Dokumen tersebut membahas tiga topik utama yaitu siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) yang terdiri dari beberapa tahapan, standar dokumentasi sistem manajemen mutu, dan teknologi serta praktik pengembangan sistem yang meliputi penggunaan tujuan pengendalian dan struktur kerja (WBS) untuk mengelola proyek pengembangan sistem.
Analisis Kebutuhan (PR5) dalam pembahasan perancangan sistemjannatunaliyah1
Analisis Kebutuhan (PR5) dalam pembahasan perancangan sistem.
Pengembangan sistem informasi dilakukan untuk mendukung kegiatan bisnis dalam organisasi, tahapannya terdiri dari inisialisasi, analisis, desain, dan implementasi. Pengembangan sistem informasi dapat berupa pembuatan suatu sistem baru maupun penambahan atau perubahan modul pada system yang sudah ada. Secara umum, alur pengembangan suatu sistem informasimempunyai beberapa tahapan. Tahapan pengembangan sistem informasi sering kali disebut juga sebagai System Development Life Cycle (SDLC).
Manajemen Perancangan Pemodelan Sistem Informasi Kepelabuhanan19032022_Modeli...RidwanSatrioHadikusu1
The metallic part of the microstrip antenna is a combination of distributed resistance, capacitance, and inductance. Babinate’s principle states that each slot is reciprocal to its metallic structure. For practical realization of the proposed DGS unit, one of the requirements is to elicit the equivalent circuit components. The parameters of the circuit can be extracted from the equivalent circuit design using a simulation result (scattering parameter vs. frequency) obtained by a full-wave electromagnetic simulator to properly identify the cutoff frequency and low-pass response. The DGS equivalent circuit consists of a parallel tuned circuit in series with the transmission line to be coupled [8]. DGS equivalent circuits can be classified into three types:
1.
LC and RLC equivalent circuit.
2.
Π-shaped equivalent circuit.
3.
Quasistatic equivalent circuit.
The most efficient equivalent models of the DGS unit for transmission lines have parallel R, L, and C resonant circuits. The dumbbell DGS, composed of two rectangular defected areas connected by a narrow slot, can be considered as an equivalent L and C circuit. The rectangular parts are responsible for increasing the current route length and the effective inductance. The slot part is responsible for increasing the effective capacitance due to the accumulation of a charge. The parallelThe metallic part of the microstrip antenna is a combination of distributed resistance, capacitance, and inductance. Babinate’s principle states that each slot is reciprocal to its metallic structure. For practical realization of the proposed DGS unit, one of the requirements is to elicit the equivalent circuit components. The parameters of the circuit can be extracted from the equivalent circuit design using a simulation result (scattering parameter vs. frequency) obtained by a full-wave electromagnetic simulator to properly identify the cutoff frequency and low-pass response. The DGS equivalent circuit consists of a parallel tuned circuit in series with the transmission line to be coupled [8]. DGS equivalent circuits can be classified into three types:
1.
LC and RLC equivalent circuit.
2.
Π-shaped equivalent circuit.
3.
Quasistatic equivalent circuit.
The most efficient equivalent models of the DGS unit for transmission lines have parallel R, L, and C resonant circuits. The dumbbell DGS, composed of two rectangular defected areas connected by a narrow slot, can be considered as an equivalent L and C circuit. The rectangular parts are responsible for increasing the current route length and the effective inductance. The slot part is responsible for increasing the effective capacitance due to the accumulation of a charge. The parallel The metallic part of the microstrip antenna is a combination of distributed resistance, capacitance, and inductance. Babinate’s principle states that each slot is reciprocal to its metallic structure. For practical realization of the proposed DGS unit, one of the requirements is to elicit
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. 7. Pengembangan Sistem : Suatu Survei
7.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Sistem Informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya
meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan
informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem
Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan
bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi
diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang Teknologi Informasi.
Dalam membangun suatu sistem informasi (dalam hal ini lebih mengacu kepada
pengertian aplikasi perangkat lunak) digunakan metode Siklus Hidup Pengembangan
Sistem (System Development Life Cycle atau SDLC). SDLC terdiri dari sejumlah
tahapan yang dilaksanakan secara berurutan. Secara umum tahapan dari SDLC adalah
sebagai berikut:
Pengumpulan data (data gathering)
Jika sudah ada sistem yang berjalan sebelumnya maka perlu dilakukan pengumpulan
data dan informasi yang dihasilkan dari sistem yang ada. Pengumpulan laporan
(report), cetakan (print-out), dsb baik yang sudah ada maupun yang diharapkan untuk
ada pada sistem yang baru. Interview dan questionnaire terhadap orang-orang yang
terlibat dalam sistem juga mungkin perlu dilakukan. Apabila sistem yang akan
dikembangkan benar-benar baru (belum ada sistem informasi sebelumnya) maka pada
tahapan ini pengembang bisa lebih menekankan kepada studi kelayakan dan definisi
sistem.
2. 7.2 Standar standar dokumentasi
Persyaratan umum mensyaratkan organisasi untuk "menetapkan, mendokumentasikan,menerapkan, dan
memelihara sistem manajemen mutu dan terus-menerus memperbaiki keefektifannya sesuai dengan
persyaratan Standar Internasional". Umum menjelaskan bahwa dokumentasi sistem manajemen mutu harus
mencakup:
➔ pernyataan terdokumentasi dari kebijakan mutu dan sasaran mutu;
➔ sebuah manual mutu
➔ prosedur terdokumentasi yang dipersyaratkan oleh Standar Internasional
➔ dokumen yang diperlukan oleh organisasi untuk memastikan perencanaan operasi,efektif dan
pengendalian proses, dan
➔ catatan disyaratkan oleh Standar Internasional;
jelas bahwa di mana standar khusus memerlukan "prosedur terdokumentasi", prosedur harus
ditetapkan, didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara. Hal ini juga menekankan bahwa tingkat
dokumentasi SMM mungkin berbeda dari satu organisasi ke yang lain karena:
➔ ukuran organisasi dan jenis kegiatannya;
➔ kompleksitas proses dan interaksinya, dan
➔ kompetensi personil.
3. 7.3 Teknologi dan praktek
pengembangan system
Manajemen controlFase SDLC berfungsi sebagai panduan program untuk kegiatan proyek dan
menyediakan cara yang fleksibel tetapi konsisten untuk melakukan proyek ke kedalaman yang
cocok dengan lingkup proyek.Masing-masing fase SDLC tujuan dijelaskan di bagian ini dengan
kiriman kunci, deskripsi tugas yang direkomendasikan, dan ringkasan tujuan pengendalian
terkait untuk manajemen yang efektif.Hal ini penting bagi manajer proyek untuk membangun
dan memantau tujuan kontrol selama setiap fase SDLC ketika menjalankan proyek. Tujuan
pengendalian membantu memberikan pernyataan yang jelas dari hasil yang diinginkan atau
tujuan dan harus digunakan di seluruh proses SDLC keseluruhan. Tujuan pengendalian dapat
dikelompokkan menjadi kategori utama (domain), dan berhubungan dengan fase-fase SDLC
seperti yang ditunjukkan pada gambar.Untuk mengelola dan mengendalikan setiap inisiatif
SDLC, setiap proyek akan diminta untuk membentuk beberapa derajat dari breakdown struktur
kerja (WBS) untuk menangkap dan jadwal pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek. WBS dan semua materi program harus disimpan di bagian "proyek deskripsi" dari
notebook proyek. WBS adalah sebagian besar diserahkan kepada manajer proyek untuk
membangun dengan cara yang paling tepat menggambarkan pekerjaan proyek. Ada beberapa
area kunci yang harus didefinisikan dalam WBS sebagai bagian dari kebijakan SDLC Diagram
berikut ini menjelaskan tiga bidang utama yang akan dibahas dalam WBS dengan cara yang
ditetapkan oleh manajer proyek.