2. • Powerpoint
Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai
pembelajaran ini dibuat sebagai
alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru
alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru
melaksanakan pembelajaran.
melaksanakan pembelajaran.
• Materi
Materi powerpoint
powerpoint ini mengacu pada Kompetensi
ini mengacu pada Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013.
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam
Dengan berbagai alasan, materi dalam powerpoint
powerpoint
ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-
ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-
poin besar saja.
poin besar saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat
Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkannya sesuai kebutuhan.
mengembangkannya sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan
Harapan kami, dengan powerpoint
powerpoint ini Bapak/Ibu
ini Bapak/Ibu
Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara
Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara
kreatif dan interaktif.
kreatif dan interaktif.
Disklaimer
4. BAB I Senyawa Hidrokarbon
Tujuan Pem
belajaran
Kembali ke Daftar Isi
5. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1.Menganalisis struktur dan sifat senyawa
hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom karbon
dan penggolongan senyawanya, serta
menyebutkan dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon terhdapa lingkungan dan kesehatan
beserta cara mengatasinya.
2.Terampil menyajikan hasil diskusi kelompok
mengenai pembuatan isomer serta penamaan
senyawa hidrokarbon.
Kembali ke Awal Bab
6. A. Definisi Senyawa Hidrokarbon
1. Sejarah Perkembangan Senyawa Organi
k
2. Identifikasi Adanya Unsur Karbon dan
Hidrogen dalam Senyawa Organik
3. Sumber Senyawa Organik atau Senyawa
Karbon
4. Kekhasan Atom Karbon dalam Membent
uk Senyawa Hidrokarbon
5. Posisi Atom Karbon
6. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon
Kembali ke Awal Bab
7. 1. Sejarah Perkembangan Senyawa
Organik
Pada 1927, Friedrich Wohler mampu
membuat senyawa organik dari senyawa
anorganik sesuai reaksi berikut.
13. 6. Penggolongan Senyawa
Hidrokarbon
a. Berdasarkan jenis ikatan
b. Berdasarkan bentuk rantai karbon
hidrokarbon alifatik
hidrokarbon siklik
Kembali ke Awal Bab
14. B. Alkana Alkena dan Alkuna
1. Tata Nama
2. Isomer
3. Sifat-Sifat
4. Pembuatan
5. Kegunaan
Kembali ke Awal Bab
18. 3a. Sifat-Sifat Alkana
Sifat fisika
1)Tidak larut dalam air.
2)Semakin besar Mr maka
titik leleh dan titik
didihnya semakin tinggi.
3)Dalam jumlah atom C
sama, semakin banyak
jumlah cabang semakin
rendah titik didihnya.
4)C1-C4 berwujud gas, C5-
C17 berwujud cair, dan C18
ke atas berwujud padat.
Sifat Kimia
1)Sukar bereaksi
dengan zat
pengoksidasi atau
pereduksi.
2)Dapat bereaksi
dengan oksigen.
19. 3b. Sifat-Sifat Alkena
Sifat fisika
1)Tidak larut dalam air
2)Semakin besar Mr
maka titik leleh dan
titik didihnya semakin
tinggi.
3)C1-C4 berwujud gas,
C5-C17 berwujud cair,
C18 ke atas berwujud
padat.
Sifat Kimia
1)Dapat bereaksi
dengan oksigen.
2)Lebih reaktif daripada
alkana.
3)Dapat mengalami
reaksi polimerisasi.
4)Dapat dioksidasi
dengan KMnO4
menghasilkan
senyawa glikol.
20. 3c. Sifat-Sifat Alkuna
Sifat fisika
1)Tidak larut dalam air
2)Semakin besar Mr maka
titik leleh dan titik
didihnya semakin tinggi.
3)C1-C4 berwujud gas, C5-
C17 berwujud cair, C18 ke
atas berwujud padat.
Sifat Kimia
Dapat mengalami reaksi
adisi dan pembakaran.
21. 4a. Pembuatan Alkana
1) Mereaksikan aluminium karbida dengan air
2) Mereaksikan alkena dengan gas hidrogen
3) Sintesis Wurtz
4) Sintesis Grignard
5) Sintesis Dumas
22. 4b. Pembuatan Alkena
1) Pemanasan alkana pada suhu 500 oC dengan
katalis Cr2O3 atau Al2O3.
2) Mereaksikan monohaloalkana dengan KOH
dalam alkohol.
3) Memanaskan alkohol dengan H2SO4 pekat pada
suhu 170 – 180 oC.
4) Eliminasi alkana.
24. 5. Kegunaan
a. Alkana
Bahan bakar, pelumas, sumber hidrogen, dan
bahan baku industri.
b. Alkena
Bahan pembuatan polimer .
c. Alkuna
Proses pematangan buah.
Kembali ke Awal Bab
25. C. Reaksi-Reaksi pada Senyawa
Hidrokarbon
1. Reaksi Substitusi
2. Reaksi Adisi
3. Reaksi Eliminasi
4. Reaksi Oksidasi
Kembali ke Awal Bab
32. 2. Bidang Sandang dan Papan
a. Kayu
b. Plastik
c. Karet Alam dan Getah Perca
33. 3. Bidang Seni dan Estetika
a.Thinner
b.Lilin
Kembali ke Awal Bab
34. BAB II Minyak Bumi
Tujuan Pem
belajaran
Kembali ke Daftar Isi
35. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam
2. Menyebutkan komposisi minyak bumi
3. Menjelaskan proses pengolahan dan fraksi-fraksi minyak bumi serta
kegunaannya
4. Menyajikan karya tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-
fraksi minyak bumi beserta kegunaannya
5. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktan
6. Membedakan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
sempurna serta sifat-sifat zat hasil pembakaran
7. Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan dan
kesehatan
Kembali ke Awal Bab
36. A. Minyak Bumi dan Gas
Alam
1. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas A
lam
2. Komposisi Minyak Bumi
3. Pengolahan Minyak Bumi
Kembali ke Awal Bab
39. 3. Pengolahan Minyak Bumi
Tahapan pengolahan minyak mentah:
a. Desalting
Desalting adalah proses penghilangan kotoran
atau garam yang terdapat dalam minyak mentah.
b. Distilasi bertingkat
Distilasi adalah proses pemisahan komponen-
komponen minyak mentah berdasarkan
perbedaan titik didih.
44. 2. Kualitas Bensin
• Kualitas bensin ditentukan berdasarkan
bilangan oktan atau angka oktan.
• Semakin tinggi bilangan oktan, semakin
bagus kualitas bensin.
45. 3. Dampak Pembakaran Bahan
Bakar
• Penggunaan bahan bakar fosil secara langsung
atau tidak langsung mengakibatkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
karena sisa pembakaran bahan bakar fosil
menghasilkan polutan berbahaya.
Kembali ke Awal Bab
47. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa:
1. Mampu membedakan reaksi eksoterm dan
endoterm berdasarkan hasil percobaan dan
diagram tingkat energi
2. Mampu menentukan ΔH reaksi berdasarkan
hukum Hess, data perubahan entalpi
pembentukan standar, dan data energi ikatan
3. Terampil merancang, menyimpulkan, dan
menyajikan hasil percobaan eksoterm dan
endoterm
Kembali ke Awal Bab
48. A. Reaksi Termokimia dan
Perubahan Entalpi
1. Jenis Reaksi Termokimia (Reaksi Eksoterm
dan Reaksi Endoterm)
2. Perubahan Entalpi pada Reaksi Termokimia
(
ΔH)
Kembali ke Awal Bab
49. 1. Jenis Reaksi
Termokimia
Reaksi Eksoterm
1) Terjadi perpindahan kalor
dari sistem ke lingkungan
2) ΔHhasil reaksi < ΔHpereaksi
3) ΔH < 0 (negatif)
4) T2 > T1
5) Contoh: fermentasi
glukosa
Reaksi Endoterm
1) Terjadi perpindahan kalor
dari lingkungan ke sistem
2) ΔHhasil reaksi > ΔHpereaksi
3) ΔH > 0 (positif)
4) T2 < T1
5) Contoh: pelarutan urea
dalam air
50. 2. Perubahan Entalpi pada Reaksi
Termokimia (ΔH)
a. Reaksi eksoterm
ΔH < 0 (negatif)
b. Reaksi endoterm
ΔH > 0 (positif)
Kembali ke Awal Bab
51. B. Macam-Macam Perubahan
Entalpi
Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( )
Contoh:
Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( )
Contoh:
Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( )
contoh:
o
f
ΔH
o
d
ΔH
o
c
ΔH
52. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar ( )
contoh:
Perubahan Entalpi Penguapan Standar ( )
contoh:
o
n
ΔH
o
vap
ΔH
53. Perubahan Entalpi Peleburan Standar ( )
Contoh:
Perubahan Entalpi Sublimasi Standar ( )
Contoh:
Perubahan Entalpi Pelarutan Standar ( )
Contoh:
o
fus
ΔH
o
sub
ΔH
o
sol
ΔH
Kembali ke Awal Bab
54. C. Penentuan Perubahan Entalpi
Reaksi
1. Penentuan ΔH Reaksi dengan Kalorimeter
2. Penentuan Δ
H Reaksi Berdasarkan Data Entalpi Pembe
ntukan Standar
3. Penentuan Δ
H Reaksi Berdasarkan Hukum Hess
4. Penentuan Δ
H Reaksi Berdasarkan Energi Ikatan
5. Perubahan Entalpi Pembakaran Bahan Ba
kar
Kembali ke Awal Bab
55. 1. Penentuan ΔH Reaksi dengan
Kalorimeter
atau
keterangan:
Q = jumlah kalor (joule)
m = massa zat (g)
c = kalor jenis (J g-1 oC-1)
ΔT = perubahan suhu (oC)
C = kapasitas kalor (J oC-1)
ΔH = perubahan entalpi
56. 2. Penentuan ΔH Reaksi
Berdasarkan Data Entalpi
Pembentukan Standar
62. BAB IV Laju Reaksi
Tujuan Pem
belajaran
Kembali ke Daftar Isi
63. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempekajari bab ini, siswa mampu:
1.Menentukan persamaan laju reaksi dan orde
reaksi berdasarkan data hasil percobaan
2.Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk
menjelaskan reaksi kimia
3.Terampil merancang, melakukan, dan
menyimpulkan, serta menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor yang memengaruhi
laju reaksi
Kembali ke Awal Bab
64. A. Kemolaran dan Pengertian Laju
Reaksi
1. Kemolaran (M)
2. Pengertian Laju Reaksi (v)
3. Persamaan Laju Reaksi dan Orde
Reaksi
Kembali ke Awal Bab
65. 1. Kemolaran
Keterangan:
M = molaritas (mol L-1)
n = mol (mol)
V = volume (L)
ρ = massa jenis (g L-1)
%massa = kadar
Mr = massa molekul relatif (g mol-1)
-1 -1
r
×10×%massa
molL atau molL
n
M M
V M
66. 2. Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi didefinisikan
sebagai perubahan
konsentrasi reaktan atau
produk setiap satuan waktu.
Keterangan:
v = laju reaksi (M s-1)
d[C] = perubahan
konsentrasi (M)
dt = perubahan waktu (s)
Jika diketahui persamaan
reaksi:
P Q
Maka:
P
P
v
t
Q
Q
v
t
d
d
C
v
t
67. 3. Persamaan Laju Reaksi dan Orde
Reaksi
Jika diketahui persamaan reaksi :
mA + nB pC + qD
Laju reaksi dapat dirumuskan:
Keterangan:
v = laju reaksi (M s-1)
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A (mol L-1)
[B] = konsetrasi zat B (mol L-1)
x = orde reaksi terhadap zat A
y = orde reaksi terhadap B
x + y = order reaksi total
[ ]
y
x
v k A B
70. B. Teori Tumbukan dan Faktor-
Faktor yang Memengaruhi Laju
Reaksi
1. Pengertian Teori Tumbukan
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaks
i
3. Peranan Katalis dalam Makhluk Hidup dan In
dustri
4. Penafsiran Grafik Faktor-Faktor yang Memen
garuhi Laju Reaksi
Kembali ke Awal Bab
71. 1. Pengertian Teori Tumbukan
Reaksi kimia terjadi ketika partikel-partikel zat
pereaksi saling bertumbukan.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi adalah
tumbukan efektif.
Tumbukan efektif adalah tumbukan
antarpartikelnya mempunyai energi lebih
besar daripada energi pengaktifan.
72. 2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Laju Reaksi
a. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi semakin banyak
jumlah partikel pereaksi tumbukan efektif
semakin banyak terjadi reaksi berlangsung
semakin cepat
b. Luas Permukaan
Luas permukaan zat semakin besar singgungan
antarpereaksi semakin besar tumbukan efektif
semakin banyak laju reaksi meningkat
73. c. Suhu
Suhu dinaikkan energi kinetik pereaksi
bertambah gerakan semakin acak dan cepat
tumbukan efektif semakin banyak terjadi reaksi
berlangsung semakin cepat
d. Katalis
Katalis dapat mempercepat laju reaksi tanpa ikut
bereaksi, yaitu dengan menurunkan energi
pengaktifan.
74. 3. Peranan Katalis dalam Makhluk
Hidup dan
Industri
Contoh katalis yang terdapat pada makhluk hidup
adalah enzim.
Enzim berperan dalam proses pencernaan.
Pada industri, katalis dimanfaatkan dalam sintesis
amonia dan pembuatan asam nitrat.
75. 4. Penafsiran Grafik Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Laju Reaksi
Kembali ke Awal Bab
76. BAB V Reaksi Kesetimbangan
Tujuan Pem
belajaran
Kembali ke Daftar Isi
77. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1.Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
pergeseran arah kesetimbangan yang
diterapkan dalam industri
2.Menentukan hubungan kuantitatif antara
pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi
kesetimbangan
3.Memecahkan masalah terkait hubungan
kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi
dari suatu reaksi kesetimbangan
Kembali ke Awal Bab
78. A. Reaksi Kimia Kesetimbangan
dan Tetapan Kesetimbangan
1. Reaksi Kimia
2. Kesetimbangan Kimia
3. Tetapan Kesetimbangan
Kembali ke Awal Bab
79. 1. Reaksi Kimia
• Reaksi Irreversible
a. Persamaan reaksi itulis
dengan satu anak
panah
b. Reaksi berhenti
setelah reaktan habis
c. Produk tidak dapat
bereaksi menjadi zat-
zat reaktan
d. Reaksi berkesudahan
Contoh:
• Reaksi Reversible
a. Persamaan reaksi
ditulis dengan dua
anak panah
b. Reaksi berlangsung
bolak balik (dua arah)
Contoh:
2
NaOH(aq)+HCl(aq) NaCl(aq)+H O(l)
�
2 2 3
N (g)+3H (g) 2NH (g)
�
80. 2. Kesetimbangan Kimia
Ciri-Ciri Kesetimbangan Kimia
a. Reaksi berlangsung dua arah dan dalam ruang
tertutup.
b. Laju reaksi ke kiri = laju reaksi ke kanan.
c. Tidak terjadi perubahan makroskopis, tetapi
terjadi perubahan mikroskopis.
81. Berdasarkan wujud zat-zat dalam keadaan
setimbang, kesetimbangan dibedakan menjadi:
a.Kesetimbangan Homogen
Contoh:
b.Kesetimbangan Heterogen
Contoh:
2 2
H (g)+I (g) 2HI(g)
�
2 2
C(s)+H O(g) CO(g)+H (g)
�
82. 3. Tetapan Kesetimbangan
“Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu,
hasil kali konsentrasi produk dibagi hasil kali
konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem
kesetimbangan setelah masing-masing
dipangkatkan dengan koefisiennya mempunyai
harga tetap.”
Contoh:
2 2
H (g)+I (g) 2HI(g)
�
2
2 2
HI
H I
K
Kembali ke Awal Bab
83. B. Pergeseran Kesetimbangan dan
Faktor -Faktor yang
Memengaruhinya
1. Asas Le Chatelier
2. Reaksi Kesetimbangan dalam Industri
3. Reaksi Kesetimbangan dalam Tubuh Manu
sia
4. Reaksi Kesetimbangan dalam Kehidupan S
ehari-hari
Kembali ke Awal Bab
84. 1. Asas Le Chatelier
“ Apabila dalam suatu kesetimbangan dilakukan
tindakan (aksi) maka sistem kesetimbangan
tersebut akan mengadakan reaksi sehingga
pengaruh aksi tersebut dapat diperkecil.”
85. 2. Faktor-faktor yang memengaruhi
kesetimbangan
a. Perubahan Konsentrasi
Jika konsentrasi suatu zat ditambah, kesetimbangan
akan bergeser dari arah zat tersebut. Jika konsentrasi
suatu zat dikurangi, kesetimbangan akan bergeser ke
arah zat itu.
b. Perubahan Volume dan Tekanan
Jika volume sistem diperbesar (tekanan berkurang),
kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang
koefisiennya lebih besar. Jika volume sistem diperkecil
(tekanan bertambah), kesetimbangan akan bergeser
ke arah zat yang koefisiennya lebih kecil.
86. c. Perubahan Suhu
Apabila suhu diturunkan, kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi eksoterm.
Apabila suhu dinaikkan, kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi endoterm.
d. Pengaruh Katalis
Katalis berfungsi mempercepat tercapainya
keadaan setimbang
87. 3. Reaksi Kesetimbangan dalam
Industri
• Pembuatan Amonia
• Pembuatan Asam Sulfat
• Pembuatan Gas Klorin
• Pembuatan Asam Nitrat
88. 4. Reaksi Kesetimbangan dalam
Tubuh Manusia
• Pengaturan pH Darah
• Kesetimbangan dalam Mulut
89. 5. Reaksi Kesetimbangan dalam
Kehidupan Sehari-hari
• Proses Fotosintesis
• Pencegahan Pertumbuhan Bakteri dalam
Bak Penampung Air
Kembali ke Awal Bab
90. C. Hubungan Kuantitatif antara
Peraksi dengan Hasil Reaksi
1. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan
Konsentrasi (Kc)
2. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan
Tekanan Parsial (Kp)
Kembali ke Awal Bab
94. • Disosiasi adalah reaksi penguraian suatu zat
menjadi zat yang lebih sederhana.
• Derajat disosiasi (α) merupakan banyaknya zat
yang mengalami disosiasi.
Disosiasi
Kembali ke Awal Bab