SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN
TANAMAN SEHAT
(MTS)
05
03
01
02
04
Pertambahan Jumlah
Penduduk dan Perubahan
Perilaku Konsumen.
Variabilitas dan
Perubahan Iklim
Penggunaan Pupuk
Anorganik dan
Pestisida kimia
sintetik Cenderung
Meningkat.
Alih Fungsi Lahan / Konversi
Lahan (Penciutan Lahan
Pertanian)
Stagnasi
Teknologi
produksi dan
teknologi
informasi yang
dinamis
06
UU No. 22 Tahun 2019
tentang Sistem Budidaya
Pertanian Berkelanjutan
Degradasi,
Penurunan
Produktivitas Lahan
Pertanian, dan
Kelangkaan /
Keterbatasan
Sumberdaya Lahan
Potensial / Subur
.
LATAR BELAKANG
MTS adalah model penerapan PHT
Lahir di Jawa Timur
Hasil kristalisasi pengalaman panjang penerapan PHT,
yang diinisiasi oleh para PL 1 Jawa Timur di bawah
koordinasi UPT Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura Jawa Timur
MTS merupakan modifikasi dari model penerapan PHT
“merancang ulang agroekosistem” yang dikemukakan
oleh altieri dan nicholls pada tahun 2005
“Strategi Pengendalian
OPT di Jawa Timur dengan
Penerapan Manajemen
Tanaman Sehat (MTS)”
MTS adalah suatu strategi untuk dapat menciptakan ekosistem pertanian yang sehat dan tahan
terhadap resiko serangan OPT, dapat meningkatan produksi dan produktivitas pada taraf tinggi
stabil, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta menciptakan petani-petani yang handal
dalam menyelesaikan permasalahan di lahannya sendiri
DEFINISI MTS
Manajemen Tanaman Sehat (MTS) :
Pengelolaan agroekosistem dalam suatu kawasan/hamparan dengan pendekatan
yang terrencana, komprehensif, integral dan berkelanjutan yang meliputi semua
aspek baik ekologi, ekonomi dan sosial budaya
5
PROGRAM
MTS
Terbentuknya kedaulatan Pangan di
tingkat Desa Pendapatan dan
kesejahteraan Petani Meningkat
• Agroekosistem / lingkungan
seimbang, stabil dan sehat melalui
Rekayasa SDA, Pengelolaan
Agroekosistem sesuai konsep PHT
• Tersedianya sarana budidaya yang
memadai sesuai kebutuhan lokal
secara mandiri
• Memberdayakan petani /
masyarakat dan lembaga terkait
melalui Pelatihan / SL, Klinik
Tanaman dan Manajemen Mutu
• Menjadikan desa sebagai pusat
informasi
REKAYASA
SUMBERDAYA ALAM,
SOSIAL
PENGELOLAAN
SARANA PRASARANA
BUDIDAYA & PASCA
PANEN OLEH PKPM
PELATIHAN/ SL,
KLINIK TANAMAN,
MANAJEMEN MUTU.
PENGELOLAAN AES
SESUAI KONSEP &
PRINSIP PHT
- Memberdayakan kelompoktani/
gapoktan alumni SL- PHT untuk
mengorganisir petani di
hamparan/ kawasan dalam
menerapkan konsep dan prinsip
PHT
- Membangun kelembagaan PHT
yang profesional dalam
mendukung kegiatan
- Menguatkan kelembagaan
Perlindungan Tanaman di tingkat
desa untuk mendukung posko
kedaulatan pangan mandiri
(PKPM)
- Meningkatkan produksi dan
pendapatan petani.
TUJUAN MTS
STIMULAN
KESWADAYAAN
PEMBERDAYAAN
SIFAT
PROGRAM
- Agens Hayati
- Bahan Pembuatan Pupuk
- Benih Refugia
- Banner dan baliho
- Bantrans Petugas dan Pengamat
- Konsumsi pertemuan
SIFAT PROGRAM KEGIATAN
SDA : pengelolaan komponen
agroekosistem.
SDM : petani, kelembagaan PHT, poktan,
gapoktan, perangkat desa & petugas.
Pengelolaan Agroekosistem / Rekayasa SDA
dengan Multi Strategi
1
 Penelusuran histori budidaya oleh
petani
 Analisis masalah dan alternatif
pemecahannya
 Analisis ekonomi usahatani
 Analisis peran (siapa berperan apa?)
 Penyusunan rekomendasi
budidaya (SOP)
 Penyusunan rencana kerja hamparan
Pupuk Organik
Pengembalian jerami sebagai bahan organik lokal
Pemanfaatan kompos dan bioaktivator lokal
“Untuk memperoleh produksi maksimal maka tanaman harus sehat, tanaman yang
sehat tumbuh pada tanah yang sehat, tanah yang sehat adalah tanah dengan
kandungan bahan organik yang cukup”
Pengolahan Tanah yang baik
Ada jeda waktu (dayung), dan pengolahan untuk memperbaiki tekstur, struktur dan
aerasi tanah
Benih Berkualitas
Penggunaan benih unggul bermutu
Pelestarian musuh alami dengan Refugia
Penamanan refugia untuk meningkatkan keanekaragaman musuh alami
Agens Hayati & Pestisida Nabati
Digunakan untuk menjaga kelestarian ekosistem pertanian dan lingkungan,
memperbaiki kualitas dan kesehatan hasil pertanian
Pemupukan proporsional
Dilakukan untuk menambah ketersediaan unsur hara sesuai dengan kebutuhan
tanaman
Pengelolaan air
Sesuai kebutuhan tanaman
Pengamatan dan Pengendalian OPT
Dilakukan dengan sistem PHT
KOMPONEN PENGELOLAAN AGROEKOSISTEM
2 Peningkatan Kapasitas SDM
SDM menjadi bagian paling utama dalam
membangun sistem pertanian. Oleh karena
itu peningkatan kapasitas SDM untuk dapat
memahami sistem pertanian dengan
manajemen tanaman sehat mutlak
diperlukan.
Langkah tersebut dilakukan dengan
pendekatan :
Sekolah Lapangan dengan metode
pembelajaran orang dewasa melalui diskusi
partisipatoris dan kesepakatan bersama.
 Restrukturisasi dan optimalisasi fungsi dan peran
kelembagaan pertanian di tingkat desa : Kelompok
Tani, Gapoktan dan HIPPA.
 Kelompok tani yang fungsional akan
memberikan pelayanan kebutuhan anggota
utamanya dalam budidaya skala hamparan
 Membangun kelembagaan pendukung :
- Petani Pengamat
- Regu Pengendali Hama (RPH)
- Pusat Pelayanan Agens Hayati (PPAH)
- Posko Kedaulatan Pangan Mandiri (PKPM)
2 Desa Sebagai Pusat Aktivitas Kelompok Tani dan
Posko Kedaulatan Pangan Mandiri (PKPM)
Desa berperan
sebagai pusat data
dan pengelolaan
informasi dari hulu
sampai dengan hilir.
“
10
PERENCANAAN STRATEGIS MTS
N
o
Strategi Rencana Yang Terlibat Pelaksana Organisator/ PJ
1 Rekayasa SDA 1. Pemetaan & penataan potensi.
2. Pengembangan & penataan
keragaman hayati (AH, tan
refugia/ oksigenitas).
Lembaga desa, organisasi
kemsyr, Dinas/ ins lain yg
dilibatkan, Poktan/
Gapoktan, LPHP
Poktan/
Gapoktan,
pengairan,
LPHP
Ketua Poktan/
Gapoktan/ Desa/
PKPM.
2 Rekayasa
sosial
1. Identifikasi budaya pertanian.
2. Identifikasi hub antar petani/
Poktan/ masy.
Lembaga desa, organisasi
kemsyr, Dinas/ ins lain yg
dilibatkan, Poktan/
Gapoktan, LPHP
Poktan/
Gapoktan,
LPHP
Ketua Poktan/
Gapoktan/ Desa/
PKPM.
3 Pengelolaan
AES sesuai
konsep &
prinsip PHT
1. Pemetaan & penataan AES.
2. Karakteristik setiap komponen
AES.
3. Penelusuran budidaya.
Lembaga desa, Dinas/ ins
lain yg dilibatkan, Poktan/
Gapoktan, LPHP.
Poktan/
Gapoktan,
LPHP
Ketua Poktan/
Gapoktan/ Desa/
PKPM.
4 Pelatihan/
sekolah lap.
1. Learning by doing.
2. Proses belajar partisipatif
(CBLP/ POD)
Lembaga desa, Petugas
Pert, Poktan/ Gapoktan,
LPHP
Poktan/
Gapoktan &
LPHP
Ketua Poktan/
Gapoktan/ Desa/
PKPM.
“
11
No Strategi Rencana Yang Terlibat Pelaksana Organisator/ PJ
5 Klinik tanaman 1. Budidaya beraneka tan.
2. Pusat pengembangan tekn
inovatif local spesifik.
3. Pusat data/ informasi.
Lembaga desa, Dinas/ ins
lain yg dilibatkan, Poktan/
Gapoktan, LPHP
Poktan/
Gapoktan &
masy, LPHP
Desa/ PKPM.
6 Manajemen
mutu
1. Penyusunan SOP.
2. Penyusunan dokumen mutu.
Lembaga desa, Dinas/ ins
lain yg dilibatkan, Poktan/
Gapoktan & LPHP.
Poktan/
Gapoktan &
LPHP
Desa/ PKPM.
7 Pengelolaan
benih
1. Lokasi pembenihan.
2. Pengelolaan budidaya.
3. Prosesi & konsumen benih.
Lembaga desa, Dinas/ ins
lain yg dilibatkan, Poktan/
Gapoktan & LPHP.
Poktan/
Gapoktan &
LPHP
Desa/ PKPM.
8 Pengelolaan
pupuk (Organik
& anorganik)
1. Lokasi pengembangan.
2. Pengembangan & manajemen
3. Prosesi & konsumen
Lembaga desa, Dinas/ ins
lain yg dilibatkan, Poktan/
Gapoktan & LPHP.
Poktan/
Gapoktan &
LPHP
Desa/ PKPM.
Lanjutan …..
“
12
No Strategi Rencana Yang Terlibat Pelaksana Organisator/ PJ
9 Pengelolaan
bahan
pengendali OPT
1. Lokasi pengembangan AH,
pestnab, POC dll.
2. Pengembangan & manajemen
3. Prosesi & konsumen
Lembaga desa, Dinas/ ins
lain yg dilibatkan, Poktan/
Gapoktan & LPHP.
Poktan/
Gapoktan &
LPHP
Desa/ PKPM.
10 PKPM 1. Lokasi PKPM.
2. Penguatan organisasi.
3. Pengembangan manajemen
Lembaga desa,
organisasi
kemasyarakatan, Dinas/
ins lain yg dilibatkan,
Poktan/ Gapoktan &
LPHP.
Poktan/
Gapoktan,
masy & LPHP
Desa/ PKPM.
11 Pengelolaan
pasca panen
1. Lokasi proses pasca panen.
2. Pengembangan & penguatan
manajemen
Lembaga desa, Dinas/ ins
lain yg dilibatkan, Poktan/
Gapoktan.
Poktan/
Gapoktan .
PKPM.
12 Pengelolaan
pasar
1. Pengkajian pasar.
2. Penguatan/ pengemb.
manajemen
Lembaga desa, Dinas/ ins
lain yg dilibatkan, Poktan/
Gapoktan.
Poktan/
Gapoktan
PKPM.
Lanjutan …..
LOKASI KEGIATAN MTS
13
No Tahun Kabupaten Kecamatan Desa
1. 2017 Probolinggo Krejengan Sentong
Ngawi Kwadungan Tirak
Lamongan Laren Brangsi
Banyuwangi Gambiran Wringinrejo
2. 2018 Lamongan Sekaran Besur, Kebalan Kulon, Kendal
Bojonegoro Kapas Bangilan, Sukowati, Bakalan
3. 2019 Pasuruan Beji Glanggang, Beji, Cangkringmalang
4. 2020 Madiun Geger Klorogan, Sumberejo, Slambur
5 2021 Trenggalek Durenan Karanganom
6 2022 Jember Puger Wonosari
7 2023 Mojokerto Mojoanyar Ngarjo
BAGAN TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MTS
14
Petunjuk Teknis Manajemen Tanaman Sehat TA. 2022
U7
TERLIBAT : 40 ORG
PETANI PESERTA 30 ORG
PETEMUAN KOORDINASI/
PERSIAPAN
WAKTU MIN. 1 BLN SBL TANAM
MATERI : PROG, ANALISA
DUK & KELEMBG SERTA
PENETAPAN, RTL
TERLIBAT : 35 ORG
PETANI PESERTA 30 ORG
PETEMUAN PERENC. AES
WAKTU 2 KALI
PERTEMUAN
MIN. 1 BULAN SEBLM TANAM
MATERI : PEMETAAN AES &
ANALISA MASALAH SOLUSI,
PENELUSURAN BUDIDAYA, REK.,
RENC. KEBUT, ANALISA PERAN,
RENC. KERJA/ KEG
TERLIBAT : 35 ORG
PETANI PESERTA 30 ORG
PETEMUAN PKPM/
PERTAMA
MATERI : KELEMBG, AH,
PPK HAYATI, PESTNAB,
EVALUASI & RENC.
TERLIBAT : 35 ORG
PETANI PESERTA 30 ORANG
AKSI LAP/ PENGELOLAAN
AES
2 KALI PERTEMUAN/ AKSI
MATERI : PENGAMATAN
& PENGELOLAAN AES
PETEMUAN PKPM/
KEDUA
MATERI : KELEMBG, AH,
PPK HAYATI, PESTNAB,
EVALUASI & RENC.
TERLIBAT : 35 ORG
PETANI PESERTA 30 ORG
PETEMUAN
PENGEMBANGAN RTL
MATERI : HASIL KEG,
RESPONS & DUKUNGAN,
DEKLARASI PKPM, RTL
TERLIBAT : 35 ORG
PETANI PESERTA 30 ORG
TARGET : Tanaman sehat, OPT terkendali, produksi taraf tinggi, cemaran bahan pengendali
OPT rendah, lingkungan sehat, produk bersaing di pasaran.
SELAMA
1 MUSIM
TANAM
“
15
PENGORGANISIR KEGIATAN 1.Kepala Desa dan perangkat desa : fasilitasi administratif persuratan dengan
lembaga berkompeten lainnya baik di tingkat desa maupun kecamatan; ikut kerja
bersama dg poktan/ peserta dlm menggerakan petani di hamparan dan
masyarakat; fasilitasi sarana yg dibutuhkan berhub. dg keg MTS/ pendampingan.
2.Aparat tingkat kecamatan (MUSPIKA) utamanya Camat : merespons dan
mensosialisasikan keg. MTS dg instansi terkait baik tk. Kec. maupun kab, motivasi
dan ikut menggerakan petani dan masyarakat dalam kerja lap., pendampingan
secara proporsional bila diperlukan.
3.Koordinator POPT- PHP Kabupaten : ikut bertanggung jawab terhadap pelaks.
MTS, pendampingan keg, mengkoordinasikan keg dg Dinas Pertanian kab dan
Wilker/LPHP bersama Tripartit (POPT- PHP, PPL dan atau KCD) menggerakan
petani dalam pelaks. kerja lapangan.
4.Wilker / LPHP: bertanggung jawab baik teknis maupun administratif terhadap
pelaks MTS; pendampingan keg/ fasilitasi sarana budidaya ramah lingk. (agens
hayati, tan.refugia, pest. nabati dan pupuk hayati).
5.Petugas/ pemandu lapangan : memandu keg baik secara teknis maupun
administratif, bertanggungjawab terhadap keberhasilan baik teknis maupun
administratif, mengkoordinasikan setiap keg (baik sebelum dan sesudah kegiatan)
kepada aparat pemerintah (desa, kecamatan) dan instansi terkait, bersama poktan
dalam menggerakan petani untuk pengelolaaan agro-ekosistem dan atau
pengendalian OPT.
6.Kelompoktani dan petani peserta kegiatan : bertanggungjawab terhadap
keberhasilan keg baik teknis maupun administratif, mengkoordinasikan setiap
kegiatan (baik sebelum dan sesudah keg) kepada pemandu lapangan dan aparat
pemerintahan desa, bersama petani peserta menggerakan petani dalam
pengelolaaan agro-ekosistem dan atau pengendalian OPT di hamparan.
7.Petani pengamat : melaks. pengamatan agro-ekosistem di hamparan yang
sesuai dengan pembagian tugas; bersama petani pengamat yang lain dan petugas
melaksanakan analisa hasil pengamatan agro-ekosistem sampai dengan
pengambilan keputusan tindakan pengelolaan agro-ekosistem dan atau
pengendalian OPT; bersama pemandu lapangan/ petugas fasilitasi dan atau
memandu pada pertemuan evaluasi; bertanggung jawab terhadap keamanan
produksi dari gangguan OPT.
ANALISIS PERAN & DUKUNGAN KEGIATAN
“
16
 Aspek teknis :
• Agroekosistem terkelola secara terencana dan sistimatis sesuai dengan kebutuhan lingkungan pertanian
sawah/ hamparan dan petani/ masyarakat.
• Meningkatnya kesuburan tanah dan biodiversitas di lahan/ hamparan.
• Penggunaan bahan kimia sintetis di lahan pertanian secara rasional yang berdasarkan hasil pengamatan
dan analisis agroekosistem.
• Agroekosistem seimbang dan terjaga, lingkungan sehat.
• Tanaman tumbuh sehat dan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) terkendali sampai dibawah aras
yang tidak merugikan secara ekonomis.
• Lahan / hamparan pertanian terkonstruksi indah dari perspektif estetika menjadi agro wisata desa.
 Aspek sosial :
• Hubungan antar petani terkonstruksi baik dan nyaman menjadi petani di lahan/ hamparannya.
• Tumbuhkembangnya rasa kepedulian dan tanggung jawab petani/ masyarakat akan pentingnya
kesehatan petani/ masyarakat dan lingkungannya.
• Tumbuhkembangnya rasa keswadayaan dan kemandirian petani/ masyarakat dalam mengembangkan
usaha taninya/ pertaniannya menuju kedaulatan pangan desa
DAMPAK DAN MANFAAT MTS
“
17
Aspek ekonomi :
• Produktivitas dan produksi meningkat, kualitas terjaga (produk prima 1, 2 dan 3
tercapai) bahkan kemudian produk organik.
• Biaya proses produksi lebih efisien, efektif dan rendah dibanding budidaya secara
konvensional.
• Pendapatan petani meningkat baik dari aspek usahataninya sendiri maupun
secara terorganisir oleh pkpm (pengelolaan sarana budidaya dan agrowisatanya).
Aspek kelembagaan :
• Berfungsinya kelompoktani/ gabungan kelompoktani dan pkpm yang terencana/
terorganisir.
• Terpetakannya peran, fungsi dan program/ kegiatan kelembagaan- kelembagaan
di tingkat desa (poktan, gapoktan, hippa, pkpm dan kelembagaan lainnya).
• Tumbuhkembangnya kemitraan dengan lembaga lain yang berkompeten dalam
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Lanjutan…
MANAJEMEN TANAMAN SEHAT DINAS PERTANIAN DAN KP 2023 st.pptx

More Related Content

Similar to MANAJEMEN TANAMAN SEHAT DINAS PERTANIAN DAN KP 2023 st.pptx

Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxMateri Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
novitawale
 
Proposal ppah
Proposal ppahProposal ppah
Proposal ppah
Kabayan Baduy
 
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)
M. Adli
 
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadi
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadiBahan ajar pengetahuan m krpl darmadi
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadiSyarif Hidayatullah
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma Wijaya
 
Lap akhir peta kerawanan pangan
Lap akhir peta kerawanan  panganLap akhir peta kerawanan  pangan
Lap akhir peta kerawanan pangan
pandirambo900
 
22 35-1-sm
22 35-1-sm22 35-1-sm
22 35-1-sm
HendraYudhistira3
 
REMBUK STUNTING DESA (1).pptx
REMBUK STUNTING DESA (1).pptxREMBUK STUNTING DESA (1).pptx
REMBUK STUNTING DESA (1).pptx
AladinBokingo
 
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi InovasiDampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
Ajat Learner
 
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya PertanianLaporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Athifah Ningtyas
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisBBPP_Batu
 
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptxMENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
TPPP3MDMunaBarat
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisniskodok666
 
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf
oheokhr73
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Akademi Desa 4.0
 
Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo
Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjoProposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo
Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo
Training Management Forum of Indonesia
 

Similar to MANAJEMEN TANAMAN SEHAT DINAS PERTANIAN DAN KP 2023 st.pptx (20)

Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
 
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxMateri Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
 
Proposal ppah
Proposal ppahProposal ppah
Proposal ppah
 
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)
 
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadi
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadiBahan ajar pengetahuan m krpl darmadi
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadi
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
 
Lap akhir peta kerawanan pangan
Lap akhir peta kerawanan  panganLap akhir peta kerawanan  pangan
Lap akhir peta kerawanan pangan
 
22 35-1-sm
22 35-1-sm22 35-1-sm
22 35-1-sm
 
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.2
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.2Laporan akhir 2014 bptp sumsel.2
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.2
 
REMBUK STUNTING DESA (1).pptx
REMBUK STUNTING DESA (1).pptxREMBUK STUNTING DESA (1).pptx
REMBUK STUNTING DESA (1).pptx
 
Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018
 
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
 
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi InovasiDampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
 
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya PertanianLaporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptxMENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
 
Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo
Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjoProposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo
Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo
 

MANAJEMEN TANAMAN SEHAT DINAS PERTANIAN DAN KP 2023 st.pptx

  • 2. 05 03 01 02 04 Pertambahan Jumlah Penduduk dan Perubahan Perilaku Konsumen. Variabilitas dan Perubahan Iklim Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pestisida kimia sintetik Cenderung Meningkat. Alih Fungsi Lahan / Konversi Lahan (Penciutan Lahan Pertanian) Stagnasi Teknologi produksi dan teknologi informasi yang dinamis 06 UU No. 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan Degradasi, Penurunan Produktivitas Lahan Pertanian, dan Kelangkaan / Keterbatasan Sumberdaya Lahan Potensial / Subur . LATAR BELAKANG
  • 3. MTS adalah model penerapan PHT Lahir di Jawa Timur Hasil kristalisasi pengalaman panjang penerapan PHT, yang diinisiasi oleh para PL 1 Jawa Timur di bawah koordinasi UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur MTS merupakan modifikasi dari model penerapan PHT “merancang ulang agroekosistem” yang dikemukakan oleh altieri dan nicholls pada tahun 2005 “Strategi Pengendalian OPT di Jawa Timur dengan Penerapan Manajemen Tanaman Sehat (MTS)”
  • 4. MTS adalah suatu strategi untuk dapat menciptakan ekosistem pertanian yang sehat dan tahan terhadap resiko serangan OPT, dapat meningkatan produksi dan produktivitas pada taraf tinggi stabil, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta menciptakan petani-petani yang handal dalam menyelesaikan permasalahan di lahannya sendiri DEFINISI MTS Manajemen Tanaman Sehat (MTS) : Pengelolaan agroekosistem dalam suatu kawasan/hamparan dengan pendekatan yang terrencana, komprehensif, integral dan berkelanjutan yang meliputi semua aspek baik ekologi, ekonomi dan sosial budaya
  • 5. 5 PROGRAM MTS Terbentuknya kedaulatan Pangan di tingkat Desa Pendapatan dan kesejahteraan Petani Meningkat • Agroekosistem / lingkungan seimbang, stabil dan sehat melalui Rekayasa SDA, Pengelolaan Agroekosistem sesuai konsep PHT • Tersedianya sarana budidaya yang memadai sesuai kebutuhan lokal secara mandiri • Memberdayakan petani / masyarakat dan lembaga terkait melalui Pelatihan / SL, Klinik Tanaman dan Manajemen Mutu • Menjadikan desa sebagai pusat informasi REKAYASA SUMBERDAYA ALAM, SOSIAL PENGELOLAAN SARANA PRASARANA BUDIDAYA & PASCA PANEN OLEH PKPM PELATIHAN/ SL, KLINIK TANAMAN, MANAJEMEN MUTU. PENGELOLAAN AES SESUAI KONSEP & PRINSIP PHT - Memberdayakan kelompoktani/ gapoktan alumni SL- PHT untuk mengorganisir petani di hamparan/ kawasan dalam menerapkan konsep dan prinsip PHT - Membangun kelembagaan PHT yang profesional dalam mendukung kegiatan - Menguatkan kelembagaan Perlindungan Tanaman di tingkat desa untuk mendukung posko kedaulatan pangan mandiri (PKPM) - Meningkatkan produksi dan pendapatan petani. TUJUAN MTS
  • 6. STIMULAN KESWADAYAAN PEMBERDAYAAN SIFAT PROGRAM - Agens Hayati - Bahan Pembuatan Pupuk - Benih Refugia - Banner dan baliho - Bantrans Petugas dan Pengamat - Konsumsi pertemuan SIFAT PROGRAM KEGIATAN SDA : pengelolaan komponen agroekosistem. SDM : petani, kelembagaan PHT, poktan, gapoktan, perangkat desa & petugas.
  • 7. Pengelolaan Agroekosistem / Rekayasa SDA dengan Multi Strategi 1  Penelusuran histori budidaya oleh petani  Analisis masalah dan alternatif pemecahannya  Analisis ekonomi usahatani  Analisis peran (siapa berperan apa?)  Penyusunan rekomendasi budidaya (SOP)  Penyusunan rencana kerja hamparan Pupuk Organik Pengembalian jerami sebagai bahan organik lokal Pemanfaatan kompos dan bioaktivator lokal “Untuk memperoleh produksi maksimal maka tanaman harus sehat, tanaman yang sehat tumbuh pada tanah yang sehat, tanah yang sehat adalah tanah dengan kandungan bahan organik yang cukup” Pengolahan Tanah yang baik Ada jeda waktu (dayung), dan pengolahan untuk memperbaiki tekstur, struktur dan aerasi tanah Benih Berkualitas Penggunaan benih unggul bermutu Pelestarian musuh alami dengan Refugia Penamanan refugia untuk meningkatkan keanekaragaman musuh alami Agens Hayati & Pestisida Nabati Digunakan untuk menjaga kelestarian ekosistem pertanian dan lingkungan, memperbaiki kualitas dan kesehatan hasil pertanian Pemupukan proporsional Dilakukan untuk menambah ketersediaan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman Pengelolaan air Sesuai kebutuhan tanaman Pengamatan dan Pengendalian OPT Dilakukan dengan sistem PHT KOMPONEN PENGELOLAAN AGROEKOSISTEM
  • 8. 2 Peningkatan Kapasitas SDM SDM menjadi bagian paling utama dalam membangun sistem pertanian. Oleh karena itu peningkatan kapasitas SDM untuk dapat memahami sistem pertanian dengan manajemen tanaman sehat mutlak diperlukan. Langkah tersebut dilakukan dengan pendekatan : Sekolah Lapangan dengan metode pembelajaran orang dewasa melalui diskusi partisipatoris dan kesepakatan bersama.  Restrukturisasi dan optimalisasi fungsi dan peran kelembagaan pertanian di tingkat desa : Kelompok Tani, Gapoktan dan HIPPA.  Kelompok tani yang fungsional akan memberikan pelayanan kebutuhan anggota utamanya dalam budidaya skala hamparan  Membangun kelembagaan pendukung : - Petani Pengamat - Regu Pengendali Hama (RPH) - Pusat Pelayanan Agens Hayati (PPAH) - Posko Kedaulatan Pangan Mandiri (PKPM)
  • 9. 2 Desa Sebagai Pusat Aktivitas Kelompok Tani dan Posko Kedaulatan Pangan Mandiri (PKPM) Desa berperan sebagai pusat data dan pengelolaan informasi dari hulu sampai dengan hilir.
  • 10. “ 10 PERENCANAAN STRATEGIS MTS N o Strategi Rencana Yang Terlibat Pelaksana Organisator/ PJ 1 Rekayasa SDA 1. Pemetaan & penataan potensi. 2. Pengembangan & penataan keragaman hayati (AH, tan refugia/ oksigenitas). Lembaga desa, organisasi kemsyr, Dinas/ ins lain yg dilibatkan, Poktan/ Gapoktan, LPHP Poktan/ Gapoktan, pengairan, LPHP Ketua Poktan/ Gapoktan/ Desa/ PKPM. 2 Rekayasa sosial 1. Identifikasi budaya pertanian. 2. Identifikasi hub antar petani/ Poktan/ masy. Lembaga desa, organisasi kemsyr, Dinas/ ins lain yg dilibatkan, Poktan/ Gapoktan, LPHP Poktan/ Gapoktan, LPHP Ketua Poktan/ Gapoktan/ Desa/ PKPM. 3 Pengelolaan AES sesuai konsep & prinsip PHT 1. Pemetaan & penataan AES. 2. Karakteristik setiap komponen AES. 3. Penelusuran budidaya. Lembaga desa, Dinas/ ins lain yg dilibatkan, Poktan/ Gapoktan, LPHP. Poktan/ Gapoktan, LPHP Ketua Poktan/ Gapoktan/ Desa/ PKPM. 4 Pelatihan/ sekolah lap. 1. Learning by doing. 2. Proses belajar partisipatif (CBLP/ POD) Lembaga desa, Petugas Pert, Poktan/ Gapoktan, LPHP Poktan/ Gapoktan & LPHP Ketua Poktan/ Gapoktan/ Desa/ PKPM.
  • 11. “ 11 No Strategi Rencana Yang Terlibat Pelaksana Organisator/ PJ 5 Klinik tanaman 1. Budidaya beraneka tan. 2. Pusat pengembangan tekn inovatif local spesifik. 3. Pusat data/ informasi. Lembaga desa, Dinas/ ins lain yg dilibatkan, Poktan/ Gapoktan, LPHP Poktan/ Gapoktan & masy, LPHP Desa/ PKPM. 6 Manajemen mutu 1. Penyusunan SOP. 2. Penyusunan dokumen mutu. Lembaga desa, Dinas/ ins lain yg dilibatkan, Poktan/ Gapoktan & LPHP. Poktan/ Gapoktan & LPHP Desa/ PKPM. 7 Pengelolaan benih 1. Lokasi pembenihan. 2. Pengelolaan budidaya. 3. Prosesi & konsumen benih. Lembaga desa, Dinas/ ins lain yg dilibatkan, Poktan/ Gapoktan & LPHP. Poktan/ Gapoktan & LPHP Desa/ PKPM. 8 Pengelolaan pupuk (Organik & anorganik) 1. Lokasi pengembangan. 2. Pengembangan & manajemen 3. Prosesi & konsumen Lembaga desa, Dinas/ ins lain yg dilibatkan, Poktan/ Gapoktan & LPHP. Poktan/ Gapoktan & LPHP Desa/ PKPM. Lanjutan …..
  • 12. “ 12 No Strategi Rencana Yang Terlibat Pelaksana Organisator/ PJ 9 Pengelolaan bahan pengendali OPT 1. Lokasi pengembangan AH, pestnab, POC dll. 2. Pengembangan & manajemen 3. Prosesi & konsumen Lembaga desa, Dinas/ ins lain yg dilibatkan, Poktan/ Gapoktan & LPHP. Poktan/ Gapoktan & LPHP Desa/ PKPM. 10 PKPM 1. Lokasi PKPM. 2. Penguatan organisasi. 3. Pengembangan manajemen Lembaga desa, organisasi kemasyarakatan, Dinas/ ins lain yg dilibatkan, Poktan/ Gapoktan & LPHP. Poktan/ Gapoktan, masy & LPHP Desa/ PKPM. 11 Pengelolaan pasca panen 1. Lokasi proses pasca panen. 2. Pengembangan & penguatan manajemen Lembaga desa, Dinas/ ins lain yg dilibatkan, Poktan/ Gapoktan. Poktan/ Gapoktan . PKPM. 12 Pengelolaan pasar 1. Pengkajian pasar. 2. Penguatan/ pengemb. manajemen Lembaga desa, Dinas/ ins lain yg dilibatkan, Poktan/ Gapoktan. Poktan/ Gapoktan PKPM. Lanjutan …..
  • 13. LOKASI KEGIATAN MTS 13 No Tahun Kabupaten Kecamatan Desa 1. 2017 Probolinggo Krejengan Sentong Ngawi Kwadungan Tirak Lamongan Laren Brangsi Banyuwangi Gambiran Wringinrejo 2. 2018 Lamongan Sekaran Besur, Kebalan Kulon, Kendal Bojonegoro Kapas Bangilan, Sukowati, Bakalan 3. 2019 Pasuruan Beji Glanggang, Beji, Cangkringmalang 4. 2020 Madiun Geger Klorogan, Sumberejo, Slambur 5 2021 Trenggalek Durenan Karanganom 6 2022 Jember Puger Wonosari 7 2023 Mojokerto Mojoanyar Ngarjo
  • 14. BAGAN TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MTS 14 Petunjuk Teknis Manajemen Tanaman Sehat TA. 2022 U7 TERLIBAT : 40 ORG PETANI PESERTA 30 ORG PETEMUAN KOORDINASI/ PERSIAPAN WAKTU MIN. 1 BLN SBL TANAM MATERI : PROG, ANALISA DUK & KELEMBG SERTA PENETAPAN, RTL TERLIBAT : 35 ORG PETANI PESERTA 30 ORG PETEMUAN PERENC. AES WAKTU 2 KALI PERTEMUAN MIN. 1 BULAN SEBLM TANAM MATERI : PEMETAAN AES & ANALISA MASALAH SOLUSI, PENELUSURAN BUDIDAYA, REK., RENC. KEBUT, ANALISA PERAN, RENC. KERJA/ KEG TERLIBAT : 35 ORG PETANI PESERTA 30 ORG PETEMUAN PKPM/ PERTAMA MATERI : KELEMBG, AH, PPK HAYATI, PESTNAB, EVALUASI & RENC. TERLIBAT : 35 ORG PETANI PESERTA 30 ORANG AKSI LAP/ PENGELOLAAN AES 2 KALI PERTEMUAN/ AKSI MATERI : PENGAMATAN & PENGELOLAAN AES PETEMUAN PKPM/ KEDUA MATERI : KELEMBG, AH, PPK HAYATI, PESTNAB, EVALUASI & RENC. TERLIBAT : 35 ORG PETANI PESERTA 30 ORG PETEMUAN PENGEMBANGAN RTL MATERI : HASIL KEG, RESPONS & DUKUNGAN, DEKLARASI PKPM, RTL TERLIBAT : 35 ORG PETANI PESERTA 30 ORG TARGET : Tanaman sehat, OPT terkendali, produksi taraf tinggi, cemaran bahan pengendali OPT rendah, lingkungan sehat, produk bersaing di pasaran. SELAMA 1 MUSIM TANAM
  • 15. “ 15 PENGORGANISIR KEGIATAN 1.Kepala Desa dan perangkat desa : fasilitasi administratif persuratan dengan lembaga berkompeten lainnya baik di tingkat desa maupun kecamatan; ikut kerja bersama dg poktan/ peserta dlm menggerakan petani di hamparan dan masyarakat; fasilitasi sarana yg dibutuhkan berhub. dg keg MTS/ pendampingan. 2.Aparat tingkat kecamatan (MUSPIKA) utamanya Camat : merespons dan mensosialisasikan keg. MTS dg instansi terkait baik tk. Kec. maupun kab, motivasi dan ikut menggerakan petani dan masyarakat dalam kerja lap., pendampingan secara proporsional bila diperlukan. 3.Koordinator POPT- PHP Kabupaten : ikut bertanggung jawab terhadap pelaks. MTS, pendampingan keg, mengkoordinasikan keg dg Dinas Pertanian kab dan Wilker/LPHP bersama Tripartit (POPT- PHP, PPL dan atau KCD) menggerakan petani dalam pelaks. kerja lapangan. 4.Wilker / LPHP: bertanggung jawab baik teknis maupun administratif terhadap pelaks MTS; pendampingan keg/ fasilitasi sarana budidaya ramah lingk. (agens hayati, tan.refugia, pest. nabati dan pupuk hayati). 5.Petugas/ pemandu lapangan : memandu keg baik secara teknis maupun administratif, bertanggungjawab terhadap keberhasilan baik teknis maupun administratif, mengkoordinasikan setiap keg (baik sebelum dan sesudah kegiatan) kepada aparat pemerintah (desa, kecamatan) dan instansi terkait, bersama poktan dalam menggerakan petani untuk pengelolaaan agro-ekosistem dan atau pengendalian OPT. 6.Kelompoktani dan petani peserta kegiatan : bertanggungjawab terhadap keberhasilan keg baik teknis maupun administratif, mengkoordinasikan setiap kegiatan (baik sebelum dan sesudah keg) kepada pemandu lapangan dan aparat pemerintahan desa, bersama petani peserta menggerakan petani dalam pengelolaaan agro-ekosistem dan atau pengendalian OPT di hamparan. 7.Petani pengamat : melaks. pengamatan agro-ekosistem di hamparan yang sesuai dengan pembagian tugas; bersama petani pengamat yang lain dan petugas melaksanakan analisa hasil pengamatan agro-ekosistem sampai dengan pengambilan keputusan tindakan pengelolaan agro-ekosistem dan atau pengendalian OPT; bersama pemandu lapangan/ petugas fasilitasi dan atau memandu pada pertemuan evaluasi; bertanggung jawab terhadap keamanan produksi dari gangguan OPT. ANALISIS PERAN & DUKUNGAN KEGIATAN
  • 16. “ 16  Aspek teknis : • Agroekosistem terkelola secara terencana dan sistimatis sesuai dengan kebutuhan lingkungan pertanian sawah/ hamparan dan petani/ masyarakat. • Meningkatnya kesuburan tanah dan biodiversitas di lahan/ hamparan. • Penggunaan bahan kimia sintetis di lahan pertanian secara rasional yang berdasarkan hasil pengamatan dan analisis agroekosistem. • Agroekosistem seimbang dan terjaga, lingkungan sehat. • Tanaman tumbuh sehat dan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) terkendali sampai dibawah aras yang tidak merugikan secara ekonomis. • Lahan / hamparan pertanian terkonstruksi indah dari perspektif estetika menjadi agro wisata desa.  Aspek sosial : • Hubungan antar petani terkonstruksi baik dan nyaman menjadi petani di lahan/ hamparannya. • Tumbuhkembangnya rasa kepedulian dan tanggung jawab petani/ masyarakat akan pentingnya kesehatan petani/ masyarakat dan lingkungannya. • Tumbuhkembangnya rasa keswadayaan dan kemandirian petani/ masyarakat dalam mengembangkan usaha taninya/ pertaniannya menuju kedaulatan pangan desa DAMPAK DAN MANFAAT MTS
  • 17. “ 17 Aspek ekonomi : • Produktivitas dan produksi meningkat, kualitas terjaga (produk prima 1, 2 dan 3 tercapai) bahkan kemudian produk organik. • Biaya proses produksi lebih efisien, efektif dan rendah dibanding budidaya secara konvensional. • Pendapatan petani meningkat baik dari aspek usahataninya sendiri maupun secara terorganisir oleh pkpm (pengelolaan sarana budidaya dan agrowisatanya). Aspek kelembagaan : • Berfungsinya kelompoktani/ gabungan kelompoktani dan pkpm yang terencana/ terorganisir. • Terpetakannya peran, fungsi dan program/ kegiatan kelembagaan- kelembagaan di tingkat desa (poktan, gapoktan, hippa, pkpm dan kelembagaan lainnya). • Tumbuhkembangnya kemitraan dengan lembaga lain yang berkompeten dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Lanjutan…