SlideShare a Scribd company logo
SEMINAR KEMAJUAN – UJI EFISIENSI BIOSORBEN DARITANAMAN
SANSEVIERIATRIFASCIATATERHADAP LIMBAH LOGAM BERAT ZN
Rezky Fadli – 102316088
Outline
Latar
Belakang
01
Metode
Penelitian
02
Hasil dan
Pembahasan
03
Rencana
Kedepan
04
1
LATAR
BELAKANG
2
Tujuan Penelitian
• Mengetahui pengaruh masa waktu kontak, serta konsenterasi awal ion Zn2+
terhadap jumlah ion Zn2+ yang tereduksi.
• Mendapatkan nilai koefisien biosorpsi dari masing-masing parameter
menggunakan metode isoterm Freundlich-langmuir.
• Mendapatkan nilai kinetik dari proses biosorpsi menggunakan persamaan
Lagergren first order dan second order kinetik.
• Mendapatkan kondisi optimal untuk biosorpsi ion logam Zn2+ menggunakan
biosorben sansevieria trifasciata.
3
Latar Belakang
Limbah Logam Berat
Pertumbuhan Industri
Biosorpsi SansevieriaTrivasciata
4
Latar Belakang
Pertumbuhan Industri Elektroplating
Industri Elektroplating Logam Merupakan salah satu
penyumbang limbah logam berat terbesar, khusunya
Krom, Nikel, dan Seng. Elektroplating adalah proses
pelapisan suatu logam dengan logam lain (umumnya
menggunakan arus listrik) yang lebih murah sehingga
logam yang didalamnya dapat terlindungi dari korosi.
Elektroplating menghasilkan limbah cair yang di
dialamnya terdapat kandungan logam berat yang
melebihi standar yang sudah ditetapkan oleh KLHK
maupun Kementerian Kesehatan.
5
Latar Belakang
Limbah Logam Berat Seng
Logam berat adalah komponen natural dari lapisan
kerak bumi yang tidak dapat di degradasi atau
dihancurkan. Kata logam berat merujuk kepada elemen
kimia metalik yang memiliki massa jenis tinggi dan
beracun dalam konsenterasi rendah. Beberapa contoh
logam berat adalah Seng (Zn), Cadmium (Cd), Nikel (Ni),
Chromium (Cr), dan Timbal (Pb). Logam berat dapat
masuk ke tubuh melalui air dan makanan yang telah
tercemar sebelumnya. Tercemarnya sumber air dan
makanan dapat terjadi secara alamiah melalui letusan
gunung berapi ataupu melalui pencemaran limbah yang
dihasilkan oleh aktifitas manusia. Salah satunya adalah
limbah logam berat seng (Zn) yang umumnya terdapat
pada limbah industri alloy, keramik, kosmetik, pigmen,
dan karet (Said, 2010).
6
Latar Belakang
Biosorpsi
Biosorpsi adalah proses menghilangkan atau
memulihkan logam berat dari larutan cair
menggunakan bahan yang berasal dari organisme
hidup. Proses biosorpsi dapat diartikan memiliki dari
dua fasa, fasa satu adalah fasa padat (biosorben) dan
yang satunya adalah fasa cair yang mengandung zat
adsorbat.
Ying Zhang et al, 2013 telah melakukan biosorpsi Zinc
menggunakan Rice Husk dengan beberapa variasi,
diantaranya adalah treated dan untreated rice husk.
Hasilnya didapat kapasitas biosorpsi berada pada
rentang 40 – 90%.
7
Latar Belakang
SansevieriaTrifasciata
Sansevieira Trifasciata yang mudah meradaptasi
menyebabkan tanaman ini dapat tumbuh hampir
disegala tempat di Indonesia, baik dataran tinggi,
rendah dan sedang. Kandungan di dalam daun
S.trifasciata diketahui memiliki beberapa kandungan
kimia yang berpotensi menjadi biosorben logam berat,
diantaranya adalah gugus senyawa Carbonyl, Carboxyl,
Selulosa, serta Amine komplex.
Yuningsih et al, 2014 telah menggunakan tanaman lidah
mertua sebagai biosorben pada biosorpsi limbah logam
timbal. Dengan melakukan beberapa variasi,
diantaranya adalah waktu, pH, massa biosrben serta
aktivasi asam-basa.
8
METODE
PENELITIAN
9
Metode Penelitian
Alat
• Blender
• Oven
• Alumunium foil
• Pipet ukur
• Gelas Beaker
• Kertas Saring
• Magnetic Stirrer
• PH meter
• Corong Pemisah
• Vacuum Filter
• Alumunium Foil
Alat dan Bahan
Bahan
• ZnCl2
• Lidah Mertua
• HCl
• NaOH
• Akuades
10
Rancangan Penelitian
Preparasi Biosorben SansevieriaTrifasciatai
Karakterisasi: FTIR Karakterisasi:AAS Karakterisasi: SEM
Percobaan: KorelasiWaktu
kontak & KonsenterasiAwal
Percobaan: Korelasi pH
Sampel Larutan Simulasi
Limbah
Percobaan: KorelasiAktivasi
Asam-Basa Biosorben
Analisis Kuantitatif:
Kinetika Adsorpsi
Analisis Kuantitatif:
IsotermAdsorpsi
11
Prosedur Percobaan
Preparasi Biosorben SansevieriaTrifasciata
Daun lidah mertua yang telah dipotong dari akarnya
dibersihkan dengan air mengalir hingga tidak ada sisa
tanah maupun debu yang menempel
Setelah itu, daun lidah mertua dijemur dibawah sinar
matahari selama ± 2 hari.
Daun lidah mertua yang sudah kering dijemur selanjutnya
dimasukkan kedalam oven dan dipanggang dengan suhu
100oC selama 56 jam
Potongan daun yang sudah sangat kering itu kemudian
diblender untuk diubah menjadi bubuk
Setelah didapat bubuk daun lidah mertua yang
merupakan biosorben, simpan bubuk tersebut kedalam
toples jar yang tertutup rapat.
12
Prosedur Percobaan
Dokumentasi: Preparasi Biosorben
SansevieriaTrifasciata
13
Prosedur Percobaan
Percobaan mencari korelasi waktu kontak terhadap tingkat biosorpsi logam
Zn untuk Konsenterasi Awal 50, 75, dan 150 mg/L
Larutan limbah simulasi ini dibuat dengan konsenterasi
logam Zn 50 , 72, dan 150 mg/L dari senyawa ZnCl2 98%.
Sebanyak 53,176 mg, 76,574 mg, dan 159,5296 mg ZnCl2
ditimbang dan masing-masing dilarutkan ke dalam 1000
mL aquades yang nantinya akan dibagi menjadi tiga buah,
dengan volume 150 mL.
Larutan ZnCl2 di aduk selama ± 5 menit agar larutam
homogen, kemudian bagi masing-masing 150 ml larutan
ke dalam beaker glass 250 mL.
Kemudian beaker glass tersebut diberikan label sesuai
dengan lama waktu kontak: 20 menit, 80 menit, dan 120
menit. Setelah larutan simulasi limbah sudah tersedia,
selanjutnya timbang biosorben sansevieria trifasciata
sebanyak 1,5 g untuk masing-masing sampel. 14
Prosedur Percobaan
Dokumentasi: Percobaan mencari korelasi waktu kontak
terhadap tingkat biosorpsi logam Zn untuk Konsenterasi
Awal 50, 75, dan 150 mg/L
15
Prosedur Percobaan
Percobaan mencari korelasi waktu kontak terhadap tingkat biosorpsi logam
Zn untuk Konsenterasi Awal 50, 75, dan 150 mg/L
Ketiga sampel dikontakan sesuai dengan waktu yang
tertera di label, yaitu 20 menit, 80 menit, dan 120 menit.
Sampel dikontakkan dengan magnetic stirerr dengan
kecepatan 500 rpm dan suhu 30oC.
Setelah waktu kontak selesai, campuran larutan dan
biosorben dipisahkan menggunakan centrifuge dengan
kecepatan 5000 rpm selama 4 menit, dan kemudian
disaring menggunakan kertas saring dan kompresor.
Setelah larutan dan used biosorben terpisah, masing-
masing larutan sisa adsorpsi disimpan kedalam botol
sampel 100 ml, dan sisa biosorben juga disimpan kedalam
botol sampel yang terpisah.
Setelah itu, satu sampel used biosorben dikarakterisasi
menggunakan FTIR, dan ketiga larutan sampel sisa
adsorpsi diukur konsenterasi ion logam yang tersisa
menggunakanAAS. 16
Prosedur Percobaan
Percobaan Mengetahui Efek Aktivasi Asam-BasaTerhadapTingkat Biosorpsi
Logam ZnCl2
Sebanyak dua buah sampel masing-masing 2,5 gram
biosorben ditimbang dan dimasukkan kedalam gelas
beaker untuk proses aktivasi.
Sebanyak 250 mL larutan HCl 0,1 M untuk aktivasi asam
dan 0,1 M NaOH ditambahkan kedalam dua gelas beaker
berbeda.
Kemudian larutan HCl dan NaOH yang sudah terdapat
biosorben di aktivasi menggunakan magnetic stirrer pada
suhu 30oC dan 450 RPM selama 24 jam Setelah 24 jam, biosorben dan larutan HCl dipisahkan
menggunakan Centrifuge selama 4 menit dan 5000 RPM
serta melalui proses penyaringan menggunakan Vacuum
Compressor.
Setelah biosorben dan larutan aktivasi terpisah,
selanjutnya biosorben di bilas menggunakan akuades
menggunakan 100 mL air sebanyak 3 kali hingga pH air
bilasan bernila mendekati tujuh (netral)
Biosorben yang telah selesai dibilas selanjutnya
dimasukkan di Oven dengan suhu 100oC selama 3 jam
hingga kembali mengering.
17
Prosedur Percobaan
Dokumentasi: Percobaan Mengetahui Efek Aktivasi Asam
TerhadapTingkat Biosorpsi Logam ZnCl2
18
Prosedur Percobaan
Percobaan Mengetahui Efek Aktivasi AsamTerhadapTingkat Biosorpsi
Logam ZnCl2
Larutan limbah simulasi ini dibuat dengan konsenterasi
logam Zn 150 mg/L dari senyawa ZnCl2 98%.
Sebanyak 47,858 mg ZnCl2 ditimbang dan masing-masing
dilarutkan ke dalam 150 mL akuades yang sudah disiapkan
di gelas beaker.
Larutan ZnCl2 di aduk selama ± 5 menit agar larutan
homogen
Larutan tersebut kemudian ditambahkan biosorben
Sansevieria Trifasciata yang sebelumnya sudah di aktivasi
sebanyak 1,5 gram.
Setelahnya, proses pengontakkan dilakukan selama 120
menit menggunakan Magnetic Stirrer dengan suhu 30 dan
500 RPM.
Campuran larutan dan biosorben dipisahkan
menggunakan centrifuge dengan kecepatan 5000 rpm
selama 4 menit, dan kemudian disaring menggunakan
kertas saring dan vacuum kompresor. 19
Prosedur Percobaan
Percobaan Mengetahui Efek Aktivasi AsamTerhadapTingkat Biosorpsi
Logam ZnCl2
Setelah larutan dan used biosorben terpisah, larutan sisa
adsorpsi disimpan kedalam botol sampel 100 ml, dan sisa
biosorben juga disimpan kedalam botol sampel yang
terpisah.
Setelah itu, sampel used biosorben dikarakterisasi
menggunakan FTIR, dan ketiga larutan sampel sisa
adsorpsi diukur konsenterasi ion logam yang tersisa
menggunakanAAS.
20
Prosedur Percobaan
Percobaan mencari korelasi pH Larutan SampelTerhadap Kapasitas Adsorpsi
Larutan limbah simulasi ini dibuat dengan konsenterasi
logam Zn 150 mg/L dari senyawa ZnCl2 98%.
Sebanyak 47,8589 mg ZnCl2 ditimbang dan dilarutkan ke
dalam 150 mL akuades.
Larutan ZnCl2 di aduk selama ± 5 menit agar larutam
homogen, kemudian bagi masing-masing 150 ml larutan
ke dalam beaker glass 250 mL
Kemudian larutan 6 M HCl 0,25 mL ditambahkan kedalam
larutan ZnCl2 sebagai pemberi suasana asam dengan nilai
pH = 2.
Setelah larutan HCl dan ZnCl2 dicampurkan, kemudian
sebanyak 1,5 g biosorben ditambahkan ke dalam larutan
tersebut. Setelahnya, proses pengontakkan dilakukan selama 120
menit menggunakan Magnetic Stirrer dengan suhu 30 dan
500 RPM.
21
Prosedur Percobaan
Dokumentasi: Percobaan mencari korelasi pH Larutan
SampelTerhadap Kapasitas
22
Prosedur Percobaan
Percobaan mencari korelasi pH Larutan SampelTerhadap Kapasitas Adsorpsi
Setelah waktu kontak selesai, campuran larutan dan
biosorben dipisahkan menggunakan centrifuge dengan
kecepatan 5000 rpm selama 4 menit, dan kemudian
disaring menggunakan kertas saring dan kompresor.
Setelah larutan dan used biosorben terpisah, masing-
masing larutan sisa adsorpsi disimpan kedalam botol
sampel 100 ml, dan sisa biosorben juga disimpan kedalam
botol sampel yang terpisah.
Setelah itu, satu sampel used biosorben dikarakterisasi
menggunakan FTIR, dan ketiga larutan sampel sisa
adsorpsi diukur konsenterasi ion logam yang tersisa
menggunakanAAS.
23
HASIL &
PEMBAHASAN
24
Hasil & Pembahasan Hasil Uji FTIR Biosorben
Pada Grafik di samping ini, yang merupakan hasil uji FTIR untuk sampel
biosorben sebelum proses kontak dengan ion Zn2+. Dapat dilihat
Kehadiran gugus amino dapat dilihat pada peaks 3419,77 cm-1
,
kemudian Kehadiran gugus COO- grup karboksil ditandai dengan peak
1427,72 cm-1, spektrum hidroksil O-H dapat terdeteksi pada peaks
1061,99 cm-1 s. Sedangkan untuk peaks 778,64 cm-1 menunjukan
spektrum dari ikatan C-H.
Dapat dilihat pada grafik disamping yang merupakan
hasil FTIR untuk biosorben yang sudah kontak dengan
ion Zn2+. Peaks pada panjang gelombang 3419,77 cm-1,
1427,72 cm-1, dan 1061,99 cm-1 mengalami penurunan
nilai menjadi 3376,98 cm-1, 1423,94 cm-1, dan 1060,69
cm-1 menandakan bahwa dapat terjadi interaksi yang
intensif dengan ion Zn2+ .
25
Hasil & Pembahasan
Kode Sampel Parameter Hasil Satuan Metode
20 Menit/ 50 mg
Seng (Zn)
Total
24,4
mg zinc / L
larutan
SNI 06-6989-84
2019
80 menit/ 50 mg 13,9
120 menit/50 mg 14,8
20 menit/ 75 mg 41,4
120 menit/75 mg 24,1
80 menit/150 mg 32,3
Hasil Uji AAS Larutan Simulasi Limbah Zinc
26
Hasil Pembahasan Dokumentasi Saat Uji AAS
28
Hasil & Pembahasan
KorelasiWaktu Kontak Dengan KapasitasAdsorpsi
Uji Parameter Waktu Kontak: Zn 50 mg/L
Waktu Kontak
(menit)
Massa
Biosorben (g)
Konsenterasi
Awal (mg/L)
Konsenterasi
Akhir (mg/L)
Seng teradsorpsi
(mg)
qt (mg/g) %adsorpsi
20 1,5 50 24,4 25,6 2,56 51,2
80 1,5 50 13,9 36,1 3,61 72,2
120 1,5 50 14,8 35,2 3,52 70,4
Uji Parameter Waktu Kontak: Zn 75 mg/L
Waktu Kontak
(menit)
Massa
Biosorben (g)
Konsenterasi
Awal (mg/L)
Konsenterasi
Akhir (mg/L)
Seng teradsorpsi
(mg)
qt (mg/g) %adsorpsi
20 1,5 75 41,4 33,6 3,36 44,8
120 1,5 75 24,1 50,9 5,09 67,86667
Uji Parameter Waktu Kontak: Zn 150 mg/L
Waktu Kontak
(menit)
Massa
Biosorben (g)
Konsenterasi
Awal (mg/L)
Konsenterasi
Akhir (mg/L)
Seng teradsorpsi
(mg)
qt (mg/g) %adsorpsi
80 1,5 150 32,3 117,7 11,77 78,4667
28
Hasil & Pembahasan
KorelasiWaktu Kontak Dengan KapasitasAdsorpsi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 20 40 60 80 100 120 140
%
REMOVAL
WAKTU (MIN)
Variasi Waktu Kontak
50 mg/L 75 mg/L 150 mg/L
29
Analisis Kuantitatif – Kinetik Adsorpsi Pseudo 1st order
Untuk mencari Kinetik menggunakan Pseudo-First-Order model kinetik, asumsi yang digunakan adalah the uptake rate of Zn2+
dalam satuan waktu memiliki perbandingan yang proporsional terhadap jumlah site aktif yang tersedia pada permukaan adsorbent.
Dengan Persamaan:
𝑑𝑞
𝑑𝑡
= 𝑘1 𝑞𝑒𝑞 − 𝑞𝑡
Dimana qeq dan qt adalah jumlah ion logam teradsorpsi (mg Zn/g biosorben) pada saat equilibirium (maksimal) dan pada saaat t.
Sedangkan KL adalah Pseudo-first-order adsorption rate constant (min-1). Kemudian persamaan di integral sehingga didapat
persamaan Linear:
log 𝑞𝑒𝑞 − 𝑞𝑡 = log𝑞𝑒𝑞 −
𝑘1𝑡
2.303
Nilai KL didapat dari plot linear antara log(qeq – qt) dengan t
Hasil & Pembahasan
30
Analisis Kuantitatif – Kinetik Adsorpsi Pseudo 1st order
Hasil & Pembahasan
y = -0.0107x + 0.2346
R² = 1
-1.2
-1
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0
0.2
0 20 40 60 80 100 120 140
Log(q
eq
–
q
t
)
Waktu (min)
Lagergen Pseudo 1st Order
50 mg/L Linear (50 mg/L)
Gradien = -0,0107
Slope = 0,2346
k1 = -Gradien x 2,303
= 0,0107 x 2,303
= 0,0246 /min
qequilibirium = 10slope
= 100,2346
= 1,7163 mg/g
31
Analisis Kuantitatif – Kinetik Adsorpsi Pseudo 2nd order
Untuk mencari Kinetik menggunakan Pseudo-Second-Order model kinetik, asumsi yang digunakan adalah rate adsorpsi kimia
dapat dibatasi oleh gaya valensi antara elektron exchange ataupun sharing antara adsorben dan adsorbat.
Dengan Persamaan:
𝑑𝑞𝑡
𝑑𝑡
= 𝑘2(𝑞𝑒𝑞−𝑞𝑡)²
Dimana qeq dan qt adalah jumlah ion logam teradsorpsi (mg Zn/g biosorben) pada saat equilibirium (maksimal) dan pada saaat t.
Sedangkan Ks adalah Pseudo-second-order adsorption rate constant (min-1). Kemudian persamaan di integral dan disusun kembali
sehingga didapat persamaan Linear:
𝑡
𝑞𝑡
=
1
𝑘2𝑞²𝑒𝑞
+
𝑡
𝑞𝑒𝑞
Nilai Ks didapat dari plot linear antara t/qt dengan t.
Sedangkan untuk mencari initial uptake rate dapat dicari dengan mengasumsikan qe/t menjadi sama dengan 0.
ho = K2 x qe
2
Dimana h0 adalah initial adsorption rate (mg/g.min).
Hasil & Pembahasan
32
Analisis Kuantitatif – Kinetik Adsorpsi Pseudo 2nd order
Hasil & Pembahasan
Gradien = 0,2609
Slope = 2,2208
qequilibirium = 1/Gradien
= 1/0,2609
= 3,8328 mg/g
K1 = 1/(Slope x qeq)
= 1/(2,221x1,7259)
= 0,11748 min-1
R2 = 0,9962
ho = Ks x qe
2
= 0,11748 min-1 x 3,83282
= 1,7259 mg/g.min
y = 0.2609x + 2.2208
R² = 0.9962
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 20 40 60 80 100 120 140
t/qt
Waktu (min)
Lagergen Pseudo 2nd Order
50 mg/L Linear (50 mg/L)
33
RENCANA
KEDEPAN
34
PercobaanYang Belum Dilakukan
• Melakukan Kontak adsorben dengan adsorbat pada variasi pH asam dan basa
• Melakukan aktivasi kimia pada variasi aktivasi basa menggunakan larutan NaOH 0,1 M
• Melakukan kontak adsorbat dan adsorben menggunakan adsorben yang sudah di aktivasi
• Melakukan kontak adsorbat dengan adsorben untuk konsenterasi awal 150 mg/L dan pada waktu kontak 120 menit
Rencana Kedepan
35
Karakterisasi
• Karakterisasi AAS untuk semua sampel yang belum di kerjakan
• Karakterisasi FTIR untuk sampel used adsorben untuk variasi pH dan aktivasi kimia
• Karakterisasi SEM untuk sesudah dan sebelum adsorpsi
• Karakterisasi XRD untuk mengetahui kandungan dari biosorben S.Trifasciata (opsional)
Rencana Kedepan
36
Analisis Kuantitatif – Kinetik Pseudo 1st order dan Kinetik
Pseudo 2nd order
Analisis kuantitatif menghitung kinetik adsorpsi dilanjutkan untuk sampel variasi waktu & konsenterasi awal 150 mg/L serta 75
mg/L.
Rencana Kedepan
37
Analisis Kuantitatif – Isoterm Freundlich
Isoterm Freundlich terjadi karena adanya interaksi secara fisik antara adsorbat dan permukaan adsorben. Isoterm Freundlich
merupakan isoterm addsorpsi yang terjadi secara heterogen dan multi layer . Pada isoterm adsorbsi Freundlich, adsorbat
membentuk lapisan monomolekul pada permukaan adsorben. Persamaan Isotherm freundlich dapat ditulis sebagai:
𝑞ₑ = 𝐾𝑓 𝐶
1
𝑛
Kf merupakan konstanta Freundlich, Ce adalah konsenterasi larutan pada kesetimbangan (mg/L), dan C adalah massa dari adsorbat
yang telah teradsorbsi oleh “m” gram dari adsorben (x/m = qe konsenterasi adsorbat yang teradsorbsi). Sedangkan untuk bentuk
linear dari isoterm Freundlich adalah:
log 𝑞ₑ = 𝑙𝑜𝑔𝐾𝑓 +
1
𝑛
𝑙𝑜𝑔𝐶
Nilai konstanta Freundlich dihitung dari plot linear antara log(qe) terhadap log( Ce) untuk sampel variasi waktu yang paling tinggi %
removalnya. Sedangkan 1/n merupakan adsorption instensiy.
Rencana Kedepan
38
Analisis Kuantitatif – Isoterm Langmuir
Isoterm adsorbsi langmuir digunakan untuk mendeskripsikan kesetimbangan antara sistem adsorben dan adsorbat, dimana
adsorbsi adsorbat dibatasi oleh satu molekul layer pada sebelum tekanan relatif dapat dicapai. Persamaan Isoterm Langmuir dapat
ditulis sebagai:
𝑞ₑ =
qm kLCₑ
1 + kLCₑ
Nilai qe adalah konsenterasi kesetimbangan sistem adsorbat dengan adsorben (mg/g), nilaiCe adalah konsenterasi kesetimbangan
sistem adsorbat dan larutan fluida (mg/L). Sedangkan nilai kL adalah nilai konstanta Langmuir. Setelah dilakukan linearisasi, maka
didapat persamaan langmuir:
𝐶ₑ
𝑞ₑ
=
1
qmkL
+
1
qm
𝐶ₑ
Nilai kL dihitung dari dari plot linear antara Ce/qe denganCe. Data yang digunakan adalah kapasitas % removal logam Zn dari
berbagai konsenterasi pada saat waktu kontak maksimal.
Rencana Kedepan
39
THANKS !
Rezky Fadli – 102316088
Referensi
Zhang, Ying., Zheng, Ru., Zhao, Jiaying., Zhang, Yingchao., Wong, Po-Keung., Ma, Fang.
2014. Biosorption of Zinc from Arueous Solution Using Chemically Treated Rice Husk.
BioMed Research International Volume 2013. Hindawi Publishing Corporation. Doi:
http://dx.doi.org/10.1155/2013/365163.
Yuningsih, Lela Mukmilah., Batubara, Irmanida., Darusman, Latifah Kosim. 2014. Sansevieria
Trifasciata Properties as Lead(II) Ion Biosorbent. Makara Jurnal Science, volume 18 (2014)
59-65 . Doi: 10.7454/mss.v18i2.319.
Kowanga, Keno David., Gatebe, Erastus., Mauti, Godfrey Omare., Mauti., Mbaja Eliakim.
2016. Kinetic, sorption isotherms, pseudo-first-order model and pseudo-second-order
model studies of Cu(II) and Pb(II) using difatted Moringa Oleifera seed powder

More Related Content

Similar to KemajuanTADesember2020_102316088_Rezky.pptx

380 855-1-sm
380 855-1-sm380 855-1-sm
380 855-1-sm
Furqon Al Fahmi
 
Adsorpsi metal-binding
Adsorpsi metal-bindingAdsorpsi metal-binding
Adsorpsi metal-binding
Mita Bahriah
 
Laporan Hasil Penelitian tentang Hidrat dan Hukum Dasar Kimia
Laporan Hasil Penelitian tentang Hidrat dan Hukum Dasar KimiaLaporan Hasil Penelitian tentang Hidrat dan Hukum Dasar Kimia
Laporan Hasil Penelitian tentang Hidrat dan Hukum Dasar Kimia
Moh Hari Rusli
 
ANALISIS MINERAL.pptx
ANALISIS MINERAL.pptxANALISIS MINERAL.pptx
ANALISIS MINERAL.pptx
HildaFitriaWulandari
 
12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)
12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)
12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)
HaInYoo
 
12352 article text-16072-1-10-20150709
12352 article text-16072-1-10-2015070912352 article text-16072-1-10-20150709
12352 article text-16072-1-10-20150709
HaInYoo
 
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-i
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-iJbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-i
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-iJepri Al Mudatsir
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
Ali diazotasi
Ali diazotasiAli diazotasi
Ali diazotasi
Fajrul Baso
 
3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon
Universitas Muslim Indonesia Makassar
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
dini riza
 
kadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitritkadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitrit
nadya parmitha
 
Tugas anorganik
Tugas anorganikTugas anorganik
Tugas anorganik
Anisah Lubis
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Stoikiometri Reaksi (1).pptx
Stoikiometri Reaksi (1).pptxStoikiometri Reaksi (1).pptx
Stoikiometri Reaksi (1).pptx
fiandraargani
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Sabila Izzati
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
Teknologi Hasil Pertanian
 

Similar to KemajuanTADesember2020_102316088_Rezky.pptx (20)

380 855-1-sm
380 855-1-sm380 855-1-sm
380 855-1-sm
 
Adsorpsi metal-binding
Adsorpsi metal-bindingAdsorpsi metal-binding
Adsorpsi metal-binding
 
Laporan Hasil Penelitian tentang Hidrat dan Hukum Dasar Kimia
Laporan Hasil Penelitian tentang Hidrat dan Hukum Dasar KimiaLaporan Hasil Penelitian tentang Hidrat dan Hukum Dasar Kimia
Laporan Hasil Penelitian tentang Hidrat dan Hukum Dasar Kimia
 
ANALISIS MINERAL.pptx
ANALISIS MINERAL.pptxANALISIS MINERAL.pptx
ANALISIS MINERAL.pptx
 
12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)
12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)
12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)
 
12352 article text-16072-1-10-20150709
12352 article text-16072-1-10-2015070912352 article text-16072-1-10-20150709
12352 article text-16072-1-10-20150709
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-i
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-iJbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-i
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-i
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Ali diazotasi
Ali diazotasiAli diazotasi
Ali diazotasi
 
3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
 
kadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitritkadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitrit
 
Tugas anorganik
Tugas anorganikTugas anorganik
Tugas anorganik
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Stoikiometri Reaksi (1).pptx
Stoikiometri Reaksi (1).pptxStoikiometri Reaksi (1).pptx
Stoikiometri Reaksi (1).pptx
 
Ion exchange
Ion exchangeIon exchange
Ion exchange
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
 

Recently uploaded

Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 

Recently uploaded (11)

Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 

KemajuanTADesember2020_102316088_Rezky.pptx

  • 1. SEMINAR KEMAJUAN – UJI EFISIENSI BIOSORBEN DARITANAMAN SANSEVIERIATRIFASCIATATERHADAP LIMBAH LOGAM BERAT ZN Rezky Fadli – 102316088
  • 4. Tujuan Penelitian • Mengetahui pengaruh masa waktu kontak, serta konsenterasi awal ion Zn2+ terhadap jumlah ion Zn2+ yang tereduksi. • Mendapatkan nilai koefisien biosorpsi dari masing-masing parameter menggunakan metode isoterm Freundlich-langmuir. • Mendapatkan nilai kinetik dari proses biosorpsi menggunakan persamaan Lagergren first order dan second order kinetik. • Mendapatkan kondisi optimal untuk biosorpsi ion logam Zn2+ menggunakan biosorben sansevieria trifasciata. 3
  • 5. Latar Belakang Limbah Logam Berat Pertumbuhan Industri Biosorpsi SansevieriaTrivasciata 4
  • 6. Latar Belakang Pertumbuhan Industri Elektroplating Industri Elektroplating Logam Merupakan salah satu penyumbang limbah logam berat terbesar, khusunya Krom, Nikel, dan Seng. Elektroplating adalah proses pelapisan suatu logam dengan logam lain (umumnya menggunakan arus listrik) yang lebih murah sehingga logam yang didalamnya dapat terlindungi dari korosi. Elektroplating menghasilkan limbah cair yang di dialamnya terdapat kandungan logam berat yang melebihi standar yang sudah ditetapkan oleh KLHK maupun Kementerian Kesehatan. 5
  • 7. Latar Belakang Limbah Logam Berat Seng Logam berat adalah komponen natural dari lapisan kerak bumi yang tidak dapat di degradasi atau dihancurkan. Kata logam berat merujuk kepada elemen kimia metalik yang memiliki massa jenis tinggi dan beracun dalam konsenterasi rendah. Beberapa contoh logam berat adalah Seng (Zn), Cadmium (Cd), Nikel (Ni), Chromium (Cr), dan Timbal (Pb). Logam berat dapat masuk ke tubuh melalui air dan makanan yang telah tercemar sebelumnya. Tercemarnya sumber air dan makanan dapat terjadi secara alamiah melalui letusan gunung berapi ataupu melalui pencemaran limbah yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Salah satunya adalah limbah logam berat seng (Zn) yang umumnya terdapat pada limbah industri alloy, keramik, kosmetik, pigmen, dan karet (Said, 2010). 6
  • 8. Latar Belakang Biosorpsi Biosorpsi adalah proses menghilangkan atau memulihkan logam berat dari larutan cair menggunakan bahan yang berasal dari organisme hidup. Proses biosorpsi dapat diartikan memiliki dari dua fasa, fasa satu adalah fasa padat (biosorben) dan yang satunya adalah fasa cair yang mengandung zat adsorbat. Ying Zhang et al, 2013 telah melakukan biosorpsi Zinc menggunakan Rice Husk dengan beberapa variasi, diantaranya adalah treated dan untreated rice husk. Hasilnya didapat kapasitas biosorpsi berada pada rentang 40 – 90%. 7
  • 9. Latar Belakang SansevieriaTrifasciata Sansevieira Trifasciata yang mudah meradaptasi menyebabkan tanaman ini dapat tumbuh hampir disegala tempat di Indonesia, baik dataran tinggi, rendah dan sedang. Kandungan di dalam daun S.trifasciata diketahui memiliki beberapa kandungan kimia yang berpotensi menjadi biosorben logam berat, diantaranya adalah gugus senyawa Carbonyl, Carboxyl, Selulosa, serta Amine komplex. Yuningsih et al, 2014 telah menggunakan tanaman lidah mertua sebagai biosorben pada biosorpsi limbah logam timbal. Dengan melakukan beberapa variasi, diantaranya adalah waktu, pH, massa biosrben serta aktivasi asam-basa. 8
  • 11. Metode Penelitian Alat • Blender • Oven • Alumunium foil • Pipet ukur • Gelas Beaker • Kertas Saring • Magnetic Stirrer • PH meter • Corong Pemisah • Vacuum Filter • Alumunium Foil Alat dan Bahan Bahan • ZnCl2 • Lidah Mertua • HCl • NaOH • Akuades 10
  • 12. Rancangan Penelitian Preparasi Biosorben SansevieriaTrifasciatai Karakterisasi: FTIR Karakterisasi:AAS Karakterisasi: SEM Percobaan: KorelasiWaktu kontak & KonsenterasiAwal Percobaan: Korelasi pH Sampel Larutan Simulasi Limbah Percobaan: KorelasiAktivasi Asam-Basa Biosorben Analisis Kuantitatif: Kinetika Adsorpsi Analisis Kuantitatif: IsotermAdsorpsi 11
  • 13. Prosedur Percobaan Preparasi Biosorben SansevieriaTrifasciata Daun lidah mertua yang telah dipotong dari akarnya dibersihkan dengan air mengalir hingga tidak ada sisa tanah maupun debu yang menempel Setelah itu, daun lidah mertua dijemur dibawah sinar matahari selama ± 2 hari. Daun lidah mertua yang sudah kering dijemur selanjutnya dimasukkan kedalam oven dan dipanggang dengan suhu 100oC selama 56 jam Potongan daun yang sudah sangat kering itu kemudian diblender untuk diubah menjadi bubuk Setelah didapat bubuk daun lidah mertua yang merupakan biosorben, simpan bubuk tersebut kedalam toples jar yang tertutup rapat. 12
  • 14. Prosedur Percobaan Dokumentasi: Preparasi Biosorben SansevieriaTrifasciata 13
  • 15. Prosedur Percobaan Percobaan mencari korelasi waktu kontak terhadap tingkat biosorpsi logam Zn untuk Konsenterasi Awal 50, 75, dan 150 mg/L Larutan limbah simulasi ini dibuat dengan konsenterasi logam Zn 50 , 72, dan 150 mg/L dari senyawa ZnCl2 98%. Sebanyak 53,176 mg, 76,574 mg, dan 159,5296 mg ZnCl2 ditimbang dan masing-masing dilarutkan ke dalam 1000 mL aquades yang nantinya akan dibagi menjadi tiga buah, dengan volume 150 mL. Larutan ZnCl2 di aduk selama ± 5 menit agar larutam homogen, kemudian bagi masing-masing 150 ml larutan ke dalam beaker glass 250 mL. Kemudian beaker glass tersebut diberikan label sesuai dengan lama waktu kontak: 20 menit, 80 menit, dan 120 menit. Setelah larutan simulasi limbah sudah tersedia, selanjutnya timbang biosorben sansevieria trifasciata sebanyak 1,5 g untuk masing-masing sampel. 14
  • 16. Prosedur Percobaan Dokumentasi: Percobaan mencari korelasi waktu kontak terhadap tingkat biosorpsi logam Zn untuk Konsenterasi Awal 50, 75, dan 150 mg/L 15
  • 17. Prosedur Percobaan Percobaan mencari korelasi waktu kontak terhadap tingkat biosorpsi logam Zn untuk Konsenterasi Awal 50, 75, dan 150 mg/L Ketiga sampel dikontakan sesuai dengan waktu yang tertera di label, yaitu 20 menit, 80 menit, dan 120 menit. Sampel dikontakkan dengan magnetic stirerr dengan kecepatan 500 rpm dan suhu 30oC. Setelah waktu kontak selesai, campuran larutan dan biosorben dipisahkan menggunakan centrifuge dengan kecepatan 5000 rpm selama 4 menit, dan kemudian disaring menggunakan kertas saring dan kompresor. Setelah larutan dan used biosorben terpisah, masing- masing larutan sisa adsorpsi disimpan kedalam botol sampel 100 ml, dan sisa biosorben juga disimpan kedalam botol sampel yang terpisah. Setelah itu, satu sampel used biosorben dikarakterisasi menggunakan FTIR, dan ketiga larutan sampel sisa adsorpsi diukur konsenterasi ion logam yang tersisa menggunakanAAS. 16
  • 18. Prosedur Percobaan Percobaan Mengetahui Efek Aktivasi Asam-BasaTerhadapTingkat Biosorpsi Logam ZnCl2 Sebanyak dua buah sampel masing-masing 2,5 gram biosorben ditimbang dan dimasukkan kedalam gelas beaker untuk proses aktivasi. Sebanyak 250 mL larutan HCl 0,1 M untuk aktivasi asam dan 0,1 M NaOH ditambahkan kedalam dua gelas beaker berbeda. Kemudian larutan HCl dan NaOH yang sudah terdapat biosorben di aktivasi menggunakan magnetic stirrer pada suhu 30oC dan 450 RPM selama 24 jam Setelah 24 jam, biosorben dan larutan HCl dipisahkan menggunakan Centrifuge selama 4 menit dan 5000 RPM serta melalui proses penyaringan menggunakan Vacuum Compressor. Setelah biosorben dan larutan aktivasi terpisah, selanjutnya biosorben di bilas menggunakan akuades menggunakan 100 mL air sebanyak 3 kali hingga pH air bilasan bernila mendekati tujuh (netral) Biosorben yang telah selesai dibilas selanjutnya dimasukkan di Oven dengan suhu 100oC selama 3 jam hingga kembali mengering. 17
  • 19. Prosedur Percobaan Dokumentasi: Percobaan Mengetahui Efek Aktivasi Asam TerhadapTingkat Biosorpsi Logam ZnCl2 18
  • 20. Prosedur Percobaan Percobaan Mengetahui Efek Aktivasi AsamTerhadapTingkat Biosorpsi Logam ZnCl2 Larutan limbah simulasi ini dibuat dengan konsenterasi logam Zn 150 mg/L dari senyawa ZnCl2 98%. Sebanyak 47,858 mg ZnCl2 ditimbang dan masing-masing dilarutkan ke dalam 150 mL akuades yang sudah disiapkan di gelas beaker. Larutan ZnCl2 di aduk selama ± 5 menit agar larutan homogen Larutan tersebut kemudian ditambahkan biosorben Sansevieria Trifasciata yang sebelumnya sudah di aktivasi sebanyak 1,5 gram. Setelahnya, proses pengontakkan dilakukan selama 120 menit menggunakan Magnetic Stirrer dengan suhu 30 dan 500 RPM. Campuran larutan dan biosorben dipisahkan menggunakan centrifuge dengan kecepatan 5000 rpm selama 4 menit, dan kemudian disaring menggunakan kertas saring dan vacuum kompresor. 19
  • 21. Prosedur Percobaan Percobaan Mengetahui Efek Aktivasi AsamTerhadapTingkat Biosorpsi Logam ZnCl2 Setelah larutan dan used biosorben terpisah, larutan sisa adsorpsi disimpan kedalam botol sampel 100 ml, dan sisa biosorben juga disimpan kedalam botol sampel yang terpisah. Setelah itu, sampel used biosorben dikarakterisasi menggunakan FTIR, dan ketiga larutan sampel sisa adsorpsi diukur konsenterasi ion logam yang tersisa menggunakanAAS. 20
  • 22. Prosedur Percobaan Percobaan mencari korelasi pH Larutan SampelTerhadap Kapasitas Adsorpsi Larutan limbah simulasi ini dibuat dengan konsenterasi logam Zn 150 mg/L dari senyawa ZnCl2 98%. Sebanyak 47,8589 mg ZnCl2 ditimbang dan dilarutkan ke dalam 150 mL akuades. Larutan ZnCl2 di aduk selama ± 5 menit agar larutam homogen, kemudian bagi masing-masing 150 ml larutan ke dalam beaker glass 250 mL Kemudian larutan 6 M HCl 0,25 mL ditambahkan kedalam larutan ZnCl2 sebagai pemberi suasana asam dengan nilai pH = 2. Setelah larutan HCl dan ZnCl2 dicampurkan, kemudian sebanyak 1,5 g biosorben ditambahkan ke dalam larutan tersebut. Setelahnya, proses pengontakkan dilakukan selama 120 menit menggunakan Magnetic Stirrer dengan suhu 30 dan 500 RPM. 21
  • 23. Prosedur Percobaan Dokumentasi: Percobaan mencari korelasi pH Larutan SampelTerhadap Kapasitas 22
  • 24. Prosedur Percobaan Percobaan mencari korelasi pH Larutan SampelTerhadap Kapasitas Adsorpsi Setelah waktu kontak selesai, campuran larutan dan biosorben dipisahkan menggunakan centrifuge dengan kecepatan 5000 rpm selama 4 menit, dan kemudian disaring menggunakan kertas saring dan kompresor. Setelah larutan dan used biosorben terpisah, masing- masing larutan sisa adsorpsi disimpan kedalam botol sampel 100 ml, dan sisa biosorben juga disimpan kedalam botol sampel yang terpisah. Setelah itu, satu sampel used biosorben dikarakterisasi menggunakan FTIR, dan ketiga larutan sampel sisa adsorpsi diukur konsenterasi ion logam yang tersisa menggunakanAAS. 23
  • 26. Hasil & Pembahasan Hasil Uji FTIR Biosorben Pada Grafik di samping ini, yang merupakan hasil uji FTIR untuk sampel biosorben sebelum proses kontak dengan ion Zn2+. Dapat dilihat Kehadiran gugus amino dapat dilihat pada peaks 3419,77 cm-1 , kemudian Kehadiran gugus COO- grup karboksil ditandai dengan peak 1427,72 cm-1, spektrum hidroksil O-H dapat terdeteksi pada peaks 1061,99 cm-1 s. Sedangkan untuk peaks 778,64 cm-1 menunjukan spektrum dari ikatan C-H. Dapat dilihat pada grafik disamping yang merupakan hasil FTIR untuk biosorben yang sudah kontak dengan ion Zn2+. Peaks pada panjang gelombang 3419,77 cm-1, 1427,72 cm-1, dan 1061,99 cm-1 mengalami penurunan nilai menjadi 3376,98 cm-1, 1423,94 cm-1, dan 1060,69 cm-1 menandakan bahwa dapat terjadi interaksi yang intensif dengan ion Zn2+ . 25
  • 27. Hasil & Pembahasan Kode Sampel Parameter Hasil Satuan Metode 20 Menit/ 50 mg Seng (Zn) Total 24,4 mg zinc / L larutan SNI 06-6989-84 2019 80 menit/ 50 mg 13,9 120 menit/50 mg 14,8 20 menit/ 75 mg 41,4 120 menit/75 mg 24,1 80 menit/150 mg 32,3 Hasil Uji AAS Larutan Simulasi Limbah Zinc 26
  • 28. Hasil Pembahasan Dokumentasi Saat Uji AAS 28
  • 29. Hasil & Pembahasan KorelasiWaktu Kontak Dengan KapasitasAdsorpsi Uji Parameter Waktu Kontak: Zn 50 mg/L Waktu Kontak (menit) Massa Biosorben (g) Konsenterasi Awal (mg/L) Konsenterasi Akhir (mg/L) Seng teradsorpsi (mg) qt (mg/g) %adsorpsi 20 1,5 50 24,4 25,6 2,56 51,2 80 1,5 50 13,9 36,1 3,61 72,2 120 1,5 50 14,8 35,2 3,52 70,4 Uji Parameter Waktu Kontak: Zn 75 mg/L Waktu Kontak (menit) Massa Biosorben (g) Konsenterasi Awal (mg/L) Konsenterasi Akhir (mg/L) Seng teradsorpsi (mg) qt (mg/g) %adsorpsi 20 1,5 75 41,4 33,6 3,36 44,8 120 1,5 75 24,1 50,9 5,09 67,86667 Uji Parameter Waktu Kontak: Zn 150 mg/L Waktu Kontak (menit) Massa Biosorben (g) Konsenterasi Awal (mg/L) Konsenterasi Akhir (mg/L) Seng teradsorpsi (mg) qt (mg/g) %adsorpsi 80 1,5 150 32,3 117,7 11,77 78,4667 28
  • 30. Hasil & Pembahasan KorelasiWaktu Kontak Dengan KapasitasAdsorpsi 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 20 40 60 80 100 120 140 % REMOVAL WAKTU (MIN) Variasi Waktu Kontak 50 mg/L 75 mg/L 150 mg/L 29
  • 31. Analisis Kuantitatif – Kinetik Adsorpsi Pseudo 1st order Untuk mencari Kinetik menggunakan Pseudo-First-Order model kinetik, asumsi yang digunakan adalah the uptake rate of Zn2+ dalam satuan waktu memiliki perbandingan yang proporsional terhadap jumlah site aktif yang tersedia pada permukaan adsorbent. Dengan Persamaan: 𝑑𝑞 𝑑𝑡 = 𝑘1 𝑞𝑒𝑞 − 𝑞𝑡 Dimana qeq dan qt adalah jumlah ion logam teradsorpsi (mg Zn/g biosorben) pada saat equilibirium (maksimal) dan pada saaat t. Sedangkan KL adalah Pseudo-first-order adsorption rate constant (min-1). Kemudian persamaan di integral sehingga didapat persamaan Linear: log 𝑞𝑒𝑞 − 𝑞𝑡 = log𝑞𝑒𝑞 − 𝑘1𝑡 2.303 Nilai KL didapat dari plot linear antara log(qeq – qt) dengan t Hasil & Pembahasan 30
  • 32. Analisis Kuantitatif – Kinetik Adsorpsi Pseudo 1st order Hasil & Pembahasan y = -0.0107x + 0.2346 R² = 1 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0 20 40 60 80 100 120 140 Log(q eq – q t ) Waktu (min) Lagergen Pseudo 1st Order 50 mg/L Linear (50 mg/L) Gradien = -0,0107 Slope = 0,2346 k1 = -Gradien x 2,303 = 0,0107 x 2,303 = 0,0246 /min qequilibirium = 10slope = 100,2346 = 1,7163 mg/g 31
  • 33. Analisis Kuantitatif – Kinetik Adsorpsi Pseudo 2nd order Untuk mencari Kinetik menggunakan Pseudo-Second-Order model kinetik, asumsi yang digunakan adalah rate adsorpsi kimia dapat dibatasi oleh gaya valensi antara elektron exchange ataupun sharing antara adsorben dan adsorbat. Dengan Persamaan: 𝑑𝑞𝑡 𝑑𝑡 = 𝑘2(𝑞𝑒𝑞−𝑞𝑡)² Dimana qeq dan qt adalah jumlah ion logam teradsorpsi (mg Zn/g biosorben) pada saat equilibirium (maksimal) dan pada saaat t. Sedangkan Ks adalah Pseudo-second-order adsorption rate constant (min-1). Kemudian persamaan di integral dan disusun kembali sehingga didapat persamaan Linear: 𝑡 𝑞𝑡 = 1 𝑘2𝑞²𝑒𝑞 + 𝑡 𝑞𝑒𝑞 Nilai Ks didapat dari plot linear antara t/qt dengan t. Sedangkan untuk mencari initial uptake rate dapat dicari dengan mengasumsikan qe/t menjadi sama dengan 0. ho = K2 x qe 2 Dimana h0 adalah initial adsorption rate (mg/g.min). Hasil & Pembahasan 32
  • 34. Analisis Kuantitatif – Kinetik Adsorpsi Pseudo 2nd order Hasil & Pembahasan Gradien = 0,2609 Slope = 2,2208 qequilibirium = 1/Gradien = 1/0,2609 = 3,8328 mg/g K1 = 1/(Slope x qeq) = 1/(2,221x1,7259) = 0,11748 min-1 R2 = 0,9962 ho = Ks x qe 2 = 0,11748 min-1 x 3,83282 = 1,7259 mg/g.min y = 0.2609x + 2.2208 R² = 0.9962 0 5 10 15 20 25 30 35 40 0 20 40 60 80 100 120 140 t/qt Waktu (min) Lagergen Pseudo 2nd Order 50 mg/L Linear (50 mg/L) 33
  • 36. PercobaanYang Belum Dilakukan • Melakukan Kontak adsorben dengan adsorbat pada variasi pH asam dan basa • Melakukan aktivasi kimia pada variasi aktivasi basa menggunakan larutan NaOH 0,1 M • Melakukan kontak adsorbat dan adsorben menggunakan adsorben yang sudah di aktivasi • Melakukan kontak adsorbat dengan adsorben untuk konsenterasi awal 150 mg/L dan pada waktu kontak 120 menit Rencana Kedepan 35
  • 37. Karakterisasi • Karakterisasi AAS untuk semua sampel yang belum di kerjakan • Karakterisasi FTIR untuk sampel used adsorben untuk variasi pH dan aktivasi kimia • Karakterisasi SEM untuk sesudah dan sebelum adsorpsi • Karakterisasi XRD untuk mengetahui kandungan dari biosorben S.Trifasciata (opsional) Rencana Kedepan 36
  • 38. Analisis Kuantitatif – Kinetik Pseudo 1st order dan Kinetik Pseudo 2nd order Analisis kuantitatif menghitung kinetik adsorpsi dilanjutkan untuk sampel variasi waktu & konsenterasi awal 150 mg/L serta 75 mg/L. Rencana Kedepan 37
  • 39. Analisis Kuantitatif – Isoterm Freundlich Isoterm Freundlich terjadi karena adanya interaksi secara fisik antara adsorbat dan permukaan adsorben. Isoterm Freundlich merupakan isoterm addsorpsi yang terjadi secara heterogen dan multi layer . Pada isoterm adsorbsi Freundlich, adsorbat membentuk lapisan monomolekul pada permukaan adsorben. Persamaan Isotherm freundlich dapat ditulis sebagai: 𝑞ₑ = 𝐾𝑓 𝐶 1 𝑛 Kf merupakan konstanta Freundlich, Ce adalah konsenterasi larutan pada kesetimbangan (mg/L), dan C adalah massa dari adsorbat yang telah teradsorbsi oleh “m” gram dari adsorben (x/m = qe konsenterasi adsorbat yang teradsorbsi). Sedangkan untuk bentuk linear dari isoterm Freundlich adalah: log 𝑞ₑ = 𝑙𝑜𝑔𝐾𝑓 + 1 𝑛 𝑙𝑜𝑔𝐶 Nilai konstanta Freundlich dihitung dari plot linear antara log(qe) terhadap log( Ce) untuk sampel variasi waktu yang paling tinggi % removalnya. Sedangkan 1/n merupakan adsorption instensiy. Rencana Kedepan 38
  • 40. Analisis Kuantitatif – Isoterm Langmuir Isoterm adsorbsi langmuir digunakan untuk mendeskripsikan kesetimbangan antara sistem adsorben dan adsorbat, dimana adsorbsi adsorbat dibatasi oleh satu molekul layer pada sebelum tekanan relatif dapat dicapai. Persamaan Isoterm Langmuir dapat ditulis sebagai: 𝑞ₑ = qm kLCₑ 1 + kLCₑ Nilai qe adalah konsenterasi kesetimbangan sistem adsorbat dengan adsorben (mg/g), nilaiCe adalah konsenterasi kesetimbangan sistem adsorbat dan larutan fluida (mg/L). Sedangkan nilai kL adalah nilai konstanta Langmuir. Setelah dilakukan linearisasi, maka didapat persamaan langmuir: 𝐶ₑ 𝑞ₑ = 1 qmkL + 1 qm 𝐶ₑ Nilai kL dihitung dari dari plot linear antara Ce/qe denganCe. Data yang digunakan adalah kapasitas % removal logam Zn dari berbagai konsenterasi pada saat waktu kontak maksimal. Rencana Kedepan 39
  • 41. THANKS ! Rezky Fadli – 102316088
  • 42. Referensi Zhang, Ying., Zheng, Ru., Zhao, Jiaying., Zhang, Yingchao., Wong, Po-Keung., Ma, Fang. 2014. Biosorption of Zinc from Arueous Solution Using Chemically Treated Rice Husk. BioMed Research International Volume 2013. Hindawi Publishing Corporation. Doi: http://dx.doi.org/10.1155/2013/365163. Yuningsih, Lela Mukmilah., Batubara, Irmanida., Darusman, Latifah Kosim. 2014. Sansevieria Trifasciata Properties as Lead(II) Ion Biosorbent. Makara Jurnal Science, volume 18 (2014) 59-65 . Doi: 10.7454/mss.v18i2.319. Kowanga, Keno David., Gatebe, Erastus., Mauti, Godfrey Omare., Mauti., Mbaja Eliakim. 2016. Kinetic, sorption isotherms, pseudo-first-order model and pseudo-second-order model studies of Cu(II) and Pb(II) using difatted Moringa Oleifera seed powder

Editor's Notes

  1. - Perbandingan dengan timbal
  2. - Ditambahin untuk kinetik