Dokumen tersebut membahas konsep sehat dan sakit menurut WHO serta beberapa model dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. WHO mendefinisikan sehat sebagai keadaan fisik, mental, dan sosial yang sejahtera, bukan hanya ketiadaan penyakit. Dokumen ini juga membahas model kontinum sehat-sakit, faktor penentu status kesehatan, serta dampak sakit terhadap pasien dan keluarga.
Masa nifas adalah masa pemulihan setelah persalinan yang berlangsung kurang lebih 6 minggu. Masa ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap awal ketergantungan, tahap tengah mulai mandiri, dan tahap akhir kemandirian penuh. Ibu nifas akan mengalami berbagai perubahan psikologis dan gangguan seperti post partum blues yang dapat ditangani dengan dukungan keluarga dan pengob
Asuhan pada Ibu Nifas dengan Post PartumIndah Widi
Masa nifas merupakan masa pemulihan setelah persalinan yang ditandai dengan kemungkinan terjadinya post partum blues pada 70% ibu. Post partum blues adalah kesedihan sementara yang ditandai dengan cemas, menangis, tidak percaya diri dan sensitif. Penatalaksanaannya mencakup peningkatan dukungan keluarga dan pencegahan dengan istirahat ibu serta peran aktif suami dan keluarga dalam merawat ibu dan bayi.
Presented at ‘Training of Trainers’ Latihan Penilaian Kesihatan Mental & Psikososial untuk Permintaan Pengguguran
Peringkat Nasional, Ministry of Health Malaysia . 22-23 August 2017.
Dokumen tersebut membahas konsep sehat dan sakit menurut WHO serta beberapa model dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. WHO mendefinisikan sehat sebagai keadaan fisik, mental, dan sosial yang sejahtera, bukan hanya ketiadaan penyakit. Dokumen ini juga membahas model kontinum sehat-sakit, faktor penentu status kesehatan, serta dampak sakit terhadap pasien dan keluarga.
Masa nifas adalah masa pemulihan setelah persalinan yang berlangsung kurang lebih 6 minggu. Masa ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap awal ketergantungan, tahap tengah mulai mandiri, dan tahap akhir kemandirian penuh. Ibu nifas akan mengalami berbagai perubahan psikologis dan gangguan seperti post partum blues yang dapat ditangani dengan dukungan keluarga dan pengob
Asuhan pada Ibu Nifas dengan Post PartumIndah Widi
Masa nifas merupakan masa pemulihan setelah persalinan yang ditandai dengan kemungkinan terjadinya post partum blues pada 70% ibu. Post partum blues adalah kesedihan sementara yang ditandai dengan cemas, menangis, tidak percaya diri dan sensitif. Penatalaksanaannya mencakup peningkatan dukungan keluarga dan pencegahan dengan istirahat ibu serta peran aktif suami dan keluarga dalam merawat ibu dan bayi.
Presented at ‘Training of Trainers’ Latihan Penilaian Kesihatan Mental & Psikososial untuk Permintaan Pengguguran
Peringkat Nasional, Ministry of Health Malaysia . 22-23 August 2017.
Dokumen tersebut merangkum faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan yang terbagi menjadi 3 kategori utama yaitu faktor fisik, psikologis, dan lingkungan sosial budaya serta ekonomi. Faktor fisik meliputi status kesehatan, gizi, usia, riwayat penyakit, gaya hidup dan kebiasaan merokok. Faktor psikologis mencakup stres, dukungan keluarga, pengalaman masa lalu dan ke
1. Kebijakan yang dilakukan Pemda dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan jiwa yang bersifat promotif :
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan manusia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya Promotif primer adalah dengan berorientasi pada kelompok masyarakat yang belum mengalami masalah maupun gangguan jiwa.
Lembaga yang menjadi target utama dalam meningkatkan Kesehatan jiwa yang yaitu pada : Keluarga, Lembaga Pendidikan, Tempat Kerja, Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Media Massa, Lembaga Keagaaman dan tempat ibadah; dan Lembaga Pemasyarakatan yang membutuhkan upaya promotif kesehatan jiwa, di antaranya dengan melaksanakan kebijakan operasional kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat dan diharapkan akan mampu dan memandirikan masyarakat melalui edukasi peningkatan ketahanan mental/jiwa terutama dalam Pola Asuh, Life skill dan Pencegahan perilaku berisiko/Napza/Perilaku Bunuh diri.
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya promotif diantaranya :
a) Advokasi, sosialisasi dan promosi kesehatan jiwa (psikoedukasi);
b) Penyediaan materi dan media KIE;
c) Pemberdayaan masyarakat dalam Kesehatan jiwa melalui pelatihan kader;
d) Membuat inovasi dan terobosan baru dalam mensosialisasikan dan mendekatkan akses layanan kesehatan jiwa kepada masyarakat yaitu dengan membuat Layanan Psikososial dan Kesehatan Jiwa ;
e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor, organisasi profesi, akademisi, pemerhati masalah kesehatan jiwa, dan lain- lain.
Dalam kerangka regulasi, untuk meningkatkan peran serta Pemerintah daerah dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa masyarakat, maka Pemerintah Daerah Maluku dengan menerbitkan kebijakan terkait yaitu :
1. SK Gubernur Maluku Nomor 182 Tahun 2022 tentang TIM PENGARAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM) Provinsi Maluku yang bertugas merumuskan kebijakan Pemerintah Provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa masyarakat melalui pendekatan multi disiplin dan peran serta masyarakat, guna meningkatkan kondisi Kesehatan Jiwa Masyarakat yang optimal di wilayahnya.
2. SK Gubernur Maluku Nomor 183 Tahun 2022 tentang TIM DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL (DKPJS) PROVINSI MALUKU yang bertugas untuk : Melakukan Psychological First Aid (PFA) dan follow up PFA pada anggota masyarakat/komunitas yang membutuhkan pada saat terjadi Kedaruratan (permasalahan kesehatan masyarakat, bencana alam, konflik sosial, permasalahan hukum dan lainnya), Membentuk jejaring dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dengan lintas sektor terkait, Melakukan edukasi, pendampingan, peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun bencana lainnya dan Melakukan kegiatan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial untuk masyarakat, kelompok khusus yang membutuhkan melalui la
Presentation5 relaps dan krisis skizofrenia - PsikoedukasiBagus Utomo
Dokumen tersebut membahas tentang psikoedukasi keluarga untuk skizofrenia, mencakup definisi kekambuhan, gejala awal, pencegahan, dan penanganan krisis. Topik utama meliputi mengenali tanda-tanda awal kekambuhan, langkah-langkah pencegahan kekambuhan, serta tanggapan keluarga dalam menghadapi krisis.
Dokumen tersebut membahas berbagai masalah psikologis yang dihadapi ibu hamil dan ibu nifas, serta penanganannya. Termasuk kecemasan terhadap pemeriksaan pelvik, aborsi, operasi sesar, proses persalinan, baby blues, dan depresi pasca partum. Penanganannya meliputi pemberian informasi, relaksasi, dukungan emosi, dan konsultasi ke dokter.
Pasien berusia 63 tahun datang dengan keluhan cemas berlebihan dan jantung berdebar-debar yang dirasakan sejak beberapa tahun terakhir. Gejala memburuk setelah meninggalnya suami pasien 3 bulan lalu. Berdasarkan pemeriksaan, pasien didiagnosa dengan Gangguan Cemas Menyeluruh dan direncanakan mendapatkan terapi farmakologis dan psikoterapi.
ANALISIS, DIAGNOSIS DAN PRIORITAS ASKEP KELUARGA 2023 (1).pptxWindaFransisca
Pertanyaan soal:
Apakah diagnosa keperawatan pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban:
A. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
B. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
D. Ketidakmampuan koping keluarga
E. Penurunan koping keluarga
Dokumen tersebut membahas pentingnya peran orang tua dalam mendeteksi gejala awal kanker pada anak melalui observasi fisik dan mendengarkan keluhan anak. Selanjutnya membahas tahapan diagnosis, pengobatan, dan dukungan yang diberikan kepada anak selama menjalani pengobatan kanker.
Dokumen tersebut merangkum faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan yang terbagi menjadi 3 kategori utama yaitu faktor fisik, psikologis, dan lingkungan sosial budaya serta ekonomi. Faktor fisik meliputi status kesehatan, gizi, usia, riwayat penyakit, gaya hidup dan kebiasaan merokok. Faktor psikologis mencakup stres, dukungan keluarga, pengalaman masa lalu dan ke
1. Kebijakan yang dilakukan Pemda dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan jiwa yang bersifat promotif :
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan manusia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya Promotif primer adalah dengan berorientasi pada kelompok masyarakat yang belum mengalami masalah maupun gangguan jiwa.
Lembaga yang menjadi target utama dalam meningkatkan Kesehatan jiwa yang yaitu pada : Keluarga, Lembaga Pendidikan, Tempat Kerja, Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Media Massa, Lembaga Keagaaman dan tempat ibadah; dan Lembaga Pemasyarakatan yang membutuhkan upaya promotif kesehatan jiwa, di antaranya dengan melaksanakan kebijakan operasional kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat dan diharapkan akan mampu dan memandirikan masyarakat melalui edukasi peningkatan ketahanan mental/jiwa terutama dalam Pola Asuh, Life skill dan Pencegahan perilaku berisiko/Napza/Perilaku Bunuh diri.
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya promotif diantaranya :
a) Advokasi, sosialisasi dan promosi kesehatan jiwa (psikoedukasi);
b) Penyediaan materi dan media KIE;
c) Pemberdayaan masyarakat dalam Kesehatan jiwa melalui pelatihan kader;
d) Membuat inovasi dan terobosan baru dalam mensosialisasikan dan mendekatkan akses layanan kesehatan jiwa kepada masyarakat yaitu dengan membuat Layanan Psikososial dan Kesehatan Jiwa ;
e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor, organisasi profesi, akademisi, pemerhati masalah kesehatan jiwa, dan lain- lain.
Dalam kerangka regulasi, untuk meningkatkan peran serta Pemerintah daerah dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa masyarakat, maka Pemerintah Daerah Maluku dengan menerbitkan kebijakan terkait yaitu :
1. SK Gubernur Maluku Nomor 182 Tahun 2022 tentang TIM PENGARAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM) Provinsi Maluku yang bertugas merumuskan kebijakan Pemerintah Provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa masyarakat melalui pendekatan multi disiplin dan peran serta masyarakat, guna meningkatkan kondisi Kesehatan Jiwa Masyarakat yang optimal di wilayahnya.
2. SK Gubernur Maluku Nomor 183 Tahun 2022 tentang TIM DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL (DKPJS) PROVINSI MALUKU yang bertugas untuk : Melakukan Psychological First Aid (PFA) dan follow up PFA pada anggota masyarakat/komunitas yang membutuhkan pada saat terjadi Kedaruratan (permasalahan kesehatan masyarakat, bencana alam, konflik sosial, permasalahan hukum dan lainnya), Membentuk jejaring dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dengan lintas sektor terkait, Melakukan edukasi, pendampingan, peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun bencana lainnya dan Melakukan kegiatan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial untuk masyarakat, kelompok khusus yang membutuhkan melalui la
Presentation5 relaps dan krisis skizofrenia - PsikoedukasiBagus Utomo
Dokumen tersebut membahas tentang psikoedukasi keluarga untuk skizofrenia, mencakup definisi kekambuhan, gejala awal, pencegahan, dan penanganan krisis. Topik utama meliputi mengenali tanda-tanda awal kekambuhan, langkah-langkah pencegahan kekambuhan, serta tanggapan keluarga dalam menghadapi krisis.
Dokumen tersebut membahas berbagai masalah psikologis yang dihadapi ibu hamil dan ibu nifas, serta penanganannya. Termasuk kecemasan terhadap pemeriksaan pelvik, aborsi, operasi sesar, proses persalinan, baby blues, dan depresi pasca partum. Penanganannya meliputi pemberian informasi, relaksasi, dukungan emosi, dan konsultasi ke dokter.
Pasien berusia 63 tahun datang dengan keluhan cemas berlebihan dan jantung berdebar-debar yang dirasakan sejak beberapa tahun terakhir. Gejala memburuk setelah meninggalnya suami pasien 3 bulan lalu. Berdasarkan pemeriksaan, pasien didiagnosa dengan Gangguan Cemas Menyeluruh dan direncanakan mendapatkan terapi farmakologis dan psikoterapi.
ANALISIS, DIAGNOSIS DAN PRIORITAS ASKEP KELUARGA 2023 (1).pptxWindaFransisca
Pertanyaan soal:
Apakah diagnosa keperawatan pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban:
A. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
B. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
D. Ketidakmampuan koping keluarga
E. Penurunan koping keluarga
Dokumen tersebut membahas pentingnya peran orang tua dalam mendeteksi gejala awal kanker pada anak melalui observasi fisik dan mendengarkan keluhan anak. Selanjutnya membahas tahapan diagnosis, pengobatan, dan dukungan yang diberikan kepada anak selama menjalani pengobatan kanker.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. KEPERAWATAN MATERNITAS
IBU NIFAS
DENGAN BABY BLUES SYNDROME
DOSEN PEMBIMBING
ESTI NURJANAH., S. Kep., Ns., M. Kes
OLEH
ETI HERAWATI
NUR ANISAH
TITI DWI C
SEPTIADI
2. A. Defenisi
• Baby blues/postnatal blues/ maternity blues
adalah fenomena ringan dan sementara
ditandai terutama oleh perasaan menangis,
lelah, cemas, pelupa, kacau, overemotional,
perubahan suasana hati dan tidak
bersemangat yang terjadi selama hari-hari
pertama masa nifas. Umumnya terjadi antara
7- 10 hari pertama setelah melahirkan.
4. D. Faktor resiko
• Individu yang berisiko mengalami baby blues antara lain:
• Mempunyai riwayat premenstrual syndrome atau depresi sebelum hamil
• Stressor psikososial selama kehamilan atau persalinan
• Keadaan atau kualitas bayi
• dengan berat badan lahir rendah.
• Melahirkan dibawah usia 20 tahun
• Kehamilan yang tidak direncanakan
• Dukungan sosial (terutama dari suami dan keluarga)
• Buruknya hubungan perkawinan dan tidak adekuatnya dukungan sosial
• akan mempengaruhi kondisi psikologis ibu.
• Status sosial ekonomi
• Hal ini dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhn dan perawatan pada bayi.
5. Konsep Dasar Keperawatan
A. PENGKAJIAN
• Pengkajian pada pasien post partum blues menurut Bobak ( 2004 )
dapat dilakukan pada pasien dalam beradaptasi menjadi orang tua
baru. Pengkajiannya meliputi ;
• Identitas klien.
• Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medical record dan lain-lain
• Keluhan Utama
• Riwayat Kesehatan
• Riwayat Persalinan
• Citra Diri Ibu
• Interaksi Orang Tua-Bayi
• Struktur dan Fungsi Keluarga
• Perilaku Adaptif dan Perilaku Maladaptif
• Perubahan Mood.
7. 1. ANSIETAS
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
1 Ansietas
Definisi :
Perasaan gelisah yang tak jelas dari
ketidaknyamanan atau ketakutan yang
disertai respon autonom (sumner tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh
individu);
Ditandai dengan
Gelisah,Insomnia,ResahKetakutanSedih,
Kekhawatiran,Cemas
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan)
- Gunakan pendekatan yang
menenangkan
- Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien
- Jelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur
- Pahami prespektif pasien terhdap
situasi stres
- Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
- Berikan informasi faktual mengenai
diagnosis, tindakan prognosis
- Dorong keluarga untuk
menemani anak
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan)
- Gunakan pendekatan
yang menenangkan
- Nyatakan dengan jelas
harapan terhadap pelaku
pasien
- Jelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
selama prosedur
- Pahami prespektif
pasien terhdap situasi
stres
- Temani pasien untuk
memberikan keamanan
dan mengurangi takut
- Berikan informasi
faktual mengenai
diagnosis, tindakan
prognosis
- Dorong keluarga untuk
menemani anak