Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. Pitis adalah sejenis matawang yang pernah
digunakan pada zaman Kesultanan Melayu
dahulukala di rantau Nusantara. Ia pernah dicatat
digunakan dengan meluas di dalam perdagangan
di Selat Melaka, di Semenanjung Tanah Melayu,
Sumatera, Kepulauan Jawa, Kalimantan hingga ke
Sulawesi sebagai alat tukaran yang sah sekitar
abad ke 15
Pitis muncul di
Palembang semasa
awal pemerintahan
Sultan Abdulrrahman
Khaifatul Mukminin
Sayidul Imam pada
tahun 1659
Pensyarah
Dr amnah saayah binti ismail
Ahli kumpulan
1)Irfan fahmy bin ahmat
2)Muhammad aiman bin adnan
3)Esyraff Syamilie Bin Mohamad Sukri
PENDAHULUAN
Rujukan
http://pp-sk.blogspot.com/2015/03/sistem-
kewangan-dan-perbankan-di.html
Info muzium negara
KESIMPULAN
Walaupun secara rasminya duit
ini tidak lagi digunakan tetapi
kita seharusnya menghargai
akan perkembangan sistem
kewangan di negara kita.
Matawangpokokpitis DAPATAN KAJIAN