Slide ini berisi materi singkat penjelasan bagaimana adat batak menyelesaikan masalah pidana maupun masalah perdata dengan hukum adatnya ( tanpa campurnya KUHP dan KUHPerdata )
Pada setiap tindak pidana, ada waktu dan tempat terjadinya. Keduanya merupakan hal yang penting dalam menangani suatu tindak pidana.
Menentukan locus delicti atau atau tempat tindak pidana menjadi hal yang penting disebabkan untuk:
Menentukan hukum pidana negara mana yang berlaku;
Menentukan kejaksaan dan pengadilan yang berwenang mengadili perkara tersebut (kompetensi relatif).
Pada setiap tindak pidana, ada waktu dan tempat terjadinya. Keduanya merupakan hal yang penting dalam menangani suatu tindak pidana.
Menentukan locus delicti atau atau tempat tindak pidana menjadi hal yang penting disebabkan untuk:
Menentukan hukum pidana negara mana yang berlaku;
Menentukan kejaksaan dan pengadilan yang berwenang mengadili perkara tersebut (kompetensi relatif).
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
More Related Content
Similar to Materi Penjelasan Antroplogi Hukum Masalah Pidana Maupun Perdata Dalam Adat Batak
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. 2
Penjelasan Singkat Tentang Suku Batak
Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia.
Nama ini merupakan sebuah tema kolektif untuk
mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan
berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara.
Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah:
Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun,
Batak Angkola, dan Batak Mandailing.
3. 3
Hukum dalam Adat Batak Mengenai Perkawinan
Dengan demikian, tidak terjadi perkawinan
satu marga dan di harapkan selalu terjadi
perkawinan berulang searah dengan satu
keturunan.
Perkawinan antara pria dan wanita yang
satu marga di sebut Mardawanbegu , di
Suku Toba di sebut Kawin Sumbang
Apabila perkawinan sumbang terjadi, maka
biasanya para pihak yang melakukan akan di
hukum.
Dalam suku batak, perkawinan yang ideal yaitu
anak laki-laki kawin dengan wanita anak
saudara laki-laki ibu.
Dan anak perempuan kawin dengan anak laki-
laki saudara perempuan ayah.
1
4. 4
Selanjutnya
Di samping itu untuk tetap dapat
mempertahankan garis keturunan laki-
laki maka sistem perkawinan yang
berlaku adalah Perkawinan dengan
pembayaran jujur
Apabila perkawinan tidak menghasilkan
keturunan laki-laki maka keluarga
bersangkutan berarti Putus
Keturunan.Tipe ideal dalam perkawinan
adalah menguduti, kawin dengan gadis anak
tulang ( paman ), sehingga hubungan
kekeluargaan dapat terpelihara.
Anak wanita harus kawin dengan pria dari
marga lain, karena perkawinan dalam satu
marga di larang, dan anak-anak dari hasil
perkawinan itu akan memakai marga
suaminya.
2
5. 5
Penyelesaian Masalah Perkawinan Menurut Adat Batak
Menurut hukum adat batak, jika terjadi
pelanggaran karena melakukan perkawinan
semarga, maka kedua belah pihak dapat di
hukum
Kemudian di larang mengikuti kegiatan
adat, di keluarkan dari adat, di keluarkan
dari kampung halaman atau di haruskan
menyembelih kerbau untuk mengadakan
perjamuan guna meminta maaf kepada
raja adat.
3
6. 6
Penyelesaian Masalah Pidana Menurut Adat Suku Batak
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
sebagai hukum positif yang telah
dikodifikasikan dan merupakan hukum pidana
bangsa Indonesia yang bersifat nasional tidak
dapat memenuhi segala kebutuhan hukum
kehidupan masyarakat.
Masyarakat Indonesia yang terdiri dari
beraneka ragam suku serta kebudayaan,
keberagamaan kebudayaan tersebut tentu
menyebabkan adanya perbedaan adat istiadat
mereka termasuk hukum pidana yang mereka
anut. Hukum pidana tersebut sifatnya hanya
berlaku untuk mereka sendiri.
4
7. 7
Selanjutnya
Suku Batak Toba sebagai salah satu dari suku tersebut juga
mempunyai hukum pidana adat sendiri yang dipatuhi masyarakat
setempat. Dalihan Natolu sebagai sistem kemasyarakatan Batak
Toba, sangat berperan dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang mereka hadapi termasuk terjadinya tindak pidana.
5
Dalihan Natolu sangat berperan dalam menyelesaikan masalah
atau tindak pidana yang terjadi, seperti yang diamanatkan oleh
Perda No. 10 Tahun 1990 khususnya menyangkut delik aduan
seperti perzinahan, kekerasan dalam rumah tangga, penghinaan
lisan, pencemaran nama baik atau fitnah, serta tindak pidana
lainnya seperti pencurian gangguan terhadap kesejahteraan
umum.
8. 8
Selanjutnya
Begitu juga dengan sanksi yang diberikan sebagai hukuman kepada si
pelaku adalah seperti dikeluarkan dari komunitas adat
mereka, membayar denda yang diwajibkan terhadap korban,
meminta maaf kepada korban atau bahkan keluarganya di hadapan
penatua adat, serta kewajiban menanggung semua biaya makan
yang dikeluarakan pada saat tindak pidana tersebut diselesaikan.
7