive Diesel Oil) 5. Heavy Gas Oil (HGO), yang diambil sebagai komponen bleanding ADO (Automotive Diesel Oil) 6. Long Residue, yang sebagian besar dialirkan sebagai umpan unit distilasi vakum (HVU) dan sebagian kecil sebagai Low Sulphur Waxy Residue (LSWR) yang digunakan juga dalam fuel oil .Bottom Product berupa 55 % volume Low,Sulphur Wax residu (LSWR) diekspor ke Jepang, Amerika Serikat.
  • 8. Peralatan Utama : Crude Distillation Tower (CDU/ T-1), atmospheric sidestream stripper (T-2) terdiri dari T-2A (kerosin), T-2B (LGO) dan T-2C (HGO) Peralatan Pendukung : Fraksionasi akumulator (D-1), KO drum (D-2, D-5 & D-3), heater (H-1 & H-2) Aliran proses Feed dari tangki crude dipompakan ke kolom fraksionasi T-1. Sebelum masuk kolom, crude dipanaskan di E1 sampai E7 (preheater), dan kemudian dipanaskan juga di dalam H-1 (heater jenis Box Furnace). Di dalam kolom distilasi, crude terpisah berdasarkan rentang titik didih. Produk atas (top product) didinginkan dengan menggunakan kondenser (E-8 A,B,C, dan D). Produk terkondensasi sebagian dan diambil sebagai produk naftha. Produk yang tidak terkondensasi, setelah mengalami beberapa proses, dikeluarkan sebagai fuel gas dan gas flare. Produk aliran samping (side stream) pertama adalah kerosin. Kerosin yang diambil dari dari T-1 masuk ke dalam kolom stripper, kemudian sebagian kembali ke T-1 sebagai refluks dan sebagian lagi diambil sebagai produk. Demikian pula dengan side stream II yaitu LGO dan side stream III yaitu HGO. Sebagian dari LGO dan HGO diambil sebagai produk dan sebagian lagi dikembalikan ke kolom stripper masing- masing sebagai refluks ke T-1. Produk bawah (bottom product) berupa long residue (LSWR) sebanyak 56% yang diumpankan ke dalam unit vakum.
  • 9. 2. Distilasi Vakum  Bahan yg di olah long residu  Residu dari dist. Atm masih mengadung fraksi-fraksi spt, m.pelumas aspal dan umpan utk perengkahan katalitis  Dgn T tinggi long residu akan mengalami perengkahan, maka distilasi yang dilakukan harus dgn tek vakum shg bisa menurunkan T. didih  Tekanan vakum sekitar 30 -80 mm Hg absolut. Salah contoh produk dis. Vakum di UP III : LVGO (350-382o C), MVGO (382 – 442o C), HVGO ( 442 - 538o C), Residu vakum ( 538 -)  pemisahan stok m.pelumas dg vakum tinggi
  • 10. High VacuumDistillation Unit (HVU) pd Up Dumai  Kapasitas : 92,6 MBSDatau 614 m3/jam. Umpan : LSWRdari CDU  Unit ini berfungsi untuk memisahkan umpan LSWR dari CDU berdasarkan perbedaan titikdidih.  Prinsip operasi unit HVU adalah distilasi pada keadaan vakum, karena penurunan tekanan mengakibatkan penurunan titik didih hingga proses pemisahan dapat dilakukan tanpa terjadi thermal cracking.  Kondisi vakum diperoleh dengan menarik produk gas di bagian atas kolom menggunakan tiga buah steamjet ejectoryang tersusun seri.  Proses pemisahan berlangsung pada kondisi operasi dengan tekanan 18-22 mmHg dan temperaturoperasi 400 oC.  Produk:  Gas, akan dipakai sebagai fuel gas (untukkonsumsi sendiri).  Light cokergas oil (LVGO), digunakan sbg komponen blending.  Heavycokergas oil (HVGO), digunakan sbg umpan hydrocrackerunibonShort  residue, digunakan sebagai umpan DelayedCokingUnit (DCU).
  • 11. Peralatan utama : vacuum to we r (V-1) Peralatan pendukung : fe e d surg e drum (V-3 & V-4), de salte r (V-5A & V-5B), vacuum he ate r (H-1A & H-1B), co nde nsate re ce ive r (V-2), KO drum (V-11), ste am dise ng ang ing drum (V-8, V-9 dan V-10) Aliran proses : Umpan dari CDU ditampung di : fe e d surg e drum (V-3), lalu diolah di V-5A dan V-5B untuk penghilangan garam (de salting ). Sebelum masuk ke vacuum to we r (V-1), umpan dipanaskan di H-1A & H-1B. Produk atas didinginkan dan dipisahkan dari air dan gas di V-2. Produk samping berupa LVGO dan HVGO, sedangkan produk bawah adalah sho rt re sidue sebagai umpan untuk DCU (De laye d Co o king Unit).
  • 12.
  • 13.
  • 14. 3. Ekstraksi  Prinsip operasi ekstraksi dengan pelarut, mrpkan proses yang tertua dalam kilang  untuk meningkatkan kualitas kerosen, dan berkembang menjadi peningkatan kualitas m . Pelumas  Penerapan yang mutakhir untuk peningkatan stok umpan perengkahan katalitis dan pemisahan aromatik ringan dari gasolin  Pengolahan M.Pelumas dg cara ekstraksi  Propane Deasphalting  Furfural extraction  Sulfolane Bebarapa proses ekstraksi di Kilang Minyak Bumi :