Peraturan Daerah ini mengatur tentang Lembaga Kemasyarakatan Pekon di Kabupaten Tanggamus. Lembaga Kemasyarakatan Pekon dibentuk untuk membantu pemerintah pekon dalam memberdayakan masyarakat melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Lembaga tersebut antara lain meliputi TP PKK Pekon, LKMP, Karang Taruna, dan Lembaga Adat yang berperan sebag
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang pedoman orientasi dan pendalaman tugas anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan semangat pengabdian anggota DPRD dalam melaksanakan tugas pemerintahan daerah. Materi pembelajaran orientasi meliputi Pancasila, UUD 1945, dan wawasan kebangsaan, sedangkan pelaksanaannya dilakukan selama 4 hari ole
Perbup siltap bolaang mongondow timur 2020 (autosaved)Hapit Kadengkang
Peraturan Bupati ini mengatur tentang penghasilan tetap (SINTAP) aparatur pemerintahan desa di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur tahun anggaran 2020. Dokumen ini menjelaskan kriteria perangkat desa yang berhak menerima SINTAP, komponen penilaian kehadiran untuk menentukan pemberian SINTAP, serta tolak ukur perhitungan pemotongan SINTAP berdasarkan ketidakhadiran.
Peraturan Desa Harapan Jaya Nomor 02 Tahun 2019 mengatur tentang susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa. Dokumen ini menjelaskan struktur organisasi pemerintahan desa yang terdiri atas Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan berbagai unit kerja. Juga diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur organisasi beserta hubungan kerja antar unsur dalam pemerintahan desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang pedoman orientasi dan pendalaman tugas anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan semangat pengabdian anggota DPRD dalam melaksanakan tugas pemerintahan daerah. Materi pembelajaran orientasi meliputi Pancasila, UUD 1945, dan wawasan kebangsaan, sedangkan pelaksanaannya dilakukan selama 4 hari ole
Perbup siltap bolaang mongondow timur 2020 (autosaved)Hapit Kadengkang
Peraturan Bupati ini mengatur tentang penghasilan tetap (SINTAP) aparatur pemerintahan desa di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur tahun anggaran 2020. Dokumen ini menjelaskan kriteria perangkat desa yang berhak menerima SINTAP, komponen penilaian kehadiran untuk menentukan pemberian SINTAP, serta tolak ukur perhitungan pemotongan SINTAP berdasarkan ketidakhadiran.
Peraturan Desa Harapan Jaya Nomor 02 Tahun 2019 mengatur tentang susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa. Dokumen ini menjelaskan struktur organisasi pemerintahan desa yang terdiri atas Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan berbagai unit kerja. Juga diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur organisasi beserta hubungan kerja antar unsur dalam pemerintahan desa.
Perda kab. bantul no 5 tahun 2020 ttg pamong kalurahan (1)DesaSrimulyo
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pamong Kalurahan di Kabupaten Bantul, DIY. Pamong Kalurahan adalah perangkat Kalurahan yang membantu Lurah dalam menyelenggarakan pemerintahan. Peraturan ini mengatur mekanisme pengisian lowongan Pamong Kalurahan melalui mutasi atau seleksi yang melibatkan panitia. Calon harus memenuhi persyaratan umum seperti pendidikan minimal SMA dan usia 20-42 tahun, serta persyaratan khus
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerahCapung Humve
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 mengatur tentang organisasi perangkat daerah. Peraturan ini mengatur tentang pembentukan, kedudukan, tugas, dan fungsi perangkat daerah provinsi yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, badan perencanaan pembangunan daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah.
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang DesaPenataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang desa, mulai dari pembentukan, perubahan status, kewenangan, dan penyelenggaraan pemerintahan desa. Dokumen ini menjelaskan bahwa desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan kondisi sosial budaya, dan pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan badan permusyawaratan desa.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENJARINGAN, P...iniPurwokerto
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 7 Tahun 2015 mengatur tentang penjaringan, penyaringan, pengangkatan, dan pemberhentian perangkat desa. Dokumen ini mengatur tentang persyaratan calon perangkat desa, pembentukan panitia penjaringan dan penyaringan, tugas panitia, dan mekanisme pengisian jabatan perangkat desa melalui seleksi dan rotasi.
Peraturan ini mengatur tentang evaluasi perkembangan desa dan kelurahan untuk mengetahui tingkat efektivitas, perkembangan, dan kemajuan desa serta kelurahan. Evaluasi dilakukan berdasarkan instrumen yang diukur untuk menentukan status perkembangan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...iniPurwokerto
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyumas
Undang-undang ini membentuk Kabupaten Kubu Raya di Kalimantan Barat dari sebagian wilayah Kabupaten Pontianak meliputi 9 kecamatan. Ibu kota Kubu Raya berada di Sungai Raya. Urusan pemerintahan daerah Kubu Raya mencakup urusan wajib dan pilihan sesuai peraturan perundang-undangan. Penjabat Bupati Kubu Raya diangkat selama 1 tahun hingga terpilih Bupati definitif melalui pemilihan umum.
Perda kab. bantul no 5 tahun 2020 ttg pamong kalurahan (1)DesaSrimulyo
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pamong Kalurahan di Kabupaten Bantul, DIY. Pamong Kalurahan adalah perangkat Kalurahan yang membantu Lurah dalam menyelenggarakan pemerintahan. Peraturan ini mengatur mekanisme pengisian lowongan Pamong Kalurahan melalui mutasi atau seleksi yang melibatkan panitia. Calon harus memenuhi persyaratan umum seperti pendidikan minimal SMA dan usia 20-42 tahun, serta persyaratan khus
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerahCapung Humve
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 mengatur tentang organisasi perangkat daerah. Peraturan ini mengatur tentang pembentukan, kedudukan, tugas, dan fungsi perangkat daerah provinsi yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, badan perencanaan pembangunan daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah.
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang DesaPenataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang desa, mulai dari pembentukan, perubahan status, kewenangan, dan penyelenggaraan pemerintahan desa. Dokumen ini menjelaskan bahwa desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan kondisi sosial budaya, dan pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan badan permusyawaratan desa.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENJARINGAN, P...iniPurwokerto
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 7 Tahun 2015 mengatur tentang penjaringan, penyaringan, pengangkatan, dan pemberhentian perangkat desa. Dokumen ini mengatur tentang persyaratan calon perangkat desa, pembentukan panitia penjaringan dan penyaringan, tugas panitia, dan mekanisme pengisian jabatan perangkat desa melalui seleksi dan rotasi.
Peraturan ini mengatur tentang evaluasi perkembangan desa dan kelurahan untuk mengetahui tingkat efektivitas, perkembangan, dan kemajuan desa serta kelurahan. Evaluasi dilakukan berdasarkan instrumen yang diukur untuk menentukan status perkembangan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...iniPurwokerto
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyumas
Undang-undang ini membentuk Kabupaten Kubu Raya di Kalimantan Barat dari sebagian wilayah Kabupaten Pontianak meliputi 9 kecamatan. Ibu kota Kubu Raya berada di Sungai Raya. Urusan pemerintahan daerah Kubu Raya mencakup urusan wajib dan pilihan sesuai peraturan perundang-undangan. Penjabat Bupati Kubu Raya diangkat selama 1 tahun hingga terpilih Bupati definitif melalui pemilihan umum.
Permendagri 5 th 2007 kelembagaan masyarakat desaRachdian Yahya
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang pedoman pembentukan dan penataan lembaga kemasyarakatan di desa dan kelurahan. Lembaga kemasyarakatan dapat dibentuk untuk membantu pemerintah desa dan lurah dalam memberdayakan masyarakat, dan jenis lembaga kemasyarakatan yang diatur antara lain lembaga pemberdayaan masyarakat, karang taruna, tim penggerak PKK, serta RT dan RW.
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)Rachdian Yahya
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pembentukan dan tata kerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di desa/kelurahan Kabupaten Kutai Kartanegara. LPM merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk memberdayakan masyarakat dan menjadi mitra pemerintah desa. Pembentukan LPM dilakukan melalui musyawarah masyarakat dan ditetapkan dalam Peraturan Desa atau Keputusan
Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05Bpd Desa Kasokandel
Peraturan Bupati Majalengka Nomor 30 Tahun 2005 menetapkan pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan di desa dan kelurahan seperti LPM, RT, RW, PKK, dan lainnya untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG ...Suwondo Chan
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pembentukan dan peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di tingkat desa/kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara. LPM dibentuk atas prakarsa masyarakat melalui musyawarah untuk memberdayakan masyarakat di bidang pembangunan. LPM berperan sebagai mitra pemerintah desa dalam mewujudkan aspirasi masyarakat.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan DesaArifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Pengabungan Desa
Peraturan menteri dalam negeri nomor 5 tahun 2007 tentang pedoman penataan...Citra Harapan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 mengatur tentang pedoman penataan lembaga kemasyarakatan di desa dan kelurahan. Peraturan ini menjelaskan tentang ketentuan umum, pembentukan, tugas dan fungsi, jenis lembaga kemasyarakatan, serta pembinaannya. Lembaga-lembaga tersebut berperan dalam membantu pemerintah desa/kelurahan dan memberdayakan masyarakat.
Peraturan ini mengatur tentang susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Pemerintah desa terdiri atas Kepala Desa dan perangkat desa yang terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Dusun, Kepala Urusan, dan Kepala Seksi. Tugas Kepala Desa meliputi menyelenggarakan pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
Peraturan menteri sosial republik indonesia nomor 77/huk/2010 tentang pedoma...Citra Harapan
Peraturan ini mengatur tentang pedoman dasar Karang Taruna. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan yang bertujuan untuk membina generasi muda dan menyelenggarakan kesejahteraan sosial. Peraturan ini mengatur tentang asas, tujuan, kedudukan, tugas, fungsi, keanggotaan, kepengurusan, mekanisme kerja, dan pembina Karang Taruna.
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...Yudhi Aldriand
Peraturan Bupati Bekasi No. 16 Tahun 2010 mengatur tentang pedoman pembentukan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di Kabupaten Bekasi. Dokumen ini menjelaskan maksud dan tujuan pembentukan RT dan RW untuk membantu pelayanan pemerintahan desa/kelurahan, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan memelihara kerukunan warga. Juga diatur tentang tugas, fungsi, mekanisme pembentukan,
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...Pemdes Seboro Sadang
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan di Kabupaten Kebumen, termasuk ketentuan umum, pembentukan, tugas dan fungsi, serta jenis-jenis lembaga kemasyarakatan yang dapat dibentuk."
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER ...Kota Serang
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SERANG
Keputusan Kepala Desa Cilayung menetapkan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) Tahun 2014 sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan di Desa Cilayung berdasarkan hasil Musrenbang dan RPJM Desa, serta mengacu pada peraturan pemerintah dan daerah terkait perencanaan pembangunan desa.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
1. PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS
NOMOR : 06 TAHUN 2007
TENTANG
LEMBAGA KEMASYARAKATAN PEKON
DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TANGGAMUS,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 31
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007
tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Lembaga
Kemasyarakatan Pekon;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997 tentang Pembentukan
Kabupaten Daerah Tingkat II Tulang Bawang dan Kabupaten
Daerah Tingkat II Tanggamus (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3667);
2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 4438);
2. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3952);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang
Pencabutan beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan
Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa;
9. Peraturan Menteri Sosial Nomor 83/HUK Tahun 2005 tentang
Pedoman Dasar Karang Taruna;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2006 tentang
Lembaran Daerah dan Berita Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan
Mengenai Desa;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintah Kabupaten/Kota
Kepada Desa;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 05 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang
Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa;
17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2000
tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga;
18. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002
tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota;
3. Dengan Persetujuan Bersama :
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS
dan
BUPATI TANGGAMUS
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN PEKON
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah, adalah Kabupaten Tanggamus.
2. Pemerintah Daerah, adalah Bupati Tanggamus dan Perangkat Daerah sebagai
Unsur Penyelenggaran Pemerintah Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Tanggamus.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Tanggamus.
5. Camat adalah Camat dalam Kabupaten Tanggamus.
6. Pekon adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mcngurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul dan adat is tiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
7. Pemerintahan Pekon adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Pekon dan Badan Hippun Pemekonan dalam mengatur serta
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihonnati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
8. Pemerintah Pekon adalah Kepala Pekon dan Perangkat Pekon sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan Pekon;
9. Badan Hippun Pemekonan yang selanjutnya disebut BHP adalah Badan
Permusyawaratan yang terdiri atas tokoh-tokoh masyarakat di Pekon yang
berfungsi menetapkan Peraturan Pekon, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat;
10.Lembaga Kemasyarakatan Pekon adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra kerja pemerintah pekon dalam
memberdayakan masyarakat;
11.Peraturan Pemekonan adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BHP
bersama Kepala Pekon;
4. 12.Peraturan Kepala Pekon adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Pekon yang bersifat mengatur dalam rangka melaksanakan Peraturan
Pekon dan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi;
13.Keputusan Kepala Pekon adalah keputusan yang d itetapkan oleh Kepala Pekon
yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan Pekon maupun
Peraturan Kepala Pekon;
14.Rukun Warga untuk selanjutnya disingkat RW atau sebutan lainnya adalah bagian dari
kerja Kepala Pekon dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah
pengurus RT di wilayah kerjanya -yang ditetapkan oleh Pemerintah Pekon;
15.Rukun Tetangga untuk selanjutnya disingkat RT atau sebutan lainnya adalah
lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka
pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pekon;
16.Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Pekon yang untuk
selanjutnya disebut TP PKK Pekon adalah lembaga kemasyarakatan sebagai .mitra
kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, yang berfungsi sebagai
fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing
jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program PKK;
17.Lembaga Ketahanan Masyarakat Pekon, untuk selanjutnya disingkat LKMP atau
Lembaga Pemberdayaan masyarakat, untuk selanjutnya disingkat LPM adalah
lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra
Pemerintah Pekon dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan
masyarakat di bidang pembangunan;
18.Karang Taruna adalah lembaga kemasyarakatan yang merupakan wadah
pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar
kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
terutama generasi muda di wilayah Pekon atau komunitas adat sederajat dan
terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial, yang secara fungsional
dibina dan dikembangkan oleh Departemen Sosial;
19.Lembaga Adat adalah lembaga kemasyarakatan baik yang sengaja dibentuk maupun
yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang di dalam sejarah masyarakat
atau dalam suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah hukum dan
hak atas harta kekayaan di dalam hukum adat tersebut, serta berhak dan
berwenang untuk mengatur, mengums dan menyelesaikan berbagai permasalahan
kehidupan yang berkaitan dengan dan mengacu pada adat istiadat dan hukum
adat yang berlaku.
BAB II
PEMBENTUKAN Pasal 2
(1) Di Pekon dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan.
(2) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk
atas prakarsa masyarakat dan/atau atas prakarsa masyarakat yang difasilitasi
Pemerintah Pekon melalui musyawarah dan mufakat.
(3) Peserta musyawarah sebagaimana dimaksud ayat (2) terdiri dari unsur
Pemerintah Pekon, BHP, Tokoh Adat Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Pemuda serta unsur lainnya yang mewakili masyarakat Pekoru
(4) Musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan
kedalam Berita Acara Hasil Musyawarah Pekon tentang Pembentukan Lembaga
Kemasyarakatan untuk ditetapkan dalam Peraturan Pemekonan.
5. BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) dibentuk
dengan maksud sebagai mitra pemerintah pekon dalam melaksanakan fungsi
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Pasal 4
Lembaga Kemayarakatan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) dibentuk
dengan tujuan untuk membantu pemerintah pekon dalam aspek perencanaan,
pelaksanaan, pengendaHan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan demi
terwujudnya percepatan kesejahteraan masyarakat melalui:
a. peningkatan pelayanan masyarakat;
b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan;
c. pengembangan kemitraan;
d. pemberdayaan masyarakat; dan
e. pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat
setempat.
BAB IV
TUGAS, FUNGSI DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
(1) Lembaga Kemasyarakatan Pekon sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1)
mempunyai tugas membantu Pemerintah Pekon dan merupakan mitra dalam
memberdayakan masyarakat.
(2) Tugas Lembaga Kemasyarakatan Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. menyusun rencana pembangunan secara partisifatif;
b. melaksanakan,mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan
mengembangkan pembangunan secara partisifatif;
c. menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya
masyarakat; dan
d. menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka
memberdayakan masyarakat.
Pasal 6
6. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Fungsi Lembaga
Kemasyarakatan Pekon antara lain adalah:
a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan;
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam
kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indnesia;
c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
d. penyusunan rencana, pelaksana, pengendali, pelestarian dan pengembangan
hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;
e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi serta swadaya gotong
royong masyarakat;
f. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; dan
g. pemberdayaan hak politik masyarakat.
Pasal 7
Dalam melaksanakan Fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Lembaga
Kemasyarakatan Pekon berkewajiban antara lain:
a. menjalankan kegiatan dalam rangka membantu penyelenggaraan urusan rumah
tangga pekon dengan melibatkan peran serta masyarakat secara aktif;
b. melaksanakan tugas pokok, fungsi dan kewenangan masing-masing lembaga
dalam rangka mensukeskan program Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Pekon;
c. menjalankan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh Pemerintah Pekon yang
ridak bertentangan dengan misi lembaga;
d. melakukan koordinasi maupun konsultasi secara aktif kepada Pemerintah,
Pemeiintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Camat serta bermitra,
berkoordinasi dan melakukan konsultasi dengan Pemerintah Pekon; dan
e. menyampaikan pertanggungjawaban kegiatan maupun pelaksanaan tugas kepada
jenjang hierarki diatasnya maupun pemerintah setempat sesuai dengan
ketentuan peraturan masing-masing lembaga.
BAB V
JENIS LEMBAGA KEMASYARAKATAN PEKON
Pasal 8
Jenis-jenis Lembaga Kemasyarakatan antara lain adalah:
a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Pekon (LPMP) / Lembaga Ketahanan
Masyarakat Pekon (LKMP);
b. Lembaga Adat;
c. Tim Penggerak PKK;
d. Karang Taruna;
e. RW/RT; dan
7. f. Lembaga Kemasyarakatan lainnya.
BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 9
(1) Persyaratan pengurus Lembaga Kemasyarakatan Pekon memenuhi
persyaratan:
a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. penduduk setempat dan berdomisili diwilayah tersebut;
c. mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian; dan
d. dipilih secara musyawarah dan mufakat oleh masyarakat setempat.
Pasal 10
(1) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Pekon terdiri dari:
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Bidang-bidang sesuai kebutuhan.
(2) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
boleh merangkap jabatan pada Lembaga Kemasyarakatan lainnya dan bukan
merupakan pengurus dari salah satu partai politik.
(3) Masa bhakti pengurus Lembaga Kemasyarakatan di Pekon selama 5 (lima) tahun
terhitung sejak pengangkatan dan dapat dipilih kembali untuk periode
berikutnya.
BAB VII
PEMBINAAN
Pasal 11
Pembinaan dan pengawasan Lembaga Kemasyarakataa di Pekon dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten dan Camat setempat.
Pasal 12
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
meliputi:
a. memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan Lembaga
kemasyarakatan;
b. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan
partisipatif;
c. menetapkan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk pembinaan dan
pengembangan Lembaga Kemasyarakatan;
d. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan serta
pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan;
8. e. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Lembaga
Kemasyarakatan;
f. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan Lembaga
Kemasyarakatan.
Pasal 13
Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 meliputi:
a. memfasilitasi penyusunan peraturan pemekonan yang berkaitan dengan
Lembaga Kemasyarakatan;
b. memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi daii kewajiban Lembaga
Kemasyarakatan;
c. memfasilitasi penyusunan perencanaan pembanguncin partisipatif;
d. memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakiit;
e. memfasilitasi kerjasama antar Lembaga Kemasyarakatan dan kerjasana Lembaga
Kemasyarakatan dengan pihak ketiga;
f. memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada Lembaga
Kemasyarakatan; dan
g. memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan Lembaga
Kemasyarakatan.
BAB VIII
HUBUNGAN KERJA
Pasal 14
(1) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Pekon dengan pemerintahan pekon
bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.
(2) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Pekon dengan Lembaga
Kemasyarkatan lainnya bersifat koordinatif dan konsultatif.
(3) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan pekon dengan pihak ketiga bersifat
kemitraan.
BAB IX
SUMBER DANA
Pasal 15
Pendanaan Lembaga Kemasyarakatan Pekon bersumber dari:
a. swadaya masyarakat;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Pekon;
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Provinsi;
d. bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten; dan
e. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
9. Pasal16
Lembaga Kemasyarakatan di Pekon yang ada pada saat ini tetap diakui eksistensinya
dan berlaku sampai berakhirnya masa bhaktinya.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga Kemasyarakatan Pekon sepanjang
mengenai teknis pembentukannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 18
Dengan diundangkannya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten
Tanggamus Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di
Pekon dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 19
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanggamus.
Ditetapkan di Kota Agung
pada tanggal 03 September 2007
BUPATI TANGGAMUS,
dto
FAUZAN SYA'IE
Diundangkan di Kota Agung
Pada Tanggal 03 September 2007
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN,
dto
SYAFIUDDIN MUAS
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2007 NOMOR 23
10. Pasal16
Lembaga Kemasyarakatan di Pekon yang ada pada saat ini tetap diakui eksistensinya
dan berlaku sampai berakhirnya masa bhaktinya.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga Kemasyarakatan Pekon sepanjang
mengenai teknis pembentukannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 18
Dengan diundangkannya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten
Tanggamus Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di
Pekon dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 19
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanggamus.
Ditetapkan di Kota Agung
pada tanggal 03 September 2007
BUPATI TANGGAMUS,
dto
FAUZAN SYA'IE
Diundangkan di Kota Agung
Pada Tanggal 03 September 2007
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN,
dto
SYAFIUDDIN MUAS
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2007 NOMOR 23