Masyarakat Mekkah sebelum Islam hidup dalam kondisi sosial yang terpecah belah karena sistem kekerabatan dan suku, serta memiliki sifat negatif seperti sulit bersatu dan gemar berperang. Secara politik mereka dipimpin oleh keluarga Quraisy secara oligarki. Ekonomi didominasi perdagangan dan peternakan. Agama yang dianut adalah berhala dengan Ka'bah sebagai pusat ibadah.
Mata Kuliah Pengembangan Materi Sejarah Kebudayaan Islam
Kondisi Bangsa Jazirah Arab pada Masa Sebelum Islam:
-Sosial
-Politik
-Adat dan Kebiasaan
-Ekonomi
Mata Kuliah Pengembangan Materi Sejarah Kebudayaan Islam
Kondisi Bangsa Jazirah Arab pada Masa Sebelum Islam:
-Sosial
-Politik
-Adat dan Kebiasaan
-Ekonomi
EMPAYAR ISLAM TERAWAL SETELAH KHALIFAH RASHIDAH. MENGKAJI SEJARAH UMMAH ADALAH KEBAIKKAN KEPADA IBADAH DAN DAPAT MENGAJAR UMMAH AGAR TIDAK TERPERANGKAP DENGAN TIPUDAYA MUSUH DAN SYAITAN. MUSUH ALLAH SWT SENTIASA INGIN MENJATUHKAN UMMAH DAN UGAMANYA YANG MULIA.
EMPAYAR ISLAM TERAWAL SETELAH KHALIFAH RASHIDAH. MENGKAJI SEJARAH UMMAH ADALAH KEBAIKKAN KEPADA IBADAH DAN DAPAT MENGAJAR UMMAH AGAR TIDAK TERPERANGKAP DENGAN TIPUDAYA MUSUH DAN SYAITAN. MUSUH ALLAH SWT SENTIASA INGIN MENJATUHKAN UMMAH DAN UGAMANYA YANG MULIA.
Similar to KONDISI MASYARAKAT MEKKAH SEBELUM ISLAM.pdf (20)
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Tujuan pembelajaran : peserta didik mampu
mengidentifikasi kondisi arab sebelum islam
Kondisi
Masyarakat
Mekah
Sebelum
Islam
Kondisi Sosial
Kondisi Politik
Kondisi Ekonomi
Kondisi
Agama/Kepercayaan
3. Kondisi Sosial Masyarakat Mekkah
Sebelum Islam
Syu’ubiyah (kekabilahan/ clanisme) berdasarkan pertalian darah (nasab), perkawinan, suaka
politik/krn sumpah setia.Kabilah bagi masy. Badwi merupakan ikatan keluarga & juga ikatan
politik.Kabilah dipimpin oleh seorang syaikh al-Qabilah (yg dipilih dr seorang anggauta yg paling tua)
Solidaritas kesukuan (‘asyabiyah qabaliyah) dlm kehidupan masya Arab sblm Islam dikenal amat kuat.
Dlm masyarkat nomaden benturan antar suku (pertumpahan darah) sering terjadi disebabkan
perebutan sumber air, rerumputan, dsb)
Watak Positif MasyarakatMekkah
Sulit bersatu.Gemar berperang.Kejam.Pembalasdendam.Angkuh dan sombong.Pemabuk dan pejudi.
WATAKPOSITIFBANGSAARAB
Dermawan (seb. Kemuliaan).Keberanian dan kepahlawanan.Kesabaran (kemampuan memikul derita
hidup di padang pasir & medan perang).Kesetiaan dan kejujuran.(dalam ikatan hub. darah & jujur dlm
melunasi janji pd teman).Ketulusan dan berkata benar.
4. Kondisi Politik Masyarakat Mekkah
Sebelum Islam
Beberapa kabilah yg pernah munguasai Arab (Ka’bah); Amaliqah, Jurhum, Khuza’ah & terakhir Quraisy dibawah
pimpinan Qusyai. Ia merebut kembali kekuasaan arab dr tangan Khuza’ah (bukan keturunan Adnan). Lalu Qusyai
melakukan berbagai penataan pem.; mendirikan darun Nadwah (rumah untuk ber-musyawarah), & membentuk &
membagikankekuasaanmenjadi 4 departemen; Darun nadwah, Rifadlah, Siqayahdan Hijabah
Menjelang Islam datang Abdul Muthallib yg menjadi penguasa pemerintahan Arab. Ia melakuakn pendekatan
merukunkan banu Quraisy dng membangun sistim pemerintahan Oligarkhi (pemerintahan bersama).Dibentuklah 10
depantemendi pemerintahandan membaginyakpd keluargasuku Quraisy.
Ada 10 jabatan tinggi yg dibagi-bagikankpd kabilah-2 asal suku Quraisy,
1. Hijabah ( mengurusimasalahagama dan pemegangkunci ka’bah). Pimpinandiserahkankpd keturunan Abd.Daar.
2. Siqayah (mengurusi masalah air untuk kepentingan penduduk Makah & para peziarah). Pimpinan diserahkan kpd
keluargaHasyim.
3. Diyat (mengurusimasalahperadilan). Ini dijabat Abd. Muthallib sendiri.
5. Kondisi Politik Masyarakat Mekkah
Sebelum Islam
4. Sifarah (urusan diplomatik & hub luar negeri termasuk sengketa antar qabilah Quraisy dng lainnya).
5. Liwa’ (mengurusi ketentaraan & perlindungan kehormatan panji-panji).Ini diserahkan kpd ket Umayyah.
6. Rifadah (mengurusi keuangan negara, pajak untuk orang miskin). Ini diserahkan keluarga Naufal.
7. Nadwah (mengurusi persidangan majlis Negara). Ini diserahkan kpd keluarga al-Uzza.
8. Khainamah (mengurusi balai musyawarah dan persidangan). Ini diserahkan kpd keluarga Yakhzum ibn
Murrah.
9. Khazinah (mengurusi administrasi perbendaharaan negara). Ini diserahkan kpd al-Harits ibn Qais
keluarga Hisyam ibn Ka’ab.
10 Azlam (mengurusi ramalan untuk mengetahui pendapat dewa-dewa). Jabatan ini dipegang Shafwan,
saudara Abu Safyan.
6. Kondisi Ekonomi Masyarakat Mekkah
Sebelum Islam
Perdagangan, pertanian dan Peternakan
Masyarkat Perkotaan : lebih banyak dalam bidang perdagangan dan pertanian
seperti Yaman, Thaif Madinah, Najed, dan Khaibar
Masyarakat Badui : menggembala dengan berpindah-pindah berdasarkan
ketersediann air dan pakan ternak.
Ilmu perniagaan berasal dari pedagang yaman.
7. Kondisi Agama/Kepercayaan Masyarakat
Mekkah Sebelum Islam
Banyak kepercayaan yg ada di Arab sebelum Islam; watsani/berhala, hanif, benda-benda alam-
langit, dsb). Agama berhala adlh kepercayaan nenek moyang yang paling dominan dan tumbuh
subur di Jazirag Arab.
Ka’bah merupakan pusat keagamaan, pusat ziarah bagi masyarakat Makah & masyarakat Arab
lainnya penyembaha berhala
Ka’bah dikelilingi tidak kurang dari 350 berhala. Ini sekaligus menggambarkan banyaknya suku
yang ada di jazirah Arabia.
Berhala pertama Hubal di bawa Abu Amer Bin luhai dari Yaman