Dokumen tersebut membahas berbagai keutamaan menjaga lisan dan bahaya dari penyalahgunaan lisan, seperti berbicara yang tidak perlu, ikut pembicaraan yang bathil, berbantahan, pertengkaran, berkata keji, mengejek dan mencela. Dokumen ini menekankan pentingnya menjaga lisan agar tidak menyebabkan dosa dan malapetaka bagi diri sendiri maupun orang lain.
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27Ustadz Ahmad Ridwan
Riwayat lain menyebutkan: Wabishah bin Ma’bad Radhiyallahu anhu . berkata: Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bertanya: “Kamu datang untuk bertanya tentang kebajikan?” aku menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Tanyakan kepada hati kecilmu sendiri. Kebajikan adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu tenteram, sedangkan dosa adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu gelisah meskipun orang lain berulang kali membenarkanmu.”(HR Imam Ahmad bin Hambal dan Imam ad-Darimi. Hadits ini hasan.)
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27Ustadz Ahmad Ridwan
Riwayat lain menyebutkan: Wabishah bin Ma’bad Radhiyallahu anhu . berkata: Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bertanya: “Kamu datang untuk bertanya tentang kebajikan?” aku menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Tanyakan kepada hati kecilmu sendiri. Kebajikan adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu tenteram, sedangkan dosa adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu gelisah meskipun orang lain berulang kali membenarkanmu.”(HR Imam Ahmad bin Hambal dan Imam ad-Darimi. Hadits ini hasan.)
Berdakwah sesungguhnya adalah bisnis yang kita lakukan dengan Alloh, karena Alloh akan memberi balasan berupa syurga kepada orang-orang yang menyeru kepada Islam
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Bukhari bersabda bahwa, keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan. "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam."
Berdakwah sesungguhnya adalah bisnis yang kita lakukan dengan Alloh, karena Alloh akan memberi balasan berupa syurga kepada orang-orang yang menyeru kepada Islam
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Bukhari bersabda bahwa, keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan. "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam."
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. Nikmat Allah
ْ
مَلَأ
لَعَجن
ُۥهَّل
نَينيَع
اًناَسِل َو
ِْنيَتَفَش َو
“Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata,
lidah dan dua buah bibir?” (Q.s. 90: 8-9)
Saksi di Akhirat
“pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi
atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”
(Q.s. 24: 24)
Hakikat Lisan (Lidah)
3. ”Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baikdan bantahlah merekadengan cara yang
baik…” (Q.s. 16: 125)
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru kepadaAllah, mengerjakan amalyang saleh,
dan berkata:"Sesungguhnya akutermasuk orang-orang
yang menyerah diri?" (Q.s. 41: 33)
Perintah Berkata Baik
4. Keutamaan Menjaga Lisan
َْوجَألْاَارَّنْال َاسَّنْالُل ِخدُيْاَمُْرَثكَأ
ِْانَف
:
ْ
ُجَرَفْوْالُمَفال
“Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka
adalah dua lubang: mulut dan kemaluan.”
(HR. Tirmidzi, Ahmad dan lainnya).
6. Ucapan yang tidak perlu adalah ucapan yang seandainya anda
diam tidak berdosa, dan tidak akan membahayakan diri
maupun orang lain. Seperti menanyakan sesuatu yang tidak
diperlukan.
Penyakit ini disebabkan oleh keinginan kuat untuk mengetahui
segala sesuatu. Atau basa-basi untuk menunjukkan perhatian dan
kecintaan, atau sekedar mengisi waktu dengan cerita-cerita yang
tidak berguna. Perbuatan ini termasuk dalam perbuatan tercela.
Terapinya adalah dengan menyadarkan bahwa waktu adalah
modal yang paling berharga. Jika tidak dipergunakan secara efektif
maka akan merugikan diri sendiri. selanjutnya menyadari bahwa
setiap kata yang keluar dari mulut akan dimintai pertanggung
jawabannya. ucapan yang keluar bisa menjadi tangga ke sorga
atau jaring jebakan ke neraka. Secara aplikatif kita coba melatih diri
senantiasa diam dari hal-hal yang tidak diperlukan.
Berbicara yang Tidak Perlu
7. “Tidak adakebaikanpadakebanyakanbisikan-bisikan
mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
bersedekah, berbuat ma’ruf, atauperdamaian di antara
manusia” (Q.s. 4: 114.)
“Beruntunglah orang yang dapatmenahan kelebihan
bicaranya, dan menginfakkan kelebihan hartanya “ (H.r.
Baghawi)
Berlebihan dalam Berbicara
8. Pembicaraan yang bathil adalah pembicaraan
maksiat, seperti menceritakan tentang
perempuan, perkumpulan selebritis, dsb,
yang tidak terbilang jumlahnya. Pembicaraan
seperti ini sebaiknya dihindari karena tidak
mendatangkan faedah.
Ikut Pembicaraan yang Bathil
9. Perdebatan yang tercela adalah usaha menjatuhkan
orang lain dengan menyerang dan mencela
pembicaraannya, menganggapnya bodoh dan tidak
akurat. Biasanya orang yang diserang merasa tidak
suka, dan penyerang ingin menunjukkan kesalahan
orang lain agar terlihat kelebihan dirinya.
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan tersesat suatu
kaum setelah mereka mendapatkan hidayah Allah, kecuali
mereka melakukan perdebatan” (H.r. Tirmidzi)
Berbantahan dan Perdebatan
11. “Jauhilah perbuatan keji. Karena sesungguhnya Allah tidaksuka sesuatu
yang keji dan perbuatan keji” dalam riwayat lain:”Surga itu haram bagi
setiap orang yang keji”. (H.r. Ibnu Hibban)
“Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk,
berkata keji dan jorok” (H.r. At Tirmidzi)
“Bertaqwalah kepada Allah, jika ada orang yang mencela kekuranganmu,
makajangan kaubalas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya
adapadanya dan pahalanya adapadamu. Dan janganlah kamumencaci
maki siapapun.” (H.r. Ahmad)
Nabi Bersabda: “Termasuk dalam dosa besar adalah mencaci maki orang
tua sendiri” Para sahabat bertanya: “Bagaimana seseorang mencaci
maki orang tua sendiri?” Jawab Nabi: “Dia mencaci maki orang tua
orang lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki orang tuanya”. (H.r.
Ahmad)
Berkata Keji, Jorok dan Caci Maki
12. Mengejek berarti meremehkan orang lain dengan
menyebutkan aib/kekurangannya untuk
ditertawakan, baik dengan cerita lisan atau
peragaan di hadapannya.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengolok- olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka
yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-
olok dan janganlah pula wanita-wanita mengolok-olok
wanita lain (karena)bolehjadi wanita-wanita yang diolok-
olok itu lebih baikdari yang mengolok-olok.“ Q.s. 49: 11
Mengejek dan Mencela