Dokumen tersebut membahas 3 hal utama:
1. Konsep penanganan bencana kebakaran hutan oleh Polri, termasuk tugas pokok dan strategi yang dilakukan.
2. Pelaksanaan penanganan meliputi persiapan sebelum, saat terjadi ancaman, dan saat terjadi bencana.
3. Tahapan pasca bencana meliputi pengamanan korban, logistik, dan pemantauan situasi.
Solusi Tuntas Nestapa Kabut Asap, Negara Wajib Hadir Secara BenarMuslimah HTIchannel
Dr. Rini Syafrie, Koordinator Lajnah Mashlahiyyah MHTI, menyiapkan presentasi ini sejak 2 tahun yang lalu. Untuk melihat penyebab jelas dari kebakaran ini. Apakah karena kemarau? Apakah karena el nino? Ataukah karena sengaja dibakar?
Anda juga bisa menyimak presentasi beliau di https://soundcloud.com/htichannel/presentasi-dr-rini-syafriemp3
Solusi Tuntas Nestapa Kabut Asap, Negara Wajib Hadir Secara BenarMuslimah HTIchannel
Dr. Rini Syafrie, Koordinator Lajnah Mashlahiyyah MHTI, menyiapkan presentasi ini sejak 2 tahun yang lalu. Untuk melihat penyebab jelas dari kebakaran ini. Apakah karena kemarau? Apakah karena el nino? Ataukah karena sengaja dibakar?
Anda juga bisa menyimak presentasi beliau di https://soundcloud.com/htichannel/presentasi-dr-rini-syafriemp3
Fenomena pembiaran pembakaran perkebunan & lahanWoro Handayani
Ketidak pedulian terhadap permasalahan yang timbul sudah melanda dan menghinggapi kita semua, terutama pihak-pihak yang berkepentingan atau yang seharusnya muncul untuk menghadapi/ menyelesaikan permasalahan yang muncul, sepertinya terkesan lamban/lelet, kurang sigap/kurang responsif, tidak mengambil inisiatif, pura-pura tidak tahu, atau berlagak dungu, atau dengan kata lain sudah frustasi kali. Kondisi yang demikian dapat dikatakan pembiaran terhadap permasalahan yang timbul, bahkan terpikir andaikata alam berbaikan dengan kita semua maka hujan akan segera turun, faktanya hujan tidak kunjung turun maka apeslah warga atau masyarakat yang wilayahnya dirundung kabut asap.
Strategi pembelajaran dalam bencana asap; WORO HANDAYANI SPd,MPdWoro Handayani
Kecepatan bertindak dan kecepatan berfikir strategis sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan ketanggapdaruratan, leader ships kontijensi dalam mengambil keputusan apapun sangat dibutuhkan termasuk mencari solusi apabila siswa diliburkan, kegiatan ketanggapdaruratan kita arahkan pada proses kegiatan belajar mengajar yang mengacu kepada IT, TUTORIAL RAYONISASI, ataupun BELAJAR KELOMPOK, oleh karena itu langkah-langkah yang dibutuhkan oleh para pemangku kebijakan antara lain adalah sebagai berikut
Dalam situasi yang membingungkan, panik, kacau balau, terhinggapi rasa putus asa dikarenakan hujan tidak kunjung hadir di wilayah Jambi, oleh karena itu situasi kontijensi / ketanggap daruratan diperlukan langkah –langkah yang tepat. Sikap dan tindakan yang perlu dilakukan apabila proyek hujan buatan tidak membuahkan hasil maka tindakan kita antara lain adalah mencari jalan keluar atau alternatif, sehingga kecepatan berfikir strategis dan bertindak cepat, serta memiliki rasa empati yang tinggi terhadap penderitaan rakyatnya akibat bencana asap sangatlah diperlukan.
Kecepatan bertindak dan kecepatan berfikir strategis sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan ketanggap daruratan, leader ships kontijensi dalam mengambil keputusan sangat dibutuhkan, kegiatan ketanggapdaruratan kita arahkan pada kegiatan penggalian sumber mata air, pembuatan areal tampungan air, penggalian kolam, empang sampai menemukan sumber mata air, kanal-kanal bersi air dan kegiatan evakuasi sangatlah diperlukan, oleh karena itu langkah-langkah yang dibutuhkan oleh pemangku kebijakan
Solusi atasi bencana asap di wilayah SumateraWoro Handayani
Dalam situasi yang membingungkan, panik, kacau balau, terhinggapi rasa putus asa dikarenakan hujan tidak kunjung hadir di wilayah Jambi, oleh karena itu situasi kontijensi / ketanggap daruratan diperlukan langkah –langkah yang tepat. Sikap dan tindakan yang perlu dilakukan apabila proyek hujan buatan tidak membuahkan hasil maka tindakan kita antara lain adalah mencari jalan keluar atau alternatif, sehingga kecepatan berfikir strategis dan bertindak cepat, serta memiliki rasa empati yang tinggi terhadap penderitaan rakyatnya akibat bencana asap sangatlah diperlukan.
Kecepatan bertindak dan kecepatan berfikir strategis sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan ketanggap daruratan, leader ships kontijensi dalam mengambil keputusan sangat dibutuhkan, kegiatan ketanggapdaruratan kita arahkan pada kegiatan penggalian sumber mata air, pembuatan areal tampungan air, penggalian kolam, empang sampai menemukan sumber mata air, kanal-kanal bersi air dan kegiatan evakuasi sangatlah diperlukan, oleh karena itu langkah-langkah yang dibutuhkan oleh pemangku kebijakan
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran1;WORO HANDAYANI SPdWoro Handayani
Dengan segala kerendahan hati, penulis bukan bermaksud menggurui kepada siapapun, namun sebagai wujud keprihatinan penulis sebagai warga Provinsi Jambi yang sedang dilanda kesedihan akibat dari bencana asap akibat dari kebakaran perkebunan, penulis berusaha memberikan sumbang saran dan sikap yang harus ditempuh oleh para pemangku kebijakan dibidang pendidikan, antara lain adalah sebagai berikut : 1). Dalam rekrutmen tenaga pendidik, prioritaskan mereka yang memiliki skill /keahlian pengetahuan tentang kesadaran terhadap lingkungan, utamakan para pelopor cinta lingkungan. 2). Lakukan monitoring dan Evaluasi pada setiap kegiatan pelatihan yang bertujuan meningkatkan kemampuan pendidik/mutu guru yang telah kita lakukan, siapkan skill ahli lingkungan. 3). Sebagai pemangku kebijakan dibidang pendidikan mempunyai tugas memanusiakan manusia sehingga dalam setiap diri anak didik diupayakan cinta lingkungan alam, terpatri dalam sanubari anak didik untuk mempunyai jiwa yang peduli terhadap mahluk lain sehingga memahami akan perbuatan yang merugikan terhadap orang lain seperti empati terhadap penderitaan masyarakat yang terkena bencana asap akibat membakar lading perkebunan / hutan. 4) memasukan dalam kurikulum pendidikan tentang pentingnya kelestarian hutan,reboisasi dan penanggulangan bencana kebakaran hutan sehingga generasi yang akan datang mempunyai kesadaran akan arti pentingnya menjaga kelestarian tanaman, lingkungan hidup/ hutan, taman hutan kota, taman nasional Kerinci Seblat, taman nasional Bukit Dua Belas, taman nasional Bukit Tiga Puluh sebagai paru-paru dunia dan bumi bergantung pada hutan sebagai penjaga suhu bumi agar tetap stabil (mencegah global warming). 5). Menerapkan pendidikan tentang cinta alam dan arti pentingnya lingkungan mulai dari pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi. Kita semua bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup alam, bertanggung jawab menjaga lingkungan hidup, menanamkan budaya perilaku hemat air bersih dan daur ulang dimulai dengan yang paling sederhana, menanamkan midset perilaku untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menanamkan kebiasaan/ kultur untuk menanam pohon. 6). Terobosan kreatatif (breakthrough) dalam mencari formula mendidik anak untuk cinta tanaman, cinta lingkungan hidup tidak buang dan membakar sampah sembarangan. Siswa didik merasa nyaman dan tidak terpaksa dalam menerima doktrin cinta tanaman, lingkungan hidup, rela dan ikhlas untuk merubah kultur buang dan membakar sampah sembarangan yang mereka terima dari lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal.
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran:WORO HANDAYANI,SPd,MPdWoro Handayani
MEMUNCULKAN KURIKULUM SADAR LINGKUNGAN CEGAH BAKAR SAMPAH, DAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN GUNA MENANAMKAN MIDSET ANTI PEMBAKARAN PERKEBUNAN/HUTAN
Dengan segala kerendahan hati, penulis bukan bermaksud menggurui kepada siapapun, namun sebagai wujud keprihatinan penulis sebagai warga Provinsi Jambi yang sedang dilanda kesedihan akibat dari bencana asap akibat dari kebakaran perkebunan, penulis berusaha memberikan sumbang saran dan sikap yang harus ditempuh oleh para pemangku kebijakan dibidang pendidikan, antara lain adalah sebagai berikut : 1). Dalam rekrutmen tenaga pendidik, prioritaskan mereka yang memiliki skill /keahlian pengetahuan tentang kesadaran terhadap lingkungan, utamakan para pelopor cinta lingkungan. 2). Lakukan monitoring dan Evaluasi pada setiap kegiatan pelatihan yang bertujuan meningkatkan kemampuan pendidik/mutu guru yang telah kita lakukan, siapkan skill ahli lingkungan. 3). Sebagai pemangku kebijakan dibidang pendidikan mempunyai tugas memanusiakan manusia sehingga dalam setiap diri anak didik diupayakan cinta lingkungan alam, terpatri dalam sanubari anak didik untuk mempunyai jiwa yang peduli terhadap mahluk lain sehingga memahami akan perbuatan yang merugikan terhadap orang lain seperti empati terhadap penderitaan masyarakat yang terkena bencana asap akibat membakar lading perkebunan / hutan. 4) memasukan dalam kurikulum pendidikan tentang pentingnya kelestarian hutan,reboisasi dan penanggulangan bencana kebakaran hutan sehingga generasi yang akan datang mempunyai kesadaran akan arti pentingnya menjaga kelestarian tanaman, lingkungan hidup/ hutan, taman hutan kota, taman nasional Kerinci Seblat, taman nasional Bukit Dua Belas, taman nasional Bukit Tiga Puluh sebagai paru-paru dunia dan bumi bergantung pada hutan sebagai penjaga suhu bumi agar tetap stabil (mencegah global warming). 5). Menerapkan pendidikan tentang cinta alam dan arti pentingnya lingkungan mulai dari pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi. Kita semua bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup alam, bertanggung jawab menjaga lingkungan hidup, menanamkan budaya perilaku hemat air bersih dan daur ulang dimulai dengan yang paling sederhana, menanamkan midset perilaku untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menanamkan kebiasaan/ kultur untuk menanam pohon. 6). Terobosan kreatatif (breakthrough) dalam mencari formula mendidik anak untuk cinta tanaman, cinta lingkungan hidup tidak buang dan membakar sampah sembarangan. Siswa didik merasa nyaman dan tidak terpaksa dalam menerima doktrin cinta tanaman, lingkungan hidup, rela dan ikhlas untuk merubah kultur buang dan membakar sampah sembarangan yang mereka terima dari lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal.
Cara mengatasi kebakaran lahan dan hutan;AKBP DADANG DK-JAMBIWoro Handayani
Ingat pepatah, ”jangan menjadi pemadam kebakaran pada setiap kasus bencana, lebih baik mengedepankan upaya cegah tangkal atau upaya deteksi dini serta upaya preventif dalam capaian solusi tuntas”, intinya lebih murah biaya atau low cost dalam upaya pencegahan bila dibandingkan dengan pengerahan pasukan besar-besaran yang mana keberadaan dan tugasnya pada saat peristiwa karlahut sedang terjadi terkesan gugup-gagap, merasa bersalah, bingung, frustasi,capek, sakit hati, dan asal berbuat tanpa memperhatikan langkah strategi jitu yang mana harus dijalani dan ditempuh, semoga solusi yang telah penulis paparkan dan ungkapkan menjadi referensi aparat terkait dalam mengambil keputusan dan sikap, semoga bermanfaat. amin
Ingat pepatah, ”jangan menjadi pemadam kebakaran pada setiap kasus bencana, lebih baik mengedepankan upaya cegah tangkal atau upaya deteksi dini serta upaya preventif dalam capaian solusi tuntas”, intinya lebih murah biaya atau low cost dalam upaya pencegahan bila dibandingkan dengan pengerahan pasukan besar-besaran yang mana keberadaan dan tugasnya pada saat peristiwa karlahut sedang terjadi terkesan gugup-gagap, merasa bersalah, bingung, frustasi,capek, sakit hati, dan asal berbuat tanpa memperhatikan langkah strategi jitu yang mana harus dijalani dan ditempuh, semoga solusi yang telah penulis paparkan dan ungkapkan menjadi referensi aparat terkait dalam mengambil keputusan dan sikap, semoga bermanfaat. amin
Fenomena pembiaran pembakaran perkebunan & lahanWoro Handayani
Ketidak pedulian terhadap permasalahan yang timbul sudah melanda dan menghinggapi kita semua, terutama pihak-pihak yang berkepentingan atau yang seharusnya muncul untuk menghadapi/ menyelesaikan permasalahan yang muncul, sepertinya terkesan lamban/lelet, kurang sigap/kurang responsif, tidak mengambil inisiatif, pura-pura tidak tahu, atau berlagak dungu, atau dengan kata lain sudah frustasi kali. Kondisi yang demikian dapat dikatakan pembiaran terhadap permasalahan yang timbul, bahkan terpikir andaikata alam berbaikan dengan kita semua maka hujan akan segera turun, faktanya hujan tidak kunjung turun maka apeslah warga atau masyarakat yang wilayahnya dirundung kabut asap.
Strategi pembelajaran dalam bencana asap; WORO HANDAYANI SPd,MPdWoro Handayani
Kecepatan bertindak dan kecepatan berfikir strategis sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan ketanggapdaruratan, leader ships kontijensi dalam mengambil keputusan apapun sangat dibutuhkan termasuk mencari solusi apabila siswa diliburkan, kegiatan ketanggapdaruratan kita arahkan pada proses kegiatan belajar mengajar yang mengacu kepada IT, TUTORIAL RAYONISASI, ataupun BELAJAR KELOMPOK, oleh karena itu langkah-langkah yang dibutuhkan oleh para pemangku kebijakan antara lain adalah sebagai berikut
Dalam situasi yang membingungkan, panik, kacau balau, terhinggapi rasa putus asa dikarenakan hujan tidak kunjung hadir di wilayah Jambi, oleh karena itu situasi kontijensi / ketanggap daruratan diperlukan langkah –langkah yang tepat. Sikap dan tindakan yang perlu dilakukan apabila proyek hujan buatan tidak membuahkan hasil maka tindakan kita antara lain adalah mencari jalan keluar atau alternatif, sehingga kecepatan berfikir strategis dan bertindak cepat, serta memiliki rasa empati yang tinggi terhadap penderitaan rakyatnya akibat bencana asap sangatlah diperlukan.
Kecepatan bertindak dan kecepatan berfikir strategis sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan ketanggap daruratan, leader ships kontijensi dalam mengambil keputusan sangat dibutuhkan, kegiatan ketanggapdaruratan kita arahkan pada kegiatan penggalian sumber mata air, pembuatan areal tampungan air, penggalian kolam, empang sampai menemukan sumber mata air, kanal-kanal bersi air dan kegiatan evakuasi sangatlah diperlukan, oleh karena itu langkah-langkah yang dibutuhkan oleh pemangku kebijakan
Solusi atasi bencana asap di wilayah SumateraWoro Handayani
Dalam situasi yang membingungkan, panik, kacau balau, terhinggapi rasa putus asa dikarenakan hujan tidak kunjung hadir di wilayah Jambi, oleh karena itu situasi kontijensi / ketanggap daruratan diperlukan langkah –langkah yang tepat. Sikap dan tindakan yang perlu dilakukan apabila proyek hujan buatan tidak membuahkan hasil maka tindakan kita antara lain adalah mencari jalan keluar atau alternatif, sehingga kecepatan berfikir strategis dan bertindak cepat, serta memiliki rasa empati yang tinggi terhadap penderitaan rakyatnya akibat bencana asap sangatlah diperlukan.
Kecepatan bertindak dan kecepatan berfikir strategis sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan ketanggap daruratan, leader ships kontijensi dalam mengambil keputusan sangat dibutuhkan, kegiatan ketanggapdaruratan kita arahkan pada kegiatan penggalian sumber mata air, pembuatan areal tampungan air, penggalian kolam, empang sampai menemukan sumber mata air, kanal-kanal bersi air dan kegiatan evakuasi sangatlah diperlukan, oleh karena itu langkah-langkah yang dibutuhkan oleh pemangku kebijakan
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran1;WORO HANDAYANI SPdWoro Handayani
Dengan segala kerendahan hati, penulis bukan bermaksud menggurui kepada siapapun, namun sebagai wujud keprihatinan penulis sebagai warga Provinsi Jambi yang sedang dilanda kesedihan akibat dari bencana asap akibat dari kebakaran perkebunan, penulis berusaha memberikan sumbang saran dan sikap yang harus ditempuh oleh para pemangku kebijakan dibidang pendidikan, antara lain adalah sebagai berikut : 1). Dalam rekrutmen tenaga pendidik, prioritaskan mereka yang memiliki skill /keahlian pengetahuan tentang kesadaran terhadap lingkungan, utamakan para pelopor cinta lingkungan. 2). Lakukan monitoring dan Evaluasi pada setiap kegiatan pelatihan yang bertujuan meningkatkan kemampuan pendidik/mutu guru yang telah kita lakukan, siapkan skill ahli lingkungan. 3). Sebagai pemangku kebijakan dibidang pendidikan mempunyai tugas memanusiakan manusia sehingga dalam setiap diri anak didik diupayakan cinta lingkungan alam, terpatri dalam sanubari anak didik untuk mempunyai jiwa yang peduli terhadap mahluk lain sehingga memahami akan perbuatan yang merugikan terhadap orang lain seperti empati terhadap penderitaan masyarakat yang terkena bencana asap akibat membakar lading perkebunan / hutan. 4) memasukan dalam kurikulum pendidikan tentang pentingnya kelestarian hutan,reboisasi dan penanggulangan bencana kebakaran hutan sehingga generasi yang akan datang mempunyai kesadaran akan arti pentingnya menjaga kelestarian tanaman, lingkungan hidup/ hutan, taman hutan kota, taman nasional Kerinci Seblat, taman nasional Bukit Dua Belas, taman nasional Bukit Tiga Puluh sebagai paru-paru dunia dan bumi bergantung pada hutan sebagai penjaga suhu bumi agar tetap stabil (mencegah global warming). 5). Menerapkan pendidikan tentang cinta alam dan arti pentingnya lingkungan mulai dari pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi. Kita semua bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup alam, bertanggung jawab menjaga lingkungan hidup, menanamkan budaya perilaku hemat air bersih dan daur ulang dimulai dengan yang paling sederhana, menanamkan midset perilaku untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menanamkan kebiasaan/ kultur untuk menanam pohon. 6). Terobosan kreatatif (breakthrough) dalam mencari formula mendidik anak untuk cinta tanaman, cinta lingkungan hidup tidak buang dan membakar sampah sembarangan. Siswa didik merasa nyaman dan tidak terpaksa dalam menerima doktrin cinta tanaman, lingkungan hidup, rela dan ikhlas untuk merubah kultur buang dan membakar sampah sembarangan yang mereka terima dari lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal.
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran:WORO HANDAYANI,SPd,MPdWoro Handayani
MEMUNCULKAN KURIKULUM SADAR LINGKUNGAN CEGAH BAKAR SAMPAH, DAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN GUNA MENANAMKAN MIDSET ANTI PEMBAKARAN PERKEBUNAN/HUTAN
Dengan segala kerendahan hati, penulis bukan bermaksud menggurui kepada siapapun, namun sebagai wujud keprihatinan penulis sebagai warga Provinsi Jambi yang sedang dilanda kesedihan akibat dari bencana asap akibat dari kebakaran perkebunan, penulis berusaha memberikan sumbang saran dan sikap yang harus ditempuh oleh para pemangku kebijakan dibidang pendidikan, antara lain adalah sebagai berikut : 1). Dalam rekrutmen tenaga pendidik, prioritaskan mereka yang memiliki skill /keahlian pengetahuan tentang kesadaran terhadap lingkungan, utamakan para pelopor cinta lingkungan. 2). Lakukan monitoring dan Evaluasi pada setiap kegiatan pelatihan yang bertujuan meningkatkan kemampuan pendidik/mutu guru yang telah kita lakukan, siapkan skill ahli lingkungan. 3). Sebagai pemangku kebijakan dibidang pendidikan mempunyai tugas memanusiakan manusia sehingga dalam setiap diri anak didik diupayakan cinta lingkungan alam, terpatri dalam sanubari anak didik untuk mempunyai jiwa yang peduli terhadap mahluk lain sehingga memahami akan perbuatan yang merugikan terhadap orang lain seperti empati terhadap penderitaan masyarakat yang terkena bencana asap akibat membakar lading perkebunan / hutan. 4) memasukan dalam kurikulum pendidikan tentang pentingnya kelestarian hutan,reboisasi dan penanggulangan bencana kebakaran hutan sehingga generasi yang akan datang mempunyai kesadaran akan arti pentingnya menjaga kelestarian tanaman, lingkungan hidup/ hutan, taman hutan kota, taman nasional Kerinci Seblat, taman nasional Bukit Dua Belas, taman nasional Bukit Tiga Puluh sebagai paru-paru dunia dan bumi bergantung pada hutan sebagai penjaga suhu bumi agar tetap stabil (mencegah global warming). 5). Menerapkan pendidikan tentang cinta alam dan arti pentingnya lingkungan mulai dari pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi. Kita semua bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup alam, bertanggung jawab menjaga lingkungan hidup, menanamkan budaya perilaku hemat air bersih dan daur ulang dimulai dengan yang paling sederhana, menanamkan midset perilaku untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menanamkan kebiasaan/ kultur untuk menanam pohon. 6). Terobosan kreatatif (breakthrough) dalam mencari formula mendidik anak untuk cinta tanaman, cinta lingkungan hidup tidak buang dan membakar sampah sembarangan. Siswa didik merasa nyaman dan tidak terpaksa dalam menerima doktrin cinta tanaman, lingkungan hidup, rela dan ikhlas untuk merubah kultur buang dan membakar sampah sembarangan yang mereka terima dari lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal.
Cara mengatasi kebakaran lahan dan hutan;AKBP DADANG DK-JAMBIWoro Handayani
Ingat pepatah, ”jangan menjadi pemadam kebakaran pada setiap kasus bencana, lebih baik mengedepankan upaya cegah tangkal atau upaya deteksi dini serta upaya preventif dalam capaian solusi tuntas”, intinya lebih murah biaya atau low cost dalam upaya pencegahan bila dibandingkan dengan pengerahan pasukan besar-besaran yang mana keberadaan dan tugasnya pada saat peristiwa karlahut sedang terjadi terkesan gugup-gagap, merasa bersalah, bingung, frustasi,capek, sakit hati, dan asal berbuat tanpa memperhatikan langkah strategi jitu yang mana harus dijalani dan ditempuh, semoga solusi yang telah penulis paparkan dan ungkapkan menjadi referensi aparat terkait dalam mengambil keputusan dan sikap, semoga bermanfaat. amin
Ingat pepatah, ”jangan menjadi pemadam kebakaran pada setiap kasus bencana, lebih baik mengedepankan upaya cegah tangkal atau upaya deteksi dini serta upaya preventif dalam capaian solusi tuntas”, intinya lebih murah biaya atau low cost dalam upaya pencegahan bila dibandingkan dengan pengerahan pasukan besar-besaran yang mana keberadaan dan tugasnya pada saat peristiwa karlahut sedang terjadi terkesan gugup-gagap, merasa bersalah, bingung, frustasi,capek, sakit hati, dan asal berbuat tanpa memperhatikan langkah strategi jitu yang mana harus dijalani dan ditempuh, semoga solusi yang telah penulis paparkan dan ungkapkan menjadi referensi aparat terkait dalam mengambil keputusan dan sikap, semoga bermanfaat. amin
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
2. 1.1. BAGAIMANA PEMAHAMANBAGAIMANA PEMAHAMAN
TERHADAP KEBAKARAN HUTANTERHADAP KEBAKARAN HUTAN
DAN LAHAN KEBAKARANDAN LAHAN KEBAKARAN
2.2. MENGAPA MASIH MARAKNYAMENGAPA MASIH MARAKNYA
KEBAKARAN HUTAN DI PROVKEBAKARAN HUTAN DI PROV
JAMBIJAMBI
3.3. BAGAIMANA UPAYA POLDA JAMBIBAGAIMANA UPAYA POLDA JAMBI
DLM MENCEGAH KEBAKARANDLM MENCEGAH KEBAKARAN
HUTAN DI PROV JAMBIHUTAN DI PROV JAMBI
4.4. KESIMPULANKESIMPULAN
5.5. SARANSARAN
3. Berdasarkan UU No 41 Thn 1999 Ttg Kehutanan
Psl 50 Ayat 3 Yaitu Dilarang Membakar Hutan
Pasal 187 KUHP Yaitu Barang Siapa Dgn
Sengaja Menimbulkan Kebakaran Hutan Dan
Banjir Yg Menimbulkan Bahaya Umum Dpt
Dipidana 12 Thn Penjara
Aturan Tsb Sdh Menjadi Norma Yg Sangat
Berat Bagi Pr Pelanggar, Namun Faktanya
Masih Banyak Masy Yg Tdk Menghiraukannya
Karena Masy Tdk Banyak Mengetahui Batas-
batas Hutan Negara Dan Bagaimana Cara
Memperoleh Menjadi Tanah Milik. Sementara
Perusahaan Besar Terus Melakukan Giat Utk
Land Clearing Lahan Cukup Luas, Yg
Membuat Kecemburuan Sosial Dlm
Mengelola Lahan Hutan
PEMAHAMAN TERHADAP KEBAKARAN HUTAN DANPEMAHAMAN TERHADAP KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN KEBAKARANLAHAN KEBAKARAN
4. Maraknya Pembakaran Hutan di Prov Jambi Dipicu
Oleh :
1. Meningkatnya Kebutuhan Akan Lahan Perkebunan &
Pertanian Utk Menyuburkan Perkebunan Kelapa Sawit
dan Karet.
2. Kebijakan Otoda Utk Pengembangan Wil (Tranmigrasi,
Desa² Baru, Dll).
3. Penjualan Lahan Negara Oleh Masy Di Sekitar Hutan
Secara Tdk Sah.
4. Diterbitkan Surat² Ket Tanah Tanah Tdk Prosedural.
5. Membakar Menurut Sebagian Masy Merupakan Cara
Yg Mudah & Murah Serta Lebih Efektif Utk Membantu
Meningkatkan Kesuburan Tanah.
6. Rendahnya Pemahaman Masy Sekitar Hutan Akan
Pentingnya Hutan & Lingkungan.
7. Lemahnya Gakkum Karena Masy Susah Menjadi
Saksi.
MENGAPA MASIH MARAKNYA KEBAKARAN HUTANMENGAPA MASIH MARAKNYA KEBAKARAN HUTAN
DI PROV JAMBIDI PROV JAMBI
5. 1.1. Scr Kontinue Polda Jambi dan Jajaran MelakukanScr Kontinue Polda Jambi dan Jajaran Melakukan
Gakkum Terhdp Pembakaran Hutan/Lahan.Gakkum Terhdp Pembakaran Hutan/Lahan.
2.2. Mengedepankan Kesatuan Wilayah Utk SelaluMengedepankan Kesatuan Wilayah Utk Selalu
Aktif Melakukan Deteksi Dini & Upaya² Represif DiAktif Melakukan Deteksi Dini & Upaya² Represif Di
Sekitar Masy Hutan.Sekitar Masy Hutan.
3.3. Melakukan Penyebaran Himbauan Kpd MasyMelakukan Penyebaran Himbauan Kpd Masy
Tentang Larangan Pembakaran Hutan MelaluiTentang Larangan Pembakaran Hutan Melalui
Udara (Helikopter).Udara (Helikopter).
4.4. Melakukan Operasi² Gabungan Dgn Dishut, KSDAMelakukan Operasi² Gabungan Dgn Dishut, KSDA
Utk Melakukan Pemadaman Kebakaran.Utk Melakukan Pemadaman Kebakaran.
5.5. Melakukan Koord Dgn Pemda Utk MenghimbauMelakukan Koord Dgn Pemda Utk Menghimbau
Masy & Memberikan Kebijakan PengalihanMasy & Memberikan Kebijakan Pengalihan
Lapangan Pekerjaan.Lapangan Pekerjaan.
6.6. Menghimbau Masy Utk Secara Sadar PentingnyaMenghimbau Masy Utk Secara Sadar Pentingnya
Hutan & Ikut Mengamankan Hutan.Hutan & Ikut Mengamankan Hutan.
UPAYA POLDA JAMBI DLM MENCEGAHUPAYA POLDA JAMBI DLM MENCEGAH
KEBAKARAN HUTANKEBAKARAN HUTAN DI PROV JAMBIDI PROV JAMBI
6. KESIMPULANKESIMPULAN
1.1. Hutan Itu Mempunyai Kedudukan & Peranan Yg SangatHutan Itu Mempunyai Kedudukan & Peranan Yg Sangat
Penting Dlm Menopang Pembangunan Nasional, Utk ItuPenting Dlm Menopang Pembangunan Nasional, Utk Itu
Harus Kita Lestarian Scr Bersama² Supaya MenjadiHarus Kita Lestarian Scr Bersama² Supaya Menjadi
Bermanfaat & Utk Kelestarian Serta KemakBermanfaat & Utk Kelestarian Serta Kemakmmuurran.an.
2.2. Polda Jambi Dan Seluruh Jajaran Secara Serius &Polda Jambi Dan Seluruh Jajaran Secara Serius &
Komitmen Utk Gakkum Dlm Kejahatan PembakaranKomitmen Utk Gakkum Dlm Kejahatan Pembakaran
Hutan Secara Adil Dan Profesional.Hutan Secara Adil Dan Profesional.
3.3. Penanganan Kebakaran Hutan Menjadi Tugas SeluruhPenanganan Kebakaran Hutan Menjadi Tugas Seluruh
Komponen Bangsa Scr Terkoordinir Utk MelakukanKomponen Bangsa Scr Terkoordinir Utk Melakukan
Penangannya Agar Hutan Kita Tetap Lestari dan JanganPenangannya Agar Hutan Kita Tetap Lestari dan Jangan
Menimbulkan Bencana Yg Lebih Besar.Menimbulkan Bencana Yg Lebih Besar.
7. SARANSARAN 1.1. Agar Pengambil Kebijakan PemdaAgar Pengambil Kebijakan Pemda
Dpt Memberikan Izin PembukaanDpt Memberikan Izin Pembukaan
Lahan Dilakukan Pemantauan YgLahan Dilakukan Pemantauan Yg
Tepat, Diawasi Scr Ketat.Tepat, Diawasi Scr Ketat.
2.2. Dososialisasikan Tentang ProsedurDososialisasikan Tentang Prosedur
Mendapatkan Lahan² Dari TanahMendapatkan Lahan² Dari Tanah
Negara Oleh Pemda.Negara Oleh Pemda.
8. 1. KONSEP PENANGANAN
1. TUGAS POKOK ADALAH MENINGKATKAN KESIAPAN POLRI, MASYARAKAT
DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA BENCANA, MELATIH KESIAPAN
KESATUAN POLRI BERSAMA UNSUR TERKAIT.
2. STRATEGI YANG DILAKUKAN MENINGKATKAN KESIAPAN POLRI DALAM
MENYEBARKAN INFORMASI BENCANA YANG AKAN TERJADI KEPADA
MASYARAKAT, MELENGKAPI SARANA DAN PRASARANA ALAT KOMUNIKASI,
MELATIH KEMAMPUAN DAN KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT.
3. MENENTUKAN CARA BERTINDAK
4. KOMPONEN SISTEM
a. DIPERLUKAN DATA (KARAKTERISTIK DAERAH, LOKASI EVAKUASI,
SARANA MOBILITAS/PERAWATAN KESEHATAN, DLL)
b. SARANA/PRASARANA ALKOM, TRANSPORTASI, KESEHATAN,
PENGAMANAN DAN PENYELAMATAN SERTA LAIN-LAIN SEPERTI
GUDANG/DAPUR UMUM DAN TENDA.
5. PERSONIL (POLRI, SATUAN SAMPING, POTENSI MASYARAKAT, WARGA
MASYARAKAT.
8
9. 2. PELAKSANAAN PENANGANAN
• REVISI KONSEP
• SOSIALISASI KONSEP
• PEMAHAMAN BENCANA YANG AKAN TERJADI DAN
PENYELAMATAN
• INVENTARISASI WILAYAH RAWAN
• PENYIAPAN SARANA/PRASARANA
• KOORDINASI BMG INSTANSI TERKAIT
• BANGUN JARING KOMUNIKASI
• BANGUN/TENTUKAN DAN INTENSIFKAN POS PENGENDALIAN
• LAKUKAN PELATIHAN.
• LAKSANAKAN KOORDINASI DENGAN BADAN NASIONAL
PENANGGULANGAN BENCANA/SATKORLAK/SATLAK.
a. KONDISI NORMAL (SEBELUM TERJADI) – PRA BENCANA
9
10. • PENENTUAN STATUS SIAGA
• INTENSIPKAN KOMUNIKASI DENGAN BMG
• PENGATURAN SATGAS UNTUK JAGA, PATROLI DAN PENYULUHAN
KEPADA MASYARAKAT
• MENGERAHKAN UNIT PENERANGAN
• MENGINTENSIFKAN PELIBATAN POTENSI MASYARAKAT
b. KONDISI RAWAN (GEJALA AWAL) – PRA BENCANA
10
• AKTIFKAN POSKO
• SEBARKAN INFORMASI YANG AKURAT, HINDARI BERITA PENYESATAN
YANG MEMBUAT PANIK.
• ATUR LALU LINTAS PENGUNGSI DAN TUTUP JALUR-JALUR BERBAHAYA
• ARAHKAN MASYARAKAT KE LOKASI PENGUNGSIAN
• LAKUKAN PENGAMANAN LOKASI PENGUNGSIAN / WILAYAH KOSONG
• LAKUKAN PENJAGAAN INTENSIF
• MINTA BANTUAN SATUAN ATAS/TETANGGA/SAMPING
• MENCARI, MENOLONG/MEMBANTU PENYELAMATAN DAN EVAKUASI
KORBAN (KERAHKAN TIM DVI, KESEHATAN LAPANGAN, IDENTIFIKASI
DAN REKONSILIASI KORBAN)
• PENINDAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA
• INTENSIFKAN KEGIATAN INTELEJEN
• KOORDINASI SEMUA UNSUR TERKAIT
c. KONDISI KRISIS (SAAT BENCANA) – TANGGAP DARURAT
11. • PENERANGAN INTENSIF KEPADA MASYARAKAT AGAR TENANG
• PENGECEKAN / PENDATAAN KEMBALI KORBAN DAFTAR ORANG
HILANG / TEMU
• PENGAMANAN LANJUTAN DI PENGUNGSIAN, RS, EVAKUASI
KORBAN
• LAKUKAN PENGATURAN, PENJAGAAN, PATROLI, DAN
PENGAMANAN KELANCARAN LALU LINTAS
• PENGAMANAN DAN PENGAWALAN TRANSPORTASI LOGISTIK /
PENYIMPANAN LOGISTIK
• MONITOR PERKEMBANGAN SITUASI
d. PASCA KRISIS-PASCA BENCANA
11