2. Kelompok 4 :
Robby maulana
Feliks sirait
Robertus buulolo
Febri fendi laventa
Aldy abdilah
3. PENGERTIAN BETON
Menurut SNI 2847:2013, beton didefenisikan sebagai campuran dari bahan
penyusunnya yang terdiri dari bahan hidrolik (Portland cement), agregat kasar, agregat
halus dan air dengan atau tanpa menggunakan bahan tambah (admixture atau
addivtive). seiring dengan penambahan umur beton usia 28 hari, beton memiliki daya
kuat tekan yang baik oleh karena itu beton banyak dipakai atau dipergunakan untuk
pemilihan jenis struktur terutama struktur bangunan, jembatan dan jalan. DPU-LPMB
memberikan defenisi tentang beton sebagai campuran antara semen Portland atau
semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa
bahan tambahan yang membentuk massa padat.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton
Jumlah semen pada
tiap M3 beton
Jumlah minimum kadar semen pada
campuran beton harus sedemikian rupa
sehingga mampu mengisi ruang-ruang
antara pada bahan pengisi. Dalam hal ini
kalau kurang cukup semen sebagai bahan
pengisi pori-pori campuran beton, maka
akan didapatkan suatu campuran beton yang
sukar dimampatkan demikian pula beton
akan poreus, permeable dan tidak tahan
lama sehingga kekuatan beton akan
menurun.
5. Faktor A/C
Semakin kecil faktor A/C (berat air dibagi berat semen) akan
dihasilkan mutu beton yang tinggi. Untuk faktor A/C lebih
kecil atau sama dengan 0,5 maka akan menghasilkan beton
yang sulit untuk dilaksanakan dalam pengecoran, sehingga
akan menimbulkan keropos-keropos, hal ini harus dihindari.
Untuk mendapatkan suatu campuran beton yang dapat
dikerjakan dengan baik, maka faktor A/C hendaknya berkisar
antara 0,5 s/d 0,6. Kalau faktor A/C mempunyai harga lebih
besar daripada 0,6 maka akan didapatkan suatu campuran
beton yang sulit untuk dimampatkan dan kekuatannya
rendah serta amat tidak kedap air.
6. Kekerasan Agregat
Pada campuran beton maka sebagai agregat kasar
dipakai batu pecah (crush stone) dan kerikil (ccarse).
Agregat ini sangat mempengaruhi kekuatan daripada
beton. Kalau agregat lembek dan berpori-pori
(keropos), maka kekuatan beton akan menurun, pun
pula kebutuhan air akan makin bertambah banyak guna
mencapai work ability yang baik. Kalau agregat yang
dipakai keras dan tidak masif (padat), maka akan
dihasilkan mutu beton yang tinggi, karena kekuatan
beton itu adalah merupakan jumlah kekuatan masing-
masing faktor, yang antara lain termasuk kekerasan
agregat.
Agregat kasar
7. Gradasi
Agregat
Yang dimaksud dengan gradasi agregate
ialah perbandingan campuran bahan-bahan
pengisi beton. Setiap macam perbandingan
campuran bahan pengisi akan memberikan
jumlah volume pori yang berbeda.
Perbandingan campuran bahan-bahan
pengisi yang memberikan volume pori kecil
disebut gradasi agregatenya baik, sedangkan
perbandingan campuran bahan-bahan
pengisi yang memberikan volume pori besar
disebut gradasi agregatenya jelek.
8. Dapat dikatakan semen merupakan tulang
punggung beton, oleh karena semen
menjadi bahan yang mempersatukan butir-
butir pasir dan kerikil menjadi satu
kelompok yang disebut beton. Dengan
demikian nilai semen langsung
mempengaruhi kualitas beton. Jadi beton
yang dibuat dengan semen yang bernilai
lebih tinggi akan mempunyai kekuatan
tekan yang lebih tinggi juga
Semen adalah Bagian
yang terpenting
untuk membuat
Beton
9. Cara dan Lama pengadukan
Pengadukan dengan menggunakan tangan (manual)
tidak akan dapat dihasilkan campuran beton yang baik,
karena itu adukan beton yang dicampur dengan
menggunakan tangan tidak diperbolehkan kecuali untuk
beton-beton mutu non-struktural. Campuran beton
adalah baik bila dapat tercampur dengan rata dan
campuran beton adalah jelek bila tercampur tidak rata.
Untuk dapat didapatkan campuran beton yang baik,
maka mencampur beton harus digunakan mesin
pengaduk (beton molen). Selama pengadukan
berlangsung kekentalan adukan beton harus diawasi
terus-menerus dengan cara memberikan slump pada
setiap campuran yang baru.
10. Besarnya slump merupakan petunjuk apakah jumlah
pemberian air cukup atau tidak. Waktu pengadukan
dilakukan secukupnya, sehingga adukan beton cukup rata.
Lamanya pengadukan bergantung pada kapasitas drum
pengaduk, banyaknya adukan, jenis dan susunan butir dari
agregat serta slumpnya. Pada umumnya harus diambil
paling sedikit 1,5 menit.
11. Pemadatan
Pemadatan bisa dilakukan dengan cara merojok, namun dengan cara ini
akan diperoleh hasil yang terbatas dan mutu betonpun juga terbatas, karena
semakin padat beton semakin tinggi mutunya, semakin tidak padat beton
semakin rendah mutunya. Maka dianjurkan pemadatan dengan menggunakan
alat-alat pemadat mekanis baik berupa jarum penggetar maupun penggetar
harmer (bekisting). Dengan cara ini energi yang dihasilkan lebih besar dan daya
pemadatannya lebih tinggi, sehingga dapat diperoleh beton yang lebih baik.
Untuk dapat dicapai kepadatannya yang baik, pemadatan harus dilakukan
merata dengan waktu penggetaran di setiap tempat secukupnya. Penggetaran
yang berlebihan juga kurang baik, sebab terjadi segregasi (pemisahan), ini
dapat terlihat pada permukaan yang digetar timbul lapisan air.
12. Umur Beton
Kekuatan daripada beton semakin meningkat bila umur beton
bertambah. Akan tetapi kekuatan beton didasarkan atas kekuatan
pada umur 28 hari. Semakin bertambah umur beton, maka proses
pengerasan semakin baik, sehingga kekuatannya semakin
meningkat.
13. Pengaruh Porositas terhadap kekuatan beton
Secara teoritik pengaruh porositas terhadap kuat tekan beton yaitu, semakin kecil tingkat
porositas pada beton maka semakin besar kuat tekan atau mutu beton, Sebaliknya
semakin besar porositas maka semakin rendah kekuatannya. Peningkatan persentase
porositas memiliki keterkaitan terhadap penurunan kuat tekan maupun kuat tarik beton.
Proses porositas beton terjadi akibat adanya gelembung-gelembung udara yang
terbentuk selama atau sesudah pencetakkan. Gelembung ini timbul karena adanya
pemakaian air yang berlebihan pada campuran, namun akibat yang ditimbulkan
pengguanaan air yang berlebihan pada campuran beton adalah air yang digunakan
tersebut akan menggunakan ruangan dan apabila beton tersebut telah mengeras atau
kering akan meninggalkan rongga udara dalam beton. Semakin banyak kandungan air
yang akan digunakan maka akan semakin banyak rongga yang terdapat dalam beton,
sehingga beton yang dihasilkan kurang padat dan ini berpengaruh terhadap kekuatan
beton tersebut khususnya kuat tekan beton.