Dokumen tersebut mengidentifikasi beberapa akar penyebab masalah kesehatan ibu dan anak di desa tersebut, diantaranya kurangnya keterampilan dan pengetahuan bidan, kurangnya kunjungan rumah dan layanan kesehatan, serta tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang rendah.
Dokumen tersebut membahas tentang tugas-tugas kader posyandu yang meliputi persiapan sebelum, pelaksanaan saat, dan evaluasi sesudah kegiatan posyandu, serta paket pelayanan minimal dan pilihan yang harus diselenggarakan kader.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kegiatan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Puskesmas Tejoagung tahun 2020. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat hidup sehat dengan melakukan penyuluhan tentang gaya hidup sehat, pemeriksaan kesehatan, dan pembagian buah-buahan. Kegiatan akan dilaksanakan pada bulan Januari
Posyandu didefinisikan sebagai aktif jika memenuhi 5 kriteria: (1) melakukan kegiatan rutin minimal 8 kali per tahun, (2) memiliki minimal 5 orang kader, (3) 3 dari 4 layanan mencapai cakupan 50% selama 8 bulan, (4) memiliki alat pemantauan pertumbuhan, dan (5) mengembangkan kegiatan tambahan. Kabupaten/kota dinyatakan memiliki cukup Posyandu aktif jika persentasenya
Gerakan Sayang Ibu (GSI) bertujuan menurunkan angka kematian ibu melalui peningkatan pengetahuan dan keterlibatan masyarakat. Pelaksanaan pertemuan rutin GSI melibatkan perencanaan, pelaksanaan kegiatan seperti sosialisasi, dan kerja administratif di tingkat kelurahan dan kecamatan untuk mempromosikan program "Suami Siaga", "Bidan Siaga", dan "Desa Siaga" guna meningkatkan peran berbagai pihak dalam men
Dokumen tersebut mengidentifikasi beberapa akar penyebab masalah kesehatan ibu dan anak di desa tersebut, diantaranya kurangnya keterampilan dan pengetahuan bidan, kurangnya kunjungan rumah dan layanan kesehatan, serta tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang rendah.
Dokumen tersebut membahas tentang tugas-tugas kader posyandu yang meliputi persiapan sebelum, pelaksanaan saat, dan evaluasi sesudah kegiatan posyandu, serta paket pelayanan minimal dan pilihan yang harus diselenggarakan kader.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kegiatan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Puskesmas Tejoagung tahun 2020. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat hidup sehat dengan melakukan penyuluhan tentang gaya hidup sehat, pemeriksaan kesehatan, dan pembagian buah-buahan. Kegiatan akan dilaksanakan pada bulan Januari
Posyandu didefinisikan sebagai aktif jika memenuhi 5 kriteria: (1) melakukan kegiatan rutin minimal 8 kali per tahun, (2) memiliki minimal 5 orang kader, (3) 3 dari 4 layanan mencapai cakupan 50% selama 8 bulan, (4) memiliki alat pemantauan pertumbuhan, dan (5) mengembangkan kegiatan tambahan. Kabupaten/kota dinyatakan memiliki cukup Posyandu aktif jika persentasenya
Gerakan Sayang Ibu (GSI) bertujuan menurunkan angka kematian ibu melalui peningkatan pengetahuan dan keterlibatan masyarakat. Pelaksanaan pertemuan rutin GSI melibatkan perencanaan, pelaksanaan kegiatan seperti sosialisasi, dan kerja administratif di tingkat kelurahan dan kecamatan untuk mempromosikan program "Suami Siaga", "Bidan Siaga", dan "Desa Siaga" guna meningkatkan peran berbagai pihak dalam men
Dokumen tersebut membahas standar akreditasi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, khususnya bab 2 tentang penyelenggaraan pelayanan UKM. Terdapat 8 standar, 20 kriteria, dan 94 elemen penilaian yang menjabarkan tata cara perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan UKM di puskesmas secara terpadu dan berbasis masyarakat.
Dokumen tersebut meringkas latar belakang dan peran kader posyandu. Kader posyandu adalah relawan yang dilatih untuk menangani masalah kesehatan masyarakat dan bekerja dekat dengan fasilitas kesehatan. Tugas utama kader adalah memberikan motivasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat terkait gizi, KB, sanitasi, dan penyakit menular.
Rencana tindak lanjut pelatihan fasilitator pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular bagi kader posyandu di wilayah kerja Angkatan Gelombang II Angkatan 15 tahun 2022 meliputi pelaporan hasil pelatihan ke kepala puskesmas, sosialisasi hasil pelatihan ke pimpinan program dan wilayah, orientasi faktor risiko untuk kader posyandu, monitoring kegiatan posyandu, dan evaluasi capaian program.
Dokumen ini menjelaskan kerangka acuan kegiatan pemantauan ibu hamil resiko tinggi di Puskesmas Tandilang. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini ibu hamil berisiko tinggi, memberikan edukasi kesehatan, dan merencanakan persalinan yang aman. Ibu hamil berisiko tinggi meliputi usia muda atau tua, jarak persalinan dekat, gizi buruk, anemia, dan riwayat medis. Kegiatan ini akan dilaksanakan
Dokumen tersebut membahas tentang transisi epidemiologi penyakit di Indonesia dari tahun 1990 hingga 2015, di mana terjadi pergeseran dominasi penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular akibat perubahan gaya hidup masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit tidak menular melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus
Buku panduan ini menjelaskan bahwa Posyandu adalah upaya kesehatan berbasis masyarakat yang dikelola secara partisipatif oleh masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar dan sosial dasar seperti pemantauan pertumbuhan anak, imunisasi, dan konseling gizi guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mencapai keluarga sehat.
Peraturan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 mengenai tujuan strategis, kerangka regulasi, kelembagaan, dan target kinerja serta pendanaan untuk menyesuaikan dengan perubahan organisasi dan tantangan pandemi COVID-19.
Peraturan ini mengatur pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan komprehensif dan mendukung pencapaian standar pelayanan kesehatan minimal. Program ini dilaksanakan di Puskesmas melalui identifikasi masalah kesehatan keluarga, pelayanan kesehatan berbasis keluarga, dan sistem informasi pelaporan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu untuk mencapai target penurunan stunting dan AKI-AKB. Beberapa program yang dijelaskan adalah peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta transformasi layanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu seperti kunjungan rumah dan kelas ibu hamil & balita. Data menunjukkan korelasi yang lemah ant
Kegiatan Orientasi Kader kesehatan sangat perlu dilakukan terlebih pada awal tahun sebelum action kegiatan dimulai, karena peranan kader dalam program kesehatan sangatlah besar dan membantu petugas kesehatan di wilayah kerja..
Kerangka acuan kegiatan pembinaan desa siaga di wilayah kerja Puskesmas Muara Wahau II bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader desa siaga dalam mengenali, mencegah, dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Kegiatan pembinaan ini meliputi persiapan, pelaksanaan pembinaan di desa siaga, dan evaluasi setiap tiga bulan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Desa siaga aktif merupakan konsep dan strategi untuk mengembangkan kesadaran dan kesiagaan masyarakat desa dalam mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan secara mandiri untuk mencapai desa yang sehat. Komponen penting dalam desa siaga aktif antara lain PKD, forum kesehatan desa, gotong royong masyarakat, upaya kesehatan, surveilans, dan pembiayaan kesehat
Dokumen tersebut membahas standar akreditasi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, khususnya bab 2 tentang penyelenggaraan pelayanan UKM. Terdapat 8 standar, 20 kriteria, dan 94 elemen penilaian yang menjabarkan tata cara perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan UKM di puskesmas secara terpadu dan berbasis masyarakat.
Dokumen tersebut meringkas latar belakang dan peran kader posyandu. Kader posyandu adalah relawan yang dilatih untuk menangani masalah kesehatan masyarakat dan bekerja dekat dengan fasilitas kesehatan. Tugas utama kader adalah memberikan motivasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat terkait gizi, KB, sanitasi, dan penyakit menular.
Rencana tindak lanjut pelatihan fasilitator pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular bagi kader posyandu di wilayah kerja Angkatan Gelombang II Angkatan 15 tahun 2022 meliputi pelaporan hasil pelatihan ke kepala puskesmas, sosialisasi hasil pelatihan ke pimpinan program dan wilayah, orientasi faktor risiko untuk kader posyandu, monitoring kegiatan posyandu, dan evaluasi capaian program.
Dokumen ini menjelaskan kerangka acuan kegiatan pemantauan ibu hamil resiko tinggi di Puskesmas Tandilang. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini ibu hamil berisiko tinggi, memberikan edukasi kesehatan, dan merencanakan persalinan yang aman. Ibu hamil berisiko tinggi meliputi usia muda atau tua, jarak persalinan dekat, gizi buruk, anemia, dan riwayat medis. Kegiatan ini akan dilaksanakan
Dokumen tersebut membahas tentang transisi epidemiologi penyakit di Indonesia dari tahun 1990 hingga 2015, di mana terjadi pergeseran dominasi penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular akibat perubahan gaya hidup masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit tidak menular melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus
Buku panduan ini menjelaskan bahwa Posyandu adalah upaya kesehatan berbasis masyarakat yang dikelola secara partisipatif oleh masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar dan sosial dasar seperti pemantauan pertumbuhan anak, imunisasi, dan konseling gizi guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mencapai keluarga sehat.
Peraturan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 mengenai tujuan strategis, kerangka regulasi, kelembagaan, dan target kinerja serta pendanaan untuk menyesuaikan dengan perubahan organisasi dan tantangan pandemi COVID-19.
Peraturan ini mengatur pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan komprehensif dan mendukung pencapaian standar pelayanan kesehatan minimal. Program ini dilaksanakan di Puskesmas melalui identifikasi masalah kesehatan keluarga, pelayanan kesehatan berbasis keluarga, dan sistem informasi pelaporan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu untuk mencapai target penurunan stunting dan AKI-AKB. Beberapa program yang dijelaskan adalah peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta transformasi layanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu seperti kunjungan rumah dan kelas ibu hamil & balita. Data menunjukkan korelasi yang lemah ant
Kegiatan Orientasi Kader kesehatan sangat perlu dilakukan terlebih pada awal tahun sebelum action kegiatan dimulai, karena peranan kader dalam program kesehatan sangatlah besar dan membantu petugas kesehatan di wilayah kerja..
Kerangka acuan kegiatan pembinaan desa siaga di wilayah kerja Puskesmas Muara Wahau II bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader desa siaga dalam mengenali, mencegah, dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Kegiatan pembinaan ini meliputi persiapan, pelaksanaan pembinaan di desa siaga, dan evaluasi setiap tiga bulan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Desa siaga aktif merupakan konsep dan strategi untuk mengembangkan kesadaran dan kesiagaan masyarakat desa dalam mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan secara mandiri untuk mencapai desa yang sehat. Komponen penting dalam desa siaga aktif antara lain PKD, forum kesehatan desa, gotong royong masyarakat, upaya kesehatan, surveilans, dan pembiayaan kesehat
Dokumen tersebut membahas kebijakan Depkes dalam pengembangan desa siaga, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat desa yang sehat dan tanggap terhadap masalah kesehatan di wilayahnya. Desa siaga ditandai dengan adanya pos kesehatan desa yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan kesiapsiagaan bencana kesehatan. Pengembangannya melibatkan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah dan merencanak
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di suatu wilayah, mencakup tujuan, pelaksanaan kegiatan, peran kader, dan manfaatnya. Posyandu bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan anak, meningkatkan gizi melalui pemantauan pertumbuhan bulanan dan penyuluhan gizi. Keberhasilannya membutuhkan dukungan seluruh pihak termasuk kader yang aktif
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan kesehatan di desa, konsep Desa Siaga Aktif, dan delapan indikator untuk menilai apakah suatu desa telah memenuhi kriteria Desa Siaga Aktif.
Petunjuk teknis ini membahas tentang promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam Desa Siaga Aktif, mencakup pengertian Desa Siaga Aktif, langkah-langkah pelaksanaannya, peran sumber daya manusia, dan sistem pemantauan evaluasi.
Dokumen tersebut merangkum upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program Desa Siaga dengan membentuk Poskesdes di setiap desa untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian kesehatan.
Buku pedoman ini membahas strategi pembangunan Desa Siaga Aktif di Jawa Barat untuk mencapai masyarakat ber-PHBS. Desa Siaga Aktif adalah desa yang memiliki Poskesdes atau UKBM lainnya yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar dan menanggulangi bencana secara mandiri. Buku ini menjelaskan indikator dan tahapan pembangunan Desa Siaga serta peran tokoh masyarakat dan kader dalam meningkatkan k
Dokumen tersebut membahas tentang revitalisasi puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan flu burung. Terdapat penjelasan fungsi puskesmas, konsep desa siaga, dan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan flu burung melalui kegiatan-kegiatan di desa siaga seperti surveillance berbasis masyarakat dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Edit tugsus individu 28 juli 2020_bapelkes_smr_edit2Agung Munandar
Dokumen tersebut membahas upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan Covid-19, meliputi strategi komunikasi perubahan perilaku, pembagian tugas antara unsur masyarakat seperti kader kesehatan, tokoh agama, dan sistem keamanan lokal dalam mendukung upaya pencegahan penularan Covid-19.
Dokumen tersebut membahas upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan Covid-19, meliputi strategi komunikasi perubahan perilaku, pembagian tugas antara unsur masyarakat seperti kader kesehatan, tokoh agama, dan sistem keamanan lokal dalam mendukung upaya pencegahan penularan Covid-19.
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan program Desa Siaga Sehat di Desa Karangtengah, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Wonogiri. Tujuan program ini adalah meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan serta bencana. Hasil evaluasi menunjukkan beberapa capaian program namun masih perlu perbaikan dalam implementasi kegiatannya.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
2. LANDASAN HUKUMLANDASAN HUKUM
1.1. UU No. 23 Th 1992 ttg KesehatanUU No. 23 Th 1992 ttg Kesehatan
2.2. UU No. 32 Th 2004 ttg Pemerintah DaerahUU No. 32 Th 2004 ttg Pemerintah Daerah
3.3. UU No 25 Tahun 2005 ttg Perencanaan Pembangunan.UU No 25 Tahun 2005 ttg Perencanaan Pembangunan.
4.4. PP No 25 Th 2004PP No 25 Th 2004 ttg: Otonomi Daerahttg: Otonomi Daerah
5.5. KepMenkes No 574/Menkes/SK/IV/2000 Th 2000 ttgKepMenkes No 574/Menkes/SK/IV/2000 Th 2000 ttg
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia sehat 2010Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia sehat 2010
6.6. KepMenKes No 128/Menkes/SK/II/2004 Th 2004 ttgKepMenKes No 128/Menkes/SK/II/2004 Th 2004 ttg
Kebijakan Dasar Puskesmas.Kebijakan Dasar Puskesmas.
7.7. KepMenkes No 131/Menkes/SK/II/2004 Th 2004 ttg SKNKepMenkes No 131/Menkes/SK/II/2004 Th 2004 ttg SKN
8.8. Keputusan GKeputusan Gubub LampungLampung No.No. 523/II.09/HK/2015523/II.09/HK/2015 ttgttg
Penetapan Lokasi Sasaran Program GerakanPenetapan Lokasi Sasaran Program Gerakan
Membangun Desa Saburai Provinsi Lampung Tahun 2016Membangun Desa Saburai Provinsi Lampung Tahun 2016
4. Mengembangkan kepedulian
dan kesiap-siagaan masyarakat desa
dlm mencegah & mengatasi masalah kesehatan,
bencana & kegawat-daruratan kesehatan
secara mandiri
untuk mewujudkan desa sehat.
TUJUAN UMUM :TUJUAN UMUM :
5. 1. Optimalisasi pemberdayaan masy & mendorong
pembangunan kes di desa, rujukan pertama pelayanan
kesehatan bermutu bagi masy.
2. Terbentuk forum kes desa yg berperan aktif menggerakkan
pembangunan kes di tingkat desa.
3. Berkembang kegiatan pemberdayaan masy dlm mencegah &
mengatasi masalah kes.
4. Berkembang upaya kes baik promotif, preventif, kuratif, &
rehabilitatif yg dilaksanakan oleh masy.
5. Berkembang pengamatan & pemantauan oleh masy dlm
deteksi dini, kewaspadaan dini, & kesiapsiagaan thd masalah
kes.
6. Berkembang kemandirian masy dlm pembiayaan kes.
TUJUAN KHUSUS :TUJUAN KHUSUS :
6. KRITERIAKRITERIA
Sebuah Desa dikembangkan menjadi desa siagaSebuah Desa dikembangkan menjadi desa siaga
apabila telah memiliki sekurang-kurangnyaapabila telah memiliki sekurang-kurangnya
sebuah Psebuah Poskesdesoskesdes dandan tenaga profesionaltenaga profesional
keskesehatan (bidan)ehatan (bidan) yang siap melaksanakan:yang siap melaksanakan:
pemberdayaan masyarakat
mendorong pembangunan kesehatan di desa,
rujukan pertama pelayanan kesehatan bermutu
bagi masyarakat
7. PROSESPROSES OUTPUTOUTPUT OUTCOMEOUTCOME
• Desa sehatDesa sehat
• Tercapainya kesejahteraan masyTercapainya kesejahteraan masy
INDIKATOR DESA SIAGAINDIKATOR DESA SIAGA
1.1. tenaga kestenaga kes
profesional aktif,profesional aktif,
membina, sbgmembina, sbg
rujukan masyrujukan masy
2.2. Forum aktifForum aktif
3.3. Gerakan bersamaGerakan bersama
oleh masy dlm atasioleh masy dlm atasi
masalah kesmasalah kes
4.4. UKBM berkualitasUKBM berkualitas
5.5. Pengamatan &Pengamatan &
pemantauan olehpemantauan oleh
masy utk masalahmasy utk masalah
kes & faktor resiko.kes & faktor resiko.
6.6. PengembanganPengembangan
pembiayaan kespembiayaan kes
oleh masy .oleh masy .
1.1. tenaga kestenaga kes
profesional aktif,profesional aktif,
membina, sbgmembina, sbg
rujukan masyrujukan masy
2.2. Forum aktifForum aktif
3.3. Gerakan bersamaGerakan bersama
oleh masy dlm atasioleh masy dlm atasi
masalah kesmasalah kes
4.4. UKBM berkualitasUKBM berkualitas
5.5. Pengamatan &Pengamatan &
pemantauan olehpemantauan oleh
masy utk masalahmasy utk masalah
kes & faktor resiko.kes & faktor resiko.
6.6. PengembanganPengembangan
pembiayaan kespembiayaan kes
oleh masy .oleh masy .
1.1. Strata UKBMStrata UKBM
meningkatmeningkat
2.2. Cakupan yankesCakupan yankes
meningkat.meningkat.
3.3. Penurunan faktorPenurunan faktor
resiko penyakitresiko penyakit
dan bencana.dan bencana.
4.4. Pembiayaan kesPembiayaan kes
utk prom, prev,utk prom, prev,
kuratif terpenuhikuratif terpenuhi
1.1. Strata UKBMStrata UKBM
meningkatmeningkat
2.2. Cakupan yankesCakupan yankes
meningkat.meningkat.
3.3. Penurunan faktorPenurunan faktor
resiko penyakitresiko penyakit
dan bencana.dan bencana.
4.4. Pembiayaan kesPembiayaan kes
utk prom, prev,utk prom, prev,
kuratif terpenuhikuratif terpenuhi
1.1. Strata PHBS danStrata PHBS dan
Lingkungan sehatLingkungan sehat
2.2. Penurunan kasusPenurunan kasus
/masalah kes./masalah kes.
3.3. Peningkatan giziPeningkatan gizi
masyarakatmasyarakat
1.1. Strata PHBS danStrata PHBS dan
Lingkungan sehatLingkungan sehat
2.2. Penurunan kasusPenurunan kasus
/masalah kes./masalah kes.
3.3. Peningkatan giziPeningkatan gizi
masyarakatmasyarakat
IMPACTIMPACTIMPACTIMPACT
8. POSKESDESPOSKESDES
Maksud dan tujuan Poskesdes:
Mendorong pembangunan berwawasan kes di desa
Mendorong pemberdayaan masyarakat
Memberikan pelayanan kesehatan sesuai kewenangan.
Pengelola:
Tenaga profesional (bidan/perawat)
Tenaga sanitarian & tenaga administrasi
Indikator keberhasilan:
1. Cakupan yankes sesuai kewenangan, upaya deteksi dini
penyakit/kes lainnya.
2. Pemanfaatan; persalinan nakes 100%
3. Peningkatan strata posyandu dan UKBM lainnya.
4. Ada forum yg membahas pembangunan kes di desa
5. Peningkatan strata PHBS
Desa/kelurahan tidak ada Poskesdes tenaga kes
profesionaj yg siap sbg pembina ds/kelurahan, laksanakan
9. FORUM KESEHATAN DESA
(Legalitas SK Kepala desa/Kelurahan)(Legalitas SK Kepala desa/Kelurahan)
TERDIRITERDIRI
Kepala desa & perangkatnya (termasuk RT, RW)Kepala desa & perangkatnya (termasuk RT, RW)
Badan perwakilan desa dg fungsi elemennyaBadan perwakilan desa dg fungsi elemennya
TP PKK sebagai organisasi masyarakatTP PKK sebagai organisasi masyarakat
Lembaga sosial / swadaya masyarakatLembaga sosial / swadaya masyarakat
Kader, tokoh masyarakat, tokoh agamaKader, tokoh masyarakat, tokoh agama
Perwakilan kelompok tertentu sesuai potensi desa (unsurPerwakilan kelompok tertentu sesuai potensi desa (unsur
pemuda, tenaga kes di desa, dunia usaha, dll)pemuda, tenaga kes di desa, dunia usaha, dll)
FUNGSI:FUNGSI:
Sebagai wadah:Sebagai wadah:
mengembangkan sistem kes desa (tu: pemberdayaan masy,mengembangkan sistem kes desa (tu: pemberdayaan masy,
upaya kes, pengamatan & pemantauan kes, pembiayaan kes)upaya kes, pengamatan & pemantauan kes, pembiayaan kes)
10. Tugas Forum Kes DesaTugas Forum Kes Desa
• Menyusun kebijakanMenyusun kebijakan
• Mengumpulkan informasi dan menggali potensi.Mengumpulkan informasi dan menggali potensi.
• MMemadukan potensiemadukan potensi && kegiatan di desakegiatan di desa
• MerencanakanMerencanakan (identifikasi masalah & sebab masalah serta(identifikasi masalah & sebab masalah serta
potensi, susun pemecahan masalah), mpotensi, susun pemecahan masalah), menetapkanenetapkan..
• KKoordinasioordinasi dan Pdan Penggerak kegiatan,enggerak kegiatan,
• MMonitoring evaluasionitoring evaluasi kegiatan desa.kegiatan desa.
• Penghubungan berbagai kepentingan.Penghubungan berbagai kepentingan.
Indikator keberhasilanIndikator keberhasilan
Forum yg melaksanakan tugas.Forum yg melaksanakan tugas.
Kebijakan bid kesKebijakan bid kes
Rencana pembangunan kes hasil SMD & MMD (min 1 th)Rencana pembangunan kes hasil SMD & MMD (min 1 th)
Kegiatan rapat rutinKegiatan rapat rutin
Kegiatan terlaksanaKegiatan terlaksana
Dukungan scr berkelanjutanDukungan scr berkelanjutan
11. Contoh Struktur JejaringContoh Struktur Jejaring
Forum Kes Desa & kaderForum Kes Desa & kader
Camat, TP PKKCamat, TP PKK PuskesmasPuskesmas
Kep Desa, TP PKK BPD, LSM
Forum Kes Desa
Kep Desa, TP PKK BPD, LSM
Forum Kes Desa
PKD (Bidan desa)PKD (Bidan desa)
Koordinator kader Kes dsKoordinator kader Kes ds
Ketua kader
RW 1
Ketua kader
RW 1
Kader 1
Ketua kader
RW 2
Ketua kader
RW 2
Kader 1
Ketua kader
RW 3
Ketua kader
RW 3
Kader 1
Ketua kader
RW 4
Ketua kader
RW 4
Kader 1
Struktur masing2 desa sesuai
kebutuhan & kelancaran
kegiatan
M A S Y A R A K A TM A S Y A R A K A T
12. Bentuk kegiatan Gotong RoyongBentuk kegiatan Gotong Royong
Gerakan kebersamaan perbaikan lingkungan.Gerakan kebersamaan perbaikan lingkungan.
Pembangunan air bersihPembangunan air bersih
Jumat bersih, PSN atau Gerakan 3 MJumat bersih, PSN atau Gerakan 3 M
Pembuatan SPALPembuatan SPAL
JambanisasiJambanisasi,, Perbaikan rumah sehat, dllPerbaikan rumah sehat, dll
Gerakan dukung kelp rentan (bumil resti, balita resti,dll)Gerakan dukung kelp rentan (bumil resti, balita resti,dll)
Ambulan desa.Ambulan desa.
Penggalangan donor darah.Penggalangan donor darah.
Paguyuban penderita TbPaguyuban penderita Tb
Penggalakan TOGAPenggalakan TOGA
Pengendalian faktor resiko penyakit dan masalah kesPengendalian faktor resiko penyakit dan masalah kes
Pengendalian bencana dan faktor resikonya.Pengendalian bencana dan faktor resikonya.
Dan lain-lain sesuai spesifik daerahDan lain-lain sesuai spesifik daerah
13. Indikator keberhasilanIndikator keberhasilan
Ada kegiatan dari, oleh, untuk masyarakatAda kegiatan dari, oleh, untuk masyarakat
(UKBM).(UKBM).
Meningkatnya strata UKBM.Meningkatnya strata UKBM.
Meningkatnya jml fasilitas oleh masy.Meningkatnya jml fasilitas oleh masy.
Jml alokasi dana unt kesJml alokasi dana unt kes
Ada kesinambungan kegiatan.Ada kesinambungan kegiatan.
Ada peningkatan kegiatan gotong royongAda peningkatan kegiatan gotong royong
masyarakat.masyarakat.
PSM lainnya.PSM lainnya.
14. UPAYA KESEHATANPengertian:Pengertian:
= Upaya kesUpaya kes promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatifpromotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ygyg
dilaksanakan oleh masydilaksanakan oleh masy,, untuk masyuntuk masy..
Bentuk kegiatan Upaya kesehatanBentuk kegiatan Upaya kesehatan
Penyuluhan kes sesuai kebutuhan masy desa
Posyandu utk penimbangan & pemantauan kes balita.
Pemantauan kes scr berkala (balita, bumil, remaja, usila, dll)
Upaya kes Mesjid (UKM) atau tempat ibadah.
Pemantauan ABJ, abatisasi, kaporisasi sumur
Deteksi dini kasus & faktor resiko (maternal,balita, peny)
PPPK dan kegawatdaruratan, serta sistem Rujukan
Pemberian obat: Imunisasi Polio, Fe, Vit A, Oralit,
PMT penyuluhan dan pemulihan
Dukungan penyembuhan, perawatan (seperti: PMO Kasus
Tb, dukungan psikis penderita Tb).
Dan lain-lain.
15. Indikator keberhasilan upayaIndikator keberhasilan upaya
kesehatan oleh masyarakatkesehatan oleh masyarakat
Ada kegiatan UKBMAda kegiatan UKBM
Kader aktif dan mampu melaksanakan upayaKader aktif dan mampu melaksanakan upaya
kesehatan dg baik.kesehatan dg baik.
Kegiatan UKBM berjalan rutin/ berkesinambunganKegiatan UKBM berjalan rutin/ berkesinambungan
PeningkatanPeningkatan rujukan masy padarujukan masy pada pelayananpelayanan
kesehatankesehatan yang ada (hasil deteksi dini, persalinanyang ada (hasil deteksi dini, persalinan
nakes di PKD)nakes di PKD)..
Peningkatan cakupanPeningkatan cakupan UKBM.UKBM.
16. Bentuk catatanBentuk catatan yyg ada/perlu ada di desag ada/perlu ada di desa
Buku KIA di keluargaBuku KIA di keluarga
Sistem Informasi Posyandu (SIP)Sistem Informasi Posyandu (SIP) Ibu Hamil,Ibu Hamil, Bayi, Balita.Bayi, Balita.
Catatan kasusCatatan kasus / kejadian / kegawat-daruratan kesehatan/ kejadian / kegawat-daruratan kesehatan
RRujukan kasus oleh kaderujukan kasus oleh kader
Catatan Pendataan PHBS di RT/ PKKCatatan Pendataan PHBS di RT/ PKK
Catatan kondisi rumah & lingkungan di RT / PKKCatatan kondisi rumah & lingkungan di RT / PKK
Catatan Keluarga miskin di RT/DesaCatatan Keluarga miskin di RT/Desa
Catatan ABJCatatan ABJ
Catatan kegiatan kesehatan yang dilaksanakanCatatan kegiatan kesehatan yang dilaksanakan
dlldll
Indikator keberhasilanIndikator keberhasilan
• Ada catatan dan pelaporan
•Ada penanggung jawab pengamatan dan pemantauan
•Ada pemanfaatan catatan dan informasi
17. PEMBIAYAAN KESEHATANPEMBIAYAAN KESEHATAN
Pengertian pembiayaan kes:Pengertian pembiayaan kes:
= pengumpulan dana dari, oleh, untuk masy, dlm rangka= pengumpulan dana dari, oleh, untuk masy, dlm rangka
mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yangmencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang
meliputi: upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatifmeliputi: upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
Bentuk-bentuk pembiayaan kesehatan:Bentuk-bentuk pembiayaan kesehatan:
Tabulin / dasolinTabulin / dasolin
Arisan jamban, kusen pintu, jendela, ventilasi.Arisan jamban, kusen pintu, jendela, ventilasi.
Dana sehat,Dana sehat, JPKMJPKM
Dana posyandu (Dana posyandu (PMTPMT, kegiatan utk posyandu), kegiatan utk posyandu)
BBAZISAZIS utk kes, jimpitan, dana sosial dawisutk kes, jimpitan, dana sosial dawis
Dana peduli kes (sumbangan, iuran yasinan/jum’atan,Dana peduli kes (sumbangan, iuran yasinan/jum’atan,
inatura, dana pengemb lingk sbg kompensasi industri)inatura, dana pengemb lingk sbg kompensasi industri)
P2P2KPKP (program pengentasan kemiskinan perkotaan)(program pengentasan kemiskinan perkotaan)
Alokasi dana pembangunan kesehatan desa (APKD).Alokasi dana pembangunan kesehatan desa (APKD).
dlldll
18. Yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan kes:Yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan kes:
Pengalokasian/pemanfaatan pembiayaan kes.Pengalokasian/pemanfaatan pembiayaan kes.
Sumber danaSumber dana
Pengelolaan dan pembelanjaanPengelolaan dan pembelanjaan
Indikator keberhasilan Pembiayaan kes:Indikator keberhasilan Pembiayaan kes:
Dana terhimpun, masyarakat yang berpartisipasi dalamDana terhimpun, masyarakat yang berpartisipasi dalam
pembiayaan kesehatan meningkat,pembiayaan kesehatan meningkat,
Pengalokasian tepat sasaran sesuai berbagaiPengalokasian tepat sasaran sesuai berbagai
kebutuhan kesehatan (promotif, preventif, kuratif,kebutuhan kesehatan (promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif)rehabilitatif)
PengelolaanPengelolaan dan pemanfaatandan pemanfaatan tertibtertib, mudah,, mudah, lancarlancar
Berkesinambungan kegiatanBerkesinambungan kegiatan
19. PERAN MASING-MASING TINGKATPERAN MASING-MASING TINGKAT
Peran Kabupaten:Peran Kabupaten:
Mendukung kebijakan desa siagaMendukung kebijakan desa siaga
Kesiapan & pemantapan tim kab (LP dan LS)Kesiapan & pemantapan tim kab (LP dan LS)
Kesiapan sumberdaya untuk desa siagaKesiapan sumberdaya untuk desa siaga
Kesiapan pelatihan fasilitator kec & desa (paham desaKesiapan pelatihan fasilitator kec & desa (paham desa
siaga, mampu fasilitator/pemberdayaan, SMD, MMD)siaga, mampu fasilitator/pemberdayaan, SMD, MMD)
Kesiapan unit rujukan untuk kasus kedaruratanKesiapan unit rujukan untuk kasus kedaruratan
Fasilitasi teknis kes & pemberdayaan masyFasilitasi teknis kes & pemberdayaan masy
Monev pelaksanaan desa siagaMonev pelaksanaan desa siaga
Peran KecamatanPeran Kecamatan
Pemantapan tim kec dan desaPemantapan tim kec dan desa
Kesiapan fasilitaor kec untuk fasilitasi desa siagaKesiapan fasilitaor kec untuk fasilitasi desa siaga
Pelatihan fasilitator desaPelatihan fasilitator desa
Fasilitasi teknis kes & pemberdayaan masyFasilitasi teknis kes & pemberdayaan masy
Monev pelaksanaan desa siagaMonev pelaksanaan desa siaga
21. STRATA PRATAMA
Sudah memiliki tenaga profesional kesehatan (dokter/
perawat/bidan) yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
dasar, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan sesuai
kewenangan.
Sudah ada pelayanan kesehatan dasar, tetapi belum setiap
hari.
Sudah memiliki FKD/FKK, tetapi belum berjalan.
Sudah memiliki kader kesehatan minimal 2 (dua) orang.
Sudah ada partisipasi/peran aktif masyarakat di bidang
kesehatan minimal 1 (satu) kegiatan.
Sudah memiliki kegiatan UKBM minimal Posyandu
Pencapaian rumah tangga sehat (strata utama dan paripurna)
kurang dari 20 %
Sudah ada penyediaan dana untuk mengatasi masalah
kesehatan, bencana, kegawatdaruratan dan faktor risiko
yang bersumber dari ADD.
22. STRATA MADYA
Sudah memiliki tenaga profesional kesehatan (dokter/
perawat/bidan) yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
dasar, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan sesuai
kewenangan serta memfasilitasi kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui FKD/FKK untuk kegiatan ( SMD, MMD).
Sudah ada PKD/sarana kesehatan lain/tenaga profesional
yang memberikan pelayanan kesehatan dasar setiap hari.
Sudah memiliki FKD/FKK yang sudah melakukan kegiatan
SMD, MMD dan mempunyai rencana kerja bidang kesehatan.
FKD/FKK sudah melakukan rapat koordinasi minimal 6 bulan
sekali.
Sudah memiliki kader kesehatan 3 - 5 orang.
Sudah memiliki peraturan di tingkat desa/kelurahan tentang
kesehatan.
23. STRATA MADYA (lanjutan)
Sudah ada partisipasi/peran aktif masyarakat di bidang
kesehatan minimal 2 (dua) kegiatan.
Sudah ada peran aktif dari minimal 1 (satu) organisasi
masyarakat (ormas).
Sudah memiliki kegiatan UKBM Posyandu, dan 2 (dua) jenis
UKBM lainnya aktif.
Pencapaian rumah tangga sehat (strata utama dan
paripurna) 20 % s/d 30 %.
Sudah melaksanakan 1 (satu) jenis kegiatan surveilans
Sudah ada penyediaan dana untuk mengatasi masalah
kesehatan, bencana, kegawatdaruratan dan faktor risiko
yang bersumber dari ADD, dan dari swadaya masyarakat
atau dunia usaha.
24. STRATA PURNAMA
Sudah memiliki tenaga profesional kesehatan (dokter/
perawat/bidan) yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
dasar, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan sesuai
kewenangan serta memfasilitasi kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui FKD/FKK untuk kegiatan SMD, MMD dan
UKBM.
Sudah ada PKD/sarana kesehatan lain/tenaga profesional
yang memberikan pelayanan kesehatan dasar setiap hari.
Sudah memiliki FKD/FKK yang sudah melakukan kegiatan
SMD, MMD dan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja bidang kesehatan.
Sudah melaksanakan kegiatan SMD dan MMD minimal 1
(satu) tahun sekali.
FKD/FKK sudah melakukakan rapat koordinasi 3 (tiga) bulan
sekali.
Sudah memiliki kader kesehatan 6 - 8 orang.
Sudah memiliki peraturan di tingkat desa/kelurahan tentang
kesehatan dan terealisasi.
25. STRATA PURNAMA (lanjutan)
Sudah ada partisipasi/ peran aktif masyarakat di bidang
kesehatan minimal 3 (tiga) kegiatan.
Sudah ada peran aktif dari 2 (dua) organisasi masyarakat
(ormas).
Sudah memiliki kegiatan UKBM Posyandu, dan 3 (tiga) jenis
UKBM lainnya aktif.
Pencapaian rumah tangga sehat (strata utama dan paripurna)
lebih dari 30 % s/d 40 %.
Sudah melaksanakan 2 (dua) jenis kegiatan surveilans
Sudah ada penyediaan dana untuk mengatasi masalah
kesehatan, bencana, kegawatdaruratan dan faktor risiko
yang bersumber dari ADD, dari swadaya masyarakat dan dari
dunia usaha.
26. STRATA MANDIRI
Sudah memiliki tenaga profesional kesehatan ( dokter /
perawat / bidan) yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
dasar, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan sesuai
kewenangan serta memfasilitasi kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui FKD/FKK untuk kegiatan SMD, MMD,UKBM
dan surveilans.
Sudah ada PKD/sarana kesehatan lain/tenaga profesional yang
memberikan pelayanan kesehatan dasar setiap hari.
Sudah memiliki Forum Kesehatan Desa/Kelurahan (FKD/FKK)
yang sudah melakukan kegiatan SMD, MMD dan telah
melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana kerja bidang
kesehatan.
Sudah melaksanakan kegiatan SMD dan MMD 1 (satu) tahun
sekali dan jika ada masalah kesehatan.
FKD/FKK sudah melakukakan rapat koordinasi 1 (satu) bulan
sekali.
Sudah memiliki kader kesehatan 9 orang atau lebih.
27. STRATA MANDIRI (lanjutan)
Sudah memiliki peraturan di tingkat desa/kelurahan tentang
kesehatan dan terealisasi.
Sudah ada partisipasi/peran aktif masyarakat di bidang
kesehatan lebih dari 3 (tiga) kegiatan.
Sudah ada peran aktif lebih dari 2 (dua) organisasi
masyarakat.
Sudah memiliki kegiatan UKBM minimal Posyandu, dan lebih
dari 3 (tiga) jenis UKBM lainnya aktif.
Pencapaian rumah tangga sehat (strata utama dan paripurna)
lebih dari 40 %.
Sudah melaksanakan lebih dari 2 (dua) jenis kegiatan
surveilans
Sudah ada penyediaan dana untuk mengatasi masalah
kesehatan, bencana, kegawatdaruratan dan faktor risiko
yang bersumber dari ADD, dari swadaya masyarakat, dari
dunia usaha dan sumber lainnya.