Lambang daerah tersebut menggambarkan ciri khas geografis, sejarah, budaya, dan semangat perjuangan wilayahnya. Unsur-unsur pada lambang meliputi simbol-simbol alam seperti gunung api dan sungai, ikon budaya seperti tugu dan keris, serta angka-angka yang merepresentasikan semangat proklamasi kemerdekaan. Lambang ini dimaksudkan untuk melestarikan identitas daerah serta semangat persatuan dan kemakmuran rakyat
1. LAMBANG DAERAH
1. Lumajang
Bentuk perisai pada lambang
melukiskan sikap jiwa yang tahan uji,
tabah dan penuh ketetapan hati
sebagai dasar dari tiap perbuatan
manusia. Warna hijau mencerminkan
rasa kedamaian, persahabatan dan
toleransi, sekaligus menggambarkan
kesuburan daerah Kabupaten Lumajang.
Bingkai merah putih langsung
mengungkapkan hubungan rasa
kebangsaan sebagai suatu kesatuan
dalam lingkungan Negara Republik
Indonesia.
Paduan yang terlukis dibagian tengah
menggambarkan tugu Nasional Kota
Lumajang yang menunjukkan
kekhususan monumental daerah dengan
menandai pada Lumajang sebagai ibu
kota Kabupaten.
Melatarbelakagi tugu tersebut adalah
unsur-unsur geografis daerah
Lumajang dengan gunung apinya yang
terkenal : Semeru sebagai gunung
paling tinggi di Pulau Jawa. Dalam mitos
pewayangan dikenal sebagai Mahameru,
tempat dewa-dewa bersemayam. Suatu
tempat tertinggi dimana garis-garis
kebijaksanaan dalam mengatur
perikehidupan bersama-sama
ditetapkan.
Sedangkan petak-petak sawah
melukiskan salah satu unsur terpenting
dan yang terutama didaerah Lumajang,
ialah unsur agraris. Pertanian didaerah
Lumajang, yang utama adalah padi, yang
kedua merupakan usaha yang vital dan
potensial adalah tembakau, pada
lambang dilukiskan sebagai rangkaian
daun-daun tembakau yang melingkar ke
kiri dan ke kanan.
Nyala api dipuncak gunung merupakan
dinamika yang menjiwai setiap unsur
kehidupan bagaikan nyala api gunung
Semeru yang tak kunjung padam.
Untaian padi dan kapas melukiskan
sikap hidup sosialistis bangsa dengan
bertujuan mewujudkan masyarakat adil
dan makmur material dan spiritual
berdasarkan Pancasila adalah
merupakan tema yang mengilhami
setiap gairah pembangunan.
Bilangan-bilangan tujuh belas pada
kapas, delapan pada tembakau dan
empat puluh lima pada padi
mengungkapkan Semangat Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang menjiwai
kerja, setiap unsur pembangunan di
Lumajang.
Bintang segilima di bagian atas
melukiskan Pancasila, falsafah negara
dan sikap hidup bangsa Indonesia yang
wajib dijunjung tinggi dan diagungkan,
sebagaiman telah disebutkan pada sila
2. LAMBANG DAERAH
Pertama Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Merupakan dasar dan tujuan hidup
Bangsa Indonesia justru karena
Pancasila wajib diikrarkan dan
diamalkan.
Tulisan "KABUPATEN LUMAJANG" di
bagian atas menyebutkan nama daerah
yang digambarkan dan diungkapkan
pada lambang.
Sedangkan pita dibagian lambang
menyebutkan sasanti/motto dalam
bahasa Kawi : "AMRETA BRATA WIRA
BHAKTI" yang maknanya : kebajikan
yang kekal abadi adalah sikap
perbuatan Ksatria dan penuh
pengabdian. Suatu aspirasi dinamis
yang diperlukan dalam mengamalkan
jiwa Pancasila demi Amanat
Penderitaan Rakyat.
2. Madiun
Perisai sebagai dasar lambang dasar
Warna Hijau Tua, bermakna sebagai
penjagaan dan perlindungan, dalam arti
luas ialah pembinaan, keselamatan dan
kesejahteraan pemduduk dan
pemerintah
Dua Gunung dan Sungai warna biru dan
putih, langit cerah warna kuning serta
tanah subur warna hijau muda, bermakna
letak kota Madiun di daerah yang subur,
diantara Gunung Lawu dan Gunung Wilis
dimana mengalir Bengawan Madiun
Fondamen terdiri atas 5 batu utama
warna merah, bermakna dasar
Pemerintah Daerah yang demokratis
bersendi Pancasila ;
Tugu Warna putih, bermakna persatuan
dan pengabdian yang dijiwai semangat
Proklamsi 17 Agustu 1945
Keris Pusaka Tundung Madiun warna
hitam, bermakna kejayaan, kepribadian
dan sebagai penolak bahaya
Padi dan Kapas warna kuning emas,
setangkai padi terdiri dari atas 17 butir,
setangkai kapas terdiri dari atas 8
bunga dan sembilan daun bermakna
kemakmuran dan kesejahteraan sesuai
dengan cita-cita proklamasi 17 Agustus
1945.
Makna Warna Pada Gambar
Hijau-tua dan Hijau muda berarti
kesuburan, kemakmuran dan
kesejahteraan
Kuning dan Kuning emas berarti
kebesaran dan kejayaan
Biru berarti ketentraman dan kesetian
Putih berarti kesucian
Merah berarti keberanian
Hitam berarti keabadian
Arti/makna keseluruhan lambang
Daerah Kota Madiun adalah Pemerintah Daerah
yang demokratis dengan penuh kesetiaan,
3. LAMBANG DAERAH
keberanian dan kesucian, sebagai pelindung
rakyat, mengabdi dan berjuang atas dasar jiwa
proklamasi 17 Agustu 1945 menuju terciptanya
masyarakat adil makmur dan sejahtera
Pancasila.
3. Cirebon
Lambang daerah yang dilukiskan dalam
tata warna sebagimana tertuang dalam
Peraturan Daerah No. 2
Daun jati yang berwarna hijau tua,
mengandung arti bahwa pada jaman
dahulu di Cirebon ada seorang
pemimpin para wali yang berbudi luhur
dan bertahta serta disemayamkan di
Gunung Jati dengan nama Syarif
Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati,
yang menyebarkan Agama Islam di
tanah Jawa.
Sembilan buah bintang berwarna putih,
mengandung arti Walisanga. Kota
Cirebon terkenal sebagai tempat
berkumpulnya para wali untuk
bermusyawarah dalam hubungannya
sengan ilmu agama Islam, yaitu : 4 buah
bintang di atas dasar kuning emas,
menggambarkan ilmu Syari’at, Hakekat,
Tarikat, dan Ma’rifat. 5 buah bintang
di dalam gambar daun jati,
menggambarkan rukun Islam, yaitu :
Syahadat, Sholat, Puasa, Zakat dan
Haji.
Lukisan laut berombak berwarna biru,
mengandung arti bahwa masyarakat
Cirebon mempunyai kegiatan bekerja di
daerah pantai (nelayan), dengan penuh
keikhlasan (jalur putih) dalam
menunaikan kewajibannya masing-masing
ubtuk kepentingan bangsa dan
negara.
Gambar Udang rebon berwarna kuning
emas, mengandung arti bahwa hasil laut
telah memberikan kemakmuran kepada
masyarakat Cirebon. Adapun udang
rebon merupakan bahan baku untuk
pembuatan terasi yang terkenal dari
kota Cirebon.
Garis bergerigi sembilan buah
berwarna hitam, yang melukiskan
benteng yang mendatar berpuncak
sembilan buah, mengandung arti bahwa
Kotamadya Cirebon bercita-cita
melaksanakan pembangunan di segala
bidang untukkemakmuran rakyat.
Perisai yang bersudut lima,
mengandung arti perjuangan dalam
mempertahankan dan menegakkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diproklamirkan tanggal 17 agustus
1945.
Warna dasar kuning emas pada perisai
bagian atas, melambangkan kota
Cirebon sebagai kota pantai yang
bercita-cita melaksanakan
pembangunan di segala bidang untuk
4. LAMBANG DAERAH
mewujudkan masyarakat yang tertib,
tenteram, adil dan makmur.
Warna putih pada perisai bagian
bawah, melambangkan Kota Cirebon
letaknya di pinggir laut (kota pantai)
yang siap sedia (jalur biru) memberikan
hasil laut yang berguna dan berharga
bagi kehidupan rakyatnya.
Pita melingkari perisai dengan warna
kuning, melambangkan persatuan,
kebesaran dan kejayaan.
Dasar lambang yang berwarna hitam,
melambangkan keabadian.
Motto Daerah yang merupakan
semboyan kerja adalah Gemah Ripah Loh
Jinawi, yang bermakna: Gemah Ripah berarti
negara jembar serta banyak rakyatnya; Loh
Jinawi artinya subur makmur. Jadi, Gemah
Ripah Loh Jinawi adalah perjuangan
masyarakat sebagai bagian bangsa Indonesia
bercita-cita menciptakan
ketentraman/perdamaian, kesuburan, keadilan,
kemakmuran, tata raharja serta mulia abadi.
4. Surakarta
Perisai mewujudkan lambang
perjuangan dan perlindungan.
Tugu lilin menyala melukiskan
kebangunan dan kesatuan kebangsaan.
Keris melambangkan kejayaan dan
kebudayaan.
Panah berarti selalu waspada.
Jalur mendatar berombak berarti
Bengawan Sala.
Bintang kanan kiri melukiskan bintang
dilangit dan berarti kesejahteraan.
Bambu runcing menggambarkan
perjuangan rakyat.
Kapas dan padi melukiskan pakaian dan
makanan yang berarti: Do'a kearah
kemakmuran
Jumlah 6 dari daun, bunga dan buah
kapas berarti bulan 6, jumlah 16 dari
buah padi berarti tanggal 16
Kain adalah hasil kerajinan terpenting
dari Kota Besar Surakarta dan
Sidomukti mengandung arti do'a
keluhuran
Lukisan yang terdapat dalam lingkaran
jorong merupakan surya sangkala memet:
Anak panah diatas busur dengan
bergerak, berarti " rinaras" dan
berwatak enam.
Air berarti "waudadi" atau "dadi" dan
berwatak empat
Mulai pangkal panah sampai ujung tugu
merupakan bentuk lurus berarti " terus
" dan berwatak sembilan
Tugu lilin berarti "manunggal" dan
berwatak satu
5. LAMBANG DAERAH
5. Bojonegoro
Bentuk perisai dengan warna dasar
Merah dan Putih berbingkai warna
hitam pekat, melambangkan kesiap-siagaan,
kewaspadaan dan dengan
penuh keberanian serta segala kesucian
hati, untuk menangkis menanggulangi
dan mengatasi segala pengaruh yang
datang dari luar, yang dapat merugikan
perjuangan bangsa dan negara
Segi 8 dari perisai mengandung makna
“bulan delapan” sebagai bulan
Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia
Bintang bersegi 5 dengan warna kuning
emas yang bersinar di atas tugu
kepahlawanan menggambarkan
pancaran keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan YME, telah menjiwai
semangat perjuangan yang tak pernah
padam dalam mencapai,
mempertahankan serta mengisi
Kemerdekaan
Denah Tugu Kepahlawanan bertingkat 5
melambangkan tegaknya cita-cita dan
semangat Proklamasi Kemerdekaan
diatas landasan falsafah hidup
Pancasila yang tidak kunjung padam
Gelombang air dengan warna biru kelam
diatas hamparan air berwarna biru
muda melambangkan sumber potensi
alam dan makhluk Tuhan yang tersebar
diseluruh penjuru daerah serta tekad
dan usaha yang dinamis untuk
membebaskan diri dari masalah air
Tangkai padi dengan 45 butir berwarna
kuning keemasan, dalam satu ikatan
dengan tangkai kapas yang berbunga 17
kuntum yang tengah merekah berwarna
putih perak melambangkan ketinggian
cita-cita dan besarnya tekad berjuang
kearah terciptanya kebutuhan pangan
sandang masyarakat dengan
berlandaskan jiwa Proklamasi
Kemerdekaan mencapai kebahagiaan
dan Kesejahteraan rakyat
45 butir dengan 17 kuntum bunga kapas
mengambil makna tahun dan tanggal
Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia
Lukisan kata BOJONEGORO dengan
warna huruf hitam pekat mengandung
makna bahwa Bojonegoro adalah
daerah yang gagah perkasa dan teguh
hati dalam menghadapi setiap
tantangan
Pita pelangi dengan warna coklat kayu
yang berlukiskan kata: JER KARYA
RAHARJA MAWA KARYA merupakan
tema hidup masyarakat adil dan
makmur dengan Ridlo Tuhan Yang Maha
Esa dengan kekayaan alam yang ada di
daerah
6. LAMBANG DAERAH
JER KARTA RAHARJA MAWA KARYA
mengandung makna kiasan bahwa suatu
usaha untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat tak pernah
kunjung tiba tanpa dibarengi dengan
bekerja keras dan bekerja nyata atas
dasar pengabdian yang tulus dan ikhlas
Keseluruhannya dirangkum oleh untaian
tangkai padi dan bunga kapas bertemu
pada kedua pangkal tangkai
6. Tidore
Dasar lambang daerah berbentuk
perisai bersudut lima berwarna kuning
dengan pita merah putih bermakna
sebagai pelindung segenap komponen
masyarakat dan sumber daya alam dari
berbagai ancaman, tantangan,
hambatan dan gang guan baik dari
dalam maupun dari luar. Pita merah
putih yang mengelilingi peri sai
bersudut lima bermakna seluruh
masyarakat Kota Tidore Kepulauan
bertekad untuk senantiasa berada
dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Bintang berwarna putih bermakna
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Maha
Suci yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan nikmat serta kemakmuran
dan kes ejahteraan hidup umat
manusia, merupakan gambaran bahwa
masyarakat Kota Tidore Kepulauan
adalah masyarakat agamis yang percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bulatan telur menggambarkan bahwa
bumi Kota Tidore Kepulauan masih me
nyimpan berbagai potensi Sumber Daya
Alam dan Sumber Daya Manusia yang
belum dikelola secara maksimal. Potensi
terpendam dimaksud diharapkan dapat
memberikan kontribusi riel untuk
meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmu ran masyarakat Kota Tidore
Kepulauan.
Mayang Pinang berwarna kuning dengan
31 bulir bermakna bahwa Kota Tidore
Kepulauan diresmikan pada tanggal 31.
Mayang pinang mempunyai arti filosofi
sebagai sarana untuk memohon
keselamatan dan keberkatan dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Pala dan Cengkeh berjumlah lima
bermakna bulan kelima (Mei) yaitu
bulan dires mikannya Kota Tidore
Kepulauan. Pala dan Cengkeh merupakan
komoditi daerah yang cukup dikenal
sejak dahulu kala oleh dunia
internasional.
Angka 2003 adalah tahun lahirnya Kota
Tidore Kepulauan gabungan makna ang
ka sebagai dimaksud di atas bermakna
Kota Tidore Kepulauan diresmikan 31
Mei 2003.
Daun Kelapa dan Sagu yang berjumlah
22 helai dengan gelombang laut berjum
lah 13 bermakna historis yaitu
7. LAMBANG DAERAH
terjadinya konfrensi Moti pada tahun
1322 yang melahirkan pembagian empat
kekuasaan Moloku Kie Raha dimana
Tidore sebagai Kie Makolano yang
mempunyai kekuasaan pertahanan dan
keamanan dalam wilayah Moloku Kie
Raha. Kelapa dan Sagu menggambarkan
komoditi utama masyarakat Kota
Tidore Kepulauan yang dijadikan
sebagai komoditi pokok sejak zaman
dahulu.
Pulau Tidore yang dilambangkan dengan
gunung berwarna putih berlatar be
lakang Pulau Halmahera bermakna Kota
Tidore Kepulauan merupakan daerah
kepulauan yang terletak di garis
katulistiwa yang wilayahnya meliputi
Pulau Ti dore, Pulau Maitara, Pulau
Mare dan sebagian Pulau Halmahera
bagian tengah yaitu Kecamatan Oba
dan Kecamatan Oba Utara.
Tifa berwarna coklat muda adalah
kesenian tradisonal sebagai perwujudan
un tuk menyatukan langkah dan gerak
dalam semangat kebersamaan
masyarakat Kota Tidore Kepulauan
yang tak kunjung padam untuk mengisi
pembangunan daerah.
Gong berwarna coklat tua adalah alat
kesenian tradisonal yang
menggambarkan kebudayaan Tidore
yang bersifat progresif dan terbuka
menerima budaya lain. Gong pada zaman
dulu juga berfungsi sebagai alat
pewarta penguasa dan bunyi gong
merupakan seruan kebulatan tekad
untuk mewujudkan tujuan pembangu
nan.
Parang dan salawaku berwarna hitam,
melambangkan jiwa kepahlawanan serta
kesiapsiagaan dalam membela
kehormatan masyarakat dan daerah
Kota Tidore Kepulauan.
Perahu Kora-kora berwarna putih,
sebagai sarana transportasi laut dan
armada laut dalam mengamankan
wilayah Kota Tidore Kepulauan dari
berbagai ancaman dan gangguan.
Perahu Kora-kora juga sebagai sarana
kehidupan para nelayan.
Selempang kebesaran berwarna putih
bargaris tepi merah bertuliskan TOMA
LOA SE BANARI berwarna hitam
bermakna bahwa keberkatan,
keselamatan, dan ke hormatan akan
dapat diraih oleh masyarakat apabila
masyarakat senatiasa men jujung tinggi
nilai keadilan dan kebenaran dalam
penyelengaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan
kemasyarakatan.
Lambang daerah memantulkan berbagai
jalinan warna yang serasi dan harmonis
terdiri dari:
Kuning bermakna kemakmuran dan
kesejahteraan
Coklat bermakna ketegasan dan
komitmen
Merah berwarna berani
Biru bermakna kearifan,
keteguhan dan kesabaran
Putih berwarna kesucian,
keikhlasan dan kerelaan
Hijau bermakna kesuburan,
kedamaian dan religius
Hitam bermakna kewaspadaan dan
kekuatan
8. LAMBANG DAERAH
7. Ppropinsi Kalimantan
Selatan
Perisai adalah alat penangkis dan
bertahan yang melambangkan
kewaspadaan dan kesanggupan
mempertahankan diri
Warna Merah, melambangkan
keberanian dan kepahlawanan yang
gagah perkasa, berjiwa hidup dan
dinamis guna menegakkan kebenaran
perjuangan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam menuju
"Masyarakat Adil dan Makmur yang
Diridhai Allah"
Warna Hijau, melambangkan
kesuburan dan harapan bagi Daerah
Tingkat I Kalimantan Selatan dihari
yang akan datang;
Warna Kuning, pada sisi perisai,
melambangkan bahwa penduduk
Kalimantan mempunyai Keperibadian
dan kerohanian yang luhur dengan
penuh Keyakinan dan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Intan berwarna putih berkilap
memancar:
Intan, melambangkan
penghasilan Daerah Kalimantan
Selatan yang sudah terkenal
karena mempunyai mutu dan
nilai yang sangat tinggi, yang
merupakan sumber mata
pencaharian penduduk Daerah
Kalimantan Selatan.
Warna Putih Berkilap
Memancar, melambangkan
bahwa penduduk Kalimantan
Selatan kalau dipimpin dengan
sungguh-sungguh akan sanggup
mencapai kecerdasan dan
kemajuan serta sanggup pula
melaksanakan segala
pembangunan menuju kepada
kemuliaan dan keagungan
Bangsa Indonesia.
Bintang berwarna kuning emas,
melambangkan ke-Tuhanan Yang
Maha Esa dan perlambang keyakinan
bahwa Tuhan mengetahui segala-galanya
tanpa ada yang tersembunyi
bagi-Nya
Rumah banjar berwarna hitam:
Rumah, berbentuk bangunan
spesifik Kalimantan Selatan
asli, melambangkan suatu unsur
kebudayaan yang dapat
dibanggakan.
Warna Hitam, melambangkan
bahwa penduduk Kalimantan
Selatan mempunyai kebulatan
tekad dan keunggulan menuju
kearah pelaksanaan
Pembangunan Nasional Semesta
Berencana.
9. LAMBANG DAERAH
Buah padi dan batang karet,
melambangkan bagian terbesar dari
penghasilan dan sumber kehidupan
bagi penduduk Kalimantan Selatan.
Buah padi sebanyak 17 [tujuh belas]
buah, intan dengan 8 [delapan]
pancaran dan Batang Karet
sebanyak 1 [satu] pohon dengan
bergaris 9 [sembilan] yang tersusun
4 [empat] di sebelah kiri dan 5
[lima] di sebelah kanan adalah
merupakan susunan angka 17-8-
1945, angka ini melambangkan
bahwa penduduk Kalimantan Selatan
tetap setia dan tetap Teguh
mendukung Proklamasi 17-8-1945.
Pita warna putih, melambangkan
bahwa penduduk Kalimantan Selatan
sanggup mengikat apa yang
dirasakan kesucian dan keikhlasan
hati untuk berbuat secara jujur dan
bertanggung jawab dengan disertai
semanggat kerja sama dan gotong
royong.
Tulisan berupa semboyan "WAJA
SAMPAI KAPUTING",
melambangkan bahwa penduduk
Kalimantan Selatan telah tekun
dalam bekerja melaksanakan segala
sesuatunya dengan penuh rasa
kesanggupan dan konsekwen tanpa
berhenti ditengah jalan.