SlideShare a Scribd company logo
1 of 80
Oleh :
DR. LEDY SETIAWATI, SE., M. Si.
PENGERTIAN STATISTIK
 Statistika adalah ilmu yang mempelajari tekhnik maupun
metode-metode yang digunakan untuk penelitian yang
bersifat ilmiah agar diperoleh suatu analisis yang sesuai
dengan pengamatan yang sebenarnya serta menghasilkan
suatu ketajaman/ akurasi dalam pengukuran nilai data
yang dihasilkan
 Statistika tidak hanya menyajikan data dalam bentuk tabel
atau grafik, tapi juga berusaha menganalisis data yang ada
serta mangambil kesimpulan dan menentukan seberapa
jauh kebenaran daripada kesimpulan yang sudah ada itu
 Statistika pada dasarnya dibagi ke dalam 2 pokok masalah,
yaitu :
a) Statistika Deskriptif, merupakan ilmu yang
mempelajari bagaimana cara menyajikan, menyusun,
maupun mengukur nilai-nilai data yang tersedia/
terkumpul dari suatu penelitian yang akhirnya dapat
diperoleh suatu gambaran yang jelas terhadap objek
yang diteliti sehingga mudah dimengerti oleh banyak
orang
a) Statistika Induktif, merupakan ilmu statistik yang
mempelajari mengenai cara-cara dalam pengambilan
kesimpulan suatu populasi, dimana penarikan
kesimpulan ini berdasarkan pada suatu test
(pengujian) yang dilakukan terhadap hasil observasi.
DISTRIBUSI FREKUENSI
 Tujuannya adalah untuk mengorganisasikan data
secara sistematik ke dalam berbagai macam klasifikasi
tanpa mengurangi informasi yang ada dari data
tersebut.
 Data yang jumlahnya banyak dilakukan dengan
membagi data ke dalam beberapa kelas sesuai dengan
data yang diperoleh.
 Untuk mempermudah pembuatan distribusi
frekuensi, maka dapat dipergunakan pendekatan
STURGES dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
 Jumlah kelas yang dapat dibuat dari sejumlah data (N)
adalah :
 Range (R) = Nilai data maksimum-Nilai data
minimum
 Interval kelas :
Contoh :
Berikut data mengenai pengeluaran konsumsi rumah
tangga di DIY selama 1 bulan dari 80 rumah tangga
(dalam ribuan rupiah)
68 84 75 82 68 90 62 88 76 93
73 79 88 73 62 93 71 59 85 75
62 65 75 87 74 62 95 78 63 72
66 78 82 75 94 77 69 74 68 62
96 78 89 62 75 95 62 79 83 71
79 62 67 97 78 85 76 65 71 75
65 80 73 57 88 78 62 76 53 74
86 67 73 81 72 63 76 75 85 77
Jawab :
1. Menentukan jumlah kelas dengan rumus Sturgess
2. Setelah menghitung jumlah kelas kemudian
menghitung range
Range = 97-53 = 44
3. Menghitung interval kelas menunjukkan interval
nilai dalam suatu kelas tertentu
Setelah perhitungan no 1, 2, dan 3 selesai, maka
selanjutnya adalah membuat tabel distribusi frekuensi
yang sesuai dengan jumlah kelas dan intervalnya.
KELAS F NILAI
TENGAH
FKKD FKLD
0 80
53 – 58 1 55,5 1 79
59 – 64 2 61,5 3 77
65 – 70 17 67,5 20 60
71 – 76 13 73,5 33 47
77 – 82 24 79,5 57 23
83 – 88 9 85,5 66 14
89 – 94 7 91,5 73 7
95 - 100 7 97,5 80 0
JUMLAH 80
•FKKD = Frekuensi
Kumulatif Kurang Dari
•FKLD = Frekuensi
Kumulatif Lebih Dari
0
5
10
15
20
25
30
55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5
GAMBAR HISTOGRAM
Nilai tengah
frekuensi
0
5
10
15
20
25
30
55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5
frekuensi
GAMBAR POLIGON
Nilai tengah
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5
KURVA OGIVE
FKKD
FKLD
FKKD = Frekuensi Kumulatif Kurang Dari
FKLD = Frekuensi Kumulatif Lebih Dari
PENGUKURAN NILAI SENTRAL
 Merupakan suatu usaha yang ditujukan untuk mengukur
besarnya nilai rata-rata dari distribusi data yang telah
diperoleh dalam penelitian.
 Untuk mengukur besarnya nilai rata-rata, maka perlu
dibedakan secara jelas pengelompokkan data tersebut ke
dalam data yang berkelompok atau data yang tidak
berkelompok
 Ukuran rata-rata yang biasanya digunakan dapat
dibedakan menjadi :
a) Rata-rata hitung (mean)
b) Median
c) Modus
a) Rata-Rata Hitung (mean)
1. Rumus untuk data tidak berkelompok
Contoh : Besarnya jumlah penjualan satu hari
dari 5 toko kelontong di jalan Solo adalah sbb :
toko X₁ = Rp100.000,00
X₂ = Rp 80.000,00
X₃ = Rp120.000,00
X₄ = Rp125.000,00
X₅ = Rp 75.000,00
maka rata-rata hitungnya :
2. Rumus untuk data berkelompok
Contoh :
Jadi
KELAS F Xi F. Xi
53 – 58 1 55,5 55,5
59 – 64 2 61,5 123
65 – 70 17 67,5 1147,5
71 – 76 13 73,5 955,5
77 – 82 24 79,5 1908
83 – 88 9 85,5 769,5
89 – 94 7 91,5 640,5
95 - 100 7 97,5 682,5
JUMLAH 80 6282
b) Median
1. Rumus untuk data yang tidak berkelompok
2. Rumus untuk data yang berkelompok
dimana :
TKB = tepi bawah kelas median
N = banyaknya data
FKSM = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
FM = frekuensi kelas median
i = interval
Untuk jumlah data ganjil
Untuk jumlah data genap
Contoh :
Letak Median
TKB = 76,5
FKSM= 33
FM = 24
I = 6
Jadi
c) Modus
1. Untuk data berkelompok
Dimana :
TKB = Tepi bawah kelas modus
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan
frekuensi kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan
frekuensi kelas sesudahnya
i = interval
Contoh :
Letak kelas modus adalah kelas yang memiliki frekuensi
terbesar, jika ada lebih dari satu maka dipilih salah
satunya. Dalam tabel di depan diketahui bahwa kelas
modus terletak pada kelas ke-5
TKB = 76,5
d1 = 24 – 13 = 11
d2 = 24 – 9 = 15
i = 6
Jadi
UKURAN DISPERSI (PENYEBARAN)
 Ukuran dispersi merupakan suatu metode analisis
data yang ditunjukkan untuk mengukur besarnya
penyimpangan/ penyebaran dari distribusi data yang
diperoleh terhadap nilai sentralnya.
 Macam-macam ukuran dispersi :
1. Range (Jangkauan)
2. Mean Deviation (deviasi rata-rata)
3. Standard Deviation (standar deviasi) dan Variance
4. Koefisien Variasi
1. Range
 Merupakan ukuran penyebaran yang didasarkan
pada perbedaan antara nilai data tertinggi dengan
nilai yang terendah. Perhitungan ini hanya
berdasarkan dua pengamatan saja dan
menghasilkan perhitungan yang relatif kasar.
 Range yang penyebarannya kecil berarti bahwa
suatu distribusi memiliki rangkaian data yang lebih
homogen.
 Range yang penyebarannya besar berarti bahwa
suatu distribusi memiliki rangkaian data yang lebih
bersifat heterogen (bervariasi cukup besar)
Contoh 1 : berikut data keuntungan yang diperoleh dari
8 Toko Kelontongan di jalan Solo
Toko A = Rp4.000,00 Toko E = Rp4.000,00
B = Rp5.000,00 F = Rp6.000,00
C = Rp6.000,00 G = Rp5.500,00
D = Rp5.000,00 H = Rp4.500,00
Dari data di atas diperoleh bahwa rata-rata keuntungan=
Range = 6.000 – 4.000 = 2.000
Contoh 2 : berikut data keuntungan yang diperoleh dari 8
Toko Kelontongan di jalan Yogya
Toko A = Rp1.000,00 Toko E = Rp6.000,00
B = Rp9.000,00 F = Rp5.000,00
C = Rp5.000,00 G = Rp9.500,00
D = Rp4.000,00 H = Rp500,00
Dari data di atas diperoleh bahwa rata-rata keuntungan=
Range = 9.500 – 500 = 9.000
Contoh 1 dan 2 memiliki nilai rata-rata Rp5.000,00 tetapi
kedua macam data tersebut memiliki perbedaan dalam
penyebarannya di mana dalam contoh 1 rangkaian data lebih
bersifat homogen dibanding contoh 2
2. Mean Deviation
Merupakan penyebaran dari data atas dasar jarak
(deviasi) dari berbagai angka-angka dari rata-
ratanya.
a) Rumus untuk data tidak berkelompok
Contoh : berikut data keuntungan dari 5 toko
Toko A = Rp4.000,00
B = Rp5.000,00
C = Rp6.000,00
D = Rp5.000,00
E = Rp5.000,00
Jawab :
1.
2. Xi
4.000 1.000
5.000 0
6.000 1.000
5.000 0
5.000 0
2.000
3. Jadi
b. Rumus untuk data yang berkelompok
dimana :
MD = Mean Deviation
F = frekuensi masing-masing kelas
Xi = nilai tengah
= nilai rata-rata (mean)
KELAS F Xi F.Xi X I Xi - X l F l Xi - X l
53 - 58 1 55.5 55.5 78.5 23.0 23.0
59 - 64 2 61.5 123.0 78.5 17.0 34.1
65 - 70 17 67.5 1,147.5 78.5 11.0 187.5
71 - 76 13 73.5 955.5 78.5 5.0 65.4
77 - 82 24 79.5 1,908.0 78.5 1.0 23.3
83 - 88 9 85.5 769.5 78.5 7.0 62.7
89 - 94 7 91.5 640.5 78.5 13.0 90.8
95 - 100 7 97.5 682.5 78.5 19.0 132.8
80 6,282.0 78.5 619.6
Dari tabel diatas maka
3. Standard Deviation dan Variance
 Merupakan ukuran penyimpangan dari suatu
rangkaian data X₁, X₂,…,Xn terhadap nilai rata-rata
(mean)
1. Rumus Standard Deviasi untuk data yang tidak
berkelompok
dimana :
= nilai standar deviasi
= nilai rangkaian data
= nilai rata-rata
n = jumlah data
2. Rumus Variance untuk data tidak berkelompok
²
contoh : berikut data keuntungan yang diperoleh
dari 5 toko di daerah X :
Toko A Rp4.ooo,00
B Rp5.000,00
C Rp6.000,00
D Rp5.000,00
E Rp4.000,00 μ = Rp5.000,00
Xi l Xi - X l ( Xi - X )²
4000 1000 1000000
5000 0 0
6000 1000 1000000
5000 0 0
4000 1000 1000000
3000000
Jadi besarnya standar deviasi keuntungan Toko Kelontong di daerah X
adalah sebesar Rp774,69,00
Sedangkan besarnya varians keuntungan Toko Kelontongan di
daerah X adalah sebesar Rp600.000,00
3. Rumus Standard deviasi untuk data berkelompok
dimana :
= deviasi standar
Xi = nilai tengah masing-masing kelas
= nilai rata-rata
N = banyaknya data
4. Rumus Variance untuk data berkelompok
Contoh :
KELAS F Xi F.Xi X I Xi - X l (Xi - X)² F (Xi - X)²
53 - 58 1 55.5 55.5 78.5 23 529 529
59 - 64 2 61.5 123 78.5 17 289 578
65 - 70 17 67.5 1,147.50 78.5 11 121 2057
71 - 76 13 73.5 955.5 78.5 5 25 325
77 - 82 24 79.5 1,908.00 78.5 1 1 24
83 - 88 9 85.5 769.5 78.5 7 49 441
89 - 94 7 91.5 640.5 78.5 13 169 1183
95 - 100 7 97.5 682.5 78.5 19 361 2527
80 6,282.00 7664
Dari tabel diatas, maka diketahui standar deviasi dari pengeluaran
konsumsi per bulan untuk 80 tangga adalah sebesar Rp9.790,00
Sedangkan besarnya variance dari pengeluaran konsumsi per bulan untuk
80 rumah tangga adalah sebesar Rp9.580,00
4. Koefisien Variasi
 Koefisien variasi merupakan standar deviasi dari
suatu distribusi yang dinyatakan dalam persentase
dari nilai mean
 Dalam kehidupan sehari-hari angka koefisien
variasi sangat penting untuk diketahui karena
dapat digunakan untuk mengukur besarnya
variabilitas distribusi data yang diperoleh
terhadap nilai rata-ratanya. Angka tersebut juga
bisa digunakan sebagai dasar pengawasan kualitas
(mutu) suatu barang/ produk yang dihasilkan oleh
perusahaan tertentu
 Rumus :
Contoh :
Lembaga Konsumen Indonesia melakukan pengujian
terhadap beberapa sampel bola lampu yang dipilih
secara randomdari merek A, B, dan C. Hasil pengujian
sampel memberikan informasi sebagai berikut :
Ditanya : Menurut hasil pengujian di atas bola lampu
merek manakah yang mutunya paling baik ?
SAMPEL MEREK A MEREK B MEREK C
1
2
3
4
5
800 Jam
820 Jam
790 Jam
760 Jam
830 Jam
810 Jam
800 Jam
805 Jam
790 Jam
795 Jam
850 Jam
750 Jam
875 Jam
800 Jam
725 Jam
JUMLAH 4000 Jam 4000 Jam 4000 Jam
Jawaban
 MEREK A :
 MEREK B :
 MEREK C :
Jadi dapat disimpulkan bahwa KVA = 3,4%, KVB = 0,98%, KVC = 7,96%.
Hal ini berarti bahwa variabilitas bola lampu merek B yang paling rendah
sehingga bola lampu manapun yang dipilih dari merek rata-rata memiliki
kekuatan sebesar 800 jam (kualitasnya lebih seragam)
Bola lampu merek A dan C memiliki koefisien variasi yang lebih besar
dari B. Hal ini berarti bahwa produksi bola lampu merek A dan C
kualitasnya lebih bervariasi (tidak seragam) dibandingkan dengan merek
B. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas bola lampu yang terbaik
adalah merek B
ANALISIS TIME SERIES (TREND)
 Analisis deret berkala (time series) merupakan suatu
metode yang ditujukan untuk melakukan suatu
estimasi maupun peramalan pada masa mendatang.
 Analisis time series dapat digolongkan ke dalam
analisis jangka pendek dan jangka panjang. Apabila
analisis yang dipakai jangka pendek, maka ada
kecendrungan model analisisnya berbentuk
persamaan garis linear. Sedangkan dalam jangka
panjang banyak faktor yang ikut mempengarhi
fluktuasi dari data time series yang diperoleh,
sehingga analisisnya bersifat non linear
METODE- METODE ANALISIS TREND LINEAR
1. Free Hand Method
2. Semi Average Method
3. Least Square Method
1. Free Hand Method
Dalam metode ini penarikan garis linear secara bebas
adalah penarikan garis trend tanpa menggunakan
rumus-rumus matematika tertentu.
Contoh :
Berikut data mengenai jumlah penjualan sabun setiap
tahun selama 12 tahun di PT Unilever (dalam ribuan
unit)
TAHUN JUMLAH
PENJUALAN
X
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
180
196
215
228
300
270
325
340
363
276
385
399
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Misalkan tahun dasar yang
digunakan adalah tahun 1990.
Dari tabel tersebut, persamaan
garis linear Y = a + bX dapat
dibuat melaui dua buah
koordinat yang dipilih secara
bebas. Misalnya koordinat
tahun 1990 yaitu (0,180) dan
koordinat tahun 2001 (11,399)
Dari dua titik koordinat tersebut, dapat diselesaikan seperti
berikut :
Y = a + bX
1. 180 = a + b (0) a = 180
2. 399 = a + b (11)
Dari persamaan 1 diperoleh nilai a sebesar 180. Sedangkan
nilai b diperoleh dengan mensubsitusikan nilai a ke
persamaan 2 sbb :
399 = a + b 11
399 = 180 + b 11 b = 19,9
Sehingga persamaannya menjadi Y = 180 + 19,9 X
a = 180 menunjukkan besarnya taksiran penjualan pada
tahun dasar yaitu 1990 sebesar 180.000 unit
b = 19,9 menunjukkan besarnya rata-rata kenaikan
penjualan setiap tahun yaitu sebesar 19.900 unit
2. Semi Average Method
Dalam metode ini, yang perlu dilakukan pertama
kali adalah membagi dua data deret berkala tersebut:
X Y X Y
1990 0 180
1991 1 196
1992 2 215 15 1389 15/6 = 1389/6 =
1993 3 228 2.5 231.5
1994 4 300
1995 5 270
1996 6 325
1997 7 340
1998 8 363 51 2088 51/6 = 2088/6 =
1999 9 276 8.5 348
2000 10 385
2001 11 399
SEMI
TOTAL
SEMI
RATA-RATA
TAHUN X PENJUALAN (Y)
Y = a + bX
1. 231,5 = a + b (2,5)
2. 348 = a + b (8,5)
-116,5 = -6 b
b = 19,41
Setelah mendapatkan nilai a maka subsitusikan ke salah
satu persamaan, misalnya ke persamaan pertama :
231,5 = a + 2,5 b
231,5 = a + 2,5 (19,41)
a = 183
Jadi persamaan regresinya adalah
Y = 183 + 19,41 X
Artinya : Jika X bertambah satu tahun maka penjualan
akan meningkat sebesar 19.410 unit
Jika ingin mengestimasi berapa penjualan pada tahun
2003 ?
Y = 183 + 19,41 X
Y = 183 + 19,41 (13) = 435,3
Jadi besarnya estimasi penjualan pada tahun 2003
adalah sebesar 435.300 unit.
3. Least Square Method
Metode ini ditujukan agar jumlah kuadrat dari
semua deviasi antara variabel X dan Y yang masing-
masing memiliki koordinat sendiri akan berjumlah
seminim mungkin, sehingga akan diperoleh suatu
persamaan garis trend yang lebih akurat dibanding
dengan metode sebelumnya.
Persamaan garis linearnya Y = a + bX dapat dicari
dengan rumus berikut :
∑Y = na + b∑X
∑XY = a∑X + b∑X²
Contoh :
Berikut data volume penjualan sabun per hari oleh
seorang agen dari PT Unilever :
Ditanya : buatlah trend volume penjualan sabun
tersebut dgn tahun dasar 1977 dengan metode least
square
VOLUME
PENJUALAN (Y)
1975 -2 200 -400 4
1976 -1 245 -245 1
1977 0 240 0 0
1978 1 275 275 1
1979 2 285 570 4
1980 3 300 900 9
1981 4 290 1160 16
1982 5 315 1575 25
1983 6 310 1860 36
2460 5695 96
TAHUN X XY X²
JUMLAH
Jawaban :
Rumus :
2460 = 9a + 18b x 2
5695 = 18a + 96b x 1
4920 = 18a + 36b
5695 = 18a + 96b
- 775 = -60b
b = 12,91
Subsitusikan nilai b kedalam salah satu persamaan :
2460 = 9a + 18b
2460 = 9a + 18(12,91)
a = 247,51
∑Y = na + b∑X
∑XY = a∑X + b∑X²
Sehingga persamaan regresinya adalah
Y = 247,51 + 12,91 X
Artinya :
a = 247,51 menunjukkan taksiran volume penjualan
sebesar 247.510 unit sabun pada tahun
dasar 1977
b = 12,91 menunjukkan taksiran rata-rata kenaikan
volume penjualan setiap tahun yaitu
sebesar 12.910 unit
Apabila ingin diramalkan besarnya volume penjualan
pada tahun 1990 adalah :
Y = 247,51 + 12,91 X
Y = 247,51 + 12,91 (13) = 415,34
METODE –METODE ANALISIS TREND NON LINEAR
 Trend non-linear adalah garis trend yang tidak linear,
misalnya :
a. Trend kuadratik dan
b. Trend eksponensial.
(a) Trend Kuadratik
Persamaan trend kuadratik adalah sebagai berikut :
Yt = a + b.x + c.x2
Untuk mencari a, b dan c digunakan rumus
 

 2
X
c
na
Y
 
 2
X
b
XY
  

 4
2
2
X
c
X
a
Y
X
Rumus ini digunakan dengan asumsi ∑X = 0
TAHUN
DEPOSIT
X XY X² X²Y X4
UANG
1998 71 -13 -923 169 11999 28561
1999 49 -11 -539 121 5929 14641
2000 71 -9 -639 81 5751 6561
2001 95 -7 -665 49 4655 2401
2002 128 -5 -640 25 3200 625
2003 156 -3 -468 9 1404 81
2004 192 -1 -192 1 192 1
2005 217 1 217 1 217 1
2006 301 3 903 9 2709 81
2007 378 5 1890 25 9450 625
2008 520 7 3640 49 25480 2401
2009 726 9 6534 81 58806 6561
2010 804 11 8844 121 97284 14641
2011 1328 13 17264 169 224432 28561
JUMLAH 5036 0 35226 910 451508 105742
Berikut tentang data jumlah uang yang disimpan di Bank X (dalam Jutaan
Rupiah) :
Jawaban :
I. 5036 = 14a+910c
II. 35226 = 910b
III. 451508 = 910a+105742c
Dari persamaan kedua diperoleh sebagai berikut :
910b = 35226
b = 35226/910
b = 38,71
Nilai konstanta a dan c diperoleh sebagai berikut :
585.183,2 = 1626,8a + 105.742c I x 116,2
451.508,0 = 910,0a + 105.742c III
133.675,2 = 716,8a
a = 133.675,2/716,8
a = 186,49
Nilai c diperoleh dengan cara sebagai berikut :
5.036 = 14 (186,49) + 910c
c = 2,665
Jadi Persamaan Kuadratiknya : Y‘=186,49+38,71X+2,665X²
(b) Trend Eksponensial
Persamaan trend ekponensial adalah sebagai berikut:
Y1 = a . bx
Atau :
Log Yt = Log a + X . Log b
Dimana :
Log adalah logaritma bilangan alam atau elog.
Untuk mencari a dan b digunakan rumus :










n
Y
Log
Log
anti
a











2
x
Y)
Log
(X
Log
anti
b
UJI CHI KUADRAT (χ²)
 Analisa uji chi kuadrat atau analisa tabel r x k : dimana r
menunjukkan banyaknya baris suatu tabel dan k
menunjukkan banyknya kolom dalam tabel
 Distribusi χ² dalam pengujian hipotesis biasanya
digunakan untuk mengetahui perbedaan antara frekuensi
pengamatan dan frekuensi yang diharapkan
 Tahap-tahap penyelesaian analisa uji kuadrat :
1. Merumuskan hipotesis
Ho : P₁₁ = P₁₂ = P₁₃ = P₁₄
P₂₁ = P₂₂ = P₂₃ = P₂₄
P₃₁ = P₃₂ = P₃₃ = P₃₄
P₄₁ = P₄₂ = P₄₃ = P₄₄ (semua proporsi sama)
Ha : Tidak semua proporsi sama
2. Menentukan Level of Signifikan (α) = 0,05 atau 0,01
χ² tabel = (α ; (r-1)(k-1))
3. Kriteria pengujian
Ho diterima jika χ² hitung < χ² tabel
Ho ditolak jika χ² hitung > χ² tabel
4. Menghitung χ² hitung dengan tahap-tahap
 Menghitung proporsi baris
 Menghitung expected frequency (eij)
Rumus
 Menghitung nilai χ² hitung dengan rumus :
5. Membandingkan χ² hitung dan χ² tabel
6. Kesimpulan
Contoh :
Pemilik perusahaan PT Maju berpendapat bahwa sikap
para karyawan mengenai kondisi kerja yang
diperolehnya di berbagai divisi adalah sama. Berikut
data para karyawan di berbagi divisi mengenai kondisi
kerja.
Pertanyaan :
Ujilah pendapat tersebut dengan taraf nyata 1%
DIV. A DIV. B DIV. C DIV. D JUMLAH
Baik
Cukup
Buruk
76
25
12
85
32
15
91
40
10
75
28
11
327
125
48
JUMLAH 113 132 141 114 500
Jawaban :
1. Formulasi hipotesis
Ho : P₁₁ = P₁₂ = P₁₃ = P₁₄
P₂₁ = P₂₂ = P₂₃ = P₂₄
P₃₁ = P₃₂ = P₃₃ = P₃₄
Ha : Tidak semua proporsi sama
2. Menentukan LOS dan χ² tabel
α = 0,01 dengan db = (3-1)(4-1)=6
χ² tabel = 16,812
3. Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima jika χ² hitung < χ² tabel
Ho ditolak jika χ² hitung > χ² tabel
4. Menghitung nilai χ² hitung :
 Menghitung expected frequency
n₁ = 327 n₂ = 125 n₃ = 48 n = 500
n₋₁ = 113 n₋₂ = 132 n₋₃ = 141 n₋₄ = 114
i = 1,2,3 j = 1,2,3,4
nij eij nij - eij (nij-eij)²/eij
76 73.902 2.098 0.0596
85 86.328 -1.328 0.0204
91 92.214 -1.214 0.0160
75 74.556 0.444 0.0026
25 28.25 -3.25 0.3739
32 33 -1 0.0303
40 35.25 4.75 0.6401
28 28.5 -0.5 0.0088
12 10.848 1.152 0.1223
15 12.672 2.328 0.4277
10 13.536 -3.536 0.9237
11 10.944 0.056 0.0003
JUMLAH 2.6257
χ² Hitung = 2,6257
5. Kesimpulan
Karena χ² hitung = 2,6257 < χ² tabel = 16,812, maka
H0 diterima. Jadi pendapat pemilik perusahaan
bahwa proporsi sikap para karyawan mengenai
kondisi kerja yang diperolehnya di berbagai divisi
sama adalah benar
REGRESI LINEAR SEDERHANA
 Persoalan pokoknya adalah mencari suatu persamaan
garis dengan bentuk persamaan Y = a + b X dimana
Y adalah variabel dependen, X adalah variabel
independen, sedangkan “a” dan “b” adalah koefisien
regresi yang harus dihitung nilainya. Persamaan ini
digunakan untuk peramalan.
 Formulasi rumus untuk mencari “a” dan “b” adalah
sebagai berikut :
Dimana :
PENGUJIAN HIPOTESIS
 Pengujian hipotesis dilakukan terhadap β, dimana
dalam perhitungan garis regresi β ditaksir dengan b.
Dalam hal ini digunakan uji “t” yang tujuannya untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan yang cukup
berarti antara variabel X terhadap variabel Y
 Tahap-tahap pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut :
1. Merumuskan Hipotesis
H₀ : β = 0 (X tidak mempengaruhi Y)
Ha : β ≠ 0 (X mempengaruhi Y)
2. Menentukan Level Of Signifikant (LOS) atau α
LOS biasanya sebesar 1% dan 5% sedangkan nilai t
tabel ditentukan seperti berikut : t (α/2 ; n-2 )
3. Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima jika –t α/2 ≤ th ≤ t α/2
H0 ditolak jika th > t α/2 atau th < -t α/2
4. Menghitung nilai t hitung dengan rumus :
Dimana :
Sb = standar error dari koefisien regresi
SY.X = standar error of estimate
4. Membandingkan t tabel dan t hitung
5. Kesimpulan
I
 KORELASI
Koefisien korelasi (r) mengukur keeratan hubungan
antara dua variabel yang diteliti.
Rumus untuk menghitung Koefisien korelasi adalah
sebagai berikut :
Berikut contoh data biaya produksi (dalam ribuan Rp)dan
luas areal tanah (ha) dari 10 orang petani :
Pertanyaan :
a) Hitung nilai a dan b serta tentukan persamaan
regresinya!
b) Ujilah hipotesisnya dengan α = 0,05
c) Hitunglah koefisien korelasinya!
Biaya Produksi Luas Tanah
Y X
59.2 0.7
97.8 1.5
98.6 1.9
38.2 0.5
14.4 0.2
159.6 2.1
37 0.5
17.7 0.2
2.61 0.4
5.4 0.1
Jawaban :
Dari data di atas diketahui :
n = 10 ; ∑Y = 554 ; ∑Y₂ = 52322, 86 ; ∑X = 8,1 ;
∑X² = 11,51 ; ∑XY = 765,64
Biaya Produksi Luas Tanah
Y X
59.2 0.7 0.49 41.44 3504.64
97.8 1.5 2.25 146.7 9564.84
98.6 1.9 3.61 187.34 9721.96
38.2 0.5 0.25 19.1 1459.24
14.4 0.2 0.04 2.88 207.36
159.6 2.1 4.41 335.16 25472.16
37 0.5 0.25 18.5 1369
17.7 0.2 0.04 3.54 313.29
26.1 0.4 0.16 10.44 681.21
5.4 0.1 0.01 0.54 29.16
554 8.1 11.51 765.64 52322.86
X² X.Y Y²
a) Jadi nilai a dan b adalah sebagai berikut :
a = 55,4 – (64,03)0,81 = 3,536
persamaan regresinya adalah Ý = 3,536 + 64,03X
b) 1. Ho : β = 0 tidak ada hub yang cukup berarti
Ha : β ≠ 0 ada hub yang cukub berarti
2. Menentukan LOS = 5%
t tabel = (α/2 ; n-2) = (0,05/2 ; 10-2) = 2,306
3. Menghitung nilai t hitung :
4. Membandingkan t hitung dan t tabel
t hitung = 11,04 dan t tabel = 2,306
sehingga t hitung > t tabel maka hipotesis
ditolak
5. Kesimpulan
Hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang
cukup berarti antara luas tanah dengan biaya
produksi
c) Menghitung nilai koefisien korelasi :
artinya :
 Terdapat korelasi positif antara luas tanah dengan
biaya produksi.
 Koefisen korelasi = 0,97 menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel sangat erat karena
mendekati r =1, atau dengan kata lain hubungan
yang sempurna antara dua variabel
REGRESI LINEAR BERGANDA
 Model regresi digunakan jika variabel independen
mempunyai hubungan terkait dengan variabel
dependent. Hubungan kausal antara variabel
independent terhadap variabel dependent sering
dikenal dengan hubungan fungsional yang dapat
diformulasikan dalam persamaan fungsi seperti
berikut :
Y = f (X1, X2, ...., Xn) dimana :
Y = variabel dependen
X1, X2, ...., Xn = variabel independen
 Bentuk Persamaanya adalah sebagai berikut :
 Secara konsep untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
menggunakan nilai koefisien regresi secara partial
misalnya nilai b1 dan b2 serta b. nilai tersebut dapat
diperoleh dari rumus seperti berikut :
 KOEFISIEN DETERMINASI
Selanjutnta untuk mengetahui variansi pengaruh yang
dijelaskan oleh variabel independent terhadap
dependen dapat dilihat dari nilai koefisien
diterminasi ( r square) yang dirumuskan seperti
berikut
 KOEFISIEN KORELASI
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel
independent terhadap variabel dependent dapat
dilihat dari nilai koefisien korelasi ( r) yang
dikemukakan sebagai berikut :
 Pengujian statistik dalam model regresi berganda
Untuk membuktikan adanya pengaruh secara simultan
antara variabel independent terhadap dependent variabel
dapat dilakukan pendekatan Statistik uji F dengan
menggunakan Rumus seperti berikut :
(Supranto, 2001:258)
Di mana:
R2 = Koefisien determinasi berganda
di mana R dinamakan koefisien berganda.
k = Jumlah variabel independen
n = Banyaknya sampel
 
 
2
2
1
1
R
k
k
N
R
F




 Sedangkan untuk menguji secara individual atau
parsial dengan pendekatan statistik uji t dengan
tahapan sebagai berikut :
1. Merumuskan Hipotesis
H₀ : β₁ = 0 ; Ha ≠ 0
H₀ : β₂ = 0 ; Ha ≠ 0
2. Menetukan LOS dan t tabel
t tabel = (α/2 ; (n-k))
3. Menghitung nilai t hitung
Dimana :
n = banyaknya data
k = banyaknya variabel
Contoh :
Seorang petani mempunyai catatan mengenai kegiatan
usahanya sebagai berikut :
Y : 2 5 7 8 5
X₁ : 8 8 6 5 3
X₂ : 0 1 1 3 4
Dimana :
Y = hasil per Ha (ton)
X₁ = jumlah pupuk yang dipakai (10 kg)
X₂ = curah hujan (cm/ thn)
Ditanya :
1. Susunlah persamaan regresi berganda
2. Hitung koefisien korelasinya
3. Ujilah keberartian hubungan tersebut dengan uji t dan
uji F dengan α = 0,05
Y X₁ X₂ Y² X₁² X₂² X₁ .Y X₂. Y X₁ . X₂
2 8 0 4 64 0 16 0 0
5 8 1 25 64 1 40 5 8
7 6 1 49 36 1 42 7 6
8 5 3 64 25 9 40 24 15
5 3 4 25 9 16 15 20 12
27 30 9 167 198 27 153 56 41

More Related Content

Similar to MATRIKULASI STATISTIK (1).pptx

171050801029 ona dermawan
171050801029 ona dermawan171050801029 ona dermawan
171050801029 ona dermawanMuhajirin Hajir
 
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptx
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptxUkuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptx
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptxSolikhinAjiSaputra
 
05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadi05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadiHaidar Bashofi
 
Quiz - Statistika dan Probabilitas.pdf
Quiz - Statistika dan Probabilitas.pdfQuiz - Statistika dan Probabilitas.pdf
Quiz - Statistika dan Probabilitas.pdfElvi Rahmi
 
Distribusi Frekuensi
Distribusi FrekuensiDistribusi Frekuensi
Distribusi FrekuensiT. Astari
 
5. Data Deskriptif 3.pdf
5. Data Deskriptif 3.pdf5. Data Deskriptif 3.pdf
5. Data Deskriptif 3.pdfJurnal IT
 
5. presentasi ukuran penyebara data
5. presentasi ukuran penyebara data5. presentasi ukuran penyebara data
5. presentasi ukuran penyebara dataHafiza .h
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azisguest3bd5cca
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azisguest3bd5cca
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azisguest3bd5cca
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azisguest3bd5cca
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azisguest3bd5cca
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azisguest3bd5cca
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azisguest3bd5cca
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azisguest3bd5cca
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azisguest3bd5cca
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azisguest3bd5cca
 

Similar to MATRIKULASI STATISTIK (1).pptx (20)

171050801029 ona dermawan
171050801029 ona dermawan171050801029 ona dermawan
171050801029 ona dermawan
 
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptx
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptxUkuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptx
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptx
 
05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadi05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadi
 
Quiz - Statistika dan Probabilitas.pdf
Quiz - Statistika dan Probabilitas.pdfQuiz - Statistika dan Probabilitas.pdf
Quiz - Statistika dan Probabilitas.pdf
 
Distribusi Frekuensi
Distribusi FrekuensiDistribusi Frekuensi
Distribusi Frekuensi
 
Penyebaran data
Penyebaran dataPenyebaran data
Penyebaran data
 
5. Data Deskriptif 3.pdf
5. Data Deskriptif 3.pdf5. Data Deskriptif 3.pdf
5. Data Deskriptif 3.pdf
 
Pengertian statistika
Pengertian statistikaPengertian statistika
Pengertian statistika
 
5. presentasi ukuran penyebara data
5. presentasi ukuran penyebara data5. presentasi ukuran penyebara data
5. presentasi ukuran penyebara data
 
Tugas statistik
Tugas statistikTugas statistik
Tugas statistik
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
 
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al AzisData Spss Anova Hidayatullah Al Azis
Data Spss Anova Hidayatullah Al Azis
 

MATRIKULASI STATISTIK (1).pptx

  • 1. Oleh : DR. LEDY SETIAWATI, SE., M. Si.
  • 2. PENGERTIAN STATISTIK  Statistika adalah ilmu yang mempelajari tekhnik maupun metode-metode yang digunakan untuk penelitian yang bersifat ilmiah agar diperoleh suatu analisis yang sesuai dengan pengamatan yang sebenarnya serta menghasilkan suatu ketajaman/ akurasi dalam pengukuran nilai data yang dihasilkan  Statistika tidak hanya menyajikan data dalam bentuk tabel atau grafik, tapi juga berusaha menganalisis data yang ada serta mangambil kesimpulan dan menentukan seberapa jauh kebenaran daripada kesimpulan yang sudah ada itu
  • 3.  Statistika pada dasarnya dibagi ke dalam 2 pokok masalah, yaitu : a) Statistika Deskriptif, merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara menyajikan, menyusun, maupun mengukur nilai-nilai data yang tersedia/ terkumpul dari suatu penelitian yang akhirnya dapat diperoleh suatu gambaran yang jelas terhadap objek yang diteliti sehingga mudah dimengerti oleh banyak orang a) Statistika Induktif, merupakan ilmu statistik yang mempelajari mengenai cara-cara dalam pengambilan kesimpulan suatu populasi, dimana penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada suatu test (pengujian) yang dilakukan terhadap hasil observasi.
  • 4. DISTRIBUSI FREKUENSI  Tujuannya adalah untuk mengorganisasikan data secara sistematik ke dalam berbagai macam klasifikasi tanpa mengurangi informasi yang ada dari data tersebut.  Data yang jumlahnya banyak dilakukan dengan membagi data ke dalam beberapa kelas sesuai dengan data yang diperoleh.  Untuk mempermudah pembuatan distribusi frekuensi, maka dapat dipergunakan pendekatan STURGES dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
  • 5.  Jumlah kelas yang dapat dibuat dari sejumlah data (N) adalah :  Range (R) = Nilai data maksimum-Nilai data minimum  Interval kelas :
  • 6. Contoh : Berikut data mengenai pengeluaran konsumsi rumah tangga di DIY selama 1 bulan dari 80 rumah tangga (dalam ribuan rupiah) 68 84 75 82 68 90 62 88 76 93 73 79 88 73 62 93 71 59 85 75 62 65 75 87 74 62 95 78 63 72 66 78 82 75 94 77 69 74 68 62 96 78 89 62 75 95 62 79 83 71 79 62 67 97 78 85 76 65 71 75 65 80 73 57 88 78 62 76 53 74 86 67 73 81 72 63 76 75 85 77
  • 7. Jawab : 1. Menentukan jumlah kelas dengan rumus Sturgess 2. Setelah menghitung jumlah kelas kemudian menghitung range Range = 97-53 = 44 3. Menghitung interval kelas menunjukkan interval nilai dalam suatu kelas tertentu
  • 8. Setelah perhitungan no 1, 2, dan 3 selesai, maka selanjutnya adalah membuat tabel distribusi frekuensi yang sesuai dengan jumlah kelas dan intervalnya. KELAS F NILAI TENGAH FKKD FKLD 0 80 53 – 58 1 55,5 1 79 59 – 64 2 61,5 3 77 65 – 70 17 67,5 20 60 71 – 76 13 73,5 33 47 77 – 82 24 79,5 57 23 83 – 88 9 85,5 66 14 89 – 94 7 91,5 73 7 95 - 100 7 97,5 80 0 JUMLAH 80 •FKKD = Frekuensi Kumulatif Kurang Dari •FKLD = Frekuensi Kumulatif Lebih Dari
  • 9. 0 5 10 15 20 25 30 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5 GAMBAR HISTOGRAM Nilai tengah frekuensi
  • 10. 0 5 10 15 20 25 30 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5 frekuensi GAMBAR POLIGON Nilai tengah
  • 11. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5 KURVA OGIVE FKKD FKLD FKKD = Frekuensi Kumulatif Kurang Dari FKLD = Frekuensi Kumulatif Lebih Dari
  • 12. PENGUKURAN NILAI SENTRAL  Merupakan suatu usaha yang ditujukan untuk mengukur besarnya nilai rata-rata dari distribusi data yang telah diperoleh dalam penelitian.  Untuk mengukur besarnya nilai rata-rata, maka perlu dibedakan secara jelas pengelompokkan data tersebut ke dalam data yang berkelompok atau data yang tidak berkelompok  Ukuran rata-rata yang biasanya digunakan dapat dibedakan menjadi : a) Rata-rata hitung (mean) b) Median c) Modus
  • 13. a) Rata-Rata Hitung (mean) 1. Rumus untuk data tidak berkelompok Contoh : Besarnya jumlah penjualan satu hari dari 5 toko kelontong di jalan Solo adalah sbb : toko X₁ = Rp100.000,00 X₂ = Rp 80.000,00 X₃ = Rp120.000,00 X₄ = Rp125.000,00 X₅ = Rp 75.000,00 maka rata-rata hitungnya :
  • 14. 2. Rumus untuk data berkelompok Contoh : Jadi KELAS F Xi F. Xi 53 – 58 1 55,5 55,5 59 – 64 2 61,5 123 65 – 70 17 67,5 1147,5 71 – 76 13 73,5 955,5 77 – 82 24 79,5 1908 83 – 88 9 85,5 769,5 89 – 94 7 91,5 640,5 95 - 100 7 97,5 682,5 JUMLAH 80 6282
  • 15. b) Median 1. Rumus untuk data yang tidak berkelompok 2. Rumus untuk data yang berkelompok dimana : TKB = tepi bawah kelas median N = banyaknya data FKSM = frekuensi kumulatif sebelum kelas median FM = frekuensi kelas median i = interval Untuk jumlah data ganjil Untuk jumlah data genap
  • 16. Contoh : Letak Median TKB = 76,5 FKSM= 33 FM = 24 I = 6 Jadi c) Modus 1. Untuk data berkelompok
  • 17. Dimana : TKB = Tepi bawah kelas modus d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya i = interval Contoh : Letak kelas modus adalah kelas yang memiliki frekuensi terbesar, jika ada lebih dari satu maka dipilih salah satunya. Dalam tabel di depan diketahui bahwa kelas modus terletak pada kelas ke-5
  • 18. TKB = 76,5 d1 = 24 – 13 = 11 d2 = 24 – 9 = 15 i = 6 Jadi
  • 19. UKURAN DISPERSI (PENYEBARAN)  Ukuran dispersi merupakan suatu metode analisis data yang ditunjukkan untuk mengukur besarnya penyimpangan/ penyebaran dari distribusi data yang diperoleh terhadap nilai sentralnya.  Macam-macam ukuran dispersi : 1. Range (Jangkauan) 2. Mean Deviation (deviasi rata-rata) 3. Standard Deviation (standar deviasi) dan Variance 4. Koefisien Variasi
  • 20. 1. Range  Merupakan ukuran penyebaran yang didasarkan pada perbedaan antara nilai data tertinggi dengan nilai yang terendah. Perhitungan ini hanya berdasarkan dua pengamatan saja dan menghasilkan perhitungan yang relatif kasar.  Range yang penyebarannya kecil berarti bahwa suatu distribusi memiliki rangkaian data yang lebih homogen.  Range yang penyebarannya besar berarti bahwa suatu distribusi memiliki rangkaian data yang lebih bersifat heterogen (bervariasi cukup besar)
  • 21. Contoh 1 : berikut data keuntungan yang diperoleh dari 8 Toko Kelontongan di jalan Solo Toko A = Rp4.000,00 Toko E = Rp4.000,00 B = Rp5.000,00 F = Rp6.000,00 C = Rp6.000,00 G = Rp5.500,00 D = Rp5.000,00 H = Rp4.500,00 Dari data di atas diperoleh bahwa rata-rata keuntungan= Range = 6.000 – 4.000 = 2.000
  • 22. Contoh 2 : berikut data keuntungan yang diperoleh dari 8 Toko Kelontongan di jalan Yogya Toko A = Rp1.000,00 Toko E = Rp6.000,00 B = Rp9.000,00 F = Rp5.000,00 C = Rp5.000,00 G = Rp9.500,00 D = Rp4.000,00 H = Rp500,00 Dari data di atas diperoleh bahwa rata-rata keuntungan= Range = 9.500 – 500 = 9.000 Contoh 1 dan 2 memiliki nilai rata-rata Rp5.000,00 tetapi kedua macam data tersebut memiliki perbedaan dalam penyebarannya di mana dalam contoh 1 rangkaian data lebih bersifat homogen dibanding contoh 2
  • 23. 2. Mean Deviation Merupakan penyebaran dari data atas dasar jarak (deviasi) dari berbagai angka-angka dari rata- ratanya. a) Rumus untuk data tidak berkelompok Contoh : berikut data keuntungan dari 5 toko Toko A = Rp4.000,00 B = Rp5.000,00 C = Rp6.000,00 D = Rp5.000,00 E = Rp5.000,00
  • 24. Jawab : 1. 2. Xi 4.000 1.000 5.000 0 6.000 1.000 5.000 0 5.000 0 2.000 3. Jadi
  • 25. b. Rumus untuk data yang berkelompok dimana : MD = Mean Deviation F = frekuensi masing-masing kelas Xi = nilai tengah = nilai rata-rata (mean)
  • 26. KELAS F Xi F.Xi X I Xi - X l F l Xi - X l 53 - 58 1 55.5 55.5 78.5 23.0 23.0 59 - 64 2 61.5 123.0 78.5 17.0 34.1 65 - 70 17 67.5 1,147.5 78.5 11.0 187.5 71 - 76 13 73.5 955.5 78.5 5.0 65.4 77 - 82 24 79.5 1,908.0 78.5 1.0 23.3 83 - 88 9 85.5 769.5 78.5 7.0 62.7 89 - 94 7 91.5 640.5 78.5 13.0 90.8 95 - 100 7 97.5 682.5 78.5 19.0 132.8 80 6,282.0 78.5 619.6 Dari tabel diatas maka
  • 27. 3. Standard Deviation dan Variance  Merupakan ukuran penyimpangan dari suatu rangkaian data X₁, X₂,…,Xn terhadap nilai rata-rata (mean) 1. Rumus Standard Deviasi untuk data yang tidak berkelompok dimana : = nilai standar deviasi = nilai rangkaian data = nilai rata-rata n = jumlah data
  • 28. 2. Rumus Variance untuk data tidak berkelompok ² contoh : berikut data keuntungan yang diperoleh dari 5 toko di daerah X : Toko A Rp4.ooo,00 B Rp5.000,00 C Rp6.000,00 D Rp5.000,00 E Rp4.000,00 μ = Rp5.000,00
  • 29. Xi l Xi - X l ( Xi - X )² 4000 1000 1000000 5000 0 0 6000 1000 1000000 5000 0 0 4000 1000 1000000 3000000 Jadi besarnya standar deviasi keuntungan Toko Kelontong di daerah X adalah sebesar Rp774,69,00 Sedangkan besarnya varians keuntungan Toko Kelontongan di daerah X adalah sebesar Rp600.000,00
  • 30. 3. Rumus Standard deviasi untuk data berkelompok dimana : = deviasi standar Xi = nilai tengah masing-masing kelas = nilai rata-rata N = banyaknya data 4. Rumus Variance untuk data berkelompok
  • 31. Contoh : KELAS F Xi F.Xi X I Xi - X l (Xi - X)² F (Xi - X)² 53 - 58 1 55.5 55.5 78.5 23 529 529 59 - 64 2 61.5 123 78.5 17 289 578 65 - 70 17 67.5 1,147.50 78.5 11 121 2057 71 - 76 13 73.5 955.5 78.5 5 25 325 77 - 82 24 79.5 1,908.00 78.5 1 1 24 83 - 88 9 85.5 769.5 78.5 7 49 441 89 - 94 7 91.5 640.5 78.5 13 169 1183 95 - 100 7 97.5 682.5 78.5 19 361 2527 80 6,282.00 7664 Dari tabel diatas, maka diketahui standar deviasi dari pengeluaran konsumsi per bulan untuk 80 tangga adalah sebesar Rp9.790,00 Sedangkan besarnya variance dari pengeluaran konsumsi per bulan untuk 80 rumah tangga adalah sebesar Rp9.580,00
  • 32. 4. Koefisien Variasi  Koefisien variasi merupakan standar deviasi dari suatu distribusi yang dinyatakan dalam persentase dari nilai mean  Dalam kehidupan sehari-hari angka koefisien variasi sangat penting untuk diketahui karena dapat digunakan untuk mengukur besarnya variabilitas distribusi data yang diperoleh terhadap nilai rata-ratanya. Angka tersebut juga bisa digunakan sebagai dasar pengawasan kualitas (mutu) suatu barang/ produk yang dihasilkan oleh perusahaan tertentu  Rumus :
  • 33. Contoh : Lembaga Konsumen Indonesia melakukan pengujian terhadap beberapa sampel bola lampu yang dipilih secara randomdari merek A, B, dan C. Hasil pengujian sampel memberikan informasi sebagai berikut : Ditanya : Menurut hasil pengujian di atas bola lampu merek manakah yang mutunya paling baik ? SAMPEL MEREK A MEREK B MEREK C 1 2 3 4 5 800 Jam 820 Jam 790 Jam 760 Jam 830 Jam 810 Jam 800 Jam 805 Jam 790 Jam 795 Jam 850 Jam 750 Jam 875 Jam 800 Jam 725 Jam JUMLAH 4000 Jam 4000 Jam 4000 Jam
  • 34. Jawaban  MEREK A :  MEREK B :
  • 35.  MEREK C : Jadi dapat disimpulkan bahwa KVA = 3,4%, KVB = 0,98%, KVC = 7,96%. Hal ini berarti bahwa variabilitas bola lampu merek B yang paling rendah sehingga bola lampu manapun yang dipilih dari merek rata-rata memiliki kekuatan sebesar 800 jam (kualitasnya lebih seragam) Bola lampu merek A dan C memiliki koefisien variasi yang lebih besar dari B. Hal ini berarti bahwa produksi bola lampu merek A dan C kualitasnya lebih bervariasi (tidak seragam) dibandingkan dengan merek B. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas bola lampu yang terbaik adalah merek B
  • 36. ANALISIS TIME SERIES (TREND)  Analisis deret berkala (time series) merupakan suatu metode yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi maupun peramalan pada masa mendatang.  Analisis time series dapat digolongkan ke dalam analisis jangka pendek dan jangka panjang. Apabila analisis yang dipakai jangka pendek, maka ada kecendrungan model analisisnya berbentuk persamaan garis linear. Sedangkan dalam jangka panjang banyak faktor yang ikut mempengarhi fluktuasi dari data time series yang diperoleh, sehingga analisisnya bersifat non linear
  • 37. METODE- METODE ANALISIS TREND LINEAR 1. Free Hand Method 2. Semi Average Method 3. Least Square Method 1. Free Hand Method Dalam metode ini penarikan garis linear secara bebas adalah penarikan garis trend tanpa menggunakan rumus-rumus matematika tertentu. Contoh : Berikut data mengenai jumlah penjualan sabun setiap tahun selama 12 tahun di PT Unilever (dalam ribuan unit)
  • 38. TAHUN JUMLAH PENJUALAN X 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 180 196 215 228 300 270 325 340 363 276 385 399 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Misalkan tahun dasar yang digunakan adalah tahun 1990. Dari tabel tersebut, persamaan garis linear Y = a + bX dapat dibuat melaui dua buah koordinat yang dipilih secara bebas. Misalnya koordinat tahun 1990 yaitu (0,180) dan koordinat tahun 2001 (11,399)
  • 39. Dari dua titik koordinat tersebut, dapat diselesaikan seperti berikut : Y = a + bX 1. 180 = a + b (0) a = 180 2. 399 = a + b (11) Dari persamaan 1 diperoleh nilai a sebesar 180. Sedangkan nilai b diperoleh dengan mensubsitusikan nilai a ke persamaan 2 sbb : 399 = a + b 11 399 = 180 + b 11 b = 19,9 Sehingga persamaannya menjadi Y = 180 + 19,9 X a = 180 menunjukkan besarnya taksiran penjualan pada tahun dasar yaitu 1990 sebesar 180.000 unit b = 19,9 menunjukkan besarnya rata-rata kenaikan penjualan setiap tahun yaitu sebesar 19.900 unit
  • 40. 2. Semi Average Method Dalam metode ini, yang perlu dilakukan pertama kali adalah membagi dua data deret berkala tersebut: X Y X Y 1990 0 180 1991 1 196 1992 2 215 15 1389 15/6 = 1389/6 = 1993 3 228 2.5 231.5 1994 4 300 1995 5 270 1996 6 325 1997 7 340 1998 8 363 51 2088 51/6 = 2088/6 = 1999 9 276 8.5 348 2000 10 385 2001 11 399 SEMI TOTAL SEMI RATA-RATA TAHUN X PENJUALAN (Y)
  • 41. Y = a + bX 1. 231,5 = a + b (2,5) 2. 348 = a + b (8,5) -116,5 = -6 b b = 19,41 Setelah mendapatkan nilai a maka subsitusikan ke salah satu persamaan, misalnya ke persamaan pertama : 231,5 = a + 2,5 b 231,5 = a + 2,5 (19,41) a = 183
  • 42. Jadi persamaan regresinya adalah Y = 183 + 19,41 X Artinya : Jika X bertambah satu tahun maka penjualan akan meningkat sebesar 19.410 unit Jika ingin mengestimasi berapa penjualan pada tahun 2003 ? Y = 183 + 19,41 X Y = 183 + 19,41 (13) = 435,3 Jadi besarnya estimasi penjualan pada tahun 2003 adalah sebesar 435.300 unit.
  • 43. 3. Least Square Method Metode ini ditujukan agar jumlah kuadrat dari semua deviasi antara variabel X dan Y yang masing- masing memiliki koordinat sendiri akan berjumlah seminim mungkin, sehingga akan diperoleh suatu persamaan garis trend yang lebih akurat dibanding dengan metode sebelumnya. Persamaan garis linearnya Y = a + bX dapat dicari dengan rumus berikut : ∑Y = na + b∑X ∑XY = a∑X + b∑X²
  • 44. Contoh : Berikut data volume penjualan sabun per hari oleh seorang agen dari PT Unilever : Ditanya : buatlah trend volume penjualan sabun tersebut dgn tahun dasar 1977 dengan metode least square VOLUME PENJUALAN (Y) 1975 -2 200 -400 4 1976 -1 245 -245 1 1977 0 240 0 0 1978 1 275 275 1 1979 2 285 570 4 1980 3 300 900 9 1981 4 290 1160 16 1982 5 315 1575 25 1983 6 310 1860 36 2460 5695 96 TAHUN X XY X² JUMLAH
  • 45. Jawaban : Rumus : 2460 = 9a + 18b x 2 5695 = 18a + 96b x 1 4920 = 18a + 36b 5695 = 18a + 96b - 775 = -60b b = 12,91 Subsitusikan nilai b kedalam salah satu persamaan : 2460 = 9a + 18b 2460 = 9a + 18(12,91) a = 247,51 ∑Y = na + b∑X ∑XY = a∑X + b∑X²
  • 46. Sehingga persamaan regresinya adalah Y = 247,51 + 12,91 X Artinya : a = 247,51 menunjukkan taksiran volume penjualan sebesar 247.510 unit sabun pada tahun dasar 1977 b = 12,91 menunjukkan taksiran rata-rata kenaikan volume penjualan setiap tahun yaitu sebesar 12.910 unit Apabila ingin diramalkan besarnya volume penjualan pada tahun 1990 adalah : Y = 247,51 + 12,91 X Y = 247,51 + 12,91 (13) = 415,34
  • 47. METODE –METODE ANALISIS TREND NON LINEAR  Trend non-linear adalah garis trend yang tidak linear, misalnya : a. Trend kuadratik dan b. Trend eksponensial. (a) Trend Kuadratik Persamaan trend kuadratik adalah sebagai berikut : Yt = a + b.x + c.x2
  • 48. Untuk mencari a, b dan c digunakan rumus     2 X c na Y    2 X b XY      4 2 2 X c X a Y X Rumus ini digunakan dengan asumsi ∑X = 0
  • 49. TAHUN DEPOSIT X XY X² X²Y X4 UANG 1998 71 -13 -923 169 11999 28561 1999 49 -11 -539 121 5929 14641 2000 71 -9 -639 81 5751 6561 2001 95 -7 -665 49 4655 2401 2002 128 -5 -640 25 3200 625 2003 156 -3 -468 9 1404 81 2004 192 -1 -192 1 192 1 2005 217 1 217 1 217 1 2006 301 3 903 9 2709 81 2007 378 5 1890 25 9450 625 2008 520 7 3640 49 25480 2401 2009 726 9 6534 81 58806 6561 2010 804 11 8844 121 97284 14641 2011 1328 13 17264 169 224432 28561 JUMLAH 5036 0 35226 910 451508 105742 Berikut tentang data jumlah uang yang disimpan di Bank X (dalam Jutaan Rupiah) :
  • 50. Jawaban : I. 5036 = 14a+910c II. 35226 = 910b III. 451508 = 910a+105742c Dari persamaan kedua diperoleh sebagai berikut : 910b = 35226 b = 35226/910 b = 38,71
  • 51. Nilai konstanta a dan c diperoleh sebagai berikut : 585.183,2 = 1626,8a + 105.742c I x 116,2 451.508,0 = 910,0a + 105.742c III 133.675,2 = 716,8a a = 133.675,2/716,8 a = 186,49 Nilai c diperoleh dengan cara sebagai berikut : 5.036 = 14 (186,49) + 910c c = 2,665 Jadi Persamaan Kuadratiknya : Y‘=186,49+38,71X+2,665X²
  • 52. (b) Trend Eksponensial Persamaan trend ekponensial adalah sebagai berikut: Y1 = a . bx Atau : Log Yt = Log a + X . Log b Dimana : Log adalah logaritma bilangan alam atau elog. Untuk mencari a dan b digunakan rumus :           n Y Log Log anti a            2 x Y) Log (X Log anti b
  • 53. UJI CHI KUADRAT (χ²)  Analisa uji chi kuadrat atau analisa tabel r x k : dimana r menunjukkan banyaknya baris suatu tabel dan k menunjukkan banyknya kolom dalam tabel  Distribusi χ² dalam pengujian hipotesis biasanya digunakan untuk mengetahui perbedaan antara frekuensi pengamatan dan frekuensi yang diharapkan  Tahap-tahap penyelesaian analisa uji kuadrat : 1. Merumuskan hipotesis Ho : P₁₁ = P₁₂ = P₁₃ = P₁₄ P₂₁ = P₂₂ = P₂₃ = P₂₄ P₃₁ = P₃₂ = P₃₃ = P₃₄ P₄₁ = P₄₂ = P₄₃ = P₄₄ (semua proporsi sama) Ha : Tidak semua proporsi sama
  • 54. 2. Menentukan Level of Signifikan (α) = 0,05 atau 0,01 χ² tabel = (α ; (r-1)(k-1)) 3. Kriteria pengujian Ho diterima jika χ² hitung < χ² tabel Ho ditolak jika χ² hitung > χ² tabel 4. Menghitung χ² hitung dengan tahap-tahap  Menghitung proporsi baris  Menghitung expected frequency (eij) Rumus  Menghitung nilai χ² hitung dengan rumus :
  • 55. 5. Membandingkan χ² hitung dan χ² tabel 6. Kesimpulan
  • 56. Contoh : Pemilik perusahaan PT Maju berpendapat bahwa sikap para karyawan mengenai kondisi kerja yang diperolehnya di berbagai divisi adalah sama. Berikut data para karyawan di berbagi divisi mengenai kondisi kerja. Pertanyaan : Ujilah pendapat tersebut dengan taraf nyata 1% DIV. A DIV. B DIV. C DIV. D JUMLAH Baik Cukup Buruk 76 25 12 85 32 15 91 40 10 75 28 11 327 125 48 JUMLAH 113 132 141 114 500
  • 57. Jawaban : 1. Formulasi hipotesis Ho : P₁₁ = P₁₂ = P₁₃ = P₁₄ P₂₁ = P₂₂ = P₂₃ = P₂₄ P₃₁ = P₃₂ = P₃₃ = P₃₄ Ha : Tidak semua proporsi sama 2. Menentukan LOS dan χ² tabel α = 0,01 dengan db = (3-1)(4-1)=6 χ² tabel = 16,812 3. Menentukan kriteria pengujian Ho diterima jika χ² hitung < χ² tabel Ho ditolak jika χ² hitung > χ² tabel
  • 58. 4. Menghitung nilai χ² hitung :  Menghitung expected frequency n₁ = 327 n₂ = 125 n₃ = 48 n = 500 n₋₁ = 113 n₋₂ = 132 n₋₃ = 141 n₋₄ = 114 i = 1,2,3 j = 1,2,3,4
  • 59. nij eij nij - eij (nij-eij)²/eij 76 73.902 2.098 0.0596 85 86.328 -1.328 0.0204 91 92.214 -1.214 0.0160 75 74.556 0.444 0.0026 25 28.25 -3.25 0.3739 32 33 -1 0.0303 40 35.25 4.75 0.6401 28 28.5 -0.5 0.0088 12 10.848 1.152 0.1223 15 12.672 2.328 0.4277 10 13.536 -3.536 0.9237 11 10.944 0.056 0.0003 JUMLAH 2.6257 χ² Hitung = 2,6257
  • 60. 5. Kesimpulan Karena χ² hitung = 2,6257 < χ² tabel = 16,812, maka H0 diterima. Jadi pendapat pemilik perusahaan bahwa proporsi sikap para karyawan mengenai kondisi kerja yang diperolehnya di berbagai divisi sama adalah benar
  • 61. REGRESI LINEAR SEDERHANA  Persoalan pokoknya adalah mencari suatu persamaan garis dengan bentuk persamaan Y = a + b X dimana Y adalah variabel dependen, X adalah variabel independen, sedangkan “a” dan “b” adalah koefisien regresi yang harus dihitung nilainya. Persamaan ini digunakan untuk peramalan.
  • 62.  Formulasi rumus untuk mencari “a” dan “b” adalah sebagai berikut : Dimana :
  • 63. PENGUJIAN HIPOTESIS  Pengujian hipotesis dilakukan terhadap β, dimana dalam perhitungan garis regresi β ditaksir dengan b. Dalam hal ini digunakan uji “t” yang tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang cukup berarti antara variabel X terhadap variabel Y  Tahap-tahap pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan Hipotesis H₀ : β = 0 (X tidak mempengaruhi Y) Ha : β ≠ 0 (X mempengaruhi Y)
  • 64. 2. Menentukan Level Of Signifikant (LOS) atau α LOS biasanya sebesar 1% dan 5% sedangkan nilai t tabel ditentukan seperti berikut : t (α/2 ; n-2 ) 3. Menentukan kriteria pengujian H0 diterima jika –t α/2 ≤ th ≤ t α/2 H0 ditolak jika th > t α/2 atau th < -t α/2 4. Menghitung nilai t hitung dengan rumus :
  • 65. Dimana : Sb = standar error dari koefisien regresi SY.X = standar error of estimate 4. Membandingkan t tabel dan t hitung 5. Kesimpulan
  • 66. I  KORELASI Koefisien korelasi (r) mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang diteliti. Rumus untuk menghitung Koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
  • 67. Berikut contoh data biaya produksi (dalam ribuan Rp)dan luas areal tanah (ha) dari 10 orang petani : Pertanyaan : a) Hitung nilai a dan b serta tentukan persamaan regresinya! b) Ujilah hipotesisnya dengan α = 0,05 c) Hitunglah koefisien korelasinya! Biaya Produksi Luas Tanah Y X 59.2 0.7 97.8 1.5 98.6 1.9 38.2 0.5 14.4 0.2 159.6 2.1 37 0.5 17.7 0.2 2.61 0.4 5.4 0.1
  • 68. Jawaban : Dari data di atas diketahui : n = 10 ; ∑Y = 554 ; ∑Y₂ = 52322, 86 ; ∑X = 8,1 ; ∑X² = 11,51 ; ∑XY = 765,64 Biaya Produksi Luas Tanah Y X 59.2 0.7 0.49 41.44 3504.64 97.8 1.5 2.25 146.7 9564.84 98.6 1.9 3.61 187.34 9721.96 38.2 0.5 0.25 19.1 1459.24 14.4 0.2 0.04 2.88 207.36 159.6 2.1 4.41 335.16 25472.16 37 0.5 0.25 18.5 1369 17.7 0.2 0.04 3.54 313.29 26.1 0.4 0.16 10.44 681.21 5.4 0.1 0.01 0.54 29.16 554 8.1 11.51 765.64 52322.86 X² X.Y Y²
  • 69. a) Jadi nilai a dan b adalah sebagai berikut : a = 55,4 – (64,03)0,81 = 3,536 persamaan regresinya adalah Ý = 3,536 + 64,03X b) 1. Ho : β = 0 tidak ada hub yang cukup berarti Ha : β ≠ 0 ada hub yang cukub berarti 2. Menentukan LOS = 5% t tabel = (α/2 ; n-2) = (0,05/2 ; 10-2) = 2,306 3. Menghitung nilai t hitung :
  • 70. 4. Membandingkan t hitung dan t tabel t hitung = 11,04 dan t tabel = 2,306 sehingga t hitung > t tabel maka hipotesis ditolak 5. Kesimpulan Hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti antara luas tanah dengan biaya produksi
  • 71. c) Menghitung nilai koefisien korelasi : artinya :  Terdapat korelasi positif antara luas tanah dengan biaya produksi.  Koefisen korelasi = 0,97 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel sangat erat karena mendekati r =1, atau dengan kata lain hubungan yang sempurna antara dua variabel
  • 72. REGRESI LINEAR BERGANDA  Model regresi digunakan jika variabel independen mempunyai hubungan terkait dengan variabel dependent. Hubungan kausal antara variabel independent terhadap variabel dependent sering dikenal dengan hubungan fungsional yang dapat diformulasikan dalam persamaan fungsi seperti berikut : Y = f (X1, X2, ...., Xn) dimana : Y = variabel dependen X1, X2, ...., Xn = variabel independen
  • 73.  Bentuk Persamaanya adalah sebagai berikut :  Secara konsep untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan nilai koefisien regresi secara partial misalnya nilai b1 dan b2 serta b. nilai tersebut dapat diperoleh dari rumus seperti berikut :
  • 74.
  • 75.  KOEFISIEN DETERMINASI Selanjutnta untuk mengetahui variansi pengaruh yang dijelaskan oleh variabel independent terhadap dependen dapat dilihat dari nilai koefisien diterminasi ( r square) yang dirumuskan seperti berikut  KOEFISIEN KORELASI Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel independent terhadap variabel dependent dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi ( r) yang dikemukakan sebagai berikut :
  • 76.  Pengujian statistik dalam model regresi berganda Untuk membuktikan adanya pengaruh secara simultan antara variabel independent terhadap dependent variabel dapat dilakukan pendekatan Statistik uji F dengan menggunakan Rumus seperti berikut : (Supranto, 2001:258) Di mana: R2 = Koefisien determinasi berganda di mana R dinamakan koefisien berganda. k = Jumlah variabel independen n = Banyaknya sampel     2 2 1 1 R k k N R F    
  • 77.  Sedangkan untuk menguji secara individual atau parsial dengan pendekatan statistik uji t dengan tahapan sebagai berikut : 1. Merumuskan Hipotesis H₀ : β₁ = 0 ; Ha ≠ 0 H₀ : β₂ = 0 ; Ha ≠ 0 2. Menetukan LOS dan t tabel t tabel = (α/2 ; (n-k)) 3. Menghitung nilai t hitung
  • 78. Dimana : n = banyaknya data k = banyaknya variabel
  • 79. Contoh : Seorang petani mempunyai catatan mengenai kegiatan usahanya sebagai berikut : Y : 2 5 7 8 5 X₁ : 8 8 6 5 3 X₂ : 0 1 1 3 4 Dimana : Y = hasil per Ha (ton) X₁ = jumlah pupuk yang dipakai (10 kg) X₂ = curah hujan (cm/ thn) Ditanya : 1. Susunlah persamaan regresi berganda 2. Hitung koefisien korelasinya 3. Ujilah keberartian hubungan tersebut dengan uji t dan uji F dengan α = 0,05
  • 80. Y X₁ X₂ Y² X₁² X₂² X₁ .Y X₂. Y X₁ . X₂ 2 8 0 4 64 0 16 0 0 5 8 1 25 64 1 40 5 8 7 6 1 49 36 1 42 7 6 8 5 3 64 25 9 40 24 15 5 3 4 25 9 16 15 20 12 27 30 9 167 198 27 153 56 41