Materi kuliah tentang hukum shalat. Cari lebih banyak lagi materi kuliah Semester 1 di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.htm
PAI - Shalat Sunah berjamaah dan munfaridfitriaatika53
Ada beberapa Shalat sunah yang sebaiknya dilakukan secara berjamaah, yaitu Shalat ‘Idain (Shalat Idul Fitri dan Idul Adha), Shalat Istisqa’, Shalat Kusuf (gerhana matahari), dan Shalat Khusuf (gerhana bulan)
Materi kuliah tentang hukum shalat. Cari lebih banyak lagi materi kuliah Semester 1 di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.htm
PAI - Shalat Sunah berjamaah dan munfaridfitriaatika53
Ada beberapa Shalat sunah yang sebaiknya dilakukan secara berjamaah, yaitu Shalat ‘Idain (Shalat Idul Fitri dan Idul Adha), Shalat Istisqa’, Shalat Kusuf (gerhana matahari), dan Shalat Khusuf (gerhana bulan)
fiqih tentang shalat yaitu tata cara melaksanakan shalatbambangirawan491
Sholat adalah ibadah atau sembahyang wajib bagi setiap umat Muslim. Pada pelaksanaannya, sholat tidak bisa dilakukan sembarangan. Terdapat syarat sah sholat yang perlu dipenuhi supaya sholatnya sah di mata Allah SWT.
Syarat sah sholat terdiri atas suci yaitu keadaan bersih dari hadas maupun najis, suci badan, tempat dan pakaian, salat sesuai waktunya, menutup aurat, dan menghadap kiblat.
Baca artikel CNN Indonesia "Pengertian Sholat secara Bahasa dan Istilah dalam Islam"
Pengertian secara bahasa, sholat berasal dari bahasa Arab yaitu shalla, yang berarti doa atau cara berdoa untuk meminta permohonan kepada Allah SWT.
Sementara kata sholat atau salat dalam KBBI dideskripsikan sebagai ibadah kepada Allah SWT dan wajib dilakukan setiap Muslim sesuai syarat, rukun, dan bacaan tertentu.
Makna dari pengertian sholat secara bahasa ini tertulis dalam arti Q.S. At-Taubah ayat 103, dengan bunyi seperti berikut:
وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya: "Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Tugas utama Nabi adalah menyempurnakan akhlak mulia. Tugas para guru dan ulama adalah melanjutkan tugas Nabi, sehingga manusia beraklak dan berbudi pekerti luhur
Pendidikan menyentuh aspek kognitif (ilmiyah), afektif (ruhiyah) dan psikomotorik (jasadiyah) sehingga melahirkan anak didik yang paripurna. Ini dapat dilakukan di lingkungan sekolah
Materi berisi tentang faktor-faktor penguat ruhiyah agar dapat menjaga komitmen dalam dakwah, fokus dalam tujuan mencapai ridho Allah, serta tentang fungsi iman yang dapat melaksanakan kewajiban dan menolak godaan.
Slide ini berisi tentang tafsir ayat tentang shalawat kepada Nabi saw, dibahas makna shalawat, perbedaan shalat Allah, Malaikat dan manusia. Ketutamaan bershalawat dan kedudukan bershalawat
Banyak ayat al-Quran dan hadits nabi yang memerintahkan umat Islam bersikap responsif dalam setiap perintah atau larangan, demikian juga contoh sikap tersebut dari para sahabat Nabi saw.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Shalat Jama’ dan Qashar
RUKHSOH/
KERINGANAN
SHALAT
JAMA’
(Menggabungkan)
QOSHOR
(meringkas)
JAMA’ QOSHOR
(Menggabungkan
& meringkas)
Sebab:
1. Musafir
2. Hujan lebat dan
becek
Syarat:
Jarak Safar 82 km.
Kelebihan:
Boleh dikerjakan
saat akan berangkat
Sebab:
Musafir/safar
Syarat:
Jarak Safar 82 km.
Dikerjakan setelah
berjalan keluar dari
kampungnya
TAQDIM
TA’KHIR
Saat di Mina
jamaah haji
akan shalat
fardhu dgn
qashar
tanpa jamak
Zuhur- Ashar
Maghrib - Isya
Zuhur
Ashar
Isya
Saat di Arafah
jamaah haji
akan shalat
fardhu dgn
jama’-qashar
3. Sholat di Dalam Pesawat
• Bertayammum: hanya
mengusap muka dua
tangan hingga sikku
• Shalat di Jama’ dan
Qashar
• Shalat Dalam Keadaan
duduk
• Gerakan Shalat seperti
keadaan normal
• Saat Ruku’, Punggung dan
kepala membungkuk
• Saat Sujud, Punggung dan
Kepala lebih
membungkuk
Posisi Bertayammum di Pesawat
Posisi Shalat di Pesawat
4. Sujud Tilawah
• Sujud Tilawah adalah
sujud yang dilakukan saat
membaca ayat sajadah
(ayat sujud), baik di dalam
shalat maupun di luar
shalat
• Bacaan doa sujud tilawah:
• وصوره خلقه للذي وجهي سجد
وقوته بحوله وبصره سمعه وشق
الخالقين أحسن هللا فتبارك
• Beberapa Contoh Ayat
Sajadah:
•اَمَّنِإُنِمْؤُيِتاَيآِبَانَِينذَّالاَذِإواُرِكُذ
اَهِبواَُّرخًادَّجُسَس َوواُحَّبْمَحِبِدْمِهِب َر
ْمُه َوَلُرِبْكَتْسَيَون* )لسجدة(15
•ُوادُجْساَفِ َّ ِلِلْعا َوُوادُب* )النجم(62
•َّّلَكَلُهْعِطُتْسا َوْدُجْب ِرَتْقا َو(19)
5. Shalat Janazah Setelah Shalat Fardhu
• Di Masjidil Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah)
sering dilakukan shalat jenazah setiap shalat fardhu.
• Biasanya Muadzin (Bilal) memberi komando (isyarat) akan
dilakukan sholat jenazah dengan ucapan sebagai berikut:
– Jika jenazah 1 orang: (pr) الميتة (lk) الميت على الصّلة
– jika jenazah lebih satu orang: هللا رحمكم الموات على لصّلة
– Jika jenazah anak kecil: هللا رحمكم الطفال على لصّلة ا
– Jika jenazah dewasa & anak kecil:
– هللا رحمكم والطفال الموات على لصّلة ا
• Cara shalat Jenazah sama dengan cara shalat jenazah
umumnya, hanya saja pada takbir ke empat tidak
membaca doa apapun dan salamnya cukup sekali (menurut
madzhab Hambali)
6. Adzan Subuh Dua Kali
• Di tanah air jarang kita mendengar adzan dua kali saat
menjelang subuh tiba. Padahal adzan dua kali menjelang
subuh adalah sunnah dari Nabi saw. Pada zaman Nabi saw,
adzan pertama yang berfungsi membangunkan orang tidur
dikumandangkan oleh sahabat Bilal bin Rubah al-Habsyi,
sedangkan adzan kedua saat masuk waktu subuh
dikumandangkan oleh sahabat Abdullah bin Ummi
Maktum.
• Saat ini di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, sunnah
tersebut masih berjalan. Adzan pertama dikumandangkan
tanpa “assholatu khoirum minannaum” satu jam sebelum
masuk waktu subuh. Dan adzan kedua dikumandangkan
saat masuk waktu subuh dengan menggunakan “assholatu
khoirum minannaum”
• Diperbolehkan shalat tahajjiud dan witir setelah adzan
pertama dan sebelum adzan kedua subuh
7. Masalah Bersentuhan Saat Thawaf
• Muslim Indonesia yang mayoritas bermadzhab syafi’i
menganggap bahwa bersentuhan kulit lelaki dan wanita
yang bukan mahram (haram dinikahi) dapat membatalkan
wudhu. Sedangkan syarat sahnya bertawaf adalah suci dari
hadats. Lalu bagaimana jika terjadi bersentuhan saat
Thawaf?
• Ada dua cara yang bisa dilakukan:
– Tetap bermadzhab syafi’i dan mengambil pendapat imam
nawawi yang menyatakan bahwa “yang batal adalah yang
sengaja menyentuh bukan yang disentuh”
– Berpindah madzhab karena darurat:
• Madzhab Maliki dan hanafi: batal wudhu jika “berjima” (bersentuh),
sehingga jika Cuma bersentuha kulit tidak batal
• Madzhab Hambali: Yang batal adalah bersentuhan yangmengandung
syahwat, jika tidak bersyahwat maka batal wudhunya
8. Suci dari Hadast Saat Sa’i
• Diperbolehkan saat ber-sa’i dalam keadaan
hadast, baik hadats kecil maupun hadats besar
• Maka jika seseorang telah batal wudhunya
setelah thawaf dan akan melanjutkan ke sa’i,
maka dia diperbolehkan melakukan sa’i, dan
sa’i-nya sah.
• Meskipun diperbolehkan sa’i dalam keadaan
berhadast, namun disunnahkan sai’ dalam
keadaan suci dan hadast
9. Batal wudhu Setelah Berpakaian dan
Niat Ihram
• Sering kali para jamaah berusaha menahan keluarnya
“angin” karena dikhawatirkan keluarnya “angin” dapat
membatalkan niat ihramnya, sebagaimana saat orang
takbirotul ihram dalam shalatnya menahan “angin’
agar tidak batal shalatnya
• Sebenarnya, keluar “angin’ atau keluar sesuatu dari
qubul dan dubur (BAK & BAB) tidak membatalkan niat
ihramnya, hanya saja saat akan melaksanakan thawaf
dia harus bersuci/berwudhu, karena syarat sah thawaf
adalah dilakukan dalam keadaan suci dari hadats
10. Masalah berkali-kali Umroh Sebelum Haji
• Tidak ada perintah dan tidak ada larangan melakukan
umroh berkali-kali sebelum atau setelah melaksanakan
ibadah haji selama tinggal di Makkah al-Mukarramah.
• Jika ingin melakukan umroh berkali-kali sebelum
melaksanakan ibadah haji, maka harus diperhatikan fisik
dan kesehatannya. Karena dikhawatirkan saat tiba hari “H”
ibadah haji fisik mulai turun kesehatannya sehingga ibadah
haji dilaksanakan kurang optimal (Khusyu’) dan merepotkan
jamaah lain atau petugas.
• Lebih baik menghidupkan sunnah thawaf yang lebih ringan
mengeluarkan tenaga dibanding umroh berkali-kali.
Disamping karena hal itu ada anjuran dari Nabi saw juga
tidak membuat fisik cepat letih.
11. Masalah Waktu-waktu Haram
Melakukan Shalat Sunnah
• Para ulama sepakat bahwa diharamkan melakukan shalat sunnah
tanpa sebab di waktu-waktu haram, yaitu:
– Saat setelah subu) hingga waktu syuruq (dhuha)
– Saat matahari tepat di atas kepala kita hingga tergelincirnya matahari
– Matahari akan terbenam 0ba’da ashar) hingga terbenam dengan
sempurna.
• Diperbolehkan melakukan shalat di waktu-waktu tersebut jika:
– Melaksanakan shalat wajib yang belum ditunaikan
– Melaksankan shalat sunnah yang ada sebabnya, seperti shalat wudhu
dan tahiyatul masjid
– Melaksanakan shalat Jenazah
– Melaksanakan shalat apapun di dalam Masjidl Haram, karena itu
keistimewaan Masjidil Haram, Nabi saw : “jangan larang siapapun
shalat kapanpun di rumah ini (masjidil haram)”, Ini berlaku di masjidil
haram (makkah) dan tidak berlaku di Masjid Nabawi (madinah)