fkp

1. O L E H
A F R I Z A L T A N J U N G
Rekomendasi Aksi-aksi kebijakan
pembangunan perikanan dan kelautan

2. Rekomendasi dalam Aksi2 Kebijakan
 Informasi ttg kemungkinan serangkaian aksi di masa
akan datang.
 Informasi ttg konsekwensi2 di masa akan datang jika
dilakukan tindakan2.
 Mencari alternatif terbaik dan mengapa?
 Suatu keputusan yg erat kaitannya dg etika dan moral.
 Mesti menjawb pertanyaan dg pernyataan advokatif .

3. Pernyataan Advokatif
 Dapat ditindaklanjuti
Dpt dilaksanakan, menjawab kebutuhan, ada nilai yg
padanya, dan mempunyai kesempatan u’ perbaikan.
 Prospektif
Pernyataan yg bersifat ex-ante (sblm dilakukan tindakan).
Dibuat etelah evaluasi yg bersifat retrospektif sekaligus
bersifat ex-post (stlh dilakukan).
 Muatan Nilai
aksi tsb adalah fakta dan memiliki nilai.
 Secara etika kompleks
Nilai intrinsik (nilai yg dilihat dr tujuan dirinya sendiri),
Nilai ekstrinsik (nilai yg berarti krn akan menghasilkan
nilai lain).

4. Model Pilihan yg Sederhana
Suatu pilihan yg memberikan pilihan yg bernilai praktis tanpa
memikirkan sebenarnya sesuatu itu adalah kompleks.
Peluang pilihan:
Jika A maka akan B
Contoh: Larangan Trawl akan meningkatkan pendapatan nelayan
kecil. Pd hal tdk sesederhana itu.
Jika A maka B ataukah C.
Contoh: Jika larangan melaut bagi anak di bawah umur maka
mereka akan sekolah ataukah mengurangi resiko di laut.
Pd hal tdk sesederhana itu.
Jika A maka harus tetap A (Status quo)untuk mendapatkan B
Contoh: Jika nelyan dididik dan dilatih maka nelayan bisa tetap
melaut disamping mereka jadi petani ikan. Pdhal sebenarnya
masalahnya komplek.

5. Pertimbangan Kondisi yg Harus Ada
 Pengambil Keputusan harus tunggal
Hrs diputuskan oleh satu orang, agar keputusan
tunggal, agar tdk terjd pertentangan (jk > 1 org).
 Ada kepastian
Hasil pilihan hrs diketahui dg pasti, setdknya
mengetahui apa yg menyebabkan bias.
 Kesegeraan akibat
Kadangkala hasil tdk segera diketahui melainkan dg
time leg tertentu.

6. Model Pilihan yg Kompleks
Suatu pilihan yg memberikan pilihan yg bernilai runit krn kompleks
permasalahan yg saling berkait.
Peluang pilihan:
Jika A1 maka A2 tetapi A3 akan terjadi.
Contoh: Peningkatan produksi akan memerlukan tenaga kerja berilmu
dan terampil, tetapi selanjutnya akan terjadi pengangguran .
Jika A1 maka A3 akan terjadi tetapi A2 pasti terjadi terlebih dulu.
Contoh: Peningkatan pembangunan di laut maka memerlukan tenaga
berilmu dan terampil, tetapi sebelumnya sekolah setingkat SLA hrs
didirikan terlebih dulu.
Jika A1 maka tak tentu apa yang terjadi, namun mungkin A2 dan A3
terjadi.
Contoh: Pembangunan pelabuhan perikanan samudra, diperkirakan akan
meningkatkan nilai ekspor perikanan, tetapi apa yg akan terjadi?

7. Pertimbangan Kondisi yg Harus Ada
 Umumnya pelaku kebijakan bukan tunggal
Banyak pelaku kebijakan yg akan terlibat dan
dilibatkan sehingga keputusannya tdk pasti.
 Tidak ada kepastian
Hasil pilihan tdk dpt diketahui dg pasti, banyak hal
yg mungkin terjd.
 Akibatnya biasanya tidak segera
Bersifat Ex-post, dpt dievaluasi waktunya setelah
terjd.

8. Kriteria u’ Rekomendasi Kebijakan
Efektifitas (Efectiveness)
 Efisiensi
Kecukupan
Perataan
Responsivitas
Kelayakan

9. Efektifitas (Efectiveness)
Dekat hubungan dg Rasionalitas teknis yg diukur dr unit
produk atau layanan, atau nilai moneternya.
Contoh: Kebijakan memangkas jenis dan jumlah izin usaha
perikanan, akan menghasilkan banyak yg
berinvestasi, dan diukur dr jumlah usaha perikanan
yg bertambah.

10. Efisiensi
Dekat hubungannya dengan Rasionalitas Ekonomi,
yakni hubungan antara efektivitas dan usaha, yg pd
akhir akhirnya dr ongkos moneternya. Dengan
demikian mengahsilkan efektifitas maksimal dg
ongkos yang minimal.

11. Kecukupan (Adequasi)
Erat kaitannya dg Kuat hubungan anatar alternatif
kebijakan dan hasil yg diharapkan.
Yakni yg menjelaskan seberapa jauh suatu tingkat
efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau
kesempatan yg menumbuhkan adanya masalah.

12. Kesamaan (Perataan, Equity)
Erat kaitannya dg konsepsi yg bersaing., yaitu keadilan
atau kewajaran dan terhadap komflik etis sekitar
dasar yg memadai dalam mendistribusikan sbd di
tengah masyarakat.
Contoh: Wisata bahari yg membuka tempat perjudian
tertutup. Atau membebaskan turis bugil di
alam terbuka.
Memuaskan bg pemasukkan dan pembangunan, tetapi
tdk memuaskan bg masy adat dan agama.

13. Responsivitas (responsiveness)
Seberapa jauh kebijakan mmenuhi kebutuhan,
preferensi, atau nilai-nilai masyarakat tertentu.
Kriteria Responsivitasa adalah penting jika seorang
Analis mampu memuaskan semua kriteria
efektivitas, efesiensi, dan kesamaan (perataaan).
Contoh: Wisata bahari dpt memenuhi tiga kriteria
tersebut tetapi tdk bagi invalid people bahkan lansia.

14. Kelayakan (Visibility) atau
Ketepatan (appropriateness)
Erat kaitannya dg rasionalitas substantif.
Sukar didefenisikan dg baku, tetapi langkah paling
mudah dg memadukan semua rasionalitas yg ada
dan dibandingkan satu sama lain.

15. Tugas
1. Teori Rasionalitas Komprehensif
2. Teori rasionalitas Inkremental Terputus-putus
3. Dalil Kemustahilan Arrow
4. Rasionalitas yang Terkurung
5. Rasionalitas Maksimasi Terbatas
6. Rasionalitas Campuran
7. Rasionalitas Erotetik
8. Rasionalitas Teknik Vs Rasionalitas Ekonomi
9. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning
Theory)