MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDIMATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDIMATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDIMATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDIMATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDIMATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDIMATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDIMATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDIMATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI MATERI IDI
2. Perkembangan Ilmu Pra Yunani
Pada zaman ini dibagi menjadi tiga fase:
Pertama, zaman batu tua yang berlangsung 4 juta tahun
SM sampai 20.000/10.000 SM..Ciri zaman ini manusia
sudah menggunakan alat-alat sederhana seperti batu,
bercocok tanam dan berternak.
Kedua, zaman batu muda yang berlangsung selama 10.000
tahun SM sampai 2000 SM, atau abad 100 sampai 20 SM.
Pada abad ini nampak berkembang kemampuan-
kemampuan sighnifikan.
Ketiga, zaman logam, berlangsung mulai 20 SM sampai 6
SM. Pada era ini orang mulai menggunakan logam unttuk
alat masak, perhiasan dan alat perang.
3. Lima Kemampuan Sebagai Ciri Zaman Pra
Yunani
Zaman Pra Yunani Kuno ditandai oleh 5 kemampuan sebagai berikut:
Know how dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada
pengalaman.Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu
diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind, keterangan
masih dihubungkan dengan kekuatan magis.
Kemampuan menentukan abjad dan sistem bilangan alam sudah
menampakkan perkembangan pemikiran manusia ke tingkat
abstraksi.
Kemampuan menulis, berhitung menyusun kalender yang
didasarkan atas sintesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan.
Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-
peristiwa sebelum yang pernah terjadi. Misalnya gerhana bulan dan
matahari.
4. TRADISI ILMU DALAM ISLAM
• Tradisi ilmu di dunia Islam dapat dilacak berdasarkan:
1. Sumber keyakinan al-Qur’an dan as-Sunnah yang berisi banyak hal tentang
ilmu;
2. Catatan sejarah perkembangan ilmu di dunia Islam
5. PESAN TENTANG ILMU
• Al-Ghazali: setiap muslim belajar, kemudian beramal dan bekerja dengan
ilmunya, dan selanjutnya ikhlas dan jujur dalam amal perbuatannya.
• Al-Qurthubi dalam Jami’ Bayan al-Ilmu wa Fadhlih jilid I halaman 118:
ilmu pertama itu niat, kemudian mendengarkannya, kemudian
memahaminya, setelah itu menghafalkannya, kemudian
mengamalkannya, dan setelah itu menyebarluaskannya.
6. • Kata Ibnu Sina: setelah anak selesai belajar al-Quran, menghafal pokok-
pokok bahasa, setelah itu barulah ia mempelajari apa yang akan
dipilihnya menjadi bidang pekerjaannya, dan untuk itu ia harus diberi
petunjuk.
artinya: seseorang dipersiapkan untuk berkarya, berpraktek dan
berproduksi, sehingga ia dapat bekerja, mendapat rezeki, hidup
terhormat dan tetap memelihara kerohanian dan keagamaannya.
7. Perkembangan ilmu di dunia Islam
• Lembaga Pendidikan Islam:
a) Dar al-Arqam [Rumah Arqam bin Abi Arqam]
b) Masjid halaqah (lingkaran belajar)
c) Maktab/Kuttab (pondok)
d) Baitul Hikmah Baghdad (Khalifah al-Ma’mun), Darul Hikmah
Cairo 395 H (Hakim bi-Amrillah), Darul Ilmi Baghdad 383 H
(Abu Nasr Sabur bin Ardasyir): perpustakaan, tempat
belajar, pusat penterjemahan dan penelitian, pusat
kebudayaan, dan tempat diskusi/simposium.
e) Madrasah
f) Jamiah
8. • al-Madaris (Madrasah):
# Nizham al-Mulk (457/1064) adalah madrasah pertama menurut Munir al-Din
Ahmed, George Makdisi, Ahmad Syalabi dan Michel Stanton.
# Tetapi menurut Richard Bulliet (1972:48) ± 400/1009 telah ada madrasah di
Nishapur Iran. Madrasah tertua bernama Miyan Dahiya yang didirikan oleh Abu
Ishaq Ibrahim ibn Mahmud. Pendapat ini dikuatkan oleh Naji Ma’ruf (1973:8)
yang mengatakan bahwa di Kurasan telah berkembang madrasah 165 tahun
sebelum Madrasah Nizham al-Mulk.
# al-Al mengatakan pada masa Sultan Mahmud al-Ghaznawi (388-421/998-
1030) telah berdiri madrasah Sa’idiyah.
# di samping itu, juga terdapat madrasah Tajiyah di Baghdad; Mustansiriah dan
al-Nuriyah Kubra di Syiria.
Stanton: madrasah sebagai the institution of higher learning (lembaga
keilmuan tertinggi)
9. al-Jamiah (Universitas):
1. al-Azhar Cairo Dinasti Fatimiyah Mesir;
2. Sevilla, Cordoba, Granada, Toledo, dll Dinasti Umayyah Andalusia (138-
418/756-1027)
3. Zaituna (Tunisia);
4. Qarawiyyin (Fez).
Madrasah dan al-jamiah lebih fokus pada keilmuan agama fiqh,
tafsir, hadits, ushul fiqh, tarikh tasyri, akhlak, kalam.
10. KLASIFIKASI ILMU
• al-Farabi (kitab ihsa al-ulum): buku urutan ilmu-ilmu [ilm
lisan (bahasa), ilmu hitung, logika, fisika, metafisika,
politik, dan fiqh (jurisprudence)].
• al-Ghazali [ilmu dibagi 2: ilmu muamalah dan mukasyafah
(ma’rifat, batin, irfani). Muamalah: fardhu ain
(aqidah/tauhid, fiqh, tafsir Qur’an, tasawuf), dan fardhu
kifayah (al-thib (kedokteran), hisab (matematika), teknik
(shana’at), pertanian (al-falah), pelayaran (hikayah), politik
(siyasah), bekam (hijamah), menjahit (khiyath).
11. • Ibnu Butlan (w.469/1068): 1. ilmu Islam; 2.filsafat dan ilmu alam;
3.kesusasteraan
• Ibnu Khaldun (abad 8/14): 1. ilmu naqliyah; 2. ilmu aqliyah
• Shams al-Din al-Amuli (abad 9/15) dalam “Nafa’is al-Funun” (unsur-
unsur berharga sains) membagi klasifikasi ilmu:
1. Ilmu-ilmu filosofis: 1a. teoritis (metafisika, matematika, etika);
1b. praktis (ekonomi, politik). 2a. Ilmu agama; 2b. Ilmu non-
agama (aqliyah dan naqliyah
2. Ilmu-ilmu non-filosofis: a. ilmu-ilmu awal (awail): kimia,
matematika, astronomi, dll. b. ilmu-ilmu lanjutan (awakhir):
syariah, tasawuf, sejarah.
• SH. Nasr, 1987:60 membagi ilmu menjadi 5 cabang besar, yaitu: ilmu
bahasa; ilmu logika; ilmu-ilmu dasar (geometri & al-jabar); ilmu alam
dan metafisika; ilmu tentang masyarakat (hukum, teologi)
12. ILMUAN MUSLIM
• Abu Bakar M. Ibn Zakaria al-Razi (al-Hawi: suatu ensiklopedi
kedokteran)
• Ibn Sina (al-Qânûn fi al-Tibb dan al-Syifa)
• Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi (780-848): ilmu pasti
algorismus/logaritma, invers (kebalikan) dari eksponen
(perpangkatan), astronomi [al-Mukhtashar fi Hisab al-Jabar wa al-
Muqabalah].
• Jabir Ibn Hayyan (760-850): al-Ma’rifah fi Shifat al-Illahiyah wa al-
Hikmah wa al-Falsafah (persenyawaan kimia).hukum ketetapan
massa: jumlah bobot zat yang bereaksi memiliki massa yang tetap.
• Ibn Haitsam dalam al-Manâzir meneliti spektrum cahaya,
terjadinya pelangi melalui teori refleksi dan refraksi, dan
menciptakan alat optik.
13. PASANG SURUT
• Dari abad kedelapan hingga akhir abad keempat belas, ilmu
pengetahuan Arab (Islam) barangkali adalah sains yang paling
maju di dunia, yang jauh melampaui Barat dan Cina [Toby E.
Huff, the Rise of Early Modern Science, 1993]
• Setelah kehancuran teologi Mu’tazilah masa al-Ma’mun,
madrasah cenderung memisahkan ajaran agama dan ilmu
pengetahuan. padahal masa Abbasiyah sangat
mengembangkan penelitian ilmiah (scientific inquiry)
• ABAD 13-15 UMAT ISLAM MENGALAMI KEMUNDURAN
PERGESERAN ILMU KE BARAT
• ABAD 21 DIANGGAP SEBAGAI ABAD KEBANGKITAN: limadza
ta’akhorol muslimun wataqaddamal ghorbiyyun ?
14. Literatur Studi Islam di Indonesia
1. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Terbit 1960
2. Mulyanto Sumardi, Sejarah Singkat Pendidikan Islam di Indonesia
1945-1975, Terbit 1978
3. Zuhairini dkk., Sejarah Pendidikan Islam, terbit 1992 membahas
PI sebelum 1975 (Pesantren, PTAIN, ADIA, Sejarah Pendidikan Timur
Tengah)
15. 4. Karel Steenbrink, Pesantren Madrasah dan Sekolah, Terbit 1974
kajian sejarah tentang transisi sistem pendidikan Islam dan
munculnya lapisan sosial baru
5. Elizabeth H. Graves, Sekolah Nagari di Minangkabau transformasi
dari surau ke sekolah dengan sistem pendidikan Belanda
16. UU Tentang Pendidikan
• UU 12/1954 tentang pernyataan Berlakunya UU Nomor 4 Tahun 1950
dari Republik Indonesia Dahulu tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan
Pengajaran di Sekolah untuk Seluruh Indonesia
• UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
• UUNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
17. • Pendidikan Nasional: integratif dan holistik
• Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
#berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
(Pasal 1 angka 1 UU 20/2003)
• Tujuan pendidikan: berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU 20/2003)