Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
1. EPISTEMOLOGI KETEKNIKAN BERBASIS
WAWASAN POLITIK DAN EKONOMI
KONSEP
KETEKNIKAN
UNTUK
PERADABAN
MANUSIA
Salahuddin Husein
Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada
: shddin@gmail.com
: salahuddin.husein
2. Aku insinyur. Aku tak bisa menguraikan dengan baik hubungan
antara kejujuran dan kesungguhan dalam pembangunan proyek ini
dengan keberpihakan kepada masyarakat miskin. Apakah yang
pertama merupakan manifestasi yang kedua?
Novel
“Orang-Orang Proyek”
Ahmad Tohari
(2007)
3. PENGANTAR Perkembangan keteknikan tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat.
Masyarakat membutuhkan
perkembangan keteknikan yang
membawa mereka ke arah
kehidupan yang lebih baik.
Dan persinggungan antara
keteknikan dengan aspek politik
serta ekonomi pun muncul.
Kuliah ini terbagi menjadi dua
bagian :
A. Mengenal epistemologi
keteknikan
B. Dinamika hubungan keteknikan
dan politik-ekonomi
5. Apakah pengetahuan keteknikan?
Bagaimana membedakannya dari pengetahuan ilmiah?
Bagaimana cara memperoleh pengetahuan keteknikan?
Bagaimana cara menentukan nilai pengetahuan keteknikan?
EPISTEMOLOGI KETEKNIKAN
shddin@2016
Keteknikan
Filsafat Ilmu
Pengetahuan
+ =
Epistemologi
Keteknikan
4 dimensi
lintas-disiplin
4 pertanyaan
kunci
6. Keteknikan sebagai Ilmu Dasar
Keteknikan sebagai Aktivitas Politik dan Ekonomi
Keteknikan sebagai Desain
Keteknikan sebagai Perilaku
4 DIMENSI KETEKNIKAN
shddin@2016
(Figueiredo, 2002)
ILMU DASAR POLITIK DAN
EKONOMI
PERILAKU DESAIN
Engineer sebagai
saintis
Engineer sebagai
politisi dan
usahawan
Engineer sebagai
pelaku
Engineer sebagai
perancang dan
perangkai
7. Keteknikan sebagai Ilmu Dasar (engineer
sebagai pemikir):
Keteknikan adalah aplikasi dari ilmu dasar.
Dilakukan atas dasar nilai-nilai ketelitian dan
logika, demi terwujudnya ilmu pengetahuan
melalui serangkaian analisis dan
eksperimen.
Penemuan ilmu pengetahuan baru dan
hukum-hukum utama akan membawa pada
pengakuan intelektualitas yang sangat
tinggi.
Riset adalah jenis pekerjaan yang paling
diinginkan.
Ilmu-ilmu Keteknikan (Termodinamika,
Dinamika Fluida, Teori Pengelompokkan, ... )
adalah contoh penting dalam perspektif ini.
4 DIMENSI KETEKNIKAN
shddin@2016
8. Keteknikan sebagai Aktivitas Sosial, Politik, dan Ekonomi
(engineer sebagai politisi dan usahawan)
Keteknikan sebagai bagian dari realitas sosial-politik-ekonomi.
Engineer bukan hanya orang yang mengembangkan teknologi, namun
juga sebagai ahli sosial, dalam hal kemampuan mereka mengenali
pentingnya sifat sosial dan ekonomi dalam dunia keteknikan dan
kompleksitas sosial tim dimana mereka bergabung.
Penciptaan nilai sosial dan ekonomi dan kepercayaan pada kepuasan
pengguna hasil rekayasa keteknikan yang muncul sebagai nilai-nilai
utama.
Keberlanjutan pengembangan aspek keteknikan membutuhkan
kejelian mengamati perilaku dan perubahan situasi politik di negara
dimana mereka bekerja; iklim politik yang tepat dan dapat dikontrol
akan menjadi pemicu percepatan perkembangan rekayasa
keteknikan.
4 DIMENSI KETEKNIKAN
shddin@2016
9. Keteknikan sebagai Perilaku Hidup (engineer sebagai pelaku)
Keteknikan adalah seni menyelesaikan pekerjaan.
Didasarkan pada kemampuan mengubah lingkungan, mengatasi
rintangan dengan keluwesan dan kegigihan.
Seni ‘homo faber’ (makhluk dengan alat), dalam ekspresi paling
mendasar, adalah kemampuan untuk menggulungkan lengan baju
dan bekerja keras membenahi permasalahan.
Pekerjaan yang telah selesai akan membawa pada status pengakuan
yang lebih tinggi.
4 DIMENSI KETEKNIKAN
shddin@2016
10. Keteknikan sebagai Ilmu Dasar
Keteknikan sebagai Aktivitas Politik dan Ekonomi
Keteknikan sebagai Desain
Keteknikan sebagai Perilaku
4 DIMENSI KETEKNIKAN
shddin@2016
(Figueiredo, 2002)
ILMU DASAR POLITIK DAN
EKONOMI
PERILAKU DESAIN
teori
model
metodologi
publikasi
konferensi
negosiasi
tim
nilai
pelanggan
pasar
produk
pelayanan
unggulan
proyek
sistem
rangkaian
Kata Kunci:
11. Pertanyaan Ontologis:
Apa kenyataan yang dapat kita ketahui?
Pertanyaan Epsitemologis:
Apakah pengetahuan? Pengetahuan apa yang dapat kita peroleh?
Pertanyaan Metodologis:
Bagaimana caranya kita membangun pengetahuan?
Pertanyaan Aksiologis:
Apa nilai dari pengetahuan yang kita bangun?
4 PERTANYAAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
shddin@2016
(Lincoln & Guba, 2000)
12. Pertanyaan Ontologis:
Apa kenyataan yang dapat diketahui oleh keteknikan?
Pertanyaan Epsitemologis:
Apakah yang dimaksud dengan keteknikan?
Pertanyaan Metodologis:
Bagaimana caranya kita membangun keteknikan?
Pertanyaan Aksiologis:
Apa nilai dari keteknikan yang kita bangun?
4 PERTANYAAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
shddin@2016
(Lincoln & Guba, 2000)
13. Pertanyaan Ontologis:
Apa kenyataan yang dapat diketahui oleh Keteknikan?
EPISTEMOLOGI KETEKNIKAN
shddin@2016
ILMU DASAR POLITIK DAN
EKONOMI
PERILAKU DESAIN
Engineer sebagai
perancang dan
perangkai
Engineer sebagai
saintis
Engineer sebagai
politisi dan
usahawan
Engineer sebagai
pelaku
Realistis Fenomenologis
Engineer menyusun pengetahuannya diantara continuum realistik (kondisi eksternal
yang sudah given) dan fenomenalogik (kondisi eksternal yang senantiasa
dipengaruhi dan menpengaruhi proses rekayasa).
(Figueiredo & Cunha, 2006)
14. Pertanyaan Epistemologis:
Apakah yang dimaksud dengan keteknikan?
EPISTEMOLOGI KETEKNIKAN
shddin@2016
ILMU DASAR POLITIK DAN
EKONOMI
PERILAKU DESAIN
Engineer sebagai
perancang dan
perangkai
Engineer sebagai
saintis
Engineer sebagai
politisi dan
usahawan
Engineer sebagai
pelaku
Deterministik Teleologik
Engineer menyusun pengetahuannya diantara continuum deterministik (fokus pada
penyebab masalah) dan teleologik (fokus pada tujuan yang diharapkan).
(Figueiredo & Cunha, 2006)
15. Pertanyaan Metodologis:
Bagaimana caranya kita membangun keteknikan?
EPISTEMOLOGI KETEKNIKAN
shddin@2016
ILMU DASAR POLITIK DAN
EKONOMI
PERILAKU DESAIN
Engineer sebagai
perancang dan
perangkai
Engineer sebagai
saintis
Engineer sebagai
politisi dan
usahawan
Engineer sebagai
pelaku
1. Pemodelan
analitik
2. Sebab-akibat
Engineer menyusun pengetahuannya diantara continuum dari pemodelan analitik
(penyederhanaan masalah) dan sebab-akibat ke arah kompleksitas (perubahan,
ketidakteraturan) dan penyelarasan.
1. Kompleksitas
2. Penyelarasan
(Figueiredo & Cunha, 2006)
16. Pertanyaan Aksiologis:
Apa nilai dari keteknikan yang kita bangun?
EPISTEMOLOGI KETEKNIKAN
shddin@2016
ILMU DASAR POLITIK DAN
EKONOMI
PERILAKU DESAIN
Engineer sebagai
perancang dan
perangkai
Engineer sebagai
saintis
Engineer sebagai
politisi dan
usahawan
Engineer sebagai
pelaku
Kecermatan
intrinsik
Engineer menyusun pengetahuannya diantara continuum kecermatan intrinsik
(kebenaran yang dinyatakan dalam prinsip-prinsip umum) dan relevansi ekstrinsik
(hasil praktis).
Relevansi
ekstrinsik
(Figueiredo & Cunha, 2006)
17. Pertanyaan Aksiologis:
Apa nilai etis dari keteknikan yang kita bangun?
EPISTEMOLOGI KETEKNIKAN
shddin@2016
ILMU DASAR POLITIK DAN
EKONOMI
PERILAKU DESAIN
Engineer sebagai
perancang dan
perangkai
Engineer sebagai
saintis
Engineer sebagai
politisi dan
usahawan
Engineer sebagai
pelaku
1.Tanpa nilai
2.Etika eksternal
Engineer menyusun pengetahuannya diantara continuum dari tanpa nilai (nilai
tidak berperan) dan etika eksternal (nilai etis ditentukan mekanisme eksternal)
hingga nilai inklusif (nilai berperan sangat penting) dan etika intrinsik (ditentukan
bersama dalam kerangka kebaikan).
1.Nilai inklusif
2.Etika intrinsik
(Figueiredo & Cunha, 2006)
18. KUIS #1
shddin@2016
Mengapa secara epistemologis seorang engineer harus
mampu bergerak leluasa di antara spektrum deterministik
dan spektrum teleologik?
20. Upaya para insinyur untuk memegang peran penting dalam
pengambilan keputusan politik telah bergulir semenjak awal abad ke-
20, dengan munculnya gerakan sosial Teknokrasi di Amerika Utara.
Teknokrasi adalah sistem pengambilan keputusan dalam
pemerintahan berbasis sains dan keteknikan. Teknokrat adalah
sebutan media bagi orang-orang yang mampu melaksanakan sistem
teknokrasi di negaranya.
TEKNOKRASI
shddin@2016
21. Di negeri asalnya (Amerika dan Kanada),
gerakan teknokrasi tidak berhasil dengan
baik, diduga karena sifat perkembangan
pembangunan kedua negara yang lebih
mengedepankan keseimbangan hak asasi
dan penegakan hukum, sehingga pemimpin
politik lebih didominasi oleh para ahli
hukum dan politik.
Di Benua Asia yang berupaya
mengembangkan pembangunan fisik
secara pesat, banyak negara menerapkan
sistem teknokrasi (meskipun sebagian
bersifat semu karena harus berkompromi
dengan ketidakjelasan konsep
pemerintahan yang dipilih).
Indonesia pernah dipimpin oleh 2 insinyur.
TEKNOKRASI
shddin@2016
sumber: The Economist, 16 April 2009
22. Di tahun 2012, Norman Augustine, CEO Lockheed
Martin, menulis di Majalah Forbes suatu himbauan
kepada para insinyur untuk masuk ke dalam sistem
pemerintahan, meskipun “… keterampilan berpolitik
seperti negosiasi dan berkompromi adalah antitesis
nilai-nilai keteknikan”.
TEKNOKRASI
shddin@2016
Kebiasaan berpikir logis, analitis, dan sistematis dari para insinyur
akan membantu sistem pengambilan keputusan dalam
pemerintahan, tanpa “… terjebak dalam intrik permainan politik”.
Banyak problem pembangunan yang dihadapi pemerintah yang
membutuhkan solusi teknis:
Bagaimana mengatasi kelangkaan sumberdaya energi?
Bagaimana menghasilkan energi bersih?
Bagaimana menyikapi perubahan iklim dan lingkungan?
Bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan dalam ekonomi
berteknologi tinggi?
23. Berbeda dengan hubungan antara politik dan keteknikan yang berada
di kutub yang berseberangan, dimana mendekatkan keduanya
membutuhkan usaha yang besar, hal tersebut tidak terjadi pada
bidang ekonomi.
Ekonomi dan keteknikan berjalan seiring dan saling membutuhkan.
EKONOMI DAN KETEKNIKAN
shddin@2016
24. Perkembangan keteknikan membantu mempercepat pertumbuhan
ekonomi ketika memasuki era industri dengan menyediakan mesin-
mesin produksi, dan memperluas pasar pada era globalisasi dengan
menyediakan perangkat teknologi komunikasi.
EKONOMI DAN KETEKNIKAN
shddin@2016
pemimpin : yang terkuat
pemimpin : pemilik lahan
pemimpin : yang
berpendidikan
pemimpin : yang memiliki
akses informasi
pemimpin : yang cerdas
secara emosional
Keith Coats (2013)
25. Perkembangan dan inovasi
keteknikan membutuhkan
dana serta investasi yang
sangat besar, untuk itu
para insinyur harus
menguasai keahlian di
bidang ekonomi, seperti:
perhitungan keekonomian
proyek, perhitungan
investasi modal, biaya
operasional, biaya
perawatan, keuntungan
dan kembalinya modal
awal, dll.
EKONOMI DAN KETEKNIKAN
shddin@2016
Ross Perot
(usahawan US)
29. REFERENSI
shddin@2016
Coats, K. (2013) Competitive Advantage: What matters most today and how we got
here. http://www.tomorrowtodayglobal.com
Figueiredo, A.D. (2002). Accreditation and Quality Assessment in a Changing
Profession. Proceedings International Conference on Engineering Education 2002,
ICEE 2002, Manchester
Figueiredo, A.D. (2008) Toward an Epistemology of Engineering. 2008 Workshop on
Philosophy and Engineering, The Royal Academy of Engineering, London,
November 10-12, 2008
Figueiredo, A.D., and P.R. Cunha (2006) Action research and design in information
systems: two faces of a single coin. In: N. Kock (ed.) Information Systems Action
Research: An Applied View of Emerging Concepts and Methods. Springer, pp. 61-95
Lincoln, Y. S., and E.G. Guba (2000) Paradigmatic controversies, contradictions, and
emerging confluences. In N. K. Denzin and Y. S. Lincoln (eds.) Handbook of
qualitative research (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage, pp. 163-188