SlideShare a Scribd company logo
1 of 94
Download to read offline
Kimia
• Powerpoint
Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai
pembelajaran ini dibuat sebagai
alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru
alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru
melaksanakan pembelajaran.
melaksanakan pembelajaran.
• Materi
Materi powerpoint
powerpoint ini mengacu pada Kompetensi
ini mengacu pada Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013.
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam
Dengan berbagai alasan, materi dalam powerpoint
powerpoint
ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-
ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-
poin besar saja.
poin besar saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat
Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkannya sesuai kebutuhan.
mengembangkannya sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan
Harapan kami, dengan powerpoint
powerpoint ini Bapak/Ibu
ini Bapak/Ibu
Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara
Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara
kreatif dan interaktif.
kreatif dan interaktif.
Disklaimer
Daftar Isi
BAB I Senyawa Hidrokarbon
Tujuan Pem
belajaran
Kembali ke Daftar Isi
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1.Menganalisis struktur dan sifat senyawa
hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom karbon
dan penggolongan senyawanya, serta
menyebutkan dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon terhdapa lingkungan dan kesehatan
beserta cara mengatasinya.
2.Terampil menyajikan hasil diskusi kelompok
mengenai pembuatan isomer serta penamaan
senyawa hidrokarbon.
Kembali ke Awal Bab
A. Definisi Senyawa Hidrokarbon
1. Sejarah Perkembangan Senyawa Organi
k
2. Identifikasi Adanya Unsur Karbon dan
Hidrogen dalam Senyawa Organik
3. Sumber Senyawa Organik atau Senyawa
Karbon
4. Kekhasan Atom Karbon dalam Membent
uk Senyawa Hidrokarbon
5. Posisi Atom Karbon
6. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon
Kembali ke Awal Bab
1. Sejarah Perkembangan Senyawa
Organik
Pada 1927, Friedrich Wohler mampu
membuat senyawa organik dari senyawa
anorganik sesuai reaksi berikut.
Perbedaan Senyawa Organik dan
Anorganik
2. Identifikasi Adanya Unsur
Karbon dan Hidrogen dalam
Senyawa Organik
3. Sumber Senyawa Organik atau
Senyawa Karbon
• Tumbuhan dan Hewan
• Batu Bara
• Gas Alam dan Minyak Bumi
4. Kekhasan Atom Karbon
 Dapat membentuk empat ikatan kovalen
tunggal dengan atom lain.
 Dapat berikatan dengan sesama atom karbon.
5. Posisi Atom Karbon
6. Penggolongan Senyawa
Hidrokarbon
a. Berdasarkan jenis ikatan
b. Berdasarkan bentuk rantai karbon
hidrokarbon alifatik
hidrokarbon siklik
Kembali ke Awal Bab
B. Alkana Alkena dan Alkuna
1. Tata Nama
2. Isomer
3. Sifat-Sifat
4. Pembuatan
5. Kegunaan
Kembali ke Awal Bab
1. Tata Nama
a. Alkana
b. Alkena
c. Alkuna
2. Isomer
a. Isomer kerangka
b. Isomer posisi
c. Isomer cis trans
3a. Sifat-Sifat Alkana
 Sifat fisika
1)Tidak larut dalam air.
2)Semakin besar Mr maka
titik leleh dan titik
didihnya semakin tinggi.
3)Dalam jumlah atom C
sama, semakin banyak
jumlah cabang semakin
rendah titik didihnya.
4)C1-C4 berwujud gas, C5-
C17 berwujud cair, dan C18
ke atas berwujud padat.
 Sifat Kimia
1)Sukar bereaksi
dengan zat
pengoksidasi atau
pereduksi.
2)Dapat bereaksi
dengan oksigen.
3b. Sifat-Sifat Alkena
 Sifat fisika
1)Tidak larut dalam air
2)Semakin besar Mr
maka titik leleh dan
titik didihnya semakin
tinggi.
3)C1-C4 berwujud gas,
C5-C17 berwujud cair,
C18 ke atas berwujud
padat.
 Sifat Kimia
1)Dapat bereaksi
dengan oksigen.
2)Lebih reaktif daripada
alkana.
3)Dapat mengalami
reaksi polimerisasi.
4)Dapat dioksidasi
dengan KMnO4
menghasilkan
senyawa glikol.
3c. Sifat-Sifat Alkuna
 Sifat fisika
1)Tidak larut dalam air
2)Semakin besar Mr maka
titik leleh dan titik
didihnya semakin tinggi.
3)C1-C4 berwujud gas, C5-
C17 berwujud cair, C18 ke
atas berwujud padat.
 Sifat Kimia
Dapat mengalami reaksi
adisi dan pembakaran.
4a. Pembuatan Alkana
1) Mereaksikan aluminium karbida dengan air
2) Mereaksikan alkena dengan gas hidrogen
3) Sintesis Wurtz
4) Sintesis Grignard
5) Sintesis Dumas
4b. Pembuatan Alkena
1) Pemanasan alkana pada suhu 500 oC dengan
katalis Cr2O3 atau Al2O3.
2) Mereaksikan monohaloalkana dengan KOH
dalam alkohol.
3) Memanaskan alkohol dengan H2SO4 pekat pada
suhu 170 – 180 oC.
4) Eliminasi alkana.
4c. Pembuatan Alkuna
Alkuna dibuat dengan memanaskan campuran
dihaloalkana dengan KOH.
5. Kegunaan
a. Alkana
Bahan bakar, pelumas, sumber hidrogen, dan
bahan baku industri.
b. Alkena
Bahan pembuatan polimer .
c. Alkuna
Proses pematangan buah.
Kembali ke Awal Bab
C. Reaksi-Reaksi pada Senyawa
Hidrokarbon
1. Reaksi Substitusi
2. Reaksi Adisi
3. Reaksi Eliminasi
4. Reaksi Oksidasi
Kembali ke Awal Bab
1. Reaksi Substitusi
2. Reaksi Adisi
3. Reaksi Eliminasi
a. Dehidrohalogenasi
b. Dehidrasi
c. Dehidrogenasi
4. Reaksi Oksidasi
Kembali ke Awal Bab
D. Kegunaan Senyawa
Hidrokarbon
dan Karbon
1. Bidang Pangan
2. Bidang Sandang dan Papan
3. Bidang Seni dan Estetika
Kembali ke Awal Bab
1. Bidang Pangan
a. Karbohidrat
b. Protein
c. Lemak
2. Bidang Sandang dan Papan
a. Kayu
b. Plastik
c. Karet Alam dan Getah Perca
3. Bidang Seni dan Estetika
a.Thinner
b.Lilin
Kembali ke Awal Bab
BAB II Minyak Bumi
Tujuan Pem
belajaran
Kembali ke Daftar Isi
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam
2. Menyebutkan komposisi minyak bumi
3. Menjelaskan proses pengolahan dan fraksi-fraksi minyak bumi serta
kegunaannya
4. Menyajikan karya tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-
fraksi minyak bumi beserta kegunaannya
5. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktan
6. Membedakan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
sempurna serta sifat-sifat zat hasil pembakaran
7. Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan dan
kesehatan
Kembali ke Awal Bab
A. Minyak Bumi dan Gas
Alam
1. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas A
lam
2. Komposisi Minyak Bumi
3. Pengolahan Minyak Bumi
Kembali ke Awal Bab
1. Pembentukan Minyak Bumi dan
Gas Alam
2. Komposisi Minyak Bumi
Senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi
3. Pengolahan Minyak Bumi
Tahapan pengolahan minyak mentah:
a. Desalting
Desalting adalah proses penghilangan kotoran
atau garam yang terdapat dalam minyak mentah.
b. Distilasi bertingkat
Distilasi adalah proses pemisahan komponen-
komponen minyak mentah berdasarkan
perbedaan titik didih.
Kembali ke Awal Bab
B. Bensin dan Dampak Pembakaran
Bahan Bakar
1. Bensin
2. Kualitas Bensin
3. Dampak Pembakaran Bahan Baka
r
Kembali ke Awal Bab
1. Bensin
Bensin merupakan campuran isomer-isomer
heptana (C7H16) dan oktana (C8H18)
2. Kualitas Bensin
• Kualitas bensin ditentukan berdasarkan
bilangan oktan atau angka oktan.
• Semakin tinggi bilangan oktan, semakin
bagus kualitas bensin.
3. Dampak Pembakaran Bahan
Bakar
• Penggunaan bahan bakar fosil secara langsung
atau tidak langsung mengakibatkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
karena sisa pembakaran bahan bakar fosil
menghasilkan polutan berbahaya.
Kembali ke Awal Bab
BAB III Termokimia
Tujuan Pem
belajaran
Kembali ke Daftar Isi
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa:
1. Mampu membedakan reaksi eksoterm dan
endoterm berdasarkan hasil percobaan dan
diagram tingkat energi
2. Mampu menentukan ΔH reaksi berdasarkan
hukum Hess, data perubahan entalpi
pembentukan standar, dan data energi ikatan
3. Terampil merancang, menyimpulkan, dan
menyajikan hasil percobaan eksoterm dan
endoterm
Kembali ke Awal Bab
A. Reaksi Termokimia dan
Perubahan Entalpi
1. Jenis Reaksi Termokimia (Reaksi Eksoterm
dan Reaksi Endoterm)
2. Perubahan Entalpi pada Reaksi Termokimia
(
ΔH)
Kembali ke Awal Bab
1. Jenis Reaksi
Termokimia
Reaksi Eksoterm
1) Terjadi perpindahan kalor
dari sistem ke lingkungan
2) ΔHhasil reaksi < ΔHpereaksi
3) ΔH < 0 (negatif)
4) T2 > T1
5) Contoh: fermentasi
glukosa
Reaksi Endoterm
1) Terjadi perpindahan kalor
dari lingkungan ke sistem
2) ΔHhasil reaksi > ΔHpereaksi
3) ΔH > 0 (positif)
4) T2 < T1
5) Contoh: pelarutan urea
dalam air
2. Perubahan Entalpi pada Reaksi
Termokimia (ΔH)
a. Reaksi eksoterm
ΔH < 0 (negatif)
b. Reaksi endoterm
ΔH > 0 (positif)
Kembali ke Awal Bab
B. Macam-Macam Perubahan
Entalpi
 Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( )
Contoh:
 Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( )
Contoh:
 Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( )
contoh:
o
f
ΔH
o
d
ΔH
o
c
ΔH
 Perubahan Entalpi Netralisasi Standar ( )
contoh:
 Perubahan Entalpi Penguapan Standar ( )
contoh:
o
n
ΔH
o
vap
ΔH
 Perubahan Entalpi Peleburan Standar ( )
Contoh:
 Perubahan Entalpi Sublimasi Standar ( )
Contoh:
 Perubahan Entalpi Pelarutan Standar ( )
Contoh:
o
fus
ΔH
o
sub
ΔH
o
sol
ΔH
Kembali ke Awal Bab
C. Penentuan Perubahan Entalpi
Reaksi
1. Penentuan ΔH Reaksi dengan Kalorimeter
2. Penentuan Δ
H Reaksi Berdasarkan Data Entalpi Pembe
ntukan Standar
3. Penentuan Δ
H Reaksi Berdasarkan Hukum Hess
4. Penentuan Δ
H Reaksi Berdasarkan Energi Ikatan
5. Perubahan Entalpi Pembakaran Bahan Ba
kar
Kembali ke Awal Bab
1. Penentuan ΔH Reaksi dengan
Kalorimeter
atau
keterangan:
Q = jumlah kalor (joule)
m = massa zat (g)
c = kalor jenis (J g-1 oC-1)
ΔT = perubahan suhu (oC)
C = kapasitas kalor (J oC-1)
ΔH = perubahan entalpi
2. Penentuan ΔH Reaksi
Berdasarkan Data Entalpi
Pembentukan Standar
3. Penentuan ΔH Reaksi
Berdasarkan Hukum Hess
4. Penentuan ΔH Reaksi
Berdasarkan Energi Ikatan
5. Perubahan Entalpi Pembakaran
Bahan Bakar
Contoh:
Kalor pembakaran solar.
Misal 1 kg solar mengandung 90% heksadekana
dan 10% heptadekana
Kembali ke Awal Bab
BAB IV Laju Reaksi
Tujuan Pem
belajaran
Kembali ke Daftar Isi
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempekajari bab ini, siswa mampu:
1.Menentukan persamaan laju reaksi dan orde
reaksi berdasarkan data hasil percobaan
2.Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk
menjelaskan reaksi kimia
3.Terampil merancang, melakukan, dan
menyimpulkan, serta menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor yang memengaruhi
laju reaksi
Kembali ke Awal Bab
A. Kemolaran dan Pengertian Laju
Reaksi
1. Kemolaran (M)
2. Pengertian Laju Reaksi (v)
3. Persamaan Laju Reaksi dan Orde
Reaksi
Kembali ke Awal Bab
1. Kemolaran
Keterangan:
M = molaritas (mol L-1)
n = mol (mol)
V = volume (L)
ρ = massa jenis (g L-1)
%massa = kadar
Mr = massa molekul relatif (g mol-1)
-1 -1
r
×10×%massa
molL atau molL
n
M M
V M

 
2. Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi didefinisikan
sebagai perubahan
konsentrasi reaktan atau
produk setiap satuan waktu.
Keterangan:
v = laju reaksi (M s-1)
d[C] = perubahan
konsentrasi (M)
dt = perubahan waktu (s)
Jika diketahui persamaan
reaksi:
P  Q
Maka:
 
P
P
v
t



 
Q
Q
v
t



 
d
d
C
v
t
 
3. Persamaan Laju Reaksi dan Orde
Reaksi
Jika diketahui persamaan reaksi :
mA + nB  pC + qD
Laju reaksi dapat dirumuskan:
Keterangan:
v = laju reaksi (M s-1)
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A (mol L-1)
[B] = konsetrasi zat B (mol L-1)
x = orde reaksi terhadap zat A
y = orde reaksi terhadap B
x + y = order reaksi total
 
[ ]
y
x
v k A B

Contoh Soal
Kembali ke Awal Bab
B. Teori Tumbukan dan Faktor-
Faktor yang Memengaruhi Laju
Reaksi
1. Pengertian Teori Tumbukan
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaks
i
3. Peranan Katalis dalam Makhluk Hidup dan In
dustri
4. Penafsiran Grafik Faktor-Faktor yang Memen
garuhi Laju Reaksi
Kembali ke Awal Bab
1. Pengertian Teori Tumbukan
Reaksi kimia terjadi ketika partikel-partikel zat
pereaksi saling bertumbukan.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi adalah
tumbukan efektif.
Tumbukan efektif adalah tumbukan
antarpartikelnya mempunyai energi lebih
besar daripada energi pengaktifan.
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Laju Reaksi
a. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi  semakin banyak
jumlah partikel pereaksi  tumbukan efektif
semakin banyak terjadi  reaksi berlangsung
semakin cepat
b. Luas Permukaan
Luas permukaan zat semakin besar  singgungan
antarpereaksi semakin besar  tumbukan efektif
semakin banyak  laju reaksi meningkat
c. Suhu
Suhu dinaikkan  energi kinetik pereaksi
bertambah  gerakan semakin acak dan cepat 
tumbukan efektif semakin banyak terjadi  reaksi
berlangsung semakin cepat
d. Katalis
Katalis dapat mempercepat laju reaksi tanpa ikut
bereaksi, yaitu dengan menurunkan energi
pengaktifan.
3. Peranan Katalis dalam Makhluk
Hidup dan
Industri
 Contoh katalis yang terdapat pada makhluk hidup
adalah enzim.
 Enzim berperan dalam proses pencernaan.
 Pada industri, katalis dimanfaatkan dalam sintesis
amonia dan pembuatan asam nitrat.
4. Penafsiran Grafik Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Laju Reaksi
Kembali ke Awal Bab
BAB V Reaksi Kesetimbangan
Tujuan Pem
belajaran
Kembali ke Daftar Isi
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1.Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
pergeseran arah kesetimbangan yang
diterapkan dalam industri
2.Menentukan hubungan kuantitatif antara
pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi
kesetimbangan
3.Memecahkan masalah terkait hubungan
kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi
dari suatu reaksi kesetimbangan
Kembali ke Awal Bab
A. Reaksi Kimia Kesetimbangan
dan Tetapan Kesetimbangan
1. Reaksi Kimia
2. Kesetimbangan Kimia
3. Tetapan Kesetimbangan
Kembali ke Awal Bab
1. Reaksi Kimia
• Reaksi Irreversible
a. Persamaan reaksi itulis
dengan satu anak
panah
b. Reaksi berhenti
setelah reaktan habis
c. Produk tidak dapat
bereaksi menjadi zat-
zat reaktan
d. Reaksi berkesudahan
Contoh:
• Reaksi Reversible
a. Persamaan reaksi
ditulis dengan dua
anak panah
b. Reaksi berlangsung
bolak balik (dua arah)
Contoh:
2
NaOH(aq)+HCl(aq) NaCl(aq)+H O(l)
�
2 2 3
N (g)+3H (g) 2NH (g)
�
2. Kesetimbangan Kimia
Ciri-Ciri Kesetimbangan Kimia
a. Reaksi berlangsung dua arah dan dalam ruang
tertutup.
b. Laju reaksi ke kiri = laju reaksi ke kanan.
c. Tidak terjadi perubahan makroskopis, tetapi
terjadi perubahan mikroskopis.
Berdasarkan wujud zat-zat dalam keadaan
setimbang, kesetimbangan dibedakan menjadi:
a.Kesetimbangan Homogen
Contoh:
b.Kesetimbangan Heterogen
Contoh:
2 2
H (g)+I (g) 2HI(g)
�
2 2
C(s)+H O(g) CO(g)+H (g)
�
3. Tetapan Kesetimbangan
“Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu,
hasil kali konsentrasi produk dibagi hasil kali
konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem
kesetimbangan setelah masing-masing
dipangkatkan dengan koefisiennya mempunyai
harga tetap.”
Contoh:
2 2
H (g)+I (g) 2HI(g)
�
 
  
2
2 2
HI
H I
K 
Kembali ke Awal Bab
B. Pergeseran Kesetimbangan dan
Faktor -Faktor yang
Memengaruhinya
1. Asas Le Chatelier
2. Reaksi Kesetimbangan dalam Industri
3. Reaksi Kesetimbangan dalam Tubuh Manu
sia
4. Reaksi Kesetimbangan dalam Kehidupan S
ehari-hari
Kembali ke Awal Bab
1. Asas Le Chatelier
“ Apabila dalam suatu kesetimbangan dilakukan
tindakan (aksi) maka sistem kesetimbangan
tersebut akan mengadakan reaksi sehingga
pengaruh aksi tersebut dapat diperkecil.”
2. Faktor-faktor yang memengaruhi
kesetimbangan
a. Perubahan Konsentrasi
Jika konsentrasi suatu zat ditambah, kesetimbangan
akan bergeser dari arah zat tersebut. Jika konsentrasi
suatu zat dikurangi, kesetimbangan akan bergeser ke
arah zat itu.
b. Perubahan Volume dan Tekanan
Jika volume sistem diperbesar (tekanan berkurang),
kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang
koefisiennya lebih besar. Jika volume sistem diperkecil
(tekanan bertambah), kesetimbangan akan bergeser
ke arah zat yang koefisiennya lebih kecil.
c. Perubahan Suhu
Apabila suhu diturunkan, kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi eksoterm.
Apabila suhu dinaikkan, kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi endoterm.
d. Pengaruh Katalis
Katalis berfungsi mempercepat tercapainya
keadaan setimbang
3. Reaksi Kesetimbangan dalam
Industri
• Pembuatan Amonia
• Pembuatan Asam Sulfat
• Pembuatan Gas Klorin
• Pembuatan Asam Nitrat
4. Reaksi Kesetimbangan dalam
Tubuh Manusia
• Pengaturan pH Darah
• Kesetimbangan dalam Mulut
5. Reaksi Kesetimbangan dalam
Kehidupan Sehari-hari
• Proses Fotosintesis
• Pencegahan Pertumbuhan Bakteri dalam
Bak Penampung Air
Kembali ke Awal Bab
C. Hubungan Kuantitatif antara
Peraksi dengan Hasil Reaksi
1. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan
Konsentrasi (Kc)
2. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan
Tekanan Parsial (Kp)
Kembali ke Awal Bab
1. Tetapan Kesetimbangan
Berdasarkan Konsentrasi (Kc)
   
   
r s
c p q
pA(aq)+qB(aq) rC(aq)+sD(aq)
C D
K =
A B
�
2. Tetapan Kesetimbangan
Berdasarkan
Tekanan Parsial (Kp)
   
   
s
r
c p q
pA(aq)+qB(aq) rC(aq)+sD(aq)
K = C D
A B
P P
P P
�
Hubungan Kc dengan Kp
• Disosiasi adalah reaksi penguraian suatu zat
menjadi zat yang lebih sederhana.
• Derajat disosiasi (α) merupakan banyaknya zat
yang mengalami disosiasi.
Disosiasi
Kembali ke Awal Bab

More Related Content

Similar to MATERI KIMIA KLS 11 SMT 1.pdf 222222222222222222222222222222

BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptx
BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptxBAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptx
BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptxRifaSeptiyani1
 
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahun
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahunSilabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahun
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahunNesfi Vayuni
 
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahun
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahunSilabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahun
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahunQaiffa Greenpinkk
 
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas X
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas XRpp kimia SMA Berkarakter Kelas X
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas XEKO SUPRIYADI
 
Rpp kimia smaberkarakterx-2
Rpp kimia smaberkarakterx-2Rpp kimia smaberkarakterx-2
Rpp kimia smaberkarakterx-2Eko Supriyadi
 
Silabus kimiaberkaraktersmaxii 2
Silabus kimiaberkaraktersmaxii 2Silabus kimiaberkaraktersmaxii 2
Silabus kimiaberkaraktersmaxii 2Eko Supriyadi
 
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas XII
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas XIIRpp kimia SMA Berkarakter Kelas XII
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas XIIEKO SUPRIYADI
 
Rpp kimia smaberkarakterxii-2
Rpp kimia smaberkarakterxii-2Rpp kimia smaberkarakterxii-2
Rpp kimia smaberkarakterxii-2Eko Supriyadi
 
Modul hidrokarbon
Modul hidrokarbon Modul hidrokarbon
Modul hidrokarbon dasi anto
 
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1Kelompok 5 kimia XII TKJ 1
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1Nur RahMi
 
BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptx
BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptxBAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptx
BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptxVitaYuningsih1
 
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaff
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaffSENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaff
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaffTriWulandari926475
 
LAMPIRAN RPP untuk refrensi pembelajaran di sekolah
LAMPIRAN RPP untuk refrensi pembelajaran di sekolahLAMPIRAN RPP untuk refrensi pembelajaran di sekolah
LAMPIRAN RPP untuk refrensi pembelajaran di sekolahSusiLestari35
 

Similar to MATERI KIMIA KLS 11 SMT 1.pdf 222222222222222222222222222222 (20)

Lampiran 2
Lampiran 2Lampiran 2
Lampiran 2
 
BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptx
BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptxBAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptx
BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptx
 
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahun
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahunSilabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahun
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahun
 
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahun
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahunSilabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahun
Silabus kimia-sma-kls-xi-12mei-2013-1-tahun
 
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas X
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas XRpp kimia SMA Berkarakter Kelas X
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas X
 
Rpp kimia smaberkarakterx-2
Rpp kimia smaberkarakterx-2Rpp kimia smaberkarakterx-2
Rpp kimia smaberkarakterx-2
 
MINYAK BUMI.pptx
MINYAK BUMI.pptxMINYAK BUMI.pptx
MINYAK BUMI.pptx
 
Silabus kimiaberkaraktersmaxii 2
Silabus kimiaberkaraktersmaxii 2Silabus kimiaberkaraktersmaxii 2
Silabus kimiaberkaraktersmaxii 2
 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
 
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas XII
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas XIIRpp kimia SMA Berkarakter Kelas XII
Rpp kimia SMA Berkarakter Kelas XII
 
Rpp kimia smaberkarakterxii-2
Rpp kimia smaberkarakterxii-2Rpp kimia smaberkarakterxii-2
Rpp kimia smaberkarakterxii-2
 
Modul hidrokarbon
Modul hidrokarbon Modul hidrokarbon
Modul hidrokarbon
 
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1Kelompok 5 kimia XII TKJ 1
Kelompok 5 kimia XII TKJ 1
 
HIDROKARBON.ppt
HIDROKARBON.pptHIDROKARBON.ppt
HIDROKARBON.ppt
 
5. Silabus 2022-2023 ok.docx
5. Silabus 2022-2023 ok.docx5. Silabus 2022-2023 ok.docx
5. Silabus 2022-2023 ok.docx
 
BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptx
BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptxBAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptx
BAB 1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI.pptx
 
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaff
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaffSENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaff
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaff
 
LAMPIRAN RPP untuk refrensi pembelajaran di sekolah
LAMPIRAN RPP untuk refrensi pembelajaran di sekolahLAMPIRAN RPP untuk refrensi pembelajaran di sekolah
LAMPIRAN RPP untuk refrensi pembelajaran di sekolah
 
Asessment, Pembuatan Soal
Asessment, Pembuatan SoalAsessment, Pembuatan Soal
Asessment, Pembuatan Soal
 
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
 

MATERI KIMIA KLS 11 SMT 1.pdf 222222222222222222222222222222

  • 2. • Powerpoint Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. melaksanakan pembelajaran. • Materi Materi powerpoint powerpoint ini mengacu pada Kompetensi ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013. Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013. • Dengan berbagai alasan, materi dalam Dengan berbagai alasan, materi dalam powerpoint powerpoint ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin- ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin- poin besar saja. poin besar saja. • Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya sesuai kebutuhan. mengembangkannya sesuai kebutuhan. • Harapan kami, dengan Harapan kami, dengan powerpoint powerpoint ini Bapak/Ibu ini Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif. kreatif dan interaktif. Disklaimer
  • 4. BAB I Senyawa Hidrokarbon Tujuan Pem belajaran Kembali ke Daftar Isi
  • 5. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu: 1.Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya, serta menyebutkan dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhdapa lingkungan dan kesehatan beserta cara mengatasinya. 2.Terampil menyajikan hasil diskusi kelompok mengenai pembuatan isomer serta penamaan senyawa hidrokarbon. Kembali ke Awal Bab
  • 6. A. Definisi Senyawa Hidrokarbon 1. Sejarah Perkembangan Senyawa Organi k 2. Identifikasi Adanya Unsur Karbon dan Hidrogen dalam Senyawa Organik 3. Sumber Senyawa Organik atau Senyawa Karbon 4. Kekhasan Atom Karbon dalam Membent uk Senyawa Hidrokarbon 5. Posisi Atom Karbon 6. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon Kembali ke Awal Bab
  • 7. 1. Sejarah Perkembangan Senyawa Organik Pada 1927, Friedrich Wohler mampu membuat senyawa organik dari senyawa anorganik sesuai reaksi berikut.
  • 9. 2. Identifikasi Adanya Unsur Karbon dan Hidrogen dalam Senyawa Organik
  • 10. 3. Sumber Senyawa Organik atau Senyawa Karbon • Tumbuhan dan Hewan • Batu Bara • Gas Alam dan Minyak Bumi
  • 11. 4. Kekhasan Atom Karbon  Dapat membentuk empat ikatan kovalen tunggal dengan atom lain.  Dapat berikatan dengan sesama atom karbon.
  • 12. 5. Posisi Atom Karbon
  • 13. 6. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon a. Berdasarkan jenis ikatan b. Berdasarkan bentuk rantai karbon hidrokarbon alifatik hidrokarbon siklik Kembali ke Awal Bab
  • 14. B. Alkana Alkena dan Alkuna 1. Tata Nama 2. Isomer 3. Sifat-Sifat 4. Pembuatan 5. Kegunaan Kembali ke Awal Bab
  • 15. 1. Tata Nama a. Alkana
  • 17. 2. Isomer a. Isomer kerangka b. Isomer posisi c. Isomer cis trans
  • 18. 3a. Sifat-Sifat Alkana  Sifat fisika 1)Tidak larut dalam air. 2)Semakin besar Mr maka titik leleh dan titik didihnya semakin tinggi. 3)Dalam jumlah atom C sama, semakin banyak jumlah cabang semakin rendah titik didihnya. 4)C1-C4 berwujud gas, C5- C17 berwujud cair, dan C18 ke atas berwujud padat.  Sifat Kimia 1)Sukar bereaksi dengan zat pengoksidasi atau pereduksi. 2)Dapat bereaksi dengan oksigen.
  • 19. 3b. Sifat-Sifat Alkena  Sifat fisika 1)Tidak larut dalam air 2)Semakin besar Mr maka titik leleh dan titik didihnya semakin tinggi. 3)C1-C4 berwujud gas, C5-C17 berwujud cair, C18 ke atas berwujud padat.  Sifat Kimia 1)Dapat bereaksi dengan oksigen. 2)Lebih reaktif daripada alkana. 3)Dapat mengalami reaksi polimerisasi. 4)Dapat dioksidasi dengan KMnO4 menghasilkan senyawa glikol.
  • 20. 3c. Sifat-Sifat Alkuna  Sifat fisika 1)Tidak larut dalam air 2)Semakin besar Mr maka titik leleh dan titik didihnya semakin tinggi. 3)C1-C4 berwujud gas, C5- C17 berwujud cair, C18 ke atas berwujud padat.  Sifat Kimia Dapat mengalami reaksi adisi dan pembakaran.
  • 21. 4a. Pembuatan Alkana 1) Mereaksikan aluminium karbida dengan air 2) Mereaksikan alkena dengan gas hidrogen 3) Sintesis Wurtz 4) Sintesis Grignard 5) Sintesis Dumas
  • 22. 4b. Pembuatan Alkena 1) Pemanasan alkana pada suhu 500 oC dengan katalis Cr2O3 atau Al2O3. 2) Mereaksikan monohaloalkana dengan KOH dalam alkohol. 3) Memanaskan alkohol dengan H2SO4 pekat pada suhu 170 – 180 oC. 4) Eliminasi alkana.
  • 23. 4c. Pembuatan Alkuna Alkuna dibuat dengan memanaskan campuran dihaloalkana dengan KOH.
  • 24. 5. Kegunaan a. Alkana Bahan bakar, pelumas, sumber hidrogen, dan bahan baku industri. b. Alkena Bahan pembuatan polimer . c. Alkuna Proses pematangan buah. Kembali ke Awal Bab
  • 25. C. Reaksi-Reaksi pada Senyawa Hidrokarbon 1. Reaksi Substitusi 2. Reaksi Adisi 3. Reaksi Eliminasi 4. Reaksi Oksidasi Kembali ke Awal Bab
  • 28. 3. Reaksi Eliminasi a. Dehidrohalogenasi b. Dehidrasi c. Dehidrogenasi
  • 30. D. Kegunaan Senyawa Hidrokarbon dan Karbon 1. Bidang Pangan 2. Bidang Sandang dan Papan 3. Bidang Seni dan Estetika Kembali ke Awal Bab
  • 31. 1. Bidang Pangan a. Karbohidrat b. Protein c. Lemak
  • 32. 2. Bidang Sandang dan Papan a. Kayu b. Plastik c. Karet Alam dan Getah Perca
  • 33. 3. Bidang Seni dan Estetika a.Thinner b.Lilin Kembali ke Awal Bab
  • 34. BAB II Minyak Bumi Tujuan Pem belajaran Kembali ke Daftar Isi
  • 35. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu: 1. Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam 2. Menyebutkan komposisi minyak bumi 3. Menjelaskan proses pengolahan dan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya 4. Menyajikan karya tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi- fraksi minyak bumi beserta kegunaannya 5. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktan 6. Membedakan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat-sifat zat hasil pembakaran 7. Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan dan kesehatan Kembali ke Awal Bab
  • 36. A. Minyak Bumi dan Gas Alam 1. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas A lam 2. Komposisi Minyak Bumi 3. Pengolahan Minyak Bumi Kembali ke Awal Bab
  • 37. 1. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam
  • 38. 2. Komposisi Minyak Bumi Senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi
  • 39. 3. Pengolahan Minyak Bumi Tahapan pengolahan minyak mentah: a. Desalting Desalting adalah proses penghilangan kotoran atau garam yang terdapat dalam minyak mentah. b. Distilasi bertingkat Distilasi adalah proses pemisahan komponen- komponen minyak mentah berdasarkan perbedaan titik didih.
  • 40.
  • 42. B. Bensin dan Dampak Pembakaran Bahan Bakar 1. Bensin 2. Kualitas Bensin 3. Dampak Pembakaran Bahan Baka r Kembali ke Awal Bab
  • 43. 1. Bensin Bensin merupakan campuran isomer-isomer heptana (C7H16) dan oktana (C8H18)
  • 44. 2. Kualitas Bensin • Kualitas bensin ditentukan berdasarkan bilangan oktan atau angka oktan. • Semakin tinggi bilangan oktan, semakin bagus kualitas bensin.
  • 45. 3. Dampak Pembakaran Bahan Bakar • Penggunaan bahan bakar fosil secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan karena sisa pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan polutan berbahaya. Kembali ke Awal Bab
  • 46. BAB III Termokimia Tujuan Pem belajaran Kembali ke Daftar Isi
  • 47. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa: 1. Mampu membedakan reaksi eksoterm dan endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi 2. Mampu menentukan ΔH reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan 3. Terampil merancang, menyimpulkan, dan menyajikan hasil percobaan eksoterm dan endoterm Kembali ke Awal Bab
  • 48. A. Reaksi Termokimia dan Perubahan Entalpi 1. Jenis Reaksi Termokimia (Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm) 2. Perubahan Entalpi pada Reaksi Termokimia ( ΔH) Kembali ke Awal Bab
  • 49. 1. Jenis Reaksi Termokimia Reaksi Eksoterm 1) Terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan 2) ΔHhasil reaksi < ΔHpereaksi 3) ΔH < 0 (negatif) 4) T2 > T1 5) Contoh: fermentasi glukosa Reaksi Endoterm 1) Terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem 2) ΔHhasil reaksi > ΔHpereaksi 3) ΔH > 0 (positif) 4) T2 < T1 5) Contoh: pelarutan urea dalam air
  • 50. 2. Perubahan Entalpi pada Reaksi Termokimia (ΔH) a. Reaksi eksoterm ΔH < 0 (negatif) b. Reaksi endoterm ΔH > 0 (positif) Kembali ke Awal Bab
  • 51. B. Macam-Macam Perubahan Entalpi  Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( ) Contoh:  Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( ) Contoh:  Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( ) contoh: o f ΔH o d ΔH o c ΔH
  • 52.  Perubahan Entalpi Netralisasi Standar ( ) contoh:  Perubahan Entalpi Penguapan Standar ( ) contoh: o n ΔH o vap ΔH
  • 53.  Perubahan Entalpi Peleburan Standar ( ) Contoh:  Perubahan Entalpi Sublimasi Standar ( ) Contoh:  Perubahan Entalpi Pelarutan Standar ( ) Contoh: o fus ΔH o sub ΔH o sol ΔH Kembali ke Awal Bab
  • 54. C. Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi 1. Penentuan ΔH Reaksi dengan Kalorimeter 2. Penentuan Δ H Reaksi Berdasarkan Data Entalpi Pembe ntukan Standar 3. Penentuan Δ H Reaksi Berdasarkan Hukum Hess 4. Penentuan Δ H Reaksi Berdasarkan Energi Ikatan 5. Perubahan Entalpi Pembakaran Bahan Ba kar Kembali ke Awal Bab
  • 55. 1. Penentuan ΔH Reaksi dengan Kalorimeter atau keterangan: Q = jumlah kalor (joule) m = massa zat (g) c = kalor jenis (J g-1 oC-1) ΔT = perubahan suhu (oC) C = kapasitas kalor (J oC-1) ΔH = perubahan entalpi
  • 56. 2. Penentuan ΔH Reaksi Berdasarkan Data Entalpi Pembentukan Standar
  • 57. 3. Penentuan ΔH Reaksi Berdasarkan Hukum Hess
  • 58. 4. Penentuan ΔH Reaksi Berdasarkan Energi Ikatan
  • 59. 5. Perubahan Entalpi Pembakaran Bahan Bakar Contoh: Kalor pembakaran solar. Misal 1 kg solar mengandung 90% heksadekana dan 10% heptadekana
  • 60.
  • 62. BAB IV Laju Reaksi Tujuan Pem belajaran Kembali ke Daftar Isi
  • 63. Tujuan Pembelajaran Setelah mempekajari bab ini, siswa mampu: 1.Menentukan persamaan laju reaksi dan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan 2.Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia 3.Terampil merancang, melakukan, dan menyimpulkan, serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi Kembali ke Awal Bab
  • 64. A. Kemolaran dan Pengertian Laju Reaksi 1. Kemolaran (M) 2. Pengertian Laju Reaksi (v) 3. Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi Kembali ke Awal Bab
  • 65. 1. Kemolaran Keterangan: M = molaritas (mol L-1) n = mol (mol) V = volume (L) ρ = massa jenis (g L-1) %massa = kadar Mr = massa molekul relatif (g mol-1) -1 -1 r ×10×%massa molL atau molL n M M V M   
  • 66. 2. Pengertian Laju Reaksi Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk setiap satuan waktu. Keterangan: v = laju reaksi (M s-1) d[C] = perubahan konsentrasi (M) dt = perubahan waktu (s) Jika diketahui persamaan reaksi: P  Q Maka:   P P v t      Q Q v t      d d C v t  
  • 67. 3. Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi Jika diketahui persamaan reaksi : mA + nB  pC + qD Laju reaksi dapat dirumuskan: Keterangan: v = laju reaksi (M s-1) k = tetapan laju reaksi [A] = konsentrasi zat A (mol L-1) [B] = konsetrasi zat B (mol L-1) x = orde reaksi terhadap zat A y = orde reaksi terhadap B x + y = order reaksi total   [ ] y x v k A B 
  • 70. B. Teori Tumbukan dan Faktor- Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi 1. Pengertian Teori Tumbukan 2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaks i 3. Peranan Katalis dalam Makhluk Hidup dan In dustri 4. Penafsiran Grafik Faktor-Faktor yang Memen garuhi Laju Reaksi Kembali ke Awal Bab
  • 71. 1. Pengertian Teori Tumbukan Reaksi kimia terjadi ketika partikel-partikel zat pereaksi saling bertumbukan. Tumbukan yang menghasilkan reaksi adalah tumbukan efektif. Tumbukan efektif adalah tumbukan antarpartikelnya mempunyai energi lebih besar daripada energi pengaktifan.
  • 72. 2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi a. Konsentrasi Semakin besar konsentrasi  semakin banyak jumlah partikel pereaksi  tumbukan efektif semakin banyak terjadi  reaksi berlangsung semakin cepat b. Luas Permukaan Luas permukaan zat semakin besar  singgungan antarpereaksi semakin besar  tumbukan efektif semakin banyak  laju reaksi meningkat
  • 73. c. Suhu Suhu dinaikkan  energi kinetik pereaksi bertambah  gerakan semakin acak dan cepat  tumbukan efektif semakin banyak terjadi  reaksi berlangsung semakin cepat d. Katalis Katalis dapat mempercepat laju reaksi tanpa ikut bereaksi, yaitu dengan menurunkan energi pengaktifan.
  • 74. 3. Peranan Katalis dalam Makhluk Hidup dan Industri  Contoh katalis yang terdapat pada makhluk hidup adalah enzim.  Enzim berperan dalam proses pencernaan.  Pada industri, katalis dimanfaatkan dalam sintesis amonia dan pembuatan asam nitrat.
  • 75. 4. Penafsiran Grafik Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi Kembali ke Awal Bab
  • 76. BAB V Reaksi Kesetimbangan Tujuan Pem belajaran Kembali ke Daftar Isi
  • 77. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu: 1.Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran arah kesetimbangan yang diterapkan dalam industri 2.Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan 3.Memecahkan masalah terkait hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan Kembali ke Awal Bab
  • 78. A. Reaksi Kimia Kesetimbangan dan Tetapan Kesetimbangan 1. Reaksi Kimia 2. Kesetimbangan Kimia 3. Tetapan Kesetimbangan Kembali ke Awal Bab
  • 79. 1. Reaksi Kimia • Reaksi Irreversible a. Persamaan reaksi itulis dengan satu anak panah b. Reaksi berhenti setelah reaktan habis c. Produk tidak dapat bereaksi menjadi zat- zat reaktan d. Reaksi berkesudahan Contoh: • Reaksi Reversible a. Persamaan reaksi ditulis dengan dua anak panah b. Reaksi berlangsung bolak balik (dua arah) Contoh: 2 NaOH(aq)+HCl(aq) NaCl(aq)+H O(l) � 2 2 3 N (g)+3H (g) 2NH (g) �
  • 80. 2. Kesetimbangan Kimia Ciri-Ciri Kesetimbangan Kimia a. Reaksi berlangsung dua arah dan dalam ruang tertutup. b. Laju reaksi ke kiri = laju reaksi ke kanan. c. Tidak terjadi perubahan makroskopis, tetapi terjadi perubahan mikroskopis.
  • 81. Berdasarkan wujud zat-zat dalam keadaan setimbang, kesetimbangan dibedakan menjadi: a.Kesetimbangan Homogen Contoh: b.Kesetimbangan Heterogen Contoh: 2 2 H (g)+I (g) 2HI(g) � 2 2 C(s)+H O(g) CO(g)+H (g) �
  • 82. 3. Tetapan Kesetimbangan “Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu, hasil kali konsentrasi produk dibagi hasil kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem kesetimbangan setelah masing-masing dipangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap.” Contoh: 2 2 H (g)+I (g) 2HI(g) �      2 2 2 HI H I K  Kembali ke Awal Bab
  • 83. B. Pergeseran Kesetimbangan dan Faktor -Faktor yang Memengaruhinya 1. Asas Le Chatelier 2. Reaksi Kesetimbangan dalam Industri 3. Reaksi Kesetimbangan dalam Tubuh Manu sia 4. Reaksi Kesetimbangan dalam Kehidupan S ehari-hari Kembali ke Awal Bab
  • 84. 1. Asas Le Chatelier “ Apabila dalam suatu kesetimbangan dilakukan tindakan (aksi) maka sistem kesetimbangan tersebut akan mengadakan reaksi sehingga pengaruh aksi tersebut dapat diperkecil.”
  • 85. 2. Faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan a. Perubahan Konsentrasi Jika konsentrasi suatu zat ditambah, kesetimbangan akan bergeser dari arah zat tersebut. Jika konsentrasi suatu zat dikurangi, kesetimbangan akan bergeser ke arah zat itu. b. Perubahan Volume dan Tekanan Jika volume sistem diperbesar (tekanan berkurang), kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang koefisiennya lebih besar. Jika volume sistem diperkecil (tekanan bertambah), kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang koefisiennya lebih kecil.
  • 86. c. Perubahan Suhu Apabila suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm. Apabila suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm. d. Pengaruh Katalis Katalis berfungsi mempercepat tercapainya keadaan setimbang
  • 87. 3. Reaksi Kesetimbangan dalam Industri • Pembuatan Amonia • Pembuatan Asam Sulfat • Pembuatan Gas Klorin • Pembuatan Asam Nitrat
  • 88. 4. Reaksi Kesetimbangan dalam Tubuh Manusia • Pengaturan pH Darah • Kesetimbangan dalam Mulut
  • 89. 5. Reaksi Kesetimbangan dalam Kehidupan Sehari-hari • Proses Fotosintesis • Pencegahan Pertumbuhan Bakteri dalam Bak Penampung Air Kembali ke Awal Bab
  • 90. C. Hubungan Kuantitatif antara Peraksi dengan Hasil Reaksi 1. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Konsentrasi (Kc) 2. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Tekanan Parsial (Kp) Kembali ke Awal Bab
  • 91. 1. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Konsentrasi (Kc)         r s c p q pA(aq)+qB(aq) rC(aq)+sD(aq) C D K = A B �
  • 92. 2. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Tekanan Parsial (Kp)         s r c p q pA(aq)+qB(aq) rC(aq)+sD(aq) K = C D A B P P P P �
  • 94. • Disosiasi adalah reaksi penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana. • Derajat disosiasi (α) merupakan banyaknya zat yang mengalami disosiasi. Disosiasi Kembali ke Awal Bab