Artikel azizil alim, s.pd., 199512142019021001, smpn16 malang compressedFardika Sihiyantoro
Proses pembelajaran dalam masa pandemi ini merupakan bentuk tantangan tersendiri bagi para pengajar atau pendidik. Selain kita dihadapkan dengan rasa was-was dan rasa kehati-hatian dengan virus yang sulit dilihat dengan mata telanjang, para pendidik juga sangat rentan tertular virus. Selain itu, para pendidik juga dituntuk mampu dalam mengolah pembelajaran yang saat ini dilaksanakan secara daring.
Mulai dari pembuatan media pembelajarn, materi, hingga bagaimana penyampaian materi tersebut secara efektif dan maksimal. Namun secara pribadi yang dilaksanakan oleh guru dalam memberikan pembelajaran pada peserta didik atau peserta didik tidak selamanya melalui daring atau virtual. Adapun sebab dari hal tersebut adalah banyaknya kendala yang dijumpai selama berjalannya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan secara daring. Mulai dari keterbatasan kemampuan guru-guru dalam IT, sehingga sulit dilaksanakan oleh guru tersebut.
Selanjutnya bagi guru muda yang sudah menguasai IT namun pekerjaannya akan terganggu dikarenakan banyak membantu guru yang kurang dalam IT. Namun, kendala tersebut dapat diatasi dengan cara kerja sama antar semua guru dengan baik. Salah satunya adalah dengan kegiatan workshop IT (googlemeet, googleform, zoom, dll) secara bersama-sama.
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOGEBRA DALAM PEMBELAJARAN MATERI JARING-JAR...MNafisAndana
The material for spatial networks is one of the materials that is classified as difficult for students to understand. Therefore, not a few students who get low results in this material. This is influenced by several factors, among others, teachers who have not used learning models and media that make it easier for students to understand this material. There are still many teachers who only use the blackboard as a medium in conveying material, even though the material for building space nets is not enough if only explained using writing, there must be media that can provide an overview to students so that they can understand it. The research method used in this research is experimental. The experimental method is the most chosen and most productive method in research (Emzir, 2014: 64). Experiment is a practical way to learn something by changing conditions and observing their effect on other things. Experimental research is intended to determine the purity of the influence of X on Y. From the pretest conducted to 5 children, the average result is 77.5. while the post-test got an average of 95. Based on the results of the pretest and post-test, the geogebra learning media in the learning of geometrical nets is very effective.
Keywords: Geogebra, Learning Media, Building Space Networks
Artikel azizil alim, s.pd., 199512142019021001, smpn16 malang compressedFardika Sihiyantoro
Proses pembelajaran dalam masa pandemi ini merupakan bentuk tantangan tersendiri bagi para pengajar atau pendidik. Selain kita dihadapkan dengan rasa was-was dan rasa kehati-hatian dengan virus yang sulit dilihat dengan mata telanjang, para pendidik juga sangat rentan tertular virus. Selain itu, para pendidik juga dituntuk mampu dalam mengolah pembelajaran yang saat ini dilaksanakan secara daring.
Mulai dari pembuatan media pembelajarn, materi, hingga bagaimana penyampaian materi tersebut secara efektif dan maksimal. Namun secara pribadi yang dilaksanakan oleh guru dalam memberikan pembelajaran pada peserta didik atau peserta didik tidak selamanya melalui daring atau virtual. Adapun sebab dari hal tersebut adalah banyaknya kendala yang dijumpai selama berjalannya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan secara daring. Mulai dari keterbatasan kemampuan guru-guru dalam IT, sehingga sulit dilaksanakan oleh guru tersebut.
Selanjutnya bagi guru muda yang sudah menguasai IT namun pekerjaannya akan terganggu dikarenakan banyak membantu guru yang kurang dalam IT. Namun, kendala tersebut dapat diatasi dengan cara kerja sama antar semua guru dengan baik. Salah satunya adalah dengan kegiatan workshop IT (googlemeet, googleform, zoom, dll) secara bersama-sama.
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOGEBRA DALAM PEMBELAJARAN MATERI JARING-JAR...MNafisAndana
The material for spatial networks is one of the materials that is classified as difficult for students to understand. Therefore, not a few students who get low results in this material. This is influenced by several factors, among others, teachers who have not used learning models and media that make it easier for students to understand this material. There are still many teachers who only use the blackboard as a medium in conveying material, even though the material for building space nets is not enough if only explained using writing, there must be media that can provide an overview to students so that they can understand it. The research method used in this research is experimental. The experimental method is the most chosen and most productive method in research (Emzir, 2014: 64). Experiment is a practical way to learn something by changing conditions and observing their effect on other things. Experimental research is intended to determine the purity of the influence of X on Y. From the pretest conducted to 5 children, the average result is 77.5. while the post-test got an average of 95. Based on the results of the pretest and post-test, the geogebra learning media in the learning of geometrical nets is very effective.
Keywords: Geogebra, Learning Media, Building Space Networks
Similar to lk-21-eksplorasi-alternatif-solusi.pdf (20)
1. Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Bahasa Inggris (Universitas Jambi)
Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Bahasa Inggris (Universitas Jambi)
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
2. LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Nama: Silvina Yuza
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
1 Rendahnya kemampuan
siswa kelas VIII dalam
menganalisa
penggunaan ”there are
dan there is” untuk
memberi dan meminta
informasi terkait
keberadaan sebuah
benda pada teks tulis.
Model Pembelajaran
yang digunakan oleh
guru belum berpusat
kepada siswa
Media pembelajaran
yang digunakan oleh
guru tidak inovatif
dan menarik.
Guru hanya
menggunakan
paper-based
worksheet sebagai
a. Kajian Literatur
1. Model pembelajaran Problem Based Learning
terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang struktur bahasa (Zuhriyah, 2017).
Langkah pembelajaran yang dilakukan oleh Guru
adalah dengan memberikan permasalahan
kepada siswa untuk didiskusikan dalam kelompok
mengenai defenisi dan penggunaan noun clause
yang ditemukan dalam sebuah reading teks.
Kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
2. Thohir & Yulianti (2019) dalam sebuah penelitian
tindakan kelas membawakan media audio-visual
yang dan teknik belajar kelompok. Penggunaan
media audio visual ini terbukti menyenangkan
dan dapat melatih siswa dalam proses
memproduksi Bahasa dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
3. Imania (2018) mengatakan bahwa ICT based-
worksheet dapat dijadikan sebuah solusi untuk
kegiatan belajar siswa. Melatih siswa dengan
bermacam bentuk latihan merupakan salah satu
Ketika siswa belajar Bahasa Inggris,
seringkali Bahasa Indonesia dijadikan
pembanding untuk memahami struktur
Bahasa kedua tersebut. Pada kelas VIII,
materi penggunaan there are dan
there is seringkali menjadi
permasalahan, karena pada
kenyataannya fungsi dari penggunaan
there are dan there is ini adalah untuk
menunjukan keberadaan sebuah
benda, yang berarti ”ada” di dalam
Bahasa Indonesia. Puctha (2019)
mengatakan bahwa anak-anak dapat
mengembangkan grammar mereka
sendiri. Dengan input dan contoh yang
banyak, maka seorang siswa
diharapkan dapat menganalisa
bagaimana there are dan there is ini
digunakan di dalam kelas.
Media audio akan digunakan untuk
memperkenalkan pengucapan ”there
are” dan ”there is” dengan tepat.
Media visual akan membantu siswa
mempelajari target vocabulary.
Misalnya ada gambar dua buah apple
dengan bacaan ”there are two apples”.
”There is an orange”. Lalu mereka
diminta menganalisa bagaimana
perbedaan penggunaan there are dan
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
3. alat ukur belajar
siswa.
cara agar siswa dapat memahami sebuah konsep
terutama tata bahasa dan vocabulary dengan
baik. ICT based-worksheet juga dapat mencegah
siswa dari rasa bosan dibandingkan dengan
pengerjaan LKS cetak yang biasanya disediakan.
Lagipula melekatnya penggunaan smartphone
dengan kehidupan siswa masa kini akan
mendukung pengguaan ICT based-worksheet ini.
Siswa dapat dengan mudah mengakses kuis
interaktif ini dimanapun dan kapanpun mereka
inginkan.
4. Kinanti & Subagio (2020) mengatakan bahwa
penggunaan lembar kerja berbentuk kuis
interaktif Quizizz perlu dipertimbangkan oleh
guru-guru Bahasa Inggris karena beberapa hal
berikut ini:
(1)LKPD dapat disajikan sangat menarik karena
terdapat gambar, video, dan musik yang
diharapkan dapat memotivasi siswa ketika
mengerjakan; (2) materi yang disajikan dapat
disesuaikan dengan SK, KD dan pembelajaran
pada buku cetak yang dimiliki siswa; (3) LKPD
yang dikembangkan memiliki latar warna yang
bagus sehingga siswa tidak cepat merasa bosan
ketika mengerjakan; (5) siswa dapat mencoba
mengerjakan kuis berkali-kali sebanyak yang
mereka mau; (7) LKPD yang dikembangkan dapat
disajikan seperti games yang sering dimainkan
pada gadget; (8) guru dapat mengunduh hasil
there is.
Grammar drilling dinilai menjadi cara
yang efektif untuk menanamkan
konsep struktur kepada siswa. Namun
penelitian baru-baru ini, memasukan
teknologi informasi dan komunikasi
agar proses drilling ini lebih menarik
dan membuat siswa lebih semangat
dalam berlatih. Quizziz dan Google
Form adalah dua jenis yang sering
digunakan. Secara tampilan, Quizziz
lebih menarik dan dapat
mengkondisikan siswa untuk
berkompetisi dengan siswa lain.
Hal-hal yang perlu diantisipasi ketika
menggunakan aplikasi kuis ini adalah:
1. Siswa kadang asal menjawab
dan tidak benar-benar
mengerti.
2. Karena dapat diulang berkali-
kali, siswa akhirnya bisa
menjawab dengan benar
tanpa terlebih dahulu
memeriksa
3. Siswa perlu diberikan
pengertian bahwa kuis ini
bukan untuk berkompetisi
namun akan membuktikan
pemahaman mereka tentang
materi yang diberikan oleh
Guru.
Mengingat pengalaman yang dikatakan
oleh rekan sejawat mengenai e-
assesmen dalam bentuk kuis ini
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
4. akhir siswa yang mengerjakan dalam bentu excel
untuk memudahkan guru dalam memantau hasil
pembelajaran.
4. Selain Quizizz, Google form adalah yang juga
sering digunakan oleh guru Bahasa Inggris dalam
menilai hasil pembelajaran siswa dan latihan. Ilham
(2021) mengatakan bahwa siswa memiliki persepsi
yang positif terhadap penggunaan Google form ini
dalam pembelajaran mereka. Mereka menganggap
latihan dengan menngunakan Google Form lebih
menarik dan menyenangkan sehingga juga
berdampak lebih baik pada hasil belajar siswa.
4) Dalam sebuah systematic literature review
research, Rosdy & Yunus (2021) mengatakan bahwa
ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh guru
ketika memilih membuat latihan dengan
menggunakan aplikasi kuis, yaitu sebagai berikut:
1. Beberapa siswa terutama yang tidak memiliki
akses internet sulit untuk terlibat aktif dalam kuis ini
2. Pembuatan kuis juga time-consuming bagi
sebagian guru
3. Karena siswa dikondisikan dalam kompetisi,
terkadang ada tindakan yang tidak diharapkan
ketika mereka tidak menjadi pemenang.
4. Gamification juga tidak bisa digunakan untuk
semua skill yang diajarkan.
5. Brown (1987)mengatakan bahwa dalam
seringkali membuat siswa sulit
mengulang pelajaran karena tidak
diakses kembali, maka yang perlu
dilakukan oleh guru adalah
membagikan ulang rekap tautan di
grup siswa agar mereka bisa
mengulang kembali kuis tersebut.
Kegiatan pembelajaran akan
dilanjutkan dengan menerapkan
problem based learning diintegrasikan
dengan inductive approach untuk
memberikan kesempatan kepada siswa
menganalisa konsep dasar penggunaan
there are dan there is untuk
menunjukkan nomina tunggal dan
jamak. Siswa akan menggunakan
gambar yang diberikan oleh guru
sebagai problem yang harus mereka
selesaikan dalam kelompok. Gambar
yang digunakan merupakan gambar
sebuah ruangan dengan berbagai objek
kontekstual. Dengan gambar tersebut
mereka menganalisa mana yang
keberadaannya dinyatakan dengan
there are dan mana yang dengan there
is. Kemudian mereka
mempresentasikannya ke depan kelas.
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
5. penanaman konsep grammar atau struktur teks
ada dua pendekatan yang sering digunakan, yaitu
deduktif dan indukftif. Dalam pendekatan
induktif, siswa mencoba merumuskan atau
menyimpulkan suatu aturan berdasarkan contoh-
contoh kalimar yang dimilikinya. Hal seperti ini
lebih sesuai untuk pembelajaran aktif
dibandingkan dengan deductive approach
dimana guru menjelaskan langsung mengenai
rule dan siswa mengembangkan kalimat mereka
dari rule tersebut.
6. Hasil wawancara Rekan Sejawat
CH: Ketika menggunakan ICT based worksheet siswa
memang tampak lebih bersemangat dalam
mengerjakan. Mereka senang karena quiz interaktif itu
juga membuat mereka menjadi berkompetisi. Namun
kesulitan ditemukan ketika mereka akan menghadapi
ulangan harian. Mereka lupa belajar karena lembar kerja
yang dipakai harus diakses ulang. Sehingga yang
dilakukan oleh guru tersebut adalah menyediakan kedua
mode lembar kerja: printed dan juga online.
2 Rendahnya kemampuan
siswa kelas VIII untuk
membuat ungkapan
lisan sangat pendek yang
menggunakan unsur
menanyakan dan
menjelaskan keberadaan
sebuah benda dengan
Guru belum mampu
merancang aktifitas
pembelajaran
menarik dan efektif
dalam
menyampaikan
a. Kajian Literatur
1. Simbolon dkk. (2019) dalam sebuah penelitian
tindakan kelas membuktikan bahwa kemampuan
berbicara siswa meningkat setelah penerapan model
pembelajaran project-based learning. Dalam model
pembelajaran ini, siswa dikondisikan di dalam
kelompok. Di dalam kelompok tersebut siswa mulai
Di banyak literatur projek based
learning dianggap dapat
membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan
berbicara terutama dalam
pembuatan vlog yang dikirimkan
ke media sosial mereka masing-
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
6. menggunakan ”there are
dan there is”.
pembelajaran. berperan aktif dan berkomunikasi sesuai dengan
target bahasa yang ditentukan. Namun demikian,
tahap persiapan proyek perlu direncanakan dengan
baik oleh guru.
2. Marx (1997) menetapkan beberapa hal yang perlu
diantisipasi oleh guru dalam merencanakan sebuah
pembelajaran berbasis proyek, yaitu sebagai
berikut:
a) Manajemen waktu
b) Manajemen kelas
c) Dukungan guru untuk penyelesaian proyek
d) Teknologi yang digunakan, terutama di dalam
proses kognitif/ pemahaman
e) Penilaian harus dirancang yang dapat
menunjukkan pemahaman siswa.
3. Brilianti & Fauzi (2020) dalam sebuah penelitian
tindakan kelas membuktikan bahwa pembuatan
vlog (video blog) yang merupakan implementasi
project based learning dapat meningkatkan
keterampilan berbicara siswa karena kecemasan
untuk tampil di depan publik masih menjadi
hambatan psikologi terbesar bagi siswa.
4. Zuhra & Miliati (2021) mengatakan bahwa Problem
based learning yang diterapkan untuk mengajarkan
keterampilan membaca dapat meningkatkan nilai
post-test pada siswa. Selain itu, menurut kuesioner
yang dikumpulkan, pembelajaran dengan model ini
juga disukai oleh siswa dan dapat mengurangi
masing. Namun demikian, guru
kesulitan untuk memastikan
bahwa setiap anak dapat
bekerja dengan baik apabila
proyek tersebut dikerjakan di
luar sekolah.
Sehingga task based learning
akan diterapkan oleh guru untuk
menjadi pemecahan masalah
siswa sulit membuat ungkapan
lisan sangat tentang
penggunaan there are dan there
is. Siswa akan diminta untuk
membuat video dengan topik
dan alur yang telah ditentukan
oleh guru. Siswa akan membuat
vlog tentang sekolah mereka.
Sebelumnya mereka akan
mendata terlebih dahulu:
jumlah guru, jumlah siswa,
ruang kelas, toilet, mushola,
ruang guru, ruang
perspustakaan, ruang kesehatan
yang ada di sekolah mereka, lalu
mereka melakukan pengambilan
gambar dengan menerangkan
mengenai keberadaan ruangan-
ruangan tersebut di sekolah
mereka menjadi potongan-
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
7. tekanan psikologi siswa saat tampil.
Wawancara Rekan Sejawat:
IC: Dalam pembelajaran mengenai ”there are” dan
”there is” yang pernah dilakukan oleh narasumber
adalah menyediakan ”picture” yang menarik tentang
sebuah ruangan dengan objek-objek. Di awal
pembelajaran, mereka akan melihat gambar yang
diberikan, dan mencari tahu semua objek yang ada di
gambar tersebut. Mereka diberikan beberapa waktu
untuk berlatih dan melakukan persiapan. Semua anak
akan mendapatkan waktu yang berbeda. Setelah itu
mereka akan presentasi di depan kelas dengan
menunjukan gambar mereka itu. Mereka akan mulai
dengan ”Hi everyone, I have a bedroom picture” I want
to show you the objects in the bedroom. There is a.....
There are ....
Dan teman-teman yang lain akan menjadi grammar
police bagi temannya yang sedang tampil.
potongan video. Lalu mereka
mempresentasikan karya
mereka di sosial media ataupun
di depan kelas.
3 Rendahnya kemampuan
siswa kelas VIII dalam
menganalisa
penggunaan adjektif
untuk membandingkan
sifat sebuah benda
secara lisan.
Guru belum
mengembangkan
bahan ajar yang
sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Kajian Literatur
1. Irawan (2017) mengatakan bahwa realia adalah
satu dari banyak media sederhana yang menarik
yang dapat digunakan untuk memotivasi siswa
yang enggan belajar Bahasa Inggris. Dalam
sebuah eksperimen ditemukan bahwa siswa yang
diajar menggunakan realia menguasai
vocabulary lebih banyak daripada siswa pada
Membawa realia ke dalam kelas
untuk memberikan konteks
tentang fungsi bahasa yang
sedang dipelajari akan mudah
dilakukan oleh guru. Guru
datang dengan membawa bola
besar dan bola kecil, lalu
bertanya,
What do you want to say about
these balls?.
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
8. grup kontrol. Penguasaan vocabulary ini akan
meningkatkan kepercayaan diri peserta didik
untuk kegiatan speaking.
2. Lukman dkk. (2018) telah melakukan penelitian
eksperimen dalam mengajarkan degree of
comparison menggunakan picture. Gambar
digunakan untuk menyediakan konteks dalam
belajar dan sebagai ilustrasi.
3. Susanti & Rahmatunnisa (2017) dalam sebuah
penelitian tindakan kelas juga menemukan
bahwa penggunaan media gambar untuk
mengajar degree of comparison dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami penggunaan adjektif pada materi
degree of comparison.
4. Ngunyen (2021) mengungkapkan bahwa task-
based speaking telah menjadi perhatian di
kalangan peneliti ELT. Dalam eksperimen yang
dilakukan, telah ditemukan bahwa siswa-siswa
pada kelas eksperimen mengalami peningkatan
Sebagian siswa mungkin akan
menjawab dalam Bahasa
Indonesia. Bola A lebih besar
daripada bola B. Kemudian guru
akan menjelaskan tujuan
pembelajaran hari itu.
Karena materi mengenai degree
of comparison juga bagian dari
pengenalan grammar yaitu
penggunaan morfologi er dan
est, maka pendekatan inductive
juga akan digunakan melalui
presentasi audio visual. Audio
sebagai input pronunciation,
visual sebagai input vocabulary.
Pemberian task-based learning
yang memungkinkan siswa
mengerjakan aktifitas-aktifitas
untuk memperkuat pemahaman
mereka mengenai degree of
comparison harus dilakukan.
Penggunaan board game
”bigger or the biggest” yang
menarik dapat melihat apakah
siswa mengerti bahwa suffix er
digunakan untuk menyatakan
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
9. pada keterampilan oral mereka dibandingkan
dengan kelas yang diajarkan dengan
menggunakan cara tradisional.
5. Multimodal teks dipercaya mampu meningkatkan
kerja kognitif siswa dalam pembelajaran,
terutama dalam meningkatkan kreatifitas,
berpengaruh pada perhatian siswa dan juga
keinginan untuk berpartisipasi dalam
pembelajaran. (Liu & Qu, 2014; Fitriana & Wirza,
2020)
Wawancara Rekan Sejawat:
PM mengatakan bahwa cara untuk menarik minat siswa
berbicara adalah dengan menanyakan hal-hal yang dekat
dengan kehidupan mereka, atau sesuatu yang mereka
sukai. Cara yang sering dipakai adalah game based
learning: look at your picture and tell us about it. Satu
anak (siswa A) diminta mengambil sebuah kartu yang
memiliki gambar beberapa orang anak dengan tanda A
dan B. Lalu siswa tersebut diminta untuk membuat satu
kalimat untuk membantu temannya (siswa B) menebak
”lebih”, dan akan memiliki pola
tambahan ”than”. Sedangkan
suffix est digunakan untuk
menyatakan ”paling”, dan harus
diberikan artikel ”the” di depan
adjective. Kegiatan ”board
game” ini dapat dikategorikan
kedalam kegiatan membimbing
penyelidikan individu maupun
kelompok.
Di dalam kelompok, kemudian
siswa diberikan sebuah teks
yang menggambarkan tiga buah
benda, dan mereka diminta
untuk membandingkan apa saja
mengenai ketiga benda tersebut
dari informasi yang diberikan.
Guru menilai bahwa
penggunaan task based learning
bisa diintegrasikan kedalam
sintaks problem based learning.
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
10. kartu miliknya. Kalimat lisan yang baik (dengan adjektif
yang benar) sangat menentukan apakah teman nya akan
dapat menjawab dengan benar, kartu mana yang sedang
diambil oleh siswa A. Jika mereka benar menjawab maka
mereka mendapatkan satu poin.
4 Rendahnya kemampuan
siswa kelas VIII dalam
menulis beberapa
kalimat pendek
sederhana untuk
memberi dan meminta
informasi terkait
perbandingan sifat
sebuah benda.
Guru belum
menggunakan strategi
yang tepat dan efektif
dalam menyampaikan
materi degree of
comparison.
a. Kajian Literatur
1. Faraj (2015) menformulasi strategi untuk
mendorong siswa dalam mengubah receptive
skill berupa kosakata dan grammar menjadi
sebuah teks lisan maupun tulis
a) Guru harus menetapkan beberapa kata yang
menjadi target vocabulary pada waktu dan topik
tertentu.
b) Siswa memiliki catatan mereka sendiri (dalam
bentuk yang mereka sukai) untuk mengingat arti
kata tersebut, bagaimana kata tersebut
dipergunakan dalam berbagai konteks dan
kalimat
c) Membagikan/menjelaskan kata tersebut kepada
teman
Strategi yang digunakan oleh Faraj
untuk mendorong siswa mengubah
kosakata yang mereka miliki menjadi
sebuah teks lisan perlu diterapkan
dalam pembelajaran. Terutama
mengenai adanya ketetapan target
vocabulary pada materi degree of
comparison ini.
Pada pembelajaran ini, target nya
adalah siswa dapat menggunakan kata
more dan the most untuk
membandingkan sifat sebuah benda
ketika adjective yang digunakan lebih
dari dua syllables.
Post-method pedagogy memungkinkan
guru untuk memilih strategi apa yang
akan digunakan dalam urutan
discovery learning untuk pembelajaran
materi ini.
Bantuan visual juga akan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran ini. Siswa
kemudian akan membandingkan
gambar-gambar yang diberikan untuk
mengetahui apakah mereka telah
mengerti konsep penggunaan more
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
11. d) Menggunakan kata-kata tersebut dalam
menjelaskan sesuatu yang dekat dengan mereka
dan memiliki konteks.
2. Masuram & Surapada (2020) melaporkan bahwa
penggunaan task-based learning dalam
pembelajaran dapat meningkatkan kelancaran
siswa dalam berkomunikasi bahasa Inggris.
Tugas-tugas tersebut digolongkan dalam tugas-
tugas komunikatif seperti picture story, spotting
the differences, plan a trip, re-ordering the
sentences, dan dalam melakukan semua tugas
tersebut siswa diminta untuk mengembangkan
input yang sudah mereka miliki.
3. Post-method pedagogy yang diperkenalkan
pertama kali oleh Kumaravadivelu pada tahun
(1994) yang mengedepankan praktisi (guru)
untuk membentuk toeri mengajar mereka sendiri
berdasarkan praktik di dalam kelas mereka. Ada
beberapa landasan strategi yang mencakup
makrostrategi yang dijelaskan dengan rinci oleh
dan the most untuk kata sifat yang
lebih dari dua syllable.
Aktifitas Analyze the picture and create
three sentences about it, dapat
dilakukan di dalam kelas. Dengan
bantuan visual tersebut siswa dapat
menghubungkan pengetahuan mereka
secara kontekstual untuk menerangkan
gambar yang mereka dapatkan.
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
12. Chen (2014) mengenai post-method pedagogy
sebagai berikut:
1. Maximize learning opportunities
2. Minimize perceptual mismatches
3. Facilitate negotiated interaction
4. Promote learner autonomy
5. Foster language awareness
6. Activate intuitive heuristics
7. Contextualize linguistic input
8. Integrate language skills
9. Ensure social relevance
10. Raise cultural consciousness
Wawancara Rekan Sejawat:
CH: Ketika mengajarkan degree of comparison, yang
telah dilakukan adalah, menyediakan sebuah teks
tertulis tentang dua tokoh. Teks tersebut memuat
banyak informasi tentang dua tokoh tersebut. Di lembar
kerja, yang akan siswa lakukan adalah menganalisa dua
teks tersebut dan menuangkan hasil analisa mereka
terhadap dua tokoh tersebut dalam beberapa kalimat
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087
13. pendek.
Misalnya tokoh A: 165 cm, tokoh B: 160 = A is taller than
B
A is 16, B is 20 = A is older than B
Masing-masing kelompok tidak akan mendapatkan
benda yang sama ”Describe your Picture”
Downloaded by La Mada (lamada121@guru.smp.belajar.id)
lOMoARcPSD|33056087