2. َي ْ
نَأ ٍ
رُ
هْ
شَأ َةَّتِ
س َهللا َ
نْ
وُ
عْ
دَي َُّ
ُث َ
ناَ
ضَ
مَ
ر َ
رْ
هَ
ش ْ
مُ
هَغِِّلَبُي ْ
نَأ ٍ
رُ
هْ
شَأ َةَّتِ
س َهللا َ
نْ
وُ
عْ
دَي اوُناَ
ك
َ
قَت
ِ
م َُُلَّب
ْ
مُ
هْن
”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka
dapat menjumpai bulan Ramadhan.” (dalam Lathaaiful Ma’arif hal. 232)
Doa
3. —Abu Bakr al Warraq al Balkhi rahimahullah
للزر السقي شهر شعبان و ع
للزر شهر رجب شهر
و ع
ع
الزر حصاد شهر رمضان
“Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah
bulan untuk mengairi dan Ramadhan adalah bulan
untuk memanen. (Lathaaiful Ma’arif hal. 232)
Pemanasan
4. قطفه أايم رمضان و يعهارتف أايم شعبان و يقهارتو أايم رجب شهر و الشجرة مثل السنة
و ا
الش هذا يف ابلتوبة يبيضها أن ابلذنوب ُصحيفت سود مبن جدير قطافها املؤمنون
ضيع مبن و هر
العمر من بقي ما ُفي يغتنم أن البطالة يف عمره
“Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu
menumbuhkan daun, Syaban adalah waktu untuk menumbuhkan dahan,
dan Ramadhan adalah bulan memanen, pemanennya adalah kaum
mukminin. (Oleh karena itu), mereka yang “menghitamkan” catatan amal
mereka hendaklah bergegas “memutihkannya” dengan taubat di bulan-
bulan ini, sedang mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam
kelalaian, hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik-baiknya (dengan
mengerjakan ketaatan) di waktu tesebut.”
(dalam Lathaaiful Ma’arif hal. 130)
Memperbarui Taubat
5. ِ
ِّلَ
سَ
و ، َ
ناَ
ضَ
مَ
ر َ
َلِإ ِ
ِنْ
مِ
ِّلَ
س َّ
مُ
هَّللَا
ِ
ِل ْ
م
الَّبَ
قَتُ
م ِ
ِّ
ِنِ
م ُُسلمُتَ
و ، َ
ناَ
ضَ
مَ
ر
Ya Allah, selamatkanlah aku agar bisa
berjumpa dengan Ramadhan, selamatkanlah
aku agar berhasil menjalani Ramadhan, dan
terimalah amalku.” (Hilyatul Auliya', juz 1, hlm.
420)
—Yahya bin Abi Katsir
15. Penghapus Dosa
ِ
ُِبْنَذ ْ
نِ
م َ
َّم
دَ
قَت اَ
م َُُل َ
رِ
فُغ ا
اابَ
سِتْ
احَ
و ا
اًنَْ
ْيِإ َ
ناَ
ضَ
مَ
ر َ
امَ
ص ْ
نَ
م
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan
mengharapkan pahala maka diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu.” (H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
02
16. Memalingkan Syahwat
03
ْج َّو ََزتَيْلَف َةَءاَبْال َعاَطَتْسا ِنَم ِباَبَّشال ََرشْعَم اَي
,
ِ
رَصَبْلِل َُّضغَأ ُهَّنِإَف
,
ِج ْرَفْلِل ُنَصْحَأ َو
,
َّصالِب ِهْيَلَعَف ْعَِطتْسَي ْمَل ْنَم َو
ِم ْو
,
ٌءاَجِو ُهَل ُهَّنِإَف
“
Wahai para pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka
menikahlah. Sesungguhnya menikah lebih bisa menundukan
pandangan dan lebih mudah menjaga kemaluan. Barangsiapa yang
belum mampu menikah, maka berpuasalah, sesungguhnya puasa itu
adalah penekan syahwatnya.”
(HR Imam Ahmad dan Imam Bukhari)
17. Memperbanyak
Sedekah
Karena sesungguhnya orang berpuasa ketika dia merasakan lapar, dia
mengingat rasa lapar itu.
Hal itulah yang memberikan dorongan kepadanya untuk memberi
makan pada orang yang lapar.”
(Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami, Maqâshid al-Shaum, hlm
16).
الجائع إطعام علي ذلك هفحث الجوع من عنده اَم رتذك جاع إذا ائمالص ألن
04
18. Memperbanyak ketaatan
“
Karena puasa mengingatkan kelaparan dan hausnya ahli neraka.
Hal itulah yang mendorong orang berpuasa memperbanyak ketaatan
kepada Allah agar terselamatkan dari api neraka.” (Imam Izzuddin bin
Abdissalam al-Sulami, Maqâshid al-Shaum, hlm 17).
05
ارالن من بها لينجو الطاعات تكثير علي ذلك هفحث والظمأهم النار أهل جوع رتذك هألن
19. Bersyukur akan nikmat tersembunyi
“Ketika berpuasa, manusa menjadi tahu nikmat Allah kepadanya berupa
kenyang dan terpenuhinya rasa haus. Karena itu mereka bersyukur. Sebab,
kenikmatan tidak diketahui kadar/nilainya tanpa melalui hilangnya rasa
nikmat itu (terlebih dahulu).” (Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami,
Maqâshid al-Shaum, hlm 17).
06
لذلك فشكرها ي ِ
والر عَبِالش في عليه هللا نعمة عرف صام إذا
,
بفقدها إال هاُمقدار ُعرفي ال مَعِالن فإن
23. هلل فليس ُب العملو الزور قول يدع مل من
ٌ
ةحاج
ُابروش ُطعام يدع أن يف
Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan yang
haram dan melakukan perbuatan haram, maka Allah tidak
butuh kepada jerih payahnya meninggalkan makan dan
minumnya. (HR. Al-Bukhari)
34. عا ُِّنأو اةمر عام كلالقرآن ُيعارض كانالسلم ُعلي يلربج ِّ
أن
عام يف ُرض
تنيرم ُوفات
Sesungguhnya Jibril ‘alaihissalam menyimak Al-Qur’an yang
dibacakan Nabi sekali pada setiap tahunnya, dan pada tahun
wafatnya Nabi, Jibril menyimaknya dua kali. (Muttafaqun ‘Alaihi)
37. Dari As-Saib bin Yazid dia berkata: Umar bin Al Khaththab radhiyallahu
‘anhu memerintahkan Ubay bin Ka’ab dan Tamim Ad-Dari radhiyallahu
‘anhuma mengimami manusia pada malam Ramadhan (dalam shalat
tarawih). Kemudian sang imam membaca 200 ayat, hingga kami
bersandar kepada tongkat-tongkat karena lamanya berdiri, tidaklah
kami selesai dari shalat kecuali telah mendekati waktu shubuh.
(HR. Al-Baihaqi).
39. أجود كان
و ،ابخلري الناس أجود وسلم ُعلي هللا صلى هللا رسول كان
يف يكون ما
رمض يف سنة كليف يلقاه كانالسلم ُعلي يلربج ِّ
إن ،رمضان شهر
حىت ان
ف ،القرآن وسلم ُعلي هللا صلى هللا رسول ُعلي فيعرض ينسلخ
كانيلربج ُلقي إذا
املرسلة يحرال من ابخلري أجود وسلم ُعلي هللا صلى هللا رسول
.
Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling
pemurah dalam memberikan kebaikan, dan sifat pemurah beliau yang
paling besar adalah ketika Ramadhan. Sesungguhnya Jibril biasa berjumpa
dengan beliau, dan Jibril ‘alaihis salam senantiasa menjumpai beliau setiap
malam bulan Ramadhan sampai selesai (habis bulan Ramadhan), Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam membacakan padanya Al Qur’an. Ketika
berjumpa dengan Jibril’ alaihissalam, beliau sangat dermawan kepada
kebaikan daripada angin yang berhembus. (Muttafaqun ‘Alaihi)
من فرح بدخول الرمضانImam Ibnu Rajab, ketika mengomentari hadits ini, beliau berkata, “Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak gembira dengan dibukanya pintu-pintu surga? Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa (dan ingin bertobat serta kembali kepada Allah Ta’ala) tidak gembira dengan ditutupnya pintu-pintu neraka? Dan bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira ketika para setan dibelenggu?
الصوم :
لعة: امساكشرعا:امساك عن مفطر بنية مخصوصةLevel orang berpuasa
ذا أصبح أحدكم يوماً صائماً فلا يرفث ولا يجهل فإن امرؤٌ شاتمه أو قاتله فليقل: إني صائمٌ إني صائمٌ
Jika pada suatu hari salah seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah berbuat keji ataupun bertindak jahil, jika ada seseorang yang mencelanya atau memusuhinya, maka katakanlah: aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa. (HR. Muslim) Dan dari Mujahid, dia berkata: ada dua perangai yang barangsiapa menjaga diri darinya, puasanya akan selamat, yakni (1) ghibah, dan (2) berdusta. (HR. Ibnu Abi Syaibah)
ذا أصبح أحدكم يوماً صائماً فلا يرفث ولا يجهل فإن امرؤٌ شاتمه أو قاتله فليقل: إني صائمٌ إني صائمٌ
Jika pada suatu hari salah seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah berbuat keji ataupun bertindak jahil, jika ada seseorang yang mencelanya atau memusuhinya, maka katakanlah: aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa. (HR. Muslim) Dan dari Mujahid, dia berkata: ada dua perangai yang barangsiapa menjaga diri darinya, puasanya akan selamat, yakni (1) ghibah, dan (2) berdusta. (HR. Ibnu Abi Syaibah)
شهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Al-Baqarah: 185)
Al-Imam Malik bin Anas jika memasuki bulan Ramadhan beliau meninggalkan pelajaran hadits dan majelis ahlul ilmi, dan beliau mengkonsentrasikan kepada membaca Al Qur’an dari mushaf.
Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri jika datang bulan Ramadhan beliau meninggalkan manusia dan mengkonsentrasikan diri untuk membaca Al Qur’an.
Rabi’ bin Sulaiman berkata: Dahulu Al-Imam Syafi’i mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan sebanyak 60 kali, dan pada setiap bulannya (selain Ramadhan) sebanyak 30 kali.
Dari Malik bin ‘Abdillah bin Abi Bakr, dia bekata : Aku mendengar ayahku berkata: Dahulu kami selesai dari shalat malam pada bulan Ramadhan, kami pun bersegera mempersiapkan makan karena takut datangnya waktu shubuh. (HR. Malik dalam Al Muwaththa’).
Dari Dawud bin Al-Hushain, dari ‘Abdurrahman bin Hurmuz, dia berkata: Para qari’ (para imam tarawih) dahulu membaca surat Al-Baqarah dalam delapan raka’at. Maka ketika para qari’ (para imam tarawih) membacanya dalam 12 raka’at, orang-orang melihat bahwa para imam tersebut telah meringankan bacaan untuk mereka. (HR. Al Baihaqi)
Dari Nafi’ bin ‘Umar bin Abdillah, dia berkata: aku mendengar Ibnu Abi Mulaikah berkata: Dahulu aku pernah mengimami manusia pada bulan Ramadhan, aku membaca pada suatu raka’at surat Alhamdulillahi Fathir (surat Fathir) dan yang semisalnya. Tidak sampai kepadaku bahwa ada seorang pun yang merasa keberatan dengannya. (HR. Ibnu Abi Syaibah)
Dari Abdush Shamad, dia berkata: Abul Asyhab telah memberitakan kepadaku, dia berkata: Dahulu Abu Raja’ mengkhatamkan Al Qur’an ketika mengimami kami pada sholat malam bulan Ramadhan setiap sepuluh hari.
Asy-Syafi’i radhiyallahu ‘anhu berkata: Yang paling dicintai bagi seseorang adalah semakin bertambah kedermawanannya pada bulan Ramadhan dalam rangka meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan karena kebutuhan manusia agar tercukupi keperluan-keperluan mereka, serta agar mereka tersibukkan dengan ibadah puasa dan shalat dari pekerjaan mereka.”
Adalah Hammad bin Abi Salamah rahimahullah memberi jamuan berbuka pada bulan Ramadhan kepada 500 orang dan setelah ‘idul fithri beliau memberi masing-masing mereka dengan 500 dirham