SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM 
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 
(APLIKASI COREL DRAW) 
DI SUSUN OLEH 
NAMA : WAHIDIN ZUHRI 
NIM : 03071181320014 
PRAKTIKUM 
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 
2014
HALAMAN PENGESAHAN 
PRAKTIKUM 
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 
2014 
PENYUSUN : 
NAMA : WAHIDIN ZUHRI 
NIM : 03071181320014 
HARI/JAM : Selasa/ 08.00 WIB 
INDRALAYA, 9 SEPTEMBER 2014 
PRAKTIKAN DISAHKAN OLEH 
WAHIDIN ZUHRI Harnani, S.T, M.T
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, 
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan 
pratikum System Informasi Geografis (SIG) ini dalam bentuk maupun isinya yang 
sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu 
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam membuat pemetaan 
kemiringan lereng. 
Harapan saya semoga laporan pratikum SIG ini membantu menambah pengetahuan 
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk 
maupun isi laporan pratikum SIG ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. 
Laporan partikum SIG ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman 
yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para 
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk 
kesempurnaan laporan ini. 
Indralaya, 9 September 2014 
Penulis
Bab 1 Pendahuluan 
1.1 Kompetensi 
Kompetensi pada mata acara Sistem Informasi Geografis adalah sebagai berikut 
1. Praktikan dapat memahami pengertian dan aplikasi SIG 
2. Praktikan dapat memahami dan menghitung kemiringan lereng pada peta 
topografi 
3. Praktikan dapat mengetahui dan menggunakan aplikasi Corel Draw 
1.2 Tujuan 
a. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang kemiringan lereng 
b. Mahasiswa mampu menghitung nilai miringnya lereng melalui titik kontur. 
c. Mahasiswa mampu menggunakan Corel Draw. 
1.3 Alat yang di gunakan 
 Kalkir A3 
 Alat Tulis 
 Peta Topografi
Bab II Tinjauan Pustaka 
2.1 Aplikasi SIG 
a. Pengelolaan Fasilitas : Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan 
untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan 
kabel bawah tanah, perencanaan fasilitas perawatan, pelayanan jaringan 
telekomunikasi. 
b. Sumber Daya Alam: studi kelayakan untuk tanaman pertanian, pengelolaan 
hutan, 
perencanaan tataguna lahan, analisis daerah bencana alam dan analisis dampak 
lingkungan. 
c. Lingkungan : pencemaran sungai, danau, laut, evaluasi pengendapan lumpur di 
sekitar sungai, danau atau laut, pemodelan pencemaran udara, dll. 
d. Perencanaan : pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota, relokasi 
industri, pasar, pemukiman, dll. 
e. Ekonomi dan bisnis : penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk bank, pasar 
swalayan, mesin ATM, show room, dll. 
f. Kependudukan : penyediaan informasi kependudukan, pemilihan umum, dll 
g. Transportasi: inventarisasi jaringan (seperti jalur angkutan umum), analisis 
rawan 
kemacetan dan kecelakaan, manajemen transit perencanaan rute, dll. 
h. Telekomunikasi : inventarisasi jaringan, perizinan lokasi-lokasi BTS beserta 
pemodelan spasialnya, sistem informasi pelanggan, perencanaan pemeliharaan 
dan 
analisis perluasan jaringan, dll. 
i. Militer : penyediaan data spasial untuk rute perjalanan logistic, peralatan 
perang, dll
2.2 Kemiringan Lereng 
Lereng adalah kenampakan permukan alam disebabkan adanya beda tinggi 
apabila beda tinggi dua tempat tesebut di bandingkan dengan jarak lurus 
mendatar sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan. 
Bentuk lereng bergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan 
pelapukan. Leeng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam dua 
bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif, dimana kedua bagian 
tersebut besar pengaruhnya terhadap penilaian suatu bahan kritis. Bila dimana 
suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan secara fisik, kimia dan biologi, 
sehingga akan membahayakan hidrologi produksi pertanian dan pemukiman. 
Salah satunya dengan menbuat 
Peta Kemiringan Lereng (Peta Kelas Lereng). Dengan pendekatan rumus 
“Went-Worth” yaitu pada peta topografi yang menjaadi dasar pembuatan peta 
kemiringan lereng dengan dibuat grid atau jaring-jaring berukuran 1 cm 
kemudian masing-masing bujur sangkar dibuat garis horizontal. 
Dengan mengetahui jumlah konturnya dan perbedaan tinggi kontur yang 
memotong garis horizontal tersebut, dapat ditentukan : 
kemiringan atau sudut lereng dengan menggunakan rumus 
B (%)=[((n-1)×Ik)/(J ×SP)]x100% 
Mencari Kontur Interval dengan menggunakan rumus 
Ik=1/2000×Ps 
Dalam mengukur kemiringan lereng dapat dilakukan dengan cara: Metode 
Blong (1972), Metode wentworth, Metode Lingkaran, Menggunakan Kompas 
Geologi. 
2.3 Aplikasi Corel Draw 
1. Menciptakan desain , yang mana ini adalah kegunaan Corel Draw yang paling 
banyak dimanfaatkan oleh penggunanya, terutama pembuatan desain dua 
dimensi karena kemudahannya dalam mengolah garis dan warna. 
2. Membuat desain pemetaan suatu daerah juga menjadi suatu kegunaan dari 
program Corel Draw. Media publikasi offline lainnya juga menggunakan Corel 
Draw sebagai alat untuk mendesain. Corel Draw memiliki banyak jenis font 
yang dapat memudahkan desainer untuk mengeksplorasi imajinasi desain 
dan tulisan yang akan dibuat.
3. Membuat cover ,dengan Corel Draw maka tugas desain akan menjadi mudah 
karena dapat memanfaatkan desain sampul dan teknik pewarnaan yang lebih 
sempurna oleh Corel Draw. Detail gambar pun akan terlihat lebih jelas. 
4. Pembuatan gambar ilustrasi juga dapat dilakukan dengan Corel Draw. 
Gambar yang dihasilkan lebih berkualitas, terutama ketika berhubungan 
dengan lengkungan, garis atau sudut. Ukuran yang diperoleh dijamin sangat 
akurat.
Bab III Pembahasan 
3.1 Geomorfologi Daerah Telitian ( Penjelasan Peta , Pembahasan ) 
Pada peta meja 10 menunjukkan geomorfologi daerah telitian yang 
diliputi oleh bentuk lahan asal denudasional dan fluvial. Bentuk lahan asal 
denudasionalnya antara lain satuan bentuk lahan perbukitan terkikis , gawir 
( lereng terjal/ curam ) , dan dataran nyaris terangkat .Perbukitan terkikis 
adalah bentuk lahan asal denudasional yang mempunyai morfologi berupa 
perbukitan yang telah mengalami pengikisan sehingga sebagian 
menghilang ,biasanya diakibatkan oleh erosi , pelapukan , mass wasting 
dan lain- lain. Sehingga menyebabkan sebagian morfologi menghilang dan 
transportasi ke bawah . Gawir ( lereng terjal/ curam ) merupakan bentuk 
lahan dicirikan dengan morfologi berupa lereng dengan kemiringan yang 
curam. Biasanya bentang lahan terbentuk akibat morfostruktur aktif berupa 
dinamik dan diakibatkan oleh erosi . Sedangkan materialnya lepas-lepas 
seperti pasir , abu vulkanik. Sehingga sangat rawan terjadi longsor 
dikarenakan litologi batuan tidak resisten. Selain itu, juga terdapat bentuk 
lahan dataran nyaris terangkat merupakan bentuk lahan asal denudasional 
yang dicirikan dengan morfologi hamper datar yang terletak pada daerah 
tinggi. Disebabkan oleh beberapa factor yaitu pengangkatan ( uplift ) dan 
dikarenakan tererosi sangat ekstrim sehingga manisfestasi menghilang . 
Umumnya mengandung material lepas-lepas. 
Selain itu , bentuk lahan asal fluvial terdapat pada meja 10 yaitu 
dataran banjir dan dataran alluvial. Bentuk lahan asal dataran banjir 
merupakan bentuk lahan yang dicirikan dengan morfologi berupa dataran 
atau dataran sedikit cekung , biasanya terbentuk dari hasil endapan sungai 
dan banyak mengandung material hasil pelapukan , sedimen .Selain itu 
juga merupakan daerah yang rawan banjir kaena merupakan tempat 
pasang surutnya banjir . Bentuk lahan dataran alluvial merupakan bentuk 
lahan yang dicirikan dengan morfologi dataran yang bermaterial kan hasil 
endapan dan pelapukan batuan sehingga daerah ini sangat baik untuk 
bercocok tanam . Litologi bentuk lahan ini kurang resisten.
3.2 Kemiringan lereng ( Penjelasan perhitungan , Peta dan Pembahasan ) 
Dalam menghitung kemiringan lereng , penulis mennggunakan metode 
wentworth dengan langkah – langkah sebagai berikut pada peta topografi 
yang menjadi dasar pembuatan peta lereng dibuat grid yang berukuran 1x1 
cm , kemudian masing-masing bujur sangkar dibuat garis sayatan yang 
memotong tegak lurus yang terpotong oleh sayatan tersebut , maka 
keiringan / sudut lereng dapat ditentukan dengan rumus: 
B = [(n-1)×Ik)/(J ×SP)]x100% 
Mencari Kontur Interval dengan menggunakan rumus: 
Ik= 1/2000× SP 
Pada peta meja 10 menunjukkan percentase kemiringan lereng datar – 
hampir datar ( 0 – 2 % ) sebesar 19,4 % , landai ( 3 -7 ) sebesar 24,2 %, 
miring ( 8 – 13 ) sebesar 24,2 % , agak curam ( 14 – 20 ) sebesar 21,2 % 
dan curam ( 21 – 55 ) sebesar 10, 7 % . Sedangkan untuk kemiringan yang 
sangat curam ( 56-140) dan tegak ( > 140 ) tidak ada pada daerah peta 
topografi ini.Sehingga , dapat diartikan bahwa pada peta topografi ini 
menunjukkan sebagian besar wilayah didominasi oleh kemiringan lereng 
yang landai dan miring. 
Berdasarkan kemiringan lereng dapat juga mengklasifikasikan satuan 
relief di peta topografi , seperti lereng dengan kemiringan ( 0-2 ) 
menunjukkan topografi sebuah dataran dengan beda tinggi relative sebesar 
< 5 meter. Dengan bervariasi topografi dan kemiringan lereng kita dapat 
memilah mana daerah – daerah yang mudah terjadi longsor dan mana 
topografi atau kelerengan yang baik untuk jalur pendakian yang dilewati . 
Sehingga dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada topografi itu atau 
dampak yang ditimbulkan dan menghindari efeknya sehingga keselamatan 
dapat terjaga.
Bab IV Kesimpulan 
1. Kemiringan lereng dapat di hitung dengan menggunkan beberapa metode 
salah satunya dengan metode wentworth. 
2. Kemiringan lereng dapat menentukan topografi relative suatu daerah dalam 
peta topo grafi. Seperti kemiringan Lerengan (3-7) menunjukan topografi 
bergelombang. 
3. Aplikasi SIG dapat di gunakan dalama berbagai aspek invenstasi SDA, 
Ekonomi, pemetaan, dan penataan Kota. 
4. Aplikasi Corel Draw digunakan dalam SIG dalam membuat grafis/pemetaan 
geeografi suatu wilayah. 
5. Mengetahui Tingkat kemiringan lereng sangat penting karena dapat 
mengetahui kondisi daerah itu, misalnya semakin tinggi kelerengan suatu 
wilayah maka kita akan sulit untuk melakukan pendakian dan rawan terjadi 
longsor di sebabkan pada daerah itu mempunyai material yang lepas dari 
proses pelapukan.
Daftar Pustaka 
Gustina.2011. kegunaan keunggulan dan kelemahancorel .http://gustina-yap. 
blogspot.com/2011/11/kegunaan-keunggulan-dan-kelemahan-corel.html. 
Diakses tanggal 6 September 2014. 
Aflatun Oke,2014. Sistem Informasi Geografis. http://www. slideshare.net/ 
okeaflatun/ sistem-informasi-geografis-38312005. Di akses pada tanggal 6 
September 2014. 
Yusuf kasma. 2012. Pengertian kountur dan kemiringan lereng http:// kasmatyusuf 
geo10 .blogspot.com/2012/11/pengertian-kontur-dan-kemiringan-lereng.html. Di 
akses pada tanggal 6 September 2014.
Daftar Isi 
Halaman Pengesahan 
Kata Pengantar 
Daftar Isi 
Bab I Pendahuluan 
1.1 Kompetensi 
1.2 Tujuan 
1.3 Alat yang Digunakan 
Bab II Tinjauan Pustaka 
2.1 Aplikasi SIG 
2.2 Kemiringan Lereng 
2.3 Aplikasi Corel Draw 
Bab III Pembahasan 
3.1 Geomorfologi Daerah Telitian (Penjelasan Peta, Pembahasan) 
3.2 Kemiringan Lereng (Penjelasan Perhitungan, peta, dan Pembahasan) 
Bab IV Kesimpulan 
Daftar Pustaka 
Lampiran
Tabel. Kemiringan lereng Peta Meja 10 
NO Kemiringan lereng ( % ) Notasi Jumlah Percentase (%) 
1 Datar - Hampir Datar( 0 – 2 % ) IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII I 
76 
19,4 % 
2 Landai ( 3 – 7 % ) IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII 
95 
24,2% 
3 Miring ( 8 – 13 % ) 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII 
95 
24,2 % 
4 Agak Curam ( 14 – 20 % ) IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
III 
83 
21,2 % 
5 Curam ( 21 – 55 % ) IIIII IIIII IIIII IIIII 
IIIII IIIII IIIII IIIII 
II 
42 
10,7 % 
6 Sangat Curam ( 56 – 140 % ) - - - 
7 Tegak ( > 140 % ) - - - 
Klasifikasi Van Zuidam , 1979

More Related Content

What's hot

Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Rega Surveyor
 
Bab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekunganBab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekungan
Nuzul Ashari
 
Sistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi PetaSistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi Peta
Laili Aidi
 
Skala waktu-geologi
Skala waktu-geologiSkala waktu-geologi
Skala waktu-geologi
Romie Hendrawan
 
Geologi Irian Jaya (Papua)
Geologi Irian Jaya (Papua)Geologi Irian Jaya (Papua)
Geologi Irian Jaya (Papua)
Swastika Nugraheni,S.Pd
 
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
Wildan Maulana
 
geologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakartageologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakartaIntan Hasanah
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetri
lia anggraini
 
Makala peta
Makala petaMakala peta
Makala peta
RudiniTakapi
 
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
Nur Hilaliyah
 
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSpatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Sally Indah N
 
Pengukuran sudut
Pengukuran sudutPengukuran sudut
Pengukuran sudut
olismisarko
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
oriza steva andra
 
08 Labelling dan Klasifikasi Menggunakan QGIS 2.4
08 Labelling dan Klasifikasi Menggunakan QGIS 2.408 Labelling dan Klasifikasi Menggunakan QGIS 2.4
08 Labelling dan Klasifikasi Menggunakan QGIS 2.4
OpenStreetMap Indonesia
 
Deformasi batuan
Deformasi batuanDeformasi batuan
Deformasi batuan
Google
 
Laporan peta geologi
Laporan peta geologiLaporan peta geologi
Laporan peta geologi4211410001
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Faisal Widodo Bancin
 
Praktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + softwarePraktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + software
Jihad Brahmantyo
 
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah BengkuluLaporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu'Oke Aflatun'
 

What's hot (20)

Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
 
Bab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekunganBab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekungan
 
Sistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi PetaSistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi Peta
 
Skala waktu-geologi
Skala waktu-geologiSkala waktu-geologi
Skala waktu-geologi
 
Geologi Irian Jaya (Papua)
Geologi Irian Jaya (Papua)Geologi Irian Jaya (Papua)
Geologi Irian Jaya (Papua)
 
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
 
geologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakartageologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakarta
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetri
 
Makala peta
Makala petaMakala peta
Makala peta
 
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
 
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSpatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
 
Pengukuran sudut
Pengukuran sudutPengukuran sudut
Pengukuran sudut
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
 
08 Labelling dan Klasifikasi Menggunakan QGIS 2.4
08 Labelling dan Klasifikasi Menggunakan QGIS 2.408 Labelling dan Klasifikasi Menggunakan QGIS 2.4
08 Labelling dan Klasifikasi Menggunakan QGIS 2.4
 
Deformasi batuan
Deformasi batuanDeformasi batuan
Deformasi batuan
 
Laporan peta geologi
Laporan peta geologiLaporan peta geologi
Laporan peta geologi
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
 
Praktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + softwarePraktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + software
 
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah BengkuluLaporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
 

Viewers also liked

deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
Wahidin Zuhri
 
153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidam153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidam
Stella Putri
 
Beginning Site Design
Beginning Site DesignBeginning Site Design
Beginning Site Design
jadkin32
 
Game sense
Game sense Game sense
Game sense
James Leedow
 
American woodmark
American woodmarkAmerican woodmark
American woodmark
Seema Mazhar
 
Gebeurtenis
GebeurtenisGebeurtenis
Gebeurtenis
Schacht Yordi Vdb
 
6552 sayılı kanunun SGK Yapılandırma sunumu 02 01 2014 (3)
6552 sayılı kanunun SGK Yapılandırma sunumu 02 01 2014 (3)6552 sayılı kanunun SGK Yapılandırma sunumu 02 01 2014 (3)
6552 sayılı kanunun SGK Yapılandırma sunumu 02 01 2014 (3)rmznyldz
 
Iz imhai
Iz imhaiIz imhai
Iz imhai
rmznyldz
 
Prim ödeme yükümlüğü takip ve tahsil
Prim ödeme yükümlüğü takip ve tahsilPrim ödeme yükümlüğü takip ve tahsil
Prim ödeme yükümlüğü takip ve tahsil
rmznyldz
 
Game Sense Approach
Game Sense ApproachGame Sense Approach
Game Sense Approach
Mariah-A
 
Işyeri işveren il müdürlüğü
Işyeri işveren il müdürlüğüIşyeri işveren il müdürlüğü
Işyeri işveren il müdürlüğü
rmznyldz
 
Al-Ándalus: Segundo de Bachiller, PAU
Al-Ándalus: Segundo de Bachiller, PAUAl-Ándalus: Segundo de Bachiller, PAU
Al-Ándalus: Segundo de Bachiller, PAU
Andrés Ruz Nieto
 
Prerromanos: Segundo de Bachiller, PAU
Prerromanos: Segundo de Bachiller, PAUPrerromanos: Segundo de Bachiller, PAU
Prerromanos: Segundo de Bachiller, PAU
Andrés Ruz Nieto
 

Viewers also liked (13)

deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidam153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidam
 
Beginning Site Design
Beginning Site DesignBeginning Site Design
Beginning Site Design
 
Game sense
Game sense Game sense
Game sense
 
American woodmark
American woodmarkAmerican woodmark
American woodmark
 
Gebeurtenis
GebeurtenisGebeurtenis
Gebeurtenis
 
6552 sayılı kanunun SGK Yapılandırma sunumu 02 01 2014 (3)
6552 sayılı kanunun SGK Yapılandırma sunumu 02 01 2014 (3)6552 sayılı kanunun SGK Yapılandırma sunumu 02 01 2014 (3)
6552 sayılı kanunun SGK Yapılandırma sunumu 02 01 2014 (3)
 
Iz imhai
Iz imhaiIz imhai
Iz imhai
 
Prim ödeme yükümlüğü takip ve tahsil
Prim ödeme yükümlüğü takip ve tahsilPrim ödeme yükümlüğü takip ve tahsil
Prim ödeme yükümlüğü takip ve tahsil
 
Game Sense Approach
Game Sense ApproachGame Sense Approach
Game Sense Approach
 
Işyeri işveren il müdürlüğü
Işyeri işveren il müdürlüğüIşyeri işveren il müdürlüğü
Işyeri işveren il müdürlüğü
 
Al-Ándalus: Segundo de Bachiller, PAU
Al-Ándalus: Segundo de Bachiller, PAUAl-Ándalus: Segundo de Bachiller, PAU
Al-Ándalus: Segundo de Bachiller, PAU
 
Prerromanos: Segundo de Bachiller, PAU
Prerromanos: Segundo de Bachiller, PAUPrerromanos: Segundo de Bachiller, PAU
Prerromanos: Segundo de Bachiller, PAU
 

Similar to Laporan sig wahidin

Laporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel drawLaporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel draw
'Oke Aflatun'
 
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
Andi Ilham
 
Laporan srtm oke
Laporan srtm okeLaporan srtm oke
Laporan srtm oke
'Oke Aflatun'
 
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuLaporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuNational Cheng Kung University
 
Pdf e-book modul pembuatan kontur dengan land desktop companion 2009 oleh Ran...
Pdf e-book modul pembuatan kontur dengan land desktop companion 2009 oleh Ran...Pdf e-book modul pembuatan kontur dengan land desktop companion 2009 oleh Ran...
Pdf e-book modul pembuatan kontur dengan land desktop companion 2009 oleh Ran...
didiek hermansyah
 
KEL 3 PENENTUAN TRASE_GEOMETRI JLN.pptx
KEL 3 PENENTUAN TRASE_GEOMETRI JLN.pptxKEL 3 PENENTUAN TRASE_GEOMETRI JLN.pptx
KEL 3 PENENTUAN TRASE_GEOMETRI JLN.pptx
MiraLestiraHariani1
 
survey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbingsurvey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbing
Rizqi Umi Rahmawati
 
kontur.docx
kontur.docxkontur.docx
kontur.docx
rezasholahudin
 
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docxKelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
AltaEiSultan
 
Erosi_dan_sedimentasi.pptx
Erosi_dan_sedimentasi.pptxErosi_dan_sedimentasi.pptx
Erosi_dan_sedimentasi.pptx
rudihartono963335
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Institut Teknologi Medan
 
jenis-jenis peta.ppt
jenis-jenis peta.pptjenis-jenis peta.ppt
jenis-jenis peta.ppt
YendiFatah
 
Teknik navigasi darat
Teknik navigasi daratTeknik navigasi darat
Teknik navigasi darat
arifbogor
 
Penerapan indraaja
Penerapan indraajaPenerapan indraaja
Penerapan indraajaKoko Harnoko
 
Makalah geomatika
Makalah geomatika Makalah geomatika
Makalah geomatika
bawon15505124020
 
21 peta
21 peta21 peta
21 peta
RudiniTakapi
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1Gian Adiwinata
 
Peta dan-penggunaanya
Peta dan-penggunaanyaPeta dan-penggunaanya
Peta dan-penggunaanyafikrul islamy
 

Similar to Laporan sig wahidin (20)

Laporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel drawLaporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel draw
 
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
 
Laporan srtm oke
Laporan srtm okeLaporan srtm oke
Laporan srtm oke
 
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuLaporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
 
Pdf e-book modul pembuatan kontur dengan land desktop companion 2009 oleh Ran...
Pdf e-book modul pembuatan kontur dengan land desktop companion 2009 oleh Ran...Pdf e-book modul pembuatan kontur dengan land desktop companion 2009 oleh Ran...
Pdf e-book modul pembuatan kontur dengan land desktop companion 2009 oleh Ran...
 
KEL 3 PENENTUAN TRASE_GEOMETRI JLN.pptx
KEL 3 PENENTUAN TRASE_GEOMETRI JLN.pptxKEL 3 PENENTUAN TRASE_GEOMETRI JLN.pptx
KEL 3 PENENTUAN TRASE_GEOMETRI JLN.pptx
 
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
 
survey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbingsurvey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbing
 
kontur.docx
kontur.docxkontur.docx
kontur.docx
 
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docxKelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
 
Makalah boas
Makalah boasMakalah boas
Makalah boas
 
Erosi_dan_sedimentasi.pptx
Erosi_dan_sedimentasi.pptxErosi_dan_sedimentasi.pptx
Erosi_dan_sedimentasi.pptx
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
 
jenis-jenis peta.ppt
jenis-jenis peta.pptjenis-jenis peta.ppt
jenis-jenis peta.ppt
 
Teknik navigasi darat
Teknik navigasi daratTeknik navigasi darat
Teknik navigasi darat
 
Penerapan indraaja
Penerapan indraajaPenerapan indraaja
Penerapan indraaja
 
Makalah geomatika
Makalah geomatika Makalah geomatika
Makalah geomatika
 
21 peta
21 peta21 peta
21 peta
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1
 
Peta dan-penggunaanya
Peta dan-penggunaanyaPeta dan-penggunaanya
Peta dan-penggunaanya
 

Recently uploaded

Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
NathanielIbram
 
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdfmateri Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
SopiOktapiani
 
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docxASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
rms1987mom3anak
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
FazaKhilwan1
 

Recently uploaded (7)

Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
 
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdfmateri Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
 
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docxASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
 

Laporan sig wahidin

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (APLIKASI COREL DRAW) DI SUSUN OLEH NAMA : WAHIDIN ZUHRI NIM : 03071181320014 PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014
  • 2. HALAMAN PENGESAHAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014 PENYUSUN : NAMA : WAHIDIN ZUHRI NIM : 03071181320014 HARI/JAM : Selasa/ 08.00 WIB INDRALAYA, 9 SEPTEMBER 2014 PRAKTIKAN DISAHKAN OLEH WAHIDIN ZUHRI Harnani, S.T, M.T
  • 3. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pratikum System Informasi Geografis (SIG) ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam membuat pemetaan kemiringan lereng. Harapan saya semoga laporan pratikum SIG ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan pratikum SIG ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Laporan partikum SIG ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Indralaya, 9 September 2014 Penulis
  • 4. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Kompetensi Kompetensi pada mata acara Sistem Informasi Geografis adalah sebagai berikut 1. Praktikan dapat memahami pengertian dan aplikasi SIG 2. Praktikan dapat memahami dan menghitung kemiringan lereng pada peta topografi 3. Praktikan dapat mengetahui dan menggunakan aplikasi Corel Draw 1.2 Tujuan a. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang kemiringan lereng b. Mahasiswa mampu menghitung nilai miringnya lereng melalui titik kontur. c. Mahasiswa mampu menggunakan Corel Draw. 1.3 Alat yang di gunakan  Kalkir A3  Alat Tulis  Peta Topografi
  • 5. Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Aplikasi SIG a. Pengelolaan Fasilitas : Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan fasilitas perawatan, pelayanan jaringan telekomunikasi. b. Sumber Daya Alam: studi kelayakan untuk tanaman pertanian, pengelolaan hutan, perencanaan tataguna lahan, analisis daerah bencana alam dan analisis dampak lingkungan. c. Lingkungan : pencemaran sungai, danau, laut, evaluasi pengendapan lumpur di sekitar sungai, danau atau laut, pemodelan pencemaran udara, dll. d. Perencanaan : pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota, relokasi industri, pasar, pemukiman, dll. e. Ekonomi dan bisnis : penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk bank, pasar swalayan, mesin ATM, show room, dll. f. Kependudukan : penyediaan informasi kependudukan, pemilihan umum, dll g. Transportasi: inventarisasi jaringan (seperti jalur angkutan umum), analisis rawan kemacetan dan kecelakaan, manajemen transit perencanaan rute, dll. h. Telekomunikasi : inventarisasi jaringan, perizinan lokasi-lokasi BTS beserta pemodelan spasialnya, sistem informasi pelanggan, perencanaan pemeliharaan dan analisis perluasan jaringan, dll. i. Militer : penyediaan data spasial untuk rute perjalanan logistic, peralatan perang, dll
  • 6. 2.2 Kemiringan Lereng Lereng adalah kenampakan permukan alam disebabkan adanya beda tinggi apabila beda tinggi dua tempat tesebut di bandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan. Bentuk lereng bergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan. Leeng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif, dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya terhadap penilaian suatu bahan kritis. Bila dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan secara fisik, kimia dan biologi, sehingga akan membahayakan hidrologi produksi pertanian dan pemukiman. Salah satunya dengan menbuat Peta Kemiringan Lereng (Peta Kelas Lereng). Dengan pendekatan rumus “Went-Worth” yaitu pada peta topografi yang menjaadi dasar pembuatan peta kemiringan lereng dengan dibuat grid atau jaring-jaring berukuran 1 cm kemudian masing-masing bujur sangkar dibuat garis horizontal. Dengan mengetahui jumlah konturnya dan perbedaan tinggi kontur yang memotong garis horizontal tersebut, dapat ditentukan : kemiringan atau sudut lereng dengan menggunakan rumus B (%)=[((n-1)×Ik)/(J ×SP)]x100% Mencari Kontur Interval dengan menggunakan rumus Ik=1/2000×Ps Dalam mengukur kemiringan lereng dapat dilakukan dengan cara: Metode Blong (1972), Metode wentworth, Metode Lingkaran, Menggunakan Kompas Geologi. 2.3 Aplikasi Corel Draw 1. Menciptakan desain , yang mana ini adalah kegunaan Corel Draw yang paling banyak dimanfaatkan oleh penggunanya, terutama pembuatan desain dua dimensi karena kemudahannya dalam mengolah garis dan warna. 2. Membuat desain pemetaan suatu daerah juga menjadi suatu kegunaan dari program Corel Draw. Media publikasi offline lainnya juga menggunakan Corel Draw sebagai alat untuk mendesain. Corel Draw memiliki banyak jenis font yang dapat memudahkan desainer untuk mengeksplorasi imajinasi desain dan tulisan yang akan dibuat.
  • 7. 3. Membuat cover ,dengan Corel Draw maka tugas desain akan menjadi mudah karena dapat memanfaatkan desain sampul dan teknik pewarnaan yang lebih sempurna oleh Corel Draw. Detail gambar pun akan terlihat lebih jelas. 4. Pembuatan gambar ilustrasi juga dapat dilakukan dengan Corel Draw. Gambar yang dihasilkan lebih berkualitas, terutama ketika berhubungan dengan lengkungan, garis atau sudut. Ukuran yang diperoleh dijamin sangat akurat.
  • 8. Bab III Pembahasan 3.1 Geomorfologi Daerah Telitian ( Penjelasan Peta , Pembahasan ) Pada peta meja 10 menunjukkan geomorfologi daerah telitian yang diliputi oleh bentuk lahan asal denudasional dan fluvial. Bentuk lahan asal denudasionalnya antara lain satuan bentuk lahan perbukitan terkikis , gawir ( lereng terjal/ curam ) , dan dataran nyaris terangkat .Perbukitan terkikis adalah bentuk lahan asal denudasional yang mempunyai morfologi berupa perbukitan yang telah mengalami pengikisan sehingga sebagian menghilang ,biasanya diakibatkan oleh erosi , pelapukan , mass wasting dan lain- lain. Sehingga menyebabkan sebagian morfologi menghilang dan transportasi ke bawah . Gawir ( lereng terjal/ curam ) merupakan bentuk lahan dicirikan dengan morfologi berupa lereng dengan kemiringan yang curam. Biasanya bentang lahan terbentuk akibat morfostruktur aktif berupa dinamik dan diakibatkan oleh erosi . Sedangkan materialnya lepas-lepas seperti pasir , abu vulkanik. Sehingga sangat rawan terjadi longsor dikarenakan litologi batuan tidak resisten. Selain itu, juga terdapat bentuk lahan dataran nyaris terangkat merupakan bentuk lahan asal denudasional yang dicirikan dengan morfologi hamper datar yang terletak pada daerah tinggi. Disebabkan oleh beberapa factor yaitu pengangkatan ( uplift ) dan dikarenakan tererosi sangat ekstrim sehingga manisfestasi menghilang . Umumnya mengandung material lepas-lepas. Selain itu , bentuk lahan asal fluvial terdapat pada meja 10 yaitu dataran banjir dan dataran alluvial. Bentuk lahan asal dataran banjir merupakan bentuk lahan yang dicirikan dengan morfologi berupa dataran atau dataran sedikit cekung , biasanya terbentuk dari hasil endapan sungai dan banyak mengandung material hasil pelapukan , sedimen .Selain itu juga merupakan daerah yang rawan banjir kaena merupakan tempat pasang surutnya banjir . Bentuk lahan dataran alluvial merupakan bentuk lahan yang dicirikan dengan morfologi dataran yang bermaterial kan hasil endapan dan pelapukan batuan sehingga daerah ini sangat baik untuk bercocok tanam . Litologi bentuk lahan ini kurang resisten.
  • 9. 3.2 Kemiringan lereng ( Penjelasan perhitungan , Peta dan Pembahasan ) Dalam menghitung kemiringan lereng , penulis mennggunakan metode wentworth dengan langkah – langkah sebagai berikut pada peta topografi yang menjadi dasar pembuatan peta lereng dibuat grid yang berukuran 1x1 cm , kemudian masing-masing bujur sangkar dibuat garis sayatan yang memotong tegak lurus yang terpotong oleh sayatan tersebut , maka keiringan / sudut lereng dapat ditentukan dengan rumus: B = [(n-1)×Ik)/(J ×SP)]x100% Mencari Kontur Interval dengan menggunakan rumus: Ik= 1/2000× SP Pada peta meja 10 menunjukkan percentase kemiringan lereng datar – hampir datar ( 0 – 2 % ) sebesar 19,4 % , landai ( 3 -7 ) sebesar 24,2 %, miring ( 8 – 13 ) sebesar 24,2 % , agak curam ( 14 – 20 ) sebesar 21,2 % dan curam ( 21 – 55 ) sebesar 10, 7 % . Sedangkan untuk kemiringan yang sangat curam ( 56-140) dan tegak ( > 140 ) tidak ada pada daerah peta topografi ini.Sehingga , dapat diartikan bahwa pada peta topografi ini menunjukkan sebagian besar wilayah didominasi oleh kemiringan lereng yang landai dan miring. Berdasarkan kemiringan lereng dapat juga mengklasifikasikan satuan relief di peta topografi , seperti lereng dengan kemiringan ( 0-2 ) menunjukkan topografi sebuah dataran dengan beda tinggi relative sebesar < 5 meter. Dengan bervariasi topografi dan kemiringan lereng kita dapat memilah mana daerah – daerah yang mudah terjadi longsor dan mana topografi atau kelerengan yang baik untuk jalur pendakian yang dilewati . Sehingga dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada topografi itu atau dampak yang ditimbulkan dan menghindari efeknya sehingga keselamatan dapat terjaga.
  • 10. Bab IV Kesimpulan 1. Kemiringan lereng dapat di hitung dengan menggunkan beberapa metode salah satunya dengan metode wentworth. 2. Kemiringan lereng dapat menentukan topografi relative suatu daerah dalam peta topo grafi. Seperti kemiringan Lerengan (3-7) menunjukan topografi bergelombang. 3. Aplikasi SIG dapat di gunakan dalama berbagai aspek invenstasi SDA, Ekonomi, pemetaan, dan penataan Kota. 4. Aplikasi Corel Draw digunakan dalam SIG dalam membuat grafis/pemetaan geeografi suatu wilayah. 5. Mengetahui Tingkat kemiringan lereng sangat penting karena dapat mengetahui kondisi daerah itu, misalnya semakin tinggi kelerengan suatu wilayah maka kita akan sulit untuk melakukan pendakian dan rawan terjadi longsor di sebabkan pada daerah itu mempunyai material yang lepas dari proses pelapukan.
  • 11. Daftar Pustaka Gustina.2011. kegunaan keunggulan dan kelemahancorel .http://gustina-yap. blogspot.com/2011/11/kegunaan-keunggulan-dan-kelemahan-corel.html. Diakses tanggal 6 September 2014. Aflatun Oke,2014. Sistem Informasi Geografis. http://www. slideshare.net/ okeaflatun/ sistem-informasi-geografis-38312005. Di akses pada tanggal 6 September 2014. Yusuf kasma. 2012. Pengertian kountur dan kemiringan lereng http:// kasmatyusuf geo10 .blogspot.com/2012/11/pengertian-kontur-dan-kemiringan-lereng.html. Di akses pada tanggal 6 September 2014.
  • 12. Daftar Isi Halaman Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan 1.1 Kompetensi 1.2 Tujuan 1.3 Alat yang Digunakan Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Aplikasi SIG 2.2 Kemiringan Lereng 2.3 Aplikasi Corel Draw Bab III Pembahasan 3.1 Geomorfologi Daerah Telitian (Penjelasan Peta, Pembahasan) 3.2 Kemiringan Lereng (Penjelasan Perhitungan, peta, dan Pembahasan) Bab IV Kesimpulan Daftar Pustaka Lampiran
  • 13. Tabel. Kemiringan lereng Peta Meja 10 NO Kemiringan lereng ( % ) Notasi Jumlah Percentase (%) 1 Datar - Hampir Datar( 0 – 2 % ) IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I 76 19,4 % 2 Landai ( 3 – 7 % ) IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 95 24,2% 3 Miring ( 8 – 13 % ) IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 95 24,2 % 4 Agak Curam ( 14 – 20 % ) IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III 83 21,2 % 5 Curam ( 21 – 55 % ) IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II 42 10,7 % 6 Sangat Curam ( 56 – 140 % ) - - - 7 Tegak ( > 140 % ) - - - Klasifikasi Van Zuidam , 1979