SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
1.1 Definisi…
Dokter:
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran  dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan
dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi, baik didalam maupun diluar negeri yang
diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang–undangan.
Dokter:
Secara operasional  seorang tenaga kesehatan yang
menjadi tempat kontak pertama bagi pasien untuk
menyelesaikan masalah kesehatan tanpa memandang jenis
penyakit, organologi, golongan usia dan jenis kelamin
dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan
efisien serta menjunjung tinggi tanggung jawab
professional, hukum, etika dan moral.
Pasien:
Setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada dokter.
Hubungan Dokter Pasien Lawan Jenis:
Interaksi yang berlangsung antara dokter dengan pasien
yang berbeda jenis kelaminnya selama proses pemeriksaan,
pengobatan, perawatan yang terjadi diruang praktik
perorangan, poliklinik, rumah sakit dan puskesmas dalam
rangka membantu menyelesaikan masalah kesehatan
pasien.
1.2 Ruang Lingkup…
Ruang lingkup hubungan dokter pasien lawan jenis
meliputi:
• Hak serta kewajiban seorang dokter
• Hak serta kewajiban pasien
• Standar pelayanan kesehatan seorang dokter terhadap
pasien
• Etika dan hukum kedokteran
1.3 Tujuan Penulisan…
• Memenuhi penugasan Blok Medikolegal tahun ajaran
2011-2012.
• Mengetahui etika kedokteran dan hukum kesehatan.
• Mengetahui batasan-batasan hak dan kewajiban seorang
dokter.
• Menjelaskan batasan-batasan hak dan kewajiban seorang
pasien dan keluarga.
• Menjelaskan kedudukan hukum Islam.
2.1. Rumusan Masalah…
• Bagaimana sikap seorang dokter dengan pasien lawan
jenis?
• Apakah seorang dokter boleh menyentuh (dalam
pemeriksaan fisik) pada pasien lawan jenis?
• Bagaimana etika dokter dalam melakukan pemeriksaan
pada pasien lawan jenis?
• Hukum-hukum Islam apa saja yang mengatur hubungan
dokter dengan pasien lawan jenis?
2.2. Tujuan Penelitian…
• Mengetahui sikap dokter dengan pasien lawan jenis.
• Mengetahui apakah dokter boleh melakukan
pemeriksaan dengan menyentuh pasien lawan jenis atau
tidak.
• Mengetahui etika dokter dengan pasien lawan jenis.
• Mengetahui hukum Islam yang mengatur tentang
hubungan dokter dengan pasien lawan jenis.
3.1 Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan…
• Secara umum hubungan dokter-pasien tidak terlepas dari
hak dan kewajiban pasien atau dokter tersebut.
• Hubungan dokter-pasien  jenis hubungan teraupetik
yang hanya bertujuan untuk pemulihan atau peningkatan
kesehatan.
• Kode Etik Kedokteran Internasional disebutkan “Dokter
harus memberikan kepada pasiennya loyalitas penuh dan
seluruh pengetahuan yang dimilikinya.”
• KODEKI pasal 10-13 dijelaskan apa saja yang menjadi
kewajiban dokter terhadap pasiennya.
Pasal 10: “dokter wajib untuk bersikap tulus dan
ikhlas serta menggunakan ilmu dan ketrampilannya
untuk kepentingan pasien.”
Pasal 13: “dokter wajib melakukan pertolongan
darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan kecuali
bila terdapat orang lain yang bersedia dan lebih
mampu.”
• Sikap ikhlas dan professional  menumbuhkan wibawa
dalam melakukan setiap tindakan medik agar pasien
kooperatif dalam tindakan pemeriksaan maupun
pengobatan.
• Dokter harus mempunyai tata sopan santun dan tata
usila yang sudah berlaku dimasyarakat setempat.
• Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,
maka saat melakukan tindakan pemeriksaan medik harus
ada orang ketiga (petugas kesehatan lain atau salah
seorang dari keluarga pasien).
• Hubungan dokter-pasien biasanya memang sangat intim
dan dapat menimbulkan ketertarikan seksual.
• Menurut aturan dasar dalam etika kedokteran tradisional
adalah ketertarikan seperti tersebut harus dicegah.
Dokter harus membentengi hatinya dalam perasaannya
terhadap lawanjenis.
• Pasien adalah orang yang rapuh dan percaya terhadap
dokter untuk merawat mereka dengan baik.
• Hal ini dapat menyebabkan perawatan yang dilakukan
seorang dokter menjadi kacau.
• Keputusan klinik seorang dokter dapat saja dipengaruhi
oleh adanya keterlibatan emosional dengan pasien.
• Dalam keadaan darurat dokter dituntut untuk melakukan
pertolongan kepada pasiennya sebagai tugas
kemanusiaan yang tertera dalam sumpah dokter.
• Hal yang diutamakan adalah keselamatan pasien tanpa
memandang apapun sampai jenis kelamin sekalipun.
• Menurut Beuchampdan Childress dalam bukunya The
Principle of Biomedical Ethics tahun 1994 terdapat 4
prinsip dasar dalam kaidah bioetik yaitu Beneficence
(baik), Non Maleficence (tidak jahat), Justice (adil), dan
Otonomi.
• Dalam hubugan dokter dan pasien secara umum harus
diterapkan kaidah bioetik justice.
3.2 Hukum-hukum Islam…
• Islam telah mengatur berbagai hal dalam kehidupan
mulai dari hal yang kecil yang sangat kompleks sehingga
manusia dapat hidup didunia ini dengan mudah dan
tetap pada jalan yang lurus.
• Dalam surat Al-Insyiroh, Allah SWT berfirman:
َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬َ‫ع‬َ‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫اا‬ً‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5)
َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ع‬َ‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫اا‬ً‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. An Nasyr:6)
• Islam mengatur segala sesuatu yang ada dimuka bumi
ini, tak terkecuali masalah praktek kedokteran dalam
Islam.
• Penjelasan tentang hubungan dokter-pasien lawan jenis
dapat kita dapatkan melalui kandungan yang ada dalam
sumber-sumber hukum Islam yaitu Al-Qur’an, Al-Hadits,
dan fatwa dari ulama-ulama besar yang patut dijadikan
contoh.
a. Al-Qur’an
• Didalam Al-Qur’an terdapat ayat yang menjelaskan
bagaimana muamalah atau hubungan antara seorang
laki-laki dan perempuan. Islam telah mengatur bahwa
hubungan antara perempuan dan laki-laki yang bukan
suami istri dapat termasuk dalam kategori zina. Hal ini
telah tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 33:
ََّ‫ل‬َ‫واو‬ُ‫ب‬َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫ن‬ ِ‫الز‬ُ‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ً‫ة‬َ‫ش‬ ِ‫اح‬َ‫ف‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬َ‫و‬ ً‫يًل‬ِ‫ب‬َ‫س‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk” (QS. Al-Isra’ :32).
• Yang dimaksud zina yaitu hubungan anatara perempuan
dan laki-laki, dimana dalam hubungan tersebut terdapat
hawa nafsu setan antara keduanya. Zina dapat diartikan
secara luas, dapat berupa zina mata, zina tangan, dan
zina dalam arti lain.
• Dalam hal ini dapat dikaitkan bahwa dokter harus
berhati-hati dalam melakukan profesinya mulai dari
anamnesis sampai dengan penatalaksanaan.
• Salah satu usaha dalam mencegah perzinahan yaitu
sudah tertuang dalam surat An-Nurayat 30-31.
• Hendaknya antara dokter dengan pasien saling
memahami porsi masing-masing untuk dapat selalu
menahan diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan
zina.
• Dalam berkunjung kesebuah praktek dokter, sebaiknya
seorang wanita berobat pada dokter wanita. Begitu juga
sebaliknya seorang laki-laki berobat pada dokter laki-laki.
• Islam telah mengatur jika terpaksa pada seorang wanita
berobat pada dokter laki-laki, hendaknya wanita tersebut
ditemani oleh orang ketiga yaitu makhramnya agar tidak
terjadi fitnah karena seorang perempuan dan laki-laki
dilarang berduaan dalam satu ruang yang bukan
makhramnya atau biasa disebut berkhalwat.
b. Al-Hadist
Dalam hadits ini terdapat penjelasan dari isi kandungan Al-
Qur’an dan juga ayat-ayat Allah yang tidak tercantum dalam
Al-Qur’an. Salah satu hadist yg menjelaskan hubungan
antara dokter dengan pasien lawan jenis adalah hadist yg
diriwayatkan oleh Imam Bukhori:
“Tidak boleh berkholwat (berdua-duaan) seorang laki-laki
dan perempuan kecuali disertai dengan muhrimnya”
(HR.Bukhori).
c. Fatwa
• Para ulama memberikan berbagai pendapat terkait
dengan hal mengatur hubungan antara seorang dokter
dengan pasien lawan jenis dalam praktek kedokteran
sehari-hari.
• Masing-masing ulama mempunyai pendapat yang
mempunyai dasar Al-Qur’an dan sunnah.
• Menurut Syaikh Bin Baz Rahimahullah  seharusnya para
dokter wanita menangani kaum wanita, dan dokter laki-
laki melayani kaum laki-laki kecuali dalam keadaan yang
sangat terpaksa atau darurat.
• Hal ini menjadi suatu kewajiban semua pihak agar tercapai suatu
lingkungan yang Islami.
• Artinya: “Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang
halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal
sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang
diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu
memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-
benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka
tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih
mengetahui orang-orang yang melampaui batas.” (QS.Al-An’am:119).
4.1 Simpulan…
• Hubungan dokter pasien hanya sebatas hubungan
teraupetik.
• Hubungan dokter pasien lawan jenis telah diatur dalam
KODEKI pasal10-13.
• Dalam Islam, hubungan dokter pasien lawan jenis pada
saat pemeriksaan harus disertai dengan makhramnya
agar tidak terjadi fitnah atau hal-hal yang tidak
diinginkan.
4.2 Saran…
• Setiap dokter harus selalu menjaga norma-norma serta
etika kedokteran.
• Pada saat pemeriksaan wajib ditemani oleh orang ketiga.
Orang ketiga dapat berupa seorang petugas kesehatan
yang membantu praktek dokter atau salah seorang dari
keluarga pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
ALHAMDULILLAHHIROBBILA’LAMIN
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Kelompok

Hubungan agama dengan profesi kedokteran hewan
Hubungan agama dengan profesi kedokteran hewanHubungan agama dengan profesi kedokteran hewan
Hubungan agama dengan profesi kedokteran hewanHega Septiagi
 
( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARI
( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARI( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARI
( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARIMuhd Shafiq
 
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hariKodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hariCharlie Windri
 
Akhlak dokter muslim terhadap kehormatan dirinya
Akhlak dokter muslim terhadap kehormatan dirinyaAkhlak dokter muslim terhadap kehormatan dirinya
Akhlak dokter muslim terhadap kehormatan dirinyaLolyta Sucihara
 
Makalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMakalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMeisin Rahman
 
1-Perubatan Islam (intro)
1-Perubatan Islam (intro) 1-Perubatan Islam (intro)
1-Perubatan Islam (intro) Sabrina Lye
 
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptxAplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptxZackyA3
 
Prinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatanPrinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatanSudarman Antariksa
 
Jawaban tugas-mch-aborsi-kelompok
Jawaban tugas-mch-aborsi-kelompokJawaban tugas-mch-aborsi-kelompok
Jawaban tugas-mch-aborsi-kelompokRefriani Full
 
etika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptxetika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptxAdidharmaHimawan1
 
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERANPERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERANSuharti Wairagya
 
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (KODEKI).pptx
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (KODEKI).pptxKODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (KODEKI).pptx
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (KODEKI).pptxhadi922186
 
[KEL.4 PDI] PPT PLENO SKENARIO 1.pptx
[KEL.4 PDI] PPT PLENO SKENARIO 1.pptx[KEL.4 PDI] PPT PLENO SKENARIO 1.pptx
[KEL.4 PDI] PPT PLENO SKENARIO 1.pptx6130019047NUZLANNUAR
 
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptx
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptxSejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptx
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptxpengelolaanbbbr
 
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakitAda 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakitRestyani Daniar
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanHiiendry Pangestu
 

Similar to Kelompok (20)

Hubungan agama dengan profesi kedokteran hewan
Hubungan agama dengan profesi kedokteran hewanHubungan agama dengan profesi kedokteran hewan
Hubungan agama dengan profesi kedokteran hewan
 
( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARI
( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARI( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARI
( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARI
 
Makalah blok1 modul 1
Makalah blok1 modul 1Makalah blok1 modul 1
Makalah blok1 modul 1
 
62500039 kodeki
62500039 kodeki62500039 kodeki
62500039 kodeki
 
Makalah bioetik
Makalah bioetikMakalah bioetik
Makalah bioetik
 
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hariKodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
 
Akhlak dokter muslim terhadap kehormatan dirinya
Akhlak dokter muslim terhadap kehormatan dirinyaAkhlak dokter muslim terhadap kehormatan dirinya
Akhlak dokter muslim terhadap kehormatan dirinya
 
Makalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMakalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatan
 
1-Perubatan Islam (intro)
1-Perubatan Islam (intro) 1-Perubatan Islam (intro)
1-Perubatan Islam (intro)
 
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptxAplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
 
Prinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatanPrinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatan
 
Jawaban tugas-mch-aborsi-kelompok
Jawaban tugas-mch-aborsi-kelompokJawaban tugas-mch-aborsi-kelompok
Jawaban tugas-mch-aborsi-kelompok
 
etika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptxetika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptx
 
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERANPERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
 
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (KODEKI).pptx
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (KODEKI).pptxKODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (KODEKI).pptx
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (KODEKI).pptx
 
[KEL.4 PDI] PPT PLENO SKENARIO 1.pptx
[KEL.4 PDI] PPT PLENO SKENARIO 1.pptx[KEL.4 PDI] PPT PLENO SKENARIO 1.pptx
[KEL.4 PDI] PPT PLENO SKENARIO 1.pptx
 
3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx
3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx
3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx
 
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptx
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptxSejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptx
Sejarah Hukum Kesehatan yang ada di indonesia.pptx
 
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakitAda 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 

Kelompok

  • 1.
  • 2. 1.1 Definisi… Dokter: Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran  dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, baik didalam maupun diluar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang–undangan.
  • 3. Dokter: Secara operasional  seorang tenaga kesehatan yang menjadi tempat kontak pertama bagi pasien untuk menyelesaikan masalah kesehatan tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia dan jenis kelamin dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien serta menjunjung tinggi tanggung jawab professional, hukum, etika dan moral. Pasien: Setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter.
  • 4. Hubungan Dokter Pasien Lawan Jenis: Interaksi yang berlangsung antara dokter dengan pasien yang berbeda jenis kelaminnya selama proses pemeriksaan, pengobatan, perawatan yang terjadi diruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit dan puskesmas dalam rangka membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien.
  • 5. 1.2 Ruang Lingkup… Ruang lingkup hubungan dokter pasien lawan jenis meliputi: • Hak serta kewajiban seorang dokter • Hak serta kewajiban pasien • Standar pelayanan kesehatan seorang dokter terhadap pasien • Etika dan hukum kedokteran
  • 6. 1.3 Tujuan Penulisan… • Memenuhi penugasan Blok Medikolegal tahun ajaran 2011-2012. • Mengetahui etika kedokteran dan hukum kesehatan. • Mengetahui batasan-batasan hak dan kewajiban seorang dokter. • Menjelaskan batasan-batasan hak dan kewajiban seorang pasien dan keluarga. • Menjelaskan kedudukan hukum Islam.
  • 7. 2.1. Rumusan Masalah… • Bagaimana sikap seorang dokter dengan pasien lawan jenis? • Apakah seorang dokter boleh menyentuh (dalam pemeriksaan fisik) pada pasien lawan jenis? • Bagaimana etika dokter dalam melakukan pemeriksaan pada pasien lawan jenis? • Hukum-hukum Islam apa saja yang mengatur hubungan dokter dengan pasien lawan jenis?
  • 8. 2.2. Tujuan Penelitian… • Mengetahui sikap dokter dengan pasien lawan jenis. • Mengetahui apakah dokter boleh melakukan pemeriksaan dengan menyentuh pasien lawan jenis atau tidak. • Mengetahui etika dokter dengan pasien lawan jenis. • Mengetahui hukum Islam yang mengatur tentang hubungan dokter dengan pasien lawan jenis.
  • 9. 3.1 Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan… • Secara umum hubungan dokter-pasien tidak terlepas dari hak dan kewajiban pasien atau dokter tersebut. • Hubungan dokter-pasien  jenis hubungan teraupetik yang hanya bertujuan untuk pemulihan atau peningkatan kesehatan. • Kode Etik Kedokteran Internasional disebutkan “Dokter harus memberikan kepada pasiennya loyalitas penuh dan seluruh pengetahuan yang dimilikinya.”
  • 10. • KODEKI pasal 10-13 dijelaskan apa saja yang menjadi kewajiban dokter terhadap pasiennya. Pasal 10: “dokter wajib untuk bersikap tulus dan ikhlas serta menggunakan ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien.” Pasal 13: “dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan kecuali bila terdapat orang lain yang bersedia dan lebih mampu.”
  • 11. • Sikap ikhlas dan professional  menumbuhkan wibawa dalam melakukan setiap tindakan medik agar pasien kooperatif dalam tindakan pemeriksaan maupun pengobatan. • Dokter harus mempunyai tata sopan santun dan tata usila yang sudah berlaku dimasyarakat setempat. • Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, maka saat melakukan tindakan pemeriksaan medik harus ada orang ketiga (petugas kesehatan lain atau salah seorang dari keluarga pasien).
  • 12. • Hubungan dokter-pasien biasanya memang sangat intim dan dapat menimbulkan ketertarikan seksual. • Menurut aturan dasar dalam etika kedokteran tradisional adalah ketertarikan seperti tersebut harus dicegah. Dokter harus membentengi hatinya dalam perasaannya terhadap lawanjenis. • Pasien adalah orang yang rapuh dan percaya terhadap dokter untuk merawat mereka dengan baik. • Hal ini dapat menyebabkan perawatan yang dilakukan seorang dokter menjadi kacau. • Keputusan klinik seorang dokter dapat saja dipengaruhi oleh adanya keterlibatan emosional dengan pasien.
  • 13. • Dalam keadaan darurat dokter dituntut untuk melakukan pertolongan kepada pasiennya sebagai tugas kemanusiaan yang tertera dalam sumpah dokter. • Hal yang diutamakan adalah keselamatan pasien tanpa memandang apapun sampai jenis kelamin sekalipun. • Menurut Beuchampdan Childress dalam bukunya The Principle of Biomedical Ethics tahun 1994 terdapat 4 prinsip dasar dalam kaidah bioetik yaitu Beneficence (baik), Non Maleficence (tidak jahat), Justice (adil), dan Otonomi. • Dalam hubugan dokter dan pasien secara umum harus diterapkan kaidah bioetik justice.
  • 14. 3.2 Hukum-hukum Islam… • Islam telah mengatur berbagai hal dalam kehidupan mulai dari hal yang kecil yang sangat kompleks sehingga manusia dapat hidup didunia ini dengan mudah dan tetap pada jalan yang lurus. • Dalam surat Al-Insyiroh, Allah SWT berfirman: َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬َ‫ع‬َ‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫اا‬ً‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5)
  • 15. َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ع‬َ‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫اا‬ً‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr:6) • Islam mengatur segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini, tak terkecuali masalah praktek kedokteran dalam Islam. • Penjelasan tentang hubungan dokter-pasien lawan jenis dapat kita dapatkan melalui kandungan yang ada dalam sumber-sumber hukum Islam yaitu Al-Qur’an, Al-Hadits, dan fatwa dari ulama-ulama besar yang patut dijadikan contoh.
  • 16. a. Al-Qur’an • Didalam Al-Qur’an terdapat ayat yang menjelaskan bagaimana muamalah atau hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan. Islam telah mengatur bahwa hubungan antara perempuan dan laki-laki yang bukan suami istri dapat termasuk dalam kategori zina. Hal ini telah tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 33: ََّ‫ل‬َ‫واو‬ُ‫ب‬َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫ن‬ ِ‫الز‬ُ‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ً‫ة‬َ‫ش‬ ِ‫اح‬َ‫ف‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬َ‫و‬ ً‫يًل‬ِ‫ب‬َ‫س‬ “Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Isra’ :32).
  • 17. • Yang dimaksud zina yaitu hubungan anatara perempuan dan laki-laki, dimana dalam hubungan tersebut terdapat hawa nafsu setan antara keduanya. Zina dapat diartikan secara luas, dapat berupa zina mata, zina tangan, dan zina dalam arti lain. • Dalam hal ini dapat dikaitkan bahwa dokter harus berhati-hati dalam melakukan profesinya mulai dari anamnesis sampai dengan penatalaksanaan. • Salah satu usaha dalam mencegah perzinahan yaitu sudah tertuang dalam surat An-Nurayat 30-31.
  • 18. • Hendaknya antara dokter dengan pasien saling memahami porsi masing-masing untuk dapat selalu menahan diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan zina. • Dalam berkunjung kesebuah praktek dokter, sebaiknya seorang wanita berobat pada dokter wanita. Begitu juga sebaliknya seorang laki-laki berobat pada dokter laki-laki. • Islam telah mengatur jika terpaksa pada seorang wanita berobat pada dokter laki-laki, hendaknya wanita tersebut ditemani oleh orang ketiga yaitu makhramnya agar tidak terjadi fitnah karena seorang perempuan dan laki-laki dilarang berduaan dalam satu ruang yang bukan makhramnya atau biasa disebut berkhalwat.
  • 19. b. Al-Hadist Dalam hadits ini terdapat penjelasan dari isi kandungan Al- Qur’an dan juga ayat-ayat Allah yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an. Salah satu hadist yg menjelaskan hubungan antara dokter dengan pasien lawan jenis adalah hadist yg diriwayatkan oleh Imam Bukhori: “Tidak boleh berkholwat (berdua-duaan) seorang laki-laki dan perempuan kecuali disertai dengan muhrimnya” (HR.Bukhori).
  • 20. c. Fatwa • Para ulama memberikan berbagai pendapat terkait dengan hal mengatur hubungan antara seorang dokter dengan pasien lawan jenis dalam praktek kedokteran sehari-hari. • Masing-masing ulama mempunyai pendapat yang mempunyai dasar Al-Qur’an dan sunnah. • Menurut Syaikh Bin Baz Rahimahullah  seharusnya para dokter wanita menangani kaum wanita, dan dokter laki- laki melayani kaum laki-laki kecuali dalam keadaan yang sangat terpaksa atau darurat.
  • 21. • Hal ini menjadi suatu kewajiban semua pihak agar tercapai suatu lingkungan yang Islami. • Artinya: “Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar- benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.” (QS.Al-An’am:119).
  • 22. 4.1 Simpulan… • Hubungan dokter pasien hanya sebatas hubungan teraupetik. • Hubungan dokter pasien lawan jenis telah diatur dalam KODEKI pasal10-13. • Dalam Islam, hubungan dokter pasien lawan jenis pada saat pemeriksaan harus disertai dengan makhramnya agar tidak terjadi fitnah atau hal-hal yang tidak diinginkan.
  • 23. 4.2 Saran… • Setiap dokter harus selalu menjaga norma-norma serta etika kedokteran. • Pada saat pemeriksaan wajib ditemani oleh orang ketiga. Orang ketiga dapat berupa seorang petugas kesehatan yang membantu praktek dokter atau salah seorang dari keluarga pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.