SlideShare a Scribd company logo
KONSEP PENGELOLAAN
KASUS PATOLOGIS DAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
KELOMPOK 1 KELAS BLORA :
1.CAHYA DYAHSARI PAMUNGKAS 7. SITI ASIYAH
2.DYAH AYU GINUNG KRISTANTI 8. SITI UMI FARIDA
3.IKA HENI IRYANTINI 9. SRI PURWULAN
4.JUMAMIK RAHAYU 10. SUSILAWATI
5.NIA PRIMADASA 11. SYLVIA ANA
MAHBUBATI
6.RATIH WIRIANI 12. VIVI PUSPITASARI
SISTEM RUJUKAN PADA
KASUS PERSALINAN
– Pengertian sistem rujukan menurut Sistem Kesehatan Nasional Depkes RI 2009,
merupakan suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu/lebih kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal dari unit berkemampuan kurang kepada unit yang
lebih mampu
– Jenis-Jenis Rujukan
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari:
– Rujukan medik
Yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik
secara vertical maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu
menangani secara rasional.
• Rujukan kesehatan
Yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen
ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang
menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup
rujukan teknologi, sarana dan operasional.
MEKANISME RUJUKAN
Adapun mekanisme rujukan yang perlu dilakukan antara lain:
1. Menentukan kegawat daruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu dan
puskesmas
A. Pada tingkat Kader
Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri maka segera dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena mereka belum dapat
menetapkan tingkat kegawat daruratan
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang
ditemui. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya mereka harus
menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus
dirujuk
2. Menentukan tempat tujuan rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai
kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan
kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya.
Klien dan keluarga perlu diberikan informasi tentang perlunya penderita segera dirujuk
untuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju melalui telepon atau radio
komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
4. Persiapan penderita
Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih dahulu atau dilakukan
stabilisasi. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama dalam perjalanan. Surat rujukan
harus dipersiapkan sesuai dengan format rujukan dan seorang bidan harus mendampingi
penderita dalam perjalanan sampai ke tempat rujukan.
5. Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/sarana transportasi
yang tersedia untuk mengangkut penderita.
6. Tindak lanjut penderita
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan dan memrlukan tindak lanjut, dilakukan
tindakan sesuai dengan saran yang diberikan.
b. Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka perlu dilakukan
kunjungan rumah
Persiapan Rujukan
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan, disingkat “BAKSOKUDA” yang dijabarkan
sebagai berikut :
1. B (bidan): pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan
untuk melaksanakan kegawatdaruratan
2. A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan, seperti spuit, infus set, tensimeter, dan
stetoskop
3. K (keluarga): beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa dirujuk. Suami dan
anggota keluarga yang lain diusahakan untuk dapat menyetujui Ibu (klien) ke tempat rujukan.
4. S (surat): beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian hasil rujukan,
asuhan, atau obat – obat yang telah diterima ibu (klien)
5. O (obat): bawa obat – obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk
6. K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang
nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat
7. U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan
kesehatan yang di perlukan di tempat rujukan
8. DA (Darah & Do’a)
Jenis kriteria pelayanan kesehatan rujukan:
1. PUSKESMAS PONED
Puskesmas yang memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetri neonatal
emergensi dasar langsung terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatal dengan komplikasi
yang mengancam jiwa ibu dan neonatus
Pelayanan Obstetri Emergensi Dasar, meliputi:
a. Pemberian oksitosin parenteral
b. Pemberian antibiotik parenteral
c. Pemberian sedatif parenteral pada tindakan kuretase digital dan plasenta manual
d. Melakukan kuretase, plasenta manual, dan kompresi bimanual
e. Partus dengan tindakan ekstraksi vacum,ekstraksi forcep
Pelayanan Neonatal Emergensi Dasar, meliputi:
a. Resusitasi bayi asfiksia
b. Pemberian antibiotik parenteral
c. Pemberian anti konvulsan parenteral
d. Pemberian Phenobarbital
e. Kontrol suhu
f. Penanggulangan gizi
2. RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM
Rumah sakit yang memiliki tenaga dengan kemampuan serta sarana dan
prasarana penunjang yang memadai untuk memberikan pertolongan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar dan komprehensif dan terintergrasi
selama 24 jam secara langsung terhadap ibu hamil, nifas dan neonatus, baik yang
datang sendiri atau atas rujukan kader, bidan, Puskesmas PONED, dll
Kemampuahn PONEK meliputi :
a. Pelayanan obstetri komprehensif
 Pelayanan obstetri emergensi dasar
(PONED)
 Transfusi darah
 Bedah Caesar
a. Pelayanan Neonatal Komprehensif
 Pelayanan neonatal emergensi dasar
 Pelayanan neonatal intensif
Kriteria RS PONEK 24 Jam:
a. Memberikan pelayanan PONEK 24 jam secara efektif (cepat, tepat-cermat
dan purnawaktu) bagi bumil/bulin, bufas, BBL – ada SOP
b. Memiliki kelengkapan sarana dan tenaga terampil untuk melaksanakan
PONED/PONEK (sesuai dengan standar yang dikembangkan) – tim
PONEK terlatih
c. Kemantapan institusi dan organisasi, termasuk kejelasan mekanisme kerja
dan kewenangan unit pelaksana/tim PONEK- ada kebijakan
d. Dukungan penuh dari Bank Darah / UTD – RS, Kamar Operasi,
HCU/ICU/NICU, IGD dan unit terkait lainnya
e. Tersedianya sarana/peralatan rawat intensif dan diagnostik pelengkap
(laboratorium klinik, radiologi, RR 24 jam, obat dan penunjang lain. )
RUJUKAN KLIEN/PASIEN PADA KASUS PATOLOGIS
Pengertian: suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus kebidanan atau dengan penyakit penyerta atau
komplikasi yang memerlukan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, fasilitas, dan peralatan yang memadai, atau
kondisi klien/pasien di luar kewenangan bidan.
Indikasi perujukan ibu yaitu :
1. Riwayat seksio sesaria
2. Perdarahan per vagina
3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu)
4. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
5. Ketuban pecah lama (lebih kurang 24 jam
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
7. Ikterus
8. Anemia berat
9. Tanda/gejala infeksi
10. Preeklamsia/hipertensi dalam kehamilan
11. Tinggi fundus uteri 40 cm atau lebih
12. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masuk 5/5
13. Presentasi bukan belakang kepala
14. Kehamilan gemeli
15. Presentasi majemuk
16. Tali pusat menumbung
17. Syok
Pengenalan dan penanganan kasus kasus yang gawat seharusnya
mendapat prioritas utama dalam usaha menurunkan angka kesakitan lebih
lebih lagi angka kematian ibu, walaupun tentu saja pencegahan lebih baik
dari pada pengobatan.
Dalam kegawatdaruratan, peran anda sebagai bidan antara lain:
1. Melakukan pengenalan segera kondisi gawatdarurat
2. Stabilisasi klien (ibu), dengan oksigen, terapi cairan, dan
medikamentosa dengan:
a. Menjamin kelancaran jalan nafas, memperbaiki fungsi system
respirasi dan sirkulasi
b. Menghentikan perdarahan
c. Mengganti cairan tubuh yang hilang
d. Mengatasi nyeri dan kegelisahan
3. Ditempat kerja, menyiapkan sarana dan prasarana di kamar bersalin,yaitu:
a. Menyiapkan radiant warmer/lampu pemanas untuk mencegah kehilangan panas
padabayi
b. Menyiapkan alat resusitasi kit untuk ibu dan bayi
c. Menyiapkan alat pelindung diri
d. Menyiapkan obat obatan emergensi
4. Memiliki ketrampilan klinik, yaitu:
a. Mampu melakukan resusitasi pada ibu dan bayi dengan peralatan yang
berkesinambungan. Peran organisasi sangat penting didalam pengembangan sumber
daya manusia (SDM) untuk meningkatkan keahlian
b. Memahami dan mampu melakukan metode efektif dalam pelayanan ibu dan bayi
baru lahir, yang meliputi making pregnancy safer, safe motherhood, bonding
attachment, inisiasi menyusu dini dan lain lainnya
SCENARIO RUJUKAN PRE
EKLAMSI/EKLAMSI
– Deteksi Pre-Eklamsia
Preeklamsia/Eklamsia merupakan suatu penyulit yang timbul pada seorang wanita
hamil dan melahirkan,umumnya terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu
dan ditandai dengan adanya hipertensi dan protein uria. Pada eklamsia selain
tanda tanda preeklamsia juga disertai adanya kejang.
Tingginya angka kematian ibu pada kasus ini sebagian besar
disebabkan karena tidak adekuatnya penatalaksanaan di tingkat pelayanan
dasar sehingga penderita dirujuk dalam kondisi yang sudah parah, sehingga
perbaikan kualitas di pelayanan kebidanan di tingkat pelayanan dasar
diharapkan dapat memperbaiki prognosis bagi ibu dan bayinya.
Klasifikasi dan definisi
Adanya peningkatan tekanan darah selama kehamilan dan persalinan dapat menunjukkan beberapa
kondisi sebagai berikut :
1. Diagnosis hipertensi dalam kehamilan ditegakkan bila didapatkan:
Tekanan darah ≥140/90 mmHg untuk pertama kalinya selama kehamilan, tidak terdapat protein uria,
tekanan darah kembali normal dalam waktu 12 minggu pasca persalinan (jika peningkatan tekanan
darah tetap bertahan, ibu didiagnosis hipertensi kronis), diagnosis akhir baru dibuat pada periode
pasca persalinan, tanda tanda lain preeklamsia seperti nyeri epigastrik dan trombositopenia mungkin
ditemui dan dapat mempengaruhi penatalaksanaan yang diberikan.
2. Diagnosis preeklamsia ringan ditegakkan bila didapatkan:
Tekanandarah≥140/90mmHg setelahusia kehamilan 20minggu,proteinuria≥1+ pada pengukuran
dengan dipstick urine atau kadar protein total≥300mg/24jam.
3. Diagnosis preeklamsia berat ditegakkan bila didapatkan:
a. Hipertensi
Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan darah diastolic ≥110 mmHg.
a. Proteinuria
Kadarproteindalamkencing≥++pada pengukuran dipstick urine atau kadar protein total sebesar
2 gr/24jam.
a. Kadar kreatinin darah melebihi 1,2 mg/dL kecuali telah diketahui meningkat sebelumnya.
b. Tanda/gejalatambahan:
Tanda gejala tambahan lainnya dapat berupa keluhan subyektif berupa nyeri kepala, nyeri uluhati, dan mata kabur.
Ditemukannya proteinuria ≥ 3 gram, jumlahproduksiurine≤500cc/24jam(oliguria),terdapatpeningkatankadar asam
urat darah, peningkatan kadar BUN dan kreatinin serum serta terjadinya sindroma HELLP yang ditandai dengan
terjadinya hemolisis ditandai dengan adanyaicterus,hitungtrombosit≤100.000,sertapeningkatanS
4. Pada eklampsia disertai adanya kejang konvulsi yang
bukan disebabkan oleh infeksi atau trauma.
5. Diagnosis Pre eklamsia super impos ditegak kan apabila
protein awitan baru ≥300mg/24 jam pada ibu penderita
darah tinggi tetapi tidak terdapat protein uria pada usia
kehamilan sebelum 20minggu.
6. Diagnosis hipertensi kronis ditegakkan apabila hipertensi
telah ada sebelum kehamilan atau yang didiagnosis sebelum
usia kehamilan 20 minggu, atau hipertensi pertama kali
didiagnosis setelah usia kehamilan 20 minggu dan terus
bertahan setelah 12 minggu pascapersalinan.
JANGAN BIARKAN PASIEN SENDIRIAN
TEMPATKAN PENDERITA SETENGAH
DUDUK
Mintalahpertolonganpadapetugas
yang lain ataukeluargapenderita
 Bersihkan jalan nafas pertahankan
 Miringkan kepalapenderita
JALAN NAFAS
PERNAFASAN  Berikan oksigen 4 -6 liter/menit
 Kalau perlu lakukan ventilasi dengan balon dan masker
SIRKULASI  Observasi nadi dan tekanandarah
 Pasang IV line (infuse) dengan cairan RL/ RD5/ Na
Cl0,9%
 MgSO4 40% 4 gram (10 cc) dijadikan 20 cc diberikan
IV Bolus pelan  5menit
Bila IM: Mg SO4 40% 8 gram (20 cc) bokong
kanan/kiri
CEGAH KEJANG/
KEJANG
ULANGAN
Bila IV: Mg So4 40% 6 gram (15 cc) masukkan dalam
cairan RL/ RD5/ Na Cl 0,9% 250 cc drip dengan
tetesan 15 tetes per menit
Bila Kejang berlanjut:Mg SO4 40% 2 gram (5 cc)
dijadikan
10 cc diberikan IV Bolus pelan ± 5 menit
 Pantau: Pernafasan, reflek patella,produksiurine
 Antidotum: calcium Gluconas 10% 10 cc IVpelan
 Antihipertensi diberikanbila:
PENGATURAN TEKANAN
DARAH
 Tekanan darah systole : ≥160mmHg
 Tekanan darah diatole: ≥ 110mmhg
 NIFEDIPIN 10 mgOral
 METILDOPA 250mg
DirujukLangsungke RUMAHSAKIT
BAKSOKUBidan, Alat, Kendaraan, Surat, Obat, Keluarga,Uang
RUJUK
ALUR PENGELOLAAN
PENDERITA PRE EKLAMSIA
BERAT/EKLAMSIA
Skema Rujukan saat Persalinan Adalah :
a) Apabila petugas menerima pasien dengan kasus patologis atau salah satu lebih penyulit
yang terdapat pada penapisan awal, petugas melakukan kolaborasi dengan dokter
b) Sesuai advice dokter melakukan persiapan merujuk pasien ke rumah sakit.
c) Petugas menjelaskan alasan pasien dirujuk,
d) Pasien mengisi dan menandatangani form persetujuan dirujuk
e) Petugas memberikan pilihan kepada pasien fasilitas rujukan yang diinginkan dan segera
untuk dilakukan rujukan
f) Petugas menelepon fasilitas rujukan yang dituju untuk mengkonfirmasi apabila akan
merujuk, mengecek ketersedian ruang dan kesiapan pihak rumah sakit dalam menerima
pasien yang akan dirujuk
g) Petugas memastikan kembali kondisi pasien dalam keadaan stabil
h) Petugas menyiapkan surat rujukan, peralatan dan obat – obatan yang diperlukan selama
perjalanan merujuk
i) Petugas menghubungi sopir ambulance untuk menyiapkan ambulans
Pasien dirujuk dengan didampingi petugas yang kompeten dan dilakukan monitoring pasien
setiap 10 menit.
SCENARIO RUJUKAN
PERSALINAN DENGAN
PREEKLAMSIA
Contoh Kasus
– Ny . Y G2P1A0 umur 32 tahun, UK 40 Mg, BB 65 Kg, TD 157 Cm, dengan keluhan perut
kencang-kencang dan keluar lendir darah dari jalan lahir Jam 19.00 WIB. Ny. Y mengatakan
sudah dari kemaren nyeri perut bagian bawah pinggang sampai sypisis terasa nyeri dan mulai
keceng- keceng.
– Hasil Pemeriksaan
TTV :
TD : 150/100 Mmhg Nadi : 88 x/m Rr : 22 x/m
S : 36,3 ⁰C SPo2 : 99 %
Pemeriksaan obsetri
Palpasi : janin tunggal, teraba puka, presentasi kepala, divergen
DJJ (+) 144 x/m His Kuat 4x/10’45” TFU 30 Cm
– Pemeriksaan Dalam
VT 5cm, KK (+), portio tipis lunak, penurunan kepala H1+, bloodslim (+)
- Pemeriksaan Laborat
HB 10,6 gr/%
Protein Urine Positif 2
Screning
 Ada tanda-tanda Persalinan
 Tekanan darah tinggi
 Hasil Protein urine positif 3
Sistem Rujukan
. Konsul dr. jaga
RUJUK Ke PONEK
Stabilisasi
– Infus RL 20 Tpm
– Pasang DC
– Pasang O2 3l
– Pemberian MgSo4 40%
MgSO4 40% 4 gram (10 cc) dijadikan 20 cc diberikan IV Bolus pelan ± 5menit
Bila IM: Mg SO4 40% 8 gram (20 cc) bokong kanan/kiri
Bila IV: Mg So4 40% 6 gram (15 cc) masukkan dalam cairan RL/ RD5/ Na Cl 0,9%
250 cc drip dengan tetesan 15 tetes per menit
Follow Up Care
– Pencegahan Kejang pada Preeklamsi Teratasi
– Anjurkan Ibu untuk Miring Ke Kiri Tarik Nafas Panjang Jika Kontraksi
– Dilakukan rujukan Ke RS
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to KEL.1.PTT.PATOKOM.KONSEP PENGELOLAAN KASUS.pptx

Postpartum
PostpartumPostpartum
Standard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilanStandard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilanZulfina Kaffi
 
BAB II.pdf
BAB II.pdfBAB II.pdf
BAB II.pdf
LutfiEvanurari
 
SISTEM_RUJUKAN_PELAYANAN_KESEHATAN-tm5.pptx
SISTEM_RUJUKAN_PELAYANAN_KESEHATAN-tm5.pptxSISTEM_RUJUKAN_PELAYANAN_KESEHATAN-tm5.pptx
SISTEM_RUJUKAN_PELAYANAN_KESEHATAN-tm5.pptx
bertykitong1
 
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod letak...
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak...Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak...
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod letak...Operator Warnet Vast Raha
 
Kb 3 rujukan kasus gadar neonatal
Kb 3 rujukan kasus gadar neonatalKb 3 rujukan kasus gadar neonatal
Kb 3 rujukan kasus gadar neonatal
pjj_kemenkes
 
alur rujukan.pptx
alur rujukan.pptxalur rujukan.pptx
alur rujukan.pptx
rahma31
 
PANDUAN PKK
PANDUAN PKKPANDUAN PKK
PANDUAN PKK
heri stks
 
Bab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copperBab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copper
Septian Muna Barakati
 
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdfPENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
NormalahayatiPCIBIka
 
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidananKb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
pjj_kemenkes
 
Asuhan intranatal
Asuhan intranatalAsuhan intranatal
Asuhan intranatal
Nindi Yulianti
 

Similar to KEL.1.PTT.PATOKOM.KONSEP PENGELOLAAN KASUS.pptx (20)

Postpartum
PostpartumPostpartum
Postpartum
 
S tandart antenatal
S tandart antenatalS tandart antenatal
S tandart antenatal
 
1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan
 
1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan
 
1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan
 
Standard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilanStandard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilan
 
1. konsep asuhan kebidanan 07
1. konsep asuhan kebidanan 071. konsep asuhan kebidanan 07
1. konsep asuhan kebidanan 07
 
1. konsep asuhan kebidanan 07
1. konsep asuhan kebidanan 071. konsep asuhan kebidanan 07
1. konsep asuhan kebidanan 07
 
BAB II.pdf
BAB II.pdfBAB II.pdf
BAB II.pdf
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilan
 
SISTEM_RUJUKAN_PELAYANAN_KESEHATAN-tm5.pptx
SISTEM_RUJUKAN_PELAYANAN_KESEHATAN-tm5.pptxSISTEM_RUJUKAN_PELAYANAN_KESEHATAN-tm5.pptx
SISTEM_RUJUKAN_PELAYANAN_KESEHATAN-tm5.pptx
 
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod letak...
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak...Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak...
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod letak...
 
Kb 3 rujukan kasus gadar neonatal
Kb 3 rujukan kasus gadar neonatalKb 3 rujukan kasus gadar neonatal
Kb 3 rujukan kasus gadar neonatal
 
alur rujukan.pptx
alur rujukan.pptxalur rujukan.pptx
alur rujukan.pptx
 
PANDUAN PKK
PANDUAN PKKPANDUAN PKK
PANDUAN PKK
 
Bab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copperBab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copper
 
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdfPENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
 
Kti AKBID PARAMATA RAHA
Kti AKBID PARAMATA RAHA Kti AKBID PARAMATA RAHA
Kti AKBID PARAMATA RAHA
 
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidananKb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
 
Asuhan intranatal
Asuhan intranatalAsuhan intranatal
Asuhan intranatal
 

Recently uploaded

bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasibab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
YuliiAnii
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
13FitriDwi
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANAPPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
Sutan Maulana
 
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran GlobalMateri Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
zulfikar425966
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
helenenolaloren
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
Alfaiz21
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
MiscoTamaela1
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
Ikhsan Maulana
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
MuhammadIqbal24956
 

Recently uploaded (19)

bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasibab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANAPPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
 
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran GlobalMateri Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
 

KEL.1.PTT.PATOKOM.KONSEP PENGELOLAAN KASUS.pptx

  • 1. KONSEP PENGELOLAAN KASUS PATOLOGIS DAN KOMPLIKASI KEBIDANAN KELOMPOK 1 KELAS BLORA : 1.CAHYA DYAHSARI PAMUNGKAS 7. SITI ASIYAH 2.DYAH AYU GINUNG KRISTANTI 8. SITI UMI FARIDA 3.IKA HENI IRYANTINI 9. SRI PURWULAN 4.JUMAMIK RAHAYU 10. SUSILAWATI 5.NIA PRIMADASA 11. SYLVIA ANA MAHBUBATI 6.RATIH WIRIANI 12. VIVI PUSPITASARI
  • 2. SISTEM RUJUKAN PADA KASUS PERSALINAN – Pengertian sistem rujukan menurut Sistem Kesehatan Nasional Depkes RI 2009, merupakan suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu/lebih kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dari unit berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu – Jenis-Jenis Rujukan Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: – Rujukan medik Yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertical maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara rasional.
  • 3. • Rujukan kesehatan Yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional. MEKANISME RUJUKAN Adapun mekanisme rujukan yang perlu dilakukan antara lain: 1. Menentukan kegawat daruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu dan puskesmas A. Pada tingkat Kader Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena mereka belum dapat menetapkan tingkat kegawat daruratan
  • 4. b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas Tenaga kesehatan harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk 2. Menentukan tempat tujuan rujukan Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita. 3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya. Klien dan keluarga perlu diberikan informasi tentang perlunya penderita segera dirujuk untuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju melalui telepon atau radio komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
  • 5. 4. Persiapan penderita Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih dahulu atau dilakukan stabilisasi. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama dalam perjalanan. Surat rujukan harus dipersiapkan sesuai dengan format rujukan dan seorang bidan harus mendampingi penderita dalam perjalanan sampai ke tempat rujukan. 5. Pengiriman penderita Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita. 6. Tindak lanjut penderita a. Untuk penderita yang telah dikembalikan dan memrlukan tindak lanjut, dilakukan tindakan sesuai dengan saran yang diberikan. b. Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka perlu dilakukan kunjungan rumah
  • 6. Persiapan Rujukan Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan, disingkat “BAKSOKUDA” yang dijabarkan sebagai berikut : 1. B (bidan): pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan 2. A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan, seperti spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop 3. K (keluarga): beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain diusahakan untuk dapat menyetujui Ibu (klien) ke tempat rujukan. 4. S (surat): beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat – obat yang telah diterima ibu (klien) 5. O (obat): bawa obat – obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk 6. K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat 7. U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang di perlukan di tempat rujukan 8. DA (Darah & Do’a)
  • 7. Jenis kriteria pelayanan kesehatan rujukan: 1. PUSKESMAS PONED Puskesmas yang memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar langsung terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatal dengan komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan neonatus Pelayanan Obstetri Emergensi Dasar, meliputi: a. Pemberian oksitosin parenteral b. Pemberian antibiotik parenteral c. Pemberian sedatif parenteral pada tindakan kuretase digital dan plasenta manual d. Melakukan kuretase, plasenta manual, dan kompresi bimanual e. Partus dengan tindakan ekstraksi vacum,ekstraksi forcep
  • 8. Pelayanan Neonatal Emergensi Dasar, meliputi: a. Resusitasi bayi asfiksia b. Pemberian antibiotik parenteral c. Pemberian anti konvulsan parenteral d. Pemberian Phenobarbital e. Kontrol suhu f. Penanggulangan gizi 2. RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM Rumah sakit yang memiliki tenaga dengan kemampuan serta sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk memberikan pertolongan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar dan komprehensif dan terintergrasi selama 24 jam secara langsung terhadap ibu hamil, nifas dan neonatus, baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader, bidan, Puskesmas PONED, dll
  • 9. Kemampuahn PONEK meliputi : a. Pelayanan obstetri komprehensif  Pelayanan obstetri emergensi dasar (PONED)  Transfusi darah  Bedah Caesar a. Pelayanan Neonatal Komprehensif  Pelayanan neonatal emergensi dasar  Pelayanan neonatal intensif
  • 10. Kriteria RS PONEK 24 Jam: a. Memberikan pelayanan PONEK 24 jam secara efektif (cepat, tepat-cermat dan purnawaktu) bagi bumil/bulin, bufas, BBL – ada SOP b. Memiliki kelengkapan sarana dan tenaga terampil untuk melaksanakan PONED/PONEK (sesuai dengan standar yang dikembangkan) – tim PONEK terlatih c. Kemantapan institusi dan organisasi, termasuk kejelasan mekanisme kerja dan kewenangan unit pelaksana/tim PONEK- ada kebijakan d. Dukungan penuh dari Bank Darah / UTD – RS, Kamar Operasi, HCU/ICU/NICU, IGD dan unit terkait lainnya e. Tersedianya sarana/peralatan rawat intensif dan diagnostik pelengkap (laboratorium klinik, radiologi, RR 24 jam, obat dan penunjang lain. )
  • 11. RUJUKAN KLIEN/PASIEN PADA KASUS PATOLOGIS Pengertian: suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus kebidanan atau dengan penyakit penyerta atau komplikasi yang memerlukan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, fasilitas, dan peralatan yang memadai, atau kondisi klien/pasien di luar kewenangan bidan. Indikasi perujukan ibu yaitu : 1. Riwayat seksio sesaria 2. Perdarahan per vagina 3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu) 4. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental 5. Ketuban pecah lama (lebih kurang 24 jam 6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan 7. Ikterus 8. Anemia berat 9. Tanda/gejala infeksi 10. Preeklamsia/hipertensi dalam kehamilan 11. Tinggi fundus uteri 40 cm atau lebih 12. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masuk 5/5 13. Presentasi bukan belakang kepala 14. Kehamilan gemeli 15. Presentasi majemuk 16. Tali pusat menumbung 17. Syok
  • 12. Pengenalan dan penanganan kasus kasus yang gawat seharusnya mendapat prioritas utama dalam usaha menurunkan angka kesakitan lebih lebih lagi angka kematian ibu, walaupun tentu saja pencegahan lebih baik dari pada pengobatan. Dalam kegawatdaruratan, peran anda sebagai bidan antara lain: 1. Melakukan pengenalan segera kondisi gawatdarurat 2. Stabilisasi klien (ibu), dengan oksigen, terapi cairan, dan medikamentosa dengan: a. Menjamin kelancaran jalan nafas, memperbaiki fungsi system respirasi dan sirkulasi b. Menghentikan perdarahan c. Mengganti cairan tubuh yang hilang d. Mengatasi nyeri dan kegelisahan
  • 13. 3. Ditempat kerja, menyiapkan sarana dan prasarana di kamar bersalin,yaitu: a. Menyiapkan radiant warmer/lampu pemanas untuk mencegah kehilangan panas padabayi b. Menyiapkan alat resusitasi kit untuk ibu dan bayi c. Menyiapkan alat pelindung diri d. Menyiapkan obat obatan emergensi 4. Memiliki ketrampilan klinik, yaitu: a. Mampu melakukan resusitasi pada ibu dan bayi dengan peralatan yang berkesinambungan. Peran organisasi sangat penting didalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan keahlian b. Memahami dan mampu melakukan metode efektif dalam pelayanan ibu dan bayi baru lahir, yang meliputi making pregnancy safer, safe motherhood, bonding attachment, inisiasi menyusu dini dan lain lainnya
  • 14. SCENARIO RUJUKAN PRE EKLAMSI/EKLAMSI – Deteksi Pre-Eklamsia Preeklamsia/Eklamsia merupakan suatu penyulit yang timbul pada seorang wanita hamil dan melahirkan,umumnya terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan ditandai dengan adanya hipertensi dan protein uria. Pada eklamsia selain tanda tanda preeklamsia juga disertai adanya kejang. Tingginya angka kematian ibu pada kasus ini sebagian besar disebabkan karena tidak adekuatnya penatalaksanaan di tingkat pelayanan dasar sehingga penderita dirujuk dalam kondisi yang sudah parah, sehingga perbaikan kualitas di pelayanan kebidanan di tingkat pelayanan dasar diharapkan dapat memperbaiki prognosis bagi ibu dan bayinya.
  • 15. Klasifikasi dan definisi Adanya peningkatan tekanan darah selama kehamilan dan persalinan dapat menunjukkan beberapa kondisi sebagai berikut : 1. Diagnosis hipertensi dalam kehamilan ditegakkan bila didapatkan: Tekanan darah ≥140/90 mmHg untuk pertama kalinya selama kehamilan, tidak terdapat protein uria, tekanan darah kembali normal dalam waktu 12 minggu pasca persalinan (jika peningkatan tekanan darah tetap bertahan, ibu didiagnosis hipertensi kronis), diagnosis akhir baru dibuat pada periode pasca persalinan, tanda tanda lain preeklamsia seperti nyeri epigastrik dan trombositopenia mungkin ditemui dan dapat mempengaruhi penatalaksanaan yang diberikan. 2. Diagnosis preeklamsia ringan ditegakkan bila didapatkan: Tekanandarah≥140/90mmHg setelahusia kehamilan 20minggu,proteinuria≥1+ pada pengukuran dengan dipstick urine atau kadar protein total≥300mg/24jam. 3. Diagnosis preeklamsia berat ditegakkan bila didapatkan: a. Hipertensi Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan darah diastolic ≥110 mmHg. a. Proteinuria Kadarproteindalamkencing≥++pada pengukuran dipstick urine atau kadar protein total sebesar 2 gr/24jam. a. Kadar kreatinin darah melebihi 1,2 mg/dL kecuali telah diketahui meningkat sebelumnya. b. Tanda/gejalatambahan: Tanda gejala tambahan lainnya dapat berupa keluhan subyektif berupa nyeri kepala, nyeri uluhati, dan mata kabur. Ditemukannya proteinuria ≥ 3 gram, jumlahproduksiurine≤500cc/24jam(oliguria),terdapatpeningkatankadar asam urat darah, peningkatan kadar BUN dan kreatinin serum serta terjadinya sindroma HELLP yang ditandai dengan terjadinya hemolisis ditandai dengan adanyaicterus,hitungtrombosit≤100.000,sertapeningkatanS
  • 16. 4. Pada eklampsia disertai adanya kejang konvulsi yang bukan disebabkan oleh infeksi atau trauma. 5. Diagnosis Pre eklamsia super impos ditegak kan apabila protein awitan baru ≥300mg/24 jam pada ibu penderita darah tinggi tetapi tidak terdapat protein uria pada usia kehamilan sebelum 20minggu. 6. Diagnosis hipertensi kronis ditegakkan apabila hipertensi telah ada sebelum kehamilan atau yang didiagnosis sebelum usia kehamilan 20 minggu, atau hipertensi pertama kali didiagnosis setelah usia kehamilan 20 minggu dan terus bertahan setelah 12 minggu pascapersalinan.
  • 17. JANGAN BIARKAN PASIEN SENDIRIAN TEMPATKAN PENDERITA SETENGAH DUDUK Mintalahpertolonganpadapetugas yang lain ataukeluargapenderita  Bersihkan jalan nafas pertahankan  Miringkan kepalapenderita JALAN NAFAS PERNAFASAN  Berikan oksigen 4 -6 liter/menit  Kalau perlu lakukan ventilasi dengan balon dan masker SIRKULASI  Observasi nadi dan tekanandarah  Pasang IV line (infuse) dengan cairan RL/ RD5/ Na Cl0,9%  MgSO4 40% 4 gram (10 cc) dijadikan 20 cc diberikan IV Bolus pelan  5menit Bila IM: Mg SO4 40% 8 gram (20 cc) bokong kanan/kiri CEGAH KEJANG/ KEJANG ULANGAN Bila IV: Mg So4 40% 6 gram (15 cc) masukkan dalam cairan RL/ RD5/ Na Cl 0,9% 250 cc drip dengan tetesan 15 tetes per menit Bila Kejang berlanjut:Mg SO4 40% 2 gram (5 cc) dijadikan 10 cc diberikan IV Bolus pelan ± 5 menit  Pantau: Pernafasan, reflek patella,produksiurine  Antidotum: calcium Gluconas 10% 10 cc IVpelan  Antihipertensi diberikanbila: PENGATURAN TEKANAN DARAH  Tekanan darah systole : ≥160mmHg  Tekanan darah diatole: ≥ 110mmhg  NIFEDIPIN 10 mgOral  METILDOPA 250mg DirujukLangsungke RUMAHSAKIT BAKSOKUBidan, Alat, Kendaraan, Surat, Obat, Keluarga,Uang RUJUK ALUR PENGELOLAAN PENDERITA PRE EKLAMSIA BERAT/EKLAMSIA
  • 18. Skema Rujukan saat Persalinan Adalah : a) Apabila petugas menerima pasien dengan kasus patologis atau salah satu lebih penyulit yang terdapat pada penapisan awal, petugas melakukan kolaborasi dengan dokter b) Sesuai advice dokter melakukan persiapan merujuk pasien ke rumah sakit. c) Petugas menjelaskan alasan pasien dirujuk, d) Pasien mengisi dan menandatangani form persetujuan dirujuk e) Petugas memberikan pilihan kepada pasien fasilitas rujukan yang diinginkan dan segera untuk dilakukan rujukan f) Petugas menelepon fasilitas rujukan yang dituju untuk mengkonfirmasi apabila akan merujuk, mengecek ketersedian ruang dan kesiapan pihak rumah sakit dalam menerima pasien yang akan dirujuk g) Petugas memastikan kembali kondisi pasien dalam keadaan stabil h) Petugas menyiapkan surat rujukan, peralatan dan obat – obatan yang diperlukan selama perjalanan merujuk i) Petugas menghubungi sopir ambulance untuk menyiapkan ambulans Pasien dirujuk dengan didampingi petugas yang kompeten dan dilakukan monitoring pasien setiap 10 menit.
  • 20. Contoh Kasus – Ny . Y G2P1A0 umur 32 tahun, UK 40 Mg, BB 65 Kg, TD 157 Cm, dengan keluhan perut kencang-kencang dan keluar lendir darah dari jalan lahir Jam 19.00 WIB. Ny. Y mengatakan sudah dari kemaren nyeri perut bagian bawah pinggang sampai sypisis terasa nyeri dan mulai keceng- keceng. – Hasil Pemeriksaan TTV : TD : 150/100 Mmhg Nadi : 88 x/m Rr : 22 x/m S : 36,3 ⁰C SPo2 : 99 % Pemeriksaan obsetri Palpasi : janin tunggal, teraba puka, presentasi kepala, divergen DJJ (+) 144 x/m His Kuat 4x/10’45” TFU 30 Cm
  • 21. – Pemeriksaan Dalam VT 5cm, KK (+), portio tipis lunak, penurunan kepala H1+, bloodslim (+) - Pemeriksaan Laborat HB 10,6 gr/% Protein Urine Positif 2
  • 22. Screning  Ada tanda-tanda Persalinan  Tekanan darah tinggi  Hasil Protein urine positif 3
  • 23. Sistem Rujukan . Konsul dr. jaga RUJUK Ke PONEK
  • 24. Stabilisasi – Infus RL 20 Tpm – Pasang DC – Pasang O2 3l – Pemberian MgSo4 40% MgSO4 40% 4 gram (10 cc) dijadikan 20 cc diberikan IV Bolus pelan ± 5menit Bila IM: Mg SO4 40% 8 gram (20 cc) bokong kanan/kiri Bila IV: Mg So4 40% 6 gram (15 cc) masukkan dalam cairan RL/ RD5/ Na Cl 0,9% 250 cc drip dengan tetesan 15 tetes per menit
  • 25. Follow Up Care – Pencegahan Kejang pada Preeklamsi Teratasi – Anjurkan Ibu untuk Miring Ke Kiri Tarik Nafas Panjang Jika Kontraksi – Dilakukan rujukan Ke RS