1. Konfigurasi Elektron
Halaman ini menjelaskan bagaimana menuliskan konfigurasi elektron menggunakan notasi
s,p dan d.
Konfigurasi elektron dari atom
Hubungan antara orbital dengan tabel periodik
Kita akan melihat bagaimana cara menuliskan konfigurasi elektron sampai pada orbital d.
Halaman ini akan menjelaskan konfigurasi berdasarkan tabel periodik sederhana di atas ini
dan selanjutnya pengaplikasiannya pada konfigurasi atom yang lebih besar.
Periode Pertama
Hidrogen hanya memiliki satu elektron pada orbital 1s, kita dapat menuliskannya dengan 1s1
dan helium memiliki dua elektron pada orbital 1s sehingga dapat dituliskan dengan 1s2
Periode kedua
Sekarang kita masuk ke level kedua, yaitu periode kedua. Elektron litium memenuhi orbital
2s karena orbital ini memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital 2p. Litium memiliki
konfigurasi elektron 1s2
2s1
. Berilium memiliki elektron kedua pada level yang sama – 1s2
2s2
.
Sekarang kita mulai mengisi level 2p. Pada level ini seluruhnya memiliki energi yang sama,
sehingga elektron akan menempati tiap orbital satu persatu.
B 1s2
2s2
2px
1
C 1s2
2s2
2px
1
2py
1
N 1s2
2s2
2px
1
2py
1
2pz
1
Elektron selanjutnya akan membentuk sebuah pasangan dengan elektron tunggal yang
sebelumnya menempati orbital.
O 1s2
2s2
2px
2
2py
1
2pz
1
F 1s2
2s2
2px
2
2py
2
2pz
1
Ne 1s2
2s2
2px
2
2py
2
2pz
2
Kita dapat melihat di sini bahwa semakin banyak jumlah elektron, semakin merepotkan bagi
kita untuk menuliskan struktur elektron secara lengkap. Ada dua cara penulisan untuk
mengatasi hal ini dan kita harus terbiasa dengan kedua cara ini.
2. Cara singkat pertama : Seluruh variasi orbital p dapat dituliskan secara bertumpuk. Sebagai
contoh, flor dapat ditulis sebagai 1s2
2s2
2p5
, dan neon sebagai 1s2
2s2
2p6
.
Penulisan ini biasa dilakukan jika elektron berada dalam kulit dalam. Jika elektron berada
dalam keadaan berikatan (di mana elektron berada di luar atom), terkadang ditulis dalam cara
singkat, terkadang dengan cara penuh.
Sebagai contoh, walaupun kita belum membahas konfigurasi elektron dari klor, kita dapat
menuliskannya sebagai 1s2
2s2
2p6
3s2
3px
2
3py
2
3pz
1
.
Perhatikan bahwa elektron-elektron pada orbital 2p bertumpuk satu sama lain sementara
orbital 3p dituliskan secara penuh. Sesungguhnya elektron-elektron pada orbital 3p terlibat
dalam pembentukan ikatan karena berada pada kulit terluar dari atom, sementara elektron-
elektron pada 2p terbenam jauh di dalam atom dan hampir bisa dikatakan tidak berperan
sama sekali.
Cara singkat kedua : Kita dapat menumpukkan seluruh elektron-elektron terdalam dengan
menggunakan, sebagai contoh, simbol [Ne]. Di dalam konteks ini, [Ne] berarti konfigurasi
elektron dari atom neon -dengan kata lain 1s2
2s2
2px
2
2py
2
2pz
2
.
Berdasarkan cara di atas kita dapat menuliskan konfigurasi elektron klor dengan
[Ne]3s2
3px
2
3py
2
3pz
1
.
Periode ketiga
Mulai dari neon, seluruh orbital tingkat kedua telah dipenuhi elekton, selanjutnya kita harus
memulai dari natrium pada periode ketiga. Cara pengisiannya sama dengan periode-periode
sebelumnya, kecuali adalah sekarang semuanya berlangsung pada periode ketiga.
Sebagai contoh :
cara singkat
Mg 1s2
2s2
2p6
3s2
[Ne]3s2
S 1s2
2s2
2p6
3s2
3px
2
3py
1
3pz
1
[Ne]3s2
3px
2
3py
1
3pz
1
Ar 1s2
2s2
2p6
3s2
3px
2
3py
2
3pz
2
[Ne]3s2
3px
2
3py
2
3pz
2
Permulaan periode keempat
Sampai saat ini kita belum mengisi orbital tingkat 3 sampai penuh – tingkat 3d belum kita
gunakan. Tetapi kalau kita melihat kembali tingkat energi orbital-orbital, kita dapat melihat
bahwa setelah 3p energi orbital terendah adalah 4s – oleh karena itu elektron mengisinya
terlebih dahulu.
K 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
4s1
Ca 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
4s2
Bukti kuat tentang hal ini ialah bahwa elemen seperti natrium ( 1s2
2s2
2p6
3s1
) dan kalium
( 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
4s 1
) memiliki sifat kimia yang mirip.
3. Elektron terluar menentukan sifat dari suatu elemen. Sifat keduanya tidak akan mirip bila
konfigurasi elektron terluar dari kalium adalah 3d1
.
Elemen blok s dan p
Elemen-elemen pada golongan 1 dari tabel periodik memiliki konfigurasi elektron terluar ns1
(dimana n merupakan nomor antara 2 sampai 7). Seluruh elemen pada golongan 2 memiliki
konfigurasi elektron terluar ns2
. Elemen-elemen di grup 1 dan 2 dideskripsikan sebagai
elemen-elemen blok s.
Elemen-elemen dari golongan 3 seterusnya hingga gas mulia memiliki elektron terluar pada
orbital p. Oleh karenanya, dideskripsikan dengan elemen-elemen blok p.
Elemen blok d
Perhatikan bahwa orbital 4s memiliki energi lebih rendah dibandingkan dengan orbital 3d
sehingga orbital 4s terisi lebih dahulu. Setelah orbital 3d terisi, elektron selanjutnya akan
mengisi orbital 4p.
Elemen-elemen pada blok d adalah elemen di mana elektron terakhir dari orbitalnya berada
pada orbital d. Periode pertama dari blok d terdiri dari elemen dari skandium hingga seng,
yang umumnya kita sebut dengan elemen transisi atau logam transisi. Istilah “elemen
transisi” dan “elemen blok d” sebenarnya tidaklah memiliki arti yang sama, tetapi dalam
perihal ini tidaklah menjadi suatu masalah.
Elektron d hampir selalu dideskripsikan sebagai, sebagai contoh, d5 atau d8 – dan bukan
ditulis dalam orbital yang terpisah-pisah. Perhatikan bahwa ada 5 orbital d, dan elektron akan
menempati orbital sendiri sejauh ia mungkin. Setelah 5 elektron menempati orbital sendiri-
sendiri barulah elektron selanjutnya berpasangan.
4. d5 berarti
d8 berarti
Perhatikan bentuk pengisian orbital pada level 3, terutama pada pengisian atom 3d setelah 4s.
Sc 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d1
4s2
Ti 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d2
4s2
V 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d3
4s2
Cr 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d5
4s1
Perhatikan bahwa kromium tidak mengikuti keteraturan yang berlaku. Pada kromium
elektron-elektron pada orbital 3d dan 4s ditempati oleh satu elektron. Memang, mudah untuk
diingat jikalau keteraturan ini tidak berantakan – tapi sayangnya tidak !
Mn 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d5
4s2
(kembali ke keteraturan semula)
Fe 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d6
4s2
Co 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d7
4s2
Ni 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d8
4s2
Cu 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d10
4s1
(perhatikan!)
Zn 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d10
4s2
Pada elemen seng proses pengisian orbital d selesai.
Pengisian sisa periode 4
Orbital selanjutnya adalah 4p, yang pengisiannya sama seperti 2p atau 3p. Kita sekarang
kembali ke elemen dari galium hingga kripton. Sebagai contoh, Brom, memilki konfigurasi
elektron 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d10
4s 2
4px
2
4py
2
4pz
1
.
Rangkuman
Menuliskan konfigurasi elektron dari hidrogen sampai kripton
• Gunakan tabel periodik untuk mendapatkan nomor atom yang berarti banyaknya
jumlah elektron.
• Isilah orbital-orbital dengan urutan 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p sampai elektron-
elektron selesai terisi. Cermatilah keteraturan pada orbital 3d ! Isilah orbital p dan d
dengan elektron tunggal sebisa mungkin sebelum berpasangan.
• Ingat bahwa kromium dan tembaga memiliki konfigurasi elektron yang tidak sesuai
dengan keteraturan.
Menuliskan struktur elektron elemen-elemen “besar” pada blok s dan p
Pertama kita berusaha untuk mengetahui jumlah elektron terluar. Jumlah elektron terluar
sama dengan nomor golongan. Sebagai contoh, seluruh elemen pada golongan 3 memiliki 3
5. elektron pada level terluar. Lalu masukkan elektron-elektron tersebut ke orbital s dan p. Pada
level orbital ke berapa ? Hitunglah periode pada tabel periodik.
Sebagai contoh, Yodium berada pada golongan 7 dan oleh karenanya memiliki 7 elektron
terluar. Yodium berada pada periode 5 dan oleh karenanya elekton mengisi pada orbital 5s
dan 5p. Jadi, Yodium memiliki konfigurasi elektron terluar 5s2
5px
2
5py
2
5pz
1
.
Bagaimana dengan konfigurasi elektron di dalamnya ? Level 1, 2, dan 3 telah terlebih dahulu
terisi penuh, dan sisanya tinggal 4s, 4p, dan 4d. Sehingga konfigurasi seluruhnya adalah :
1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d10
4s2
4p6
4d10
5s2
5px
2
5py
2
5pz
1
.
Jikalau kita telah menyelesaikannya, hitunglah kembali jumlah seluruh elektron yang ada
apakah sama dengan nomor atom.
Contoh yang kedua, Barium , berada pada golongan 2 dan memiliki 2 elektron terluar.
Barium berada pada periode keenam. Oleh karenanya, Barium memilki konfigurasi elektron
terluar 6s2
.
Konfigurasi keseluruhannya adalah : 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d10
4s2
4p6
4d10
5s2
5p6
6s2
.
Kita mungkin akan terjebak untuk mengisi orbital 5d10
tetapi ingatlah bahwa orbital d selalu
diisi setelah orbital s pada level selanjutnya terisi. Sehingga orbital 5d diisi setelah 6s dan 3d
diisi setelah 4s.
6. elektron pada level terluar. Lalu masukkan elektron-elektron tersebut ke orbital s dan p. Pada
level orbital ke berapa ? Hitunglah periode pada tabel periodik.
Sebagai contoh, Yodium berada pada golongan 7 dan oleh karenanya memiliki 7 elektron
terluar. Yodium berada pada periode 5 dan oleh karenanya elekton mengisi pada orbital 5s
dan 5p. Jadi, Yodium memiliki konfigurasi elektron terluar 5s2
5px
2
5py
2
5pz
1
.
Bagaimana dengan konfigurasi elektron di dalamnya ? Level 1, 2, dan 3 telah terlebih dahulu
terisi penuh, dan sisanya tinggal 4s, 4p, dan 4d. Sehingga konfigurasi seluruhnya adalah :
1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d10
4s2
4p6
4d10
5s2
5px
2
5py
2
5pz
1
.
Jikalau kita telah menyelesaikannya, hitunglah kembali jumlah seluruh elektron yang ada
apakah sama dengan nomor atom.
Contoh yang kedua, Barium , berada pada golongan 2 dan memiliki 2 elektron terluar.
Barium berada pada periode keenam. Oleh karenanya, Barium memilki konfigurasi elektron
terluar 6s2
.
Konfigurasi keseluruhannya adalah : 1s2
2s2
2p6
3s2
3p6
3d10
4s2
4p6
4d10
5s2
5p6
6s2
.
Kita mungkin akan terjebak untuk mengisi orbital 5d10
tetapi ingatlah bahwa orbital d selalu
diisi setelah orbital s pada level selanjutnya terisi. Sehingga orbital 5d diisi setelah 6s dan 3d
diisi setelah 4s.