Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai aspek panjat tebing, mulai dari klasifikasi aktivitas panjat tebing, alat-alat yang digunakan beserta fungsinya, teknik-teknik dasar panjat tebing seperti belaying dan rappeling, serta simpul-simpul yang umum digunakan dalam aktivitas ini.
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Maryoko, NIM : 13102290015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixmuthiauthe
Pada praktikum kali ini kita menggunakan sampling ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam mengetahui perkembangan yang dialami ikan melalui analisis parameter panjang, berat, dan morfologinya. Selain itu juga untuk memprediksi bagaimana pola pertumbuhan dan perkembangan pada ikan, menentukan faktor kondisi ikan, juga mengetahui kesiapan reproduksi pada ikan lewat pemeriksaan TKG (Tingkat Matang Gonad).
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Maryoko, NIM : 13102290015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixmuthiauthe
Pada praktikum kali ini kita menggunakan sampling ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam mengetahui perkembangan yang dialami ikan melalui analisis parameter panjang, berat, dan morfologinya. Selain itu juga untuk memprediksi bagaimana pola pertumbuhan dan perkembangan pada ikan, menentukan faktor kondisi ikan, juga mengetahui kesiapan reproduksi pada ikan lewat pemeriksaan TKG (Tingkat Matang Gonad).
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
3. Mengenali Alat Panjat Tebing
• Tali (rope)
• Tali serat alam
• Hawser laid
• Core dan sheat rope (kermantle)
• Carabiner (snapring, cincin kaki)
• Oval, delta
• Heart
• “A” carabiner
• Sling
• Harness
• Helm
• Sepatu tebing
• Tabular webbing
• Palu tebing
• Bor, driver
• Anchor
• Natural anchor
• Artificial anchor
• Descender
• Ascender
• Belay device
• Pulley
• Sky hook
• Runner
• Stir up
• Sarung tangan
• Prusik
• Chalk bag
• Bubuk magnesium
4. PERALATAN PANJAT TEBING
DIPASANG DI TUBUH PEMANJAT:
• HELM PELINDUNG KEPALA
• HEAD LAMP
• SEAT HARNESS/FULL BODY HARNESS
• SEPATU PANJAT
• KANTUNG MAGNESIUM
• TAS RANSEL
43. Simpul
1. Mudah dibuat
2. Mudah dilihat kebenaran lilitannya
3. Aman, tidak bergeser atau bergerak dan tidak bertumpuk
saat dibebani
4. Mudah dilepas
5. Seminimal mungkin mengurangi kekuatan tali.
46. Teknik Pemanjatan
• Face climbing, yaitu memanjat pada permukaan tebing
dimana masih ada tonjolan atau rongga yang memadai
untuk pijakan kaki dan pegangan tangan.
• Friction / slab climbing, teknik yang mengandalkan gaya
gesek sebagai gaya penumpu yang biasa dilakukan pada
tebing yang tidak terlalu vertikal.
• Fissure climbing, teknik yg memanfaatkan celah batuan
dengan mempergunakan anggota badan sebagai pasak.
47. Belaying
• Selalu beri simpul pada ujung tali ketika melakukan hanging
belay.
• Sedapat mungkin Belayer harus melihat gerakan leader. Hal ini
dilakukan untuk memperlancar gerakan leader dalam
menambah ketinggian dan dapat secepat mungkin
mengantisipasi keadaan apabila leader terjatuh pada
pemanjatan
• Belayer harus memasang pengaman untuk dirinya sendiri
sebelum melakukan belaying. Hal ini sangat penting apabila
belayer mengantisipasi jatuhnya leader, dimana ia mendapat
beban tambahan dan sentakan dari leader yang terjatuh.
• Sedangkan pengaman untuk belayer sendiri minimal dua buah.
48. Rapeling
Yaitu teknik turun/descending dalam suatu pemanjatan.
Prinsip rapelling :
• Menggunakan tali rapell sebagai jalur lintasan dan tempat
bergantung.
• Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada
tebing sebagai pendorong gerak turun.
• Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan
dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan turun