SlideShare a Scribd company logo
LISTRIK DINAMIS I




     Mata Pelajaran : Fisika
     Kelas          : II (Dua)
     Nomor Modul : Fis.X.13




           Penulis   :   Dra. Nia Ainawati Haesin
     Direvisi oleh   :   Sukarman, S.Pd.
Penyunting Materi    :   Drs. I Made Astra, M.Si.
Penyunting Media     :   Dr. Nurdin Ibrahim, M.Pd.
DAFTAR ISI

IDENTITAS

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

Kegiatan Belajar 1: HUKUM OHM ................................................................ 5
                    Petunjuk .......................................................................... 5
                    Uraian Materi .................................................................. 5
                    1. Kuat Arus Listrik ....................................................... 5
                    2. Beda Potensial atau Tegangan Listrik (V) ................. 7
                    3. Hubungan antara Tegangan Listrik (V) dan Kuat
                        Arus Listrik (I) ........................................................... 7
                    4. Penerapan hukum OHM dalam Kehidupan
                        sehari-hari ................................................................ 11
                    5. Hubungan antara hambatan kawat dengan jenis
                        kawat dan ukuran kawat ........................................... 11
                    TUGAS KEGIATAN 1 ....................................................... 15

Kegiatan Belajar 2: RANGKAIAN KOMPONEN LISTRIK .............................                                   19
                    Petunjuk ..........................................................................        19
                    Uraian Materi ..................................................................           19
                    1. Hambatan disusun seri ............................................                      19
                    2. Hambatan disusun paralel .......................................                        22
                    3. Gabungan Sumber Tegangan ..................................                             25
                    TUGAS KEGIATAN 2 .......................................................                   28

Kegiatan Belajar 3: HUKUM KIRCHOFF .......................................................                     31
                    Petunjuk ..........................................................................        31
                    Uraian Materi ..................................................................           31
                    1. Hukum I Kirchoff ......................................................                 31
                    2. Hukum II Kirchoff ......................................................                35
                    TUGAS KEGIATAN 3 .......................................................                   40

PENUTUP ........................................................................................................ 45

KUNCI KEGIATAN ........................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51
PENDAHULUAN


Selamat Anda telah mencapai modul berjudul “Listrik Dinamis I”. Modul ini dibagi
menjadi 4 kegiatan belajar, yaitu:
• Kegiatan Belajar 1: menjelaskan tentang alat ukur listrik.
• Kegiatan Belajar 2: menjelaskan tentang hukum Ohm.
• Kegiatan Belajar 3: menjelaskan tentang hukum Kirchoff.
• kegiatan Belajar 4: menjelaskan tentang energi dan daya listrik.

Tujuan modul ini adalah agar Anda memahami listrik Dinamis, dengan indikator:
1. Membedakan jenis alat ukur listrik.
2. Menyebutkan fungsi alat ukur listrik.
3. Menjelaskan cara pengukuran kuat arus listrik.
4. Menjelaskan cara pengukuran tegangan listrik.
5. Menuliskan definisi kuat arus listrik dengan benar.
6. Menuliskan bunyi hukum Ohm dengan benar.
7. Menghitung kuat arus berdasarkan hukum Ohm bila data tersedia secukupnya.
8. Menentukan hambatan sebuah resistor melalui grafik V-I dengan tepat.
9. Menjelaskan hubungan antara hambatan, panjang dan luas penampang sebuah
    konduktor dengan benar.
10. Menentukan hambatan sebuah resistor bila diketahui hambatan jenis bahan
    konduktor itu dan data lainnya diketahui.
11. Menjelaskan hukum I Kirchoff dengan benar.
12. Menentukan kuat arus pada suatu titik percabangan bila data yang diperlukan
    tersedia.
13. Menentukan kuat arus pada salah satu resistor dari suatu rangkaian yang terdiri
    dari 3 resistor disusun seri paralel.
14. Menghitung kuat arus pada suatu rangkaian yang terdiri dari 3 resistor di susun
    seri paralel dan dihubungkan dengan baterai yang memiliki hambatan dalam
    tertentu bila data diperlukan tersedia.
15. Menentukan hambatan sebuah alat listrik yang spesifikasinya (Watt - Volt)
    diketahui.
16. Mengubah satuan energi dari Joule menjadi Kwh dari data yang diketahui.
17. Menentukan daya terpasang dari sebuah lampu yang dipasang pada sumber
    tegangan yang spesifikasinya diketahui bila data minimal yang dibutuhkan.

Percobaan yang ada dalam modul ini dikerjakan di sekolah induk dengan bantuan
Guru Bina dan dikerjakan secara berkelompok.

Bagaimana Anda mempelajari modul ini?
Untuk mudahnya ikuti petunjuk belajar berikut ini:
• Baca uraian materi pada tiap-tiap kegiatan dengan baik.
• Kerjakan semua latihan dan tugas-tugas yang terdapat pada modul.
•   Gunakan alat-alat yang diperlukan dalam mempelajari modul ini, misalnya:
    baterai, bola lampu senter dan amperemeter.
•   Janganlah melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas/
    latihan.
•   Catatlah bagian-bagian yang belum Anda pahami, kemudian diskusikan dengan
    teman Anda atau tanyakan kepada guru bina atau orang yang Anda anggap
    mampu.
•   Bila Anda belum menguasai 70% dari tiap kegiatan, maka ulangi kembali langkah-
    langkah di atas dengan seksama.

Mudah-mudahan dengan mempelajari modul ini Anda mendapatkan tambahan
wawasan materi pelajaran Fisika, dan jangan lupa Anda terus mengingat pelajaran
modul ini, karena akan berhubungan dengan modul yang berikutnya.

Modul ini hendakya dapat Anda selesaikan dalam waktu 1,5 jam termasuk Anda
menyelesaikan latihan atau tugas-tugasnya.


Selamat Belajar, semoga berhasil dan sukses untuk Anda.
Kegiatan Belajar 1




                            ALAT UKUR LISTRIK


         Setelah mempelajari kegiatan ini, Anda diharapkan mempunyai
         kemampuan sesuai indikator dibawah ini:
         1. membedakan jenis alat ukur listrik;
         2. menyebutkan fungsi alat ukur listrik;
3. menjelaskan cara pengukuran kuat arus listrik; dan
4. menjelaskan cara pengukuran tegangan listrik.


             Saat Anda berbicara tentang listrik, tidak akan terlepas dari besaran-
             besaran yang ada pada listrik itu sendiri. Masih ingatkah Anda apa besaran
             itu? Pada modul pertama kelas X, Anda telah mengetahui bahwa besaran:
             sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan. Besaran yang
ada pada listrik antara lain kuat arus disebut Ampermeter, sedangkan alat untuk
mengukur tegangan atau beda potensial antara dua titik disebut Volt meter. Alat
ukur yang akan kita pelajari pada kegiatan ini adalah alat ukur listrik digital. Alat ukur
listrik analog mempunyai ketidaktelitian sekitar 3% sampai 4%. Alat inilah yang biasa
tersedia di laboratorium-laboratorium IPA di sekolah.


I. Ampermeter
   Ampermeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Bagian terpenting dari
   Ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya
   antara medan magnet dan kumparan berarus.

   Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah yang
   kecil. Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan
   pada galvanometer. Cara kerja galvanometer ini akan dibahas lebih lanjut pada
   saat Anda mempelajari medan magnetik di kelas XII jurusan IPA.

   Ampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel dengan resistor
   yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur
   ampermeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada
   ampermeter.




                                                                                        5
Bagaimana cara menggunakan Ampermeter?
    Misalkan Anda akan mengukur kuat arus yang melewati rangkaian pada gambar
    1. Misalkan R adalah lampu, maka:




                   (a)                                      (b)

            Gambar 1. a. gambar rangkaian sederhana dengan sumber arus dc.
                               b. rangkaian sebenarnya

    Anda harus memasang secara seri ampermeter dengan lampu. Sehingga harus
    memutus salah satu ujung (lampu menjadi padam). Selanjutnya hubungkan
    kedua ujung dengan kabel pada ampermeter, seperti gambar 2.




                  Gambar 2. Rangkaian cara menggunakan Ampermeter




             Gambar 3. Multimeter yang dapat digunakan sebagai Ampermeter




6
Hati-hati saat Anda membaca skala yang digunakan, karena Anda harus
memperhatikan batas ukur yang digunakan. Misalnya Anda menggunakan batas
ukur 1A, pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 10. Ini berarti saat
jarum ampermeter menunjuk angka 10 kuat arus yang mengalir hanya 1 A. Jika
menunjukkan angka 5 berarti kuat arus yang mengalir 0,5 A. Secara umum hasil
pengamatan pada pembacaan ampermeter dapat dituliskan:

                         Skala yang ditunjuk jarum Ampermeter
  Hasil pengamatan =                                            x Batas ukur Ampermeter
                                   Skala maksimal


Bagaimana jika saat Anda mengukur kuat arus jarum menyimpang melewati
batas ukur maksimal? Ini berarti kuat arus yang Anda ukur lebih besar dari batas
ukur alat. Anda harus memperbesar batas ukur dengan menggeser batas ukur
jika masih memungkinkan. Jika tidak Anda harus memasang hambatan shunt
secara paralel pada Ampermeter seperti pada gambar 4 berikut ini.




             Gambar 4. Rangkaian hambatan Shunt (Rsh) Ampermeter untuk
                           memperbesar batas ukurnya.

Besar hambatan shunt yang dipasang pada Ampermeter tersebut adalah:

                     1
        Rsh = (n − 1) RA


dengan Rsh = Hambatan shunt satuannya Ω (dibaca Ohm)
                 I
        n     = I = Kelipatan batas ukur
                 A

        I     = Batas ukur sesudah dipasang hambatan shunt (A)
        IA    = Batas ukur sebelum di pasang hambatan shunt (A)
        RA    = Hambatan dalam Ampermeter ( Ω )




                                                                                          7
Untuk lebih memahami uraian di atas pelajari contoh soal berikut ini.
    1. Berapa kuat arus yang mengalir pada rangkaian berikut ini?




       Diketahui: Skala maksimal = 10
                  Batas ukur     = 5A

       Ditanya: Hasil pengamatan?


       Jawab: Hasil pengamatan =              x5A
                                     = 2A

    2. Suatu Ampermeter mempunyai hambatan dalam 4 Ω , hanya mampu
       mengukur sampai 5 M A. Ampermeter tersebut akan digunakan untuk
       mengukur arus listrik yang besarnya mencapai 10 A. Tentukan besar
       hambatan shunt yang harus dipasang secara paralel pada Ampermeter.

       Diketahui: I A = 5 m A = 5.10–3 A
              I = 10 A
              RA =      20

       Ditanya: Rsh?

                                            10 A
       Jawab:       n   =            =   5 . 10 − 3 A
                                                        = 2000
                            1
               R sh =   (n − 1) RA
                                1
                    =   (2000 − 1 ) . 4
                    = 2 . 10–3       Ω



B. Voltmeter
    Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik atau beda potensial antara

8
dua titik. Voltmeter juga menggunakan galvanometer yang dihubungkan seri
dengan resistor. Coba Anda bedakan dengan Ampermeter!
Beda antara Voltmeter dengan Ampermeter adalah sebagai berikut:
1. Ampermeter merupakan galvanometer yang dirangkai dengan hambatan
   shunt secara seri, Voltmeter secara paralel.
2. Hambatan Shunt yang dipasang pada Ampermeter nilainya kecil sedangkan
   pada Voltmeter sangat besar.

Bagaimana menggunakan Voltmeter?

Menggunakan Voltmeter berbeda dengan menggunakan Ampermeter, dalam
menggunakan Voltmeter harus dipasang paralel pada kedua ujung yang akan
dicari beda tegangannya. Misalkan Anda kan mengukur beda tegangan antara
ujung-ujung lampu pada gambar 5.




                       Gambar 5. Rangkaian dengan sumber arus dc.

Anda cukup mengatur batas ukur pada alat dan langsung hubungkan dua kabel
dari voltmeter ke ujung-ujung lampu seperti pada gambar 6.




                             Gambar 6. Mengukur tegangan.


                        Skala yang ditunjukkan jarum pada Voltmeter
  Hasil pengamatan =                                                  x batas ukur
                                                                                     9
Skala maksimal

     Seperti pada saat Anda menggunakan Ampermeter, jika jarum pada voltmeter
     melewati batas skala maksimal, berarti beda potensial yang Anda ukur lebih
     besar dari kemampuan alat ukur. Sehingga Anda harus memperbesar batas
     ukur. Caranya dengan memasang resistor (hambatan muka) secara seri pada
     voltmeter. Seperti gambar 7.




                       Gambar 7. Rangkaian hambatan muka (Rm) pada Voltmeter
                             untuk memperbesar batas ukurnya.

     Besar hambatan muka yang dipasang pada Voltmeter tersebut adalah:

        Rm = (n – 1) Rv

     dengan Rm = hambatan muka (             )

             n=         = kelipatan batas ukur Voltmeter
             Vv       = batas ukur Voltmeter sebelum dipasang hambatan muka (Volt)
             V        = batas ukur Voltmeter setelah dipasang hambatan muka (Volt)
             Rv       = hambatan dalam Voltmeter ( Ω )

     Contoh:
     Sebuah Voltmeter mempunyai hambatan dalam 3 k , dapat mengukur tegangan
     maksimal 5 Volt. Jika ingin memperbesar batas ukur Voltmeter menjadi 100 Volt,
     tentukan hambatan muka yang harus dipasang secara seri pada Voltmeter.

     Diketahui: Rv = 3 k
                Vv = 5 Volt
                V = 100 Volt

     Ditanya: Rm?


     Jawab: n     =         = 20
             Rm = (n – 1) . Rv
                = (20 – 1) . 3 k Ω
                = 57 k



10
Alat ukur yang Anda pelajari di atas adalah untuk arus searah (dc). Jika ingin
digunakan pada arus bolak-balik harus disesuaikan dengan menambahkan diode.
Tetapi Anda tidak akan mempelajarinya. Biasanya alat yang tersedia di sekolah-
sekolah adalah Basic meter. Basic meter dapat berfungsi sebagai Ampermeter
ataupun Voltmeter dengan menggeser colokan yang ada.

Agar Anda terampil menggunakan Ampermeter atau Voltmeter Anda harus
melakukan percobaan yang ada pada kegiatan 1 dan kegiatan 2 nanti. Apabila
dalam melakukan percobaan Anda menemui kesulitan atau masalah alat, Anda
lakukan percobaan di sekolah induk dan mintalah bantuan pada Guru bina.

Percobaan 1. Pengukuran kuat arus listrik.
Alat dan bahan yang diperlukan:
1. bola lampu senter 1 buah
2. amperemeter
3. 1 buah batu baterai 1,5 V
4. kabel penghubung kira-kira 30 cm

Caranya:
1. Rangkaian alat seperti pada gambar di bawah ini.




2. Perhatikan oleh Anda, apakah lampu menyala? Dan apakah jarum
   amperemeter bergerak menyimpang.
3. Coba Anda lepaskan salah satu kabel penghubung pada lampu, apa yang
   Anda lihat?
4. Sambungkan lagi kabel yang Anda lepaskan dan perhatikan alat ukur kuat




                                                                           11
arus (amperemeter), apa yang terjadi?


                       Untuk lebih memahami tentang penggunaan apermeter dan volt-
                       meter, cobalah Anda kerjakan latihan berikut ini tanpa melihat
                kunci terlebih dahulu.

          1. Tentukan hasil pengamatan yang ditunjukkan oleh amperemeter berikut
              ini!




           2.                                     Gambarkan rangkaian cara
                                                  mengukur arus listrik dan beda
                                                  potensial pada lampu (hambatan)
                                                  secara bersamaan!




     KUNCI LATIHAN
                                  30
     1. Hasil pengamatan = 50 x 100 m A
                         = 60 m A.

     2.




          Bagaimana jawaban Anda? Tentu sudah betul bukan? Berarti Anda telah
          menguasai materi pokok kegiatan ! Untuk mengetahui sejauh mana
12
pemahaman Anda tentang keseluruhan materi kegiatan I, di atas kerjakan
           Tugas I berikut!

           TUGAS 1



Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Perhatikan gambar berikut!




   Berdasarkan gambar di atas pemasangan ampermeter yang benar ditunjukkan
   pada nomor:
   A. 1 dan 2                          D. 1 saja
   B. 1 dan 3                          E. 3 saja
   C. 2 dan 3

2. Nama alat ukur dan kegunaan yang ditunjukkan nomor 3 pada soal nomor 1
   adalah ....
   A. Voltmeter, mengukur arus di R2
   B. Ampermeter, mengukur arus di R3
   C. Voltmeter, mengukur tegangan RI
   D. Ampermeter, mengukur arus total
   E. Voltmeter mengukur tegangan R2 maupun R3.

3. Hasil pengukuran yang ditunjukkan Voltmeter berikut adalah ....

   A.   50 Volt
   B.   40 Volt
   C.   30 Volt
   D.   10 Volt




                                                                              13
E. 6 Volt




4. Suatu Ampermeter mempunyai hambatan dalam 2 Ω , hanya mampu mengukur
   sampai 10 m A. Ampermeter tersebut akan digunakan untuk mengukur arus
   listrik yang mencapai 10 A. Maka besar hambatan shunt yang harus di pasang
   secara paralel pada amperemeter adalah ....
   A. 2 . 10–3
   B. 2 . 10–2
     C. 2 . 10–1
     D. 2
     E. 2 k Ω

5. Untuk memperbesar batas ukur Voltmeter harus dipasang ....
   A. hambatan shunt secara paralel
   B. hambatan shunt secara seri dan paralel
   C. hambatan muka secara seri
   D. hambatan muka secara paralel
   E. hambatan shunt dan hambatan muka.




14
Kegiatan Belajar 2



                                 HUKUM OHM

           Setelah mempelajari kegiatan ini, Anda diharapkan dapat memahami
           tentang hukum Ohm sesuai dengan indikator dibawah ini:
           1. menuliskan definisi kuat arus listrik dengan benar;
           2. menuliskan bunyi hukum Ohm dengan benar;
3.   menghitung kuat arus listrik berdasarkan hukum Ohm bila tersedia data
     secukupnya;
4.   menentukan hambatan sebuah resistor melalui grafik V – I dengan tepat;
5.   menjelaskan hubungan antara panjang, hambatan dan luas penampang sebuah
     konduktor dengan benar;
6.   menentukan hambatan sebuah resister bila diketahui hambatan jenis bahan itu
     dan data lainnya diketahui.



              1. Kuat Arus Listrik
               Pernahkah Anda mendengar kata kuat arus listrik? Coba diingat! Di
               rumah Anda lampu menyala disebabkan oleh aliran listrik dalam
               rangkaian arus bolak-balik.
     Jika Anda menghubungkan lampu listrik kecil dan baterai dengan kabel, apa
     yang terjadi? Lampu akan menyala, yang disebabkan oleh aliran listrik dalam
     rangkaian arus searah.

     Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
     penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah
     dengan arah gerak elektron.

     Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari
     suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik.
     Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat
     penghantar tiap satuan waktu.




                   Gambar. 8 Segmen dari sebuah kawat penghantar berarus


                                                                                 15
Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I
     adalah:
                I  : kuat arus listrik (coulomb/sekon = ampere, A)

      I=          Q       :       muatan listrik (coulomb)
                  t       :       waktu (sekon)

     Makin banyak jumlah muatan listrik yang bergerak, makin besar pula kuat
     arusnya.
     Dari pembahasan di atas, apakah Anda sudah mengerti? Bila belum, coba
     perhatikan contoh soal di bawah ini.

     Contoh soal:
     Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360 coulomb
     dalam waktu 1 menit, kita dapat menentukan kuat arus listrik yang melintasi
     kawat penghantar tersebut. Caranya seperti berikut:
     Diketahui: Q = 360 coulomb
                  t = 1 menit = 60 sekon

     Maka kuat arus listrik ( I ) adalah ….
                                     Q
                      I       =      t
                                     360
                              =       60
                      I       =     6 A.

     Jadi kuat arus listrik (I) itu adalah 6 A.

     Bagaimana, mudah bukan! Bila Anda sudah memahaminya, sekarang coba Anda
     selesaikan soal-soal berikut!. Ingat, latihan ini dikerjakan secara mandiri!



                                  1. Apakah yang dimaksud dengan kuat arus listrik?

                      1           2. Sebutkan satuan kuat arus listrik!
                                  3. Jumlah muatan yang mengalir melalui penampang
                                     kawat penghantar dengan kuat arus listrik 2 ampere
                                     selama 15 menit adalah ….



     KUNCI JAWABAN
     1. Kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir di dalam kawat
        penghantar tiap satuan waktu.
     2. Ampere atau coulomb/sekon.

16
3. Diketahui     :   I = 2 Ampere
                        t = 15 menit = 900 sekon
      Ditanyakan :      Q = ....
                              Q
      Jawaban       :   I =   t
                        Q = I.t
                          = 2.900 = Q = 1.800 coulomb


2. Beda Potensial atau Tegangan Listrik (V)
   Setelah Anda mempelajari kuat arus listrik, selanjutnya kita akan mempelajari
   beda potensial atau tegangan listrik.

   Untuk mempelajari beda potensial atau tegangan listrik, coba kita perhatikan
   sebuah baterai; yang Anda pasti sudah tahu, pada baterai itu terdapat 2 (dua)
   kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif. Bila kutub positif dan kutub negatif
   kita hubungkan dengan kawat penghantar listrik, maka akan mengalir elektron
   dari kutub negatif melalui penghubung ke kutub positif.

   Para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub
   positif ke kutub negatif. Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran
   elektron.

   Seandainya Anda ingin lebih jelas lagi, perhatikan gambar di bawah ini.
   Keterangan:
               1. kutub positif (+)
               2. kutub negatif (–)
               3. arah arus listrik
               4. arah gerak elektron




                                             Gambar 9. Perjanjian arah arus listrik

   Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari
   kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara
   kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial
   yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.

      Jadi arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah, sedangkan
      aliran elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi.

      Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka
      disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.

                                                                                        17
3. Hubungan antara Tegangan listrik (V) dan Kuat arus listrik (I)
     Setelah Anda mengetahui tentang kuat arus listrik (I) dan tegangan listrik (V),
     Anda akan bertanya apa hubungannya antara kedua besaran tersebut?
     Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal
     dari Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum
     Ohm yang berbunyi:


       Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan
       beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar
       tetap.


     Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan
     listrik atau resistansi (R) dengan satuan ohm (Ω).

     Hambatan dalam rangkaian listrik diberi simbol:            atau
                                                         R                R
     gambar sebenarnya adalah

     Maka persamaannya dapat ditulis:

                V
        R =         atau V = I . R
                I



     Keterangan: R : hambatan listrik (ohm = Ω)
                 V : beda potensial atau tegangan (volt = V)
                 I : kuat arus listrik (ampere = A)

     Sebelum diberikan contoh soal, cobalah Anda pelajari lagi bahan pelajaran
     hubungan V dan I. Bila Anda telah paham, bacalah contoh soal berikut!
     Contoh Soal:
     Arus listrik 400 mA mengalir pada suatu penghantar. Jika beda potensial antara
     ujung kawat 40 V, carilah hambatan listrik kawat tersebut!
     Diketahui: I = 400 mA = 0,4 A
                    V = 40 V
     Ditanyakan: R = ….
                          V    40
     Jawaban:       R =    = 0,4
                          I
                    R = 100 Ω
     Sebelum Anda mengerjakan latihannya, Anda bisa melakukan percobaan ke-2
     bersama teman-teman. Percobaan ini dilakukan di sekolah induk yang telah
     ditunjuk dan dibantu oleh Guru Bina.

18
Percobaan-2: Hubungan Antara Tegangan (V) dan Kuat Arus (I)
Alat dan bahan:
- 3 buah baterai masing-masing 1,5 V
- 3 buah lampu pijar kecil
- kawat nikrom secukupnya
- ampere meter
Cara melakukan kegiatan:
1. Susunlah tiga macam rangkaian seperti pada gambar di bawah ini!




2. Catatlah hasil yang ditunjukkan ampere meter pada setiap percobaan (a),
   (b) dan (c).

     Jumlah Baterai    Tegangan (V)       Kuat Arus (I)     Tegangan/kuat arus
                                                                     V/I
           (1)               1,5            .............        .............
           (2)                3             .............        .............
           (3)               4,5            .............        .............


3. Buat grafik V – I




4. Buat kesimpulan, dan faktor yang mempengaruhi hasil percobaan.

Selamat mencobanya!
Apakah Anda sudah memahami bahasan di atas? Bila Anda telah memahaminya
dengan baik, Anda bisa melanjutkan latihan-2 di bawah ini. Berarti Anda termasuk
siswa yang cerdas. Tetapi bila Anda belum memahami, Anda harus
mengulanginya lagi.
Anda bukan siswa yang lemah (bodoh). Maaf ya! Ini untuk keberhasilan Anda di
masa yang akan datang. Oke!

                                                                             19
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang
                      2       singkat dan jelas!


          1.   Sebutkan alat ukur kuat arus!
          2.   Sebutkan alat ukur beda potensial/tegangan!
          3.   Apakah satuan dari tegangan?
          4.   Tuliskan lambang dari hambatan/tahanan!
          5.   Hitung kuat arus listrik yang mengalir melalui kawat penghantar, bila
               besarnya hambatan kawat 10 ohm. Dan ujung-ujungnya diberi
               tegangan sebesar 1,2 kV!


     Perlu diingat oleh Anda! Jangan melihat dulu kunci jawaban yang telah tersedia.



     KUNCI LATIHAN-2
     1.   Ampere meter
     2.   Voltmeter
     3.   volt
     4.   R=
     5.   Diketahui:   R      =   10 ohm
                       V      =   1,2 kV = 1.200 volt
          Ditanyakan: I       =   .…
          Jawaban:     V      =   I.R
                                  V       1.200
                          I   =       =     10
                                  R
                          I   = 100 Ampere



4. Penerapan hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari
     Coba Anda perhatikan bola lampu di rumah! Bila bola lampu diberi tegangan
     (V), apa yang terjadi? Yang terjadi adalah arus mengalir melalui filamen, sehingga
     bola lampu menyala.

     Tegangan yang diberikan pada suatu alat listrik seperti bola lampu harus
     disesuaikan dengan tegangan yang seharusnya diperuntukkan bagi alat tersebut.
     Jika lampu 220 V diberi tegangan 110 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus
     yang lebih kecil dari yang seharusnya sehingga lampu 220 V tersebut, menyala
     redup. Sebaliknya jika lampu 110 V diberi tegangan 220 V, filamen lampu akan
     dialiri oleh arus yang terlalu besar dari yang seharusnya sehingga lampu 110 V
     filamennya terbakar.

20
Jadi Anda harus memahami, bila Anda mempunyai sesuatu alat listrik harus
      dengan tegangan yang ada di rumah dan tegangan yang tercantum di alat listrik
      tersebut. Jelas!


    5. Hubungan antara hambatan kawat dengan jenis kawat dan ukuran
       kawat
      Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik
      yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi
      berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan
      agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik.

      Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat
      hubungan sebagai berikut:

                  l
         R = ρA



      dengan ketentuan:
      R = hambatan ( Ω )
      ρ = hambatan jenis penghantar ( Ω m)
         = panjang penghantar (m)
l
      A = luas penampang penghantar (m2) untuk kawat berbentuk lingkaran
            A = Ω r2
      r = jari-jari lingkaran kawat.




                                                                                      21
Untuk mempermudah Anda mengenal berbagai macam jenis logam dan hambatan
     jenisnya, Anda perhatikan tabel di bawah ini!

     Tabel –1. Hambatan jenis beberapa zat.

       No                  Zat                   Hambatan jenis (ρ) pada 200 C
                                                        (ohmmeter)

        1.    Penghantar
              • Perak                              1,8 x 10–8
              • Tembaga                            1,7 x 10–8
              • Alumunium                          2,8 x 10–8
              • Tungsten                           5,6 x 10–8
              • Nikel                              6,8 x 10–8
              • Besi                               10,0 x 10–8
              • Baja                               18,0 x 10–8
              • Mangan                             44,0 x 10–8
              • Karbon                             3500 x 10–8

        2.    Semikonduktor
              • Germanium                          0,5
              • Karbon                             3,5 x 10–5
              • Doiksid tembaga                    1 x 103

        3.    Isolator
              • Kaca                               1010 – 1014
              • Karet                              1013 – 1016


     Cobalah Anda ulangi sekali lagi tentang uraian materi hubungan antara hambatan
     dengan jenis dan ukuran kawat sebelum mempelajari contoh soalnya.

     Contoh soal:
     Seutas kawat besi panjangnya 20 meter dan luas penampangnya 1 mm2,
     mempunyai hambatan jenis 10-7 ohmmeter. Jika antara ujung-ujung kawat
     dipasang beda potensial 60 volt, tentukan kuat arus yang mengalir dalam kawat!

     Diketahui:   l   =   20 m
                  A   =   1 mm2 = 1 x 10–6 m2
                  V   =   60 V
                  ρ   =   10–7 ohm-meter

     Ditanyakan: I    = .…




22
Jawaban: Langkah pertama, selidiki dahulu nilai hambatannya.

                R = ρ
                    = 10–7 .      20
                               1 x 10 − 6

                R = 2 ohm

    Berdasarkan hukum Ohm:
                         V
                I   =
                         R
                         60
                    =
                          2
                I   = 30 A

    Bagaimana Anda sudah memahami uraian materi di atas? Mudah-mudahan Anda
    lebih mudah memahaminya, bila Anda memahami materi ini, Anda langsung
    kerjakan latihan-3. Bila belum memahami uraian materi ini, cobalah ulangi
    pembahasan materi tersebut. Jangan merasa bosan/jenuh untuk mengulangi
    pembahasan ini?


                        1. Seutas kawat yang panjangnya 50 cm, luas

I
A
                3          penampangnya 2 mm2, ternyata hambatannya 100
                           ohm. Dengan demikian, hambatan jenis kawat tersebut
                           sama dengan ….

       2. Penggunaan kawat penghantar yang terlalu panjang dapat
          mengakibatkan ….




    KUNCI LATIHAN –3

    1. Diketahui: l = 50 cm = 0,5 m
                  A = 2 mm2 = 2 x 10–6 m2
                  R = 100Ω

       Ditanyakan: ρ = ….




                                                                                 23
Jawaban:        Anda harus menggunakan persamaan:
                                    I
                R       =       ρ
                                    A

                    Ubah persamaan itu menjadi:
                    R.A = ρ . l
                             R.A
                    ρ    =          (masukkan besaran-besarannya)
                              1
                             100.2 x 10 − 6
                    ρ    =       0,5
                                              = 400 x 10–6
                    ρ    = 4 x 10–4 ohmmeter

     2. Berkurangnya tegangan listrik

     Bagaimana jawaban Anda! Betul atau salah! Bila betul, Anda berarti sudah
     memahami dengan benar. Bila masih salah, ulangilah pemahaman Anda itu.
     Jangan bosan yaa…..!

     Sampai di sini, Anda mempelajari uraian materi di kegiatan-2. Tetapi, sebelum
     Anda melanjutkan uraian materi di kegiatan-3, Anda harus mengerjakan tugas
     kegiatan 2. Yang berguna untuk mengukur seberapa banyak materi yang Anda
     telah kuasai.




24
TUGAS 2


Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
Anda harus ingat! Jangan dulu melihat kunci jawaban yang terletak di akhir
modul.

1. Jumlah muatan yang mengalir melalui penampang penghantar setiap satuan
   waktu dinamakan .…
   A. hambatan
   B. kuat arus
   C. tegangan
   D. muatan
   E. kapasitor

2. Untuk mencari kuat arus digunakan persamaan ….
   A. I = Q . t
             t
   B. I = Q

            Q
   C. I = t

            Q2
   D. I =
             t
   E. I = Q2 . t

3. Besarnya kuat arus listrik dalam suatu penghantar menurut hukum Ohm
   berbanding ….
   A. lurus dengan kwadrat tegangan
   B. terbalik dengan tegangan
   C. lurus dengan tegangan
   D. lurus dengan muatan
   E. terbalik dengan kuadrat

4. Hubungan antara besar kuat arus listrik dan besaran lainnya adalah sebagai
   berikut, kecuali ….
   A. sebanding dengan besar muatan
   B. berbanding terbalik dengan waktu
   C. berbanding lurus dengan beda potensial
   D. berbanding terbalik dengan hambatan
   E. sebanding dengan hambatan




                                                                          25
5. Penulisan hukum Ohm dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan ....
   A. I = V2.R
                R
     B. I   =
                V
                V
     C. I   =
                R
     D. I   = Q.t
                V
     E. I   =
                R2

6. Alat ukur kuat arus listrik adalah ….
   A. ampere meter
   B. hidrometer
   C. voltmeter
   D. barometer
   E. ohmmeter

7. Jika sebuah hambatan 150 ohm dipasang pada beda potensial 6 volt. Maka
   kuat arus yang dihasilkan ….
   A. 1200 mA
   B. 900 mA
   C. 150 mA
   D. 80 mA
   E. 40 mA

8. Dari percobaan pengukuran hambatan
   suatu penghantar didapat grafik seperti
   di samping ini.

     Besar hambatan penghantar tersebut
     adalah .…
     A. 0,02 ohm
     B. 0,2 ohm
     C. 2 ohm
     D. 20 ohm
     E. 200 ohm

9. Besar hambatan suatu penghantar sebanding dengan ….
   A. luas penampangnya
   B. panjangnya
   C. luas penampang dan hambat jenisnya
   D. panjang dan hambat jenisnya
   E. luas penmpang, panjang dan jenisnya



26
10. Seutas kawat panjangnya 100 cm dan luas penampangnya 5 mm2, jika hambatan
    kawat tersebut 100 ohm, maka hambatan jenisnya adalah ....
    A. 1 x 10–4 ohmmeter
    B. 5 x 10–4 ohmmeter
    C. 5 x 10–5 ohmmeter
    D. 2 x 10–6 ohmmeter
    E. 2 x 10–5 ohmmeter

Bila Anda telah menyelesaikan tugas kegiatan-2, cocokkan jawaban Anda dengan
kunci jawaban yang terletak di belakang di akhir modul ini.
Hitunglah sendiri jawaban Anda yang benar dengan menggunakan:

                     jumlah jawaban benar
Tingkat penguasaan = –––––––––––––––––– x 100 %
                          jumlah soal

Bila tingkat penguasaan Anda mencapai 70% atau lebih, Anda langsung mempelajari
kegiatan yang berikutnya (kegiatan-3). Seandainya tingkat penguasaan Anda di
bawah atau kurang dari 70%. Anda wajib mempelajari uraian materi ini sampai Anda
memahami betul dan mencapai tingkat di atas 70%.

Tetapi bila Anda masih belum memahaminya juga, Anda bertanya pada teman
sejawat atau Guru Bina di sekolah induk. Yang harus Anda ingat, bahwa didalam
belajar Anda tidak boleh malu bertanya dan mudah putus asa. Semoga berhasil.

Setelah Anda mempelajari uraian materi tentang kuat arus dan hukum ohm, Anda
lebih memahami lagi apabila Anda mencoba melaksanakan percobaan. Percobaan
dilaksanakan di sekolah induk bersama teman-teman Anda dan dibimbing oleh Guru
Bina dari sekolah induk yang ditunjuk. Selamat mencoba!




                                                                             27
28
Kegiatan Belajar 3



                           HUKUM KIRCHHOFF

           Setelah mempelajari kegiatan ini, Anda diharapkan dapat memahami
           uraian materi tentang hukum Kirchoff sesuai indikator-indikator di bawah
           ini:
           1. menjelaskan bunyi hukum I Kirchhoff dengan benar;
2. menentukan kuat arus pada suatu titik percabangan bila data yang diperlukan
   tersedia;
3. menentukan kuat arus pada salah satu resistor dari suatu rangkaian yang terdiri
   dari 3 resistor disusun seri - paralel; dan
4. menghitung kuat arus pada suatu rangkaian yang terdiri dari 3 resistor disusun
   seri - paralel dan dihubungkan dengan baterai yang mempunyai hambatan dalam
   tertentu bila data yang diperlukan tersedia.



          1. Hukum I Kirchhoff
              Bahasan ini merupakan kelanjutan materi pada modul kegiatan-1 dan
              2 sebelumnya. Arus listrik yang telah Anda kenal bahkan pahami itu,
              bila mengalir bak ... aliran air yaitu dari dataran lebih tinggi ke dataran
   lebih rendah atau arus listrik itu merupakan aliran arus dari potensial tinggi disebut
   kutub positif melalui kabel (rangkaian luar) menuju potensial rendah disebut kutub
   negatif.

   Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang.
   Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap
   percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang
   tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik
   yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang,
   hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya
   besar.

   Selanjutnya hubungan jumlah kuat arus listrik yang masuk ke titik percabangan/
   simpul dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan akan
   diselidiki dengan percobaan pada lembar percobaan dan diharapkan Anda
   mencobanya.




                                                                                      29
Dari percobaan akan didapatkan bahwa penunjukkan ampere meter A1 sama
     dengan penjumlahan penunjukkan A2 dan A3 (lihat gambar 10)
     Hal tersebut dikenal sebagai hukum I Kirchhoff yang berbunyi:


       Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah
       kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.


     Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum
     kekekalan muatan listrik seperti tampak dalam analogi pada gambar 3.2 berikut.
     Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:


        Σ Imasuk = Σ Ikeluar   Σ dibaca ‘sigma’ artinya jumlah




           Gambar 8. Skema diagram untuk              Gambar 10. Rangkaian untuk
                Hukum I Kirchhoff                  menyelidiki kuat arus yang masuk dan
                                                       keluar dari suatu titik simpul

     Bila Anda telah menyimak uraian di atas, dan telah memahaminya, silakan Anda
     coba selesaikan/kerjakan soal berikut.
     Bila Anda belum memahami dengan baik, silakan Anda ulangi lagi sampai Anda
     dapat memahaminya dengan baik.

     Contoh soal:
     Perhatikanlah titik simpul A dari suatu
     rangkaian listrik seperti tampak pada
     gambar!
     Kuat arus I1 = 10 A, I2 = 5 A arah menuju
     titik A.
     Kuat arus I3 = 8 A arah keluar dari titik A
     Berapakah besar dan arah kuat arus I4?



30
Penyelesaian: menurut Hukum I Kirchhoff = Σ Imasuk = Σ Ikeluar
Selanjutnya Σ Imasuk = I1 + I2 = 10 + 5 = 15 ampere.
I3 = 8 A arahnya keluar dari titik A berarti I4 pastilah berarah keluar sehingga:
Σ Ikeluar = I3 + I4 = 8 + I4

Akhirnya:    Σ Imasuk   =   Σ Ikeluar
              I1 + I2   =   I3 + I4
                 I5     =   8 + I4
                 I4     =   15 – 8 = 7 A
                 I4     =   7 ampere arahnya keluar dari titik A



                        Kerjakan soal latihan berikut ini!
               1        1. Perhatikan rangkaian listrik di bawah ini, maka arah
                           arus listrik dari rangkaian tersebut adalah ….




   2.   Sebutkan alat untuk mengukur kuat arus listrik itu!
   3.   Pada rangkaian listrik disusun bagaimanakah amperemeter itu?
   4.   Tulislah definisi hukum I Kirchhoff itu!
   5.   Ada lima buah percabangan berarus listrik, percabangan berarus listrik
        masuk yaitu I1 = 10 ampere, I2 = 5 ampere sedangkan percabangan
        berarus listrik keluar yaitu I3 = 5 ampere, I4 = 7 ampere sedangkan I5
        harus ditentukan besar dan arahnya, tentukan I5 tersebut!




                                                                                  31
KUNCI LATIHAN 1

     1. Arah arus listrik pada rangkaian listrik yaitu arah arus keluar dari kutub positif
        melalui rangkaian luar menuju kutub negatif.
     2. Amperemeter
     3. Disusun secara seri
     4. Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah
        kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.
     5. Penyelesaian: Σ Imasuk = I1 + I2 = 10 + 5 = 15A
                           I3 + I4 = 5 + 7 = 12A arahnya keluar dari titik B berarti I5
                           pastilah berarah keluar dari titik b sehingga:
                           Σ Imasuk = I3 + I4 + I5 = 12 + I5

         Akhirnya =     Σ Imasuk = Σ Ikeluar
                        I1 + I2 = I3 + I4 + I5
                        15 = 12 + I5
                        I5    = 15 – 12 = 3 A
                        I5    = 3 ampere arahnya keluar dari titik B

     Percobaan 3
     Menyelidiki Kuat Arus Listrik pada titik simpul
     • Alat dan bahan yang diperlukan:
       1. bola lampu 3 buah masing-masing 1,5 V (L1, L2, L3)
       2. amperemeter 3 buah (A1, A2, A3)
       3. Baterai 1,5 volt 3 buah
       4. Power supply DC untuk 1,5 volt, 3 volt dan 4,5 volt
       5. kabel penghubung
       6. saklar penghubung (S)

     •   Cara pelaksanaan percobaan:
         1. Rangkaian alat-alat seperti pada gambar di bawah ini:




         2. Apakah semua lampu menyala?


32
3. Jika semua lampu menyala, bacalah angka yang ditunjukkan oleh alat
        A1, A2 dan A3.
     4. Catatlah angka yang ditunjukkan oleh A2 dan A3 dengan titik P merupakan
        titik cabang rangkaian.
     5. Tuliskan kesimpulan Anda dari hasil percobaan ini!


2. Hukum II Kirchhoff
  Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada
  rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan
  paralel.

  Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan
  dengan cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan
  teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau mengoperasikan rangkaian tersebut.
  Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian tersebut
  yang berbunyi:


    Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan
    penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.



  Dirumuskan:     Σ ε + Σ IR = 0


  Selanjutnya ada beberapa tahap yang diperkenalkan pada Anda melalui kegiatan
  3 ini yaitu pertama rangkaian dengan satu loop (loop adalah rangkaian tertutup)
  serta selanjutnya rangkaian dengan dua loop atau lebih. Nah ... selanjutnya
  silahkan Anda simak yang berikut:

  Rangkaian dengan satu loop
  Pada gambar 12 berikut menunjukkan rangkaian sederhana dengan satu loop.
  Pada rangkaian tersebut, arus listrik yang mengalir adalah sama, yaitu I (karena
  pada rangkaian tertutup).

  Dalam menyelesaikan persoalan di dalam loop perhatikan hal-hal berikut ini!
  a. Kuat arus bertanda positif jika searah dengan loop dan bertanda negatif jika
     berlawanan dengan arah loop.




                                                                                  33
b. GGL bertanda positif jika kutub positipnya lebih dulu di jumpai loop dan
        sebaliknya ggl negatif jika kutub negatif lebih dulu di jumpai loop.




     Misalkan kita ambil arah loop searah dengan arah I, yaitu a-b-c-d-a




                           Gambar 12. Rangkaian dengan satu loop

     Kuat arus listrik I di atas dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum II
     Kirchhoff:     Σ ε + Σ IR = 0
                    – ε1 + ε2 + I (r1 + r2 + R) = 0
     Jika harga ε1, ε2, r1, r2 & R diketahui maka kita dapat menentukan harga I-nya!

     Rangkaian dengan dua loop atau lebih
     Rangkaian yang memiliki dua loop atau lebih disebut juga rangkaian majemuk.
     Langkah-langkah dalam menyelesaikan rangkaian majemuk ini adalah sebagai
     berikut:




                         Gambar 13. Rangkaian dengan dua loop

34
a. Gambarlah rangkaian listrik dari rangkaian majemuk tersebut!
b. Tetapkan arah kuat arus untuk tiap cabang.
c. Tulislah persamaan-persamaan arus untuk tiap titik cabang dengan
   menggunakan Hukum I Kirchhoff!
d. Tetapkan loop beserta arahnya pada setiap rangkaian tertutup!
e. Tuliskan persamaan-persamaan untuk setiap loop dengan menggunakan
   persaman Hukum II Kirchhoff!
f. Hitunglah besaran-besaran yang ditanyakan dengan menggunakan
   persamaan huruf e di atas!

Nah ... cukup pelikkah!… Tetapi Anda tidak usah berputus asa, karena berikut
ini ada beberapa contoh soal yang akan memudahkan Anda memahami salah
satu prinsip-prinsip dasar dalam Ilmu Kelistrikan ini, silahkan Anda
menyimaknya!…

Contoh Soal
Mula-mula dengan rangkaian listrik yang terdiri dari satu loop!
Perhatikanlah soal rangkaian tertutup yang terdiri dari satu loop pada gambar di
bawah ini!




       ε   =   ggl baterai
       r   =   hambatan dalam baterai
       R   =   hambatan luar
       ε   =   24 V      r1 = 1 Ω     R1   =   20 Ω
       ε   =   12 V      r2 = 1 Ω     R2   =   15 Ω
       ε   =   6V        r3 = 0,5 Ω R3     =   12 Ω
       ε   =   12 V      r4 = 0,5 Ω R4     =   10 Ω

Hitunglah: a. Kuat arus listrik (I) yang mengalir pada rangkaian di atas!
           b. Tegangan listrik antara titik B dengan D (VBD)




                                                                             35
Penyelesaian:
     → Perhatikanlah oleh Anda!…… yaitu arah loop, arah arus listrik (I) dan teliti
        akan harga-harga komponen listrik yang diketahui!
        a. Menurut Hukum II Kirchhoff, didalam rangkaian tertutup tersebut berlaku
           persamaan:
           Σ ε + Σ IR = 0 (arah loop dan arah arus listrik misalkan searah) maka:
           – ε1 – ε2 – ε3 + ε4 + I (r1 + R1 + r2 + R2 + r3 + R3 + r4 + R4) = 0
           – 24 – 12 – 6 + 12 + I ( 1 + 20 + 1 + 15 + 0,5 + 12 + 0,5 + 10 ) = 0
           – 30 + I ( 60 ) = 0
           60 . I = 30
                       1
            I=     =       = 0,5 A
                       2
           Jadi, kuat arus listrik (I) yang mengalir yaitu 0,5 ampere.

           Kini kita telah mengetahui besar kuat arus listrik yang mengalir kawat
           rangkaian di atas!
           Selanjutnya kita akan tentukan besar tegangan listrik antara dua titik!

        b. Kita dapat menghitung besar tegangan antara A dan D (VBD) untuk
           lintasan yang menempuh B-A-D atau B-C-D.
           Untuk Jalan B-A-D { Perhatikan harga I negatif (–) }
           VBD = Σ ε + Σ I.R
               = + ε2 + ε1 – I (r2 + R1 + r1 + R4)
               = + 12 + 24 – 0,5 (1 + 20 + 1 + 10)
               = + 36 – 0,5 (32)
               = + 36 – 16
           VBD = + 20 Volt

           Jalan lainnya untuk menentukan besar VBD (jalan kedua), yaitu:
           Untuk jalan B – C – D:
           VBD = Σ ε + Σ I.R {perhatikanlah harga I disini positip (+), Anda tahu
                  mengapa?}
               = – ε3 + ε4 + I (R2 + r3 + R3 + r4)
               = – 6 + 12 + 0,5 (15 + 0,5 + 12 + 0,5)
               = + 6 + 0,5 (28)
               = + 6 + 14
           VBD = + 20 Volt

           Jadi besar tegangan antara titik B dengan titik D yaitu VBD adalah + 20
           volt, dengan cara yang serupa Anda dapat menentukan bahwa besar VDB
           = – 20 volt, silahkan mencoba.

     Kini Anda akan ditunjukkan contoh soal berikut untuk loop (rangkaian tertutup)
     dengan 2 (dua) loop disertai beberapa komponen listrik, silahkan Anda
     menyimaknya!

36
Contoh soal:
Perhatikanlah gambar rangkaian listrik berikut:

                                                                Diketahui:
                                                                ε1 = 10 volt
                                                                ε2 = 10 volt
                                                                R1 = 5 Ω
                                                                R2 = 5 Ω
                                                                R3 = 2 Ω
                                                                r1 = 1 Ω
                                                                r2 = 1 Ω


Ditanyakan: a. Kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian (I1, I2, dan I3).
            b. Beda potensial antara A dan B (VAB).

Penyelesaian:
a. Berdasarkan Hukum I Kirchhoff, di titik simpul A:
   Σ Imasuk = Σ Ikeluar
   I1 + I2 = I3 atau I1 = I3 – I2 atau I2 = I3 – I1 ………(1)

   Berdasarkan Hukum II Kirchhoff untuk loop I atau loop C-A-B-D-C:
   Σ ε + Σ IR = 0
   ε1 + ( r1 + R1) + I3.R3 = 0
   –10 +I1 ( 1 + 5 ) + I3 . 2 = 0
   –10 + 6 I1 + 2 I3 = 0        …………(persamaan 2)

   Berdasarkan hukum II kirchhoff untuk loop II atau loop F-E-A-B-F:
   Σ ε + Σ IR = 0
   ε 2 + I2 (r2 + R2) + I3 . R3 = 0
   – 10 + I2 ( 1 + 5 ) + I3.2 = 0
   – 10 + 6 I2 + 2 . I3 = 0       ……….(persamaan –3)

   Selanjutnya subtitusikan (menyamakan dengan memasukkan nilai)
   persamaan (1) dan (2) sehingga persamaan (2) menjadi:
   – 10 + 6 I1 + 2 I3 = 0 ….. I1 = I3 – I2
   – 10 + 6 ( I3 – I2 ) + 2 I3 = 0
   – 10 + 6 I3 – 6 I2 + 2 I3 = 0
   – 10 – 6 I2 + 8 I3 = 0 ………..(persamaan – 4)

   Selanjutnya eliminasikan (menghilangkan) persamaan 3 dan 4 sehingga:
   – persamaan (3) : – 10 + 6 I2 + 2 I3 = 0
   – persamaan (4) : – 10 – 6 I2 + 8 I3 = 0
                   –––––––––––––––– +
                   – 20 + 10 I3 = 0
                         10 I3 = 20
                             I3 = 2 Ampere.
                                                                       37
– Masukkan subtitusikan) I3 = 2 A ke persamaan (2), sehingga:
        – 10 + 6 I1 + 2 (2) = 0 …….. 6 I1 = 6 …….
        I1 = 1 Ampere dan I2 = I3 – I1 = 2 – 1 = 1 Ampere.
        Jadi arus listrik pada cabang rangkaian B-D-C-A yaitu I1 = 1 A.
        Arus listrik pada cabang rangkaian B-F-E-A yaitu I2 = 1A.
        Arus listrik pada cabang rangkaian A-B yaitu I3 = 2 A.
        {Semua harga I1, I2 dan I3 bertanda positif (+), berarti arah pemisalan yang
        telah kita tentukan yaitu arah I sesuai}.

     b. Kita dapat menghitung besar beda potensial antara A dan B (VAB) untuk
        lintasan yang menempuh jalan A – B (langsung), jalan A-C-D-B dan jalan A-
        E-F-B (Nah!….. ada tiga cara menentukan VAB! ….)
        Untuk jalan A-B (langsung)
        VAB = Σ ε + Σ I.R
            = 0 + I3 (R3)
            = 0 + 2 (2)
        VAB = + 4 Volt

        Untuk Jalan A-C –D-B yaitu:
        VAB = Σ ε + Σ I.R
            = + ε1 – I1 (R1 + r1)
            = + 10 – 1 (5 + 1)
            = + 10 – 6 = + 4
        Jadi VAB = + 4 Volt

        Untuk jalan A-E-F-B yaitu:
        VAB = Σ ε + Σ I.R
            = + ε2 – I2 (R2 + r2)
            = + 10 – 1 (5 + 1)
            = + 10 – 6 = + 4
        VAB = + 4 volt

        Jadi besar beda potensial antara titik A dan B yaitu VAB = + 4 volt, dengan
        cara yang serupa Anda dapat menentukan bahwa besar BBA = - 4 volt?……
        Silahkan Anda mencobanya!…..

     Sekarang Anda dapat mengerjakan tugas kegiatan-3 di bawah ini yaitu agar
     Anda dapat mengukur pemahaman materi kegiatan-3 ini dengan baik!




38
TUGAS 3


Petunjuk:
a. Pilihlah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat!
b. Kunci jawaban pada akhir modul dilihat setelah Anda menjawab semua
   soal di bawah ini.

1. Arah arus dianalogikan dengan arah air yang mengalir dari:
   A. dataran rendah
   B. dataran tinggi
   C. dataran tinggi ke dataran rendah
   D. dataran rendah ke dataran tinggi
   E. dari dataran tinggi ke dataran rendah

2. Dataran tinggi dianalogikan dengan kutub baterai bermuatan ....
   A. negatif
   B. positif
   C. netral
   D. positif – negatif
   E. negatif - positif

3. Dalam alirannya, arus listrik jika mendapatkan hambatan yang besar maka besar
   arus listrik yang mengalir akan semakin … alirannya.
   A. berubah-ubah
   B. tertentu
   C. berkelok-kelok
   D. kecil
   E. besar

4. Pada percobaan menyelidiki kuat arus listrik pada titik simpul bila semakin banyak
   percabangannya maka arus listrik semakin banyak terbagi ke percabangan-
   percabangan tersebut, maka Anda ….
   A. ragu-ragu
   B. tidak setuju
   C. setuju
   D. harus dicoba lagi
   E. tidak dapat diketahui




                                                                                  39
5. Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah
   kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut. Pernyataan ini dikenal
   dengan:
   A. Hukum Arus Listrik
   B. Hukum Ohm
   C. Hukum I Kirchhoff
   D. Hukum II Kirchhoff
   E. Hukum Jumlah Arus Listrik

6. Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan
   penurunan potensial (IR) sama dengan nol. Pernyataan ini dikenal dengan:
   A. Hukum Ohm
   B. Hukum I Kirchhoff
   C. Hukum II Kirchhoff
   D. Hukum Gaya Gerak Listrik
   E. Hukum Dasar Listrik

7.                                            Bila I1 = 10 A, I2 = 5 A, I3 = 5A dan I4 = 12
                                              A, maka I5 dapat ditentukan sebesar
                                              ....
                                              A. 8 A
                                              B. 2 A
                                              C. 1 A
                                              D. 32 A
                                              E. 12 A



8. Dari soal no. 7 di atas maka arah I5 yaitu ... dari titik A!
   A. keluar – masuk
   B. berputar
   C. diam-diam saja
   D. masuk
   E. keluar

9. Dari rangkaian disamping
   besar beda potensial antara
   titik D dan titik A (VDA) yaitu:
   A. – 6 V
   B. 6 V
   C. 4 V
   D. – 4 V
   E. 8 V




40
10.Dari data rangkaian di
   samping besar dan arah arus
   pada hambatan 2 Ω (kawat
   AB) yaitu:
   A. 8 A dari A ke B
   B. 6 A dari A ke B
   C. 4 A dari A ke B
   D. 2 A dari A ke B
   E. 1 A dari A ke B


Bila Anda telah menyelesaikan tugas kegiatan-3 dengan baik, maka cocokkanlah
jawaban Anda dengan kunci jawaban tentunya dan jangan tertukar atau salah alamat,
akan lain jadinya! …..

Anda dapat menghitung akan jawaban yang Anda buat, yaitu:

                     Jumlah Jawaban Benar
Tingkat Penguasaan = ––––––––––––––––––– x 100 %
                          Jumlah soal

Bila tingkat penguasaan Anda mencapai 70% apalagi lebih, Anda dapat melanjutkan
ke modul atau kegiatan berikutnya. Andaikan tingkat penguasaan Anda di bawah
atau kurang dari 70% Anda diharapkan mempelajari kembali, terus-menerus
sehingga mencapai tingkat penguasaan > dari 70%.

Capailah, tingkat penguasan Anda setinggi bintang yang bertaburan di langit dan
jangan pesimis, karena orang yang pesimis adalah orang yang gagal dalam menjalani
hidupnya!




                                                                              41
42
Kegiatan Belajar 4



                         ENERGI DAN DAYA LISTRIK

Setelah mempelajari uraian kegiatan ini, Anda diharapkan dapat memahami tentang
energi dan daya listrik sesuai indikator-indikator di bawah ini:
1. mengubah satuan energi dari joule menjadi KWH dari data yang di ketahui;
2. menentukan hambatan sebuah alat listrik yang spesifikasinya (Watt, Volt) di
   ketahui;
3. menentukan daya terpasang dari sebuah lampu yang dipasang pada sumber
   tegangan bila data minimal yang dibutuhkan diketahui.



Energi listrik
                                                    Untuk memulai mempelajari energi
                                                    listrik, coba Anda perhatikan gambar
                                                    14. Sebuah baterai dengan tegangan
                                                    V, selama waktu t mengalirkan
                                                    muatan elektron sebanyak q melalui
                                                    hambatan R. Untuk itu baterai
                                                    melakukan usaha W yang besarnya
                                                    sama dengan perubahan energi
                                                    potensial ∆Ep = V.q

                 Gambar 14. Baterai membangkitkan
                     energi pada hambatan R

kita tuliskan:                W = ∆E p = V . q

karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus listrik dan t waktu, maka besar usaha
yang dilakukan adalah:
                             W=V.I.t
karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah




                                                                                       43
W = V . I . t = I2 . R . t =


               Dimana: W     =    energi listrik dalam Joule
                       I     =    arus listrik dalam Ampere
                       R     =    hambatan dalam Ohm
                       V     =    beda potensial dalam Volt
                       t     =    waktu dalam sekon (S)
                       q     =    muatan (C)

Contoh:
                                          Berdasarkan rangkaian di samping tentukan
                                          a. Energi listrik yang dibangkitkan oleh baterai
                                             selama 1 menit.
                                          b. Energi listrik yang berubah menjadi panas
                                             pada R = 4 Ω selama 1 menit.

                                          Diketahui: V = 12 V
                                                     R2 = 4 Ω
                                                     R2 = 2 Ω
                                                     t  = 1 menit = 60 sekon

Ditanyakan: a. energi yang dibangkitkan baterai W = ....
            b. energi yang menjadi panas pada R1 = 4 Ω, W1 = ....

Jawab:
               V2         (12)2
a. W = (R + R ) . t =
         1   2        (4 + 2) . 60
   W = 1440 Joule

           V         12
b. I = (R + R ) = 4 + 2 = 2 A
         1    1

   W1 = (I2) . R1 . T = (2)2 . (4) . (60)
   W1 = 960 Joule


Daya Listrik
Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar energi listrik
(W) yang muncul tiap satuan waktu (t), kita tuliskan.


                    P=             →        W=P.t
dengan satuan P adalah Joule (S)1 atau watt. Jika nilai W pada persamaan (6 - 4)
kita substitusikan pada persamaan (6-5), maka kita dapatkan nilai daya listrik P

44
besarnya adalah:


                           P = V . I = I2 . R =



       Contoh:
                                                  Berdasarkan gambar di samping, coba Anda
                                                  tentukan:
                                                  a. Daya listrik yang dibangkitkan oleh
                                                      baterai.
                                                  b. Daya disipasi (daya yang berubah jadi
                                                      panas) pada hambatan 11Ω



       Diketahui:     = 6 V,
                    r = 1 Ω,
                    R = 11 Ω

       Ditanyakan: a. Daya yang di bangkitkan baterai, Pε = ....
                   b. Daya pada hambatan 11Ω, Pr = ....

ε ε                                    6
       Jawab: a. I     =          = 1 + 11 = 0,5 A
r +R
                    P ε = (I)2 (r + R) = (0,5)2 (11) = 2,75 watt
                 b. Pr = (I)2 (R) = (0,5)2 (11) = 2,75 watt



       Hubungan antara Joule dengan KWh.
       Penggunaan energi listrik di rumah tangga diukur dengan menggunakan satuan
       kilowatt jam atau kilowatt hour disingkat KWh dimana 1 KWh = 3,6 . 106 J

       Contoh:
       Jika kita mempunyai kulkas yang memiliki spesifikasi 200 watt/220 Volt, menyala
       satu hari penuh (24 jam) maka energi listrik yang terpakai selama sebulan (30 hari)
       dapat kita hitung. Bagaimana caranya?

       Diketahui: P = 200 watt = 0,2 kW
                  t = 24 h x 30 = 720 h

       Ditanyakan: W dalam KWh



                                                                                       45
Jawab:      P=        →   W = P.t
                          W = (0,2 kW) (720 h)
                          W = 144 KWh



Hubungan energi listrik dengan kalor
                                          Pernahkah Anda melihat teko listrik? yaitu
                                          suatu alat yang dipergunakan untuk memasak
                                          air.
                                          Teko listrik ini merupakan salah satu contoh
                                          alat yang merubah energi listrik menjadi kalor.
                                          Jika m massa air yang dipanaskan dan c kalor
                                          jenis air serta ∆T perubahan suhu: maka
                                          energi listrik sebesar W = P . t akan berubah
                                          menjadi kalor Q = m . c . ∆T (dalam hal ini kita
          Gambar 15. Teko Listrik         mengabaikan kapasitas kalor teko).

Hubungan antara W dan Q tersebut kita tuliskan:

                 W=Q

            P.t       = m.c.T

            V . I . t = m . c . ∆T


Contoh:
Sebuah teko listrik 400 watt/220 Volt digunakan untuk memanaskan 1 kg air yang
kalor jenisnya 4200 J/kg 0C pada suhu 200 C. Berapakah suhu air setelah dipanaskan
selama 2 menit?
Diketahui:       P = 400 W, V = 220 V
                 t = 2 menit = 120 S
                 m = 1 kg
                 c = 4200 J/kg 0C
                 To = 20 0C

Ditanyakan: suhu akhir air, T = .......


Jawab:       P . t = m . c . ∆T       ∆T =

                                      ∆T =
                                      ∆T = 11,43 0C
46
Suhu akhir T adalah:
     T = To + ∆T
       = 20 0C + 11, 43 0C
     T = 31,43 0C



Daya listrik pada alat listrik rumah tangga
Pada alat listrik rumah tangga umumnya tertulis spesifikasi daya dan tegangannya.
Sebagai contoh pada lampu pijar tertulis 60 W/220 V, artinya lampu pijar tersebut
akan memiliki daya 60 Watt jika terpasang pada tegangan 220 Volt, dikatakan lampu
menyala normal, jika lampu pijar terpasang pada tegangan lebih kecil dari 220 Volt
lampu akan meredup, sebaliknya jika lampu terpasang pada tegangan lebih besar
dari 220 Volt, maka lampu akan menyala lebih terang. Tegangan 220 V pada alat
listrik tersebut merupakan tegangan efektif. Pada bohlam 24 W/ 12 V, tegangan 12
V maksimum, karena sumbernya berasal dari arus DC. Daya sesungguhnya yang
digunakan oleh suatu alat listrik memenuhi persamaan:


                         P2 =         . P1


di mana    P1   =   daya tertulis pada alat listrik
           P2   =   daya sesungguhnya
           V1   =   tegangan tertulis pada alat listrik
           V2   =   tegangan uang terpakai

Pemakaian daya listrik di rumah atau di kantor dibatasi oleh pemutus daya yang
dipasang bersama dengan KWh meter. Pemutus daya tersebut memiliki spesifikasi
arus tertentu: 2A, 4A. 6A, 10A, 15A. Pemutusan daya 2A digunakan untuk membatasi
pemakaian 440 W, pemutusan daya 6A digunakan untuk membatasi pemakaian
daya 220 x 6 = 1320 Volt dan seterusnya.

Jika arus listrik melebihi ketentuan maka
dengan adanya pemutusan daya secara
otomatis akan menurunkan saklar. Untuk
keamanan pada alat-alat listrik rumah
tangga biasanya pada masing-masing alat
dipasang sekering (fuse) seperti
ditunjukkan gambar (16).




                          Gambar 16. Sekering
                           sebagai pengaman

                                                                               47
Pemasangan sekering pada alat listrik untuk mengantisipasi adanya arus yang tiba-
tiba membesar yang memungkinkan alat listrik dapat rusak atau terbakar. Dengan
adanya sekering, jika arus tiba-tiba membesar maka sekering akan putus dan alat
listrik tidak rusak. Sekering di pasaran memiliki nilai tertentu yaitu: 3 A, 5 A, 13 A, 15 A.
Bentuk sekering diberikan pada gambar (17).




                             (a)                           (b)

                 Gambar 17. a) Sekering tipe kawat    b) Sekering tipe peluru

Selanjutnya coba Anda perhatikan contoh-contoh berikut ini!

Contoh:
Lampu pijar memiliki spesifikasi 40 watt/220 Volt. Berapakah daya yang terpakai
pada lampu jika dipasang pada tegangan 110 Volt?
Diketahui: P1 = 40 W
           V1 = 220 V
           V2 = 110 V

Ditanyakan: P2

Jawab:       berdasarkan persamaan (6 - 8)

            P2 =           . P1


                 =           . (40)

            P2 = 10 watt




48
Contoh:
Sebuah pembersih vakum memiliki spesifikasi 440 W/220 V. Jika nilai sakering yang
ada 3 A, 5 A, 13 A dan 15 A. Sakering mana yang harus dipilih?
Diketahui:    P = 440 W, V = 220 V
              Nilai sakering 3 A, 5 A, 13 A dan 15 A

Ditanyakan: Sakering mana yang dipilih?

Jawab:       P = VI

             I =       =
             I = 2A
             Sakering yang digunakan adalah 3 A


                   Untuk menguji pemahaman Anda, coba Anda kerjakan

              4    latihan berikut ini! Kerjakanlah terlebih dahulu jangan
                   langsung melihat kunci jawabannya!


   1. Beban 5 Ω ditimbangkan pada elemen 12 Volt yang memiliki hambatan dalam
      1 Ω. Berapakah energi yang terserap pada beban 5 W selama 5 menit?
   2. Lampu 6 Ω dihubungkan pada akumulator 12 Volt ternyata menyala nor-
      mal. Berapakah daya pada lampu tersebut?
   3. TV berwarna 600 Watt/220 Volt tiap hari dinyalakan rata-rata selama 8
      jam. Berapakah energi listrik yang terpakai oleh TV setiap hari?
   4. Elemen pemanas 400 Watt/220 Volt digunakan untuk memasak air
      sebanyak 1 kg dari suhu 20 0C hingga mendidih pada suhu 100 0C. Jika
      kalor jenis air 4200 J/kg 0C, berapakah lama air akan mendidih?
   5. Lampu pijar 100 Watt/250 Volt dipasang pada tegangan 200 Volt. Berapa
      arus yang mengalir pada lampu?
   6. Sebuah TV berwarna 1000 W/220 V memerlukan sakering pengaman
      jika nilai sakering yang ada adalah 3 A, 5 A, 13 A, 15 A. Berapakah nilai
      sakering yang dipakai?
   7.
                                    Pada gambar di samping A, B dan C adalah lampu
                                    yang identik 24 W/12 V. Berapakah daya yang
                                    terdisipasi pada seluruh lampu?




                                                                               49
KUNCI LATIHAN 4
1. Diketahui :   ε = 12 V; r = 1Ω ;
                 R = 5Ω ; t = 300 s

     Ditanya : energi W pada beban R


     Jawab     : I    =       =        =2A
                 W = I2Rt = (2)2 (5) (300)
                 W = 6000 Joule

2. Diketahui : V = 12 Volt
               R = 6Ω

     Ditanya   : Daya P


     Jawab     : P=       =
                 P = 24 Watt

3. Diketahui : P = 600 W;
               V = 220 V
               t =8h

     Ditanya   : Energi W .....


     Jawab     : P=               W=P.t
                                  W = (600 W) (8 h)
                                  W = 4800 Wh
                                  W = 4,8 kWh

4. Diketahui : P = 400 W ;
               V = 220 V
               m = 1 kg;
               c = 4200 J / kg 0C
               ∆T = 100 – 20 = 80 0C
     Ditanya   : t=

     Jawab     : P . t = m c ∆T

                 t=

                 t=                 = 840 S
50
5. Diketahui : P1 = 100 W ;
                      V1 = 250 V ;
                      V2 = 200 V.

            Ditanya   : Arus I = .....


            Jawab     : P1 =         →   R=           =           = 625 Ω

                        Besar arus I =        =           = 0,32 A

       6. Diketahui : P = 1000 Q ;
                      V = 220 V
                      Nilai sekering : 3A, 5A, 13A, 15A

            Ditanya   : Nilai sekering yang harus dipakai


            Jawab     : I=      =
                         = 4,55 A
                        Sekering yang dipakai adalah : 5 A

       7.
→
1000
 220




            Diketahui : Lampu A, B dan C sejenis 24 W/12 V

            Ditanya   : Daya yang terdisipasi pada seluruh lampu (P)


            Jawab     : Hambatan tiap lampu       →   R=             =           =6Ω

                        Arus yang mengalir        I=          =          =      A

                        Daya pada seluruh lampu             P = I2 (3R)

                                                            P=               = (3 x 6)
                                                            P = 8 Watt

                                                                                         51
Anda telah menyelesaikan kegiatan 4 modul ini. Selanjutnya kerjakanlah tugas 4
berikut ini dengan benar. Untuk melihat kebenaran hasil kerja Anda, cocokkan
jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada pada akhir modul. Jika masih ada
yang salah ulangi sekali lagi sehingga Anda betul-betul memahaminya.




52
TUGAS 4


1. Sebuah kumparan memiliki hambatan 1000 Ω dialiri arus sebesar 2 A selama 10
   menit. Berapakah energi yang dipakai pada komponen?

2. Sebuah alat listrik memiliki hambatan 25 Ω ketika dialiri arus selama 10 menit
   menyerap energi sebesar 60 kilo Joule. Berapakah besar arus yang mengalir?

3. Hambatan 50 Ω dihubungkan pada baterai 12 V. berapakah daya disipasi pada
   hambatan?

4. Sebuah lampu memiliki spesifikasi 100 W/220 V. Berapakah hambatan lampu
   tersebut?

5. Setrika listrik 350 Watt/220 Volt dipakai selama 4 jam. Berapa KWh energi listrik
   yang terpakai?

6. Air terjun sebuah bendungan tingginya 100 meter memiliki debit aliran 50 m3s–1.
   Air terjun digunakan untuk memutar generator. Jika percepatan gravitasi 10 ms–2
   dan massa jenis air 100 kgm-3 serta 80 energi air terjun kembali menjadi energi
   listrik. Berapakah daya listrik yang dihasilkan?

7. Sebuah kumparan water heater 100 Watt/220 Volt memanaskan 5 liter air selama
   20 menit dari suhu 30 0C, kalor jenis air 4200 J/kg 0C. Berapakah suhu akhir air?

8. Tiga buah lampu masing-masing 36 W/12V, 24W/12 V dan 12 W/12 V disusun
   paralel kemudian dihubungkan ke baterai 12 Volt. Berapakah daya disipasi pada
   seluruh lampu?

9. Sebuah mesin derek 220 V memerlukan arus 12 A untuk mengangkat beban 800
   kg dengan kecepatan 9 m/menit. Tentukan efisiensi mesin jika g = 10 m s–2

10. Bola lampu 100 W/200 V akan dipasang pada tegangan 250 V. Agar lampu
    menyala normal, berapa hambatan yang harus diserikan dengan lampu?




                                                                                 53
54
PENUTUP


    Selamat Anda telah selesai mempelajari materi Rangkaian Arus Searah dengan
    baik.

    Dengan selesainya Anda mempelajari modul ini, Anda dapat menjelaskan arus listrik,
    hukum Ohm dan rangkaian arus listrik, serta Anda dapat menghitung kuat arus
    pada suatu rangkaian listrik. Dan Anda dapat melakukan percobaan.

    Semoga Anda berhasil dalam mengikuti tes akhir modul. Kemudian Anda dapat
    melanjutkan belajar pada modul berikutnya, tapi sebelum itu bacalah rangkuman
    berikut ini!
    • Alat ukur kuat arus listrik adalah amperemeter.
    • Alat ukur tegangan/beda potensial adalah voltmeter.
    • Kuat arus adalah jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu, dirumuskan:


           I =

        I = kuat arus listrik (coulomb/sekon = ampere)
        Q = muatan listrik (coulomb)
Q       t = waktu (sekon)
t
    •   Arah arus listrik mengalir dari potensial tinggi (+) menuju ke potensial rendah
        (–). Arah arus elektron dari potensial rendah menuju ke potensial tinggi.
    •   Besar kuat arus di dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial.
        Hal ini dikenal sebagai hukum ohm.

                 V
           I = R

    •   Hambatan suatu penghantar pada suhu tertentu ditentukan oleh panjang (l),
        hambatan jenis penghantar (r) dan luas penampang kawat penghantar (A),
        dirumuskan:

                     1
           R = ρ A

    •   Beberapa sumber tegangan searah yang dirangkai paralel tidak akan merubah
        besar tegangan total, namun hanya meningkatkan kemampuannya memasok
        arus.


                                                                                    55
•    Bunyi hukum I Kirchhoff yaitu kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul
     sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.

     Persamaan Hukum I Kirchhoff yaitu:         Σ Imasuk = Σ Ikeluar

     Σ dibaca ‘sigma’ artinya jumlah
     Imasuk = arus listrik masuk titik percabangan/simpul
     Ikeluar = arus listrik keluar titik percabangan/simpul

•    Bunyi Hukum II Kirchhoff yaitu di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar
     gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.

     Dirumuskan:      Σε + ΣIR = 0

     Σ ε = jumlah GGL atau sumber arus listrik (baterai)
     I   = arus listrik
     R = hambatan listrik

•    Besar energi W yang terjadi pada hambatan R yang dialiri arus I selama t adalah:

             W = V I t = I2Rt =

•    Besar daya listrik

             P=       = V I = I2R =

•    Satuan energin listrik dalam rumah tangga menggunakan satuan KWh (KiloWatt
     hour).
            1 kWh = 3,6 x 106 J

•    Energi listrik W = P . t = mc ∆Τ pada proses pemanasan akan berubah menjadi
     kalor Q = mc ∆Τ ditulis:
              W = Q
              P t = mc ∆Τ
              V I t = mc ∆Τ

•    Spesifikasi alat listrik dinyatakan dalam daya P dan tegangan V.
     Jika alat listrik memiliki spesifikasi P1/V1 dipasang pada tegangan V2, daya yang
     dipakai

             P2 =         . P1


Anda telah menyelesaikan modul ini. Selanjutnya temuilah Guru Bina Anda untuk
mendapatkan test akhir modul yang harus Anda kerjakan.

Tetaplah bersemangat dan semoga berhasil.
56
TUGAS 1
                1.       A
                2.       E
                3.       C
                4.       A
                5.       C


    TUGAS 2
    1. D (muatan)

    2. C (I =        )
    3. C (lurus dengan tegangan)
    4. E (sebanding dengan hambatan)

    5. E (I =        )
    6. A (ampere meter)

    7. E   →   R = 150 ohm       I =   =         = 0,04 A
       V = 6 volt
       I = ….                    I = 40 mA (e)

→   8. E       V = 100 volt      I =       R=

       I   = 0,5 ampere           =
        R = ....              R = 200 ohm (e)
    9. C (luas penampang dan hambat jenisnya)
    10. E    l = 100 cm = 1 m
        A = 5 mm2 = 5 x 10–6 m2
        R = 100 ohm
        r = ….

       R = ρ.

       ρ   =                 =     = 500. 10–6     r = 5 x 10–4 Ω m (e)



    TUGAS 3
    1. C (dataran tinggi ke dataran rendah)

    2. B (positif)


                                                                          57
3. D (kecil)

4. C (setuju)

5. C (Hukum I Kirchhoff)

6. C (Hukum II Kirchhoff)

7. A (8 A) cara penyelesaiannya:
        Σ Imasuk = Σ Ikeluar (I5 pastilah kearah keluar dari titik A)
     I1 + I2 + I3 = I4 + I5
    10 + 5 + 5 = 12 + I5
               I5 = 20 – 12 = 8
               I5 = 8 A ……(a)

8. E (keluar) cara penyelesaiannya lihat no. 7 di atas!

9. B (6 V) cara penyelesaiannya:
   misal arah loop yaitu A-B-C-D-A sehingga:
   Σ ε + Σ IR = 0
   –12 – 2 + 4 + I (1 + 2 + 1 + 1) = 0
            10 + 5 I = 0
                   I =2A
   VDA = Σ ε + Σ IR ( VDA langsung)
       = + 4 + 2 (1)
   VDA = 6 volt … (b)

10. D (2 A dari A ke B)
    Untuk loop D-C-A-B-D didapat:
    Σ ε + Σ IR = 0
    –10 – 2 + I (1 + 7) + I3 (2) = 0
    –12 + 8 I1 + 2 I3 = 0

     di titik simpul A berlaku:
     I1 = I3 – I2 sehingga:
     –12 + 8 (I3 – I2) + 2 I3 = 0
     –12 – 8 I2 + 10 I3 = 0 …….1
     Untuk loop F-E-A-B-F didapat:
     Σ ε + Σ IR = 0
     –10 – 2 + I2 (1 + 7) + 2 I3 = 0
     –12 + 8 I2 + 2 I3 = 0 …….2




58
substitusi persaman 1 dan 2 didapat:
   –12 – 8 I2 + 10 I3 = 0
   –12 + 8 I2 + 2 I3 = 0
   –––––––––––––––– +
      –24 + 12 I3 = 0

                 P I3 =          = 2A
   I3 = 2 A arah dari A ke B ….. (d)



KEGIATAN 4
1. Diketahui :   R = 1000 Ω ;
                 r=2A;
                 t = 600 S

   Ditanya   :   W = ......

   Jawab     :   W = I2 R t = (2 A)2 (1000 S) (600 S)
                   = 2,4 x 106 J

2. Diketahui :   R = 25 Ω;
                 t = 600 S;
                 W = 6 x 104 J

   Ditanya   :   I =......

   Jawab     :   W = I2 R t

                 I2 =

                 I2 =
                 I2 = 4
                 I =2A

3. Diketahui :   R = 50 Ω; V = 12 V

   Ditanya   :   Daya P = .......

   Jawab     :   P = 2,88 Watt




                                                        59
4. Diketahui :     P = 100 Watt ;
                   V = 220 V

     Ditanya   :   R = ......


     Jawab     :   P=           →   R=          =      = 484 Ω


5. Diketahui :     P = 350 W ;
                   V = 220 V ;
                   t=4h

     Ditanya   :   energi dalam KWh, W = ........

     Jawab     :   W = P . t = (350) (4)
                   W = 1400 kWh
                   W = 1,4 kWh


6. Diketahui :     h = 100 m,            = 50 m3s–1
                   g = 10 ms–2 ,
                   P = 1000 kg m–3
                     = 8090 = 0,8

     Ditanya   :   daya listrik P = ?


     Jawab     :   P=           =h          =         gh
                   P = (0,8) (1000) (50) (10) (100)
                   P = 40 . 106 W
                   P = 40 MW

7. Diketahui :     P = 100 W,            V = 220 V,
                   t = 1200 s,            m = 5 liter
                   To = 30 0C,            c = 4200 J/kg 0C

     Ditanya   :   Suhu akhir, T = ........

     Jawab     :   P. t = m c ∆Τ

                   ∆Τ =             =               = 5,7 0C
                   Suhu akhir, T = T0 + ∆Τ
                   T = 3 0C + 5,7 0C
                   T = 35,7 0C

60
8. Diketahui :    L1 = 36 W/12 V
                      L2 = 24 W/12 V
                      L3 = 12 W/12 V
                      Tersusun paralel dihubungkan pada baterai 12 V

       Ditanya    :   Daya disipasi pada saluran ke lampu.

       Jawab      :   Karena tersusun paralel, maka lampu menyala normal
                      Daya total
                      P = P1 + P2 + P3
                      P = 36 W + 24 W + 12 W
                      P = 72 W

    9. Diketahui :    V = 220 V,
                      I = 12 A,
                      m = 800 kg
                      g = 10 m s2,
                      v = 9 m (mnt)–1 = 0,15 m s–1

       Ditanya    :   Efisiensi mesin,     = .....


       Jawab      :        =       =                     =      = 0,45
η
    10. Diketahui :   Bola lampu (P1 = 100 W, V1 = 200 V)
                      Dipasang pada tegangan V = 250 V

       Ditanya    :   Besar hambatan Rs agar lampu menyala normal

       Jawab      :   Arus yang mengalir

                      I=       =       = 0,5 A

                      Hambatan total RL =            =       = 400 Ω

       Hambatan total R =          =      = 500 Ω
                      Hambatan Rs = R – RL
                      Rs = 500 – 400
                      Rs = 100 Ω




                                                                           61
DAFTAR PUSTAKA
     Tim PDKBM Fisika II, Pustekkom Diknas, Jakarta: 2000.
     TIM Kegiatan Pembelajaran Fisika, Proyek alat-alat IPA dan PKG DIKNAS,
          Jakarta: 1997.
     Budikase, Nyoman Kertiasa, Fisika 2, Balai Pustaka, Jakarta: 1995.
     Muhadi, dkk, Konsep-Konsep Fisika 2, Salatiga: PT. Intan Pariwara, 1996.
     Drs. Kamajaya, Penuntun Belajar Fisika 2, Bandung: Ganeca Exact, 1996.
     Drs. Heru Asri Poerno, dkk., Fisika 2a, Jakarta:Yudhistira, 1997.
     Bob Foster, Fisika Terpadu 2a, Jakarta: Erlangga, 2000.
     Ir. Hasan Wiladi, S.Pd, M.Si, Fisika 2, Bandung: Grafindo, 1994.
     Marthen Kanginan, Fisika 2000 2B, Jakarta: Erlangga, 2000.
     Depdiknas, Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan
          Silabus dan Sistem Penilaian Pelajaran Fisika, 2003




62

More Related Content

Viewers also liked

Mr Handyman Services
Mr Handyman ServicesMr Handyman Services
Mr Handyman Services
Mr Handyman UK
 
Four elements of a viable ple
Four elements of a viable pleFour elements of a viable ple
Four elements of a viable pleSandyhelou
 
Become an Inbound Marketing Ninja in 3 Easy Steps
Become an Inbound Marketing Ninja in 3 Easy StepsBecome an Inbound Marketing Ninja in 3 Easy Steps
Become an Inbound Marketing Ninja in 3 Easy Steps
Amanda Iglesias
 
Social Media + Inbound
Social Media + InboundSocial Media + Inbound
Social Media + Inbound
Amanda Iglesias
 
How (not) to Piss off Your Customers: Fun with Customer Migrations
How (not) to Piss off Your Customers: Fun with Customer MigrationsHow (not) to Piss off Your Customers: Fun with Customer Migrations
How (not) to Piss off Your Customers: Fun with Customer Migrations
Amanda Iglesias
 
The Inbound Approach to Marketing Automation
The Inbound Approach to Marketing AutomationThe Inbound Approach to Marketing Automation
The Inbound Approach to Marketing Automation
Amanda Iglesias
 

Viewers also liked (6)

Mr Handyman Services
Mr Handyman ServicesMr Handyman Services
Mr Handyman Services
 
Four elements of a viable ple
Four elements of a viable pleFour elements of a viable ple
Four elements of a viable ple
 
Become an Inbound Marketing Ninja in 3 Easy Steps
Become an Inbound Marketing Ninja in 3 Easy StepsBecome an Inbound Marketing Ninja in 3 Easy Steps
Become an Inbound Marketing Ninja in 3 Easy Steps
 
Social Media + Inbound
Social Media + InboundSocial Media + Inbound
Social Media + Inbound
 
How (not) to Piss off Your Customers: Fun with Customer Migrations
How (not) to Piss off Your Customers: Fun with Customer MigrationsHow (not) to Piss off Your Customers: Fun with Customer Migrations
How (not) to Piss off Your Customers: Fun with Customer Migrations
 
The Inbound Approach to Marketing Automation
The Inbound Approach to Marketing AutomationThe Inbound Approach to Marketing Automation
The Inbound Approach to Marketing Automation
 

Similar to Listrik dinamis

RPP Listrik Dinamis.pdf
RPP Listrik Dinamis.pdfRPP Listrik Dinamis.pdf
RPP Listrik Dinamis.pdf
SMPDebyPermataSariSP
 
Konsep dasar-listrik-1
Konsep dasar-listrik-1Konsep dasar-listrik-1
Konsep dasar-listrik-1Aji Setiawan
 
CBR AAU.docx
CBR AAU.docxCBR AAU.docx
CBR AAU.docx
ELAZABETHMARBUN
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum OhmLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
yudhodanto
 
fdokumen.com_rangkaian-listrik-sederhana-56b7216203d7a.ppt
fdokumen.com_rangkaian-listrik-sederhana-56b7216203d7a.pptfdokumen.com_rangkaian-listrik-sederhana-56b7216203d7a.ppt
fdokumen.com_rangkaian-listrik-sederhana-56b7216203d7a.ppt
mohammadisnaini2
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Dandi Ardiansyah Putra
 
Silabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgsSilabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgs
Muhammad Hendra
 
Template Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docxTemplate Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docx
AliceKuhurima1
 
LCR METER
LCR METERLCR METER
LCR METER
Remboko Nazar
 
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.
Setyo Faithful
 
Step 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricityStep 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricitySlamet Setiyono
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaEko Supriyadi
 
Pendahuluan pbl
Pendahuluan pblPendahuluan pbl
Pendahuluan pbl
Ady Purnomo
 
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Mahdi Salam
 
Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa
eka noviana
 
Makalah mikrokontroller
Makalah mikrokontrollerMakalah mikrokontroller
Makalah mikrokontroller
Nur Wijianto
 
Modul cara menggunakan ohm meter
Modul   cara menggunakan ohm meterModul   cara menggunakan ohm meter
Modul cara menggunakan ohm meter
Arief Budianto R
 
Eldas
EldasEldas
Eldas
supri yono
 
Modul Elektro Dasar
Modul Elektro DasarModul Elektro Dasar
Modul Elektro Dasar
reza aditya
 

Similar to Listrik dinamis (20)

Listrik dinamis i
Listrik dinamis iListrik dinamis i
Listrik dinamis i
 
RPP Listrik Dinamis.pdf
RPP Listrik Dinamis.pdfRPP Listrik Dinamis.pdf
RPP Listrik Dinamis.pdf
 
Konsep dasar-listrik-1
Konsep dasar-listrik-1Konsep dasar-listrik-1
Konsep dasar-listrik-1
 
CBR AAU.docx
CBR AAU.docxCBR AAU.docx
CBR AAU.docx
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum OhmLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
 
fdokumen.com_rangkaian-listrik-sederhana-56b7216203d7a.ppt
fdokumen.com_rangkaian-listrik-sederhana-56b7216203d7a.pptfdokumen.com_rangkaian-listrik-sederhana-56b7216203d7a.ppt
fdokumen.com_rangkaian-listrik-sederhana-56b7216203d7a.ppt
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
 
Silabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgsSilabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgs
 
Template Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docxTemplate Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docx
 
LCR METER
LCR METERLCR METER
LCR METER
 
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.
 
Step 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricityStep 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricity
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronika
 
Pendahuluan pbl
Pendahuluan pblPendahuluan pbl
Pendahuluan pbl
 
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
 
Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa
 
Makalah mikrokontroller
Makalah mikrokontrollerMakalah mikrokontroller
Makalah mikrokontroller
 
Modul cara menggunakan ohm meter
Modul   cara menggunakan ohm meterModul   cara menggunakan ohm meter
Modul cara menggunakan ohm meter
 
Eldas
EldasEldas
Eldas
 
Modul Elektro Dasar
Modul Elektro DasarModul Elektro Dasar
Modul Elektro Dasar
 

Listrik dinamis

  • 1. LISTRIK DINAMIS I Mata Pelajaran : Fisika Kelas : II (Dua) Nomor Modul : Fis.X.13 Penulis : Dra. Nia Ainawati Haesin Direvisi oleh : Sukarman, S.Pd. Penyunting Materi : Drs. I Made Astra, M.Si. Penyunting Media : Dr. Nurdin Ibrahim, M.Pd.
  • 2. DAFTAR ISI IDENTITAS DAFTAR ISI PENDAHULUAN Kegiatan Belajar 1: HUKUM OHM ................................................................ 5 Petunjuk .......................................................................... 5 Uraian Materi .................................................................. 5 1. Kuat Arus Listrik ....................................................... 5 2. Beda Potensial atau Tegangan Listrik (V) ................. 7 3. Hubungan antara Tegangan Listrik (V) dan Kuat Arus Listrik (I) ........................................................... 7 4. Penerapan hukum OHM dalam Kehidupan sehari-hari ................................................................ 11 5. Hubungan antara hambatan kawat dengan jenis kawat dan ukuran kawat ........................................... 11 TUGAS KEGIATAN 1 ....................................................... 15 Kegiatan Belajar 2: RANGKAIAN KOMPONEN LISTRIK ............................. 19 Petunjuk .......................................................................... 19 Uraian Materi .................................................................. 19 1. Hambatan disusun seri ............................................ 19 2. Hambatan disusun paralel ....................................... 22 3. Gabungan Sumber Tegangan .................................. 25 TUGAS KEGIATAN 2 ....................................................... 28 Kegiatan Belajar 3: HUKUM KIRCHOFF ....................................................... 31 Petunjuk .......................................................................... 31 Uraian Materi .................................................................. 31 1. Hukum I Kirchoff ...................................................... 31 2. Hukum II Kirchoff ...................................................... 35 TUGAS KEGIATAN 3 ....................................................... 40 PENUTUP ........................................................................................................ 45 KUNCI KEGIATAN ........................................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51
  • 3. PENDAHULUAN Selamat Anda telah mencapai modul berjudul “Listrik Dinamis I”. Modul ini dibagi menjadi 4 kegiatan belajar, yaitu: • Kegiatan Belajar 1: menjelaskan tentang alat ukur listrik. • Kegiatan Belajar 2: menjelaskan tentang hukum Ohm. • Kegiatan Belajar 3: menjelaskan tentang hukum Kirchoff. • kegiatan Belajar 4: menjelaskan tentang energi dan daya listrik. Tujuan modul ini adalah agar Anda memahami listrik Dinamis, dengan indikator: 1. Membedakan jenis alat ukur listrik. 2. Menyebutkan fungsi alat ukur listrik. 3. Menjelaskan cara pengukuran kuat arus listrik. 4. Menjelaskan cara pengukuran tegangan listrik. 5. Menuliskan definisi kuat arus listrik dengan benar. 6. Menuliskan bunyi hukum Ohm dengan benar. 7. Menghitung kuat arus berdasarkan hukum Ohm bila data tersedia secukupnya. 8. Menentukan hambatan sebuah resistor melalui grafik V-I dengan tepat. 9. Menjelaskan hubungan antara hambatan, panjang dan luas penampang sebuah konduktor dengan benar. 10. Menentukan hambatan sebuah resistor bila diketahui hambatan jenis bahan konduktor itu dan data lainnya diketahui. 11. Menjelaskan hukum I Kirchoff dengan benar. 12. Menentukan kuat arus pada suatu titik percabangan bila data yang diperlukan tersedia. 13. Menentukan kuat arus pada salah satu resistor dari suatu rangkaian yang terdiri dari 3 resistor disusun seri paralel. 14. Menghitung kuat arus pada suatu rangkaian yang terdiri dari 3 resistor di susun seri paralel dan dihubungkan dengan baterai yang memiliki hambatan dalam tertentu bila data diperlukan tersedia. 15. Menentukan hambatan sebuah alat listrik yang spesifikasinya (Watt - Volt) diketahui. 16. Mengubah satuan energi dari Joule menjadi Kwh dari data yang diketahui. 17. Menentukan daya terpasang dari sebuah lampu yang dipasang pada sumber tegangan yang spesifikasinya diketahui bila data minimal yang dibutuhkan. Percobaan yang ada dalam modul ini dikerjakan di sekolah induk dengan bantuan Guru Bina dan dikerjakan secara berkelompok. Bagaimana Anda mempelajari modul ini? Untuk mudahnya ikuti petunjuk belajar berikut ini: • Baca uraian materi pada tiap-tiap kegiatan dengan baik. • Kerjakan semua latihan dan tugas-tugas yang terdapat pada modul.
  • 4. Gunakan alat-alat yang diperlukan dalam mempelajari modul ini, misalnya: baterai, bola lampu senter dan amperemeter. • Janganlah melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas/ latihan. • Catatlah bagian-bagian yang belum Anda pahami, kemudian diskusikan dengan teman Anda atau tanyakan kepada guru bina atau orang yang Anda anggap mampu. • Bila Anda belum menguasai 70% dari tiap kegiatan, maka ulangi kembali langkah- langkah di atas dengan seksama. Mudah-mudahan dengan mempelajari modul ini Anda mendapatkan tambahan wawasan materi pelajaran Fisika, dan jangan lupa Anda terus mengingat pelajaran modul ini, karena akan berhubungan dengan modul yang berikutnya. Modul ini hendakya dapat Anda selesaikan dalam waktu 1,5 jam termasuk Anda menyelesaikan latihan atau tugas-tugasnya. Selamat Belajar, semoga berhasil dan sukses untuk Anda.
  • 5. Kegiatan Belajar 1 ALAT UKUR LISTRIK Setelah mempelajari kegiatan ini, Anda diharapkan mempunyai kemampuan sesuai indikator dibawah ini: 1. membedakan jenis alat ukur listrik; 2. menyebutkan fungsi alat ukur listrik; 3. menjelaskan cara pengukuran kuat arus listrik; dan 4. menjelaskan cara pengukuran tegangan listrik. Saat Anda berbicara tentang listrik, tidak akan terlepas dari besaran- besaran yang ada pada listrik itu sendiri. Masih ingatkah Anda apa besaran itu? Pada modul pertama kelas X, Anda telah mengetahui bahwa besaran: sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan. Besaran yang ada pada listrik antara lain kuat arus disebut Ampermeter, sedangkan alat untuk mengukur tegangan atau beda potensial antara dua titik disebut Volt meter. Alat ukur yang akan kita pelajari pada kegiatan ini adalah alat ukur listrik digital. Alat ukur listrik analog mempunyai ketidaktelitian sekitar 3% sampai 4%. Alat inilah yang biasa tersedia di laboratorium-laboratorium IPA di sekolah. I. Ampermeter Ampermeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Bagian terpenting dari Ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus. Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah yang kecil. Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan pada galvanometer. Cara kerja galvanometer ini akan dibahas lebih lanjut pada saat Anda mempelajari medan magnetik di kelas XII jurusan IPA. Ampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel dengan resistor yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur ampermeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada ampermeter. 5
  • 6. Bagaimana cara menggunakan Ampermeter? Misalkan Anda akan mengukur kuat arus yang melewati rangkaian pada gambar 1. Misalkan R adalah lampu, maka: (a) (b) Gambar 1. a. gambar rangkaian sederhana dengan sumber arus dc. b. rangkaian sebenarnya Anda harus memasang secara seri ampermeter dengan lampu. Sehingga harus memutus salah satu ujung (lampu menjadi padam). Selanjutnya hubungkan kedua ujung dengan kabel pada ampermeter, seperti gambar 2. Gambar 2. Rangkaian cara menggunakan Ampermeter Gambar 3. Multimeter yang dapat digunakan sebagai Ampermeter 6
  • 7. Hati-hati saat Anda membaca skala yang digunakan, karena Anda harus memperhatikan batas ukur yang digunakan. Misalnya Anda menggunakan batas ukur 1A, pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 10. Ini berarti saat jarum ampermeter menunjuk angka 10 kuat arus yang mengalir hanya 1 A. Jika menunjukkan angka 5 berarti kuat arus yang mengalir 0,5 A. Secara umum hasil pengamatan pada pembacaan ampermeter dapat dituliskan: Skala yang ditunjuk jarum Ampermeter Hasil pengamatan = x Batas ukur Ampermeter Skala maksimal Bagaimana jika saat Anda mengukur kuat arus jarum menyimpang melewati batas ukur maksimal? Ini berarti kuat arus yang Anda ukur lebih besar dari batas ukur alat. Anda harus memperbesar batas ukur dengan menggeser batas ukur jika masih memungkinkan. Jika tidak Anda harus memasang hambatan shunt secara paralel pada Ampermeter seperti pada gambar 4 berikut ini. Gambar 4. Rangkaian hambatan Shunt (Rsh) Ampermeter untuk memperbesar batas ukurnya. Besar hambatan shunt yang dipasang pada Ampermeter tersebut adalah: 1 Rsh = (n − 1) RA dengan Rsh = Hambatan shunt satuannya Ω (dibaca Ohm) I n = I = Kelipatan batas ukur A I = Batas ukur sesudah dipasang hambatan shunt (A) IA = Batas ukur sebelum di pasang hambatan shunt (A) RA = Hambatan dalam Ampermeter ( Ω ) 7
  • 8. Untuk lebih memahami uraian di atas pelajari contoh soal berikut ini. 1. Berapa kuat arus yang mengalir pada rangkaian berikut ini? Diketahui: Skala maksimal = 10 Batas ukur = 5A Ditanya: Hasil pengamatan? Jawab: Hasil pengamatan = x5A = 2A 2. Suatu Ampermeter mempunyai hambatan dalam 4 Ω , hanya mampu mengukur sampai 5 M A. Ampermeter tersebut akan digunakan untuk mengukur arus listrik yang besarnya mencapai 10 A. Tentukan besar hambatan shunt yang harus dipasang secara paralel pada Ampermeter. Diketahui: I A = 5 m A = 5.10–3 A I = 10 A RA = 20 Ditanya: Rsh? 10 A Jawab: n = = 5 . 10 − 3 A = 2000 1 R sh = (n − 1) RA 1 = (2000 − 1 ) . 4 = 2 . 10–3 Ω B. Voltmeter Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik atau beda potensial antara 8
  • 9. dua titik. Voltmeter juga menggunakan galvanometer yang dihubungkan seri dengan resistor. Coba Anda bedakan dengan Ampermeter! Beda antara Voltmeter dengan Ampermeter adalah sebagai berikut: 1. Ampermeter merupakan galvanometer yang dirangkai dengan hambatan shunt secara seri, Voltmeter secara paralel. 2. Hambatan Shunt yang dipasang pada Ampermeter nilainya kecil sedangkan pada Voltmeter sangat besar. Bagaimana menggunakan Voltmeter? Menggunakan Voltmeter berbeda dengan menggunakan Ampermeter, dalam menggunakan Voltmeter harus dipasang paralel pada kedua ujung yang akan dicari beda tegangannya. Misalkan Anda kan mengukur beda tegangan antara ujung-ujung lampu pada gambar 5. Gambar 5. Rangkaian dengan sumber arus dc. Anda cukup mengatur batas ukur pada alat dan langsung hubungkan dua kabel dari voltmeter ke ujung-ujung lampu seperti pada gambar 6. Gambar 6. Mengukur tegangan. Skala yang ditunjukkan jarum pada Voltmeter Hasil pengamatan = x batas ukur 9
  • 10. Skala maksimal Seperti pada saat Anda menggunakan Ampermeter, jika jarum pada voltmeter melewati batas skala maksimal, berarti beda potensial yang Anda ukur lebih besar dari kemampuan alat ukur. Sehingga Anda harus memperbesar batas ukur. Caranya dengan memasang resistor (hambatan muka) secara seri pada voltmeter. Seperti gambar 7. Gambar 7. Rangkaian hambatan muka (Rm) pada Voltmeter untuk memperbesar batas ukurnya. Besar hambatan muka yang dipasang pada Voltmeter tersebut adalah: Rm = (n – 1) Rv dengan Rm = hambatan muka ( ) n= = kelipatan batas ukur Voltmeter Vv = batas ukur Voltmeter sebelum dipasang hambatan muka (Volt) V = batas ukur Voltmeter setelah dipasang hambatan muka (Volt) Rv = hambatan dalam Voltmeter ( Ω ) Contoh: Sebuah Voltmeter mempunyai hambatan dalam 3 k , dapat mengukur tegangan maksimal 5 Volt. Jika ingin memperbesar batas ukur Voltmeter menjadi 100 Volt, tentukan hambatan muka yang harus dipasang secara seri pada Voltmeter. Diketahui: Rv = 3 k Vv = 5 Volt V = 100 Volt Ditanya: Rm? Jawab: n = = 20 Rm = (n – 1) . Rv = (20 – 1) . 3 k Ω = 57 k 10
  • 11. Alat ukur yang Anda pelajari di atas adalah untuk arus searah (dc). Jika ingin digunakan pada arus bolak-balik harus disesuaikan dengan menambahkan diode. Tetapi Anda tidak akan mempelajarinya. Biasanya alat yang tersedia di sekolah- sekolah adalah Basic meter. Basic meter dapat berfungsi sebagai Ampermeter ataupun Voltmeter dengan menggeser colokan yang ada. Agar Anda terampil menggunakan Ampermeter atau Voltmeter Anda harus melakukan percobaan yang ada pada kegiatan 1 dan kegiatan 2 nanti. Apabila dalam melakukan percobaan Anda menemui kesulitan atau masalah alat, Anda lakukan percobaan di sekolah induk dan mintalah bantuan pada Guru bina. Percobaan 1. Pengukuran kuat arus listrik. Alat dan bahan yang diperlukan: 1. bola lampu senter 1 buah 2. amperemeter 3. 1 buah batu baterai 1,5 V 4. kabel penghubung kira-kira 30 cm Caranya: 1. Rangkaian alat seperti pada gambar di bawah ini. 2. Perhatikan oleh Anda, apakah lampu menyala? Dan apakah jarum amperemeter bergerak menyimpang. 3. Coba Anda lepaskan salah satu kabel penghubung pada lampu, apa yang Anda lihat? 4. Sambungkan lagi kabel yang Anda lepaskan dan perhatikan alat ukur kuat 11
  • 12. arus (amperemeter), apa yang terjadi? Untuk lebih memahami tentang penggunaan apermeter dan volt- meter, cobalah Anda kerjakan latihan berikut ini tanpa melihat kunci terlebih dahulu. 1. Tentukan hasil pengamatan yang ditunjukkan oleh amperemeter berikut ini! 2. Gambarkan rangkaian cara mengukur arus listrik dan beda potensial pada lampu (hambatan) secara bersamaan! KUNCI LATIHAN 30 1. Hasil pengamatan = 50 x 100 m A = 60 m A. 2. Bagaimana jawaban Anda? Tentu sudah betul bukan? Berarti Anda telah menguasai materi pokok kegiatan ! Untuk mengetahui sejauh mana 12
  • 13. pemahaman Anda tentang keseluruhan materi kegiatan I, di atas kerjakan Tugas I berikut! TUGAS 1 Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perhatikan gambar berikut! Berdasarkan gambar di atas pemasangan ampermeter yang benar ditunjukkan pada nomor: A. 1 dan 2 D. 1 saja B. 1 dan 3 E. 3 saja C. 2 dan 3 2. Nama alat ukur dan kegunaan yang ditunjukkan nomor 3 pada soal nomor 1 adalah .... A. Voltmeter, mengukur arus di R2 B. Ampermeter, mengukur arus di R3 C. Voltmeter, mengukur tegangan RI D. Ampermeter, mengukur arus total E. Voltmeter mengukur tegangan R2 maupun R3. 3. Hasil pengukuran yang ditunjukkan Voltmeter berikut adalah .... A. 50 Volt B. 40 Volt C. 30 Volt D. 10 Volt 13
  • 14. E. 6 Volt 4. Suatu Ampermeter mempunyai hambatan dalam 2 Ω , hanya mampu mengukur sampai 10 m A. Ampermeter tersebut akan digunakan untuk mengukur arus listrik yang mencapai 10 A. Maka besar hambatan shunt yang harus di pasang secara paralel pada amperemeter adalah .... A. 2 . 10–3 B. 2 . 10–2 C. 2 . 10–1 D. 2 E. 2 k Ω 5. Untuk memperbesar batas ukur Voltmeter harus dipasang .... A. hambatan shunt secara paralel B. hambatan shunt secara seri dan paralel C. hambatan muka secara seri D. hambatan muka secara paralel E. hambatan shunt dan hambatan muka. 14
  • 15. Kegiatan Belajar 2 HUKUM OHM Setelah mempelajari kegiatan ini, Anda diharapkan dapat memahami tentang hukum Ohm sesuai dengan indikator dibawah ini: 1. menuliskan definisi kuat arus listrik dengan benar; 2. menuliskan bunyi hukum Ohm dengan benar; 3. menghitung kuat arus listrik berdasarkan hukum Ohm bila tersedia data secukupnya; 4. menentukan hambatan sebuah resistor melalui grafik V – I dengan tepat; 5. menjelaskan hubungan antara panjang, hambatan dan luas penampang sebuah konduktor dengan benar; 6. menentukan hambatan sebuah resister bila diketahui hambatan jenis bahan itu dan data lainnya diketahui. 1. Kuat Arus Listrik Pernahkah Anda mendengar kata kuat arus listrik? Coba diingat! Di rumah Anda lampu menyala disebabkan oleh aliran listrik dalam rangkaian arus bolak-balik. Jika Anda menghubungkan lampu listrik kecil dan baterai dengan kabel, apa yang terjadi? Lampu akan menyala, yang disebabkan oleh aliran listrik dalam rangkaian arus searah. Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron. Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Gambar. 8 Segmen dari sebuah kawat penghantar berarus 15
  • 16. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I adalah: I : kuat arus listrik (coulomb/sekon = ampere, A) I= Q : muatan listrik (coulomb) t : waktu (sekon) Makin banyak jumlah muatan listrik yang bergerak, makin besar pula kuat arusnya. Dari pembahasan di atas, apakah Anda sudah mengerti? Bila belum, coba perhatikan contoh soal di bawah ini. Contoh soal: Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360 coulomb dalam waktu 1 menit, kita dapat menentukan kuat arus listrik yang melintasi kawat penghantar tersebut. Caranya seperti berikut: Diketahui: Q = 360 coulomb t = 1 menit = 60 sekon Maka kuat arus listrik ( I ) adalah …. Q I = t 360 = 60 I = 6 A. Jadi kuat arus listrik (I) itu adalah 6 A. Bagaimana, mudah bukan! Bila Anda sudah memahaminya, sekarang coba Anda selesaikan soal-soal berikut!. Ingat, latihan ini dikerjakan secara mandiri! 1. Apakah yang dimaksud dengan kuat arus listrik? 1 2. Sebutkan satuan kuat arus listrik! 3. Jumlah muatan yang mengalir melalui penampang kawat penghantar dengan kuat arus listrik 2 ampere selama 15 menit adalah …. KUNCI JAWABAN 1. Kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir di dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. 2. Ampere atau coulomb/sekon. 16
  • 17. 3. Diketahui : I = 2 Ampere t = 15 menit = 900 sekon Ditanyakan : Q = .... Q Jawaban : I = t Q = I.t = 2.900 = Q = 1.800 coulomb 2. Beda Potensial atau Tegangan Listrik (V) Setelah Anda mempelajari kuat arus listrik, selanjutnya kita akan mempelajari beda potensial atau tegangan listrik. Untuk mempelajari beda potensial atau tegangan listrik, coba kita perhatikan sebuah baterai; yang Anda pasti sudah tahu, pada baterai itu terdapat 2 (dua) kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif. Bila kutub positif dan kutub negatif kita hubungkan dengan kawat penghantar listrik, maka akan mengalir elektron dari kutub negatif melalui penghubung ke kutub positif. Para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron. Seandainya Anda ingin lebih jelas lagi, perhatikan gambar di bawah ini. Keterangan: 1. kutub positif (+) 2. kutub negatif (–) 3. arah arus listrik 4. arah gerak elektron Gambar 9. Perjanjian arah arus listrik Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif. Jadi arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah, sedangkan aliran elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi. Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit. 17
  • 18. 3. Hubungan antara Tegangan listrik (V) dan Kuat arus listrik (I) Setelah Anda mengetahui tentang kuat arus listrik (I) dan tegangan listrik (V), Anda akan bertanya apa hubungannya antara kedua besaran tersebut? Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal dari Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang berbunyi: Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap. Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R) dengan satuan ohm (Ω). Hambatan dalam rangkaian listrik diberi simbol: atau R R gambar sebenarnya adalah Maka persamaannya dapat ditulis: V R = atau V = I . R I Keterangan: R : hambatan listrik (ohm = Ω) V : beda potensial atau tegangan (volt = V) I : kuat arus listrik (ampere = A) Sebelum diberikan contoh soal, cobalah Anda pelajari lagi bahan pelajaran hubungan V dan I. Bila Anda telah paham, bacalah contoh soal berikut! Contoh Soal: Arus listrik 400 mA mengalir pada suatu penghantar. Jika beda potensial antara ujung kawat 40 V, carilah hambatan listrik kawat tersebut! Diketahui: I = 400 mA = 0,4 A V = 40 V Ditanyakan: R = …. V 40 Jawaban: R = = 0,4 I R = 100 Ω Sebelum Anda mengerjakan latihannya, Anda bisa melakukan percobaan ke-2 bersama teman-teman. Percobaan ini dilakukan di sekolah induk yang telah ditunjuk dan dibantu oleh Guru Bina. 18
  • 19. Percobaan-2: Hubungan Antara Tegangan (V) dan Kuat Arus (I) Alat dan bahan: - 3 buah baterai masing-masing 1,5 V - 3 buah lampu pijar kecil - kawat nikrom secukupnya - ampere meter Cara melakukan kegiatan: 1. Susunlah tiga macam rangkaian seperti pada gambar di bawah ini! 2. Catatlah hasil yang ditunjukkan ampere meter pada setiap percobaan (a), (b) dan (c). Jumlah Baterai Tegangan (V) Kuat Arus (I) Tegangan/kuat arus V/I (1) 1,5 ............. ............. (2) 3 ............. ............. (3) 4,5 ............. ............. 3. Buat grafik V – I 4. Buat kesimpulan, dan faktor yang mempengaruhi hasil percobaan. Selamat mencobanya! Apakah Anda sudah memahami bahasan di atas? Bila Anda telah memahaminya dengan baik, Anda bisa melanjutkan latihan-2 di bawah ini. Berarti Anda termasuk siswa yang cerdas. Tetapi bila Anda belum memahami, Anda harus mengulanginya lagi. Anda bukan siswa yang lemah (bodoh). Maaf ya! Ini untuk keberhasilan Anda di masa yang akan datang. Oke! 19
  • 20. Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang 2 singkat dan jelas! 1. Sebutkan alat ukur kuat arus! 2. Sebutkan alat ukur beda potensial/tegangan! 3. Apakah satuan dari tegangan? 4. Tuliskan lambang dari hambatan/tahanan! 5. Hitung kuat arus listrik yang mengalir melalui kawat penghantar, bila besarnya hambatan kawat 10 ohm. Dan ujung-ujungnya diberi tegangan sebesar 1,2 kV! Perlu diingat oleh Anda! Jangan melihat dulu kunci jawaban yang telah tersedia. KUNCI LATIHAN-2 1. Ampere meter 2. Voltmeter 3. volt 4. R= 5. Diketahui: R = 10 ohm V = 1,2 kV = 1.200 volt Ditanyakan: I = .… Jawaban: V = I.R V 1.200 I = = 10 R I = 100 Ampere 4. Penerapan hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari Coba Anda perhatikan bola lampu di rumah! Bila bola lampu diberi tegangan (V), apa yang terjadi? Yang terjadi adalah arus mengalir melalui filamen, sehingga bola lampu menyala. Tegangan yang diberikan pada suatu alat listrik seperti bola lampu harus disesuaikan dengan tegangan yang seharusnya diperuntukkan bagi alat tersebut. Jika lampu 220 V diberi tegangan 110 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus yang lebih kecil dari yang seharusnya sehingga lampu 220 V tersebut, menyala redup. Sebaliknya jika lampu 110 V diberi tegangan 220 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus yang terlalu besar dari yang seharusnya sehingga lampu 110 V filamennya terbakar. 20
  • 21. Jadi Anda harus memahami, bila Anda mempunyai sesuatu alat listrik harus dengan tegangan yang ada di rumah dan tegangan yang tercantum di alat listrik tersebut. Jelas! 5. Hubungan antara hambatan kawat dengan jenis kawat dan ukuran kawat Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik. Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat hubungan sebagai berikut: l R = ρA dengan ketentuan: R = hambatan ( Ω ) ρ = hambatan jenis penghantar ( Ω m) = panjang penghantar (m) l A = luas penampang penghantar (m2) untuk kawat berbentuk lingkaran A = Ω r2 r = jari-jari lingkaran kawat. 21
  • 22. Untuk mempermudah Anda mengenal berbagai macam jenis logam dan hambatan jenisnya, Anda perhatikan tabel di bawah ini! Tabel –1. Hambatan jenis beberapa zat. No Zat Hambatan jenis (ρ) pada 200 C (ohmmeter) 1. Penghantar • Perak 1,8 x 10–8 • Tembaga 1,7 x 10–8 • Alumunium 2,8 x 10–8 • Tungsten 5,6 x 10–8 • Nikel 6,8 x 10–8 • Besi 10,0 x 10–8 • Baja 18,0 x 10–8 • Mangan 44,0 x 10–8 • Karbon 3500 x 10–8 2. Semikonduktor • Germanium 0,5 • Karbon 3,5 x 10–5 • Doiksid tembaga 1 x 103 3. Isolator • Kaca 1010 – 1014 • Karet 1013 – 1016 Cobalah Anda ulangi sekali lagi tentang uraian materi hubungan antara hambatan dengan jenis dan ukuran kawat sebelum mempelajari contoh soalnya. Contoh soal: Seutas kawat besi panjangnya 20 meter dan luas penampangnya 1 mm2, mempunyai hambatan jenis 10-7 ohmmeter. Jika antara ujung-ujung kawat dipasang beda potensial 60 volt, tentukan kuat arus yang mengalir dalam kawat! Diketahui: l = 20 m A = 1 mm2 = 1 x 10–6 m2 V = 60 V ρ = 10–7 ohm-meter Ditanyakan: I = .… 22
  • 23. Jawaban: Langkah pertama, selidiki dahulu nilai hambatannya. R = ρ = 10–7 . 20 1 x 10 − 6 R = 2 ohm Berdasarkan hukum Ohm: V I = R 60 = 2 I = 30 A Bagaimana Anda sudah memahami uraian materi di atas? Mudah-mudahan Anda lebih mudah memahaminya, bila Anda memahami materi ini, Anda langsung kerjakan latihan-3. Bila belum memahami uraian materi ini, cobalah ulangi pembahasan materi tersebut. Jangan merasa bosan/jenuh untuk mengulangi pembahasan ini? 1. Seutas kawat yang panjangnya 50 cm, luas I A 3 penampangnya 2 mm2, ternyata hambatannya 100 ohm. Dengan demikian, hambatan jenis kawat tersebut sama dengan …. 2. Penggunaan kawat penghantar yang terlalu panjang dapat mengakibatkan …. KUNCI LATIHAN –3 1. Diketahui: l = 50 cm = 0,5 m A = 2 mm2 = 2 x 10–6 m2 R = 100Ω Ditanyakan: ρ = …. 23
  • 24. Jawaban: Anda harus menggunakan persamaan: I R = ρ A Ubah persamaan itu menjadi: R.A = ρ . l R.A ρ = (masukkan besaran-besarannya) 1 100.2 x 10 − 6 ρ = 0,5 = 400 x 10–6 ρ = 4 x 10–4 ohmmeter 2. Berkurangnya tegangan listrik Bagaimana jawaban Anda! Betul atau salah! Bila betul, Anda berarti sudah memahami dengan benar. Bila masih salah, ulangilah pemahaman Anda itu. Jangan bosan yaa…..! Sampai di sini, Anda mempelajari uraian materi di kegiatan-2. Tetapi, sebelum Anda melanjutkan uraian materi di kegiatan-3, Anda harus mengerjakan tugas kegiatan 2. Yang berguna untuk mengukur seberapa banyak materi yang Anda telah kuasai. 24
  • 25. TUGAS 2 Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! Anda harus ingat! Jangan dulu melihat kunci jawaban yang terletak di akhir modul. 1. Jumlah muatan yang mengalir melalui penampang penghantar setiap satuan waktu dinamakan .… A. hambatan B. kuat arus C. tegangan D. muatan E. kapasitor 2. Untuk mencari kuat arus digunakan persamaan …. A. I = Q . t t B. I = Q Q C. I = t Q2 D. I = t E. I = Q2 . t 3. Besarnya kuat arus listrik dalam suatu penghantar menurut hukum Ohm berbanding …. A. lurus dengan kwadrat tegangan B. terbalik dengan tegangan C. lurus dengan tegangan D. lurus dengan muatan E. terbalik dengan kuadrat 4. Hubungan antara besar kuat arus listrik dan besaran lainnya adalah sebagai berikut, kecuali …. A. sebanding dengan besar muatan B. berbanding terbalik dengan waktu C. berbanding lurus dengan beda potensial D. berbanding terbalik dengan hambatan E. sebanding dengan hambatan 25
  • 26. 5. Penulisan hukum Ohm dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan .... A. I = V2.R R B. I = V V C. I = R D. I = Q.t V E. I = R2 6. Alat ukur kuat arus listrik adalah …. A. ampere meter B. hidrometer C. voltmeter D. barometer E. ohmmeter 7. Jika sebuah hambatan 150 ohm dipasang pada beda potensial 6 volt. Maka kuat arus yang dihasilkan …. A. 1200 mA B. 900 mA C. 150 mA D. 80 mA E. 40 mA 8. Dari percobaan pengukuran hambatan suatu penghantar didapat grafik seperti di samping ini. Besar hambatan penghantar tersebut adalah .… A. 0,02 ohm B. 0,2 ohm C. 2 ohm D. 20 ohm E. 200 ohm 9. Besar hambatan suatu penghantar sebanding dengan …. A. luas penampangnya B. panjangnya C. luas penampang dan hambat jenisnya D. panjang dan hambat jenisnya E. luas penmpang, panjang dan jenisnya 26
  • 27. 10. Seutas kawat panjangnya 100 cm dan luas penampangnya 5 mm2, jika hambatan kawat tersebut 100 ohm, maka hambatan jenisnya adalah .... A. 1 x 10–4 ohmmeter B. 5 x 10–4 ohmmeter C. 5 x 10–5 ohmmeter D. 2 x 10–6 ohmmeter E. 2 x 10–5 ohmmeter Bila Anda telah menyelesaikan tugas kegiatan-2, cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terletak di belakang di akhir modul ini. Hitunglah sendiri jawaban Anda yang benar dengan menggunakan: jumlah jawaban benar Tingkat penguasaan = –––––––––––––––––– x 100 % jumlah soal Bila tingkat penguasaan Anda mencapai 70% atau lebih, Anda langsung mempelajari kegiatan yang berikutnya (kegiatan-3). Seandainya tingkat penguasaan Anda di bawah atau kurang dari 70%. Anda wajib mempelajari uraian materi ini sampai Anda memahami betul dan mencapai tingkat di atas 70%. Tetapi bila Anda masih belum memahaminya juga, Anda bertanya pada teman sejawat atau Guru Bina di sekolah induk. Yang harus Anda ingat, bahwa didalam belajar Anda tidak boleh malu bertanya dan mudah putus asa. Semoga berhasil. Setelah Anda mempelajari uraian materi tentang kuat arus dan hukum ohm, Anda lebih memahami lagi apabila Anda mencoba melaksanakan percobaan. Percobaan dilaksanakan di sekolah induk bersama teman-teman Anda dan dibimbing oleh Guru Bina dari sekolah induk yang ditunjuk. Selamat mencoba! 27
  • 28. 28
  • 29. Kegiatan Belajar 3 HUKUM KIRCHHOFF Setelah mempelajari kegiatan ini, Anda diharapkan dapat memahami uraian materi tentang hukum Kirchoff sesuai indikator-indikator di bawah ini: 1. menjelaskan bunyi hukum I Kirchhoff dengan benar; 2. menentukan kuat arus pada suatu titik percabangan bila data yang diperlukan tersedia; 3. menentukan kuat arus pada salah satu resistor dari suatu rangkaian yang terdiri dari 3 resistor disusun seri - paralel; dan 4. menghitung kuat arus pada suatu rangkaian yang terdiri dari 3 resistor disusun seri - paralel dan dihubungkan dengan baterai yang mempunyai hambatan dalam tertentu bila data yang diperlukan tersedia. 1. Hukum I Kirchhoff Bahasan ini merupakan kelanjutan materi pada modul kegiatan-1 dan 2 sebelumnya. Arus listrik yang telah Anda kenal bahkan pahami itu, bila mengalir bak ... aliran air yaitu dari dataran lebih tinggi ke dataran lebih rendah atau arus listrik itu merupakan aliran arus dari potensial tinggi disebut kutub positif melalui kabel (rangkaian luar) menuju potensial rendah disebut kutub negatif. Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar. Selanjutnya hubungan jumlah kuat arus listrik yang masuk ke titik percabangan/ simpul dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan akan diselidiki dengan percobaan pada lembar percobaan dan diharapkan Anda mencobanya. 29
  • 30. Dari percobaan akan didapatkan bahwa penunjukkan ampere meter A1 sama dengan penjumlahan penunjukkan A2 dan A3 (lihat gambar 10) Hal tersebut dikenal sebagai hukum I Kirchhoff yang berbunyi: Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut. Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum kekekalan muatan listrik seperti tampak dalam analogi pada gambar 3.2 berikut. Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai: Σ Imasuk = Σ Ikeluar Σ dibaca ‘sigma’ artinya jumlah Gambar 8. Skema diagram untuk Gambar 10. Rangkaian untuk Hukum I Kirchhoff menyelidiki kuat arus yang masuk dan keluar dari suatu titik simpul Bila Anda telah menyimak uraian di atas, dan telah memahaminya, silakan Anda coba selesaikan/kerjakan soal berikut. Bila Anda belum memahami dengan baik, silakan Anda ulangi lagi sampai Anda dapat memahaminya dengan baik. Contoh soal: Perhatikanlah titik simpul A dari suatu rangkaian listrik seperti tampak pada gambar! Kuat arus I1 = 10 A, I2 = 5 A arah menuju titik A. Kuat arus I3 = 8 A arah keluar dari titik A Berapakah besar dan arah kuat arus I4? 30
  • 31. Penyelesaian: menurut Hukum I Kirchhoff = Σ Imasuk = Σ Ikeluar Selanjutnya Σ Imasuk = I1 + I2 = 10 + 5 = 15 ampere. I3 = 8 A arahnya keluar dari titik A berarti I4 pastilah berarah keluar sehingga: Σ Ikeluar = I3 + I4 = 8 + I4 Akhirnya: Σ Imasuk = Σ Ikeluar I1 + I2 = I3 + I4 I5 = 8 + I4 I4 = 15 – 8 = 7 A I4 = 7 ampere arahnya keluar dari titik A Kerjakan soal latihan berikut ini! 1 1. Perhatikan rangkaian listrik di bawah ini, maka arah arus listrik dari rangkaian tersebut adalah …. 2. Sebutkan alat untuk mengukur kuat arus listrik itu! 3. Pada rangkaian listrik disusun bagaimanakah amperemeter itu? 4. Tulislah definisi hukum I Kirchhoff itu! 5. Ada lima buah percabangan berarus listrik, percabangan berarus listrik masuk yaitu I1 = 10 ampere, I2 = 5 ampere sedangkan percabangan berarus listrik keluar yaitu I3 = 5 ampere, I4 = 7 ampere sedangkan I5 harus ditentukan besar dan arahnya, tentukan I5 tersebut! 31
  • 32. KUNCI LATIHAN 1 1. Arah arus listrik pada rangkaian listrik yaitu arah arus keluar dari kutub positif melalui rangkaian luar menuju kutub negatif. 2. Amperemeter 3. Disusun secara seri 4. Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut. 5. Penyelesaian: Σ Imasuk = I1 + I2 = 10 + 5 = 15A I3 + I4 = 5 + 7 = 12A arahnya keluar dari titik B berarti I5 pastilah berarah keluar dari titik b sehingga: Σ Imasuk = I3 + I4 + I5 = 12 + I5 Akhirnya = Σ Imasuk = Σ Ikeluar I1 + I2 = I3 + I4 + I5 15 = 12 + I5 I5 = 15 – 12 = 3 A I5 = 3 ampere arahnya keluar dari titik B Percobaan 3 Menyelidiki Kuat Arus Listrik pada titik simpul • Alat dan bahan yang diperlukan: 1. bola lampu 3 buah masing-masing 1,5 V (L1, L2, L3) 2. amperemeter 3 buah (A1, A2, A3) 3. Baterai 1,5 volt 3 buah 4. Power supply DC untuk 1,5 volt, 3 volt dan 4,5 volt 5. kabel penghubung 6. saklar penghubung (S) • Cara pelaksanaan percobaan: 1. Rangkaian alat-alat seperti pada gambar di bawah ini: 2. Apakah semua lampu menyala? 32
  • 33. 3. Jika semua lampu menyala, bacalah angka yang ditunjukkan oleh alat A1, A2 dan A3. 4. Catatlah angka yang ditunjukkan oleh A2 dan A3 dengan titik P merupakan titik cabang rangkaian. 5. Tuliskan kesimpulan Anda dari hasil percobaan ini! 2. Hukum II Kirchhoff Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel. Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi: Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol. Dirumuskan: Σ ε + Σ IR = 0 Selanjutnya ada beberapa tahap yang diperkenalkan pada Anda melalui kegiatan 3 ini yaitu pertama rangkaian dengan satu loop (loop adalah rangkaian tertutup) serta selanjutnya rangkaian dengan dua loop atau lebih. Nah ... selanjutnya silahkan Anda simak yang berikut: Rangkaian dengan satu loop Pada gambar 12 berikut menunjukkan rangkaian sederhana dengan satu loop. Pada rangkaian tersebut, arus listrik yang mengalir adalah sama, yaitu I (karena pada rangkaian tertutup). Dalam menyelesaikan persoalan di dalam loop perhatikan hal-hal berikut ini! a. Kuat arus bertanda positif jika searah dengan loop dan bertanda negatif jika berlawanan dengan arah loop. 33
  • 34. b. GGL bertanda positif jika kutub positipnya lebih dulu di jumpai loop dan sebaliknya ggl negatif jika kutub negatif lebih dulu di jumpai loop. Misalkan kita ambil arah loop searah dengan arah I, yaitu a-b-c-d-a Gambar 12. Rangkaian dengan satu loop Kuat arus listrik I di atas dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum II Kirchhoff: Σ ε + Σ IR = 0 – ε1 + ε2 + I (r1 + r2 + R) = 0 Jika harga ε1, ε2, r1, r2 & R diketahui maka kita dapat menentukan harga I-nya! Rangkaian dengan dua loop atau lebih Rangkaian yang memiliki dua loop atau lebih disebut juga rangkaian majemuk. Langkah-langkah dalam menyelesaikan rangkaian majemuk ini adalah sebagai berikut: Gambar 13. Rangkaian dengan dua loop 34
  • 35. a. Gambarlah rangkaian listrik dari rangkaian majemuk tersebut! b. Tetapkan arah kuat arus untuk tiap cabang. c. Tulislah persamaan-persamaan arus untuk tiap titik cabang dengan menggunakan Hukum I Kirchhoff! d. Tetapkan loop beserta arahnya pada setiap rangkaian tertutup! e. Tuliskan persamaan-persamaan untuk setiap loop dengan menggunakan persaman Hukum II Kirchhoff! f. Hitunglah besaran-besaran yang ditanyakan dengan menggunakan persamaan huruf e di atas! Nah ... cukup pelikkah!… Tetapi Anda tidak usah berputus asa, karena berikut ini ada beberapa contoh soal yang akan memudahkan Anda memahami salah satu prinsip-prinsip dasar dalam Ilmu Kelistrikan ini, silahkan Anda menyimaknya!… Contoh Soal Mula-mula dengan rangkaian listrik yang terdiri dari satu loop! Perhatikanlah soal rangkaian tertutup yang terdiri dari satu loop pada gambar di bawah ini! ε = ggl baterai r = hambatan dalam baterai R = hambatan luar ε = 24 V r1 = 1 Ω R1 = 20 Ω ε = 12 V r2 = 1 Ω R2 = 15 Ω ε = 6V r3 = 0,5 Ω R3 = 12 Ω ε = 12 V r4 = 0,5 Ω R4 = 10 Ω Hitunglah: a. Kuat arus listrik (I) yang mengalir pada rangkaian di atas! b. Tegangan listrik antara titik B dengan D (VBD) 35
  • 36. Penyelesaian: → Perhatikanlah oleh Anda!…… yaitu arah loop, arah arus listrik (I) dan teliti akan harga-harga komponen listrik yang diketahui! a. Menurut Hukum II Kirchhoff, didalam rangkaian tertutup tersebut berlaku persamaan: Σ ε + Σ IR = 0 (arah loop dan arah arus listrik misalkan searah) maka: – ε1 – ε2 – ε3 + ε4 + I (r1 + R1 + r2 + R2 + r3 + R3 + r4 + R4) = 0 – 24 – 12 – 6 + 12 + I ( 1 + 20 + 1 + 15 + 0,5 + 12 + 0,5 + 10 ) = 0 – 30 + I ( 60 ) = 0 60 . I = 30 1 I= = = 0,5 A 2 Jadi, kuat arus listrik (I) yang mengalir yaitu 0,5 ampere. Kini kita telah mengetahui besar kuat arus listrik yang mengalir kawat rangkaian di atas! Selanjutnya kita akan tentukan besar tegangan listrik antara dua titik! b. Kita dapat menghitung besar tegangan antara A dan D (VBD) untuk lintasan yang menempuh B-A-D atau B-C-D. Untuk Jalan B-A-D { Perhatikan harga I negatif (–) } VBD = Σ ε + Σ I.R = + ε2 + ε1 – I (r2 + R1 + r1 + R4) = + 12 + 24 – 0,5 (1 + 20 + 1 + 10) = + 36 – 0,5 (32) = + 36 – 16 VBD = + 20 Volt Jalan lainnya untuk menentukan besar VBD (jalan kedua), yaitu: Untuk jalan B – C – D: VBD = Σ ε + Σ I.R {perhatikanlah harga I disini positip (+), Anda tahu mengapa?} = – ε3 + ε4 + I (R2 + r3 + R3 + r4) = – 6 + 12 + 0,5 (15 + 0,5 + 12 + 0,5) = + 6 + 0,5 (28) = + 6 + 14 VBD = + 20 Volt Jadi besar tegangan antara titik B dengan titik D yaitu VBD adalah + 20 volt, dengan cara yang serupa Anda dapat menentukan bahwa besar VDB = – 20 volt, silahkan mencoba. Kini Anda akan ditunjukkan contoh soal berikut untuk loop (rangkaian tertutup) dengan 2 (dua) loop disertai beberapa komponen listrik, silahkan Anda menyimaknya! 36
  • 37. Contoh soal: Perhatikanlah gambar rangkaian listrik berikut: Diketahui: ε1 = 10 volt ε2 = 10 volt R1 = 5 Ω R2 = 5 Ω R3 = 2 Ω r1 = 1 Ω r2 = 1 Ω Ditanyakan: a. Kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian (I1, I2, dan I3). b. Beda potensial antara A dan B (VAB). Penyelesaian: a. Berdasarkan Hukum I Kirchhoff, di titik simpul A: Σ Imasuk = Σ Ikeluar I1 + I2 = I3 atau I1 = I3 – I2 atau I2 = I3 – I1 ………(1) Berdasarkan Hukum II Kirchhoff untuk loop I atau loop C-A-B-D-C: Σ ε + Σ IR = 0 ε1 + ( r1 + R1) + I3.R3 = 0 –10 +I1 ( 1 + 5 ) + I3 . 2 = 0 –10 + 6 I1 + 2 I3 = 0 …………(persamaan 2) Berdasarkan hukum II kirchhoff untuk loop II atau loop F-E-A-B-F: Σ ε + Σ IR = 0 ε 2 + I2 (r2 + R2) + I3 . R3 = 0 – 10 + I2 ( 1 + 5 ) + I3.2 = 0 – 10 + 6 I2 + 2 . I3 = 0 ……….(persamaan –3) Selanjutnya subtitusikan (menyamakan dengan memasukkan nilai) persamaan (1) dan (2) sehingga persamaan (2) menjadi: – 10 + 6 I1 + 2 I3 = 0 ….. I1 = I3 – I2 – 10 + 6 ( I3 – I2 ) + 2 I3 = 0 – 10 + 6 I3 – 6 I2 + 2 I3 = 0 – 10 – 6 I2 + 8 I3 = 0 ………..(persamaan – 4) Selanjutnya eliminasikan (menghilangkan) persamaan 3 dan 4 sehingga: – persamaan (3) : – 10 + 6 I2 + 2 I3 = 0 – persamaan (4) : – 10 – 6 I2 + 8 I3 = 0 –––––––––––––––– + – 20 + 10 I3 = 0 10 I3 = 20 I3 = 2 Ampere. 37
  • 38. – Masukkan subtitusikan) I3 = 2 A ke persamaan (2), sehingga: – 10 + 6 I1 + 2 (2) = 0 …….. 6 I1 = 6 ……. I1 = 1 Ampere dan I2 = I3 – I1 = 2 – 1 = 1 Ampere. Jadi arus listrik pada cabang rangkaian B-D-C-A yaitu I1 = 1 A. Arus listrik pada cabang rangkaian B-F-E-A yaitu I2 = 1A. Arus listrik pada cabang rangkaian A-B yaitu I3 = 2 A. {Semua harga I1, I2 dan I3 bertanda positif (+), berarti arah pemisalan yang telah kita tentukan yaitu arah I sesuai}. b. Kita dapat menghitung besar beda potensial antara A dan B (VAB) untuk lintasan yang menempuh jalan A – B (langsung), jalan A-C-D-B dan jalan A- E-F-B (Nah!….. ada tiga cara menentukan VAB! ….) Untuk jalan A-B (langsung) VAB = Σ ε + Σ I.R = 0 + I3 (R3) = 0 + 2 (2) VAB = + 4 Volt Untuk Jalan A-C –D-B yaitu: VAB = Σ ε + Σ I.R = + ε1 – I1 (R1 + r1) = + 10 – 1 (5 + 1) = + 10 – 6 = + 4 Jadi VAB = + 4 Volt Untuk jalan A-E-F-B yaitu: VAB = Σ ε + Σ I.R = + ε2 – I2 (R2 + r2) = + 10 – 1 (5 + 1) = + 10 – 6 = + 4 VAB = + 4 volt Jadi besar beda potensial antara titik A dan B yaitu VAB = + 4 volt, dengan cara yang serupa Anda dapat menentukan bahwa besar BBA = - 4 volt?…… Silahkan Anda mencobanya!….. Sekarang Anda dapat mengerjakan tugas kegiatan-3 di bawah ini yaitu agar Anda dapat mengukur pemahaman materi kegiatan-3 ini dengan baik! 38
  • 39. TUGAS 3 Petunjuk: a. Pilihlah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat! b. Kunci jawaban pada akhir modul dilihat setelah Anda menjawab semua soal di bawah ini. 1. Arah arus dianalogikan dengan arah air yang mengalir dari: A. dataran rendah B. dataran tinggi C. dataran tinggi ke dataran rendah D. dataran rendah ke dataran tinggi E. dari dataran tinggi ke dataran rendah 2. Dataran tinggi dianalogikan dengan kutub baterai bermuatan .... A. negatif B. positif C. netral D. positif – negatif E. negatif - positif 3. Dalam alirannya, arus listrik jika mendapatkan hambatan yang besar maka besar arus listrik yang mengalir akan semakin … alirannya. A. berubah-ubah B. tertentu C. berkelok-kelok D. kecil E. besar 4. Pada percobaan menyelidiki kuat arus listrik pada titik simpul bila semakin banyak percabangannya maka arus listrik semakin banyak terbagi ke percabangan- percabangan tersebut, maka Anda …. A. ragu-ragu B. tidak setuju C. setuju D. harus dicoba lagi E. tidak dapat diketahui 39
  • 40. 5. Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut. Pernyataan ini dikenal dengan: A. Hukum Arus Listrik B. Hukum Ohm C. Hukum I Kirchhoff D. Hukum II Kirchhoff E. Hukum Jumlah Arus Listrik 6. Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan potensial (IR) sama dengan nol. Pernyataan ini dikenal dengan: A. Hukum Ohm B. Hukum I Kirchhoff C. Hukum II Kirchhoff D. Hukum Gaya Gerak Listrik E. Hukum Dasar Listrik 7. Bila I1 = 10 A, I2 = 5 A, I3 = 5A dan I4 = 12 A, maka I5 dapat ditentukan sebesar .... A. 8 A B. 2 A C. 1 A D. 32 A E. 12 A 8. Dari soal no. 7 di atas maka arah I5 yaitu ... dari titik A! A. keluar – masuk B. berputar C. diam-diam saja D. masuk E. keluar 9. Dari rangkaian disamping besar beda potensial antara titik D dan titik A (VDA) yaitu: A. – 6 V B. 6 V C. 4 V D. – 4 V E. 8 V 40
  • 41. 10.Dari data rangkaian di samping besar dan arah arus pada hambatan 2 Ω (kawat AB) yaitu: A. 8 A dari A ke B B. 6 A dari A ke B C. 4 A dari A ke B D. 2 A dari A ke B E. 1 A dari A ke B Bila Anda telah menyelesaikan tugas kegiatan-3 dengan baik, maka cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tentunya dan jangan tertukar atau salah alamat, akan lain jadinya! ….. Anda dapat menghitung akan jawaban yang Anda buat, yaitu: Jumlah Jawaban Benar Tingkat Penguasaan = ––––––––––––––––––– x 100 % Jumlah soal Bila tingkat penguasaan Anda mencapai 70% apalagi lebih, Anda dapat melanjutkan ke modul atau kegiatan berikutnya. Andaikan tingkat penguasaan Anda di bawah atau kurang dari 70% Anda diharapkan mempelajari kembali, terus-menerus sehingga mencapai tingkat penguasaan > dari 70%. Capailah, tingkat penguasan Anda setinggi bintang yang bertaburan di langit dan jangan pesimis, karena orang yang pesimis adalah orang yang gagal dalam menjalani hidupnya! 41
  • 42. 42
  • 43. Kegiatan Belajar 4 ENERGI DAN DAYA LISTRIK Setelah mempelajari uraian kegiatan ini, Anda diharapkan dapat memahami tentang energi dan daya listrik sesuai indikator-indikator di bawah ini: 1. mengubah satuan energi dari joule menjadi KWH dari data yang di ketahui; 2. menentukan hambatan sebuah alat listrik yang spesifikasinya (Watt, Volt) di ketahui; 3. menentukan daya terpasang dari sebuah lampu yang dipasang pada sumber tegangan bila data minimal yang dibutuhkan diketahui. Energi listrik Untuk memulai mempelajari energi listrik, coba Anda perhatikan gambar 14. Sebuah baterai dengan tegangan V, selama waktu t mengalirkan muatan elektron sebanyak q melalui hambatan R. Untuk itu baterai melakukan usaha W yang besarnya sama dengan perubahan energi potensial ∆Ep = V.q Gambar 14. Baterai membangkitkan energi pada hambatan R kita tuliskan: W = ∆E p = V . q karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus listrik dan t waktu, maka besar usaha yang dilakukan adalah: W=V.I.t karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah 43
  • 44. W = V . I . t = I2 . R . t = Dimana: W = energi listrik dalam Joule I = arus listrik dalam Ampere R = hambatan dalam Ohm V = beda potensial dalam Volt t = waktu dalam sekon (S) q = muatan (C) Contoh: Berdasarkan rangkaian di samping tentukan a. Energi listrik yang dibangkitkan oleh baterai selama 1 menit. b. Energi listrik yang berubah menjadi panas pada R = 4 Ω selama 1 menit. Diketahui: V = 12 V R2 = 4 Ω R2 = 2 Ω t = 1 menit = 60 sekon Ditanyakan: a. energi yang dibangkitkan baterai W = .... b. energi yang menjadi panas pada R1 = 4 Ω, W1 = .... Jawab: V2 (12)2 a. W = (R + R ) . t = 1 2 (4 + 2) . 60 W = 1440 Joule V 12 b. I = (R + R ) = 4 + 2 = 2 A 1 1 W1 = (I2) . R1 . T = (2)2 . (4) . (60) W1 = 960 Joule Daya Listrik Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar energi listrik (W) yang muncul tiap satuan waktu (t), kita tuliskan. P= → W=P.t dengan satuan P adalah Joule (S)1 atau watt. Jika nilai W pada persamaan (6 - 4) kita substitusikan pada persamaan (6-5), maka kita dapatkan nilai daya listrik P 44
  • 45. besarnya adalah: P = V . I = I2 . R = Contoh: Berdasarkan gambar di samping, coba Anda tentukan: a. Daya listrik yang dibangkitkan oleh baterai. b. Daya disipasi (daya yang berubah jadi panas) pada hambatan 11Ω Diketahui: = 6 V, r = 1 Ω, R = 11 Ω Ditanyakan: a. Daya yang di bangkitkan baterai, Pε = .... b. Daya pada hambatan 11Ω, Pr = .... ε ε 6 Jawab: a. I = = 1 + 11 = 0,5 A r +R P ε = (I)2 (r + R) = (0,5)2 (11) = 2,75 watt b. Pr = (I)2 (R) = (0,5)2 (11) = 2,75 watt Hubungan antara Joule dengan KWh. Penggunaan energi listrik di rumah tangga diukur dengan menggunakan satuan kilowatt jam atau kilowatt hour disingkat KWh dimana 1 KWh = 3,6 . 106 J Contoh: Jika kita mempunyai kulkas yang memiliki spesifikasi 200 watt/220 Volt, menyala satu hari penuh (24 jam) maka energi listrik yang terpakai selama sebulan (30 hari) dapat kita hitung. Bagaimana caranya? Diketahui: P = 200 watt = 0,2 kW t = 24 h x 30 = 720 h Ditanyakan: W dalam KWh 45
  • 46. Jawab: P= → W = P.t W = (0,2 kW) (720 h) W = 144 KWh Hubungan energi listrik dengan kalor Pernahkah Anda melihat teko listrik? yaitu suatu alat yang dipergunakan untuk memasak air. Teko listrik ini merupakan salah satu contoh alat yang merubah energi listrik menjadi kalor. Jika m massa air yang dipanaskan dan c kalor jenis air serta ∆T perubahan suhu: maka energi listrik sebesar W = P . t akan berubah menjadi kalor Q = m . c . ∆T (dalam hal ini kita Gambar 15. Teko Listrik mengabaikan kapasitas kalor teko). Hubungan antara W dan Q tersebut kita tuliskan: W=Q P.t = m.c.T V . I . t = m . c . ∆T Contoh: Sebuah teko listrik 400 watt/220 Volt digunakan untuk memanaskan 1 kg air yang kalor jenisnya 4200 J/kg 0C pada suhu 200 C. Berapakah suhu air setelah dipanaskan selama 2 menit? Diketahui: P = 400 W, V = 220 V t = 2 menit = 120 S m = 1 kg c = 4200 J/kg 0C To = 20 0C Ditanyakan: suhu akhir air, T = ....... Jawab: P . t = m . c . ∆T ∆T = ∆T = ∆T = 11,43 0C 46
  • 47. Suhu akhir T adalah: T = To + ∆T = 20 0C + 11, 43 0C T = 31,43 0C Daya listrik pada alat listrik rumah tangga Pada alat listrik rumah tangga umumnya tertulis spesifikasi daya dan tegangannya. Sebagai contoh pada lampu pijar tertulis 60 W/220 V, artinya lampu pijar tersebut akan memiliki daya 60 Watt jika terpasang pada tegangan 220 Volt, dikatakan lampu menyala normal, jika lampu pijar terpasang pada tegangan lebih kecil dari 220 Volt lampu akan meredup, sebaliknya jika lampu terpasang pada tegangan lebih besar dari 220 Volt, maka lampu akan menyala lebih terang. Tegangan 220 V pada alat listrik tersebut merupakan tegangan efektif. Pada bohlam 24 W/ 12 V, tegangan 12 V maksimum, karena sumbernya berasal dari arus DC. Daya sesungguhnya yang digunakan oleh suatu alat listrik memenuhi persamaan: P2 = . P1 di mana P1 = daya tertulis pada alat listrik P2 = daya sesungguhnya V1 = tegangan tertulis pada alat listrik V2 = tegangan uang terpakai Pemakaian daya listrik di rumah atau di kantor dibatasi oleh pemutus daya yang dipasang bersama dengan KWh meter. Pemutus daya tersebut memiliki spesifikasi arus tertentu: 2A, 4A. 6A, 10A, 15A. Pemutusan daya 2A digunakan untuk membatasi pemakaian 440 W, pemutusan daya 6A digunakan untuk membatasi pemakaian daya 220 x 6 = 1320 Volt dan seterusnya. Jika arus listrik melebihi ketentuan maka dengan adanya pemutusan daya secara otomatis akan menurunkan saklar. Untuk keamanan pada alat-alat listrik rumah tangga biasanya pada masing-masing alat dipasang sekering (fuse) seperti ditunjukkan gambar (16). Gambar 16. Sekering sebagai pengaman 47
  • 48. Pemasangan sekering pada alat listrik untuk mengantisipasi adanya arus yang tiba- tiba membesar yang memungkinkan alat listrik dapat rusak atau terbakar. Dengan adanya sekering, jika arus tiba-tiba membesar maka sekering akan putus dan alat listrik tidak rusak. Sekering di pasaran memiliki nilai tertentu yaitu: 3 A, 5 A, 13 A, 15 A. Bentuk sekering diberikan pada gambar (17). (a) (b) Gambar 17. a) Sekering tipe kawat b) Sekering tipe peluru Selanjutnya coba Anda perhatikan contoh-contoh berikut ini! Contoh: Lampu pijar memiliki spesifikasi 40 watt/220 Volt. Berapakah daya yang terpakai pada lampu jika dipasang pada tegangan 110 Volt? Diketahui: P1 = 40 W V1 = 220 V V2 = 110 V Ditanyakan: P2 Jawab: berdasarkan persamaan (6 - 8) P2 = . P1 = . (40) P2 = 10 watt 48
  • 49. Contoh: Sebuah pembersih vakum memiliki spesifikasi 440 W/220 V. Jika nilai sakering yang ada 3 A, 5 A, 13 A dan 15 A. Sakering mana yang harus dipilih? Diketahui: P = 440 W, V = 220 V Nilai sakering 3 A, 5 A, 13 A dan 15 A Ditanyakan: Sakering mana yang dipilih? Jawab: P = VI I = = I = 2A Sakering yang digunakan adalah 3 A Untuk menguji pemahaman Anda, coba Anda kerjakan 4 latihan berikut ini! Kerjakanlah terlebih dahulu jangan langsung melihat kunci jawabannya! 1. Beban 5 Ω ditimbangkan pada elemen 12 Volt yang memiliki hambatan dalam 1 Ω. Berapakah energi yang terserap pada beban 5 W selama 5 menit? 2. Lampu 6 Ω dihubungkan pada akumulator 12 Volt ternyata menyala nor- mal. Berapakah daya pada lampu tersebut? 3. TV berwarna 600 Watt/220 Volt tiap hari dinyalakan rata-rata selama 8 jam. Berapakah energi listrik yang terpakai oleh TV setiap hari? 4. Elemen pemanas 400 Watt/220 Volt digunakan untuk memasak air sebanyak 1 kg dari suhu 20 0C hingga mendidih pada suhu 100 0C. Jika kalor jenis air 4200 J/kg 0C, berapakah lama air akan mendidih? 5. Lampu pijar 100 Watt/250 Volt dipasang pada tegangan 200 Volt. Berapa arus yang mengalir pada lampu? 6. Sebuah TV berwarna 1000 W/220 V memerlukan sakering pengaman jika nilai sakering yang ada adalah 3 A, 5 A, 13 A, 15 A. Berapakah nilai sakering yang dipakai? 7. Pada gambar di samping A, B dan C adalah lampu yang identik 24 W/12 V. Berapakah daya yang terdisipasi pada seluruh lampu? 49
  • 50. KUNCI LATIHAN 4 1. Diketahui : ε = 12 V; r = 1Ω ; R = 5Ω ; t = 300 s Ditanya : energi W pada beban R Jawab : I = = =2A W = I2Rt = (2)2 (5) (300) W = 6000 Joule 2. Diketahui : V = 12 Volt R = 6Ω Ditanya : Daya P Jawab : P= = P = 24 Watt 3. Diketahui : P = 600 W; V = 220 V t =8h Ditanya : Energi W ..... Jawab : P= W=P.t W = (600 W) (8 h) W = 4800 Wh W = 4,8 kWh 4. Diketahui : P = 400 W ; V = 220 V m = 1 kg; c = 4200 J / kg 0C ∆T = 100 – 20 = 80 0C Ditanya : t= Jawab : P . t = m c ∆T t= t= = 840 S 50
  • 51. 5. Diketahui : P1 = 100 W ; V1 = 250 V ; V2 = 200 V. Ditanya : Arus I = ..... Jawab : P1 = → R= = = 625 Ω Besar arus I = = = 0,32 A 6. Diketahui : P = 1000 Q ; V = 220 V Nilai sekering : 3A, 5A, 13A, 15A Ditanya : Nilai sekering yang harus dipakai Jawab : I= = = 4,55 A Sekering yang dipakai adalah : 5 A 7. → 1000 220 Diketahui : Lampu A, B dan C sejenis 24 W/12 V Ditanya : Daya yang terdisipasi pada seluruh lampu (P) Jawab : Hambatan tiap lampu → R= = =6Ω Arus yang mengalir I= = = A Daya pada seluruh lampu P = I2 (3R) P= = (3 x 6) P = 8 Watt 51
  • 52. Anda telah menyelesaikan kegiatan 4 modul ini. Selanjutnya kerjakanlah tugas 4 berikut ini dengan benar. Untuk melihat kebenaran hasil kerja Anda, cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada pada akhir modul. Jika masih ada yang salah ulangi sekali lagi sehingga Anda betul-betul memahaminya. 52
  • 53. TUGAS 4 1. Sebuah kumparan memiliki hambatan 1000 Ω dialiri arus sebesar 2 A selama 10 menit. Berapakah energi yang dipakai pada komponen? 2. Sebuah alat listrik memiliki hambatan 25 Ω ketika dialiri arus selama 10 menit menyerap energi sebesar 60 kilo Joule. Berapakah besar arus yang mengalir? 3. Hambatan 50 Ω dihubungkan pada baterai 12 V. berapakah daya disipasi pada hambatan? 4. Sebuah lampu memiliki spesifikasi 100 W/220 V. Berapakah hambatan lampu tersebut? 5. Setrika listrik 350 Watt/220 Volt dipakai selama 4 jam. Berapa KWh energi listrik yang terpakai? 6. Air terjun sebuah bendungan tingginya 100 meter memiliki debit aliran 50 m3s–1. Air terjun digunakan untuk memutar generator. Jika percepatan gravitasi 10 ms–2 dan massa jenis air 100 kgm-3 serta 80 energi air terjun kembali menjadi energi listrik. Berapakah daya listrik yang dihasilkan? 7. Sebuah kumparan water heater 100 Watt/220 Volt memanaskan 5 liter air selama 20 menit dari suhu 30 0C, kalor jenis air 4200 J/kg 0C. Berapakah suhu akhir air? 8. Tiga buah lampu masing-masing 36 W/12V, 24W/12 V dan 12 W/12 V disusun paralel kemudian dihubungkan ke baterai 12 Volt. Berapakah daya disipasi pada seluruh lampu? 9. Sebuah mesin derek 220 V memerlukan arus 12 A untuk mengangkat beban 800 kg dengan kecepatan 9 m/menit. Tentukan efisiensi mesin jika g = 10 m s–2 10. Bola lampu 100 W/200 V akan dipasang pada tegangan 250 V. Agar lampu menyala normal, berapa hambatan yang harus diserikan dengan lampu? 53
  • 54. 54
  • 55. PENUTUP Selamat Anda telah selesai mempelajari materi Rangkaian Arus Searah dengan baik. Dengan selesainya Anda mempelajari modul ini, Anda dapat menjelaskan arus listrik, hukum Ohm dan rangkaian arus listrik, serta Anda dapat menghitung kuat arus pada suatu rangkaian listrik. Dan Anda dapat melakukan percobaan. Semoga Anda berhasil dalam mengikuti tes akhir modul. Kemudian Anda dapat melanjutkan belajar pada modul berikutnya, tapi sebelum itu bacalah rangkuman berikut ini! • Alat ukur kuat arus listrik adalah amperemeter. • Alat ukur tegangan/beda potensial adalah voltmeter. • Kuat arus adalah jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu, dirumuskan: I = I = kuat arus listrik (coulomb/sekon = ampere) Q = muatan listrik (coulomb) Q t = waktu (sekon) t • Arah arus listrik mengalir dari potensial tinggi (+) menuju ke potensial rendah (–). Arah arus elektron dari potensial rendah menuju ke potensial tinggi. • Besar kuat arus di dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial. Hal ini dikenal sebagai hukum ohm. V I = R • Hambatan suatu penghantar pada suhu tertentu ditentukan oleh panjang (l), hambatan jenis penghantar (r) dan luas penampang kawat penghantar (A), dirumuskan: 1 R = ρ A • Beberapa sumber tegangan searah yang dirangkai paralel tidak akan merubah besar tegangan total, namun hanya meningkatkan kemampuannya memasok arus. 55
  • 56. Bunyi hukum I Kirchhoff yaitu kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut. Persamaan Hukum I Kirchhoff yaitu: Σ Imasuk = Σ Ikeluar Σ dibaca ‘sigma’ artinya jumlah Imasuk = arus listrik masuk titik percabangan/simpul Ikeluar = arus listrik keluar titik percabangan/simpul • Bunyi Hukum II Kirchhoff yaitu di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol. Dirumuskan: Σε + ΣIR = 0 Σ ε = jumlah GGL atau sumber arus listrik (baterai) I = arus listrik R = hambatan listrik • Besar energi W yang terjadi pada hambatan R yang dialiri arus I selama t adalah: W = V I t = I2Rt = • Besar daya listrik P= = V I = I2R = • Satuan energin listrik dalam rumah tangga menggunakan satuan KWh (KiloWatt hour). 1 kWh = 3,6 x 106 J • Energi listrik W = P . t = mc ∆Τ pada proses pemanasan akan berubah menjadi kalor Q = mc ∆Τ ditulis: W = Q P t = mc ∆Τ V I t = mc ∆Τ • Spesifikasi alat listrik dinyatakan dalam daya P dan tegangan V. Jika alat listrik memiliki spesifikasi P1/V1 dipasang pada tegangan V2, daya yang dipakai P2 = . P1 Anda telah menyelesaikan modul ini. Selanjutnya temuilah Guru Bina Anda untuk mendapatkan test akhir modul yang harus Anda kerjakan. Tetaplah bersemangat dan semoga berhasil. 56
  • 57. TUGAS 1 1. A 2. E 3. C 4. A 5. C TUGAS 2 1. D (muatan) 2. C (I = ) 3. C (lurus dengan tegangan) 4. E (sebanding dengan hambatan) 5. E (I = ) 6. A (ampere meter) 7. E → R = 150 ohm I = = = 0,04 A V = 6 volt I = …. I = 40 mA (e) → 8. E V = 100 volt I = R= I = 0,5 ampere = R = .... R = 200 ohm (e) 9. C (luas penampang dan hambat jenisnya) 10. E l = 100 cm = 1 m A = 5 mm2 = 5 x 10–6 m2 R = 100 ohm r = …. R = ρ. ρ = = = 500. 10–6 r = 5 x 10–4 Ω m (e) TUGAS 3 1. C (dataran tinggi ke dataran rendah) 2. B (positif) 57
  • 58. 3. D (kecil) 4. C (setuju) 5. C (Hukum I Kirchhoff) 6. C (Hukum II Kirchhoff) 7. A (8 A) cara penyelesaiannya: Σ Imasuk = Σ Ikeluar (I5 pastilah kearah keluar dari titik A) I1 + I2 + I3 = I4 + I5 10 + 5 + 5 = 12 + I5 I5 = 20 – 12 = 8 I5 = 8 A ……(a) 8. E (keluar) cara penyelesaiannya lihat no. 7 di atas! 9. B (6 V) cara penyelesaiannya: misal arah loop yaitu A-B-C-D-A sehingga: Σ ε + Σ IR = 0 –12 – 2 + 4 + I (1 + 2 + 1 + 1) = 0 10 + 5 I = 0 I =2A VDA = Σ ε + Σ IR ( VDA langsung) = + 4 + 2 (1) VDA = 6 volt … (b) 10. D (2 A dari A ke B) Untuk loop D-C-A-B-D didapat: Σ ε + Σ IR = 0 –10 – 2 + I (1 + 7) + I3 (2) = 0 –12 + 8 I1 + 2 I3 = 0 di titik simpul A berlaku: I1 = I3 – I2 sehingga: –12 + 8 (I3 – I2) + 2 I3 = 0 –12 – 8 I2 + 10 I3 = 0 …….1 Untuk loop F-E-A-B-F didapat: Σ ε + Σ IR = 0 –10 – 2 + I2 (1 + 7) + 2 I3 = 0 –12 + 8 I2 + 2 I3 = 0 …….2 58
  • 59. substitusi persaman 1 dan 2 didapat: –12 – 8 I2 + 10 I3 = 0 –12 + 8 I2 + 2 I3 = 0 –––––––––––––––– + –24 + 12 I3 = 0 P I3 = = 2A I3 = 2 A arah dari A ke B ….. (d) KEGIATAN 4 1. Diketahui : R = 1000 Ω ; r=2A; t = 600 S Ditanya : W = ...... Jawab : W = I2 R t = (2 A)2 (1000 S) (600 S) = 2,4 x 106 J 2. Diketahui : R = 25 Ω; t = 600 S; W = 6 x 104 J Ditanya : I =...... Jawab : W = I2 R t I2 = I2 = I2 = 4 I =2A 3. Diketahui : R = 50 Ω; V = 12 V Ditanya : Daya P = ....... Jawab : P = 2,88 Watt 59
  • 60. 4. Diketahui : P = 100 Watt ; V = 220 V Ditanya : R = ...... Jawab : P= → R= = = 484 Ω 5. Diketahui : P = 350 W ; V = 220 V ; t=4h Ditanya : energi dalam KWh, W = ........ Jawab : W = P . t = (350) (4) W = 1400 kWh W = 1,4 kWh 6. Diketahui : h = 100 m, = 50 m3s–1 g = 10 ms–2 , P = 1000 kg m–3 = 8090 = 0,8 Ditanya : daya listrik P = ? Jawab : P= =h = gh P = (0,8) (1000) (50) (10) (100) P = 40 . 106 W P = 40 MW 7. Diketahui : P = 100 W, V = 220 V, t = 1200 s, m = 5 liter To = 30 0C, c = 4200 J/kg 0C Ditanya : Suhu akhir, T = ........ Jawab : P. t = m c ∆Τ ∆Τ = = = 5,7 0C Suhu akhir, T = T0 + ∆Τ T = 3 0C + 5,7 0C T = 35,7 0C 60
  • 61. 8. Diketahui : L1 = 36 W/12 V L2 = 24 W/12 V L3 = 12 W/12 V Tersusun paralel dihubungkan pada baterai 12 V Ditanya : Daya disipasi pada saluran ke lampu. Jawab : Karena tersusun paralel, maka lampu menyala normal Daya total P = P1 + P2 + P3 P = 36 W + 24 W + 12 W P = 72 W 9. Diketahui : V = 220 V, I = 12 A, m = 800 kg g = 10 m s2, v = 9 m (mnt)–1 = 0,15 m s–1 Ditanya : Efisiensi mesin, = ..... Jawab : = = = = 0,45 η 10. Diketahui : Bola lampu (P1 = 100 W, V1 = 200 V) Dipasang pada tegangan V = 250 V Ditanya : Besar hambatan Rs agar lampu menyala normal Jawab : Arus yang mengalir I= = = 0,5 A Hambatan total RL = = = 400 Ω Hambatan total R = = = 500 Ω Hambatan Rs = R – RL Rs = 500 – 400 Rs = 100 Ω 61
  • 62. DAFTAR PUSTAKA Tim PDKBM Fisika II, Pustekkom Diknas, Jakarta: 2000. TIM Kegiatan Pembelajaran Fisika, Proyek alat-alat IPA dan PKG DIKNAS, Jakarta: 1997. Budikase, Nyoman Kertiasa, Fisika 2, Balai Pustaka, Jakarta: 1995. Muhadi, dkk, Konsep-Konsep Fisika 2, Salatiga: PT. Intan Pariwara, 1996. Drs. Kamajaya, Penuntun Belajar Fisika 2, Bandung: Ganeca Exact, 1996. Drs. Heru Asri Poerno, dkk., Fisika 2a, Jakarta:Yudhistira, 1997. Bob Foster, Fisika Terpadu 2a, Jakarta: Erlangga, 2000. Ir. Hasan Wiladi, S.Pd, M.Si, Fisika 2, Bandung: Grafindo, 1994. Marthen Kanginan, Fisika 2000 2B, Jakarta: Erlangga, 2000. Depdiknas, Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Pelajaran Fisika, 2003 62