Makalah ini membahas tentang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Jayapura di Koya Kosso. Membahas pengertian TPA, gambaran umum TPA Koya Kosso, dan tahapan pengoperasian di TPA tersebut."
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
Dokumen ini membahas proses pengolahan limbah cair secara kimiawi dengan menambahkan bahan kimia ke dalam air limbah untuk mengkondisikan air sebelum diolah oleh mikroorganisme. Proses kimia yang dijelaskan meliputi netralisasi, presipitasi, koagulasi dan flokulasi dengan menggunakan zat kimia seperti alum dan ferro sulfat. Dokumen ini juga membandingkan kelebihan dan kekurangan pengolahan kimia d
Pencemaran tanah terjadi ketika bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah secara alami. Pencemaran tanah dapat terjadi akibat kebocoran limbah industri atau penggunaan pestisida dan dapat memberikan efek berbahaya. Penanganannya meliputi remediasi untuk membersihkan tanah tercemar dan bioremediasi menggunakan mikroorganisme untuk memecah zat pencemar.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Dokumen ini membahas tentang pencemaran udara, termasuk pengertian, jenis bahan pencemar, penyebab, dampak seperti gangguan kesehatan dan lingkungan, serta cara penanggulangannya seperti mengganti bahan bakar kendaraan dan penghijauan.
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) Zayyin Nihayah
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran lingkungan, termasuk pengertian, jenis, sumber, dampak, dan upaya penanggulangannya. Jenis pencemaran lingkungan yang dijelaskan adalah udara, air, dan tanah. Sumber pencemaran berasal dari aktivitas rumah tangga, industri, dan pertanian. Dampaknya meliputi gangguan kesehatan dan ekosistem."
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran air, yang dapat terjadi dari sumber langsung maupun tidak langsung. Pencemaran air dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Untuk mendapatkan air minum yang sehat, dianjurkan merebus atau menggunakan sinar matahari. Analisis kualitas air dapat dilakukan secara sederhana maupun di laboratorium.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
Dokumen ini membahas proses pengolahan limbah cair secara kimiawi dengan menambahkan bahan kimia ke dalam air limbah untuk mengkondisikan air sebelum diolah oleh mikroorganisme. Proses kimia yang dijelaskan meliputi netralisasi, presipitasi, koagulasi dan flokulasi dengan menggunakan zat kimia seperti alum dan ferro sulfat. Dokumen ini juga membandingkan kelebihan dan kekurangan pengolahan kimia d
Pencemaran tanah terjadi ketika bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah secara alami. Pencemaran tanah dapat terjadi akibat kebocoran limbah industri atau penggunaan pestisida dan dapat memberikan efek berbahaya. Penanganannya meliputi remediasi untuk membersihkan tanah tercemar dan bioremediasi menggunakan mikroorganisme untuk memecah zat pencemar.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Dokumen ini membahas tentang pencemaran udara, termasuk pengertian, jenis bahan pencemar, penyebab, dampak seperti gangguan kesehatan dan lingkungan, serta cara penanggulangannya seperti mengganti bahan bakar kendaraan dan penghijauan.
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) Zayyin Nihayah
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran lingkungan, termasuk pengertian, jenis, sumber, dampak, dan upaya penanggulangannya. Jenis pencemaran lingkungan yang dijelaskan adalah udara, air, dan tanah. Sumber pencemaran berasal dari aktivitas rumah tangga, industri, dan pertanian. Dampaknya meliputi gangguan kesehatan dan ekosistem."
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran air, yang dapat terjadi dari sumber langsung maupun tidak langsung. Pencemaran air dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Untuk mendapatkan air minum yang sehat, dianjurkan merebus atau menggunakan sinar matahari. Analisis kualitas air dapat dilakukan secara sederhana maupun di laboratorium.
Dokumen tersebut membahas tentang undang-undang lingkungan hidup dan pengelolaan sampah di Indonesia, termasuk definisi sampah, klasifikasi, karakteristik, timbulan, dan teknik operasional pengelolaan sampah seperti perwadahan, pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan sanitasi lingkungan di tempat-tempat pariwisata dan umum. Kebijakan ini mencakup sanitasi di hotel, restoran, pasar, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun kereta api, pantai, dan taman rekreasi umum. Tujuannya adalah menjaga lingkungan bersih dan sehat untuk menunjang kelancaran aktivitas wisata dan kesehatan masyarakat.
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah. Ada dua jenis limbah utama yaitu limbah organik yang dapat diuraikan secara alami, dan limbah anorganik yang sulit diuraikan. Limbah juga dibedakan berdasarkan strukturnya menjadi padat, cair, dan gas. Daur ulang limbah meliputi proses menggunakan kembali limbah untuk diolah menjadi bahan yang berguna melalui proses reduce, reuse, dan
Makalah ini membahas tentang pembuatan pupuk kompos dari sampah organik. Dijelaskan pengertian kompos, cara pembuatan kompos melalui beberapa metode, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan. Pupuk kompos memiliki manfaat seperti memperbaiki tanah dan ramah lingkungan."
Dokumen tersebut merupakan daftar peraturan perundang-undangan terkait lingkungan hidup di Indonesia, meliputi peraturan tentang AMDAL, audit lingkungan, air, laut, udara, dan tanah.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisJoy Irman
Biofilter merupakan sistem pengolahan air limbah yang memanfaatkan mikroorganisme yang tumbuh pada permukaan media kontak. Biofilter dapat beroperasi secara anaerobik, aerobik, atau kombinasi keduanya. Proses anaerobik akan menghasilkan biogas, sedangkan proses aerobik memerlukan pasokan oksigen. Biofilter efektif menghilangkan zat organik dan padatan tersuspensi dari air limbah domestik atau industri.
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum SingarajaLaksmi_Perwira
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah rumah sakit, termasuk jenis-jenis limbah, dampaknya, dan penanganannya. Secara khusus membahas tentang pengelolaan limbah cair di RSUD Buleleng.
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Muhammad Yasir Abdad
Karya Tulis ini merupakan hasil dari penelitian dalam rangka mengikuti lomba karya tulis ilmiah BAPPEDA Gunungkidul. Semoga dapat dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Nuun Wal Qolami Wamaa Yasthuruun.
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahJoy Irman
Persyaratan teknis pemilahan dan pewadahan sampah rumah tangga mencakup pemilahan minimal 5 jenis sampah, penggunaan sarana pewadahan berdasarkan jenis sampah, dan perencanaan volume serta penempatan sarana pewadahan sesuai jumlah sampah dan akses pengangkutan.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah dan dampaknya bagi lingkungan. Secara garis besar dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) sampah merupakan hasil dari aktivitas manusia yang dapat berdampak negatif bagi lingkungan, (2) perlu adanya penanganan sampah secara benar agar dapat mencegah pencemaran lingkungan, dan (3) partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga kebersihan ling
Dokumen tersebut membahas tentang undang-undang lingkungan hidup dan pengelolaan sampah di Indonesia, termasuk definisi sampah, klasifikasi, karakteristik, timbulan, dan teknik operasional pengelolaan sampah seperti perwadahan, pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan sanitasi lingkungan di tempat-tempat pariwisata dan umum. Kebijakan ini mencakup sanitasi di hotel, restoran, pasar, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun kereta api, pantai, dan taman rekreasi umum. Tujuannya adalah menjaga lingkungan bersih dan sehat untuk menunjang kelancaran aktivitas wisata dan kesehatan masyarakat.
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah. Ada dua jenis limbah utama yaitu limbah organik yang dapat diuraikan secara alami, dan limbah anorganik yang sulit diuraikan. Limbah juga dibedakan berdasarkan strukturnya menjadi padat, cair, dan gas. Daur ulang limbah meliputi proses menggunakan kembali limbah untuk diolah menjadi bahan yang berguna melalui proses reduce, reuse, dan
Makalah ini membahas tentang pembuatan pupuk kompos dari sampah organik. Dijelaskan pengertian kompos, cara pembuatan kompos melalui beberapa metode, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan. Pupuk kompos memiliki manfaat seperti memperbaiki tanah dan ramah lingkungan."
Dokumen tersebut merupakan daftar peraturan perundang-undangan terkait lingkungan hidup di Indonesia, meliputi peraturan tentang AMDAL, audit lingkungan, air, laut, udara, dan tanah.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisJoy Irman
Biofilter merupakan sistem pengolahan air limbah yang memanfaatkan mikroorganisme yang tumbuh pada permukaan media kontak. Biofilter dapat beroperasi secara anaerobik, aerobik, atau kombinasi keduanya. Proses anaerobik akan menghasilkan biogas, sedangkan proses aerobik memerlukan pasokan oksigen. Biofilter efektif menghilangkan zat organik dan padatan tersuspensi dari air limbah domestik atau industri.
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum SingarajaLaksmi_Perwira
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah rumah sakit, termasuk jenis-jenis limbah, dampaknya, dan penanganannya. Secara khusus membahas tentang pengelolaan limbah cair di RSUD Buleleng.
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Muhammad Yasir Abdad
Karya Tulis ini merupakan hasil dari penelitian dalam rangka mengikuti lomba karya tulis ilmiah BAPPEDA Gunungkidul. Semoga dapat dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Nuun Wal Qolami Wamaa Yasthuruun.
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahJoy Irman
Persyaratan teknis pemilahan dan pewadahan sampah rumah tangga mencakup pemilahan minimal 5 jenis sampah, penggunaan sarana pewadahan berdasarkan jenis sampah, dan perencanaan volume serta penempatan sarana pewadahan sesuai jumlah sampah dan akses pengangkutan.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah dan dampaknya bagi lingkungan. Secara garis besar dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) sampah merupakan hasil dari aktivitas manusia yang dapat berdampak negatif bagi lingkungan, (2) perlu adanya penanganan sampah secara benar agar dapat mencegah pencemaran lingkungan, dan (3) partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga kebersihan ling
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah dan dampaknya bagi lingkungan. Secara garis besar dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) sampah merupakan hasil dari kegiatan manusia yang dapat berdampak negatif bagi lingkungan, (2) perlu adanya penanganan sampah yang tepat agar dapat mencegah pencemaran lingkungan, dan (3) partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga kebersihan ling
Sampah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, sumbernya, dan cara pengelolaannya. Komposisi dan jumlah sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah penduduk, aktivitas, gaya hidup, dan iklim. Sampah dapat berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, namun di masa mendatang dapat pula dimanfaatkan sebagai
Ada tiga jenis sampah utama yaitu sampah organik yang mudah terurai, sampah non-organik atau anorganik yang memerlukan waktu yang lebih lama untuk terurai, dan limbah bahan berbahaya dan beracun yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Pentingnya memilah sampah berdasarkan jenisnya karena waktu terurainya berbeda-beda, dengan memilah sampah dapat mendukung upaya daur ulang dan pelestarian lingkungan
Limbah berasal dari berbagai aktivitas manusia dan alam yang berbentuk padat, cair, dan gas. Sampah kota umumnya terdiri atas organik dan anorganik yang tidak berguna lagi tetapi dapat didaur ulang. Pengelolaan sampah perkotaan meliputi pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan yang berkelanjutan untuk mencegah pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
Dokumen tersebut menjelaskan identifikasi sumber-sumber dan jenis-jenis sampah perkotaan. Terdapat berbagai sumber sampah seperti permukiman, perdagangan, institusi, rumah sakit, dan industri. Sampah dibedakan menjadi organik, anorganik, cair, padat, dan gas. Dokumen ini mengidentifikasi permasalahan pengelolaan sampah dan solusi untuk memilah sampah agar dapat didaur ulang atau diolah menjadi pupuk kompos
Makalah ini membahas tentang sampah dan pengelolaannya. Pertama, mendefinisikan sampah dan menjelaskan pengelompokkan sampah berdasarkan sumber, bentuk, dan sifatnya, khususnya membedakan sampah organik dan anorganik. Kedua, menjelaskan prinsip dan metode pengolahan sampah organik seperti pembuatan pupuk kompos dan biogas. Ketiga, menyoroti pentingnya pengelolaan sampah yang baik bagi kesehatan dan lingkun
Makalah ini membahas tentang sampah dan pengelolaannya. Pertama, mendefinisikan sampah dan menjelaskan pengelompokan sampah berdasarkan sumber, bentuk, dan sifatnya, khususnya membedakan sampah organik dan anorganik. Kedua, menjelaskan prinsip dan metode pengolahan sampah organik seperti pembuatan pupuk kompos dan biogas. Ketiga, menyoroti pentingnya pengelolaan sampah yang baik bagi kesehatan dan lingkun
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian limbah, jenis-jenis limbah, dan upaya penanggulangan limbah. Limbah didefinisikan sebagai buangan yang tidak memiliki nilai ekonomis dan dapat mencemari lingkungan. Jenis limbah dibedakan menjadi limbah organik dan anorganik. Upaya penanggulangan limbah antara lain mengolah limbah menjadi kompos atau bahan daur ulang.
Makalah ini membahas tentang sampah, termasuk definisi, jenis, dampak, dan tindakan penanganan sampah. Beberapa poin kunci yang diangkat antara lain klassifikasi sampah berdasarkan sumber dan sifat, dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, serta tindakan yang dapat dilakukan masyarakat dalam penanganan sampah.
[/ringkasan]
1. TUGAS MAKALAH
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DAN CAIR
“Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Jayapura di Koya Kosso”
Di susun oleh :
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2016
2. Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga,kami dapat menyusun makalah yang berjudul ”Tempat Pembuangan Akhir kota
Jayapura di Koya Kosso, Distrik Abepura, Kota Jayapura”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Pengelolaan
limbah padat dan cair yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah
ini. Sehingga, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah pengelolaan limbah padat dan cair. Dengan demikian penulis berharap agar
makalah ini dapat menambah pengetahuan baik bagi kelompok kami maupun bagi para pembaca
dalam memahami konsep
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun,untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi para pembaca.
Jayapura, Juni 2016
Penulis
3. Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………….
Daftar Isi……………………………………………………………………………..
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian sampah
2.2 Sumber-sumber sampah
2.3 Jenis-jenis sampah
2.4 Komposisi sampah
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas sampah
2.6 Penerapan prinsip 3-R, 4-R, atau 5-R
2.7 Metode pembuangan sampah
Bab III Pembahasan
3.1 Pengertian Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
3.2 Gambaran umum TPA dan IPLT Koya Kosso
3.3 Tahap pengoperasian di TPA Koya Kosso
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi sebagian besar orang sampah adalah masalah yang tidak menarik untuk di
bicarakan karena ada hal lain yang lebih menarik dan lebih penting, sudah bertahun-tahun
lamanya bahkan sejak dulu kala sampah dianggap bukanlah sebagai masalah bagi
mereka. Jika sampah sudah di buang maka masalah sudah selesai. Tapi benarkah jika
sampah sudah dibuang maka masalah selesai? Mereka lupa bahwa tempat dimana
sampah dibuang itu sangat penting, karena sebenarnya sampah yang tidak dibuang pada
tempatnya akan menimbulkan banyak masalah.
Sampah yang dibuang secara sembarangan di jalan akan membuat kota menjadi
kotor, sampah yang dibuang di sungai akan mencemari sungai dan menimbulkan banjir,
bahkan sampah yang dibuang di tempat pembuangan akhir pun bisa menjadi masalah.
Melihat kondisi tempat pembuangan akhir yang ada, sudah seberapa tinggi gundukkan
sampah yang ada, bagaimana dengan penempatan tempat pembuangan akhir tersebut
apakah telah sesuai dengan pengaturan penataan ruang yang ada di Kota Jayapura ini,
belum lagi tentang pengelolaan sampah yang selama ini dilakukan apakah telah dikelola
dengan baik sesuai mekanisme yang disarankan atau tidak jelas kita tidak tahu. Maka
perlu dicermati setiap detail dari permasalah sampah tersebut diatas karena tanpa kita
ketahui dan sadari penempatan pembuangan akhir yang tidak sesuai dengan penataan
ruang akan menjadi masalah yang mengancam.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan pengertian Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ?
b. Bagaimana gambaran umum dari TPA Kota Jayapura di Kampung Koya Kosso ?
c. Bagaimana tahap pengoperasian di TPA Koya Kosso ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
5. b. Untuk mengetahui gambaran umum dari TPA Kota Jayapura di Kampung Koya
Kosso.
c. Untuk mengetahui tahap pengoperasian di TPA Koya Kosso.
6. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampah
Menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 2008 pengertian Sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
2.2 Sumber-Sumber Sampah
Sumber-sumber sampah dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga
yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak
atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-
pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun
atau taman.
b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat
hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas,
plastik, botol, daun, dan sebagainya.
c. Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik,
karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat anorganik, dan mudah
terbakar (rubbish).
d. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari : kertas-
kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil
kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan sebagainya.
e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)
7. Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari
pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya :
sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng, dan
sebagainya.
f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa
sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
g. Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis
usaha pertambangan itu sendiri, maisalnya: batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa
pembakaran (arang), dan sebagainya.
h. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa : kotoran-kotoran
ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang, dan sebagainya (Notoatmojo, 2003).
2.3 Jenis Sampah
Jenis-jenis sampah juga dapat dibedakan menjadi beberapa, yakni ;
a. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
Sampah anorganik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk.
Misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya.
Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk.
Misalnya : sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.
b. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar
Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas
dan sebagainya.
Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng bekas, besi/logam
bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
c. Sampah berdasarkan karakteristiknya - Abu (Ashes)
8. Merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar, baik di rumah, di
kantor maupun industri.
Sampah Jalanan (Street Sweeping), berasal dari pembersihan jalan dan trotoar,
terdiri dari kertas-kertas, kotoran dan daun-daunan.
Bangkai Binatang (Dead Animal), yaitu bangkai binatang yang mati karena
bencana alam, penyakit atau kecelakaan.
Sampah pemukiman (Household refuse), yaitu sampah campuran yang berasal dari
daerah perumahan.
Bangkai Kendaraan (Abandoned vehicles), yang termasuk jenis sampah ini adalah
bangkai mobil, truk, kereta api, satelit, kapal laut dan alat transportasi lainny
Sampah industri Terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri pengolahan
hasil bumi, tumbuh-tumbuhan dan industri lainnya.
Sampah hasil penghancuran gedung/bangunan (Demolotion waste), yaitu sampah
yang berasal dari perombakan gedung/bangunan.
Sampah dari daerah pembangunan, yaitu sampah yang berasal dari sisa
pembangunan gedung, perbaikan dan pembaharuan gedung. Sampah dari daerah
ini mengandung tanah batu-batuan, potongan kayu, alat perekat, kertas dan lain-
lain.
Sampah Padat Pada Air Buangan (Sewage Solid), sampah yang terdiri dari benda
yang umumnya zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat
pengolahan air buangan.
Sampah Khusus, yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus dalam
pengelolaannya, misalnya kaleng cat, film bekas, zat radioaktif dan zat yang toksis.
(Mukono, 2006)
2.4 Komposisi Sampah
Umumnya , bagian terbesar dari sampah kota adalah bahan organic (sampah basah)
yang mudah busuk atau mudah diuraikan (biodegradable). Bahan ini biasanya berjumlah
sekitar 60-70% dari total volume sampah. Sementara sisanya sampah berupa sampah
anorganik.
9. Sampah mempunyai masa lapuk yang berbeda-beda.Masa lapuk adalah waktu yang
dibutuhkan suatu benda untuk hancur.Berikut jenis benda beserta masa lapuknya.
Kertas : 2,5 tahun
Kulit jeruk : 6 bulan
Kain : 6 bulan sampai 1 tahun
Permen karet : 5 tahun
Filter rokok : 10-12 tahun
Kayu dicat : 10-20 tahun
Kulit sepatu : 25-40 tahun
Nilon : 30-40 tahun
Alumunium : 80-100 tahun
Plastik : 50-80 tahun
Logam : Lebih dari 100 tahun
Kaca : 1.000.000 tahun
Karet : Tidak bisa diperkirakan
Ban : Tidak akan hancur
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Sampah
Menurut Slamet (2004) sampah baik kualitas maupun kuantitasnya sangat
dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang
penting antara lain :
a. Jumlah Penduduk
Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk semakin banyak
pula sampahnya. Pengelolaan sampah pun berpacu dengan laju pertambahan
penduduk.
b. Keadaan sosial ekonomi
10. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah
perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak bersifat tidak
dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia,
peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan.
Kenaikan kesejahteraan ini pun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan
pembaharuan bangunan-bangunan, transportasi pun bertambah, dan produk pertanian,
industri dan lain-lain akan bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan
jenis sampah.
c. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena
pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk
manufaktur yang semakin beragam pula.
d. Tingkat pendidikan
Menurut Hermawan (2005) Untuk meningkatkan mutu lingkungan, pendidikan
mempunyai peranan penting karena melalui pendidikan, manusia makin mengetahui
dan sadar akan bahaya limbah rumah tangga terhadap lingkungan, terutama bahaya
pencemaran terhadap kesehatan manusia dan dengan pendidikan dapat ditanamkan
berpikir kritis, kreatif dan rasional. Semakin tinggi tingkat pendidikan selayaknya
semakin tinggi kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
2.6 Penerapan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R
Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah misalnya dengan
menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan
sampah dengan cara Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle
(mendaur ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah Replace (mengganti) mulai dari
sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan Replant
(menanam kembali). Penanganan sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam
11. rangka pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan
dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah.
a. Reduce
Prinsip Reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin melakukan minimalisasi
barang atau material yang digunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan.
b. Reuse
Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin memilih barang-barang yang
bisa dipakai kembali. Dan juga menghindari pemakaian barang-barang yang hanya
sekali pakai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia
menjadi sampah.
c. Recycle
Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang yang sudah
tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun
saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
d. Replace
Prinsip replace dilakukan dengan cara lebih memperhatikan barang yang
digunakan sehari-hari. Dan juga mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai
sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Prinsip ini mengedepankan penggunaan
bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti mengganti kantong plastik dengan
keranjang saat berbelanja, atau hindari penggunaan styrofoam karena banyak
mengandung zat kimia berbahaya.
e. Replant
Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan sekitar
baik lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-lain. Penanaman
kembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang diolah dari sampah
12. 2.7 Metoda Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah mengenal beberapa metoda dalam pelaksanaannya yaitu:
a. Open Dumping
Open dumping atau pembuangan terbuka merupakan cara pembuangan sederhana
dimana sampah hanya dihamparkan pada suatu lokasi; dibiarkan terbuka tanpa
pengamanan dan ditinggalkan setelah lokasi tersebut penuh. Masih ada Pemda yang
menerapkan cara ini karena alasan keterbatasan sumber daya (manusia, dana, dll). Cara
ini tidak direkomendasikan lagi mengingat banyaknya potensi pencemaran lingkungan
yang dapat ditimbulkannya.
b. Sanitary Landfill
Metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara interansional dimana
penutupan sampah dilakukan setiap hari sehingga potensi gangguan yang timbul dapat
diminimalkan. Namun demikian diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang
cukup mahal bagi penerapan metode ini sehingga sampai saat ini baru dianjurkan untuk
kota besar dan metropolitan.
c. Control Landfill
Metoda ini merupakan peningkatan dari open dumping dimana secara periodik
sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi
gangguan lingkungan yang ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga dilakukan perataan
dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan
permukaan TPA.
Di Indonesia, metode control landfill dianjurkan untuk diterapkan di kota sedang
dan kecil. Untuk dapat melaksanakan metoda ini diperlukan penyediaan beberapa
fasilitas diantaranya:
1) Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan
2) Saluran pengumpul lindi dan kolam penampungan
13. 3) Pos pengendalian operasional
4) Fasilitas pengendalian gas metan
5) Alat berat
BAB III
PEMBAHASAN.
3.1 Pengertian Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai
tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul disumber, pengumpulan,
pemindahan/ pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat dimana
sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan
sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar
keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. Selama ini masih banyak persepsi keliru
tentang TPA yang lebih sering dianggap hanya merupakan tempat pembuangan sampah.
Hal ini menyebabkan banyak Pemerintah Daerah masih merasa sayang untuk
mengalokasikan pendanaan bagi penyediaan fasilitas di TPA yang dirasakan kurang
prioritas dibanding dengan pembangunan sektor lainnya. Di TPA, sampah masih
mengalami proses penguraian secara alamiah dengan jangka waktu panjang. Beberapa jenis
sampah dapat terurai secara cepat, sementara yang lain lebih lambat bahkan ada beberapa
jenis sampah yang tidak berubah sampai puluhan tahun; misalnya plastik. Hal ini
memberikan gambaran bahwa setelah TPA selesai digunakan pun masih ada proses yang
berlangsung dan menghasilkan beberapa zat yang dapat mengganggu lingkungan.
Karenanya masih diperlukan pengawasan terhadap TPA yang telah ditutup.
3.2 Gambaran umum Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Jayapura di Koya Kosso
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Kota Jayapura berlokasi di Kampung Koya Kosso, Distrik Abepura, Kota Jayapura seluas
14. 20 Ha. Di TPA Koya Kosso menggunakan proses controlled landfill, yang mana
Pemerintah Kota Jayapura menyiapkan 4 landfill ( 1 landfill = 100m x 130m) di TPA
Koya Kosso.
Jarak TPA dan IPLT Kota Jayapura dari pusat Kota Jayapura adalah 20 kilometer.
Jarak TPA dan IPLT dari bandara sentani 36 kilometer. Jarak dengan rumah penduduk
terdekat, yaitu ± 300 meter dan jarak dengan kantor Kampung Koya Kosso, yaitu ± 3 km.
3.3 Tahap pengoperasian di TPA Koya Kosso
a. Pengangkutan sampah dan lumpur tinja
Pengangkutan merupakan proses operasi yang dimulai dari titik pengempulan
terakhir dari suatu sistem langsung, atau dari tempat pemindahan dan atau
penampungan sementara sampai ke TPA. Alat angkut yang umum dipergunakan adalah
truk.
b. Pengolahan sampah
Secara garis besar sistem operasi pengolahan akhir sampah di TPA Kota
Jayapura adalah sebagai berikut :
1. Screnening dan pemilahan
Pemilahan (sorting) adalah suatu upaya untuk memilahatau memisahkan
sampah berdasarkan unsur-unsur tertentu yang akan diolah pada tahapan
selanjutnya.Tujuan dari pemilahan sebagai berikut ;
Memisahkan material daur ulang.
Memastikan bahwa sampah dapat masuk ke pengolahan lanjutan seperti
pemenfaatan kembali bahan-bahan ,melakukan daur ulang bahan (recyle}
dan melakukan pemulihan energy dari sampah
Memisahkan sampah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3)
Mengurangi sampah yang masuk ke dalam pembuangan akhir.
Di TPA koyo kosso ada beberapa pemilahan , yaitu
Tahap 1 Pembongkaran sampah
Pada tahap ini, sampah yang telah diangkut kendaraan pengangkut sampah
kemudian di timbang , lalu sampah di bongkar.
15. Tahap 2 Bag opener
Pada tahap ini sampah-sampah di lewatkan ke dalam mesin pembuka
kantong-kantong pembungkusnya, sehingga tidak ada lagi sampah dalam
kemasan. Kemudian sampah-sampah di alihkan dengan coveyor belt,
masuk menuju unit screening.
Tahap 3 Penyaringan / screening
Pada tahap ini , terjadi pemisahan antara sampah organic, dan sampah
anorganik, untuk sampah organic akan masuk ke dalam unit pengumpul
sampah organic, sedangkan sampah anorganik akan masuk kedalam unit
sorting . Sampah-sampah organic akan dibawa ke unit composting untuk
dilakukan pengomposan .
Tahap 4 Pemilahan
Pada tahap ini sampah anorganik dari proses penyaringan kemudian
dialirkan pada sebuah belt conveyor, dengan para pekerja pemilah di
sampng kiri dan kanan. Para pekera di samping kiri memilah sampah
residu, B3 sedangkan para pekerja di sebelah kanan mengambil sampah
anorganik potensi daur ulang ( recycled material) .Sampah hasil
pemilahan di masukan kedalam tempat samoah dan dikumpulkan di
penyimpanan sementara sampah.
c. Penimbunan sampah
Metode operasional yang di lakukan dalam proses penimbunan sampah yang di
lakukan di TPA Koya Kosso adalah menggunakan metode controlled landfill. Metode
ini dilakukan dengan menimbun sampah dengan lapisan tanah di lakukan setelah TPA
penuh lalu di padatkan atau setelah mencapai periode tertentu. Satu landfill memiliki
ukuran luas 100 m X 130 m dan maksimum tinggi landfill 20 meter yang berbentuk
pyramid. Setelah satu landfill yang berbentuk pyramid mencapai 20 meter akan di tutup
dengan tanah , dengan penutupan terakhirnya tebal tanah 1 meter setelah itu dilakukan
penghijauan diatas nya. Jangka wakt pengoperasian satu landfill di perkirakan untuk 5
tahun.
16. Dalam controlled landfill yang harus di perhatikan adalah : lapisan dasar lahan,
tanah penutup, kebutuhan tanah penutup, sistem ventilasi dan sumur pantau.
d. Pengolahan Lindi
Lindi adalah rembesan air yang tercemar setelah melintasi tumpukan sampah ,
dimana aliran partikel-partikel kontaminan keluar dari tumpukan sampah . Karakteristik
lindi sangat tergantung dari jenis sampah yang terdapat di TPA.
Kandungan pada lindi tidak berbeda dengan air buangan domestic. Namun,
kandungan zat organic pada lindi sangat tinggi konsentrasinya.
e. Operasional IPLT ( Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)
Lumpur tinja merupakan hasil proses penguraian tinja manusia ke dalam tanki
septic .
Proses pengolahan utama yang terjadi dalam tanki septik adalah sebagi berikut;
a. Penyisihan padatan teruspensi,
b. Pencernaan lumpur dan scum,
c. Stabilisasi cairan , dan
d. Pertumbuhan mikroorganisme.
Sementara itu tahapan pengolahan lumpur tinja meliputi hal-hal sebagi berikut ;
1. Pengangkutan dengan truk tinja
2. Pra pengolahan
3. Pengolahan lumpur tinja di IPLT, dan
4. Pengeringan lumpur.
Proses pengolahan lumpur tinja di IPLT Kota Jayapura merupakan proses
biologis, yaitu dengan memanfaatkan bakteri atau mikroorganisme untuk menguraikan
17. bahan organic dalam limbah tinja tersebut .Berikut merupakan fungsi dan operasional
unit-unit pengolahan lumpur tinja Kota Jayapura :
a. Bak penampung / pengumpul
Bak pengumpul di IPLT Kota Jayapura terdiri dari satu buah bak berbentuk
persegi. Dalam bak penampung ini setelah lumpur tinja dari mobil
tinjadimasukkan, lalu diencerkan dengan penambahan air dari saluran pengencer
yang diambil dari sumur.
b. Kolam anaerobic
Kolam ini beroperasi tanpa ada oksigen terlarut karena beban organik masih
sangat tinggi, sehingga bakteri membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikan
limbah organik. Kolam ini dibuat dengan kedalaman yang tinggi dengan harapan
kondisi anaerob benar-benar terajadi.
c. Kolam fakultatif
Kolam fakultatif di IPLT Kota Jayapura terdiri dari satu unit kolam yang
berbentuk siku. Pada kolam ini tidak terdapat ganggang, alga maupun tanaman
lain. Kondisi lumpur dikolam ini sama dengan kondisi dikolam anaerob, hal ini
disebabkan terlarut banyak pengenceran yang dilakukan sehingga kondisi kolam
cenderung bersifat aerob.
d. Kolam maturasi
Kolam maturasi di IPLT Kota Jayapura terdiri dari satu buah unit berfungsi
menampung beban organik yang berasal dari kolam fakultatif.
e. Bak pengering lumpur
Bak pengiring lumpur berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang
dihasilkan dari kolam anaerob, kolam fakultatif dan kolam maturasi. Lamanya
waktu yang diperlukan untuk mengeringkan lumpur antara 1-2 minggu,
tergantung pada ketebalan lumpur yang tertampung dan cuaca.
18. BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai
tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul disumber, pengumpulan,
pemindahan/ pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat
dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang
benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik.
b. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Kota Jayapura berlokasi di Kampung Koya Kosso, Distrik Abepura, Kota Jayapura.
c. Tahap pengoperasian di TPA Koya Kosso meliputi beberapa tahap, yaitu :
1. Pengangkutan sampah dan lumpur tinja
2. Pengolahan sampah
3. Penimbunan sampah
4. Pengolahan lindi
5. Operasional IPLT.
20. DAFTAR PUSTAKA
Arie Dj Djoekardi dan Bambang Setyabudi. 1998. Kebijaksanaan dan strategi nasional
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua
(1994/1995-2019/2020). Dasa Karya Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Backer, C., dan D. Herson. 1994 Bioremediation. Amerika Serikat: McGraw-Hill.Inc. Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Jakarta. 2011. “Status Lingkungan Hidup Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 2011”. http://bplhd.jakarta.go.id
Ismansyah, Bangun. 2010. “Tempat Pembuangan Akhir”.
http://www.scribd.com/doc/17391029/KRITERIA-TEKNIS-TPA-SAMPAH. 10 Februari
2012 pk. 10.02.
http://iusyusephukum.blogspot.co.id/2013/05/makalah-tempat-pembuangan-akhir-pasir.html
Moersidik, Setyo Sarwanto. 2007. “Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Lingkungan”. Handout. PSIL UI.