Dokumen tersebut merupakan penjelasan mengenai Nirmana Dwimatra, yaitu prinsip desain dua dimensi. Terdapat empat kelompok unsur Nirmana Dwimatra yaitu unsur konseptual, visual, relasional, dan praktis. Dokumen juga menjelaskan berbagai istilah terkait Nirmana Dwimatra seperti bentuk, warna, arah, serta asas-asas desain seperti repetisi.
1. Nirmana Dwimatra –
Unsur,Asas,Contoh &
Penjelasan Lengkap
02-10-201801-0
Nirmana Dwimatra adalah asas atau prinsip kebenaran yang dapat digunakan
untuk menyusun unsur rupa menjadi komposisi desain atau karya dua dimensi
yang baik. Intinya Nirmana adalah penerapan terhadap Penggunaan prinsip-
prinsip desain pada unsurnya yang dapat dimodifikasi juga. Penjelasan
mengenai pengertian dan fungsi nirmana yang lebih lanjut dapat disimak
disini: Nirmana – Pengertian, Unsur, Asas, Fungsi & Studi Kasus.
Nirmana Dwimatra banyak menggunakan terminologi dan istilah-istilah yang
jarang didengar, padahal sebetulnya istilah tersebut merepresentasikan
sesuatu yang sederhana. Penggunaan terminologi tersebut dimaksudkan
untuk memperuncing istilah yang terlalu umum menjadi lebih spesifik pada
disiplin ilmu desain dan seni rupa. Namun tidak jarang istilah-istilah tersebut
hanya menghambat proses pemahaman kita pada inti dari materi itu sendiri.
Oleh karena itu, artikel ini menggunakan referensi buku berbahasa Inggris dan
menerjemahkan sebagian istilahnya dengan Bahasa Indonesia yang lebih
2. mudah untuk dipahami. Namun, sebagian istilah juga akan dibiarkan dalam
Bahasa Inggris agar tidak menghambat pemahaman pembaca.
Buku yang digunakan sebagai referensi adalah “Principles of Two-Dimensional
Design” yang ditulis oleh Wucius Wong. Mengapa? karena buku ini
merupakan salah satu sumber yang tak lekang oleh zaman dan masih relevan
hingga sekarang. Buku ini juga selalu digunakan oleh pengajar di perguruan-
perguruan tinggi ternama di Indonesia, bahkan di dunia. Setelah memahami
konsepnya di sini, Anda dapat membaca buku terjemahannya, yaitu:
“Beberapa Asas Merancang Nirmana Dwimatra” untuk membandingkan
istilah-istilah bakunya.
Unsur-unsur Nirmana Dwimatra
Unsur-unsur nirmana adalah bagian terkecil dari suatu objek atau komposisi.
Unsur tersebut adalah objek untuk menerapkan asas atau prinsip nirmana.
Sehingga penting bagi kita untuk mengetahui objek dua dimensi apa saja
yang dapat diterapkan asas-asas Nirmana Dwimatra. Menurut Wucius Wong
(1972, hlm. 7) Unsur-unsur Nirmana terbagi menjadi empat grup, yaitu:
1. Unsur Konseptual
2. Unsur Visual
3. Unsur Relasional (Relational Element)
4. Unsur Praktis (Practical Element, Praktik, bukan “ringkas” atau “mudah”)
Berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing grup unsur dan unsur-
unsur yang dibawahinya.
1. Unsur Konseptual
Unsur Konseptual tidak terlihat secara kasat mata. Sebetulnya unsur ini tidak
benar-benar ada namun tetap hadir secara maya untuk membentuk Unsur
3. Visual atau unsur yang tampak. Unsur-unsur Konseptual Nirmana Dwimatra
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Titik
Titik menandakan posisi. Titik tidak memiliki panjang dan tidak memakan area
atau ruang. Tititk adalah awal dan akhir dari suatu garis. Titik juga dapat
ditemui ketika dua garis saling bersilangan.
b. Garis
Ketika titik bergerak, medan yang dilaluinya menjadi garis. Garis memiliki
panjang namun tidak memiliki lebar. Garis memiliki posisi dan arah. Pada
hakikatnya garis dibentuk oleh titik dan dapat membentuk bidang.
4. Ilustrasi garis, salah satu
unsur Nirmana Dwimatra
c. Bidang (Plane)
Bidang atau Plane adalah Medan atau garis pergerakan yang dihasilkan oleh
suatu garis. Bidang memiliki panjang dan lebar namun tidak memiliki ruang
(tidak memiliki dimensi Z, hanya X dan Y saja). Bidang memiliki posisi dan
arah.
5. Ilustrasi bidang, salah
satu unsur Nirmana Dwimatra
d. Volume (Gempal)
Volume adalah bidang yang memiliki ruang. Berbeda dengan bidang, volume
memiliki tiga dimensi lengkap yaitu X, Y dan Z. Dalam Nirmana Dwimatra,
volume hanya bersifat ilusi dan bukan objek tiga dimensi yang sebenarnya.
Gempal / Volume /
salah satu unsur-unsur Nirmana
6. 2. Unsur Visual
Unsur Visual adalah ketika unsur konsepsual tampak menjadi bentuk yang
nyata. Ketika kita menggambar objek nyata pada kertas, kita menggunakan
garis yang sebetulnya masih konseptual. Garis yang tampak pada kertas sudah
tidak dalam ranah konsep lagi, melainkan sudah hadir visualisasinya. Warna
dan teksturnya bergantung dari alat gambar dan bahan yang kita gunakan
untuk membuatnya.
Maka, saat unsur konseptual telah menjadi tampak, unsur tersebut memiliki:
Bentuk, Ukuran, Warna dan Tekstur atau bahasa bakunya: barik. Unsur visual
memiliki peranan yang paling penting dalam karya desain atau seni murni,
karena unsur inilah yang sebetulnya tampak. Unsur-unsur Visual Nirmana
Dwimatra yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Bentuk (Shape)
Sesuatu yang kita lihat dan dapat diterima oleh persepsi kita menyerupai
sesuatu disebut Bentuk. Bentuk biasanya hanya berupa bidang geometris saja
seperti: bujur sangkar, lingkaran, garis menyilang, dll). Pada wujud murninya
bentuk belum memiliki makna atau tidak dijadikan simbol untuk suatu hal.
b. Ukuran
Semua bentuk atau unsur lain memiliki ukuran. Ukuran tersebut relatif
terhadap ruang yang ditempati dan konteks disekitarnya. Bentuk dianggap
besar jika memakan banyak ruang pada media gambarnya. Bentuk juga dapat
menjadi besar jika dideretkan dengan bentuk lain yang lebih kecil.
c. Warna
Warna adalah pantulan cahaya terhadap benda yang memiliki pigmen
tertentu. Sebuah benda berwarna merah karena benda tersebut memiliki
7. pigmen yang memantulkan warna merah dan menyerap gelombang warna
lainnya. Warna yang dimaksud disini adalah termasuk warna yang sebetulnya
bukan warna seperti abu-abu, hitam dan putih.
3. Unsur Relasional
Unsur-unsur relasional mengatur penempatan dan keterhubungan antar
bentuk dalam komposisi. Beberapa unsur dapat dilihat dan tampak nyata
seperti Arah dan Posisi. Sementara itu sebagian unsur hanya hadir untuk
dirasakan seperti Ruang dan Gravitasi. Unsur-unsur Relasional Nirmawan
Dwimatra adalah sebagai berikut.
a. Arah
Arah adalah kemana bentuk atau wujud yang kita buat mengarah. Arah sangat
relatif terhadap bentuknya sendiri, persepsi pengamat, media karya dan
konteks disekitar unsurnya.
b. Posisi
Posisi juga sangat bergantung pada ruang di media karya (frame karya). Posisi
juga tergantung pada struktur desain. Posisi dapat saling berderet atau saling
tumpang tindih.
c. Ruang (Space)
Bentuk sekecil apapun akan mengambil ruang pada suatu komposisi. Ruang
adalah sisa dari apa yang telah ditempati oleh unsur lain seperti bentuk.
Ruang dapat berbentuk datar atau memiliki ilusi kedalaman tiga dimensi
dalam Nirmana Dwimatra.
d. Gravitasi
8. Gravitasi tidak dapat tampak pada Nirmana Dwimatra. Sifatnya lebih ke
perasaan psikologis. Objek yang ditempatkan dibagian bawah frame
komposisi akan terasa berat atau tampak lebih stabil. Sementara objek yang
ditempatkan dibagian atas frame akan tampak ringan atau sedang melayang
melawan gravitasi.
4. Unsur Praktis
Elemen praktis mendasari konten dan perluasan fungsi desain yang dihasilkan
ketika suatu desain telah diciptakan.
a. Representasi (Representation)
Representasi adalah ketika bentuk atau wujud dibuat untuk menirukan
sesuatu yang terdapat di alam. Misalnya Gambar pohon, ilustrasi pasar, foto
binatang, dan sebagainya.
b. Makna/Arti (Meaning)
Makna terdapat pada desain atau karya ketika desain memang ditujukan
untuk menyampaikan pesan.
c. Fungsi (Function)
Fungsi hadir ketika karya desain ditujukan untuk suatu tujuan fungsional
tertentu.
Wujud (Form)
Seperti yang telah dibahas diatas, unsur konseptual tidak terlihat kasat mata.
Namun jika kita menggambar titik, garis atau bidang diatas kertas, maka unsur
9. konsepsual itu menjadi tampak dan berubah menjadi Wujud (form). Titik, garis
atau bidang yang digambar pada kertas dapat dilihat dan sudah diluar ranah
konsepnya saja.
Sebetulnya istilah “wujud” ini memang agak bias dengan istilah bentuk.
Jangankan pada Bahasa Indonesia, Shape dan Form juga memiliki kebiasan
yang hampir sama. Karena alasan seperti inilah Nirmana menggunakan istilah-
istilah rumit baru agar lebih spesifik pada maksud yang dituju. Namun selama
pemahaman terhadap materinya dapat dilakukan, istilah menjadi tidak
sepenting itu dan dapat diperbaiki dengan melihat glosarium baku pada buku
terjemahan baku.
Berdasarkan unsur konseptual yang berubah menjadi tampak saat diwujudkan,
maka wujud-wujud tersebut dapat berupa:
1. Wujud berupa Titik
2. Wujud berupa Garis
3. Wujud berupa Bidang
4. Wujud berupa Volume (Gempal)
Pada hakikatnya, Unsur konseptual Nirmana dalam bentuk wujudnya juga
sama dengan unsur tersebut pada saat masih berada di ranah konsepnya.
Namun karena unsur tersebut sekarang tampak dan mewujud, maka unsur-
unsur tersebut memilki keterhubungan dengan ruang atau frame yang
menyelubunginya. Wujud tersebut juga memiliki keterhubungan dengan
unsur lain yang terdapat disekitarnya.
Wujud Positif dan Wujud Negatif
Wujud biasanya dibentuk melalui bentuk yang menempati ruangnya. Misalnya
lingkaran hitam diatas kertas putih. Namun wujud juga dapat digunakan untuk
membentuk wujud negatif. Jika kita mengapitkan empat lingkaran hitam
diatas kertas putih dengan posisi dua lingkaran diatas dan dua lingkaran
10. dibawah, maka ditengah-tengah empat lingkaran tersebut akan terbentuk
wujud negatif yang bentuknya mirip belah ketupat. Itulah yang disebut wujud
negatif. Sementara empat lingkaran hitam yang diapitkannya adalah wujud
positif. Istilah wujud positif dan negatif juga dikenal sebagai ruang positif dan
negatif.
Distribusi Warna pada Wujud
Wujud dapat memiliki berbagai pendistribusian warna di dalamnya. Misalnya:
1. Wujud hitam diatas ruang putih
2. Wujud putih diatas ruang hitam
3. Wujud hitam diatas ruang hitam
4. Wujud putih diatas ruang putih
Pada contoh (a), wujud memilki wujud positif berwarna hitam dan wujud
negatif berwarna putih. Sedangkan dengan contoh (b) wujud memiliki wujud
positif berwarna putih dan wujud negative berwarna hitam. Sedangkan pada
contoh (c) dan (d) wujud tidak terlihat karena tidak memiliki kontras untuk
menampakan sosoknya.
Keterkaitan antar Wujud-wujud
Wujud dapat bertemu dengan wujud lainnya dalam beberapa cara. Masing-
masing cara pertemuan memberikan dampak yang berbeda. Baik itu
dideretkan, ditumpuk, dan sebagainya. Beberapa cara bertemunya wujud
adalah:
1. Detachment (Detasemen)
Adalah ketika dua wujud saling berdekatan namun tetap memisahkan diri dan
11. tidak menyentuh satu sama lain.
2. Touching (Bersentuhan)
Ketika dua wujud berdekatan, menyentuh satu sama lain namun tidak
menumpuk
3. Overlapping (Bertumpuk)
Wujud bersentuhan dan menumpuk satu sama lain lain tetap tampak terpisah
oleh sesuatu: misalnya wujud merupakan bentuk yang memiliki garis putih.
Akan terdapat wujud yang berada lebih atas dari wujud yang lainnya.
4. Penetration
Posisi yang sama dengan Overlapping, namun bagian pertemuan antar
tumpukan dibuat menjadi negatif space atau transparan.
5. Union
Masih sama dengan overlapping namun kedua wujud tidak memiliki tanda
pemisah dan tampak bersatu menjadi satu wujud.
6. Substraction
Ketika suatu wujud ditumpuk oleh wujud lain yang tak terlihat dan terpotong
12. oleh wujud kedua itu.
7. Intersection
Sama seperti Overlapping, namun yang disisakan hanyalah wujud negatif yang
terbentuk ditengah-tengah kedua wujud yang saling bertumpuk tersebut.
Asas-asas Nirmana Dwimatra
Perlu diketahui bahwa asas-asas atau prinsip-prinsip seni rupa dan desain
tidak memiliki patokan yang absolut. Terdapat beberapa set prinsip dan
pendapat yang berbeda dari setiap Ahli yang membahasnya. Asas-asas
Nirmana Dwimatra yang dibahas disini adalah asas yang dinyatakan oleh
Wucius Wong. Asas-asas nirmana lain menurut Sanyoto dan Terry Barret
dapat disimak di: Prinsip Prinsip Seni Rupa dan Desain
1. Repetition (Repetisi/Pengulangan)
Repetisi adalah salah satu metode merancang yang paling sederhana. Repetisi
banyak digunakan dalam bermacam hal. Motif pada kain tekstil sering
melakukan repetisi, menjadikannya tampak sederhanan namun “berwarna”
melalui pengulangan motifnya. Melakukan repetisi pada wujud yang sama tau
mirip dapat memberikan keharmonisan dan variasi yang menarik secara
sekaligus. Jenis-jenis Repetisi meliputi:
1. repetisi bentuk,
2. repetisi ukuran,
3. repetisi warna,
13. 4. repetisi tekstur,
5. repetisi arah,
6. repetisi posisi,
7. repetisi ruang,
8. repetisi gravitasi.
Variasi Repetisi
Jika repetisi dirasa terlalu monoton, maka variasi dapat dilakukan pada
masing-masing repetisi. Misalnya repetisi bentuk, namun dengan aturan
ukuran yang berbeda. Lingkaran kecil dan lingkaran besar saling berderetan
dan berulang dalam aturan yang sama pada proses repetisi. Atau buat aturan
posisi yang saling bergantian satu sama lain, misalnya wujud pertama
posisinya dibuat agak melenceng kebawah dan wujud kedua dibuat agak
melenceng keatas.
Contoh asas nirmana : Repetisi/Repetition. Wucius Wong
14. 2. Structure (Struktur)
Contoh Asas Nirmana: Struktur. Wucius Wong
Struktur digunakan untuk menentukan posisi wujud pada desain. Mengapa
beberapa bentuk/raut pada grup yang sama ditempatkan berderet dan
memiliki jarak yang sama satu sama lain? Struktur berkutat dengan aturan-
aturan yang digunakan untuk menentukan posisi seperti itu. Struktur adalah
aturan dasar yang kita buat sendiri untuk menentukan urutan dan
keterhubungan antar wujud. Terdapat beberapa jenis struktur yang biasa
digunakan, atau muncul dengan sendirinya tanpa dirancang terlebih dahulu.
Jenis-jenis struktur tersebut adalah sebagai berikut.
1. Struktur Formal
Struktur formal terdiri dari struktur yang rapi dan terkalkulasi. Garis struktur
menjadi panduan keseluruhan desain. Jarak dibuat dan dibagi pada seluruh
ruang yang ada, secara seimbang atau beritma.
15. 2. Struktur Semi-Formal
Sifatnya biasa, tidak terlalu presisi namun tidak terlalu bebas juga. Struktur
yang sangat umum digunakan dalam desain komersil.
3. Struktur Informal
Struktur informal tidak menggunakan garis untuk membagi-bagi divisi untuk
menempatkan berbagai unsur pada komposisi. Grup wujud maupun bentuk
satuan ditata secara bebas tanpa pengorganisasian yang tersusun.
4. Struktur Pasif
Struktur pasif berarti struktur yang hanya konseptual, dan tidak berinteraksi
antar pemisahnya.
5. Struktur Aktif
Berbeda dengan struktur pasif, struktur aktif dapat membuat grup wujud yang
diatur didalam masing-masing posisinya aktif, dinamis dan dapat berinteraksi
satu sama lain antar garis pemisahnya.
6. Struktur Tidak Tampak
Kebanyakan desain menggunakan garis struktur yang tidak tampak. Artinya
garis pemisah untuk mengatur struktur tidak diperlihatkan dan hanya menjadi
pemandu pengorganisasian antar wujud saja.
7. Struktur Tampak
Desain dapat menggunakan struktur tampak dalam konteks tertentu. Garis
pemisah dapat dimunculkan jika memang dirasa cocok dan membantu
keterlihatan. Beberapa desain komunikasi visual juga mungkin cocok
menggunakan garis struktur yang tampak.
3. Similarity (Kemiripan, Keharmonisan)
16. Contoh Asas Nirmana: Similarity. Wucius Wong
Wujud dapat memiliki kemiripan satu sama lain, namun tidak identik. Jika
suatu grup wujud tidak identik namun diulang, unsur tersebut tidak sedang
menerapkan asas repetisi, melainkan menerapkan asas Kemiripan. Kemiripan
utamanya terdapat pada kemiripan bentuk sebelum diwujudkan pada grup.
Meskipun kemiripan dapat digunakan juga pada grup wujud.
Asas Similarity dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu:
1. Asosiasi
Bentuk memiliki asosiasi atau kemiripan satu sama lain karena diorganisir
bersama berdasarkan tipe, makna, atau fungsi yang mirip atau dalam ranah
yang masih sama.
2. Imperfection
Kita dapat menentukan bentuk ideal yang akan kita gunakan, lalu
menggunakan bentuk tidak sempurnanya pada komposisi. Bentuk ideal yang
telah dipilih dapat sedikit diabstrakan, ditransformasi, dipotong-potong, dan
sebagainya.
17. 3. Spatial Distortion
Distorsi dapat digunakan untuk menciptakan kemiripan pada suatu bentuk
yang sama. Bentuk yang di distorsi akan menghasilkan banyak variasi yang
masih mirip satu sama lain.
4. Union atau Subtraction
Dengan menggurangi bentuk oleh bentuk lain, kita dapat menciptakan asas
kemiripan. Begitu juga dengan menambahkan bentuk lain yang ditumpukan
pada bentuk utama.
5. Tension atau Compression
Kemiripan juga dapat diraih dengan menarik atau mengkompres objek yang
sama.
4. Gradasi
Gradasi tidak hanya menuntut perubahan yang bertahap, tetapi perubahan
bertahap dengan cara yang teratur. Biasanya gradasi akan menghasilkan ilusi
optik dan menciptakan perkembangan yang teratur dan mengarah ke sesuatu
yang. Meskipun terdengar rumit, Gradasi sebetulnya adalah pengalaman
visual harian. Hal-hal yang dekat dengan kita tampak besar, sementara yang
jauh dari kita tampak kecil, dan begitu seterusnya. Hal seperti itu juga telah
menunjukkan asas Gradasi. Gradasi dapat diterapkan pada setiap unsur
Nirmana Dwimatra, sama seperti Asas Pengulangan dan Asas Kemiripan.
18. Contoh Asas Nirmana: Gradation/Gradasi. Wucius Wong
5. Radiation (Radial/Memancar)
Radial dapat digambarkan sebagai kasus khusus pengulangan. Bentuk atau
grup wujud melakukan perulangan yang berputar secara teratur yang
berpusat di satu titik yang sama. Asas radial atau memancar juga merupakan
fenomena yang umum terjadi di alam. Pada bunga kita akan menemukan pola
radial dalam kelopaknya. Melemparkan batu ke air yang tenang akan
menghasilkan riak-riak yang memancar. Dengan cara yang lebih abstrak,
matahari juga memancarkan pola radial. Asas ini juga dapat digunakan pada
seluruh unsur Nirmana dengan masing-masing variasinya.
19. Contoh Asas Nirmana Radiation/Radial/Memancar. Wucius Wong
6. Anomaly
Anomali adalah munculnya ketidakteraturan dalam komposisi yang teratur.
Terkadang anomali hanyalah unsur tunggal pada organisasi struktur dan unsur
yang telah seragam. Contoh anomali di keseharian kita adalah: bunga di
antara dedaunan, bulan di malam gelap, retakan di dinding yang mulus, dan
bangunan tua di antara pencakar langit modern. Dalam desain, penggunaan
anomali harus digunakan secara hati-hati. Asas Anomali harus memiliki tujuan
yang pasti, seperti: untuk menarik perhatian atau menghilangkan kekakuan.
20. Contoh Asas Nirmana Anomaly. Wucius Wong
7. Kontras
Kontras terjadi sepanjang waktu, meskipun kehadirannya mungkin terabaikan
diabaikan. Ada kontras ketika suatu bentuk dikelilingi oleh ruang kosong.
Sebagian kontras juga muncul ketika garis lurus bertemu dengan kurva. Ada
juga kontras yang muncul ketika satu bentuk jauh lebih besar daripada yang
lain. Kita mengalami banyak macam asas kontras dalam kehidupan sehari-hari.
Siang kontras dengan malam, kursi tua kontras dengan sofa modern, dan
sebagainya.
Kontras dapat memiliki beberapa level seperti ringan atau berat, jelas atau
kabur, sederhana atau rumit. Bentuk A mungkin tampak kontras dengan
bentuk B, tetapi ketika bentuk C hadir, bisa jadi bentuk A dan B tidak lagi
kontras. Kontras sangat bergantung pada konteks disekitarnya juga.
21. Contoh Asas Nirmana Kontras. Wucius Wong
8. Concentration
Konsentrasi mengacu pada cara distribusi kelompok bentuk-bentuk yang
berkumpul lebih banyak di bagian daerah tertentu. Sementara di daerah lain
tidak seramai pada bagian tersebut. Distribusinya biasanya tidak merata,
Asas Concentration dapat menjadi pusat perhatian yang lebih ringan, namun
tetap dinamis dan tidak monoton dibandingkan dengan Asas kontras atau
Anomali. Di lingkungan kita, kota adalah contoh Asas konsentrasi. Bangunan
dan orang berkerumun di sekitar jantung disetiap kota, dan secara bertahap
lebih sepi di daerah pinggiran kota.
22. Asas Nirmana Concentration. Wucius Wong
9. Tekstur (Barik)
Tekstur mengacu pada karakteristik permukaan bentuk. Setiap bentuk
memiliki permukaan dan setiap permukaan tentunya memiliki karakteristik
tertentu, yang dapat digambarkan sebagai halus atau kasar, polos atau
dekoratif, matt atau glossy, lembut atau keras. Meskipun pada umumnya kita
menganggap bahwa permukaan datar yang di cat tidak mempunyai tekstur
sama sekali, sebenarnya kerataan tembok dan cat tersebut adalah jenis tekstur
juga. Tekstur pada Nirmana Dwimatra biasanya hanya berupa ilusi saja dan
tidak benar-benar ada. Namun pada sebagian kasus seperti karya kolase, atau
bahan kertas tertentu, tekstur dapat menjadi nyata.