1. Makalah ini membahas tentang menghitung laju tetes air yang menetes pada pipa hidroponik dengan menggunakan konsep integral tak tentu.
2. Metode yang digunakan adalah memecahkan persamaan diferensial terpisah dengan mengintegralkan masing-masing variabel sehingga didapat persamaan baru.
3. Contoh soal yang dibahas adalah menghitung jumlah tetes air yang keluar dari pipa hidroponik selama beberapa menit
Dokumen tersebut membahas tentang struktur cangkang. Struktur cangkang adalah bentuk struktural tiga dimensi yang kaku dan tipis dengan permukaan lengkung. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, sifat, persyaratan struktur, klasifikasi berdasarkan bentuk geometri dan penyaluran beban pada struktur cangkang. Beberapa contoh struktur cangkang dijelaskan seperti Sydney Opera House, Teater Imax Keong Emas
Dokumen tersebut membahas tentang Power House dan Switch Yard pada PLTA. Power House adalah bangunan tempat mesin pembangkit listrik berada, sedangkan Switch Yard adalah area tempat transformator mengubah tegangan listrik sebelum didistribusikan. Keduanya merupakan komponen penting pada sistem pembangkitan dan distribusi listrik PLTA.
Dokumen tersebut membahas sistem outrigger yang digunakan pada bangunan tinggi untuk mengurangi simpangan lateral. Sistem ini berupa struktur tambahan berbentuk rangka batang besar yang menghubungkan inti bangunan dengan kolom eksterior. Outrigger truss berfungsi menahan beban lateral dan mengontrol kerusakan struktural akibat gempa atau angin. Pemasangan outrigger truss hanya pada beberapa lantai sesuai kebutuhan bangunan untuk mengurangi
THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)rerianita
Sistem struktur dinding pemikul adalah sistem struktur yang menggunakan dinding sebagai penopang beban pada bangunan. Dinding bertindak sebagai kolom dan balok untuk menopang beban vertikal. Ketebalan dinding harus diperhatikan karena berkaitan dengan berapa besar beban yang dapat dipikul. Bahan yang umum digunakan untuk dinding pemikul adalah tanah dan beton.
Dokumen tersebut membahas analisis kelayakan usahatani cabe. Terdapat 3 kalimat utama:
1) Analisis usahatani digunakan untuk membandingkan pendapatan dan biaya produksi untuk mengetahui kelayakan suatu usahatani.
2) Contoh analisis menunjukkan bahwa usahatani cabe di lokasi tersebut layak dilakukan karena memiliki rasio pendapatan-biaya sebesar 1,45.
3) Beberapa syarat agar usahatani dikata
Dokumen tersebut membahas tentang struktur cangkang. Struktur cangkang adalah bentuk struktural tiga dimensi yang kaku dan tipis dengan permukaan lengkung. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, sifat, persyaratan struktur, klasifikasi berdasarkan bentuk geometri dan penyaluran beban pada struktur cangkang. Beberapa contoh struktur cangkang dijelaskan seperti Sydney Opera House, Teater Imax Keong Emas
Dokumen tersebut membahas tentang Power House dan Switch Yard pada PLTA. Power House adalah bangunan tempat mesin pembangkit listrik berada, sedangkan Switch Yard adalah area tempat transformator mengubah tegangan listrik sebelum didistribusikan. Keduanya merupakan komponen penting pada sistem pembangkitan dan distribusi listrik PLTA.
Dokumen tersebut membahas sistem outrigger yang digunakan pada bangunan tinggi untuk mengurangi simpangan lateral. Sistem ini berupa struktur tambahan berbentuk rangka batang besar yang menghubungkan inti bangunan dengan kolom eksterior. Outrigger truss berfungsi menahan beban lateral dan mengontrol kerusakan struktural akibat gempa atau angin. Pemasangan outrigger truss hanya pada beberapa lantai sesuai kebutuhan bangunan untuk mengurangi
THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)rerianita
Sistem struktur dinding pemikul adalah sistem struktur yang menggunakan dinding sebagai penopang beban pada bangunan. Dinding bertindak sebagai kolom dan balok untuk menopang beban vertikal. Ketebalan dinding harus diperhatikan karena berkaitan dengan berapa besar beban yang dapat dipikul. Bahan yang umum digunakan untuk dinding pemikul adalah tanah dan beton.
Dokumen tersebut membahas analisis kelayakan usahatani cabe. Terdapat 3 kalimat utama:
1) Analisis usahatani digunakan untuk membandingkan pendapatan dan biaya produksi untuk mengetahui kelayakan suatu usahatani.
2) Contoh analisis menunjukkan bahwa usahatani cabe di lokasi tersebut layak dilakukan karena memiliki rasio pendapatan-biaya sebesar 1,45.
3) Beberapa syarat agar usahatani dikata
Contoh Makalah yang baik dan benar (Pondasi) / Penyesuaian Antara Pondasi Den...noussevarenna
ini adalah contoh makalah yang aku buat untuk memenuhi tugas bahasa indonesia. disini aku mengangkat tema pondasi. selamat membaca semoga menjadi ilmu yang bermanfaat ^^~
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNGoVaRisZar
Dokumen ini membahas struktur lengkung, termasuk sejarahnya, jenisnya berdasarkan material dan bentuk, serta fungsi dan kelebihan kekurangannya. Struktur lengkung dibentuk dari elemen garis melengkung antara dua titik untuk membentangkan ruang dan menopang beban. Jenisnya meliputi pelengkung batu, kayu, beton bertulang, dan baja.
Dokumen tersebut membahas tentang metode pembangunan pondasi sumuran. Pondasi sumuran digunakan untuk menyalurkan beban bangunan ke lapisan tanah yang lebih dalam dan keras, dan dibangun dengan menggunakan cincin beton yang diturunkan secara bertahap ke dalam tanah hingga mencapai lapisan yang kuat. Metode pembangunannya meliputi pemasangan cincin beton, penggalian, dan pengisiannya dengan beton.
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPGHybrid1
Dokumen tersebut membahas tentang pekerjaan utilitas pada bangunan gedung yang mencakup tiga bidang utama, yaitu mekanikal, elektrikal, dan plumbing. Pekerjaan mekanikal meliputi elevator, eskalator, dan instalasi pengatur suhu ruang. Pekerjaan elektrikal membahas instalasi listrik dan sistem penangkal petir. Pekerjaan plumbing mencakup instalasi air bersih, limbah, dan sistem pembuangan. Dokumen ini memberikan
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis struktur mekanis adaptif yang dapat mengubah bentuknya sebagai respons terhadap perubahan lingkungan, seperti struktur kabel, pelengkung, dan membran. Struktur kabel bekerja berdasarkan gaya tarik, pelengkung hanya mengalami gaya tekan, sedangkan struktur membran hanya menahan gaya tegang. Ketiga jenis struktur tersebut telah berkembang sejak zaman dahulu hingga
This document discusses the planning of steel structures. It begins by outlining the learning objectives, which are for students to understand load types acting on structures and to develop load combinations based on LRFD concepts. It then covers topics like structural planning principles, basic LRFD concepts, and load types including dead loads, live loads, wind loads, and seismic loads. Load types are defined and provisions for determining their magnitudes from codes are presented. Structural systems for resisting loads like rigid frames, braced frames, and seismic bearings are also summarized.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan distribusi tenaga listrik, termasuk pengertian, klasifikasi, dan komponen jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan jaringan yang menghubungkan sumber daya listrik besar dengan konsumen, dan terdiri atas jaringan distribusi primer dan sekunder dengan tegangan yang berbeda. Dokumen ini juga membahas tentang berbagai faktor yang mempengaruhi perencanaan jaringan distribusi.
Pondasi laba-laba adalah jenis pondasi yang terdiri dari tiang-tiang pancang yang dihubungkan oleh struktur berbentuk jaring laba-laba untuk mendistribusikan beban secara merata, dan digunakan untuk membangun struktur berat seperti menara dan jembatan."
PT Great Giant Pineapple didirikan pada 1979 untuk budidaya dan pengolahan nanas. Perusahaan ini memiliki lahan seluas 22.385 ha dan merupakan produsen nanas kaleng terbesar ketiga di dunia. Struktur organisasi perusahaan terdiri atas dewan komisaris, direksi, dan 11 departemen yang dikelola oleh manajer.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pelat beton bertulang, termasuk definisi, fungsi, sistem penulangan, dan metode struktur pelat lantai pada gedung seperti konvensional, half slab, full precast, dan bondek. Dokumen tersebut juga menjelaskan persyaratan perencanaan pelat menurut SNI Beton 1991 seperti tebal minimal, tulangan silang, dan campuran beton.
1. Dokumen membahas tentang teknik pondasi dan klasifikasi pondasi.
2. Ada dua jenis pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal hanya beberapa meter ke dalam tanah sedangkan pondasi dalam lebih dalam.
3. Pondasi harus kuat menahan beban, dapat menyesuaikan pergerakan tanah, dan tahan bahan kimia.
Dokumen tersebut membahas tentang menghitung laju tetes air pada sistem hidroponik dengan menggunakan konsep integral tak tentu. Metode yang digunakan adalah memecahkan persamaan diferensial terpisah dan mengintegralkannya untuk menentukan jumlah tetes air pada waktu tertentu. Contoh soal diberikan untuk menghitung jumlah tetes air pada waktu 5 menit dengan hasil 325 tetes/menit. Dokumen ini juga membahas tentang
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasPurwandaru Widyasunu
Bab 5 dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air dan efisiensi irigasi. Terdapat beberapa metode pemberian air seperti irigasi di atas permukaan, irigasi bawah permukaan, dan irigasi tetes. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi penyaluran, efisiensi pemberian, dan efisiensi penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi efisiensi antara lain metode pemberian air, kondisi tanah dan jaringan irig
Contoh Makalah yang baik dan benar (Pondasi) / Penyesuaian Antara Pondasi Den...noussevarenna
ini adalah contoh makalah yang aku buat untuk memenuhi tugas bahasa indonesia. disini aku mengangkat tema pondasi. selamat membaca semoga menjadi ilmu yang bermanfaat ^^~
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNGoVaRisZar
Dokumen ini membahas struktur lengkung, termasuk sejarahnya, jenisnya berdasarkan material dan bentuk, serta fungsi dan kelebihan kekurangannya. Struktur lengkung dibentuk dari elemen garis melengkung antara dua titik untuk membentangkan ruang dan menopang beban. Jenisnya meliputi pelengkung batu, kayu, beton bertulang, dan baja.
Dokumen tersebut membahas tentang metode pembangunan pondasi sumuran. Pondasi sumuran digunakan untuk menyalurkan beban bangunan ke lapisan tanah yang lebih dalam dan keras, dan dibangun dengan menggunakan cincin beton yang diturunkan secara bertahap ke dalam tanah hingga mencapai lapisan yang kuat. Metode pembangunannya meliputi pemasangan cincin beton, penggalian, dan pengisiannya dengan beton.
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPGHybrid1
Dokumen tersebut membahas tentang pekerjaan utilitas pada bangunan gedung yang mencakup tiga bidang utama, yaitu mekanikal, elektrikal, dan plumbing. Pekerjaan mekanikal meliputi elevator, eskalator, dan instalasi pengatur suhu ruang. Pekerjaan elektrikal membahas instalasi listrik dan sistem penangkal petir. Pekerjaan plumbing mencakup instalasi air bersih, limbah, dan sistem pembuangan. Dokumen ini memberikan
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis struktur mekanis adaptif yang dapat mengubah bentuknya sebagai respons terhadap perubahan lingkungan, seperti struktur kabel, pelengkung, dan membran. Struktur kabel bekerja berdasarkan gaya tarik, pelengkung hanya mengalami gaya tekan, sedangkan struktur membran hanya menahan gaya tegang. Ketiga jenis struktur tersebut telah berkembang sejak zaman dahulu hingga
This document discusses the planning of steel structures. It begins by outlining the learning objectives, which are for students to understand load types acting on structures and to develop load combinations based on LRFD concepts. It then covers topics like structural planning principles, basic LRFD concepts, and load types including dead loads, live loads, wind loads, and seismic loads. Load types are defined and provisions for determining their magnitudes from codes are presented. Structural systems for resisting loads like rigid frames, braced frames, and seismic bearings are also summarized.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan distribusi tenaga listrik, termasuk pengertian, klasifikasi, dan komponen jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan jaringan yang menghubungkan sumber daya listrik besar dengan konsumen, dan terdiri atas jaringan distribusi primer dan sekunder dengan tegangan yang berbeda. Dokumen ini juga membahas tentang berbagai faktor yang mempengaruhi perencanaan jaringan distribusi.
Pondasi laba-laba adalah jenis pondasi yang terdiri dari tiang-tiang pancang yang dihubungkan oleh struktur berbentuk jaring laba-laba untuk mendistribusikan beban secara merata, dan digunakan untuk membangun struktur berat seperti menara dan jembatan."
PT Great Giant Pineapple didirikan pada 1979 untuk budidaya dan pengolahan nanas. Perusahaan ini memiliki lahan seluas 22.385 ha dan merupakan produsen nanas kaleng terbesar ketiga di dunia. Struktur organisasi perusahaan terdiri atas dewan komisaris, direksi, dan 11 departemen yang dikelola oleh manajer.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pelat beton bertulang, termasuk definisi, fungsi, sistem penulangan, dan metode struktur pelat lantai pada gedung seperti konvensional, half slab, full precast, dan bondek. Dokumen tersebut juga menjelaskan persyaratan perencanaan pelat menurut SNI Beton 1991 seperti tebal minimal, tulangan silang, dan campuran beton.
1. Dokumen membahas tentang teknik pondasi dan klasifikasi pondasi.
2. Ada dua jenis pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal hanya beberapa meter ke dalam tanah sedangkan pondasi dalam lebih dalam.
3. Pondasi harus kuat menahan beban, dapat menyesuaikan pergerakan tanah, dan tahan bahan kimia.
Dokumen tersebut membahas tentang menghitung laju tetes air pada sistem hidroponik dengan menggunakan konsep integral tak tentu. Metode yang digunakan adalah memecahkan persamaan diferensial terpisah dan mengintegralkannya untuk menentukan jumlah tetes air pada waktu tertentu. Contoh soal diberikan untuk menghitung jumlah tetes air pada waktu 5 menit dengan hasil 325 tetes/menit. Dokumen ini juga membahas tentang
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasPurwandaru Widyasunu
Bab 5 dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air dan efisiensi irigasi. Terdapat beberapa metode pemberian air seperti irigasi di atas permukaan, irigasi bawah permukaan, dan irigasi tetes. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi penyaluran, efisiensi pemberian, dan efisiensi penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi efisiensi antara lain metode pemberian air, kondisi tanah dan jaringan irig
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
Makalah ini membahas tentang hidroponik, yaitu metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Secara singkat, dibahas tentang definisi hidroponik, sejarahnya, sistem dan teknik budidaya hidroponik, serta manfaatnya yang memungkinkan panen sepanjang tahun tanpa ketergantungan musim.
TEKNOLOGI PEMANENAN AIR HUJAN ALTERNATIF SUMBER AIR BERSIH DAN MENCEGAH BANJIR DI IBU KOTA
Prinsip Pemanenan Air Hujan
Panen air hujan merupakan cara pengumpulan atau penampungan air hujan atau air aliran permukaan pada saat curah hujan tinggi untuk digunakan pada waktu curah hujan rendah. Panen air harus diikuti dengan konservasi air, yaitu menggunakan air yang sudah dipanen secara hemat sesuai kebutuhan. Metode panen air hujan umumnya dilakukan di daerah perkotaan dimana memanfaatkan aliran permukaan perkerasan jalan, atap rumah, dan lain-lain yang terjadi pada saat hujan ( Desy, 2011 )
Pemanenan air hujan dalam makna yang luas dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengumpulan runoff untuk penggunaan yang produktif. Runoff dapat ditangkap dan dikulpulkan dari cucuran atap atau dari permukaan lahan, atau dari sungai-sungai musiman. Sistem pemanenan air yang memanen runoff dari atap-bangunan atau dari permukaan lahan termasuk dalam kategori “pemanenan air hujan”, sedangkan semua system yang mengumpulkan runoff dari sungai-sungai musiman dikelompokkan dalam kategori “pemanenan air banjir”.
Salah satu teknik panen air hujan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu teknik panen air hujan dengan memanfaatkan atap rumah dimana air hujan yang jatuh di atas atap akan dikumpulkan dan ditampung ke tangki atau bak penampung air hujan. Biasanya daerah yang memerlukan panen air adalah daerah yang mempunyai bulan kering dengan curah hujan <100>4 bulan kering berturut-turut sepanjang tahun atau 3-4 bulan tanpa hujan sama sekali).
• Kawasan dimana produksi tanaman pangan terbatas karena rendahnya ketersediaan air tanah pada waktu tertentu selama musim tanam.
• Pada lahan berlereng yang kondisi fisik tanahnya buruk sehingga tidak dapat menyimpan air.
(Naiulu, 2014).
Gambar 2. Prinsip panen
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganYahya M Aji
Drainase adalah Tindakan Teknis Mengurangi Kelebihan Air (Akibat Air Hujan, Rembesan, Maupun Kelebihan Air Irigasi Dari Suatu Kawasan/Lahan) Agar Fungsi Kawasan Tidak Terganggu
Dalam Bidang Pertanian, Drainase Bertujuan Untuk
- Meningkatkan Produksi Pertanian
- Mendapatkan Hasil Yang Berkelanjutan
- Membantu Mencapai Keuntungan Yang Maksimal.
1. Hidroponik adalah metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media utama, melainkan mengandalkan air dan nutrisi yang disuplai melalui sistem irigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman cabai dan kebutuhan airnya. Tanaman cabai membutuhkan sinar matahari yang banyak dan kelembaban udara sekitar 80% untuk pertumbuhannya. Kebutuhan air tanaman cabai adalah sekitar 544,90 mm per musim atau setara dengan 54,49 liter per musim. Metode konservasi air seperti pemulsaan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air pada tanaman cabai.
penerapan integral tentu pada pengairan pembibitan perkebunana kelapa sawitArifaHaryani
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan integral tentu pada pengairan perkebunan sawit. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang pembibitan sawit, sistem pengairan pada perkebunan sawit, hubungan integral dengan volume air, dan manfaat penerapan integral untuk menghitung waktu pengisian ulang air.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Makalah kalkulus bab 1 lampiran
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya
pengerjaan atau bercocok tanam. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau
budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi, hidroponik adalah budidaya tanaman yang
memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah sebagi media tanaman soiless.
Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah,
melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Keuntungan hidroponik adalah tidak
memerlukan lahan yang luas mudah dalam perawatan memiliki nilai jual yang tinggi.
sedangkan kelemahan hidroponik adalah memerlukan biaya yang mahal membutuhkan
keterampilan yang khusus (Roidah, 2014). Jenis hidroponik sangat beragam yaitu sistem
irigasi tetes, sistem wick, sistem Nutrient Film Tehnique (NFT). Sistem yang banyak
digunakan pada hidroponik adalah Irigasi Tetes.
Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan kebutuhan primer dan mem-punyai peranan
penting, sehingga kebutuhan air sangat mutlak diperlukan terutama untuk manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Air yang mengalir disebabkan karena adanya perbedaan energi potensial atau
karena perbedaan tinggi tekan (head). Air mengalir juga dapat diperoleh dari aliran pompa karena
adanya perbedaan tinggi isap (head isap) dan perbedaan tinggi tekan (head tekan).
Kapasitas air atau jumlah aliran tiap detik dapat juga disebut laju kontrol yang bisa diukur
dengan menggunakan alat yang disebut flow meter seberapa besar kecilnya aliran ditentukan
jumlah aliran liter perdetik atau permenitnya, sehingga diperlukan ketelitian atau akurasi
pengamatan apakah putaran pada flow meteritu benar-benar air yang mengalir atau fluida lain
(gas/udara) yang memutarkan, oleh karena itu perlu pemahaman pada semua pihak terutama
pengguna air itu sendiri.
Pada kesempatan kali ini kami menggunakan sistem integral untuk menyelesaikan berapa
debit abir yang kelar dari pipa hidroponik tersebut. Integral yang digunakan adalah Integral Tak
Tentu karena berdasarkan permasalahan tersebut dapat dipecahkan kebutuhan air yang dapat
menetes pada pipa hidroponik tersebut dalam waktu yang ditentukan. Jika dicari dengan cara
manualnya maka kita akan menggunakan stopwatch dalam menghitung laju tetes air pada
tanaman tersebut.
2. 2
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan tugas akhir ini yaitu untuk menghitung laju tetes air yang menetes pada pipa
hidroponik dengan penjelasan konsep integral tak tentu dan aplikasi nya dalam bidang
Teknik Pertanian.
3. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Irigasi Tetes
Irigasi tetes adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan
air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan media tanam atau
langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor. Hal ini untuk mencegah tanaman
tergenang air, pasokan air irigasi tetes akan mengalir setetes demi setetes dengan kecepatan
sangat pelan dan mempertahankan udara tanah yang diperlukan oleh akar tanaman untuk
pertumbuhan yang sehat.
Menurut Hansen (1992), irigasi secara umum didefinisikan sebagai penggunaan air pada
tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Meskipun demikian, suatu definisi yang lebih umum dan termasuk sebagai irigasi adalah
penggunaan air pada tanah untuk setiap jumlah delapan kegunaan berikut ini :
1. Menambang air ke dalam tanah untuk menyediakan cairan yang diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman.
2. Untuk menyediakan jaminan panen pada saat musim kemarau yang pendek
3. Untuk mendinginkan tanah dan atmosfir, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik
untuk pertumbuhan tanaman.
4. Untuk mengurangi bahaya pembekuan.
5. Untuk mencuci atau mengurangi garam dalam tanah.
6. Untuk mengurangi bahaya erosi tanah.
7. Untuk melunakkan pembajakan dan gumpalan tanah.
8. Untuk memperlambat pembentukan tunas dengan pendinginan karena penguapan.
Pemberian air pada irigasi tetes dilakukan dengan menggunakan alat aplikasi (applicator,
emission device) yang dapat memberikan air dengan debit yang rendah dan frekuensi yang
tinggi (hampir terus-menerus) disekitar perakaran tanaman. Tekanan air yang masuk ke alat
aplikasi sekitar 1.0 bar dan dikeluarkan dengan tekanan mendekati nol untuk mendapatkan
tetesan yang terus menerus dan debit yang rendah. Sehingga irigasi tetes diklasifikasikan
sebagai irigasi bertekanan rendah (Sapei, 2006).
4. 4
Menurut Sapei (2006), pada irigasi tetes, tingkat kelembaban tanah pada tingkat yang
optimum dapat dipertahankan. Sistem irigasi tetes sering didesain untuk dioperasikan secara
harian (minimal 12 jam per hari).Irigasi tetes dapat diterapkan pada daerah-daerah dimana:
1. Air tersedia sangat terbatas atau sangat mahal,
2. Tanah berpasir, berbatu atau sukar didatarkan
3. Tanaman dengan nilai ekonomis tinggi
Irigasi tetes pertama kali diterapkan di Jerman pada tahun 1869 dengan menggunakan pipa
tanah liat. Di Amerika, metoda irigasi ini berkembang mulai tahun 1913 dengan
menggunakan pipa berperforasi. Pada tahun 1940-an irigasi tetes banyak digunakan di
rumah-rumah kaca di Inggris. Penerapan irigasi tetes di
lapangan kemudian berkembang di Israel pada tahun 1960-an (Sapei, 2006).
Gambar. 1 Hidroponik (Drip Irigation)
2.2 Tanaman Selada (Lactuva Sativa)
Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya
dalam hal bentuk daunya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti dengan
penebalan dan perkembangan cabang-cabang akar yang menyebar pada kedalaman media
tanam 25.-50 cm (Rubatzky dan Yumaguchi, 1997).
Perawatan yang dilakukan dalam budidaya selada diantaranya penyiraman, pemupukan
dan penyiangan. Penyiraman dilakukan sesuai dengan cuaca yang ada. Jika tidak ada hujan
lakukan 2 kali penyiraman dalam satu hari setiap pagi dan sore. Penyiraman bisa dilakukan
pada siang hari namun dengan intensitas air yang cukup banyak untuk menghindari layu
mendadak pada tanaman sekitar 2 ember setiap pagi dan sore. Kemampuan tanah untuk
menahan air yang terlalu besar mengakibatkan aerasi kurang, sehingga pertumbuhan tanaman
akan terhambat. Menurut Jumin (1989), air tanah yang dapat diserap oleh akar tanaman
berada diantara keadaan air kapasitas lapang (field capacity) dan titik layu permanen
5. 5
permanent wilting point. Oleh karena itu, jika air dalam media terlalu banyak justru
menghambat pertumbuhan tanaman selada.
Gambar. 2 Tanaman Selada
Pemberian air dengan interval 2 hari, akar akan mampu menyerap air secara maksimal karena
air tanah yang dapat diserap oleh akar tanaman berada di antara keadaan air kapasitas lapang
dan titik layu permanent yang merupakan ketersediaan air yang optimum (Syachrozi, 1996).
Jika selada tersebut dberikan suatu perlakuan dimana perlakuan satu selada disirami cukup air
dan perlakuan kedua selada disirami banyak air maka didapatkan hasil seperti berikut :
Tabel. 1 Pertumbuhan Selada Perhari
Perilaku Pertumbuhan selada hari perhari (mm)
1 2 3 4 5 6 7
A 70 78 84 91 102 110 116
B 70 77 80 83 89 92 110
Pertumbuhan Selada pada media A mencapai tinggi 116 mm, sedangkan pada media B
Selada memiliki tinggi 10 cm, dimana Selada pada media A memiliki 160 mm lebih tinggi
dibandingkan Selada pada media B. Pada hari ke-19 Selada pada media B layu dan tidak
layak dilanjutkan dalam penelitian, sedangkan Selada pada media A bertahan dan bertumbuh
sampai akhir penelitian yaitu hari ke-30 (Martha Vira, 2014)
2.3 Konsep Differensial Terpisahkan
Differensial variabel terpisah yaitu suatu persamaan yang memisahkan kedua variabel
pada ruas kanan dan ruas kiri yaitu variabel x dan y. Bentuk umum dari persamaan
differensial variabel terpisah yaitu
p(x) dx = q(y) dy= 0...................................................................................................(1)
6. 6
Berdasarkan bentuk umum tersebut, bentuk-bentuk dalam variabel x dikelompokkan dengan
turunan yaitu dx, bentuk-bentuk dalam variabel y dengan turunannya yaitu dy. Solusi dari
permasamaan diferensial terpisah ini yaitu dapat ditentukan dengan mengintegralkan masing-
masing kelompok variabel sehingga nantinya didapatkan persamaan baru dan hasil
pengintegralan tersebut. (Soedjono, 2014).
Sehingga digunakan persamaan :
∫p(y) dy = ∫q(x) dx+C...................................................................................(2)
2.4 Konsep Integral Tak Tentu
Integral tak tentu dapat kita gunakan dalam menghitung debit air yang keluar pada pipa
hidroponik tersebut. Integral tak tentu yang seperti sebelumnya dijelaskan adalah merupakan
sebuah invers atau kebalikan dari turunan. Yang mana, apabila sebuah turunan dari suatu
fungsi, jika diintegralkan akan menghasilkan sebuah fungsi itu sendiri. Contoh perhatikanlah
turunan-turunan dalam fungsi aljabar dibawah berikut ini:
1. Turunan dari fungsi aljabar yakni: y = x3 ialah yI = 3x2
2. Turunan dari fungsi aljabar yakni: y = x3 + 8 ialah yI = 3x2
3. Turunan dari fungsi aljabar yakni: y = x3 + 17 ialah yI = 3x2
4. Turunan dari fungsi aljabar yakni: y = x3 – 6 ialah yI = 3x2
Didalam sebuah materi turunan, variabel dalam suatu fungsi akan mengalami penurunan
pangkat. Berdasarkan contoh diatas, kita ketahui bahwa ada banyak fungsi yang memiliki
hasil turunan yang sama yaitu yI = 3x2. Fungsi dari variabel x3 ataupun fungsi dari variabel
x3 yang ditambah atau dikurang suatu bilangan (misal contohnya : +8, +17, atau -6)
mempunyai turunan yang sama.
Apabila turunan tersebut dintegralkan, maka seharusnya ialah menjadi fungsi-fungsi awal
sebelum diturunkan. Namun, dalam kasus tidak diketahui fungsi awal dari suatu turunan,
maka hasil integral dari turunan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
f(x)= y = x3 + C...........................................................................................................(3)
Dengan nilai C bisa berapapun jumlahnya. Notasi C ini biasa disebut sebagai konstanta
integral.
7. 7
Integral tak tentu ini dari suatu fungsi dinotasikan sebagai berikut:
∫ 𝑓( 𝑥) 𝑑𝑥...........................................................................................................................(4)
Pada notasi tersebut, dapat dibaca sebagai integral terhadap notasi x yang disebut integran.
Secara umum integral dari fungsi f(x) ialah penjumlahan F(x) dengan C atau ditulis:
..∫ 𝑓( 𝑥) 𝑑𝑥𝐹(𝑥)...............................................................................................................(5)
dengan syarat-syarat n≠ 1
Untuk mengetahui berapa laju tetes air yang keluar dari pipa hidroponik tersebut kita
menggunakan rumus integral ∫ 𝑑𝑥 = 𝑥 + 𝑐......................................................................(6)
8. 8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah seperangkat laptop yang
berfungsi sebagai sumber utama dalam pembuatan makalah. Wifi atau paket data juga
berguna sebagai jaringan internet yang akan diakses untuk mengisi makalah tersbut, juga
beberapa alat tulis yang digunakan dalam membuat makalah.
Bahan yang digunakan dalam makalah ini adalah diangkat dari kasus dalam menentukan
laju tetes air pada pipa hidroponik, dari judul inilah permasalahan yang diangkat akan
terselesaikan dengan cara menggunakan konsep Integral Tak Tentu.
3.2 Metode Penelitian
Pertama diketahui masalah yang akan dihitung pada hidroponik tersebut. Disini kita akan
menghitung laju tetes air pada pipa hidroponik pada waktu t yang ditentukan. Faktor yang
mempengaruhi laju tetes pada pipa tersebut adalah berapa kebutuhan air yang diperlukan
setiap satuan waktu oleh selada tersebut, jika pipa tersebut berlubang besar maka akan terjadi
pembusukan pada selada karna air yang mengalir terlalu besar. Jika pipa nya berlubang
terlalu kecil maka tanaman selada akan kekurangan air. Maka dari hal ini lah kita harus
mengukur berapa banyak kebutuhan air pada tanaman selada yang seharusnya.
Dalam penyelesaian dari contoh soal yang diambil ialah menggunakan metode Persamaan
Diferensial Variabel Terpisahkan. Pertama digunakan persamaan dua, selanjutnya digunakan
persamaan tiga yaitu Integral Tak Tentu.
Tahap yang digunakan dalam penyelesaian soal yaitu:
1. Pemisahan
2. Pengintegralan
3. Penyelesaian IC
Contoh soal yang diambil yaitu mencari berapa banyak tetes air yang dapat dikeluarkan
untuk beberapa menit pada sistem hidroponik. Permasalahan yang ada adalah berapa kelajuan
tetes dalam suatu prsamaan tetes/menit, dimana y menyatakan jumlah air menetes pada saat t
9. 9
menit. Permasalahan yang diambil yaitu mengenai berapa banyak teteskah air tersebut
menetes pada saat t menit yang ditentukan.
Langkah dalam penyelesaian soal ini yaitu untuk memperoleh penyelesaian umum suatu
persamaan diferensial terpisah, pertama-tama kita pisahkan kedua peubah dan kemudian
integralkan kedua ruas. Nilai dari kelajuan tersebut didapatkan dari hasil percobaan yang
dilakukan sehingga didapatkan hasil dimana pengujian atau percobaan tersebut melibatkan
laju sebagai satuan tetes, dimana laju merupakan ukuran banyaknya air yang mampu lewat
pada suatu tempat atau yang mampu di tampung dalam suatu tempat setiap satu satuan waktu.
Setelah dipisahkan dan diintegralkan kedua ruas tersebut maka didaptkan persamaan dari
pengintegralan, dimana C adalah konstanta. Jadi nilai C hanya ditulis pada salah satu ruas.
Setelah didapatkan persamaan dari hasil pengintegralan, dimana y(t) menyatakan jumlah tetes
air pada saat waktu t maka dimasukkan nilai t sebesar x atau t(x) ke dalam persamaan tersbut
kemudian dimasukkan nilai y(x) sebesar n tetes untuk mendapatkan nilai dari konstanta C.
Nilai C yang didapat yaitu sebanyak n tetes.
Setelah itu, pada permasalahan soal tersebut yakni membahas mengenai berapa banyak
tetes air yang menetes dalam t menit kemudian ganti y(t) dengan nilai t sebesar t sehingga
didapatkan persamaan y(t) = ax³+bt²+ct+C. Disini kita disuruh mencari nilai dari y(t) dalam t
menit jadi kita ganti semua t yang ada pada persamaan dan mengganti nilai konstanta C
dengan nilai yang telah didapat. Setelah dilakukan pengkalkulasian, didapatkan nilai tetes air
sebanyak n tetes dalam waktu t menit.
10. 10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Berikut merupakan contoh aplikasi integral dalam menghitung berapa tetes per menit air
pada pipa hidroponik itu menetes.
Air menetes pada suatu pot yang ditanami selada dengan kelajuan tetes (3t²+8t+10)
tetes/menit. Pada saat 1 menit pertama air itu dihitung menetes 65 tetes pada tanaman. Jika y
menyatakan jumlah air menetes pada saat 1 menit, dan t menyatakan waktu (dalam menit).
Tentukan berapa teteskah air itu menetes pada saat 5 menit?
Jawab :
yt = jumlah tetes air pada saat waktu
𝑑𝑦
𝑑𝑡
= 3t²+8t+10
∫ 𝑑𝑦 = ∫ 3𝑡2
+ 8𝑡 + 10 𝑑𝑡
y+c = t³+4t²+10t+c
y= t³+4t²+10t+c
y (1) = 1³+4(1)²+10(1)+c = 65
= 1+4+10+c = 65
C = 50 tetes
y (5) = 5³+4(5)²+10(5)+c
y (5) = 125+100+50+50
= 325 tetes/menit
Jadi, dengan menggunakan konsep diferensial terpisah dan integral tak tentu ini ,kita
dapatkan pada waktu 5 menit air yang menetes pada pipa tersebut adalah 325 tetes/menit.
11. 11
Adapun dari tabel tersebut didapati grafik sebagai berikut :
Gambar. 3 Grafik Jumlah Laju Tetes
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari wkatu ke waktu laju tetes air tersebut semakin
meningkat.
4.2 PEMBAHASAN
Dari hasil perhitungan diatas, dimisalkan jika luas lahan untuk menanam selada 1 hektar,
maka banyak air yang dibutuhkan untuk 1x tanam selada adalah sekitar dua ember berukuran
kecil. Penyiraman dilakukan sesuai dengan cuaca yang ada. Jika tidak ada hujan lakukan 2
kali penyiraman dalam satu hari setiap pagi dan sore. Penyiraman bisa dilakukan pada siang
hari namun dengan intensitas air yang cukup banyak untuk menghindari layu mendadak pada
tanaman.
Pemberian air dengan interval 2 hari, akar akan mampu menyerap air secara maksimal
karena air tanah yang dapat diserap oleh akar tanaman berada di antara keadaan air kapasitas
lapang dan titik layu permanent yang merupakan ketersediaan air yang optimum (Syachrozi,
1996). Air yang diperoleh oleh tanaman harus sama dengan jumlah tanaman selada yang ada
pada luas lahan 1 hektar tersebut, agar selada tersebut tidak layu karna kelebihan air.
⅀𝐴𝑖𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = ⅀ 𝑥 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 1 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
Selada dapat di panen saat 30-40 hari setelah penanaman. Misal pada penanam pertama
digunakan bibit untuk 1 hektar air yang diberikan selama dari penanaman sampai
pemanenan selama 31 hari adalah 1029,34 liter. Pemberian air yang baik bagi selada adalah
dengan sistem 2 harian, hal ini karena kebutuhan air pada tanaman dapat terpenuhi melalui
media dengan jalan penyerapan oleh akar (Hansen et al, 1992).
0
50
100
150
200
250
300
350
0 2 4 6
jumlah tetes
jumlah tetes
y=t³+4t²+10t+c
12. 12
Jjika dicari jumlah air total perhari x jumlah hari tanaman = 78,824 x 31 hari
=2443,54 liter
Jadi kebutuhan air yang tepat dibutuhkan oleh tanaman selada selama masa panen nya adalah
2443,54 liter untuk satu kali tanam. Angka 78,824 didapatkan dari hasil penelitian pemberian
air dengan interval 2 harian (Siti Mechram, 2006).
13. 13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode diferensial terpisah dan
metoda integral tak tentu kita dapat menyelesaikan sebuah permasalahan . Salah satu
contohnya pada tanaman hidroponik yaitu menentukan berapa tetes air tersbut menetes dalam
waktu lima menit. Dimana pada waktu satu menit air tersebut menetes sebanyak 65 tetes dan
pada waktu 5 menit air tersebut menetes sebanyak 325 tetes/menitnya.
5.2 Saran
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan terdapat ada kendala yang dihadapi oleh
peneliti yaitu susahnya mendapatkan jurnal dan tinjauan pustaka yang sesuai dengan yang
diangkat oleh peneliti. Tugas ini sebaiknya dibantu oleh semua anggota kelompok, bukan
hanya oleh satu orang saja. Tugas ini seharusnya dilakukan jauh-jauh hari agar penulis tidak
tergesa-gesa pada saat akan deadline.
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
Afnirina, Aplikasi Persamaan Diferensial Model Populasi Kontinu Pada Pertumbuhan
Penduduk Jombang, Jurnal STKIP PGRI Jombang.
Choerunnisa, N. dan H. Suhardiyato. 2015. Analisis pindah panas pada pipa utama sistem
hidroponik dengan pendinginan larutan nutrisi. Jurnal Keteknikan Pertanian 3(1): 1 – 8.
Islamic Civil Engiineering , 2010, Fluids Mechanics, Internasional Book Company Tokyo.
R. Bronson, G. Costa, Teori dan Soal-soal Persamaan Diferensial (Ed. Ketiga), Erlangga,
Jakarta, 2007.
R. J. Iswanto, Pemodelan Matematika (Aplikasi dan Terapannya), Graha Ilmu, Yogyakarta,
2012.
15. 15
LAMPIRAN 1. Data Hasil Perhitungan Laju Tetes
Tabel. 2 Data Hasil Perhitungan Laju Tetes
Waktu yang dibutuhkan Banyak tetes air
1 menit 65 tetes
2 menit 94 tetes
3 menit 143 tetes
4 menit 218 tetes
5 menit 325 tetes
Sumber : Data Hasil Perhitungan, 2019
16. 16
LAMPIRAN 2. Penelitian Pertumbuhan Selada Perhari
Perilaku Pertumbuhan selada hari perhari (mm)
1 2 3 4 5 6 7
A 70 78 84 91 102 110 116
B 70 77 80 83 89 92 110
Sumber : Data Hasil Penelitian, 2014.
17. 17
LAMPIRAN 3. Nilai Efesiensi Penggunaan Air pada Tanaman Selada
Tabel. 3 Data Hasil Penelitian Efesiensi Penggunaan Air pada Tanaman Selada
Perlakuan Nilai Efesiensi
Penggunaan Air 94,17%
Hasil pemberian Air 0,16%
Hasil penggunaan Air 0,17%
Sumber : Data Hasil Penelitian Siti Mechram, 2006.