Dokumen ini menjelaskan proses produksi LPG di PT. Surya Esa Perkasa, Tbk yang meliputi proses scrubbing, kompresi, pengeringan, pendinginan, fraksinasi, dan penyimpanan LPG. Proses ini memisahkan komponen gas alam berdasarkan titik didihnya menjadi propana, LPG, kondensat, dan campuran gas.
Dokumen tersebut membahas tentang LNG (Gas Alam Cair) dan LPG (Gas Petroleum Cair). LNG diperoleh dari pencairan gas alam yang terutama terdiri dari metana, sedangkan LPG diperoleh dari fraksi ringan hasil distilasi minyak bumi dan gas alam yang terutama terdiri dari propana dan butana. Kedua bahan bakar ini dicairkan melalui proses pendinginan dan pemisahan komponen.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian LPG, regulasi LPG di Indonesia, sifat-sifat LPG, standar mutu LPG, analisis komposisi dan kondensat gas bumi, serta bagan alur distribusi LPG mulai dari kilang hingga konsumen akhir.
Dokumen ini menjelaskan proses produksi LPG di PT. Surya Esa Perkasa, Tbk yang meliputi proses scrubbing, kompresi, pengeringan, pendinginan, fraksinasi, dan penyimpanan LPG. Proses ini memisahkan komponen gas alam berdasarkan titik didihnya menjadi propana, LPG, kondensat, dan campuran gas.
Dokumen tersebut membahas tentang LNG (Gas Alam Cair) dan LPG (Gas Petroleum Cair). LNG diperoleh dari pencairan gas alam yang terutama terdiri dari metana, sedangkan LPG diperoleh dari fraksi ringan hasil distilasi minyak bumi dan gas alam yang terutama terdiri dari propana dan butana. Kedua bahan bakar ini dicairkan melalui proses pendinginan dan pemisahan komponen.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian LPG, regulasi LPG di Indonesia, sifat-sifat LPG, standar mutu LPG, analisis komposisi dan kondensat gas bumi, serta bagan alur distribusi LPG mulai dari kilang hingga konsumen akhir.
Dokumen ini menjelaskan tentang siklus air pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya. Dokumen ini menjelaskan komponen utama PLTU seperti boiler, turbin, sistem penanganan batubara, generator, kondensor, pompa kondensat, pemanas tekanan rendah dan tinggi, serta manfaat dan kekurangan dari menggunakan PLTU.
Dokumen tersebut membahas tentang PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dan komponen-komponennya serta cara kerjanya. Kemudian dibahas pula mengenai kelebihan dan kekurangan PLTU serta beberapa best practice yang diterapkan di PLTU Indonesia seperti sistem pembakaran bersih, electrostatic precipitator, FGD, dan WWTP.
Sistem pendinginan berfungsi untuk menstabilkan suhu kerja mesin antara 80-100 derajat Celcius dengan menyerap dan menghilangkan panas yang dihasilkan mesin. Sistem ini menggunakan media air atau udara untuk mendinginkan mesin.
1. Boiler adalah peralatan untuk mengubah air menjadi uap atau air panas dengan cara memindahkan panas dari pembakaran bahan bakar ke air. Terdapat berbagai jenis boiler seperti fire tube boiler, water tube boiler, dan packaged boiler.
2. Boiler fluidized bed mampu membakar berbagai jenis bahan bakar seperti batubara, sekam, dan limbah pertanian lainnya dengan efisiensi tinggi dan emisi polutan rendah. Terdapat atmospheric fluidized bed combustion
Dokumen tersebut membahas tentang operasi turbin gas yang mencakup karakteristik, peralatan pendukung, operasi putaran awal, peralatan mulai, operasi pembebanan, berhenti, dan operasi darurat. Dokumen ini juga memaparkan parameter karakteristik turbin gas seperti temperatur, kecepatan rotor, getaran, dan lainnya beserta alat ukurnya.
1. Dokumen tersebut membahas proses catalytic reforming untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar minyak. Proses ini melibatkan reaksi dehidrogenasi, isomerisasi, dehidrosiklisasi, dan hidrokrakting pada katalis berplatina pada suhu tinggi.
2. Ada beberapa jenis proses reforming seperti semi-regeneratif, siklik-regeneratif, dan kontinu-regeneratif yang berbeda dalam desain reaktor dan kondisi operasi. Parameter kunc
1. Delayed Coking Unit (DCU) merupakan proses konversi minyak berat menjadi gas, gasoil, dan coke melalui reaksi pembentukan radikal bebas dan polimerisasi pada suhu tinggi. 2. DCU ini menggunakan lisensi UOP dan memiliki kapasitas 234 m3/jam, menghasilkan berbagai produk seperti gas, LPG, naphtha, gasoil ringan dan berat, serta coke. 3. Variabel utama proses ini adalah suhu dan
Teks tersebut membahas tentang turbin gas dan sistem kerjanya. Secara singkat, turbin gas bekerja dengan cara menghisap udara dan menaikkan tekanannya (kompresi), membakar campuran udara dan bahan bakar, kemudian memanfaatkan gas panas hasil pembakaran untuk memutar turbin dan menghasilkan energi mekanik. Sistem ini terdiri dari kompresor, ruang pembakaran, dan turbin gas.
Dokumen ini menjelaskan tentang siklus air pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya. Dokumen ini menjelaskan komponen utama PLTU seperti boiler, turbin, sistem penanganan batubara, generator, kondensor, pompa kondensat, pemanas tekanan rendah dan tinggi, serta manfaat dan kekurangan dari menggunakan PLTU.
Dokumen tersebut membahas tentang PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dan komponen-komponennya serta cara kerjanya. Kemudian dibahas pula mengenai kelebihan dan kekurangan PLTU serta beberapa best practice yang diterapkan di PLTU Indonesia seperti sistem pembakaran bersih, electrostatic precipitator, FGD, dan WWTP.
Sistem pendinginan berfungsi untuk menstabilkan suhu kerja mesin antara 80-100 derajat Celcius dengan menyerap dan menghilangkan panas yang dihasilkan mesin. Sistem ini menggunakan media air atau udara untuk mendinginkan mesin.
1. Boiler adalah peralatan untuk mengubah air menjadi uap atau air panas dengan cara memindahkan panas dari pembakaran bahan bakar ke air. Terdapat berbagai jenis boiler seperti fire tube boiler, water tube boiler, dan packaged boiler.
2. Boiler fluidized bed mampu membakar berbagai jenis bahan bakar seperti batubara, sekam, dan limbah pertanian lainnya dengan efisiensi tinggi dan emisi polutan rendah. Terdapat atmospheric fluidized bed combustion
Dokumen tersebut membahas tentang operasi turbin gas yang mencakup karakteristik, peralatan pendukung, operasi putaran awal, peralatan mulai, operasi pembebanan, berhenti, dan operasi darurat. Dokumen ini juga memaparkan parameter karakteristik turbin gas seperti temperatur, kecepatan rotor, getaran, dan lainnya beserta alat ukurnya.
1. Dokumen tersebut membahas proses catalytic reforming untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar minyak. Proses ini melibatkan reaksi dehidrogenasi, isomerisasi, dehidrosiklisasi, dan hidrokrakting pada katalis berplatina pada suhu tinggi.
2. Ada beberapa jenis proses reforming seperti semi-regeneratif, siklik-regeneratif, dan kontinu-regeneratif yang berbeda dalam desain reaktor dan kondisi operasi. Parameter kunc
1. Delayed Coking Unit (DCU) merupakan proses konversi minyak berat menjadi gas, gasoil, dan coke melalui reaksi pembentukan radikal bebas dan polimerisasi pada suhu tinggi. 2. DCU ini menggunakan lisensi UOP dan memiliki kapasitas 234 m3/jam, menghasilkan berbagai produk seperti gas, LPG, naphtha, gasoil ringan dan berat, serta coke. 3. Variabel utama proses ini adalah suhu dan
Teks tersebut membahas tentang turbin gas dan sistem kerjanya. Secara singkat, turbin gas bekerja dengan cara menghisap udara dan menaikkan tekanannya (kompresi), membakar campuran udara dan bahan bakar, kemudian memanfaatkan gas panas hasil pembakaran untuk memutar turbin dan menghasilkan energi mekanik. Sistem ini terdiri dari kompresor, ruang pembakaran, dan turbin gas.
Dokumen ini membahas proses pembuatan amoniak dan asam sulfat secara industri. Proses pembuatan amoniak menggunakan proses Haber-Bosch yang meliputi tahapan desulfurisasi, reformasi, pemurnian gas, sintesis, dan pendinginan. Sedangkan proses pembuatan asam sulfat menggunakan proses kontak yang meliputi pembakaran belerang, oksidasi, dan larutan asam pirosulfat. Kedua proses kimia ini penting untuk industri pupuk dan b
Teknik-teknik pengolahan minyak bumi dan gas alam di pabrik petrokimia meliputi proses fisika seperti distilasi dan ekstraksi serta proses kimia seperti cracking, polimerisasi, dan alkilasi untuk menghasilkan berbagai produk kimia.
Proses kiln dapat dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan kadar air bahan baku, yaitu proses kering, setengah kering, setengah basah, dan basah. Proses setengah kering menggunakan bahan baku berkadar air 10-12% yang dipanaskan menggunakan preheater siklon sebelum masuk ke kiln. Preheater siklon memiliki keuntungan menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi. Sistem preheater empat tah
RU VI PERTAMINA BALONGAN berfungsi mengolah residu minyak menjadi produk-produk bernilai tinggi seperti LPG, gasoline, dan lainnya. Prosesnya memanaskan feed hydrocarbon di reaktor dengan katalis ter regenerasi, hasil cracking dimasukkan ke fraksinator. Katalis terpakai diregenerasi dengan udara untuk dikembalikan ke proses.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembentukan dan pengolahan gas alam menjadi LNG. Proses pembentukan gas alam terdiri dari proses biologis yang melibatkan mikroba dan proses thermal pada kedalaman 4880 meter dimana minyak bumi menjadi tidak stabil dan menghasilkan gas metana. Pengolahan gas alam menjadi LNG meliputi proses pemurnian, dehidrasi, fraksinasi, pendinginan, dan pencairan yang dilakukan di 5 plant ut
Minyak bumi dipisahkan menjadi beberapa fraksi menggunakan teknik seperti destilasi, absorpsi, adsorpsi, filtrasi, dan kristalisasi. Teknik-teknik ini memanfaatkan perbedaan titik didih dan kelarutan komponen-komponen minyak bumi untuk memisahkannya menjadi gas, bensin, solar, minyak tanah, minyak berat, dan residu. Setiap fraksi memiliki berbagai kegunaan.
1. OPERASI UMUM
Salah satu Operasi umum Distilasi
Memisahkan petroleum menjadi fraksi dg selang titik didih tertentu
Rentang titik didih :
C1 – C5 refinery gas
C5 – 150o
C naphta
150o
C – 250o
C Kerosene
250o
C – 350o
C Gas Oil
diatas 350o
C Residue
Fraksi diatas blm bisa dipasarkan, perlu proses lain
Proses pemisahan fraksi dan pengolahan lanjutan dilakukan dalam
unit proses primary dan secondary. Dan dilanjutkan dengan treating
Proses Pengolahan dpt dikategorikan :
1. Primary proses, distilasi (atmosferik dan vakum), absorpsi,
adsorpsi,
ekstraksi dan kristalisasi.
2. Secondary process; proses konversi yg meliputi
* dekomposis molekul; thermal dan catalytic cracking,
hydrocracking
* kombinasi molekul (polimerisasi , alkilasi)
* perubahan struktur molekul, thermal, catalytic reforming,
isomerisasi
3. Treating; meliputi acid/caustic wash, amine absorption,
hydrotreating ,
2.
3.
4. PROSES-PROSES PEMISAHAN
Proses Pemisahan merupakan tulang punggung teknologi pengilangan
Digunakan untuk memperoleh produk pertama (virgin product)
Dapat digunakan untuk mendaur ulang produk sekunder yang dihasilkan
dalam proses-proses konversi termal dan katalis.
guna untuk memisahkan m.mentah secara penyulingan berdasarkan
perbedaan titik didihnya pada tekanan atmosfir
Batasan operasi distilasi minyak mentah adh temperatur.
Temperatur operasi 329 – 360 o
C, temperatur maksimum tergantung
kestabilan m. mentah
temperatur yang tinggi dapat mengakibatkan ; degradasi stok yg berharga
dan pipa – pipa tanur akan mengalami pengkokasan dg cepat.
produk distilasi atmosferik :
gas, Straight Run Naphtha, Kerosen, LGO, HGO, ADO, residue
1. Distilasi atmosferik
5. Diskripsi Proses :
Crude oil dipompa ke alat penukar panas
lalu masuk ke menara fraksinasi. Dalam
menara ini terjadi pemisahan dari fraksi-
fraksi minyak bumi berdasarkan
perbedaan titik didih. Fraksi yang lebih
ringan akan naik dan fraksi yang lebih
berat akan turun. Hasil puncak menara
adalah gas dan naphta , sebagian gas
ada yang dikondensasikan menghasilkan
light naphta. Heavy naphta dan kerosen
merupakan hasil samping yg scr graviti
masuk dalam kolom stripper dan
disimpan. Gas oil dan parafin distillate
scr gravity masuk ke kolom stripper,
fraksi ringan yg masih terikut akan
distripping dg bantuan superheated
steam. Produk dasar : residu selanjutnya
diproses dlm distilasi vakum
7. Kilang Pertamina UP II Dumai “Kilang Putri Tujuh”.
• CDU (Crude Distilling Unit) : minyak mentah jenis Sumatera Light Crude (SLC) 85 %
dan Duri 15 %, kapasitas 100.000 barrel/hari.
• Unit ini disebut Topping Unit berfungsi untuk memisahkan minyak mentah menjadi
fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih, dengan proses distilasi atmosferik
pada temperatur 330 oC.
• Produk :
1. Offgas, yang digunakan sebagai fuel gas atau dibuang ke flare
2. Naphtha, yang diambil sebagai produk atau diolah lebih lanjut dalam Naphtha Rerun
Unit (NRU)
3. Kerosene, sebagai finishing product yang langsung dialirkan ke tangki penyimpanan
4. Light Gas Oil (LGO), yang diambil sebagai komponen bleanding ADO (Automotive
Diesel Oil)
5. Heavy Gas Oil (HGO), yang diambil sebagai komponen bleanding ADO (Automotive
Diesel Oil)
6. Long Residue, yang sebagian besar dialirkan sebagai umpan unit distilasi vakum (HVU)
dan sebagian kecil sebagai Low Sulphur Waxy Residue (LSWR) yang digunakan juga
dalam fuel oil .Bottom Product berupa 55 % volume Low,Sulphur Wax residu (LSWR)
diekspor ke Jepang, Amerika Serikat.
8. Peralatan Utama : Crude Distillation Tower (CDU/ T-1), atmospheric
sidestream stripper (T-2) terdiri dari T-2A (kerosin), T-2B (LGO) dan T-2C
(HGO)
Peralatan Pendukung : Fraksionasi akumulator (D-1), KO drum (D-2, D-5 &
D-3), heater (H-1 & H-2)
Aliran proses
Feed dari tangki crude dipompakan ke kolom fraksionasi T-1. Sebelum
masuk kolom, crude dipanaskan di E1 sampai E7 (preheater), dan kemudian
dipanaskan juga di dalam H-1 (heater jenis Box Furnace). Di dalam kolom
distilasi, crude terpisah berdasarkan rentang titik didih. Produk atas (top
product) didinginkan dengan menggunakan kondenser (E-8 A,B,C, dan D).
Produk terkondensasi sebagian dan diambil sebagai produk naftha. Produk
yang tidak terkondensasi, setelah mengalami beberapa proses, dikeluarkan
sebagai fuel gas dan gas flare. Produk aliran samping (side stream) pertama
adalah kerosin. Kerosin yang diambil dari dari T-1 masuk ke dalam kolom
stripper, kemudian sebagian kembali ke T-1 sebagai refluks dan sebagian
lagi diambil sebagai produk. Demikian pula dengan side stream II yaitu
LGO dan side stream III yaitu HGO. Sebagian dari LGO dan HGO diambil
sebagai produk dan sebagian lagi dikembalikan ke kolom stripper masing-
masing sebagai refluks ke T-1. Produk bawah (bottom product) berupa long
residue (LSWR) sebanyak 56% yang diumpankan ke dalam unit vakum.
9. 2. Distilasi Vakum
Bahan yg di olah long residu
Residu dari dist. Atm masih
mengadung fraksi-fraksi spt,
m.pelumas aspal dan umpan utk
perengkahan katalitis
Dgn T tinggi long residu akan
mengalami perengkahan, maka
distilasi yang dilakukan harus dgn tek
vakum shg bisa menurunkan T. didih
Tekanan vakum sekitar 30 -80 mm
Hg absolut.
Salah contoh produk dis. Vakum di
UP III : LVGO (350-382o
C),
MVGO (382 – 442o
C),
HVGO ( 442 - 538o
C),
Residu vakum ( 538 -)
pemisahan stok m.pelumas dg
vakum tinggi
10. High VacuumDistillation Unit (HVU) pd Up Dumai
Kapasitas : 92,6 MBSDatau 614 m3/jam.
Umpan : LSWRdari CDU
Unit ini berfungsi untuk memisahkan umpan LSWR dari CDU berdasarkan
perbedaan titikdidih.
Prinsip operasi unit HVU adalah distilasi pada keadaan vakum, karena penurunan
tekanan mengakibatkan penurunan titik didih hingga proses pemisahan dapat
dilakukan tanpa terjadi thermal cracking.
Kondisi vakum diperoleh dengan menarik produk gas di bagian atas kolom
menggunakan tiga buah steamjet ejectoryang tersusun seri.
Proses pemisahan berlangsung pada kondisi operasi dengan tekanan 18-22 mmHg
dan temperaturoperasi 400 oC.
Produk:
Gas, akan dipakai sebagai fuel gas (untukkonsumsi sendiri).
Light cokergas oil (LVGO), digunakan sbg komponen blending.
Heavycokergas oil (HVGO), digunakan sbg umpan hydrocrackerunibonShort
residue, digunakan sebagai umpan DelayedCokingUnit (DCU).
11. Peralatan utama :
vacuum to we r (V-1)
Peralatan pendukung :
fe e d surg e drum (V-3 & V-4), de salte r (V-5A & V-5B), vacuum he ate r (H-1A & H-1B),
co nde nsate re ce ive r (V-2), KO drum (V-11), ste am dise ng ang ing drum (V-8, V-9 dan
V-10)
Aliran proses :
Umpan dari CDU ditampung di : fe e d surg e drum (V-3), lalu diolah di V-5A dan V-5B
untuk penghilangan garam (de salting ). Sebelum masuk ke vacuum to we r (V-1),
umpan dipanaskan di H-1A & H-1B. Produk atas didinginkan dan dipisahkan dari air
dan gas di V-2. Produk samping berupa LVGO dan HVGO, sedangkan produk bawah
adalah sho rt re sidue sebagai umpan untuk DCU (De laye d Co o king Unit).
12.
13.
14. 3. Ekstraksi
Prinsip operasi ekstraksi dengan pelarut, mrpkan proses yang tertua dalam
kilang
untuk meningkatkan kualitas kerosen, dan berkembang menjadi peningkatan
kualitas m . Pelumas
Penerapan yang mutakhir untuk peningkatan stok umpan perengkahan katalitis
dan
pemisahan aromatik ringan dari gasolin
Pengolahan M.Pelumas dg cara ekstraksi
Propane Deasphalting
Furfural extraction
Sulfolane
Bebarapa proses ekstraksi di Kilang Minyak Bumi :