SlideShare a Scribd company logo
LANTAI MUKA
Pada saat air terbendung maka akan terjadi perbedaan tekanan antara hilir dan udik bendung.
Perbedaan ini akan menimbulkan adanya aliran di bawah bendung, lebih-lebih bila tanah dasar
bersifat tiris (porous).
Aliran air ini akan menimbulkan tekanan pada butir-butir tanah di bawah bendung. Bila tekanan ini
cukup besar untuk mendesak butir-butir tanah, maka lama kelamaan akan timbul penggerusan,
terutama di ujung belakang bendung.
Fungsi Lantai Muka
Air yang mendapat hambatan akan mencari jalan keluar melalui hambatan yang paling kecil,
hambatan yang paling kecil di sini adalah pertemuan antara tanah dengan bangunan, biasanya
hal ini di sebut creepline.
Bila creep line ini pendek, maka hambatannya akan kecil dan tekanan yang di timbulkan oleh
air itu akan besar.
Untuk memperkecil tekanan air ini, maka hambatan harus di perbesar atau di perpanjang.
Cara lain adalah dengan membuat lantai muka atau juga dengan dinding vertikal (cut off wall).
Cara penanggulangan bahaya piping adalah dengan cara :
 Membuat cutoff atau memasang tiang turap pada ujung hilir dan pada lantai muka.
 Lapisan pengering (drain) dengan susunan material yang tertentu (filter) dihulu dari cutoff.
 Susunan batu kosong (riprap) diatas materi hilir dan lantai muka
Bahaya terjadinya erosi dibawah tanah dapat dicek dengan :
1. Metode Lane
2. Metode Bligh
3. Membuat jaringan aliran (flownet)
Gambar 1.
Bendung dengan Lantai Muka dan Bendung Tanpa Lantai Muka
Tekanan Hidrostatis pada Bendung
Tekanan pada Titik A = γ x h sebagai tekanan hidrostatis. Tekanan pada titik B, jika ada tanah
yang sebesar γ x h1. Tetapi karena ada tanah dan air ini akan melewati jalan sepanjang AB dan
dengan sendirinya akan mengurangi energinya (untuk diubah menjadi kecepatan), maka
tekanan di B akan menjadi kecil, kurang dari γ x h1
Gambar 2.
Tekanan Hidrostatis
pada Bendung
PERHITUNGAN LANTAI MUKA
Tekanan air ini bergerak ke segala arah, demikian juga air y ang berada di bawah bendung.
Gaya tekan air yang menekan dibawah bendung ini di sebut sebagai Up-lift Pressure, yang
hakekatnya berusaha mendorong bendung ke atas.
Sehingga desain bendung harus dicek juga stabilitasnya terhadap erosi bawah tanah dan
bahaya runtuh akibat naiknya dasar galian (heave) atau rekahnya pangkal hilir bangunan atau
juga kehilangan materi halus (piping).
Metode Lane, yang juga disebut metoda angka rembesan Lane (Weighted Creep Ratio
Method), adalah metoda yang dianjurkan untuk mencek bangunan-bangunan utama untuk
mengetahui adanya erosi bawah tanah. Hal ini disebabkan metoda ini memberikan hasil yang
aman dan mudah dipakai.
Metoda ini membandingkan panjang jalur rembesan dibawah bangunan disepanjang bidang
kontak bangunan / pondasi dengan beda tinggi muka air antara kedua sisi bangunan
CL =
METODA LANE
H
LH
/
LV



 3
1
Rumus yang dipakai :
Dimana :
CL = Angka rembesan Lane
∑ LV = Jumlah panjang vertikal
∑ LH = Jumlah panjang horizontal
∆ H = Beda tinggi muka air.
CL =
H
LH
/
LV



 3
1
Metode Bligh
Bligh berpendapat bahwa besarnya perbedaan tekanan sepanjang pengaliran adalah sebanding
dengan panjangnya jalan air yang dilalui (creep line).
∆ H = 1/C
∆ HAB = l AB / C ; ∆ HAB = l BC / C : ∆ HAB = l CD / C dan seterusnya
Kalau diambil seluruh tekanan dan jumlah seluruh creep line, maka rumus di atas berubah
menjadi
∆ H = L/C
Agar supaya konstruksi aman terhadap tekanan air maka : ∆ H < L/C atau L > ∆ H = L/C
Dimana :
∆ H = Beda muka air
L = Panjang creep line
C = Creep ratio
Gambar 3.
Creep Line
PENETAPAN PANJANG LANTAI MUKA
Lantai muka atau lantai depan di hulu bendung dimaksudkan untuk memperkecil gradien aliran air
rembesan kewat bawah konstruksi. Serta memperkecil uplift presure, yang dapat mengakibatkan
bahaya piping atau bahaya terhadap stabilitas bendung secara keselkuruhan.
Beberapa teori yang digunakan untuk menetapkan panjang lantai muka antara lai yaitu dengan cara
analisa :
1. Flownett
2. Metode Lane
3. Metode Bligh.
Panjang lantai muka ditentukan dari :
■ Apabila panjang (L) dengan metoda Lane ataui Bligh > L ada, perlu lantai muka
■ Apabila panjang (L) dengan metode lane atau Bligh < L ada. tidak perlu lantai muka.
MATERI  9 - LANTAI MUKA.pptx
MATERI  9 - LANTAI MUKA.pptx

More Related Content

Similar to MATERI 9 - LANTAI MUKA.pptx

Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptxKuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Ilham Ipong
 
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfIrigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdfIrigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Aswar Amiruddin
 
5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasi5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasi
Jaka Jaka
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Marfizal Marfizal
 
Mektan bab 7
Mektan bab 7Mektan bab 7
Mektan bab 7
Shaleh Afif Hasibuan
 
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
Shaleh Afif Hasibuan
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
heny novi
 
perancangan-bendungan.pptx
perancangan-bendungan.pptxperancangan-bendungan.pptx
perancangan-bendungan.pptx
HendyWijaya17
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap
Vian Andreas
 
MODUL-14.pdf
MODUL-14.pdfMODUL-14.pdf
MODUL-14.pdf
Aswar Amiruddin
 
Aliran Kritis
Aliran KritisAliran Kritis
Aliran Kritis
Nyak Nisa Ul Khairani
 
7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx
sugiharto62
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 okMekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Marfizal Marfizal
 
HYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptxHYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptx
DestiaSuci2
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
HIDROLIKA-STEVI.pptx
HIDROLIKA-STEVI.pptxHIDROLIKA-STEVI.pptx
HIDROLIKA-STEVI.pptx
SteviElitaHutauruk
 
Aspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besarAspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besar
infosanitasi
 
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptxfluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
ZHENAHARYOP
 

Similar to MATERI 9 - LANTAI MUKA.pptx (20)

Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptxKuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
 
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfIrigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdfIrigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
 
5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasi5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasi
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Mektan bab 7
Mektan bab 7Mektan bab 7
Mektan bab 7
 
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
 
perancangan-bendungan.pptx
perancangan-bendungan.pptxperancangan-bendungan.pptx
perancangan-bendungan.pptx
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap
 
MODUL-14.pdf
MODUL-14.pdfMODUL-14.pdf
MODUL-14.pdf
 
Aliran Kritis
Aliran KritisAliran Kritis
Aliran Kritis
 
7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 okMekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
 
HYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptxHYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptx
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
HIDROLIKA-STEVI.pptx
HIDROLIKA-STEVI.pptxHIDROLIKA-STEVI.pptx
HIDROLIKA-STEVI.pptx
 
Aspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besarAspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besar
 
Dinamika Fluida
Dinamika FluidaDinamika Fluida
Dinamika Fluida
 
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptxfluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
 

MATERI 9 - LANTAI MUKA.pptx

  • 2. Pada saat air terbendung maka akan terjadi perbedaan tekanan antara hilir dan udik bendung. Perbedaan ini akan menimbulkan adanya aliran di bawah bendung, lebih-lebih bila tanah dasar bersifat tiris (porous). Aliran air ini akan menimbulkan tekanan pada butir-butir tanah di bawah bendung. Bila tekanan ini cukup besar untuk mendesak butir-butir tanah, maka lama kelamaan akan timbul penggerusan, terutama di ujung belakang bendung.
  • 3. Fungsi Lantai Muka Air yang mendapat hambatan akan mencari jalan keluar melalui hambatan yang paling kecil, hambatan yang paling kecil di sini adalah pertemuan antara tanah dengan bangunan, biasanya hal ini di sebut creepline. Bila creep line ini pendek, maka hambatannya akan kecil dan tekanan yang di timbulkan oleh air itu akan besar. Untuk memperkecil tekanan air ini, maka hambatan harus di perbesar atau di perpanjang. Cara lain adalah dengan membuat lantai muka atau juga dengan dinding vertikal (cut off wall).
  • 4. Cara penanggulangan bahaya piping adalah dengan cara :  Membuat cutoff atau memasang tiang turap pada ujung hilir dan pada lantai muka.  Lapisan pengering (drain) dengan susunan material yang tertentu (filter) dihulu dari cutoff.  Susunan batu kosong (riprap) diatas materi hilir dan lantai muka Bahaya terjadinya erosi dibawah tanah dapat dicek dengan : 1. Metode Lane 2. Metode Bligh 3. Membuat jaringan aliran (flownet)
  • 5. Gambar 1. Bendung dengan Lantai Muka dan Bendung Tanpa Lantai Muka
  • 6. Tekanan Hidrostatis pada Bendung Tekanan pada Titik A = γ x h sebagai tekanan hidrostatis. Tekanan pada titik B, jika ada tanah yang sebesar γ x h1. Tetapi karena ada tanah dan air ini akan melewati jalan sepanjang AB dan dengan sendirinya akan mengurangi energinya (untuk diubah menjadi kecepatan), maka tekanan di B akan menjadi kecil, kurang dari γ x h1 Gambar 2. Tekanan Hidrostatis pada Bendung
  • 7. PERHITUNGAN LANTAI MUKA Tekanan air ini bergerak ke segala arah, demikian juga air y ang berada di bawah bendung. Gaya tekan air yang menekan dibawah bendung ini di sebut sebagai Up-lift Pressure, yang hakekatnya berusaha mendorong bendung ke atas. Sehingga desain bendung harus dicek juga stabilitasnya terhadap erosi bawah tanah dan bahaya runtuh akibat naiknya dasar galian (heave) atau rekahnya pangkal hilir bangunan atau juga kehilangan materi halus (piping).
  • 8. Metode Lane, yang juga disebut metoda angka rembesan Lane (Weighted Creep Ratio Method), adalah metoda yang dianjurkan untuk mencek bangunan-bangunan utama untuk mengetahui adanya erosi bawah tanah. Hal ini disebabkan metoda ini memberikan hasil yang aman dan mudah dipakai. Metoda ini membandingkan panjang jalur rembesan dibawah bangunan disepanjang bidang kontak bangunan / pondasi dengan beda tinggi muka air antara kedua sisi bangunan CL = METODA LANE H LH / LV     3 1
  • 9. Rumus yang dipakai : Dimana : CL = Angka rembesan Lane ∑ LV = Jumlah panjang vertikal ∑ LH = Jumlah panjang horizontal ∆ H = Beda tinggi muka air. CL = H LH / LV     3 1
  • 10. Metode Bligh Bligh berpendapat bahwa besarnya perbedaan tekanan sepanjang pengaliran adalah sebanding dengan panjangnya jalan air yang dilalui (creep line). ∆ H = 1/C ∆ HAB = l AB / C ; ∆ HAB = l BC / C : ∆ HAB = l CD / C dan seterusnya Kalau diambil seluruh tekanan dan jumlah seluruh creep line, maka rumus di atas berubah menjadi ∆ H = L/C Agar supaya konstruksi aman terhadap tekanan air maka : ∆ H < L/C atau L > ∆ H = L/C Dimana : ∆ H = Beda muka air L = Panjang creep line C = Creep ratio
  • 12. PENETAPAN PANJANG LANTAI MUKA Lantai muka atau lantai depan di hulu bendung dimaksudkan untuk memperkecil gradien aliran air rembesan kewat bawah konstruksi. Serta memperkecil uplift presure, yang dapat mengakibatkan bahaya piping atau bahaya terhadap stabilitas bendung secara keselkuruhan. Beberapa teori yang digunakan untuk menetapkan panjang lantai muka antara lai yaitu dengan cara analisa : 1. Flownett 2. Metode Lane 3. Metode Bligh. Panjang lantai muka ditentukan dari : ■ Apabila panjang (L) dengan metoda Lane ataui Bligh > L ada, perlu lantai muka ■ Apabila panjang (L) dengan metode lane atau Bligh < L ada. tidak perlu lantai muka.