Konsep dan implementasi kurikulum Merdeka belajar kampus Merdeka
1. KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
BELAJAR KAMPUS MERDEKA
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia
yang Dibina oleh Dr. Syamsul Ghufron. M. Si
Disusun oleh
Nama : Nadziroh
NIM : 4330022003
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2023
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami atas kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Konsep dan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus
Merdeka” ini pada tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya ucapkan terima kasih kepada bapak Dr. H. Syamsul Ghufron M.
si. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang saya
tempuh.
Dengan demikian makalah ini kami buat, tentunya dengan besar harapan
dapat bermanfaat bagi nilai akademik khususnya terhadap teman-teman
seperjuangan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Kami ucapkan terima
kasih dan Mohon maaf bila ada kesalahan dalam tulisan Ini.
Surabaya, 06 Januari 2023
Nadziroh
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
A. BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1. Latar Belakang.....................................................................................................1
2. Rumusan Masalah................................................................................................3
3. Tujuan Masalah ...................................................................................................4
B. BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................5
1. Apa itu kampus merdeka.....................................................................................5
2. Apa tujuan dari kurikulum merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) .....6
a) Program pertukaran mahasiswa merdeka ...........................................................7
b) Magang bersertifikat ..........................................................................................8
c) Asistensi mengajar di satuan pendidikan............................................................9
d) Proyek kemanusiaan.........................................................................................10
e) Membangun desa/kuliah kerja nyata tematik (KKNT).....................................11
f) Proyek kemanusiaan.........................................................................................13
g) Program Wirausaha..........................................................................................13
h) Studi/Proyek Independen .................................................................................15
3. Bagaimana tantangan kebijakan merdeka belajar kampus merdeka
(MBKM) .....................................................................................................................16
C. BAB III PENUTUP...................................................................................................20
1. Simpulan.............................................................................................................20
2. Saran-Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kampus Merdeka merupakan salah satu langkah Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim yang memberikan kebijakan pendidikan tinggi hak
untuk belajar di luar gelar selama tiga semester. Kampus mandiri pada hakekatnya
merupakan konsep baru yang memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk
belajar di perguruan tinggi (Leuwol et al., 2020; Muhsin, 2021; Wijayanto, 2021).
Konsep ini merupakan kelanjutan dari konsep kebebasan belajar sebelumnya.
Perancangan konsep Kampus Merdeka pada hakekatnya adalah inovasi
pembelajaran untuk pembelajaran yang berkualitas.
Dasar hukum penerapan kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus
Merdeka) adalah Permendikbud nomor 3 tahun 2020 tentang standar pendidikan
tinggi; Permendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Transformasi Perguruan
Tinggi Negeri menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum; Permendikbud
Nomor 5 Tahun 2020 tentang Akreditasi Program Sarjana dan Pendidikan Tinggi;
Permendikbud Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Penerimaan Mahasiswa Baru
Program Studi Perguruan Tinggi Negeri; Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020
tentang Pendirian, Transformasi, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan
Pendirian, Transformasi dan Pencabutan Penerimaan Perguruan Tinggi Swasta.
Tujuan dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus adalah untuk mendorong
5. 2
mahasiswa menguasai berbagai mata pelajaran sesuai dengan keahliannya
masing-masing sehingga siap bersaing di dunia global (Baharuddin, 2021;
Fatmawati, 2020; Tohir, 2020). Kebijakan ini memungkinkan siswa untuk
memilih mata kuliah yang mereka ambil sesuai dengan preferensi mereka sendiri.
Kebebasan belajar di kampus Kebijakan kebebasan universitas
memberikan otonomi pendidikan tinggi. Intinya merubah paradigma pendidikan
menjadi lebih otonom dengan budaya belajar yang inovatif. Implementasi
Kebijakan Merdeka Kampus Merdeka mendorong proses pembelajaran perguruan
tinggi menjadi lebih otonom dan fleksibel. Ada 5 kebijakan yang terkait dengan
Paket Kampus Merdeka, yaitu a) Sistem Akreditasi Universitas; b) pendidikan
tinggi (hak belajar di luar program studi); c) Kemudahan pembukaan program
studi baru; d) penerimaan siswa baru; dan e) perubahan status menjadi Perguruan
Tinggi Negeri Badan Hukum. Kondisi ini tidak berlaku untuk sektor pendidikan
dan kesehatan.
Terdapat beberapa isu yang muncul dari praktik di atas yang berdampak
pada perguruan tinggi, yaitu pentingnya kurikulum yang fleksibel (di kampus,
online, di luar kampus); Kebijakan administrasi, kebijakan pengelolaan
kurikulum, fleksibilitas antar program studi, fakultas, universitas dalam dan luar
negeri); Kebijakan anggaran kerjasama dan monitoring kerjasama; kebijakan
kerjasama antar program studi, fakultas dan universitas; Kebijakan kerjasama
antara dan antar perusahaan, industri dan dunia kerja; Kerjasama antar dan antar
negara. Hal itu disampaikan Mendikbud dalam Rapat Koordinasi di Gedung D
6. 3
Senayan pada Jumat 24 Januari 2020 sebagai tindak lanjut Kebijakan Konsep
Kampus Belajar Merdeka agar bisa segera diimplementasikan. Mendikbud
menjelaskan, paket kebijakan Kebebasan Belajar Kampus merupakan langkah
awal dari rangkaian kebijakan perguruan tinggi yang melonggarkan belenggu
untuk memfasilitasi pergerakan. Proses pembelajaran di kampus Merdeka
merupakan perwujudan dari pembelajaran yang berpusat pada siswa yang sangat
penting. Pembelajaran di kampus Merdeka memberikan tantangan dan peluang
untuk mengembangkan inovasi, kreativitas, keterampilan, kepribadian dan
kebutuhan mahasiswa, serta kemandirian dalam mencari dan menemukan
informasi tentang realitas dan dinamika lapangan, seperti: B. Persyaratan
Keterampilan, Masalah Nyata , Interaksi Sosial, Kerjasama, Manajemen Diri,
Persyaratan Kinerja, Tujuan dan Prestasi. Hard skill dan soft skill para mahasiswa
sangat terlatih melalui program pembelajaran Merdeka yang terencana dan
dilaksanakan dengan baik (Departemen Pendidikan Tinggi, Kemendikbud, 2020).
Dari uraian di atas jelaslah bahwa gerak perubahan dan dinamika
kemajuan ilmu pengetahuan (dalam dunia pendidikan) sangat cepat, dinamis dan
inovatif. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut di atas harus
diikuti oleh seluruh perguruan tinggi, yang merupakan awal dari pelaksanaan
kebijakan di atas agar dapat memberikan perubahan yang signifikan bagi lulusan
yang berdaya saing di dunia kerja secara nasional dan internasional.
B. Rumusan Masalah
7. 4
Sesuai dengan paparan pada latar belakang di atas, masalah dalam makalah
ini dirumuskan sebagai berikut.
1) Apa itu kampus merdeka?
2) Apa tujuan dari kurikulum merdeka belajar kampus merdeka
(MBKM)?
3) Bagaimana tantangan kebijakan merdeka belajar kampus merdeka
(MBKM)?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam makalah ini
dirumuskan sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui definisi kampus merdeka.
2) Untuk mengetahui tujuan dari merdeka belajar kampus merdeka
MBKM
3) Untuk mengetahui apa saja tantangan dengan adanya kebijakan
merdeka belajar kampus merdeka (MBKM)
8. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Apa itu kampus merdeka
Kebijakan Merdeka belajar belajar kampus merdeka dikeluarkan oleh
menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar
Makarim. kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan,
baik soft skill maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan
zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul
dan berkepribadian.
Program-program experimental learning dengan jalur yang fleksibel
diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya
sesuai dengan passion dan bakatnya.
Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial,
budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa
harus disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak
saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang
berubah dengan cepat. Perguruan tinggi dituntut untuk dapat merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar Mahasiswa dapat meraih
capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan
secara optimal dan selalu relevan . Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar
perguruan tinggi, diantaranya melakukan magang/praktik kerja di industri atau
9. 6
tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di
desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa,
melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi proyek
independen, dan mengikuti program kemanusiaan. Semua kegiatan tersebut harus
dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen. Kampus Merdeka diharapkan dapat
memberikan pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan
kompetensi mahasiswa secara utuh, siap kerja atau menciptakan lapangan kerja
baru.
B. Apa tujuan dari kurikulum merdeka belajar kampus merdeka
(MBKM)
Tujuan belajar Merdeka kampus Merdeka Kemendikbud adalah untuk
meningkatkan agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman menyiapkan
lulusan, sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian
program-program experiensial learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan
akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan
pasien dan bakatnya dan juga mendorong mahasiswa menguasai berbagai bidang
ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang keahliannya sehingga siap bersaing
dalam dunia global. Hal ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
memilih berdasarkan keinginan sendiri.
Pada intinya tujuan dari penerapan Merdeka belajar kampus Merdeka
Kemendikbud adalah agar mahasiswa nantinya memiliki kemampuan untuk
menguasai beragam keilmuan yang berguna di dunia kerja nantinya.
10. 7
Program kampus Merdeka Kemendikbud yang telah berjalan adalah
program belajar 3 semester di luar program studi titik program ini dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih
siap dan relevan dengan kebutuhan zaman dan melahirkan lulusan yang unggul
dan berkepribadian. Bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan di dalam
Prodi dan di luar Prodi:
1. Program pertukaran mahasiswa merdeka
Program pertukaran pelajar dilakukan antar perguruan tinggi
dengan sistem transfer kredit. Pertukaran pelajar dapat membentuk
sikap mahasiswa seperti menghargai keanekaragaman budaya
pandangan, agama, kepercayaan, pendapat atau temuan original orang
lain bekerja sama memiliki kepekaan sosial atau kepedulian sosial
terhadap masyarakat dan lingkungan. Adapun tujuan dari program
pertukaran pelajar ini antara lain:
a) Belajar lintas kampus dalam dan luar negeri, sehingga
terbangun persaudaraan lintas budaya dan suku.
b) Membangun persahabatan mahasiswa antar daerah, suku,
budaya, dan agama Sehingga terbangun semangat persatuan
dan kesatuan bangsa.
c) Melaksanakan transfer ilmu pengetahuan untuk menutupi
disparitas pendidikan, baik antar perguruan tinggi dalam negeri
11. 8
maupun kondisi pendidikan tinggi dalam negeri dengan luar
negeri
2. Magang bersertifikat
Program magang dilahirkan karena kurangnya pengalaman
kerja para lulusan perguruan tinggi sehingga kurang Siap bekerja
di industri/dunia profesi. Program magang dilakukan satu-2
semester dengan melakukan pembelajaran langsung di tempat
kerja (expereiential earning). Kegiatan selama 6 bulan disertakan
dengan 20 SKS yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi dalam
bentuk hard skills dan soft skill. kegiatan pembelajaran dilakukan
melalui kerjasama dengan Mitra seperti perusahaan, yayasan
nirlaba, organisasi multilateral, institusi pemerintah, dan
perusahaan Rintisan.
Mahasiswa memperoleh hard skill seperti keterampilan,
Kompleks problem solving, dan Analytical skills sedangkan soft
skill seperti etika profesi/kerja, komunikasi, kerjasama dan
sebagainya. Kegiatan pembelajaran di industri menjadikan
mahasiswa mengenal tempat kerja dan lebih siap memasuki dunia
kerja nantinya bagi perguruan tinggi, juga memperoleh informasi
terkait permasalahan yang dihadapi di dunia industri mahasiswa
akan mendapat ilmu yang relevan untuk diterapkan di dunia kerja
12. 9
nanti Mitra program ini sangat beragam seperti itu Tokopedia,
Glints, gojek, narasi dan lainnya.
3. Asistensi mengajar di satuan Pendidikan
Program ini dimunculkan karena kualitas pendidikan di
sekolah dasar dan menengah masih sangat rendah titik program ini
menjadikan sekolah sebagai tempat praktik mengajar baik sekolah
yang berada di kota maupun daerah terpencil. Kegiatan pembelajaran
dalam bentuk asistensi mengajar dapat dilakukan di sekolah dasar,
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Tujuan
asistensi mengajar adalah sebagai berikut:
a) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang
berminat dalam bidang pendidikan untuk memperdalam
praktek dan keilmuan menjadi guru di sekolah.
b) Membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan
serta relevansi pendidikan dasar dan menengah dengan
perguruan tinggi serta mengikuti perkembangan zaman
dengan era digitalisasi 4,0.
c) Membantu mengisi keterbatasan guru serta kurangnya
kualitas tenaga pendidik di daerah yang membutuhkan.
d) Program asisten mengajar di satuan pendidikan dapat
menjadi wahan belajar bagi mahasiswa dari lembaga
pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK), khususnya
13. 10
mahasiswa dari program studi pendidikan (KIP) agar dapat
meningkatkan kompetensi dalam proses mengajar di
sekolah.
e) Dapat menjadi jembatan bagi masyarakat di desa-desa
mengikuti kemajuan dengan kehadiran mahasiswa dalam
program asisten mengajar, sehingga dapat mendidik,
memberi dan berbagai pengalaman belajar yang update
serta menginspirasi.
4. Proyek kemanusiaan
Program penelitian ini memberi kesempatan kepada
mahasiswa yang mempunyai fashion menjadi peneliti titik terlibatnya
mahasiswa dalam penelitian dapat membangun cara berpikir kritis
sehingga mereka dapat mendalami, memahami, dan mampu
melakukan metode riset secara lebih baik. Kegiatan dapat dilakukan
selama 1-2 semester. Ada lima hal yang menjadi tujuan program
kegiatan penelitian yaitu:
a) Meningkatkan ekosistem dan kualitas penelitian di
laboratorium dan lembaga penelitian Indonesia dengan
menyediakan sumber daya peneliti melalui regulasi
peneliti sejak dini.
b) Untuk menumbuhkembangkan minat dan rasa ingin tahu
mahasiswa terhadap persoalan, kebutuhan dan tantangan
14. 11
yang dihadapi bangsa Indonesia disertai dengan solusi
penyelesaiannya.
c) Menemukan solusi ilmiah yang tepat sehingga mampu
menghasilkan karya penelitian yang bermanfaat baik bagi
masyarakat akademik maupun masyarakat luas.
d) Meningkatkan kualitas dan kuantitas riset yang dapat
dilakukan oleh mahasiswa untuk menghasilkan luaran
yang lebih optimal.
e) Memicu intelektual mahasiswa dalam menemukan produk-
produk kreatif dan inovatif secara ilmiah. Riset atau
penelitian Program ini cocok untuk mahasiswa yang
memiliki minat menjadi seorang peneliti. Dalam program
ini mahasiswa bisa belajar di laboratorium pusat riset.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu penelitian
mahasiswa serta ekosistem dan kualitas sisa di Indonesia.
5. Membangun desa/kuliah kerja nyata tematik (KKNT)
Program kknt adalah bentuk pendidikan dengan cara
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di
tengah masyarakat, mengidentifikasi potensi, dan menangani masalah,
mengembangkan potensi desa/daerah dan merumuskan solusi
terhadap masalah yang dihadapi masyarakat. Setelah melakukan
15. 12
kegiatan, mahasiswa membuat laporan akhir. Adapun tujuan program
KKNT ini adalah:
a) Kehadiran mahasiswa selama 6-12 bulan dapat
mendampingi perencanaan program mulai dari kajian
potensi desa, masalah dan tantangan pembangunan di desa
menyusun Prioritas pembangunan, merancang program,
mendesain, sarana prasarana memberdayakan masyarakat,
pengelolaan BUMDes.
b) Memberikan pengalaman profesional dalam bidang
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat untuk
mempersiapkan mahasiswa sebagai generasi optimal,
memberikan kesempatan untuk mengembangkan bidang
ilmu dan minat mahasiswa dengan luaran akhir dalam
bentuk karya tulis audio- visual, maupun bentuk karya
laporan akhir mahasiswa lainnya.
Program ini akan memberikan pengalaman untuk hidup di
tengah masyarakat di luar kampus titik bersama dengan masyarakat
setempat mahasiswa diharapkan mengidentifikasi potensi dan
memberikan solusi sehingga kedatangan mahasiswa akan bisa
mengembangkan potensi desa atau daerah tersebut. KKN juga
diharapkan dapat mengasah ilmu, soft skill dan leadership mahasiswa
bersangkutan.
16. 13
6. Proyek kemanusiaan
Program ini muncul dikarenakan Indonesia banyak mengalami
bencana alam seperti gempa bumi erupsi gunung berapi tsunami,
bencana hidrologi dan sebagainya. Dengan adanya bencana tersebut
Mahasiswa dapat menjadi “food Soldier” dalam proyek-proyek
kemanusiaan dan pembangunan. Tujuan program proyek kemanusiaan
ini adalah sebagai berikut:
a) Menyiapkan mahasiswa yang unggul dan menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas
berdasarkan agama moral dan etika.
b) Melatih Mahasiswa memiliki kepekaan sosial untuk
menggali dan menyelami permasalahan yang ada dan ikut
memberikan solusi sesuai dengan minat dan keahlian
masing-masing. Mahasiswa didampingi oleh dosen dan
lembaga Mitra untuk mengawasi, menilai dan
mengevaluasi kegiatan yang dilakukan. Lembaga Mitra
bisa berada di dalam negeri maupun luar negeri titik
lembaga Mitra dalam negeri seperti Pemda, PMI, BPBD,
BNPB dan sebagainya. Sedangkan lembaga Mitra luar
negeri seperti UNESCO, WHO, UNOCHA dan
sebagainya.
7. Program Wirausaha
17. 14
Program wirausaha dimunculkan untuk mendorong dan
mengembangkan minat mahasiswa di bidang wirausaha titik selama
program ini berlangsung mahasiswa akan mengikuti kegiatan
peningkatan kompetensi kewirausahaan, menyusun proposal
wirausaha, menjalankan kegiatan wirausaha di bawah bimbingan
dosen atau mentor kewirausahaan. Program ini memiliki tujuan utama
untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional dan mendukung
percepatan ekonomi digital. Tujuan dari program kewirausahaan
secara rinci adalah sebagai berikut:
a) Agar mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha agar
dapat mengembangkan usahanya lebih dini dan secara
terbimbing.
b) Mahasiswa dapat mengaplikasi rencana bisnis yang telah
didapatkan saat mengikuti kuliah kewirausahaan menjadi
sebuah usaha yang dapat dirintis sejak kuliah.
c) Mahasiswa dapat mengaplikasikan keterampilan
kewirausahaan dengan memberikan pendampingan kepada
usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM agar dapat
mengembangkan produk dan inovasi bisnisnya.
d) Mahasiswa dapat mengembangkan program-program
kewirausahaan untuk pemberdayaan masyarakat dengan
bekerja sama dengan instansi terkait.
18. 15
8. Studi/Proyek Independen
Program proyek independen dihadirkan untuk melengkapi
topik yang tidak termasuk dalam jadwal perkuliahan namun terdapat
dalam silabus program studi atau fakultas.
Mahasiswa bisa membuat karya inovatif untuk dilombakan di
tingkat nasional dan internasional. Kegiatan ini dapat dijadikan
sebagai pengganti mata kuliah yang harus diambil dan dihitung
berdasarkan kontribusi dan peran mahasiswa yang berkoordinasi
dengan dosen pembimbing titik adapun yang menjadi tujuan
studi/proyek independen ini adalah sebagai berikut:
a) Mewujudkan gagasan mahasiswa dalam mengembangkan
produk inovatif.
b) Menyelenggarakan pendidikan berbasis riset dan
pengembangan (R&D)
c) Meningkatkan prestasi mahasiswa dalam ajang nasional
dan internasional.
d) Meningkatkan pengalaman dan kompetensi mahasiswa
sesuai dengan bidang keilmuan program studi.
e) Dapat mengimplementasikan pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi dalam bagian pengabdian kepada
masyarakat.
19. 16
C. Bagaimana tantangan kebijakan merdeka belajar kampus
merdeka (MBKM)
Kebijakan Merdeka belajar kampus Merdeka diartikan sebagai bentuk
pemberian kebebasan secara otonom kepada lembaga pendidikan dan merdeka
dari birokrasi yang berbelit dan kebebasan bagi mahasiswa memilih program
yang diinginkan. Tujuan besar yang ingin dicapai oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) adalah terciptanya kultur lembaga pendidikan
yang otonom, tidak birokratis, dan terciptanya sistem pembelajaran yang
inovatif berbasis pada peminatan dan tuntutan dunia modern.
Terdapat empat program besar yang akan segera diluncurkan oleh
Kemendikbud 2020, kebijakan tersebut adalah
1) Pembukaan Program Studi Baru
2) Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi
3) Perguruan Tinggi Negeri Hukum
4) Hak Belajar Mahasiswa 3 Semester di Luar Program Studi
Kebijakan ini mewajibkan perguruan tinggi memberikan kebebasan
kepada mahasiswa untuk mengambil SKS di luar Prodi dalam satu kampus yang
sama sebanyak satu semester atau senilai dengan 20 SKS dan di luar perguruan
tinggi selama 2 semester atau senilai dengan beban 40 SKS.
Tantangan penerapan kebijakan Merdeka belajar kampus merdeka :
20. 17
1. Mekanisme kolaborasi antara perguruan tinggi Islam swasta dan
program studi dengan pihak luar.
Kebijakan pembukaan program studi baru, akreditasi
perguruan tinggi dan program studi merupakan dua visi menteri
pendidikan dan kebudayaan yang diapresiasi oleh perguruan tinggi
swasta. Kebijakan ini memberikan angin segar di tengah sulitnya
birokrasi dan persyaratan pengajuan Prodi baru dan akreditasi.
Pada tataran praktis, salah satu persyaratan yang mewajibkan
adanya kolaborasi kolaborasi antara PTS dan Prodi dengan pihak luar
( perusahaan jasa, industri, masyarakat, perguruan tinggi lain dan
instansi pemerintah maupun swasta) memunculkan kebingungan
dalam mekanismenya bagi PTS besar hal ini tidak menjadi persoalan
besar akan tetapi bagi PTS kecil kewajiban ini memunculkan
persoalan tersendiri.
2. Percepatan perguruan tinggi negeri PTN go internasional dengan
kebijakan (PTN) badan hukum (PTN-BH)
Kebijakan PTN-BH memberikan harapan besar bagi
perguruan tinggi untuk mewujudkan perguruan tinggi yang siap
bersaing secara internasional. Kebijakan ptnbh sebelumnya dirasakan
sangat rigid dan berat, diantaranya adalah a) PTN harus mendapat
akreditasi A sebelum dapat menjadi PTN-BH mayoritas Prodi PTN
harus terakreditasi a Sebelum menjadi PTN-BH, PTN Badan
21. 18
Layanan Umum PTN blu dan satker kurang memiliki fleksibilitas
finansial, kurikulum dan kebijakan dibandingkan ptnbh. Pada
kebijakan Merdeka belajar kampus Merdeka ini Nadim memangkas
birokrasi dan persyaratan yang rumit, tidak adanya batasan minimal
akreditasi, dan fleksibilitas waktu pengajuan ptnbh selama PTN
merasa siap dan memenuhi kualifikasi untuk alih status.
Kebijakan ini diharapkan dapat memacu PTN untuk menjadi
World Class University saat ini hanya terdapat 8 kampus negeri yang
masuk dalam 1000 kampus internasional terbaik (8 universitas negeri
Indonesia yang masuk peringkat seribu terbaik dunia, n. D). Melihat
realitas ini menjadi keharusan bagi pemerintah untuk berani
mematok target tinggi bagi PTN dengan kemudahan birokrasi dan
pasokan anggaran yang cukup untuk go internasional tidak hanya
mampu bersaing di dalam negeri.
3. Mekanisme magang di luar program studi
Kebijakan magang selama 3 semester di luar Prodi dan PT
merupakan kebijakan visioner Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
untuk memberikan kebebasan bagi mahasiswa dalam usaha
pengembangan keilmuan dan pengalaman kerja dan bersosial. Pada
tataran praktisnya muncul beberapa persoalan bagi PTS kecil atau PT
dengan letak geografis terpencil, tertular, dan Tertinggal. Selain
masalah mekanisme kolaborasi antara Prodi dengan PT dan Prodi
22. 19
besar merujuk pada tingkatan akreditasi serta instansi besar sesuai
pada poin 2 di atas, muncul pertanyaan di kalangan Prodi dan
mahasiswa, Bagaimana mekanisme pembiayaan pada kegiatan
magang tersebut.
PT dan Prodi dengan kategori di atas mayoritas memiliki
mahasiswa dengan tingkat ekonomi keluarga menengah ke bawah
pembiayaan magang menjadi permasalahan besar. Kegiatan megang
setidaknya membutuhkan biaya transportasi dan biaya penunjang
kegiatan lainnya.
23. 20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan Merdeka belajar belajar kampus merdeka dikeluarkan oleh menteri
pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim. kebijakan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skill maupun
hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan
sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian
Tujuan belajar Merdeka kampus Merdeka Kemendikbud adalah untuk
meningkatkan agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman menyiapkan
lulusan, sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian
program-program experiensial learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan akan
dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan pasien dan
bakatnya dan juga mendorong mahasiswa menguasai berbagai bidang ilmu
pengetahuan sesuai dengan bidang keahliannya sehingga siap bersaing dalam dunia
global.
Kebijakan Merdeka belajar kampus Merdeka diartikan sebagai bentuk
pemberian kebebasan secara otonom kepada lembaga pendidikan dan merdeka dari
birokrasi yang berbelit dan kebebasan bagi mahasiswa memilih program yang
diinginkan. Tujuan besar yang ingin dicapai oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) adalah terciptanya kultur lembaga pendidikan yang
24. 21
otonom, tidak birokratis, dan terciptanya sistem pembelajaran yang inovatif berbasis
pada peminatan dan tuntutan dunia modern.
B. Saran-Saran
Dalam penyusunan kali ini meskipun kami menginginkan kesempurnaan akan
tetapi pada kenyataannya kami masih memiliki banyak kekurangan perlu di perbaiki.
Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan kami dalam mencari sumber data dan
refresh, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para Pembacaan sangat
kami harapkan sebagai badan evaluasi untuk kedepannya
25. 22
DAFTAR PUSTAKA
Alawi dkk, 2022. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pasca
Pandemi Covid-19. Bandung: Universitas Negeri Sunan Gunung Djati. (dari
jurnal)
Sopiansyah dkk, 2022. Konsep dan Implementasi Kurikulum MBKM (Merdeka Belajar
Kampus Merdeka). Bandung: Universitas Negeri Sunan Gunung Djati. (dari
artikel)
Fuadi, Tuti Marjan 2022. Konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Aceh
Besar: Universitas Abulyatama. (dari artikel)
Susetyo, 2020. Permasalahan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia. Bengkulu: Universitas Bengkulu. (dari jurnal)
Arifin dkk, 2021. Tantangan Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka
pada Perguruan Tinggi Islam Swasta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta. (dari jurnal)