Dokumen tersebut membahas tentang konjungtivitis, yaitu peradangan pada konjungtiva atau membran pelindung mata yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, virus, jamur, atau alergi. Dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, jenis, patofisiologi, diagnosis, dan pengobatan konjungtivitis.
Dokumen tersebut membahas tentang cara pemakaian obat yang tepat, mencakup petunjuk pemakaian berbagai jenis obat seperti tetes mata, tetes hidung, semprot hidung, inhalasi, vaginal, tetes telinga, kumur, dan suppositoria. Dokumen lain membahas tentang penyebab dan penatalaksanaan demam, serta contoh obat demam parasetamol dan ibuprofen. Terakhir membahas tentang penyebab dan gejala influenza.
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi medis yang terkait dengan mata seperti hyphema (perdarahan di bilik mata depan), kontusi mata, trauma kimia dan benda asing di mata, serta penatalaksanaannya seperti irigasi, pengeluaran benda asing, dan pemberian obat-obatan seperti antibiotik dan sikloplegik. Juga dibahas tentang tumor orbita seperti melanoma yang dapat menyebar dan penatalaksanaannya meliputi enukleasi,
Dokumen tersebut berisi informasi mengenai beberapa obat, termasuk komposisi, indikasi, kontraindikasi, efek samping, dan dosisnya. Di antaranya adalah obat PANTERA untuk penyakit ulkus dan refluks, AMOXICILLIN untuk infeksi bakteri, dan CENDOXITROL untuk kondisi inflamasi mata.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, (2) Mencakup pengertian, tujuan, unsur-unsur, etiologi, dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien, (3) Langkah-langkah pelaksanaan mencakup standar kebersihan, dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan metode sterilisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang cara pemakaian obat yang tepat, mencakup petunjuk pemakaian berbagai jenis obat seperti tetes mata, tetes hidung, semprot hidung, inhalasi, vaginal, tetes telinga, kumur, dan suppositoria. Dokumen lain membahas tentang penyebab dan penatalaksanaan demam, serta contoh obat demam parasetamol dan ibuprofen. Terakhir membahas tentang penyebab dan gejala influenza.
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi medis yang terkait dengan mata seperti hyphema (perdarahan di bilik mata depan), kontusi mata, trauma kimia dan benda asing di mata, serta penatalaksanaannya seperti irigasi, pengeluaran benda asing, dan pemberian obat-obatan seperti antibiotik dan sikloplegik. Juga dibahas tentang tumor orbita seperti melanoma yang dapat menyebar dan penatalaksanaannya meliputi enukleasi,
Dokumen tersebut berisi informasi mengenai beberapa obat, termasuk komposisi, indikasi, kontraindikasi, efek samping, dan dosisnya. Di antaranya adalah obat PANTERA untuk penyakit ulkus dan refluks, AMOXICILLIN untuk infeksi bakteri, dan CENDOXITROL untuk kondisi inflamasi mata.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, (2) Mencakup pengertian, tujuan, unsur-unsur, etiologi, dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien, (3) Langkah-langkah pelaksanaan mencakup standar kebersihan, dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan metode sterilisasi.
KEBERSIHAN TANGAN ( HAND HYGIENE).pptxssuser9875e4
Dokumen tersebut membahas tentang kebersihan tangan, etika batuk, alat pelindung diri, dan jenis-jenis limbah rumah sakit. Kebersihan tangan adalah salah satu cara penting untuk mencegah penularan infeksi, sedangkan etika batuk yang benar dapat mencegah penyebaran infeksi. Alat pelindung diri digunakan untuk melindungi petugas kesehatan dari bahaya kerja. Limbah rumah sakit perlu dik
Dokumen tersebut membahas tentang konjungtivitis dan blefaritis. Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang disebabkan infeksi atau alergi, sedangkan blefaritis adalah peradangan kelopak mata. Kedua penyakit tersebut menyebabkan gejala seperti mata merah dan bengkak beserta produksi air mata berlebihan.
Dokumen tersebut merangkum informasi tentang salep mata, termasuk tujuan, keuntungan, kerugian, indikasi, contoh obat, dosis, efek samping, interaksi obat, kontraindikasi, cara pemakaian, penyimpanan, peringatan, cara mengatasi keracunan, evaluasi sediaan, dan cara pembuangan kemasan.
Insektisida berbentuk tepung yang larut dalam air untuk mengendalikan hama ulat daun Plutella xylostella dan ulat krop Crocidolomia pavonana pada tanaman kubis. Produk ini mengandung bahan aktif Acephate 75% dan dapat menyebabkan keracunan melalui kontak atau pernafasan, sehingga perlu menggunakan alat pelindung diri.
Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis dan ditularkan melalui kontak langsung. Gejalanya berupa gatal terutama di malam hari di sela jari, pergelangan tangan, ketiak, pusat tubuh, lipatan paha, genitalia dan bokong. Penularannya dapat terjadi secara langsung melalui kontak kulit atau tidak langsung melalui pakaian atau peralatan yang digunakan pender
Vaksinasi umumnya tidak menimbulkan efek samping berarti kecuali gejala ringan seperti demam, nyeri, dan pembengkakan di sekitar lokasi suntik yang akan hilang dalam beberapa hari. Efek samping berat sangat jarang terjadi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang infeksi mata khususnya konjungtivitis dan blefaritis. Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang ditandai dengan mata merah dan dapat disebabkan oleh infeksi atau alergi. Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang sering mengenai bagian kelopak mata dan tepi kelopak mata.
KEBERSIHAN TANGAN ( HAND HYGIENE).pptxssuser9875e4
Dokumen tersebut membahas tentang kebersihan tangan, etika batuk, alat pelindung diri, dan jenis-jenis limbah rumah sakit. Kebersihan tangan adalah salah satu cara penting untuk mencegah penularan infeksi, sedangkan etika batuk yang benar dapat mencegah penyebaran infeksi. Alat pelindung diri digunakan untuk melindungi petugas kesehatan dari bahaya kerja. Limbah rumah sakit perlu dik
Dokumen tersebut membahas tentang konjungtivitis dan blefaritis. Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang disebabkan infeksi atau alergi, sedangkan blefaritis adalah peradangan kelopak mata. Kedua penyakit tersebut menyebabkan gejala seperti mata merah dan bengkak beserta produksi air mata berlebihan.
Dokumen tersebut merangkum informasi tentang salep mata, termasuk tujuan, keuntungan, kerugian, indikasi, contoh obat, dosis, efek samping, interaksi obat, kontraindikasi, cara pemakaian, penyimpanan, peringatan, cara mengatasi keracunan, evaluasi sediaan, dan cara pembuangan kemasan.
Insektisida berbentuk tepung yang larut dalam air untuk mengendalikan hama ulat daun Plutella xylostella dan ulat krop Crocidolomia pavonana pada tanaman kubis. Produk ini mengandung bahan aktif Acephate 75% dan dapat menyebabkan keracunan melalui kontak atau pernafasan, sehingga perlu menggunakan alat pelindung diri.
Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis dan ditularkan melalui kontak langsung. Gejalanya berupa gatal terutama di malam hari di sela jari, pergelangan tangan, ketiak, pusat tubuh, lipatan paha, genitalia dan bokong. Penularannya dapat terjadi secara langsung melalui kontak kulit atau tidak langsung melalui pakaian atau peralatan yang digunakan pender
Vaksinasi umumnya tidak menimbulkan efek samping berarti kecuali gejala ringan seperti demam, nyeri, dan pembengkakan di sekitar lokasi suntik yang akan hilang dalam beberapa hari. Efek samping berat sangat jarang terjadi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang infeksi mata khususnya konjungtivitis dan blefaritis. Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang ditandai dengan mata merah dan dapat disebabkan oleh infeksi atau alergi. Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang sering mengenai bagian kelopak mata dan tepi kelopak mata.
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Kelompok 7 Konjungtivitis PPT BU YANTI.pptx
1. “KONJUNGTIVITIS”
Kelompok 7
Nur Syamsiah L. 2020394398
Padusitrada 2020394399
Prisma Agustia W. 2020394400
Qori’atun Nashihah 2020394401
Rabi’a Adhawiyah 2020394402
2. Mata merupakan alat indra penglihat yang di
dalamnya terdapat jaringan-jaringan indera
penglihatan, jaringan-jaringan tersebut
berpotensi menimbulkan penyakit atau kelainan
dalam penglihatan.
3. Konjungtivitis
Konjungtivitis merupakan suatu keadaan
dimana terjadi inflamasi atau peradangan
pada konjungtiva. Hal ini disebabkan karena
lokasi anatomis konjungtiva sebagai struktur
terluar mata sehingga konjungtiva sangat
mudah terpapar oleh agen infeksi, baik
endogen (reaksi hipersensitivitas dan
autoimun) maupun eksogen (bakteri, virus,
jamur) (Garcia-Ferrer,2008)
4. Macam Konjungtivitis
Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis Virus
Konjungtivits Alergi
Konjungtivitis Jamur
Konjungtivitis Kimia atau Iritatif
5. Penyebab Konjungtivitis
Bakteri (stafilokokus, streptokokus, pneumokokus,
dan hemofilius)
Klamidia
Virus
Jamur
Parasit (oleh bahan iritatif => kimia, suhu, radiasi)
maupun imunologi (pada reaksi alergi).
6. Tanda dan Gejala
Gejala subjektif meliputi rasa gatal, kasar
(ngeres/tercakar) atau terasa ada benda asing.
Penyebab keluhan ini adalah edema konjungtiva,
terbentuknya hipertrofi papilaris, dan folikel yang
mengakibatkan perasaan adanya benda asing
didalam mata. Gejala objektif meliputi hyperemia
konjungtiva, epifora (keluar air mata berlebihan),
pseudoptosis (kelopak mata atas seperti akan
menutup), tampak semacam membrane atau
pseudomembran akibat koagulasi fibrin.
7. Patofisiologi
Konjungtiva selalu berhubungan dengan dunia luar
sehingga kemungkinan terinfeksi dengan mikroorganisme
sangat besar. Apabila ada mikroorganisme yang dapat
menembus pertahanan konjungtiva berupa tear film yang
juga berfungsi untuk melarutkan kotoran-kotoran dan
bahan-bahan toksik melalui meatus nasi inferior maka
dapat terjadi konjungtivitas. Pada konjungtivitis yang akut
dan ringan akan sembuh sendiri dalam waktu 2 minggu
tanpa pengobatan. Namun ada juga yang berlanjut
menjadi kronis, dan bila tidak mendapat penanganan yang
adekuat akan menimbulkan kerusakan pada kornea mata
atau komplikasi lain yang sifatnya local atau sistemik.
8. Terapi Non Farmakologi
Menghindari kontaminasi mata yang sehat atau mata
orang lain.
Tidak menggosok mata yang sakit dan kemudian
menyentuh mata yang sehat.
Mencuci mata dengan air bersih.
Mencuci tangan setelah setiap kali memegang mata
yang sakit.
Menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan
baru yang terpisah untuk membersihkan mata yang
sakit.
10. Tata Laksana
Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi
penyebab. Konjungtivitis karena bakteri dapat diobati dengan
sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika (Gentamycine 0,3
%; chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitis karena jamur sangat jarang
sedangkan konjungtivitis karena virus pengobatan terutama ditujukan
untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, konjungtivitis karena alergi
di obati dengan antihistamin (antazidine 0,5 %, rapazoline 0,05 %)
atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %).
Konjungtivitis Bakteri
Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat
diberikan antibiotic tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, folimiksin
selama 3-5 hari. kemudian bila tidak memberikan hasil yang baik,
dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan. Bila tidak ditemukan
kuman dalam sediaan langsung, diberikan tetes mata disertai antibiotic
spectrum obat salep luas tiap jam mata untuk tidur atau salep mata 4-5
kali sehari.
11. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
- Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk
terapi topical dan sistemik. Secret dibersihkan dengan kapas
yang dibasahi air bersih atau dengan garam fisiologik setiap ¼
jam.
- Kemudian diberi salep penisilin setiap ¼ jam.
* Pengobatan biasanya dengan perawatan di rumah sakit dan
terisolasi, medika menstosa :
- Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan
penisilin G 10.000-20.000/ml setiap 1 menit sampai 30 menit.
- Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit.
Disusul pemberiansalep penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.
- Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan
gonokokus.
- Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik
yang dibuat setiap hari menghasilkan 3 kali berturut-turut
negative.
12. Konjungtivitis Alergi
Penatalaksanaan keperawatan berupa kompres
dingin dan menghindarkan penyebab pencetus
penyakit. Dokter biasanya memberikan obat
antihistamin atau bahan vasokonstkiktor dan
pemberian astringen, sodium kromolin, steroid topical
dosis rendah. Rasa sakit dapat dikurangi dengan
membuang kerak-kerak dikelopak mata dengan
mengusap pelan-pelan dengan salin (gram fisiologi).
Pemakaian pelindung seluloid pada mata yang sakit
tidak dianjurkan karena akan memberikan lingkungan
yang baik bagi mikroorganisme.
13. Konjungtivitis Viral
- Beberapa pasien mengalami perbaikan gejala setelah pemberian
antihistamin/dekongestan topical. Kompres hangat atau dingin
dapat membantu memperbaiki gejala.
- Penatalaksanaan pada konjungtivitis blenore
- Berupa pemberian penisilin topical mata dibersihkan dari secret.
Pencegahan merupakan cara yang lebih aman yaitu dengan
membersihkan mata bayi segera setelah lahir dengan memberikan
salep kloramfenikol. Pengobatan dokter biasnay disesuaikan
dengan diagnosis. Pengobatan konjungtivitis blenore :
- Penisilin topical tetes atau salep sesering mungkin. Tetes ini
dapat diberikan setiap setengah jam pada 6 jam pertama disusul
dengan setiap jam sampai terlihat tanda-tanda perbaikan.
- Suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/KgBB selama 7 hari,
karena bila tidak maka pemberian obat tidak akan efektif.
- Kadang-kadang perlu diberikan bersama-sama dengan tetrasiklin
infeksi chlamdya yang banyak terjadi.
14. a. Tetes Mata
Cucilah tangan anda dengan air dan sabun
Pastikan kondisi ujung botol tetes tidak rusak
Condongkan kepala ke belakang, tarik kelopak bawah mata
menggunakan jari telunjuk sehingga kelopak mata membentuk
kantung
Pegang botol tetes dengan menggunakan tangan yang lainnya
sedekat mungkin dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya.
Tekan botol tetes secara perlahan sampai jumlah tetes cairan
yang dibutuhkan masuk ke dalam kantung kelopak bawah mata.
Jangan mengedip
Tutup mata selama 2-3 menit. Bersihkan cairan berlebih pada
wajah dengan menggunakan tisu.
Jangan menyeka atau membilas ujung botol tetes
Pasang kembali tutup botol tetes mata dengan rapat.
Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan
sisa obat yang mungkin menempel.
15. b. Eye bath
Bersihkan eyebath (mangkuk/wadah untuk larutan pencuci mata Y-Rins) sebelum
digunakan.
Apabila kelopak mata kurang bersih, misalnya ada sisa-sisa make-up, bersihkan
terlebih dahulu sehingga mata, kelopak mata, dan bulu mata sudah bebas
kosmetik saat menggunakan cuci mata.
Isi wadah eyebath dengan larutan cuci mata.
Tundukkan kepala sedikit ke depan, sentuhkan eyebath ke sekeliling kelopak
mata. Jaga agar kelopak mata tetap terbuka agar larutan pembersih dapat
mengalir bebas di seluruh permukaan mata maupun di bawah kelopak mata.
Posisi kepala tetap menunduk ke depan, goyangkan kepala ke kiri dan kanan
sehingga larutan dapat tersebar ke seluruh permukaan mata dan efek
pembersihan menjadi lebih sempurna. Lakukan kurang lebih selama 30 detik.
Setelah selesai membersihkan mata, lepaskan wadah eyebath dari kelopak mata,
tutup mata sebentar, lalu bersihkan sisa larutan dengan tisu bersih.
Buang sisa larutan cuci mata di dalam eyebath setelah pemakaian dan bersihkan
kembali eyebath sebelum disimpan.
16. c. Salep Mata
Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda apapun
(termasuk mata).
Cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk
kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk
membuka kantung konjungtiva, tube salep mata ditekan
hingga salep masuk dalam kantung konjungtiva dan
mata ditutup selama 1-2 menit. Mata digerakkan ke kiri-
kanan, atas-bawah.
Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap
dengan tissue bersih (jangan dicuci dengan air hangat)
dan wadah salep ditutup rapat.
Cuci tangan untuk menghilangkan obat yang mungkin
terpapar pada tangan.