Sistem tabung adalah jenis sistem struktur bangunan tinggi yang menggunakan kolom-kolom hanya pada bagian sisi luar bangunan yang jarak antar kolomnya sangat dekat.
Outrigger adalah suatu struktur tambahan berbentuk rangka batang berdimensi besar, yang dipasang menghubungkan core dengan kolom-kolom eksterior suatu bangunan gedung. Pemakaiannya telah cukup terbukti efektif dalam mengurangi simpangan lateral suatu bangunan tingkat tinggi, khususnya pada bangunan yang memiliki lebih dari 40 lantai.
Sistem tabung adalah jenis sistem struktur bangunan tinggi yang menggunakan kolom-kolom hanya pada bagian sisi luar bangunan yang jarak antar kolomnya sangat dekat.
Outrigger adalah suatu struktur tambahan berbentuk rangka batang berdimensi besar, yang dipasang menghubungkan core dengan kolom-kolom eksterior suatu bangunan gedung. Pemakaiannya telah cukup terbukti efektif dalam mengurangi simpangan lateral suatu bangunan tingkat tinggi, khususnya pada bangunan yang memiliki lebih dari 40 lantai.
BANGUNAN BERTINGKAT DIBAGI MENJADI DUA (BERDASARKAN KETINGGIAN GEDUNG DAN SPESIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT) :
LOW RISE BUILDING (3-4 LANTAI ATAU DGN KETINGGIAN 10 m)
HIGH RISE BUILDING (LBH DARI 4 LANTAI ATAU LEBIH 10 m)
Pengertian
High rise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan merujuk kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan jumlah tingkat yang banyak.
Sebuah bangunan dapat disebut bangunan tinggi atau high rise building jika bangunan tersebut memiliki ketinggian 23 meter hingga 150 meter di atas tanah. Bangunan tinggi akan ideal ditinggali jika ada lift atau elevator dan tentunya didukung oleh struktur bangunan yang kuat dan tahan lama.
High rise building memiliki bentuk fisik yang langsing dan tinggi. Perbedaan antara luasan tapak dan ketinggiannya cukup signifikan. Sesuai dengan tujuan high rise building untuk menambah ruang dengan keterbatasan lahan, bangunan ini memiliki luasan tapak yang kecil yaitu 750 m2 sampai dengan 1500m 2, dengan setiap lantainya memiliki ketinggian 3,75 m.
Karakteristik
• Tinggi Bangunan
Seperti yang disebutkan diatas sebuah bangunan disebut bangunan tinggi atau high rise building apabila memiliki ketinggian setidaknya 23 meter atau 6 lantai.bangunan semacam ini sudah banyak ditemukan di kota-kota besar di indonesia.
• Luas Per Lantai
Bangunan tinggi merupakan bangunan yang hemat lahan dan biasanya memiliki luas tapak yang kecil karena titik umumnya luas pantai berkisar antara 750 m2 hingga 1500 meter persegi.
• Tipe Struktur
Sebuah bangunan tinggi harus didukung dengan struktur yang kuat menahan beban bangunan maupun momen dari ketinggiannya. Ada tiga macam struktur yaitu open frame, flat slab dan bearing wall system. Dari ketiga tipe ini tipe yang paling banyak digunakan adalah open frame karena lebih efisien dalam penggunaan material.
• Tipikal
Umumnya denah lantai bangunan tinggi memiliki bentuk yang tipikal lurus ke atas.dengan membuat lantai yang tipikal ke atas maka akan memudahkan dalam perencanaan dan pelaksanaannya terutama dari segi struktur. Biasanya ukuran lantai akan mengecil keatas untuk menekan moment akibat ketinggian bangunan.
• Keterbatasan Lahan
Bangunan tinggi merupakan salah satu solusi menghadapi masalah keterbatasan lahan. Namun dengan keterbatasan lahan ini biasanya bangunan tinggi akan menggunakan area parkir bertingkat. Dengan keterbatasan lahan maka bangunan tinggi biasanya jarang yang memiliki landscape yang baik kecuali menggunakan vertical garden atau sky garden.
• Risiko Angin Dan Gempa
Biasanya bangunan tinggi memiliki bentuk yang langsing dan tinggi. Secara fisika maka bangunan ini akan sangat dipengaruhi oleh adanya gempa maupun tekanan angin dari sekeliling bangunan. Untuk itu biasanya bangunan tinggi memiliki sistem aerodinamika yang baik serta struktur yang dapat bertahan dalam goncangan.
• Resiko Roboh
Semakin tinggi sebuah bangunan maka semakin besar pula resikonya untuk roboh. Berdasarkan hal ini maka pembangunan sebuah high rise building memerlukan perencanaan yang matang dan antisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi saat pelaksanaan konstruksi.
• Kompleksitas Tinggi
Pembangunan sebuah high rise building
BANGUNAN BERTINGKAT DIBAGI MENJADI DUA (BERDASARKAN KETINGGIAN GEDUNG DAN SPESIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT) :
LOW RISE BUILDING (3-4 LANTAI ATAU DGN KETINGGIAN 10 m)
HIGH RISE BUILDING (LBH DARI 4 LANTAI ATAU LEBIH 10 m)
Pengertian
High rise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan merujuk kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan jumlah tingkat yang banyak.
Sebuah bangunan dapat disebut bangunan tinggi atau high rise building jika bangunan tersebut memiliki ketinggian 23 meter hingga 150 meter di atas tanah. Bangunan tinggi akan ideal ditinggali jika ada lift atau elevator dan tentunya didukung oleh struktur bangunan yang kuat dan tahan lama.
High rise building memiliki bentuk fisik yang langsing dan tinggi. Perbedaan antara luasan tapak dan ketinggiannya cukup signifikan. Sesuai dengan tujuan high rise building untuk menambah ruang dengan keterbatasan lahan, bangunan ini memiliki luasan tapak yang kecil yaitu 750 m2 sampai dengan 1500m 2, dengan setiap lantainya memiliki ketinggian 3,75 m.
Karakteristik
• Tinggi Bangunan
Seperti yang disebutkan diatas sebuah bangunan disebut bangunan tinggi atau high rise building apabila memiliki ketinggian setidaknya 23 meter atau 6 lantai.bangunan semacam ini sudah banyak ditemukan di kota-kota besar di indonesia.
• Luas Per Lantai
Bangunan tinggi merupakan bangunan yang hemat lahan dan biasanya memiliki luas tapak yang kecil karena titik umumnya luas pantai berkisar antara 750 m2 hingga 1500 meter persegi.
• Tipe Struktur
Sebuah bangunan tinggi harus didukung dengan struktur yang kuat menahan beban bangunan maupun momen dari ketinggiannya. Ada tiga macam struktur yaitu open frame, flat slab dan bearing wall system. Dari ketiga tipe ini tipe yang paling banyak digunakan adalah open frame karena lebih efisien dalam penggunaan material.
• Tipikal
Umumnya denah lantai bangunan tinggi memiliki bentuk yang tipikal lurus ke atas.dengan membuat lantai yang tipikal ke atas maka akan memudahkan dalam perencanaan dan pelaksanaannya terutama dari segi struktur. Biasanya ukuran lantai akan mengecil keatas untuk menekan moment akibat ketinggian bangunan.
• Keterbatasan Lahan
Bangunan tinggi merupakan salah satu solusi menghadapi masalah keterbatasan lahan. Namun dengan keterbatasan lahan ini biasanya bangunan tinggi akan menggunakan area parkir bertingkat. Dengan keterbatasan lahan maka bangunan tinggi biasanya jarang yang memiliki landscape yang baik kecuali menggunakan vertical garden atau sky garden.
• Risiko Angin Dan Gempa
Biasanya bangunan tinggi memiliki bentuk yang langsing dan tinggi. Secara fisika maka bangunan ini akan sangat dipengaruhi oleh adanya gempa maupun tekanan angin dari sekeliling bangunan. Untuk itu biasanya bangunan tinggi memiliki sistem aerodinamika yang baik serta struktur yang dapat bertahan dalam goncangan.
• Resiko Roboh
Semakin tinggi sebuah bangunan maka semakin besar pula resikonya untuk roboh. Berdasarkan hal ini maka pembangunan sebuah high rise building memerlukan perencanaan yang matang dan antisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi saat pelaksanaan konstruksi.
• Kompleksitas Tinggi
Pembangunan sebuah high rise building
Rekayasa gempa - case 4 sistem penahan gempanoussevarenna
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...RonyDlidir
Kami Dlidir Konstruksi sudah beberapa tahun berpengalaman dalam membangun rumah dan sebagainya. Beberapa wilayah yang pernah kami kerjakan antara lain di Semarang, Sragen, Indramayu, Solo, Jogja dan masih banyak lagi
Kontraktor Sragen Terpercaya, Murah dan bergaransi
Informasi yang lebih lengkap kunjungi Dlidirkonstruksi.com
#kontraktor #kontraktorrumah #kontraktorrumahbergaransi #pemborongrumahberpengalaman #pemborongrumahsragen #pemborongrumahamanah #kontraktorbangunansragen
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Semarang Jawa Tengah PT Dlidir Jaya Grup.pdfRonyDlidir
Kami Dlidir Konstruksi sudah beberapa tahun berpengalaman dalam membangun rumah dan sebagainya. Beberapa wilayah yang pernah kami kerjakan antara lain di Semarang, Sragen, Indramayu, Solo, Jogja dan masih banyak lagi
Kontraktor Semarang Terpercaya, Murah dan bergaransi
Informasi yang lebih lengkap kunjungi Dlidirkonstruksi.com
https://kontraktorbangunandlidirkonstruksi.blogspot.com/2022/09/struktur-dan-arsitektur-bangunan-di_26.html
#kontraktor #kontraktorrumah #kontraktorrumahbergaransi #pemborongrumahberpengalaman #pemborongrumahsemarang #pemborongrumahamanah #kontraktorbangunansemarang
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Magelang PT Dlidir Jaya Grup Dlidirkonstr...RonyDlidir
Kami Dlidir Konstruksi sudah beberapa tahun berpengalaman dalam membangun rumah dan sebagainya. Beberapa wilayah yang pernah kami kerjakan antara lain di Semarang, Sragen, Indramayu, Solo, Jogja dan masih banyak lagi
Kontraktor Magelang Terpercaya, Murah dan bergaransi
Informasi yang lebih lengkap kunjungi Dlidirkonstruksi.com
https://kontraktorbangunandlidirkonstruksi.blogspot.com/2022/09/struktur-dan-arsitektur-bangunan-di.html
#kontraktor #kontraktorrumah #kontraktorrumahbergaransi #pemborongrumahberpengalaman #pemborongrumahmagelang #pemborongrumahamanah #kontraktorbangunanmagelang
2. SISTEM PENAHAN BEBAN LATERAL
Syarat perancangan struktur bangunan gedung disamping kekuatan (strength) yang
memadahi diperlukan pula layanan (serviceability) yang baik yaitu : keawetan (durability) dan
kenyamanan (comfortability → stiffness). Syarat terakhir tersebut akan sangat dirasakan pada
perancangan bangunan tinggi karena pengaruh beban lateral seperti gempa atau angin akan
sangat mempengaruhi simpangan horisontal (lateral drift) dan dengan demikian akan
mempengaruhi kenyamanan pemakainya.
Pengaku terhadap beban lateral dapat berupa portal balok-kolom (open frame), rangka
batang silang (truss) atau dinding tahan geser/ dinding geser/ DG (shear resistance wall atau
shear wall disingkat SW ). Sistem penahan beban lateral ini kemudian harus diikuti oleh sistem
fondasi yang mampu meneruskan beban itu ke tanah, apabila momen oleh gaya lateral lebih
besar dari pada kemampuan fondasi maka struktur dapat mengguling.
3.
4. PENGERTIAN SHEARWALL
Bangunan tinggi tahan gempa umumnya menggunakan elemen-elemen struktur kaku
berupa dinding geser untuk menahan kombinasi gaya geser, momen, dan gaya aksial yang
timbul akibat beban gempa. Dengan adanya dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian
besar beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa dinding geser adalah struktur vertikal yang digunakan pada
bangunan tingkat tinggi. Fungsi utama dari dinding geser adalah menahan beban lateral
seperti gaya gempa dan angin.
5. JENIS-JENIS SHEARWALL
(a) Tipe Tube
(d) Tipe C-shape (e) Tipe I-shape (f) Tipe Coupled SW
(b) Tipe Rectangle (c) Tipe L-shape
6. JENIS-JENIS SHEARWALL
Dari sisi keamanan, tipe (a) kurang baik terhadap bahaya kebakaran karena di dalam tube
sering digunakan untuk keperluan akses vertikal, misal ruang tangga/ lift/ escalator (kecuali di
dalam tube terdapat blower yang dapat menghembuskan udara segar saat terjadi kebakaran),
namun dari sisi arsitektur tipe ini disukai oleh sebab jarak jangkau yang relatif sama ke segala arah
sehingga membuat nyaman bagi pemakainya.
Dari sisi struktur tipe (a) sangat kokoh dan memiliki kekakuan sama ke segala arah, namun
bila terjadi momen puntir maka tipe ini akan memikul gaya geser lebih besar dibandingkan
dengan tipe (b), (c), (d), (e) dan (f) karena lengannya terhadap pusat kekakuan lebih pendek.
Apabila sebuah dinding geser kantilever tidak cukup kuat menahan gaya lateral maka dua buah
atau lebih dinding geser dapat dirangkai menggunakan balok penghubung (coupled beam) yang
umumnya memiliki kekakuan yang tinggi (tipe f).
7. JENIS-JENIS SHEARWALL
Berdasarkan letak dan fungsinya, dinding geser dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu :
• Bearing walls adalah dinding geser yang juga mendukung sebagianbesar beban gravitasi .
Tembok-tembok ini juga menggunakan dinding partisi antar apartemen yang berdekatan.
• Frame walls adalah dinding geser yang menahan beban lateral, dimanabeban gravitasi berasal
dari frame beton bertulang. Tembok-tembok ini dibangun diantara baris kolom.
• Core walls adalah dinding geser yang terletak di dalam wilayah intipusat dalam gedung yang
biasanya diisi tangga atau poros lift. Dinding yang terletak dikawasan inti pusat memiliki fungsi
ganda dan dianggap menjadi pilihan paling ekonomis.
(a) Bearing Walls (b) Frame Walls (c) Core Walls
8. JENIS-JENIS SHEARWALL
Jenis dinding geser berdasarkan banyaknya dinding dibagi atas :
1. Dinding geser sebagai dinding tunggal
2. Beberapa dinding geser disusun membentuk CORE
gb.dinding geser tunggal dan dinding geser core
9. JENIS-JENIS SHEARWALL
Jenis dinding geser berdasarkan variasi susunan dinding geser dalam denah dibagi atas :
1. Dinding geser sebagai dinding eksterior
2. Dinding geser sebagai dinding interior
3. Dinding geser simetri
4. Dinding geser asimetri
5. Dinding geser penuh selebar bangunan
6. Dinding geser hanya sebagian dari lebar
bangunan
10. JENIS-JENIS SHEARWALL
Dinding geser dikategorikan berdasarkan geometrinya, yaitu (Imran dkk, 2008):
1. Flexural wall (dinding langsing), yaitu dinding geser yang memiliki rasio hw/lw≥ 2,
dimana desain dikontrolterhadap perilaku lentur,
2. Squat wall (dinding pendek), yaitu dinding geser yang memiliki rasio hw/lw≤2, dimana
desain dikontrol terhadap perilaku lentur,
3. Coupled shear wall (dinding berangkai), dimana momen guling yang terjadiakibat
beban gempa ditahan oleh sepasang dinding geser yang dihubungkan dengan balok-
balok penghubung sebagai gaya tarik dan tekan yang bekerja pada masing-masing
dasar dinding tersebut.
11. Menurut reaksinya terhadap beban geser , sistem rangka dinding geser dibagi menjadi 3 tipe :
JENIS-JENIS SHEARWALL
• Sistem rangka bersendi
dinding geser
• Sistem interaksi rangka
bersendi Vierendeel dinding
geser
• Interaksi rangka kaku – dinding geser
12. KEUNTUNGAN SHEARWALL
Karena system dinding geser bukan merupakan struktur utama, maka
system ini dapat diinteraksikan dengan system – system lain untuk menutupi
kekurangan dari system tersebut.
Dinding geser yang merupakan rangkaian dinding, efisien untuk menahan
gaya-gaya lateral.
Struktur dinding geser sekaligus dapat difungsikan sebagai pembatas ruang.
13. KERUGIAN SHEARWALL
Diatas 500 kaki penggunaan hanya dengan dinding geser untuk menahan beban
lateral menjadi tidak praktis. Lendutan yang terjadi akan demikian besarnya sehingga
menyebabkan keretakan partisi.
Dinding geser tidak dapat digunakan secara bebas karena akan menimbulkan
masalah fungsuional, untuk itu digunakan kombinasi antara lain deengan struktur
rangka dimana dinding geser diletakan pada daerah service/lokasi yang tidak
menimbulkan masalah fungsional.
Untuk dinding geser yang menggunakan bentuk dasar segitiga atau membentuk
sudut lancip, ruang-ruang yang berbentuk menjadi kurang efektif dan efisien.
14. KRITERIA SHEARWALL
Sebagian besar beban gempa pada bangunan akan terserap oleh dinding geser tersebut. Kolom-
kolom dianggap tidak ikut mendukung gaya horizontal, sehingga hanya didesain untuk menahan gaya
vertikal saja. Shearwall dapat dianggap sebagai balok kantilever vertikal yang terjepit bagian
bawahnya pada pondasi atau basemen. Oleh karena itu dinding geser atau shear wall selain menahan
geser (shear force) juga menahan lentur. Panjang horisontal dinding geser biasanya 3-6 meter, dengan
ketebalan kurang lebih 30 cm. Beberapa dinding geser dihubungkan oleh plat lantai beton (sebagai
difragma) membentuk suatu sistem struktur 3 dimensi. Dinding geser pada umumnya bersifat kaku,
sehingga deformasi (lendutan) horizontal menjadi kecil. Kerusakan pada elemen non struktural
(dinding pembagi ruang, fasad, langit-langit) baru terjadi pada gempa yang relatif kuat. Sehingga
diperoleh suatu struktur yang lebih kuat dan ekonomis.
Oleh karena itu, dinding geser harus didesain untuk mampu menahan gaya lateral yang mungkin
terjadi akibat beban gempa, dimana berdasarkan SNI 03-2847-2013 pasal 14.5.3.1, tebal minimum
dinding geser (td) tidak boleh kurang dari 100 mm.
15. MASALAH STABILITAS
Efek beban lateral pada desain struktur, ketidak stabilan lateral adalah hal yang mendasar yang amat
penting untuk dihindari. Hal ini sangat penting diperhatikan untuk bangunan dengan tinggi berapapun, tetapi lebih
penting lagi pada bangunan bertingkat tinggi.
Bagaimana suatu struktur menahan gaya lateral, tidak saja mempengaruhi desain elemen-elemen
vertikal struktur, tetapi juga elemen horisontalnya. Tiga macam bidang vertikal sebagai komponen penahan gaya
lateral (three stabilizing mechanism: moment resisting frame (rigid frame), braced frame dan shear walls. Dalam
bidang horizontal digunakan diaphragms, umumnya dibentuk oleh lantai dan bidang atap gedung, atau rangka
horisontal.
Mekanisme dasar untuk menjamin adanya kestabilan lateral dapat diperoleh dengan menggunakan
hubungan kaku pada struktur bertingkat rendah sampai menengah dan penggunaan (dinding geser, bracing diagonal
dan aksi rangka) pada gedung bertingkat menengah dan tinggi.
Rangka-rangka dapat kurang efisien sebagai pemikul beban lateral dibandingkan dengan dinding geser
atau bracing diagonal. Gedung-gedung bertingkat menengah dan tinggi seringkali mempunyai rangka dasar yang
diperkaku pada tepi gedung atau disekitar daerah service. Biasanya elemen struktur pengaku ini diletakkan pada
lokasi yang tidak menimbulkan masalah fungsional (tidak dapat digunakan secara bebas).
16. SUSUNAN SHEARWALL
Susunan geometri sistem dinding geser tidak terbatas, bentuk-bentuk dasar
yang umum diperlihatkan pada lingkaran pusat. Bentuk segitiga, persegi panjang, sudut,
kanal dan flens lebar adalah contoh-contoh bentuk yang dikenal dalam bahasa arsitektur.
Sistem dinding geser pada dasarnya dapat dibagi menjadi sistem terbuka dan tertutup.
Sistem terbuka terdiri dari unsur linear tunggal atau gabungan unsur yang tidak lengkap
melingkupi ruang geometris, seperti bentuk : L, X, V, Y, T, H. Sebaliknya sistem tertutup
melingkupi ruang geometris seperti bentuk : bujur sangkar, segitiga, persegipanjang dan
bulat.
17. SHEARWALL LAYOUTS
Untuk dapat menahan gaya lateral yang
disebabkan oleh gempa atau angin maka dinding geser
harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Dalam sebuah bangunan paling sedikit terdapat tiga
buah dinding geser sebagai penahan gaya lateral.
2. Garis pengaruh dari dinding geser tersebut tidak
boleh berpotongan pada satu titik.
18. SHEARWALL LAYOUTS
Dinding geser yang tidak memenuhi syarat-syarat
tersebut diatas dapat menyebabkan struktur menjadi labil, antara
lain seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Dinding geser yang memenuhi syarat-syarat
antara lain seperti terlihat dibawah ini.
19. CARA KERJA SHEARWALL
Adapun gambaran langkah pengerjaan shear wall antara lain:
1. Fabrikasi pembesian dinding shear wall.
2. Pemasangan tulangan vertikal yang dicor bareng dengan pelat lantai bawahnya.
3. Pemasangan tulangan horizontal, ikat dengan bendrat.
4. Untuk area basement silahkan diberi waterstop untuk mencegah masukknya air.
5. Pemasangan bekisting pada dua sisi luar. Pada bekisting diusahakan menggunakan
as drat untuk mengunci dua bekisting agar tidak terjadi beton yang bunting.
6. Cor beton dengan ready mix
7. Bongkar bekisting
20. PERILAKU SHEARWALL
Gaya lateral yang terjadi pada suatu gedung, baik diakibatkan oleh beban gempa maupun angin
akan disebar melalui struktur lantai yang berfungsi sebagai diafragma horizontal yang kemudian akan ditahan
oleh dinding geser karena memiliki kekakuan yang besar untuk menahan gaya lateral (Shueller, 1989). Dinding
geser dapat dianggap sebagai balok yang tebal karena kekakuannya dan berinteraksi terhadap gaya lateral serta
lentur terhadap momen guling (overtuning momen). Kemampuan dinding geser dalam menahan gaya lateral,
torsi, dan momen guling tergantung dari konfigurasi geometri, orientasi, dan lokasi dinding geser pada suatu
bangunan.
21. PENERAPAN SHEARWALL
PENERAPAN DINDING GESER (SHEAR WALL) PADA GEDUNG BUPATI MATIM
Seperti Halnya Gedung Kantor Bupati
Manggarai Timur, Gedung ini didesain dengan Panjang
kurang-lebih 97m dengan lebar kurang-lebih 28m
disusun sejumlah 2 lantai dengan dimensi demikian lebar
maka Gedung ini memerlukan Struktur yg cukup kuat,
pada beberapa Dinding Gedung ini juga menggunakan
sistem Shear Wall, dimana pada 6 titik dinding
menggunakan sistem dinding beton bertulang.
22. PENERAPAN SHEARWALL
Fungsi Shear Wall pada Gedung secara Umum :
1. Memperkokoh Gedung.
2. Meredam Goncangan akibat Gempa.
3. Mengurangi Biaya Perawatan Gedung
4. Daya Pikul Beban disekitar dinding mampu
ditingkatkan.
5. Umur Pakai Gedung semakin lama.
Denah Penempatan Dinding Shearwall pada Gedung Kabup. MATIM
28. BEARING
WALL
Bearing Wall adalah salah satu jenis shear wall yaitu permukaan
vertikal pemikul beban vertikal yang dibuat dari tumpukan bata atau
material lainnya.
Awalnya :
Merupakan konstruksi dinding batu tebal dan berat
Tidak fleksibel tata denahnya
Tidak cocok untuk bangunan tinggi
Akhirnya :
Adanya teknologi baru di bidang konstruksi menjadikannya ideal dan
ekonomis
Prinsip ini diterapkan pada bangunan 10-20 Lt, seperti apartemen
Menjadi cikal bakal core bangunan tinggi
Karakter pembebanan
Antisipasi terhadap beban vertikal:
Dinding masif ke bawah distribusi beban merata
29. BEARING
WALL Dalam aplikasinya, struktur dinding pemikul dapat dibedakan
atas :
Struktur dinding tidak beraturan untuk ruangan-ruang
Fleskibel dan spesifik
Struktur dinding pemikul beraturan, menggunakan pola – pola tertentu,
yaitu : Grid rata (rata 1 arah, rata 2 arah)
Grid berirama (berirama 2 arah, berirama 1 arah
Ditinjau dari bentuk dasarnya :
Struktur dinding pemikul bidang rata (rata 1 arah, rata 2 arah, bidang
rata memusat/ radial, bidang memusat/ radial)
Dinding Pemikul Bidang Patahan: _ <900, 900, patahan tabung
Dinding pemikul bidang lengkung: terbuka, tertutup
Patahan terbuka/ tertutup: <600,1200
30. STRUKTUR BEARING WALL
Karakter Dasar Pemecahan
Konstruksi berat, tebal, kaku (tidak
fleksibel)
Penggunaan bahan yang ringan &
homogen
Antisipasi terhadap beban tegak lurus
& tidak merata pada bidang
Penataan dinding saling tegak
lurus
Pelubangan pada dinding mengurangi
kekuatannya
Ditempatkan pada posisi tertentu
Keuntungannya :
Denah dapat dirancang
dinamis
Untuk bangunan tinggi
Ekonomi
Ruangan dapat dirancang
luas
Dapat menjadi pengaku/
core
Kuat mengantisipasi
beban lateral
Menjadi saluran utilitas
Mampu memikul beban
bidang
Mampu memikul beban
bidang
31. BEARING WALL
APA ITU STRUKTUR DINDING PEMIKUL?
3. System struktur dindng pemikul adalah system
struktur yang menggunakan dinding sebagai
penopang atau sebagai pemikul beban pada
bangunan.
4. Beban pada bangunan ditopang atau dipikul oleh
kolom dan balok. Dinding pada bangunan
menggunakan system struktur ini berfungsi hanya
sebagai pembatas. Penambahan fungsi structural
pada dinding yang biasa kita gunakan hanya sebagai
pembatas, memerlukan perlakuan khusus yang harus
dipenuhi jika kita ingin menggunakannya.
32. 6. Karena penyaluran beban vertical pada bangunan dilakukan
oleh dinding, denah perlantai bangunan bertingkat banyak yang
menggunakan system struktur dinding pemikul biasanya tipikal
atau seragam jadi tidak mengherankan, apabila bangunan
bertingkat banyak yang menggunakan system struktur dinding
pemikul biasanya adalah bangunan residensial seperti hotel dan
apartemen yang memiliki denah perlantai yang tipikal.
7. Ketebalan dinding harus diperhatikan secara seksama karena
berkaitan erat dengan berapa beban yang harus dipikul oleh
dinding perlantai. Dinding lantai terbawah biasanya memiliki
ketebalan yang terbesar, semakin keatas ketebalan dindingnya
biasanya semakin menipis. Hal ini disebabkan dinding dilantai
paling bawah menopang beban lantai2 diatasnya.
33. DAFTAR PUSTAKA
Ervianto, Wulfram I. 2006. Eksplorasi Teknologi dalam Proyek Konstruksi. Penerbit Andi: Yogyakarta.
http://bestananda.blogspot.co.id/2015/01/dinding-geser-shear-wall.html
https://grahadutalehong.wordpress.com/2013/05/11/perkuatan-dinding-geser-shear-wall-
padagedung-bupati-matim/
http://projectmedias.blogspot.co.id/2013/11/shear-wall-pengertian-jenis-dan.html
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1104105070-3-BAB%20II.pdf
http://www.ilmusipil.com/pekerjaan-shear-wall-dan-core-lift
http://www.imaniadesain.com/partisi-ruang-dan-panel-dinding.html
http://www.jasasipil.com/2016/01/pengertian-shearwall-dan-corewall-pada.html
http://yohannachristiani.blogspot.co.id/2012/06/shear-wall.html
Juwana, Jimmy S. 2005. Sistem Bangunan Tinggi. Erlangga: Jakarta.
Lumantarna, Benjamin. 2001. Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Pawirodikromo, Widodo. 2012. Sismologi Teknik Kegempaan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Suharjanto. 2013. Rekayasa Gempa. Penerbit Kepel Press: Yogyakarta.