SlideShare a Scribd company logo
KEKUATAN PASAR MONOPSONI
I. Pengertian
Pasar merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran barang tertentu. Jadi
dapat diumpamakan pasar sayuran, pasar pakaian jadi dan pasar mobil. Tergantung
dari jumlah pembeli dan penjual dan barang yang diperdagangkan. Pasar dapat
dibedakan menjadi berbagai bentuk/struktur pasar. Bentuk pasar ini dapat diibaratkan
suatu “kontinum”, dengan persaingan bebas sebagai bentuk ekstrim yang satu serta
monopoli dan monopsoni sebagai bentuk ekstrim yang lain. Dan sebagai bentuk antara
adalah oligopoli dan persaingan monopoli.
Monopsoni, adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan
pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar
komoditas. Monopsoni adalah kombinasi dimana produk marginal untuk setiap dolar
nilai suatu sumber sama dengan produk marginal untuk setiap dolar nilai setiap
sumber lain. Atau satu pemebeli untuk suatu sumber tertentu. Monopsoni dapat timbul
karena :
1. Pengkhususan sumber untuk digunakan oleh pemakai tertentu.
2. Inmobilitas sumber yang digunakan dalam suatu daerah tertentu oleh
perusahaan tertentu.
Sejauh ini pembahasan kita tentang kekuatan pasar terfokus seluruhnya pada sisi
penjual yang ada di pasar. Sekarang kita membahas dari sisi pembeli. Kita ingin
melihat bahwa jika tidak ada banyak pembeli, maka mereka juga memiliki kekuatan
pasar dan menggunakannya dengan baik untuk mempengaruhi harga yang dapat
mereka bayarkan untuk sebuah produk.
I.2. Gambaran Pasar Monopsoni
Seorang pengusaha yang menduduki posisi monopsoni dalam pasar merupakan satu
– satunya pembeli. Seperti halnya seorang monopolis menghadapi permintaan pasar
seorang diri, maka seorang monopsonis menghadapi penawaean pasar seorang diri
pula. Bentuk pasar ini jarang dijumpai dalam pasar barang konsumsi, tetapi lebih
umum dalam pasar faktor produksi, seperti pasar cengkeh, pasar kopra, dan pasar
sayuran ekspor. Dalam ketiga pasar ini petani dalam jumlah banyak menghadapi
pengusaha rokok kretek, pengusaha minyak goreng, dan pengekspor yang di
daerahnya tidak jarang merupakan satu – satunya. Dalam hal ini, maka petani
menduduki posisi yang lemah.
Seorang monopsonis dalam hal ini dapat menganut dua jenis kebijaksanaan membeli,
yang keduanya menguntungkan. Antara lain :
 Pertama ia dapat menentukan harga pembeliannya dan menunggu jumlah yang
ditawarkan. Pada umumnya dia akan memperoleh jumlah yang diinginkan, lebih –
lebih bila petani yang bersangkutan menghadapi kekurangan uang tunai.
 Yang kedua dia dapat menentukan jumlah yang ingin dibeli dan membiarkan
petani saling menyaingi untuk “memperebutkan” jumlah tersebut. Akibat gejala ini
adalah bahwa harga makin rendah.
Jadi jelaslah bahwa kebijaksanaan pembelian manapun yang dianut pengusaha
monopsonis selalu diuntungkan. Salah satu jalan untuk memperbaiki nasib petani yang
bersangkutan adalah mengorganisasikan mereka dalam suatu badan perkumpulan
seperti: Koperasi. Dalam hal ini koperasi produsen yang berfungsi sebagai penjual
hasil petani. Dengan demikian maka koperasi menduduki posisi monopoli untuk
menghadapi pembeli monopsoni. Pasar demikian disebut monopoli bilateral.
Bentuk pasar ini adalah lebih baik daripada bentuk pasar monopoli atau monopsoni,
karena mendekati bentuk pasar persaingan bebas. Bagaimana terjadi tawar–menawar
ini akan dijelaskan dibawah ini dengan mempergunakan diagram kotak (box diagram).
Jadi diagram kotak tersebut menggambarkan distribusi rupiah dan kopra (B) dan
penjual kopra (J). Dalam tawar – menawar mereka membentuk harga dan sesudah
terbentuk, maka mereka menerima harga tersebut. Keseimbangan aka terjadi di titik T,
yaitu titik perpotongan antara kurva penawaran harga pembeli dan kurva penawaran
kopra penjual.
Kedua kurva ini tentu saja adalah merupakan Price Comsumption Curve yang biasa
dijumpai dalam analisis kurva indiferensi. Titik T ini terletak di Contract Curve, oleh
karena itu titik tersebut merupakan keseimbangan kompetitif.
Sebaliknya pembeli (B) dapat berbuat yang sama dan mencapai kurva indiferensi yang
paling jauh yang masih menyentuh kurva penawaran kopra di titik N. Bila salah satu di
antara kedua ini terjadi, maka B dan J akan tawar – menawar dan pertukaran akan
terjadi di titik kurva penawaran harga dan kurva penawaran kopra antara M dan B.
Tentu saja penjual dan pembeli tersebut di atas dapat mencari jalan keluar dari
persaingan dan menyetujui tingkat harga tertentu tanpa menyangkut jumlah yang
diperdagangkan. Harga ini akan terletak antara Pj dan PB, misalnya Ps.
Titik s dapat berimpit dengan titik T dan dalam hal ini harga yang terbentuk adalah
harga persaingan bebas. Dalam hal ini harga sama dengan Ps, maka jumlah yang
dijual tidak sama dengan yang dibeli. J hanya mau menjual sebanyak JW, dan B
hanya mau membeli sebanyak BV dan keadaan ini tentu saja tidak efisien. Oleh
Gambar 4 Pasar Monopsoni
Dimana:
B: merupakan satu – satunya pembeli kopra dan penjual rupiah.
J: merupakan penjual kopra dan pembeli rupiah.
Penjual (J) dapat menentukan harga sedemikian, sehingga mencapai
kurva indiferensi terjauh IJ yang masih menyentuh kurva penawaran
harga di titik M. Titik ini dicapai dengan harga jual setinggi Pj.
karena itu dalam hal monopoli bilateral, maka persetujuan harga sebaiknya meliputi
juga persetujuan jumlah yang diperdagangkan.
II. Ciri – Ciri Pasar Monopsoni
Pasar ini termasuk dalam pasar persaingan tidak sempurna, yaitu pasar yang belum
terorganisir dengan baik. Adapun ciri-ciri pasar monopsony :
1. Hanya Ada Satu Pembeli
Seperti yang telah disebutkan di atas, pada pasar ini hanya terdapat satu pembeli saja.
Sehingga pembeli memiliki keuntungan dari segi harga dan kualitas produk yang dibeli.
Para produsen umumnya pada posisi menerima penawaran dari pembeli agar
produknya dapat terjual, meskipun seringkali harga yang ditawarkan murah.
Umumnya pembeli adalah pelaku usaha yang menjual kembali produk dari produsen.
Pelaku usaha ini kemudian menjual kembali produk tersebut dengan harga yang lebih
mahal untuk mendapatkan keuntungan.
2. Harga Ditentukan oleh Pembeli
Pembeli memiliki kuasa penuh atas pembentukan harga di pasar ini. Tidak jarang
harga yang ditawarkan oleh pembeli tidak sesuai dengan harapan produsen namun
tetap diterima karena sulit untuk mendapatkan pembeli lain.
Namun, meskipun pembeli memiliki kuasa atas pembentukan harga, tetap ada
ketentuan dan aturan yang harus dipertimbangkan, misalnya disesuaikan dengan
harga pasaran.
3. Produknya Adalah Bahan Mentah
Sebagian besar produk yang diperjualbelikan di pasar monopsoni adalah produk
mentah dimana pembeli kemudian akan menjualnya kembali ke pihak lain.
4. Pendapatan Tidak Merata
Pada pasar ini sering terjadi ketidakadilan dimana produsen tidak memiliki peran
dalam hal penentuan harga dan sulit berkembang karena sering menjual produknya
dengan harga murah.
Sebaliknya, para pembeli akan semakin kaya karena dapat mengambil keuntungan
dari dua pihak, yaitu dari produsen dan dari konsumen akhir yang membeli produk
darinya.
5. Sering Terjadi Perselisihan
Perselisihan antara pembeli dan penjual bukan hal yang aneh di pasar ini. Hal tersebut
terjadi karena harga yang diberikan pembeli jauh dari harapan penjual sehingga
membuat penjual merasa dirugikan. Perselisihan juga timbul karena belum adanya
pihak ketiga, misalnya pemerintah, yang mengatur mengenai harga produk agar kedua
belah pihak saling menguntungkan.
III. Kelebihan Pasar Monopsoni
1. Kualitas dan mutu barang atau hasil produksi terjamin.
Dalam pasar monopsoni kualitas dan mutu produk terjamin dan terjaga, hal ini
dikarenakan pembeli yang menguasai pasar hanya mau hasil produksi atau
barang yang dibeli memiliki kualitas yang bagus, ketika kualitas barang tersebut
menurun atau tidak memnuhi kualitas maka pembeli akan enggan membeli barang
tersebut, otomatis ketika pembeli yang berkuasa tidak membeli sang penjual
tersebut akan mengalami kebangkrutan. Inilah yang membuat para penjual harus
bersusah payah dan konsisten dalam menjaga kualitas dan mutu dari produk yang
mereka lakukan. (Baca juga : motif perekonomian , penyebab kegagalan usaha)
2. Kreatifitas dan inovasi para penjual akan terasah
Ketika ada tuntutan kualitas dan mutu barang harus terjamin maka para penjual di
pasar monopsoni ini selalu berupaya mencari sebuah alternatif yang tepat untuk
memproduksi suatu barang yang berkualitas dengan pengeluaran yang minim agar
mendapatkan hasil yang maksimal atau untung yang memadai. Dari sini pasti
kreatifitas dan inovasi dari para penjual akan muncul untuk mengatasi
permasalahan ini, mereka akan berusaha untuk menghemat atau menekan biaya
produksi dengan tujuan menyeimbangkan antara biaya produksi dan hasil
penjualan. Banyak upaya yang dilakukan oleh para penjual misalkan mencari
bahan pengganti yang memiliki harga lebih murah, mendesain peralatan produksi
agar hemat energi dan efisien, serta masih banyak lainnya. (baca juga : manfaat
ekonomi kreatif)
3. Penentuan harga lebih mudah harga
Dalam pasar monopsoni penentuan atau penetapan harga sangatlah mudah, tidak
mempedulikan inflasi atau deflasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan
yang menentukan harga adalah satu pihak yakni pembeli yang berkuasa di pasar
monopsoni tersebut, cenderung harga tetap tidak mengikuti inflasi atau deflasi yang
terjadi. Jadi tidak ada kebingungan atau kesulitan dalam penetapan harga, selain
itu harga yang ditetapkan pada semua penjual di satu bidang yang sama harga
yang ditetepkan adalah sama, tidak ada perbedaan dan tidak pandang bulu semua
sama baik itu saudara atau bukan.
4. Penjual lebih mudah menemukan konsumen atau pembeli
Pasar monopsoni memberikan kemudahan bagi para penjual yang ada di pasar,
mereka tidak perlu sulit-sulit mencari konsumen ataupun mengeluarkan biaya yang
lebih untuk promosi berupa iklan dan lainnya untuk memperkenalkan produk yang
mereka hasilkan. Hal ini terjadi karena dalam pasar monopsoni hanya ada satu
pembeli yang dituju dan pembeli itulah yang akan menampung semua hasil
produksi yang dilakukan oleh penjual, serta di bayar dengan upah yang pantas.
Dengan demikian para penjual tidak usah pusing memikirkan siapa yang akan
membeli hasil produksinya, mereka cukup fokus dalam produksi saja tanpa
promosi.
5. Alur penjualan lebih mudah diatur
Yang dimaksud alur penjualan lancar di sini adalah penjualan tidak pernah surut,
tidak akan salah tujuan dalam alurnya. Hal ini dikarenakan dalam pasar monopsoni
hanya ada satu pembeli yang membeli hasil produksi dari penjual. Jadi barang
yang sudah diproduksi langsung bisa dijual kepada pembeli tunggal tersebut tanpa
harus menunggu, atau di kirim ke pasar namun langsung dibeli oleh pihak yang
bersangkutan.
IV. Kelemahan Pasar Monopsoni
1. Pembeli sering melakukan perbuatan yang semena-mena
Salah satu kekurangan yang dimiliki oleh pasar monopsoni yakni terletak pada
penyalahgunaan kebebasan yang diberikan pada pembeli tunggal, sang pembeli
tidak pernah memperhatikana kondisi sang penjual mereka hanya memikirkan
dirinya sendiri, misal ketika terjadi inflasi semua bahan pokok harganya naik dan hal
ini pasti akan membuat biaya produksi juga naik, namun sang pembeli tidak
memperhatikan hal tersebut mereka tetap membeli dengan harga sama seperti
biasanya. (Baca juga : ciri-ciri sistem ekonomi liberal)
2. Aspirasi penjual tidak pernah didengar
Aspirasi penjual atau kritik penjual tidak pernah mendapat perhattian dari sang
pembeli, dalam pasar monopsoni ini penjual hanya bisa menerima dan terus
memproduksi suatu produk apapun yang terjadi mereka hanya bisa pasrah kepada
pembeli tunggal tersebut.
3. Masalah ekonomi hanya ditanggung penjual.
Ketika berbicara mengenai perekonomian tentu tak lepas dari permasalahan, mulai
dari penyebab terjadinya inflasi, pengertian deflasi, cara mengatasi kelangkaan
sumber daya alam dan lainnya. Salah satu kelemahan dari pasar monopsoni
terletak di di sini, semua permasalahan ekonomi yang merasakan hanya para
penjual, pembeli tidak mau tau dan tidak merasakan.sini, semua permasalahan
ekonomi yang merasakan hanya para penjual, pembeli tidak mau tau dan tidak
merasakan.
V. Kasus Satu Pembeli Tunggal Pada Pasar Monopsoni
Dalam kasus satu pembeli tunggal, kita berhadapan dengan pasar monopsonistis ;
beberapa pembeli, pada pasar oligopsonitis. Bahkan kita mungkin menghadapi
pasar yang bersaing monopsonistis (monopsonistically competitive market). Kita
hanya akan melihat monopsoni saja, tetapi prinsip-prinsip yang akan ditetapkan,
berlaku juga bagi semua situasi pembelian yang tidak bersaing (noncompetitive
buying situations). Monopsoni timbul karena tidak adanya mobilitas faktor atau
karena spesialisasi faktor bagi pemakai tertentu.
Sebagai pembeli tunggal dari sumberdaya, monopsonis menghadapi kurva
penawaran pasar dari sumberdaya. Ia menghadapi kurva yang miring ke atas dan
bukannnya kurva penawaran yang horizontal sempurna yang terdapat dalam kasus
persaingan. Jadi untuk mendapatkan kuantitas yang lebih besar dari sumberdaya,
monopsonis harus membayar harga per unit yang lebih tinggi.
Secara gambar dapat dilihat pada gambar 8 dibawah. Biaya rata- rata dari faktor
dan harga faktor adalah sama, dan ini menghasilkan kurva penawaran yang
dihadapi oleh monopsonis. Kurva biaya marjinal untuk faktor terletak di atas kurva
rata-rata, sebagaimana semestinya apabila kurva rata-rata menaik. Dalam situasi
persaingan, kita mengetahui bahwa biaya rata-rata, harga dan biaya marjinal dari
faktor perusahaan adalah sama dan ditunjukan oleh garis horizontal pada harga
yang berlaku.
Gambar 8 kurva penawaran yang dihadapi oleh monopsonis
Prinsip umum mengenai maksimisasi laba dapat diterapkan pada situasi
monopsonistis seperti yang telah diterapkan pada yang lain-lain. Yakni, perusahaan
akan membeli unit tambahan dari faktor selama unit tambahan itu menambah lebih
banyak pendapatan total ketimbang menambah pada biaya total. Gambar 9,
perusahaan akan menyewa a1 sebab pada kuantitas a ini, tambahan kepada
pendapatan total, MRP adalah sama dengan tambahan kepada biaya total, MCa,
dengan mengasumsikan bahwa Pa ≤ ARPa. Harga yang dibayar oleh monopsonis
untuk a adalah Pa1 sebab ini adalah harga penawaran dari faktor. Jadi di sini terdapat
laba monopsonoistis sejumlah Pa2 – Pa1 per unit; ini timbul dari kelebihan MRP di
atas harga. Ini adalah eksploitasi monopsonistis, sebab unit a dibayar kurang dari
kontribusi salah satu di antara faktor- faktor itu kepada pendapatan total.
Perlu diketahui bahwa jika kita mengasumsikan seorang penjual yang bersaing murni,
maka MRP adalah sama dengan VMP. Dalam kasus ini akan terdapat laba murni
dalam persaingan murni, sebab kita telah menyiapkan pengertian monopsoni pada
pihak pembelian di pasar. Perkenalan monopsoni secara tidak langsung menyatakan
tidak adanya kesempurnaan. Jadi kita hanya menghadapi defenisis yang sempit dari
persaingan murni supaya mungkin terdapat laba murni. Di samping membayar harga
yang lebih rendah dari MRP, perlu kita ketahui juga bahwa para monopsonis
membatasi pemakaian kuantitas sumberdaya.
Gambar 9 Pencapaian Laba pada Monopsoni
Penggunaan MCa sebagai penunjuk dalam menyewa a pada pasar monopsonistis
memberi kesan bahwa kriteria biaya terendah dari MPa/Pa = MPb/Pb tidak benar.
Jelas bahwa hal ini harus diubah sedikit. Kita mencari produk fisik marginal per rupiah
agar supaya sama dalam semua arah. Oleh karena perusahaan tidak lagi membeli
sumberdaya secara bersaing, maka kriteria harus diubah dan dibaca sebagai
MPa/MCa = MPb/MCb. Tentu saja ini sama dengan kebalikan biaya marginal dari A.
Jika monopsonis tidak menggunakan secukupnya a dan b untuk memaksimisasikan
laba tetapi walaupun demikian berproduksi pada kurva LRAC, kita dapat memperoleh
situasi dimana MPa/MCa = MPb/MCb = 1/MCA > 1/MRA. Apabila perusahaan lebih
banyak menggunakan a dan b, maka MPa dan MPb turun (jika kita mengasumsikan
kasus yang paling sederhana). Dengan mengasumsikan kurva penawaran yang
mempunyai kemiringan positif, kita dapat bahwa MCa dan MCb akan naik. Kenaikan
ini menyebabkan rasio dari produk marjinal terhadap biaya marjinal, turun dan dengan
demikian 1/MCA turun. DEngan meluasnya output, maka MRA turun (jika kita
mengasumsikan sesuatu jenis elemen monopoli pada pihak penjual di pasar).
Akhirnya tercapailah ekuilibrium, apabila MPa/MCa = MPb/MCb = 1/MCA = 1/MRA.
Sekali lagi kita dapat melihat bahwa output yang menghasilkan laba terbaik adalah
sama dengan output dengan biaya terendah, sedangkan output dengan biaya
terendah tidak selalu merupakan output yang menghasilkan laba terbaik.
VI. Daftar Pustaka
http://library.usu.ac.id/download/fp/07001539.pdf, 28 November 2018
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pasar-monopsoni.html, 28 November 2018
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/publik/pasar-monopsoni, 28 November 2018

More Related Content

What's hot

Laporan
LaporanLaporan
Macam-Macam Pasar dan contohnya
Macam-Macam Pasar dan contohnyaMacam-Macam Pasar dan contohnya
Macam-Macam Pasar dan contohnya
Awanda Gita
 
Pasar dalam perekonomian
Pasar dalam perekonomianPasar dalam perekonomian
Pasar dalam perekonomian
NurIndahS3
 
Aplikasi struktur pasar dalam bisnis
Aplikasi struktur pasar dalam bisnisAplikasi struktur pasar dalam bisnis
Aplikasi struktur pasar dalam bisnisWahono Diphayana
 
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur PasarMakalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
Shafa Nabilah Eka Puteri
 
Pasar dan Jenis-jenis Pasar
Pasar dan Jenis-jenis PasarPasar dan Jenis-jenis Pasar
Pasar dan Jenis-jenis Pasar
Jogo Hera
 
Makalah struktur pasar
Makalah struktur pasarMakalah struktur pasar
Makalah struktur pasar
Dembank Nu Ruwet
 
Pasar
PasarPasar
EKONOMI PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNANEKONOMI PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNAN
EDIS BLOG
 
Pasar - Ekonomi
Pasar - EkonomiPasar - Ekonomi
Pasar - Ekonomi
Famous3_
 
Slide 11 (pe)
Slide 11 (pe)Slide 11 (pe)
Slide 11 (pe)
KhairilJaa
 
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMABentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
Teuku Ichsan
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
agus mulyanto
 
Cut Zurnali - Etika Bisnis - Ethics in The Marketplace
Cut Zurnali  -  Etika Bisnis  -  Ethics in The MarketplaceCut Zurnali  -  Etika Bisnis  -  Ethics in The Marketplace
Cut Zurnali - Etika Bisnis - Ethics in The Marketplace
cutzurnali
 
Struktur Pasar
Struktur PasarStruktur Pasar
Struktur Pasar
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Pasar
PasarPasar
Pasar
renaldi_b
 
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
Teguh Aditya Pratomo (Tomo San)
 

What's hot (20)

Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Macam-Macam Pasar dan contohnya
Macam-Macam Pasar dan contohnyaMacam-Macam Pasar dan contohnya
Macam-Macam Pasar dan contohnya
 
Pasar dalam perekonomian
Pasar dalam perekonomianPasar dalam perekonomian
Pasar dalam perekonomian
 
Aplikasi struktur pasar dalam bisnis
Aplikasi struktur pasar dalam bisnisAplikasi struktur pasar dalam bisnis
Aplikasi struktur pasar dalam bisnis
 
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur PasarMakalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
 
Pasar produk
Pasar produkPasar produk
Pasar produk
 
Presentasi pasar
Presentasi pasarPresentasi pasar
Presentasi pasar
 
Pasar dan Jenis-jenis Pasar
Pasar dan Jenis-jenis PasarPasar dan Jenis-jenis Pasar
Pasar dan Jenis-jenis Pasar
 
Makalah struktur pasar
Makalah struktur pasarMakalah struktur pasar
Makalah struktur pasar
 
Pasar
PasarPasar
Pasar
 
EKONOMI PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNANEKONOMI PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNAN
 
Pasar - Ekonomi
Pasar - EkonomiPasar - Ekonomi
Pasar - Ekonomi
 
Slide 11 (pe)
Slide 11 (pe)Slide 11 (pe)
Slide 11 (pe)
 
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMABentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Cut Zurnali - Etika Bisnis - Ethics in The Marketplace
Cut Zurnali  -  Etika Bisnis  -  Ethics in The MarketplaceCut Zurnali  -  Etika Bisnis  -  Ethics in The Marketplace
Cut Zurnali - Etika Bisnis - Ethics in The Marketplace
 
Struktur Pasar
Struktur PasarStruktur Pasar
Struktur Pasar
 
Pasar
PasarPasar
Pasar
 
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
 
Bentuk pasar barang
Bentuk pasar barangBentuk pasar barang
Bentuk pasar barang
 

Similar to Market power on monopsony/abshor.marantika/mutia sandira

Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docx
Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docxMakalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docx
Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docx
Alyaraisa Alpasha
 
Karakteristik pasar
Karakteristik pasarKarakteristik pasar
Karakteristik pasar
Hesti Fera
 
Softskill 5
Softskill 5Softskill 5
Softskill 5
MaulidaFebiyola1
 
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIKPengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
stephaniejessey
 
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
Fhila Del Via
 
Etika_Pasar.pptx
Etika_Pasar.pptxEtika_Pasar.pptx
Etika_Pasar.pptx
kopkartirta
 
Pertemuan 6 mekanisme pasar dalam islam
Pertemuan 6  mekanisme pasar dalam islamPertemuan 6  mekanisme pasar dalam islam
Pertemuan 6 mekanisme pasar dalam islam
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Pasar monopoli kelompok
Pasar monopoli kelompokPasar monopoli kelompok
Pasar monopoli kelompok
Yoga Syahrul R
 
Pasar dan harga
Pasar dan hargaPasar dan harga
Pasar dan harga
hendi utomo
 
Presentasi P ilmu ekonomi.pptx
Presentasi P ilmu ekonomi.pptxPresentasi P ilmu ekonomi.pptx
Presentasi P ilmu ekonomi.pptx
nabilaaa17
 
Pasar monopoli-Ekonomi mikro.pptx
Pasar monopoli-Ekonomi mikro.pptxPasar monopoli-Ekonomi mikro.pptx
Pasar monopoli-Ekonomi mikro.pptx
TaufiqulHakim15
 
Dua harga dunia price maker vs price taker [autosaved]
Dua harga dunia price maker vs price taker [autosaved]Dua harga dunia price maker vs price taker [autosaved]
Dua harga dunia price maker vs price taker [autosaved]
MUHAMMADINDRAKHASBIA
 
4. PERAN PASAR.pptx
4. PERAN PASAR.pptx4. PERAN PASAR.pptx
4. PERAN PASAR.pptx
TentaraSorgawi
 
Economy project
Economy projectEconomy project
Economy project
Sam Christian
 
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar KompetitifJenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
celinatavi
 
BENTUK PASAR.ppt
BENTUK PASAR.pptBENTUK PASAR.ppt
BENTUK PASAR.ppt
FachrunAzmi2
 
ppt pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna.pptx
ppt pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna.pptxppt pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna.pptx
ppt pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna.pptx
FikriAminullah2
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
Sobry Lhs
 
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaPerbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Quinta Nursabrina
 

Similar to Market power on monopsony/abshor.marantika/mutia sandira (20)

Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docx
Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docxMakalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docx
Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docx
 
Karakteristik pasar
Karakteristik pasarKarakteristik pasar
Karakteristik pasar
 
Softskill 5
Softskill 5Softskill 5
Softskill 5
 
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIKPengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
 
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
 
Etika_Pasar.pptx
Etika_Pasar.pptxEtika_Pasar.pptx
Etika_Pasar.pptx
 
Pertemuan 6 mekanisme pasar dalam islam
Pertemuan 6  mekanisme pasar dalam islamPertemuan 6  mekanisme pasar dalam islam
Pertemuan 6 mekanisme pasar dalam islam
 
Pasar monopoli kelompok
Pasar monopoli kelompokPasar monopoli kelompok
Pasar monopoli kelompok
 
Pasar dan harga
Pasar dan hargaPasar dan harga
Pasar dan harga
 
Presentasi P ilmu ekonomi.pptx
Presentasi P ilmu ekonomi.pptxPresentasi P ilmu ekonomi.pptx
Presentasi P ilmu ekonomi.pptx
 
Pasar monopoli-Ekonomi mikro.pptx
Pasar monopoli-Ekonomi mikro.pptxPasar monopoli-Ekonomi mikro.pptx
Pasar monopoli-Ekonomi mikro.pptx
 
Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)
Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)
Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)
 
Dua harga dunia price maker vs price taker [autosaved]
Dua harga dunia price maker vs price taker [autosaved]Dua harga dunia price maker vs price taker [autosaved]
Dua harga dunia price maker vs price taker [autosaved]
 
4. PERAN PASAR.pptx
4. PERAN PASAR.pptx4. PERAN PASAR.pptx
4. PERAN PASAR.pptx
 
Economy project
Economy projectEconomy project
Economy project
 
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar KompetitifJenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
 
BENTUK PASAR.ppt
BENTUK PASAR.pptBENTUK PASAR.ppt
BENTUK PASAR.ppt
 
ppt pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna.pptx
ppt pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna.pptxppt pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna.pptx
ppt pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna.pptx
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
 
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaPerbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
 

Recently uploaded

Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 

Market power on monopsony/abshor.marantika/mutia sandira

  • 1. KEKUATAN PASAR MONOPSONI I. Pengertian Pasar merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran barang tertentu. Jadi dapat diumpamakan pasar sayuran, pasar pakaian jadi dan pasar mobil. Tergantung dari jumlah pembeli dan penjual dan barang yang diperdagangkan. Pasar dapat dibedakan menjadi berbagai bentuk/struktur pasar. Bentuk pasar ini dapat diibaratkan suatu “kontinum”, dengan persaingan bebas sebagai bentuk ekstrim yang satu serta monopoli dan monopsoni sebagai bentuk ekstrim yang lain. Dan sebagai bentuk antara adalah oligopoli dan persaingan monopoli. Monopsoni, adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas. Monopsoni adalah kombinasi dimana produk marginal untuk setiap dolar nilai suatu sumber sama dengan produk marginal untuk setiap dolar nilai setiap sumber lain. Atau satu pemebeli untuk suatu sumber tertentu. Monopsoni dapat timbul karena : 1. Pengkhususan sumber untuk digunakan oleh pemakai tertentu. 2. Inmobilitas sumber yang digunakan dalam suatu daerah tertentu oleh perusahaan tertentu. Sejauh ini pembahasan kita tentang kekuatan pasar terfokus seluruhnya pada sisi penjual yang ada di pasar. Sekarang kita membahas dari sisi pembeli. Kita ingin melihat bahwa jika tidak ada banyak pembeli, maka mereka juga memiliki kekuatan pasar dan menggunakannya dengan baik untuk mempengaruhi harga yang dapat mereka bayarkan untuk sebuah produk. I.2. Gambaran Pasar Monopsoni Seorang pengusaha yang menduduki posisi monopsoni dalam pasar merupakan satu – satunya pembeli. Seperti halnya seorang monopolis menghadapi permintaan pasar seorang diri, maka seorang monopsonis menghadapi penawaean pasar seorang diri pula. Bentuk pasar ini jarang dijumpai dalam pasar barang konsumsi, tetapi lebih umum dalam pasar faktor produksi, seperti pasar cengkeh, pasar kopra, dan pasar sayuran ekspor. Dalam ketiga pasar ini petani dalam jumlah banyak menghadapi pengusaha rokok kretek, pengusaha minyak goreng, dan pengekspor yang di
  • 2. daerahnya tidak jarang merupakan satu – satunya. Dalam hal ini, maka petani menduduki posisi yang lemah. Seorang monopsonis dalam hal ini dapat menganut dua jenis kebijaksanaan membeli, yang keduanya menguntungkan. Antara lain :  Pertama ia dapat menentukan harga pembeliannya dan menunggu jumlah yang ditawarkan. Pada umumnya dia akan memperoleh jumlah yang diinginkan, lebih – lebih bila petani yang bersangkutan menghadapi kekurangan uang tunai.  Yang kedua dia dapat menentukan jumlah yang ingin dibeli dan membiarkan petani saling menyaingi untuk “memperebutkan” jumlah tersebut. Akibat gejala ini adalah bahwa harga makin rendah. Jadi jelaslah bahwa kebijaksanaan pembelian manapun yang dianut pengusaha monopsonis selalu diuntungkan. Salah satu jalan untuk memperbaiki nasib petani yang bersangkutan adalah mengorganisasikan mereka dalam suatu badan perkumpulan seperti: Koperasi. Dalam hal ini koperasi produsen yang berfungsi sebagai penjual hasil petani. Dengan demikian maka koperasi menduduki posisi monopoli untuk menghadapi pembeli monopsoni. Pasar demikian disebut monopoli bilateral. Bentuk pasar ini adalah lebih baik daripada bentuk pasar monopoli atau monopsoni, karena mendekati bentuk pasar persaingan bebas. Bagaimana terjadi tawar–menawar ini akan dijelaskan dibawah ini dengan mempergunakan diagram kotak (box diagram). Jadi diagram kotak tersebut menggambarkan distribusi rupiah dan kopra (B) dan penjual kopra (J). Dalam tawar – menawar mereka membentuk harga dan sesudah terbentuk, maka mereka menerima harga tersebut. Keseimbangan aka terjadi di titik T, yaitu titik perpotongan antara kurva penawaran harga pembeli dan kurva penawaran kopra penjual. Kedua kurva ini tentu saja adalah merupakan Price Comsumption Curve yang biasa dijumpai dalam analisis kurva indiferensi. Titik T ini terletak di Contract Curve, oleh karena itu titik tersebut merupakan keseimbangan kompetitif.
  • 3. Sebaliknya pembeli (B) dapat berbuat yang sama dan mencapai kurva indiferensi yang paling jauh yang masih menyentuh kurva penawaran kopra di titik N. Bila salah satu di antara kedua ini terjadi, maka B dan J akan tawar – menawar dan pertukaran akan terjadi di titik kurva penawaran harga dan kurva penawaran kopra antara M dan B. Tentu saja penjual dan pembeli tersebut di atas dapat mencari jalan keluar dari persaingan dan menyetujui tingkat harga tertentu tanpa menyangkut jumlah yang diperdagangkan. Harga ini akan terletak antara Pj dan PB, misalnya Ps. Titik s dapat berimpit dengan titik T dan dalam hal ini harga yang terbentuk adalah harga persaingan bebas. Dalam hal ini harga sama dengan Ps, maka jumlah yang dijual tidak sama dengan yang dibeli. J hanya mau menjual sebanyak JW, dan B hanya mau membeli sebanyak BV dan keadaan ini tentu saja tidak efisien. Oleh Gambar 4 Pasar Monopsoni Dimana: B: merupakan satu – satunya pembeli kopra dan penjual rupiah. J: merupakan penjual kopra dan pembeli rupiah. Penjual (J) dapat menentukan harga sedemikian, sehingga mencapai kurva indiferensi terjauh IJ yang masih menyentuh kurva penawaran harga di titik M. Titik ini dicapai dengan harga jual setinggi Pj.
  • 4. karena itu dalam hal monopoli bilateral, maka persetujuan harga sebaiknya meliputi juga persetujuan jumlah yang diperdagangkan. II. Ciri – Ciri Pasar Monopsoni Pasar ini termasuk dalam pasar persaingan tidak sempurna, yaitu pasar yang belum terorganisir dengan baik. Adapun ciri-ciri pasar monopsony : 1. Hanya Ada Satu Pembeli Seperti yang telah disebutkan di atas, pada pasar ini hanya terdapat satu pembeli saja. Sehingga pembeli memiliki keuntungan dari segi harga dan kualitas produk yang dibeli. Para produsen umumnya pada posisi menerima penawaran dari pembeli agar produknya dapat terjual, meskipun seringkali harga yang ditawarkan murah. Umumnya pembeli adalah pelaku usaha yang menjual kembali produk dari produsen. Pelaku usaha ini kemudian menjual kembali produk tersebut dengan harga yang lebih mahal untuk mendapatkan keuntungan. 2. Harga Ditentukan oleh Pembeli Pembeli memiliki kuasa penuh atas pembentukan harga di pasar ini. Tidak jarang harga yang ditawarkan oleh pembeli tidak sesuai dengan harapan produsen namun tetap diterima karena sulit untuk mendapatkan pembeli lain. Namun, meskipun pembeli memiliki kuasa atas pembentukan harga, tetap ada ketentuan dan aturan yang harus dipertimbangkan, misalnya disesuaikan dengan harga pasaran. 3. Produknya Adalah Bahan Mentah Sebagian besar produk yang diperjualbelikan di pasar monopsoni adalah produk mentah dimana pembeli kemudian akan menjualnya kembali ke pihak lain. 4. Pendapatan Tidak Merata Pada pasar ini sering terjadi ketidakadilan dimana produsen tidak memiliki peran dalam hal penentuan harga dan sulit berkembang karena sering menjual produknya dengan harga murah. Sebaliknya, para pembeli akan semakin kaya karena dapat mengambil keuntungan dari dua pihak, yaitu dari produsen dan dari konsumen akhir yang membeli produk darinya. 5. Sering Terjadi Perselisihan
  • 5. Perselisihan antara pembeli dan penjual bukan hal yang aneh di pasar ini. Hal tersebut terjadi karena harga yang diberikan pembeli jauh dari harapan penjual sehingga membuat penjual merasa dirugikan. Perselisihan juga timbul karena belum adanya pihak ketiga, misalnya pemerintah, yang mengatur mengenai harga produk agar kedua belah pihak saling menguntungkan. III. Kelebihan Pasar Monopsoni 1. Kualitas dan mutu barang atau hasil produksi terjamin. Dalam pasar monopsoni kualitas dan mutu produk terjamin dan terjaga, hal ini dikarenakan pembeli yang menguasai pasar hanya mau hasil produksi atau barang yang dibeli memiliki kualitas yang bagus, ketika kualitas barang tersebut menurun atau tidak memnuhi kualitas maka pembeli akan enggan membeli barang tersebut, otomatis ketika pembeli yang berkuasa tidak membeli sang penjual tersebut akan mengalami kebangkrutan. Inilah yang membuat para penjual harus bersusah payah dan konsisten dalam menjaga kualitas dan mutu dari produk yang mereka lakukan. (Baca juga : motif perekonomian , penyebab kegagalan usaha) 2. Kreatifitas dan inovasi para penjual akan terasah Ketika ada tuntutan kualitas dan mutu barang harus terjamin maka para penjual di pasar monopsoni ini selalu berupaya mencari sebuah alternatif yang tepat untuk memproduksi suatu barang yang berkualitas dengan pengeluaran yang minim agar mendapatkan hasil yang maksimal atau untung yang memadai. Dari sini pasti kreatifitas dan inovasi dari para penjual akan muncul untuk mengatasi permasalahan ini, mereka akan berusaha untuk menghemat atau menekan biaya produksi dengan tujuan menyeimbangkan antara biaya produksi dan hasil penjualan. Banyak upaya yang dilakukan oleh para penjual misalkan mencari bahan pengganti yang memiliki harga lebih murah, mendesain peralatan produksi agar hemat energi dan efisien, serta masih banyak lainnya. (baca juga : manfaat ekonomi kreatif) 3. Penentuan harga lebih mudah harga Dalam pasar monopsoni penentuan atau penetapan harga sangatlah mudah, tidak mempedulikan inflasi atau deflasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan yang menentukan harga adalah satu pihak yakni pembeli yang berkuasa di pasar monopsoni tersebut, cenderung harga tetap tidak mengikuti inflasi atau deflasi yang terjadi. Jadi tidak ada kebingungan atau kesulitan dalam penetapan harga, selain itu harga yang ditetapkan pada semua penjual di satu bidang yang sama harga yang ditetepkan adalah sama, tidak ada perbedaan dan tidak pandang bulu semua sama baik itu saudara atau bukan.
  • 6. 4. Penjual lebih mudah menemukan konsumen atau pembeli Pasar monopsoni memberikan kemudahan bagi para penjual yang ada di pasar, mereka tidak perlu sulit-sulit mencari konsumen ataupun mengeluarkan biaya yang lebih untuk promosi berupa iklan dan lainnya untuk memperkenalkan produk yang mereka hasilkan. Hal ini terjadi karena dalam pasar monopsoni hanya ada satu pembeli yang dituju dan pembeli itulah yang akan menampung semua hasil produksi yang dilakukan oleh penjual, serta di bayar dengan upah yang pantas. Dengan demikian para penjual tidak usah pusing memikirkan siapa yang akan membeli hasil produksinya, mereka cukup fokus dalam produksi saja tanpa promosi. 5. Alur penjualan lebih mudah diatur Yang dimaksud alur penjualan lancar di sini adalah penjualan tidak pernah surut, tidak akan salah tujuan dalam alurnya. Hal ini dikarenakan dalam pasar monopsoni hanya ada satu pembeli yang membeli hasil produksi dari penjual. Jadi barang yang sudah diproduksi langsung bisa dijual kepada pembeli tunggal tersebut tanpa harus menunggu, atau di kirim ke pasar namun langsung dibeli oleh pihak yang bersangkutan. IV. Kelemahan Pasar Monopsoni 1. Pembeli sering melakukan perbuatan yang semena-mena Salah satu kekurangan yang dimiliki oleh pasar monopsoni yakni terletak pada penyalahgunaan kebebasan yang diberikan pada pembeli tunggal, sang pembeli tidak pernah memperhatikana kondisi sang penjual mereka hanya memikirkan dirinya sendiri, misal ketika terjadi inflasi semua bahan pokok harganya naik dan hal ini pasti akan membuat biaya produksi juga naik, namun sang pembeli tidak memperhatikan hal tersebut mereka tetap membeli dengan harga sama seperti biasanya. (Baca juga : ciri-ciri sistem ekonomi liberal) 2. Aspirasi penjual tidak pernah didengar Aspirasi penjual atau kritik penjual tidak pernah mendapat perhattian dari sang pembeli, dalam pasar monopsoni ini penjual hanya bisa menerima dan terus memproduksi suatu produk apapun yang terjadi mereka hanya bisa pasrah kepada pembeli tunggal tersebut. 3. Masalah ekonomi hanya ditanggung penjual. Ketika berbicara mengenai perekonomian tentu tak lepas dari permasalahan, mulai dari penyebab terjadinya inflasi, pengertian deflasi, cara mengatasi kelangkaan sumber daya alam dan lainnya. Salah satu kelemahan dari pasar monopsoni terletak di di sini, semua permasalahan ekonomi yang merasakan hanya para
  • 7. penjual, pembeli tidak mau tau dan tidak merasakan.sini, semua permasalahan ekonomi yang merasakan hanya para penjual, pembeli tidak mau tau dan tidak merasakan. V. Kasus Satu Pembeli Tunggal Pada Pasar Monopsoni Dalam kasus satu pembeli tunggal, kita berhadapan dengan pasar monopsonistis ; beberapa pembeli, pada pasar oligopsonitis. Bahkan kita mungkin menghadapi pasar yang bersaing monopsonistis (monopsonistically competitive market). Kita hanya akan melihat monopsoni saja, tetapi prinsip-prinsip yang akan ditetapkan, berlaku juga bagi semua situasi pembelian yang tidak bersaing (noncompetitive buying situations). Monopsoni timbul karena tidak adanya mobilitas faktor atau karena spesialisasi faktor bagi pemakai tertentu. Sebagai pembeli tunggal dari sumberdaya, monopsonis menghadapi kurva penawaran pasar dari sumberdaya. Ia menghadapi kurva yang miring ke atas dan bukannnya kurva penawaran yang horizontal sempurna yang terdapat dalam kasus persaingan. Jadi untuk mendapatkan kuantitas yang lebih besar dari sumberdaya, monopsonis harus membayar harga per unit yang lebih tinggi. Secara gambar dapat dilihat pada gambar 8 dibawah. Biaya rata- rata dari faktor dan harga faktor adalah sama, dan ini menghasilkan kurva penawaran yang dihadapi oleh monopsonis. Kurva biaya marjinal untuk faktor terletak di atas kurva rata-rata, sebagaimana semestinya apabila kurva rata-rata menaik. Dalam situasi persaingan, kita mengetahui bahwa biaya rata-rata, harga dan biaya marjinal dari faktor perusahaan adalah sama dan ditunjukan oleh garis horizontal pada harga yang berlaku.
  • 8. Gambar 8 kurva penawaran yang dihadapi oleh monopsonis Prinsip umum mengenai maksimisasi laba dapat diterapkan pada situasi monopsonistis seperti yang telah diterapkan pada yang lain-lain. Yakni, perusahaan akan membeli unit tambahan dari faktor selama unit tambahan itu menambah lebih banyak pendapatan total ketimbang menambah pada biaya total. Gambar 9, perusahaan akan menyewa a1 sebab pada kuantitas a ini, tambahan kepada pendapatan total, MRP adalah sama dengan tambahan kepada biaya total, MCa, dengan mengasumsikan bahwa Pa ≤ ARPa. Harga yang dibayar oleh monopsonis untuk a adalah Pa1 sebab ini adalah harga penawaran dari faktor. Jadi di sini terdapat laba monopsonoistis sejumlah Pa2 – Pa1 per unit; ini timbul dari kelebihan MRP di atas harga. Ini adalah eksploitasi monopsonistis, sebab unit a dibayar kurang dari kontribusi salah satu di antara faktor- faktor itu kepada pendapatan total. Perlu diketahui bahwa jika kita mengasumsikan seorang penjual yang bersaing murni, maka MRP adalah sama dengan VMP. Dalam kasus ini akan terdapat laba murni dalam persaingan murni, sebab kita telah menyiapkan pengertian monopsoni pada pihak pembelian di pasar. Perkenalan monopsoni secara tidak langsung menyatakan tidak adanya kesempurnaan. Jadi kita hanya menghadapi defenisis yang sempit dari persaingan murni supaya mungkin terdapat laba murni. Di samping membayar harga yang lebih rendah dari MRP, perlu kita ketahui juga bahwa para monopsonis membatasi pemakaian kuantitas sumberdaya. Gambar 9 Pencapaian Laba pada Monopsoni
  • 9. Penggunaan MCa sebagai penunjuk dalam menyewa a pada pasar monopsonistis memberi kesan bahwa kriteria biaya terendah dari MPa/Pa = MPb/Pb tidak benar. Jelas bahwa hal ini harus diubah sedikit. Kita mencari produk fisik marginal per rupiah agar supaya sama dalam semua arah. Oleh karena perusahaan tidak lagi membeli sumberdaya secara bersaing, maka kriteria harus diubah dan dibaca sebagai MPa/MCa = MPb/MCb. Tentu saja ini sama dengan kebalikan biaya marginal dari A. Jika monopsonis tidak menggunakan secukupnya a dan b untuk memaksimisasikan laba tetapi walaupun demikian berproduksi pada kurva LRAC, kita dapat memperoleh situasi dimana MPa/MCa = MPb/MCb = 1/MCA > 1/MRA. Apabila perusahaan lebih banyak menggunakan a dan b, maka MPa dan MPb turun (jika kita mengasumsikan kasus yang paling sederhana). Dengan mengasumsikan kurva penawaran yang mempunyai kemiringan positif, kita dapat bahwa MCa dan MCb akan naik. Kenaikan ini menyebabkan rasio dari produk marjinal terhadap biaya marjinal, turun dan dengan demikian 1/MCA turun. DEngan meluasnya output, maka MRA turun (jika kita mengasumsikan sesuatu jenis elemen monopoli pada pihak penjual di pasar). Akhirnya tercapailah ekuilibrium, apabila MPa/MCa = MPb/MCb = 1/MCA = 1/MRA. Sekali lagi kita dapat melihat bahwa output yang menghasilkan laba terbaik adalah sama dengan output dengan biaya terendah, sedangkan output dengan biaya terendah tidak selalu merupakan output yang menghasilkan laba terbaik. VI. Daftar Pustaka http://library.usu.ac.id/download/fp/07001539.pdf, 28 November 2018 https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pasar-monopsoni.html, 28 November 2018 https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/publik/pasar-monopsoni, 28 November 2018