Dokumen tersebut membahas definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, data penunjang, dan komplikasi diabetes melitus. Diabetes dapat dibedakan menjadi tipe I yang disebabkan kekurangan produksi insulin dan tipe II yang disebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresinya. Kedua tipe dapat menyebabkan komplikasi akut seperti hipoglikemia dan kronis seperti gangguan organ.
1. Laporan pendahuluan ini membahas definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinik, dan diagnosis keperawatan diabetes melitus.
2. Diabetes melitus adalah kondisi hiperglikemia kronis yang disebabkan gangguan hormonal insulin dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
3. Terdapat dua jenis utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kekurangan produksi insulin dan tipe 2 yang disebabkan resistensi terhadap insulin.
1. Dokumen membahas tentang diabetes mellitus dan komplikasi kroniknya.
2. Jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 diprediksi akan meningkat signifikan pada 2030.
3. Komplikasi diabetes meliputi gangguan organ secara anatomis dan fungsional.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah. DM dibagi menjadi tipe I, tipe II, dan sekunder. Gejala klinis DM antara lain poliuria, polidipsia, polifagia. Pengobatan DM meliputi diet, olahraga, obat-obatan seperti metformin, sulfonilurea, dan insulin. Komplikasi DM dapat akut atau kronis seperti
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus membahas konsep dasar penyakit diabetes, manifestasi klinis, patofisiologi, penatalaksanaan, dan pengkajian keperawatan pada pasien diabetes.
Dokumen tersebut membahas definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, data penunjang, dan komplikasi diabetes melitus. Diabetes dapat dibedakan menjadi tipe I yang disebabkan kekurangan produksi insulin dan tipe II yang disebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresinya. Kedua tipe dapat menyebabkan komplikasi akut seperti hipoglikemia dan kronis seperti gangguan organ.
1. Laporan pendahuluan ini membahas definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinik, dan diagnosis keperawatan diabetes melitus.
2. Diabetes melitus adalah kondisi hiperglikemia kronis yang disebabkan gangguan hormonal insulin dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
3. Terdapat dua jenis utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kekurangan produksi insulin dan tipe 2 yang disebabkan resistensi terhadap insulin.
1. Dokumen membahas tentang diabetes mellitus dan komplikasi kroniknya.
2. Jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 diprediksi akan meningkat signifikan pada 2030.
3. Komplikasi diabetes meliputi gangguan organ secara anatomis dan fungsional.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah. DM dibagi menjadi tipe I, tipe II, dan sekunder. Gejala klinis DM antara lain poliuria, polidipsia, polifagia. Pengobatan DM meliputi diet, olahraga, obat-obatan seperti metformin, sulfonilurea, dan insulin. Komplikasi DM dapat akut atau kronis seperti
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus membahas konsep dasar penyakit diabetes, manifestasi klinis, patofisiologi, penatalaksanaan, dan pengkajian keperawatan pada pasien diabetes.
Modul ini membahas asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem endokrin dan sistem perkemihan khususnya diabetes melitus. Modul ini menjelaskan pengertian, penyebab, patofisiologi, tanda dan gejala, penatalaksanaan, pengkajian, diagnosa dan perencanaan keperawatan pasien diabetes melitus.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosa, dan penatalaksanaan diabetes melitus. Secara khusus membahas tentang pengaruh diabetes terhadap kehamilan, persalinan, dan masa nifas serta pengaruhnya pada janin dan bayi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe 1. Terdapat penjelasan mengenai penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan diabetes melitus tipe 1 yang meliputi insulin, diet, olahraga, pemantauan, serta pendidikan.
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
Dokumen tersebut merangkum konsep dasar diabetes mellitus, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaannya. Diabetes mellitus adalah kelompok gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kekurangan produksi insulin atau resistensi terhadap insulin. Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel pankreas dan tipe 2 yang le
Laporan ini membahas gangren pada pasien diabetes melitus. DM dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan pembuluh darah dan saraf yang dapat menimbulkan gangren, terutama pada ekstremitas bawah. Gangren diabetik ditandai dengan nekrosis jaringan akibat penurunan aliran darah dan sering terinfeksi bakteri. Komplikasi gangren dapat berupa osteomielitis, sepsis, amputasi anggota tubuh.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada pasien Ny. S dengan diagnosis diabetes mellitus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dokumen menjelaskan konsep dasar diabetes meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, anatomi fisiologi, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan diabetes serta fokus pengkajian dan diagnosa keperawatan terkait diabetes.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus (DM) yang merupakan gangguan metabolisme yang disebabkan oleh defisiensi sekresi insulin atau efektivitas insulin. DM tipe 2 dapat disebabkan oleh obesitas yang mengurangi efektivitas reseptor insulin. Dokumen ini juga membahas konsep penyakit DM, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, diagnosis, dan konsep askep pada pasien DM.
Modul ini membahas asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem endokrin dan sistem perkemihan khususnya diabetes melitus. Modul ini menjelaskan pengertian, penyebab, patofisiologi, tanda dan gejala, penatalaksanaan, pengkajian, diagnosa dan perencanaan keperawatan pasien diabetes melitus.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosa, dan penatalaksanaan diabetes melitus. Secara khusus membahas tentang pengaruh diabetes terhadap kehamilan, persalinan, dan masa nifas serta pengaruhnya pada janin dan bayi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe 1. Terdapat penjelasan mengenai penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan diabetes melitus tipe 1 yang meliputi insulin, diet, olahraga, pemantauan, serta pendidikan.
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
Dokumen tersebut merangkum konsep dasar diabetes mellitus, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaannya. Diabetes mellitus adalah kelompok gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kekurangan produksi insulin atau resistensi terhadap insulin. Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel pankreas dan tipe 2 yang le
Laporan ini membahas gangren pada pasien diabetes melitus. DM dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan pembuluh darah dan saraf yang dapat menimbulkan gangren, terutama pada ekstremitas bawah. Gangren diabetik ditandai dengan nekrosis jaringan akibat penurunan aliran darah dan sering terinfeksi bakteri. Komplikasi gangren dapat berupa osteomielitis, sepsis, amputasi anggota tubuh.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada pasien Ny. S dengan diagnosis diabetes mellitus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dokumen menjelaskan konsep dasar diabetes meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, anatomi fisiologi, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan diabetes serta fokus pengkajian dan diagnosa keperawatan terkait diabetes.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus (DM) yang merupakan gangguan metabolisme yang disebabkan oleh defisiensi sekresi insulin atau efektivitas insulin. DM tipe 2 dapat disebabkan oleh obesitas yang mengurangi efektivitas reseptor insulin. Dokumen ini juga membahas konsep penyakit DM, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, diagnosis, dan konsep askep pada pasien DM.
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...syikir
Diabetes melitus adalah gangguan sistem endokrin dimana terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah akibat kelainan produksi atau respons insulin. Konsep medis diabetes melitus mencakup definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medis.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar diabetes melitus, meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, persiapan pre dan post operasi pada pasien diabetes. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa diabetes melitus adalah gangguan endokrin yang ditandai dengan kenaikan glukosa darah yang disebabkan kelainan produksi atau fungsi insulin, serta dampak dan komplikasinya jika tidak
Bab ini membahas kajian pustaka tentang diabetes melitus, termasuk pengertian, klasifikasi, gejala, patogenesis, faktor risiko, dan manajemennya. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi yang disebabkan kelainan sekresi insulin atau kerja insulin, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kronis.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas proposal kegiatan promosi kesehatan diabetes melitus di kelurahan Penataban kecamatan Giri kabupaten Banyuwangi yang mencakup latar belakang, definisi, penyebab, gejala, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan diabetes melitus.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang studi pengetahuan ibu tentang manfaat KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2016. Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah tersebut berdasarkan hasil survei awal tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang man
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penanganan awal pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Metode yang dig
Kelurahan Laiworu dan Kelurahan Wamponiki melaksanakan kegiatan bhabinkamtibmas pada bulan September 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menjaga ketertiban serta kenyamanan lingkungan. Masyarakat diajak bekerja sama dengan aparat keamanan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal di kedua kelurahan.
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Laiworu melakukan beberapa kegiatan antara lain patroli rutin di lingkungan kelurahan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kerjasama masyarakat dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman, serta melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang rawan kejahatan.
Ekosistem padang lamun memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari ekosistem mangrove dan terumbu karang. Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang mampu beradaptasi hidup di perairan laut dengan memiliki akar, daun, dan pembuluh. Lamun membentuk hamparan vegetasi yang luas dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan pesisir.
Cinderella is a story about a girl named Cinderella who is mistreated by her stepmother and stepsisters. She dreams of attending the prince's ball but is unable to go. With the help of a fairy godmother, Cinderella is able to go to the ball in a magical coach and dress. At midnight, she flees the ball, losing one of her glass slippers. The prince searches for the girl whose foot fits the slipper and finds Cinderella. They get married and live happily ever after.
Pemerintah Kabupaten Muna meminta Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan serah terima akhir atas pekerjaan pembangunan drainase dan duiker lingkungan III Wamponiki yang dilaksanakan oleh CV. Sinar Linda pada tanggal 25 Agustus 2014.
Dokumen ini merangkum manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada Ny. I yang menderita preeklampsia berat di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna dari 14 April hingga 28 April 2015. Laporan ini disusun oleh Sitti Nurjannah sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
Dokumen tersebut menjelaskan 99 nama-nama Allah SWT beserta artinya. Nama-nama tersebut mencakup makna-makna seperti Yang Maha Pemurah, Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui, dan Yang Maha Esa. Nama-nama tersebut merupakan ungkapan dari sifat-sifat dan keagungan Allah SWT.
Global warming will have significant impacts on forests, reefs, deserts, and storms according to the article. The Amazon forest could lose 30-60% of its area and become dry grasslands by 2050 due to warming and deforestation. The Great Barrier Reef may completely disappear within 20 years as rising sea levels from climate change drown the coral. Climate models predict that the Sahara desert could transform back into a lush grassland like it was 12,000 years ago if rainfall increases. While it's unclear if global warming caused any single storm, models indicate that hurricanes will likely become stronger and more destructive due to rising ocean temperatures caused by climate change.
Acara radio membahas penyakit HIV/AIDS, penyebabnya (virus HIV), dan cara penularannya (darah, cairan kelamin, jarum suntik). Narasumber memberikan saran untuk mencegahnya seperti menjauhi seks bebas dan narkoba, serta meningkatkan iman.
1. Tugas : Puskesmas
Kapus : LM. ISHAR MASIALA, SKM
“MAKALAH TENTANG PENYAKIT DENGAN GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN DM (DIABETES MELITUS)”
Disusun
Oleh :
Nama : Wa Ode Herlianti
Nim : 11.11.893
Tingkat : 3.A
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2014
2. KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga sampai sekarang ini. Dan tak
lupa pula shalawat serta salam kita hantarkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhamad SAW.Serta para sahabat-sahabat-Nya, pengikut-pengikutnya hingga akhir
zaman. Dimana yang telah mengajarkan iman dan islam kepada kita, sehingga kita
dapat menikmati indahnya keimanan dan islam.
Dengan penuh rasa syukur saya ucapkan karena dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “DM ( Diabetes Melitus )” yang diberikan kepada saya sebagai tugas
mengikuti proses pembelajaran di puskesmas wapunto kecamatan duruka.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan partisipasi dari semua pihak dalam
memberikan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini jauh lebih
sempurnah.
Harapan saya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
diaplikasikan sebesar-besarnya demi kepentingan Pendidikan Pelayanan Kesehatan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Raha, Februari 2014
Penyusun
3. DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………….…………………………..ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………...1
C. Ruang Lingkup……………………………………………………………………1
D. Tujuan……………………………………………………………………….…….2
E. Metode Penulisan……………………………………………………………….…2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian DM(Diabetes Melitus………………………….……………………..3
B. Penyebab DM(Diabetes Melitus)…………...………………….………………...3
C. Patofisiologi DM (Diabetes Melitus )……………….…………………………...4
D. Tanda Dan gejala DM……………………………………………………….…...5
E. Komplikasi DM……………………………………….……………….…………6
F. Penatalaksanaan DM……………..………………………………………………8
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………….…………………….10
B. Saran………………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompk kelaianan heterogen yang ditandai
oleh kelainan kadar glukosa dalam darah /hiperglikemi (Suzzane C. Smeltzer, 1996 :
1220)
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, ginjal, neurologis dan pembuluh darah disertai lesi pada membran
basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (Arif Mansjoer, 1999 : 580)
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat
(Sylvia A Price and Lorraiene M. Wilson, 1995 : 1111)
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Melitus (DM)
merupakan syndrom gangguan metabolisme secara genetis dan klinis termasuk bahwa
Diabetes heterogen akibat defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas dari
insulin yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik baik pada mata, ginjal,
neurologis dan pembuluh darah.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Tentang penyakit DM ?
2. Menjelaskan Tentang penyebab penyakit DM ?
3. Menjelaskan Patofisiologi penyakit DM ?
4. Menjelaskan Tentang Tanda dan gejala penyakit DM ?
5. Menjelaskan tentang komplikasi penyakit DM ?
6. Menjelaskan Tentang penatalaksanaan dari penyakit DM ?
C. Ruang Lingkup
Karena keterbatasan pada diri penyusun dan luasnya materi tentang penyakit DM (
Diabetes Melitus), maka dalam penyusunan makalah ini, penyusun membatasi pada
pembahasan tentang DM (Diabetes Melitus ).
5. D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan tentang Penyakit DM (Diabetes mellitus ) adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit DM
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang penyakiy DM
E. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah dengan mengambil literature -literature melalui
layanan internet.
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian
(DM) merupakan syndrom gangguan metabolisme secara genetis dan klinis
termasuk bahwa Diabetes heterogen akibat defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya
efektifitas dari insulin yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik baik pada mata,
ginjal, neurologis dan pembuluh darah.
B. Etiologi (Penyebab)
Adapun salah satu etiologi diabetes melitus (DM) dikarenakan oleh faktor nutrisi
yang berlebihan pada seseorang yaitu obesitas. Kasus yang penulis bina merupakan contoh
salah satu penderita DM yang disebabkan oleh kegemukan (obesitas) dimana faktor nutrisi
yang berlebihan dianggap dapat mengurangi jumlah reseptor di target sel, menyebabkan
resistensi terhadap insulin karena perubahan-perubahan pada post reseptor sehingga
transport glukosa berkurang dan menghalangi metabolisme glukosa intraseluler. Obesitas
menimbulkan faktor-faktor yang bertanggungjawab terhadap defek seluler berupa
bertambahnya penimbunan lemak, komposisi diet dan inaktifitas fisik..
Selain itu factor stress neurologis juga dapat dimasukan sebagai factor presipitasi naiknya
kadar gula darah seseorang. Hal ini disebabkan bila seeorang mengalami stress maka akan
terjadi peningkatan sekresi ACTH dengan segera dan bermakna oleh kelenjar hipofisis
anterior, disertai dengan peningkatan sekresi kortisol dari korteks adrenal
Kortisol merupakan salah satu hormon yang secara langsung dapat meningkatkan sekresi
insulin atau dapat memperkuat rangsangan glukosa terhadap sekresi insulin. Efek
perangsangan dari hormon-hormon ini adalah bahwa pemanjangan sekresi dari salah satu
jenis hormon ini dalam jumlah besar kadang-kadang dapat mengakibatkan sel-sel Betha
Pulau Langerhans menjadi kelelahan dan akibatnya timbul Diabetes (Guyton, 1997 )
C. Patofisiologi
Diabetes Melitus Tipe II adalah suatu kondisi dimana sel-sel Betha pankreas relatif
tidak mampu mempertahankan sekresi dan produksi insulin sehingga menyebabkan
7. kekurangan insulin. Menurut Dona C Ignativius dalam bukunya Medical Surgical
menyatakan bahwa “Diabetes Melitus (DM) diakibatkan oleh 2 faktor utama, yaitu
obesitas dan usia lanjut.” Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan dimana
intake kalori berlebihan dengan sebagian besar berbentuk lemak-lemak sehingga terjadi
defisiensi hidrat arang. Hal ini menimbulkan penumpukan lemak pada membran sel
sehingga mengganggu transport glukosa dan menimbulkan kerusakan atau defek selular
yang kemudian menghambat metabolisme glukosa intrasel. Gangguan-gangguan tersebut
terjadi pula pada post reseptor tempat insulin bekerja, jika gangguan ini terjadi pada sel-sel
pankreas maka akan terjadi hambatan atau penurunan kemampuan menghasilkan insulin.
Hal ini diperberat oleh bertambahnya usia yang mempengaruhi berkurangnya jumlah
insulin dari sel-sel beta, lambatnya pelepasan insulin dan atau penurunan sensitifitas
perifer terhadap insulin. Penurunan produksi insulin dan menurunnya sensitifitas insulin
menyebabkan terjadinya DM..
Jika terdapat defisit insulin, terjadi 4 perubahan metabolik yang menyebabkan
timbulnya hipergikemik,yaitu :
a. Transport glukosa yang melintasi membran sel-sel berkurang
b. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
c. Glikolisis meningkat, sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati
dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
d. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah ke
dalam darah dari hasil pemecahan asam amino dan lemak.
Pada Diabetes Mellitus yang telah lama dan tidak terkontrol, bisa terjadi atherosklerosis
pada arteri yang besar, penebalan membran kapiler di seluruh tubuh, dan perubahan
degeneratif pada saraf perifer. Hal ini dapat mengarah pada komplikasi lain seperti
thrombosis koroner, stroke, gangren pada kaki, kebutaan, gagal ginjal dan neuropati.
D. Manifestasi klinis ( Tanda dan Gejala)
Pada klien dengan DM sering ditemukan gejala-gejala :
a. Kelainan kulit : gatal-gatal, bisul dan luka tidak sembuh
8. b. Kelainan ginekologis : gatal-gatal sampai dengan keputihan
c. Kesemutan dan baal-baal
d. Lemah tubuh atau cepat lelah
e. Trias gejala hyperglikemi (poliuri, polipagi, polidipsi) ditambah penurunan BB
Sedangkan pada tahap awal klien dengan Diabetes Mellitus Tipe II/ NIDDM mungkin
sama sekali tidak memperlihatkan gejala apapun dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan
pemeriksaan darah dan tes toleransi glukosa. Sedangkan pada tahap lanjut klien akan
mengalami gejala yang sama dengan penderita Diabetes Mellitus Tipe I/ IDDM
E. Komplikasi
Komplikasi DM dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu komplikasi akut dan komplikasi
menahun.
a. Komplikasi Metabolik Akut
1) Ketoasidosis Diabetik
Apabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami hiperglikemi dan
glukosuria berat, penurunan glikogenesis, peningkatan glikolisis, dan
peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai penumpukkan benda keton,
peningkatan keton dalam plasma mengakibatkan ketosis, peningkatan ion
hidrogen dan asidosis metabolik. Glukosuria dan ketonuria juga mengakibatkan
diuresis osmotik dengan hasil akhir dehidasi dan kehilangan elektrolit sehingga
hipertensi dan mengalami syok yang akhirnya klien dapat koma dan meninggal
2) Hipoglikemi
Seseorang yang memiliki Diabetes Mellitus dikatakan mengalami hipoglikemia
jika kadar glukosa darah kurang dari 50 mg/dl. Hipoglikemia dapat terjadi akibat
lupa atau terlambat makan sedangkan penderita mendapatkan therapi insulin,
akibat latihan fisik yang lebih berat dari biasanya tanpa suplemen kalori
tambahan, ataupun akibat penurunan dosis insulin.
9. Hipoglikemia umumnya ditandai oleh pucat, takikardi, gelisah, lemah, lapar,
palpitasi, berkeringat dingin, mata berkunang-kunang, tremor, pusing/sakit
kepala yang disebabkan oleh pelepasan epinefrin, juga akibat kekurangan
glukosa dalam otak akan menunjukkan gejala-gejala seperti tingkah laku aneh,
sensorium yang tumpul, dan pada akhirnya terjadi penurunan kesadaran dan
koma.
b. Komplikasi Vaskular Jangka Panjang
1) Mikroangiopaty merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan
arteriola retina (retinopaty diabetik), glomerulus ginjal (nefropatik diabetik),
syaraf-syaraf perifer (neuropaty diabetik), otot-otot dan kulit. Manifestasi klinis
retinopati berupa mikroaneurisma (pelebaran sakular yang kecil) dari arteriola
retina. Akibat terjadi perdarahan, neovasklarisasi dan jaringan parut retina yang
dapat mengakibatkan kebutaan. Manifestasi dini nefropaty berupa protein urin
dan hipetensi jika hilangnya fungsi nefron terus berkelanjutan, pasien akan
menderita insufisiensi ginjal dan uremia. Neuropaty dan katarak timbul sebagai
akibat gangguan jalur poliol (glukosa—sorbitol—fruktosa) akibat kekurangan
insulin. Penimbunan sorbitol dalam lensa mengakibatkan katarak dan kebutaan.
Pada jaringan syaraf terjadi penimbunan sorbitol dan fruktosa dan penurunan
kadar mioinositol yang menimbulkan neuropaty. Neuropaty dapat menyerang
syaraf-syaraf perifer, syaraf-syaraf kranial atau sistem syaraf otonom.
2) Makroangiopaty
Gangguan-gangguan yang disebabkan oleh insufisiensi insulin dapat menjadi
penyebab berbagai jenis penyakit vaskuler. Gangguan ini berupa :
a) Penimbunan sorbitol dalam intima vaskular
b) Hiperlipoproteinemia
c) Kelainan pembekun darah
Pada akhirnya makroangiopaty diabetik akan mengakibatkan penyumbatan
vaskular jika mengenai arteria-arteria perifer maka dapat menyebabkan
10. insufisiensi vaskular perifer yang disertai Klaudikasio intermiten dan gangren
pada ekstremitas. Jika yang terkena adalah arteria koronaria, dan aorta maka
dapat mengakibatkan angina pektoris dan infark miokardium.
Komplikasi diabetik diatas dapat dicegah jika pengobatan diabetes cukup efektif
untuk menormalkan metabolisme glukosa secara keseluruhan.
F. Pentalaksanaan
Tujuan jangka pendek adalah menghilangkan keluhan atau gejala sedangkan tujuan
jangka panjang adalah mencegah komplikasi, tujuan tersebut dilakukan dengan cara
menormalkan kadar glukosa lipid, dan insulin. Untuk mempermudah tercapainya tujuan
tersebut kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan pasien secara holistik dan
mengajarkan kegiatan mandiri. Kegiatan utama penatalaksanaan Diabetes Melitus yaitu :
a. Diet
Penderita DM ditujukan untuk mengatur santapan dengan komposisi seimbang
berupa karbohidrat (60-70 %) protein (10-15 %), dan lemak (20-25 %) yang
dimakan setiap hari. Jumlah kalori yang dianjurkan tergantung sekali terhadap
pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai
BB ideal. Jumlah kandungan kolesterol < 300 mg/hari, jumlah kandungan serat 25
gram perhari, diutamakan jenis serat larut. Konsumsi garam dibatasi apabila terjadi
hipertensi, pemanis dapat digunakan secukupnya.
b. Pengaturan Aktifitas Fisik
Latihan fisik atau bekerja mempengaruhi pengaturan kadar glukosa darah penderita
DM. Latihan fisik membantu mempermudah transport glukosa ke dalam sel. Agar
penderita dalam melakukan pengaturan kadar glukosa yang lebih baik, maka
diperlukan pengaturan waktu yang tepat dalam melakukan latihan fisik. Contohnya
jika klien melakukan latihan fisik pada saat kadar glukosa darahnya tinggi, mereka
dapat menurunkan kadar glukosa tersebut dengan latihan fisik itu sendiri, sebaliknya
11. jika klien merasa perlu melakukan latihan fisik pada saat glukosa darahnya rendah
maka ia memerlukan tambahan karbohidrat untuk mencegah hipoglikemi.
c. Agen Hipoglikemi
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan melakukan latihan jasmani yang
teratur tetapi kadar glukosa darahnya masih belum turun, dipertimbangkan
pemakaian obat berkhasiat hipoglikemi (oral/suntikan).
12. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, ginjal, neurologis dan pembuluh darah disertai lesi pada membran
basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (Arif Mansjoer, 1999 : 580)
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat
(Sylvia A Price and Lorraiene M. Wilson, 1995 : 1111)
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Melitus (DM)
merupakan syndrom gangguan metabolisme secara genetis dan klinis termasuk bahwa
Diabetes heterogen akibat defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas dari
insulin yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik baik pada mata, ginjal,
neurologis dan pembuluh darah.
B. Saran
Saran Penulis terhadap pembaca adalah agar dapat menambah ilmu pengetahuan
tentang apa itu penyakit DM ( Diabetes Melitus )