SlideShare a Scribd company logo
TEORI DASAR PENGUKURAN
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui
dengan besaran acuan atau besaran standar baik lokal, standar nasional maupun
standar internasional dengan menggunakan alat ukur. Besaran standar ini biasanya
terdapat atau terpasang pada alat ukur, dan alat ukur ini harus di kalibrasikan agar
bisa mengukur dengan baik dan tepat. Besaran merupakan sesuatu yang mempunyai
nilai dan satuan, sedangkan satuan adalah sesuatu yang mendefinisikan besaran.
 Syarat - syarat besaran :
 Dapat didefinisikan secara fisik.
 Jelas dan tidak berubah terhadap waktu.
 Dapat digunakan dimana saja.
 Besaran terdiri dari :
 Besaran pokok, merupakan besaran yang sesuai dengan standar
internasional.
Tabel 1 Besaran Pokok
Besaran Pokok Nama Satuan Dasar Simbol Dimensi
Panjang meter M [L]
Massa kilogram Kg [M]
Waktu sekon s [T]
Kuat Arus ampere A [I]
Temperatur kelvin K [θ]
Jumlah Zat mole N [N]
Intensitas Cahaya candela Cd [J]
 Besaran turunan, merupakan besaran yang diperoleh dari beberapa variabel
besaran pokok dalam bentuk persamaan.
Tabel 2 Besaran Turunan
Laboratorium Metrologi Industri
Besaran Nama Satuan Dasar Simbol
Luas Bidang meterpersegi m²
Volume meterkubik m³
Percepatan meterperdetik m/s
Gaya newton N,kg m/s²
Tekanan pascal Pa,N/m²,kg/(m s)²
Energi joule J,kg m²/s²
Daya watt W,kg m²/s³
Potensial Listrik volt V,kg m²/(s² A)
 Pengukuran dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu:
1. Aspek Fisik
Contoh :
- Berat
- Massa
- Temperatur
- Tekanan
- Densitas, dll
Pengukuran aspek fisik dipelajari dalam pengukuran teknik (engineering
measurement).
2. Aspek Mekanik
Contoh :
- Kekuatan (strength)
- Keuletan (ductility)
- Kekerasan (hardness)
- Ketangguhan, dll
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
Pengukuran aspek mekanik dipelajari dalam material teknik (materials
science and engineering)
3. Aspek Geometrik
Terdiri dari :
- Dimensi, contoh : diameter, panjang, lebar, dll
- Bentuk, contoh : kesejajaran, kelurusan, kedataran, kemiringan atau
sudut, kebulatan, ketegaklurusan, dll
- Kekasaran permukaan.
Pengukuran aspek geometrik dipelajari dalam metrologi industri.
Metrologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang cara-cara
pengukuran besaran teknik, sedangkan Metrologi industri adalah ilmu dan teknologi
yang mempelajari pengukuran karateristik geometri suatu produk hasil proses
produksi dengan menggunakan alat ukur tertentu dan cara pengukuran tertentu untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya.
 Beberapa jenis pengukuran dalam metrologi :
1. Pengukuran linear, suatu pengukuran besaran panjang yang menggunakan alat
ukur langsung yang telah terkalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh
sacara langsung. Contoh : menggunakan mikrometer.
Gambar 1 Mikrometer
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
2. Pengukuran sudut, suatu pengukuran sudut yang menggunakan alat ukur sudut
yang telah terkalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh secara langsung.
Contoh : menggunakan busur bilah.
Gambar 2 Busur Bilah
3. Pengukuran profil, suatu pengukuran yang membandingkan bentuk suatu
produk dengan bentuk acuan (standar) pada layar dari alat ukur proyeksi.
Contoh : menggunakan profile proyector.
Gambar 3 Profile Proyector
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
4. Pengukuran ulir, suatu pengukuran yang mengukur jarak antar ulir pada suatu
produk. Contoh : menggunakan mikrometer ulir.
Gambar 4 Mikrometer Ulir
5. Pengukuran roda gigi, suatu pengukuran yang mengukur jarak antar pitch
pada roda gigi. Contoh : menggunakan mikrometer roda gigi.
Gambar 5 Mikrometer Roda Gigi
6. Pengukuran posisi, suatu pengukuran yang menggunakan sensor yang dapat
digerakkan dalam ruang yang digunakan untuk menentukan posisi. Contoh :
menggunakan coordinate measuring machine (CMM).
Gambar 6 Coordinate Measuring Machine
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
7. Pengukuran kerataan dan kedataran, suatu pengukuran yang mengukur
kerataan dan kedataran permukaan suatu produk, Contoh : menggunakan
square level.
Gambar 7 Square Level
8. Pengukuran kekasaran permukaan, suatu pengukuran yang mengukur
kekasaran permukaan suatu produk. Contoh : menggunakan surface
roughness tester.
Gambar 8 Surface Roughness Tester
 Cara-Cara Pengukuran Dalam Metrologi :
1. Pengukuran langsung, suatu pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur langsung, dimana hasil pengukuran dapat langsung
diperoleh. Contoh : Jangka Sorong.
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
2. Pengukuran tak langsung, suatu pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur pembanding, alat ukur standar dan alat ukur bantu.
Contoh : Dial Indicator.
3. Pemeriksaan kaliber batas, suatu pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur kaliber batas, dimana tidak mengukur dimensi suatu
produk tetapi untuk memeriksa apakah suatu produk berada didalam/diluar
daerah toleransinya. Contoh : Kaliber Batas.
4. Membandingkan dengan bentuk standar atau acuan, suatu pengukuran yang
dilakukan dengan membandingkan bentuk produk yang dihasilkan dengan
bentuk standarnya/acuan. Contoh : Profile Proyector.
5. Pengukuran geometri khusus, suatu pengukuran yang mempunyai metoda dan
alat ukur khusus. Contoh : Surface Roughness Tester.
 Jenis-Jenis Alat Ukur, terbagi atas 2 :
1. Berdasarkan sifat, terbagi menjadi :
a) Berdasarkan sifat aslinya:
 Alat ukur langsung, suatu alat ukur yang dilengkapi dengan skala ukur
sehingga hasil pengukuran bisa langsung di baca atau diperoleh hasil
pengukuran. Contoh: Jangka Sorong.
Gambar 9 Jangka Sorong
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
 Alat ukur pembanding, suatu alat ukur ini tidak bisa menunjukkan
hasil pengukuran dengan skala ukur, tetapi hanya bisa membandingkan
ukuran atau beda ukuran dari objek ukur. Misalnya: Dial Indicator.
Gambar 10 Dial Indicator
 Alat ukur standar, suatu alat ukur yang dilengkapi dengan satu skala
nominal, tidak dapat memberikan hasil pengukuran secara langsung
dan digunakan untuk kalibrasi alat ukur lainnya. Misalnya: Blok Ukur.
Gambar 11 Blok Ukur
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
 Alat ukur kaliber batas, suatu alat ukur yang berfungsi untuk
menunjukkan apakah dimensi suatu produk berada di dalam atau di
luar daerah toleransi produk tersebut. Misalnya: Kaliber Lubang dan
Kaliber Poros
Gambar 12 Kaliber Poros
 Alat ukur bantu, suatu alat ukur bantu bukan merupakan alat ukur
tetapi mempunyai peranan penting dalam menentukan baik atau
tidaknya hasil pengukuran. Misalnya: Blok V.
Gambar 13 Blok V
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
b) Berdasarkan sifat turunannya, dibedakan atas :
 Alat ukur khas, suatu alat ukur yang mempunyai metode dan alat ukur
khusus. Contoh : Surface Roughness Tester.
 Alat ukur koordinat, suatu alat ukur yang menggunakan sensor yang
dapat digerakkan dalam ruang yang digunakan untuk menentukan
posisi. Contoh : Coordinate Measuring Machine (CMM).
2. Berdasarkan prinsip kerjanya, dibedakan atas :
 Alat ukur mekanik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip mekanik.
Contoh : neraca/timbangan dua lengan, dial indicator
 Alat ukur elektrik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip elektrik.
contoh : Multi Tester
 Alat ukur optik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip optik/cahaya.
Contoh : Profile Proyector
 Alat ukur pneumatik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip fluida
(gas). Contoh : Alat ukur tekanan udara pada ban
 Alat ukur hidrolik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip fluida (cair).
Contoh : Jembatan Timbang.
 Sifat dari alat ukur :
1. Rantai Kalibrasi ( Trace Ability ), yaitu sifat mampu usut alat ukur
berdasarkan tingkatan kalibrasinya. Tingkatan kalibrasi alat ukur :
a. Alat ukur kerja (contoh: Mikrometer) di kalibrasi dengan alat ukur
standar kerja (contoh: Blok ukur kualitas 3).
b. Alat ukur standar kerja di kalibrasi dengan alat ukur standar.
c. Alat ukur standar di kalibrasi dengan alat ukur standar nasional.
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
d. Alat ukur standar nasional di kalibrasi dengan alat ukur standar
internasional.
2. Kepekaan ( Sensitivity ), yaitu kemampuan alat ukur untuk merasakan suatu
perbedaan yang relatif kecil dari harga yang diukur.
Gambar 14 Kurva Kepekaan (Sensitivity)
3. Kemudahan Baca ( Read Ability ), yaitu kemampuan dari sistem penunjuk
untuk menunjukkan hasil pengukuran dengan jelas dan benar.
4. Penyimpangan ( histerisis ), yaitu penyimpangan yang terjadi pada hasil
pengukuran, dimana pengukuran dilakukan secara kontinu dari dua arah yang
berlawanan.
Gambar 15 Kurva Histerisis
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
5. Kepasifan atau Lambat Bereaksi ( Passivity ), yaitu sensor telah merasakan
perubahan tetapi penunjuk belum mengisyaratkan adanya perubahan.
6. Pergeseran ( Shifting ), yaitu sistem penunjuk telah menunjukkan adanya
perubahan tetapi sensor belum mengisyaratkan adanya perubahan.
7. Kestabilan Nol ( Zero Stability ), yaitu kemampuan dari sistem penunjuk
untuk kembali ke posisi semula (nol ) bila benda ukur diambil seketika,
setelah dilakukannya pengukuran.
8. Pengambangan ( Floating ), yaitu keadaan dimana jarum penunjuk data/angka
digital selalu berubah – rubah yang diakibatkan perubahan kecil pada sensor.
 Konstruksi Umum Alat Ukur :
1. Sensor, bagian dari alat ukur yang berkontak langsung dengan benda ukur.
Sensor terbagi atas 2, yaitu :
 Sensor Kontak, yaitu sensor yang memberikan gaya atau tekanan
pengukuran. Misalnya: sensor mekanik
 Sensor non Kontak, yaitu sensor yang tidak memberikan gaya atau
penekanan pengukuran. Misanya: sensor optik, sensor pneumatik.
2. Pengubah (Tranducer), bagian alat yang berfungsi mengubah dan
memperbesar sinyal yang dirasakan oleh sensor menjadi besaran yang terukur,
dan diteruskan ke sistem penunjuk. Pengubah terbagi atas :
 Pengubah elektrik
Contoh: pengubah dengan prinsip induktif (transformator).
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
Gambar 16 Contoh Sistem Pengubah Elektrik
 Pengubah mekanik
Contoh: sistem roda gigi dan batang bergigi dari jam ukur pada dial
indikator.
Gambar 17 Sistem Pengubah Pada Dial Indikator
 Pengubah optomekanik
Contoh: Sistem pengubah alat ukur optomekanik
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
Gambar 18 Contoh Sistem Pengubah Optomekanik
 Pengubah Optik
Contoh: prinsip pengubah pada mikroskop.
Gambar 19 Contoh Sistem Pengubah Pada Mikroskop
 Pengubah Pneumatis.
Contoh : sistem pengubah dengan prinsip pneumatis.
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
Gambar 20 Contoh Sistem Pengubah Optomekanik
3. Sistem penunjuk/pencatat, bagian dari alat ukur yang menunjukan hasil dari
pengukuran yang dilakukan.Sistem penunjuk terbagi atas :
 Penunjuk berskala
- Skala linear, contohnya: Jangka Sorong dan Mikrometer
- Skala melingkar, contohnya: Dial Indicator
 Penunjuk digital
- Mekanik
- Elektrik (LED)
 Karateristik Alat Ukur
1. Ketelitian ( Accuracy ), kemampuan alat ukur untuk menghasilkan nilai yang
mendekati nilai sebenarnya.
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
Gambar 21 Ketelitian (Accuracy)
2. Ketepatan ( Precition ), kemampuan alat ukur untuk menghasilkan nilai yang
relatif sama dari beberapa pengukuran pada titik yang sama.
Gambar 22 Ketepatan (Precition)
3. Kecermatan (Resolution), skala terkecil yang dimiliki oleh suatu alat ukur.
 Empat kemungkinan hasil pengukuran
1. Tepat dan teliti 2. Tepat dan tidak teliti
3. Tidak tepat dan teliti 4. Tidak tepat dan tidak teliti
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
Gambar 23 Kemungkinan Hasil Pengukuran
 Penyimpangan Dalam Proses Pengukuran
1. Penyimpangan dari alat ukur.
Hal ini disebabkan oleh karena alat ukur yang belum dikalibrasi.
2. Penyimpangan dari benda ukur.
Hal ini diakibatkan oleh defleksi pada benda ukur akibat :
- pengaruh tekanan kontak karena benda ukur lunak
- pengaruh tekanan kontak pada benda ukur yang bersilinder tipis
3. Penyimpangan posisi pengukuran.
Biasanya garis pengukuran harus sejajar dengan garis dimensi. Kalau garis
pengukuran membuat sudut q dengan garis dimensi (akibat posisi pengukuran
yang salah) maka akan menimbilakan kesalahan kosinus (cosine error).
Gambar 24 Penyimpangan Posisi Pengukuran
Kelompok 10
L = M cosθ-d cosθ
Laboratorium Metrologi Industri
4. Penyimpangan akibat lingkungan.
Yang perlu diperhatikan adalah pengaruh temperatur pada proses pengukuran,
dimana benda padat terutama logam berubah dimensinya apabila temperatur
berubah (ΔL = Lo α ΔT sifat pemuaian logam). ΔL= Perubahan Panjang,
Lo= Panjang awal, α= Koefisien pemuaian, ΔT= Pertambahan panjang.
Supaya hasil pengukuran sama maka secara internasional sudah disetujui
temperatur standar untuk pengukuran geometris adalah 20ºC.
5. Penyimpangan dari pengukur.
Dua orang yang melakukan pengukuran dengan alat ukur dan objek ukur yang
sama berkemungkinan menghasilkan pengukuran yang berbeda. Hal ini dapat
diakibatkan oleh pengalaman praktek mengukur, cara melakukan pengukuran
yang salah akibat tidak mengetahui dasar-dasar pengukuran yang benar.
Kelompok 10

More Related Content

What's hot

Lkpd besaran dan satuan
Lkpd besaran dan satuanLkpd besaran dan satuan
Lkpd besaran dan satuan
fisika09
 
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
umammuhammad27
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
yudhodanto
 
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
Ir. Najamudin, MT
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
KLOTILDAJENIRITA
 
Ppt alat ukur
Ppt alat ukurPpt alat ukur
Ppt alat ukur
tommi solos
 
Laporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
Laporan Denyut Nadi & Tekanan DarahLaporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
Laporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
Muhammad Syamsussabri
 
7. agenda harian guru ktb smp
7. agenda harian guru ktb smp7. agenda harian guru ktb smp
7. agenda harian guru ktb smp
Jeny Hardiah
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Irdan Arjulian
 
FISIKA - VEKTOR
FISIKA - VEKTORFISIKA - VEKTOR
FISIKA - VEKTOR
PRAMITHA GALUH
 
Laporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongLaporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongwindi pujiwati
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
umammuhammad27
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuran
Nata Nata
 
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatLaporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Azizah Fitria Sari
 
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupJangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Zhafira Rahmayanti
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
umammuhammad27
 
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupJangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Hendrik Matondang
 
Mesin gerinda
Mesin gerindaMesin gerinda
Mesin gerinda
Ahmad Syaifudin
 
Praktikum biologi mekanisme transport membran kelas XI IPA
Praktikum biologi mekanisme transport membran kelas XI IPAPraktikum biologi mekanisme transport membran kelas XI IPA
Praktikum biologi mekanisme transport membran kelas XI IPA
Musyfi'ah Musyfi'ah
 

What's hot (20)

Lkpd besaran dan satuan
Lkpd besaran dan satuanLkpd besaran dan satuan
Lkpd besaran dan satuan
 
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
 
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Ppt alat ukur
Ppt alat ukurPpt alat ukur
Ppt alat ukur
 
Laporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
Laporan Denyut Nadi & Tekanan DarahLaporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
Laporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
 
7. agenda harian guru ktb smp
7. agenda harian guru ktb smp7. agenda harian guru ktb smp
7. agenda harian guru ktb smp
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
FISIKA - VEKTOR
FISIKA - VEKTORFISIKA - VEKTOR
FISIKA - VEKTOR
 
Laporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongLaporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorong
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuran
 
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatLaporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
 
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupJangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
 
Modul new
Modul newModul new
Modul new
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
 
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupJangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
 
Mesin gerinda
Mesin gerindaMesin gerinda
Mesin gerinda
 
Praktikum biologi mekanisme transport membran kelas XI IPA
Praktikum biologi mekanisme transport membran kelas XI IPAPraktikum biologi mekanisme transport membran kelas XI IPA
Praktikum biologi mekanisme transport membran kelas XI IPA
 

Similar to M0 teori dasar pengukuran

Gauge (Alat Ukur) Dalam Metrologi - Pengertian, Prinsip dan Jenisnya
 Gauge (Alat Ukur) Dalam Metrologi - Pengertian, Prinsip dan Jenisnya Gauge (Alat Ukur) Dalam Metrologi - Pengertian, Prinsip dan Jenisnya
Gauge (Alat Ukur) Dalam Metrologi - Pengertian, Prinsip dan Jenisnya
lessytania
 
Laporan metro
Laporan metro Laporan metro
Laporan metro
fajar satrio
 
PENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIERPENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIER
Imam budiyanto
 
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukurWicah
 
Penggunaan alat ukur_dan_instrumen_ukur
Penggunaan alat ukur_dan_instrumen_ukurPenggunaan alat ukur_dan_instrumen_ukur
Penggunaan alat ukur_dan_instrumen_ukur
ginasaja
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi IndustriOpi Sumardi
 
Alat Ukur Mekanik.pptx
Alat Ukur Mekanik.pptxAlat Ukur Mekanik.pptx
Alat Ukur Mekanik.pptx
ssuser8ddc901
 
Materi Training Kalibrasi.ppt
Materi Training Kalibrasi.pptMateri Training Kalibrasi.ppt
Materi Training Kalibrasi.ppt
YanSiskaSaptoAirin
 
ALAT UKUR-SESY ATTAHIRA XII MIPA 3.pptx
ALAT UKUR-SESY ATTAHIRA XII MIPA 3.pptxALAT UKUR-SESY ATTAHIRA XII MIPA 3.pptx
ALAT UKUR-SESY ATTAHIRA XII MIPA 3.pptx
RebeccaVeronika
 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
Linda Rosita
 
Laporan1
Laporan1Laporan1
Laporan1
Admal Wijaya
 
Laporan akhir praktikum_dasar_pengukuran
Laporan akhir praktikum_dasar_pengukuranLaporan akhir praktikum_dasar_pengukuran
Laporan akhir praktikum_dasar_pengukuran
'Adinda Mulyani
 
Metrologi pengukuran
Metrologi pengukuranMetrologi pengukuran
Metrologi pengukuran
artyudy
 
Jenis jenis-pengukuran-2
Jenis jenis-pengukuran-2Jenis jenis-pengukuran-2
Jenis jenis-pengukuran-2
Arief Efendi
 
Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuran
sholasido
 
Bahan kuliah metrologi 1
Bahan kuliah metrologi 1Bahan kuliah metrologi 1
Bahan kuliah metrologi 1
singgihbayuprasetyo
 

Similar to M0 teori dasar pengukuran (20)

Gauge (Alat Ukur) Dalam Metrologi - Pengertian, Prinsip dan Jenisnya
 Gauge (Alat Ukur) Dalam Metrologi - Pengertian, Prinsip dan Jenisnya Gauge (Alat Ukur) Dalam Metrologi - Pengertian, Prinsip dan Jenisnya
Gauge (Alat Ukur) Dalam Metrologi - Pengertian, Prinsip dan Jenisnya
 
Laporan metro
Laporan metro Laporan metro
Laporan metro
 
PENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIERPENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIER
 
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
 
a
aa
a
 
Penggunaan alat ukur_dan_instrumen_ukur
Penggunaan alat ukur_dan_instrumen_ukurPenggunaan alat ukur_dan_instrumen_ukur
Penggunaan alat ukur_dan_instrumen_ukur
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
 
Alat Ukur Mekanik.pptx
Alat Ukur Mekanik.pptxAlat Ukur Mekanik.pptx
Alat Ukur Mekanik.pptx
 
Materi Training Kalibrasi.ppt
Materi Training Kalibrasi.pptMateri Training Kalibrasi.ppt
Materi Training Kalibrasi.ppt
 
ALAT UKUR-SESY ATTAHIRA XII MIPA 3.pptx
ALAT UKUR-SESY ATTAHIRA XII MIPA 3.pptxALAT UKUR-SESY ATTAHIRA XII MIPA 3.pptx
ALAT UKUR-SESY ATTAHIRA XII MIPA 3.pptx
 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
 
Alat ukur 2
Alat ukur 2Alat ukur 2
Alat ukur 2
 
Laporan1
Laporan1Laporan1
Laporan1
 
Laporan akhir praktikum_dasar_pengukuran
Laporan akhir praktikum_dasar_pengukuranLaporan akhir praktikum_dasar_pengukuran
Laporan akhir praktikum_dasar_pengukuran
 
Lks pengukuran
Lks pengukuranLks pengukuran
Lks pengukuran
 
Lks pengukuran
Lks pengukuranLks pengukuran
Lks pengukuran
 
Metrologi pengukuran
Metrologi pengukuranMetrologi pengukuran
Metrologi pengukuran
 
Jenis jenis-pengukuran-2
Jenis jenis-pengukuran-2Jenis jenis-pengukuran-2
Jenis jenis-pengukuran-2
 
Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuran
 
Bahan kuliah metrologi 1
Bahan kuliah metrologi 1Bahan kuliah metrologi 1
Bahan kuliah metrologi 1
 

Recently uploaded

TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 

Recently uploaded (11)

TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 

M0 teori dasar pengukuran

  • 1. TEORI DASAR PENGUKURAN Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui dengan besaran acuan atau besaran standar baik lokal, standar nasional maupun standar internasional dengan menggunakan alat ukur. Besaran standar ini biasanya terdapat atau terpasang pada alat ukur, dan alat ukur ini harus di kalibrasikan agar bisa mengukur dengan baik dan tepat. Besaran merupakan sesuatu yang mempunyai nilai dan satuan, sedangkan satuan adalah sesuatu yang mendefinisikan besaran.  Syarat - syarat besaran :  Dapat didefinisikan secara fisik.  Jelas dan tidak berubah terhadap waktu.  Dapat digunakan dimana saja.  Besaran terdiri dari :  Besaran pokok, merupakan besaran yang sesuai dengan standar internasional. Tabel 1 Besaran Pokok Besaran Pokok Nama Satuan Dasar Simbol Dimensi Panjang meter M [L] Massa kilogram Kg [M] Waktu sekon s [T] Kuat Arus ampere A [I] Temperatur kelvin K [θ] Jumlah Zat mole N [N] Intensitas Cahaya candela Cd [J]  Besaran turunan, merupakan besaran yang diperoleh dari beberapa variabel besaran pokok dalam bentuk persamaan. Tabel 2 Besaran Turunan
  • 2. Laboratorium Metrologi Industri Besaran Nama Satuan Dasar Simbol Luas Bidang meterpersegi m² Volume meterkubik m³ Percepatan meterperdetik m/s Gaya newton N,kg m/s² Tekanan pascal Pa,N/m²,kg/(m s)² Energi joule J,kg m²/s² Daya watt W,kg m²/s³ Potensial Listrik volt V,kg m²/(s² A)  Pengukuran dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu: 1. Aspek Fisik Contoh : - Berat - Massa - Temperatur - Tekanan - Densitas, dll Pengukuran aspek fisik dipelajari dalam pengukuran teknik (engineering measurement). 2. Aspek Mekanik Contoh : - Kekuatan (strength) - Keuletan (ductility) - Kekerasan (hardness) - Ketangguhan, dll Kelompok 10
  • 3. Laboratorium Metrologi Industri Pengukuran aspek mekanik dipelajari dalam material teknik (materials science and engineering) 3. Aspek Geometrik Terdiri dari : - Dimensi, contoh : diameter, panjang, lebar, dll - Bentuk, contoh : kesejajaran, kelurusan, kedataran, kemiringan atau sudut, kebulatan, ketegaklurusan, dll - Kekasaran permukaan. Pengukuran aspek geometrik dipelajari dalam metrologi industri. Metrologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang cara-cara pengukuran besaran teknik, sedangkan Metrologi industri adalah ilmu dan teknologi yang mempelajari pengukuran karateristik geometri suatu produk hasil proses produksi dengan menggunakan alat ukur tertentu dan cara pengukuran tertentu untuk mendapatkan hasil pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya.  Beberapa jenis pengukuran dalam metrologi : 1. Pengukuran linear, suatu pengukuran besaran panjang yang menggunakan alat ukur langsung yang telah terkalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh sacara langsung. Contoh : menggunakan mikrometer. Gambar 1 Mikrometer Kelompok 10
  • 4. Laboratorium Metrologi Industri 2. Pengukuran sudut, suatu pengukuran sudut yang menggunakan alat ukur sudut yang telah terkalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh secara langsung. Contoh : menggunakan busur bilah. Gambar 2 Busur Bilah 3. Pengukuran profil, suatu pengukuran yang membandingkan bentuk suatu produk dengan bentuk acuan (standar) pada layar dari alat ukur proyeksi. Contoh : menggunakan profile proyector. Gambar 3 Profile Proyector Kelompok 10
  • 5. Laboratorium Metrologi Industri 4. Pengukuran ulir, suatu pengukuran yang mengukur jarak antar ulir pada suatu produk. Contoh : menggunakan mikrometer ulir. Gambar 4 Mikrometer Ulir 5. Pengukuran roda gigi, suatu pengukuran yang mengukur jarak antar pitch pada roda gigi. Contoh : menggunakan mikrometer roda gigi. Gambar 5 Mikrometer Roda Gigi 6. Pengukuran posisi, suatu pengukuran yang menggunakan sensor yang dapat digerakkan dalam ruang yang digunakan untuk menentukan posisi. Contoh : menggunakan coordinate measuring machine (CMM). Gambar 6 Coordinate Measuring Machine Kelompok 10
  • 6. Laboratorium Metrologi Industri 7. Pengukuran kerataan dan kedataran, suatu pengukuran yang mengukur kerataan dan kedataran permukaan suatu produk, Contoh : menggunakan square level. Gambar 7 Square Level 8. Pengukuran kekasaran permukaan, suatu pengukuran yang mengukur kekasaran permukaan suatu produk. Contoh : menggunakan surface roughness tester. Gambar 8 Surface Roughness Tester  Cara-Cara Pengukuran Dalam Metrologi : 1. Pengukuran langsung, suatu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur langsung, dimana hasil pengukuran dapat langsung diperoleh. Contoh : Jangka Sorong. Kelompok 10
  • 7. Laboratorium Metrologi Industri 2. Pengukuran tak langsung, suatu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur pembanding, alat ukur standar dan alat ukur bantu. Contoh : Dial Indicator. 3. Pemeriksaan kaliber batas, suatu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur kaliber batas, dimana tidak mengukur dimensi suatu produk tetapi untuk memeriksa apakah suatu produk berada didalam/diluar daerah toleransinya. Contoh : Kaliber Batas. 4. Membandingkan dengan bentuk standar atau acuan, suatu pengukuran yang dilakukan dengan membandingkan bentuk produk yang dihasilkan dengan bentuk standarnya/acuan. Contoh : Profile Proyector. 5. Pengukuran geometri khusus, suatu pengukuran yang mempunyai metoda dan alat ukur khusus. Contoh : Surface Roughness Tester.  Jenis-Jenis Alat Ukur, terbagi atas 2 : 1. Berdasarkan sifat, terbagi menjadi : a) Berdasarkan sifat aslinya:  Alat ukur langsung, suatu alat ukur yang dilengkapi dengan skala ukur sehingga hasil pengukuran bisa langsung di baca atau diperoleh hasil pengukuran. Contoh: Jangka Sorong. Gambar 9 Jangka Sorong Kelompok 10
  • 8. Laboratorium Metrologi Industri  Alat ukur pembanding, suatu alat ukur ini tidak bisa menunjukkan hasil pengukuran dengan skala ukur, tetapi hanya bisa membandingkan ukuran atau beda ukuran dari objek ukur. Misalnya: Dial Indicator. Gambar 10 Dial Indicator  Alat ukur standar, suatu alat ukur yang dilengkapi dengan satu skala nominal, tidak dapat memberikan hasil pengukuran secara langsung dan digunakan untuk kalibrasi alat ukur lainnya. Misalnya: Blok Ukur. Gambar 11 Blok Ukur Kelompok 10
  • 9. Laboratorium Metrologi Industri  Alat ukur kaliber batas, suatu alat ukur yang berfungsi untuk menunjukkan apakah dimensi suatu produk berada di dalam atau di luar daerah toleransi produk tersebut. Misalnya: Kaliber Lubang dan Kaliber Poros Gambar 12 Kaliber Poros  Alat ukur bantu, suatu alat ukur bantu bukan merupakan alat ukur tetapi mempunyai peranan penting dalam menentukan baik atau tidaknya hasil pengukuran. Misalnya: Blok V. Gambar 13 Blok V Kelompok 10
  • 10. Laboratorium Metrologi Industri b) Berdasarkan sifat turunannya, dibedakan atas :  Alat ukur khas, suatu alat ukur yang mempunyai metode dan alat ukur khusus. Contoh : Surface Roughness Tester.  Alat ukur koordinat, suatu alat ukur yang menggunakan sensor yang dapat digerakkan dalam ruang yang digunakan untuk menentukan posisi. Contoh : Coordinate Measuring Machine (CMM). 2. Berdasarkan prinsip kerjanya, dibedakan atas :  Alat ukur mekanik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip mekanik. Contoh : neraca/timbangan dua lengan, dial indicator  Alat ukur elektrik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip elektrik. contoh : Multi Tester  Alat ukur optik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip optik/cahaya. Contoh : Profile Proyector  Alat ukur pneumatik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip fluida (gas). Contoh : Alat ukur tekanan udara pada ban  Alat ukur hidrolik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip fluida (cair). Contoh : Jembatan Timbang.  Sifat dari alat ukur : 1. Rantai Kalibrasi ( Trace Ability ), yaitu sifat mampu usut alat ukur berdasarkan tingkatan kalibrasinya. Tingkatan kalibrasi alat ukur : a. Alat ukur kerja (contoh: Mikrometer) di kalibrasi dengan alat ukur standar kerja (contoh: Blok ukur kualitas 3). b. Alat ukur standar kerja di kalibrasi dengan alat ukur standar. c. Alat ukur standar di kalibrasi dengan alat ukur standar nasional. Kelompok 10
  • 11. Laboratorium Metrologi Industri d. Alat ukur standar nasional di kalibrasi dengan alat ukur standar internasional. 2. Kepekaan ( Sensitivity ), yaitu kemampuan alat ukur untuk merasakan suatu perbedaan yang relatif kecil dari harga yang diukur. Gambar 14 Kurva Kepekaan (Sensitivity) 3. Kemudahan Baca ( Read Ability ), yaitu kemampuan dari sistem penunjuk untuk menunjukkan hasil pengukuran dengan jelas dan benar. 4. Penyimpangan ( histerisis ), yaitu penyimpangan yang terjadi pada hasil pengukuran, dimana pengukuran dilakukan secara kontinu dari dua arah yang berlawanan. Gambar 15 Kurva Histerisis Kelompok 10
  • 12. Laboratorium Metrologi Industri 5. Kepasifan atau Lambat Bereaksi ( Passivity ), yaitu sensor telah merasakan perubahan tetapi penunjuk belum mengisyaratkan adanya perubahan. 6. Pergeseran ( Shifting ), yaitu sistem penunjuk telah menunjukkan adanya perubahan tetapi sensor belum mengisyaratkan adanya perubahan. 7. Kestabilan Nol ( Zero Stability ), yaitu kemampuan dari sistem penunjuk untuk kembali ke posisi semula (nol ) bila benda ukur diambil seketika, setelah dilakukannya pengukuran. 8. Pengambangan ( Floating ), yaitu keadaan dimana jarum penunjuk data/angka digital selalu berubah – rubah yang diakibatkan perubahan kecil pada sensor.  Konstruksi Umum Alat Ukur : 1. Sensor, bagian dari alat ukur yang berkontak langsung dengan benda ukur. Sensor terbagi atas 2, yaitu :  Sensor Kontak, yaitu sensor yang memberikan gaya atau tekanan pengukuran. Misalnya: sensor mekanik  Sensor non Kontak, yaitu sensor yang tidak memberikan gaya atau penekanan pengukuran. Misanya: sensor optik, sensor pneumatik. 2. Pengubah (Tranducer), bagian alat yang berfungsi mengubah dan memperbesar sinyal yang dirasakan oleh sensor menjadi besaran yang terukur, dan diteruskan ke sistem penunjuk. Pengubah terbagi atas :  Pengubah elektrik Contoh: pengubah dengan prinsip induktif (transformator). Kelompok 10
  • 13. Laboratorium Metrologi Industri Gambar 16 Contoh Sistem Pengubah Elektrik  Pengubah mekanik Contoh: sistem roda gigi dan batang bergigi dari jam ukur pada dial indikator. Gambar 17 Sistem Pengubah Pada Dial Indikator  Pengubah optomekanik Contoh: Sistem pengubah alat ukur optomekanik Kelompok 10
  • 14. Laboratorium Metrologi Industri Gambar 18 Contoh Sistem Pengubah Optomekanik  Pengubah Optik Contoh: prinsip pengubah pada mikroskop. Gambar 19 Contoh Sistem Pengubah Pada Mikroskop  Pengubah Pneumatis. Contoh : sistem pengubah dengan prinsip pneumatis. Kelompok 10
  • 15. Laboratorium Metrologi Industri Gambar 20 Contoh Sistem Pengubah Optomekanik 3. Sistem penunjuk/pencatat, bagian dari alat ukur yang menunjukan hasil dari pengukuran yang dilakukan.Sistem penunjuk terbagi atas :  Penunjuk berskala - Skala linear, contohnya: Jangka Sorong dan Mikrometer - Skala melingkar, contohnya: Dial Indicator  Penunjuk digital - Mekanik - Elektrik (LED)  Karateristik Alat Ukur 1. Ketelitian ( Accuracy ), kemampuan alat ukur untuk menghasilkan nilai yang mendekati nilai sebenarnya. Kelompok 10
  • 16. Laboratorium Metrologi Industri Gambar 21 Ketelitian (Accuracy) 2. Ketepatan ( Precition ), kemampuan alat ukur untuk menghasilkan nilai yang relatif sama dari beberapa pengukuran pada titik yang sama. Gambar 22 Ketepatan (Precition) 3. Kecermatan (Resolution), skala terkecil yang dimiliki oleh suatu alat ukur.  Empat kemungkinan hasil pengukuran 1. Tepat dan teliti 2. Tepat dan tidak teliti 3. Tidak tepat dan teliti 4. Tidak tepat dan tidak teliti Kelompok 10
  • 17. Laboratorium Metrologi Industri Gambar 23 Kemungkinan Hasil Pengukuran  Penyimpangan Dalam Proses Pengukuran 1. Penyimpangan dari alat ukur. Hal ini disebabkan oleh karena alat ukur yang belum dikalibrasi. 2. Penyimpangan dari benda ukur. Hal ini diakibatkan oleh defleksi pada benda ukur akibat : - pengaruh tekanan kontak karena benda ukur lunak - pengaruh tekanan kontak pada benda ukur yang bersilinder tipis 3. Penyimpangan posisi pengukuran. Biasanya garis pengukuran harus sejajar dengan garis dimensi. Kalau garis pengukuran membuat sudut q dengan garis dimensi (akibat posisi pengukuran yang salah) maka akan menimbilakan kesalahan kosinus (cosine error). Gambar 24 Penyimpangan Posisi Pengukuran Kelompok 10 L = M cosθ-d cosθ
  • 18. Laboratorium Metrologi Industri 4. Penyimpangan akibat lingkungan. Yang perlu diperhatikan adalah pengaruh temperatur pada proses pengukuran, dimana benda padat terutama logam berubah dimensinya apabila temperatur berubah (ΔL = Lo α ΔT sifat pemuaian logam). ΔL= Perubahan Panjang, Lo= Panjang awal, α= Koefisien pemuaian, ΔT= Pertambahan panjang. Supaya hasil pengukuran sama maka secara internasional sudah disetujui temperatur standar untuk pengukuran geometris adalah 20ºC. 5. Penyimpangan dari pengukur. Dua orang yang melakukan pengukuran dengan alat ukur dan objek ukur yang sama berkemungkinan menghasilkan pengukuran yang berbeda. Hal ini dapat diakibatkan oleh pengalaman praktek mengukur, cara melakukan pengukuran yang salah akibat tidak mengetahui dasar-dasar pengukuran yang benar. Kelompok 10