SlideShare a Scribd company logo
Kebijakan Moneter
Kebijakan BI untuk memanipulasi
besaran-besaran moneter guna
mencapai tujuan tertentu
SKEMA KEBIJAKAN MONETER
• ALAT /PIRANTI  SASARAN TUJUAN
Piranti/Alat Kebijakan Moneter
1. Giro Wajib Minimum (GWM) : cadangan
minimum bank yang harus disimpan di BI
2. Tingkat Diskonto: Tingkat Bunga
pinjaman likuiditas BI
3. Operasi Pasar: Jual-Beli SBI oleh BI
4. Himbauan Moral : himbauan yang
dikeluarkan BI kepada bank-bank umum,
misal: untuk menurunkan bunga kredit
Besaran-Besaran Moneter (Sering
disebut Sasaran Operasional)
1. Jumlah Uang Beredar:
a. M0
b. M1
c. M2
2. Suku Bunga (BI 7 day repo rate)
3. Kredit
BI 7 DAY REPO RATE SEBAGAI SASARAN
OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER BARU
• Mulai 19 Agustus 2016, BI mengganti BI
rate dengan BI 7 Day Repo Rate.
• BI 7 Day Repo rate merupakan bunga
transaksi pembelian bersyarat surat utang
negara (SUN) oleh bank kepada BI
dengan jangka waktu tujuh hari dengan
kewajiban penjualan kembali.
ALASAN PENGGANTIAN KARENA BI
RATE TIDAK EFEKTIF LAGI
• BI rate memang sempat menjadi alat kebijakan moneter
yang efektif sampai tahun 2010. Namun dari tahun 2010
sampai tahun 2016 efektivitas tersebut mulai hilang
khususnya pada tahun 2016 ini. Ketidakefektivan BI rate
sebagai alat kebijakan moneter dilihat dari BI rate selama
tahun 2016 ini sudah diturunkan 3 (tiga) kali dengan total
penurunan 75 basis poin dan saat ini berada pada
tingkat 6,75 persen. Namun dampaknya pada penurunan
suku bunga deposito,suku bunga kredit, dan suku bunga
pasar uang antar bank (PUAB) tidaklah signifikan. Suku
bunga deposito selama tahun 2016 hanya turun 28 basis
poin. Demikian pula suku bunga kredit hanya sedikit
turun dari posisi awal. Hal yang sama terjadi pula pada
PUAB.
SEBAB BI RATE TAK EFEKTIF
1. BI rate biasanya dimaknai sebagai suku bunga
untuk SBI dengan jatuh tempo rata-rata 1
tahun. Ini sebuah jangka waktu yang bagi
pasar uang terlalu lama. Pasar uang
merupakan pasar yang sangat dinamis
sehingga pergerakan indikator-indikatornya
mungkin bisa dari jam ke jam atau menit ke
menit bahkan dari detik ke detik.
2. Sebab yang lain adalah BI rate tidak terkait
langsung dengan suku bunga di PUAB.
SEBAB BI RATE TAK EFEKTIF
3. BI rate tidak mampu pula mempengaruhi SBI
rate. Ini justru mendorong bank-bank mencari
aman dengan menempatkan dananya di SBI
yang rata-rata malah mengambil yang jatuh
temponya 1 tahun Ini mengakibatkan dana
bank-bank tidak likuid dan tidak mendukung
likuiditas atau kebutuhan danaa untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
DAMPAK POSITIF YG DIHARAPKAN DARI
7 DAY REPO RATE
1. Memperkuat sinyal kebijakan moneter. Maksudnya
adalah arah kebijakan moneter BI apakah akan ketat
aatau longgar bisa segera ditangkap oleh para pelaku
pasar. Hal ini diharapkan terjadi karena jangka waktu
suku bunga acuan untuk instrumen keuangan yang
lebih pendek yaitu jatuh temponya 7 hari.
2. Mendorong efektivitas kebijakan moneter khususnya
dalam mendorong pegerakan suku bunga di pasar
uang. Hal ini terjadi karena BI 7-Day Repo Rate lebih
terkait dengan suku bunga deposito dan kredit. Ketiga,
mendorong transaksi keuangan antarbank khususnya di
Pasar Uang Antar Bank (PUAB).
DAMPAK POSITIF YG DIHARAPKAN DARI
7 DAY REPO RATE
3. Keuntungan lain jika BI menggunakan suku
bunga SUN yang berjatuh tempo 7 hari sebagai
bunga acuan maka hasilnya bunga acuan
tersebut lebih rendah dari BI rate. Jika BI rate
saat ini adalah 6,75 persen maka BI 7- Day
Repo Rate sekarang ini sekitar 5,5 persen maka
bunga deposito, bunga kredit dan bunga PUAB
akan menjadi lebih rendah seperti yang saat ini
diharapkan.
AKANKAH EFEKTIF?
• Dalam jangka panjang tidak efektif.
Sebab:
1. dana msyarakat yang ada di pasar uang
sebagian besar ada di perbankan. Perbankan
punya posisi tawar yang kuat agar kebijakan
moneter tidak merugikan mereka. Maka bank
seolah bisa menahan suku bunga deposito dan
kredit di posisi yang tinggi.
AKANKAH EFEKTIF?
2. Sekitar 1 persen nasabah bank menguasai 50 persen
lebih rekening di perbankan. Data Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) menyatakan bahwa dari seluruh rekening
yang ada hanya 56,70 persen an yang dijamin oleh LPS.
Sebabnya adalah banyak rekening gendut di atas RP 2
milyar per rekening perbank yang tentu sesuai aturan tak
dijamin oleh LPS. Para deposan besar ini bisa mengatur
suku bunga atas uang yang mereka simpan. Maka tak
mengherankan jika BI Rate diturunkan berkali-kali tetapi
bunga deposito dan dengan demikian bunga kredit tak
akan turun secara signifikan.
AKANKAH EFEKTIF?
3. Bank Sentral AS yaitu The Fed sampai saat ini
masih menhan diri untuk tidak menaikkan suku
bunga (Fed Rate) nya. Tetapi bisa diramalkan
sebentar lagi tentu hal itu akan dilakukan. jika Fed
Rate naik maka pemilik uang akan memilih
memegang dolar AS dan meninggalkan rupiah
sehingga rupiah akan mengalami depresiasi
(turun) terhadap dolar AS. Jika ini terjadi BI tentu
harus menaikkan suku bunganya.
Jenis-Jenis Uang Beredar
1. M0 = Uang Inti = Uang Dasar = uang
yang dicetak oleh BI, menjadi Giro Wajib
Minimum (GWM) dan Uang Kartal
2. M1 = Uang dalam arti sempit = Uang
Kartal + Uang Giral
3. M2 = M1 + Uang Kuasi (Deposito dan
Tabungan)
Pertanyaan: kartu Kredit = Uang ?
Jumlah Uang Beredar
TAHUN
Jumlah Uang Beredar (milyar)
Jumlah M1 Jumlah M2 Uang Kartal Uang Giral Uang Kuasi
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1996 64.089,00 288.632,00 22.487,00 41.602,00 224.543,00
1997 78.343,00 355.643,00 28.424,00 49.919,00 2.773,00
1998 101.197,00 577.381,00 41.394,00 59.803,00 476.184,00
1999 124.633,00 646.205,00 58.353,00 6.628,00 521.572,00
2000 162.186,00 747.028,00 72.371,00 89.815,00 584.842,00
Tujuan Kebijakan Ekonomi:
1. Pertumbuhan Ekonomi Tinggi
2. Pemerataan Pendapatan
3. Kesempatan Kerja yang Luas
4. Pemerataan Pertumbuhan Antar Daerah
5. Tingkat Inflasi yang Rendah
6. Nilai Tukar yang wajar dan Stabil
7. Dll.
Tujuan Kebijakan Moneter
Indonesia Sesuai Tugas BI
• Menjaga Stabilitas Nilai Rupiah, yang bisa
diartikan menjadi 2:
a. Menjaga tingkat inflasi tetap rendah
b. Menjaga nilai tukar wajar dan stabil
Macam-macam Inflasi
1. Berdasar Tinggi-Rendahnya:
a. Ringan < 10% / tahun
b. Sedang 10- 29,99% / tahun
c. Berat 30 – 100% / tahun
d. Hyper > 100% /tahun
2. Berdasarkan penyebabnya:
a. Demand Pull Inflation (Inflasi karena tarikan
permintaan)
Macam-macam Inflasi
2. Berdasar penyebabnya (lanjutan):
b. Cost Push Inflation (inflasi karena
dorongan biaya)
c. Botleneck Inflation (inflasi karena
proyek besar macet atau tidak cepat
menghasilkan)
d. Imported Inflation (inflasi karena faktor-
faktor dari luar negeri)
Macam-macam Inflasi
3. Spiral Inflation: Inflasi yang merambat
atau menular, misal: kenaikan harga BBM
menyebabkan kenaikan harga bahan
baku, kenaikan harga bahan baku menye-
babkan kenaikan harga barang jadi.
4. Menurut Siapa yang Bertanggungjawab:
a, Core Inflation: infalsi inti yang menjadi
tanggungjawab BI, yaitu di luar faktor:
bencana alam dan kebijakan pemerintah
b. Headline Inflation: inflasi keseluruhan
Teori Inflasi
1. Teori Kuantitas: inflasi adalah fenomena
moneter yaitu akibat kenaikan jumlah
uang beredar (M) tanpa diimbangi
kenaikan jumlah barang (T). Ingat: MV =
PT sehingga P = MV/T kalau V konstan
maka kenaikan M tanpa diimbangi
kenaikan T akan menyebabkan kenaikan
P.
Teori Inflasi
2. Teori Keynesian: inflasi karena
masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuannya. Ini tercermin dari
kenaikan AD yang tidak diimbangi dengan
kenaikan AS
3. Teori Strukturalis: inflasi karena masalah
struktural perekonomian, misal: masalah
kekakuan supply dan distribusi.
Cara Menghitung Inflasi
• Dengan menggunakan 3 Indeks:
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
2. Indeks Harga Perdagangan Besar
(IHPB)
GDP Nominal
3. GDP Deflator = ------------------
GDP Riil
Mana yang Akan Dipakai?
• Tergantung untuk apa:
1. Untuk penyesuaian Upah, pakai inflasi
yang berdasar IHK
2. Untuk cadangan kenaikan harga projek-
projek besar, pakai inflasi berdasar
IHPB
3. Untuk tujuan yg lebih umum pakai GDP
Deflator
Perdebatan Monetaris Vs Keynes
(1)
• Menyangkut apakah Kebijakan Moneter
efektif mempengaruhi sektor riil.
a. Monetaris: Efektif, karena Kebijakan
Moneter berpengaruh langsung terhadap
sektor riil, dasar MV = PT
b. Keynes: Kurang efektif, karena
Kebijakan Moneter mempengaruhi sektor
riil tidak langsung (lewat transmisi)
Mekanisme Transmisi
1. Jalur Suku Bunga
BI Beli SBI JUB naik  Bunga Turun 
Investasi Naik  GDP naik
2. Jalur Portofolio
BI Beli SBI  JUB naik nilai uang turun 
tukar ke barang  C naik  GDP naik
3. Jalur Kekayaan
BI Beli SBI  JUB Naik  Kekayaan naik  C
naik 
Mekanisme Transmisi (lanjutan)
4. Jalur Nilai Tukar
BI Beli SBI  JUB naik  Inflasi naik  Kurs
Rp/US $ turun  X naik  GDP naik
5. Jalur Kredit
BI Beli SBI  JUB naik  Loanable fund naik 
Kredit naik  C, I naik --. GDP naik
6. Jalur Ekspektasi Inflasi
BI beli SBI  JUB naik  Exp Inflasi  tunda
Investasi  GDP Turun
Perdebatan Monetaris Vs Keynes
(2)
• Menyangkut apakah Kebijakan Moneter
dilakukan secara “diskrisioner” ataukah cukup
menuruti aturan umum (“rules”)
a. Monetaris: cukup dengan “rules” karena
mekanisme pasar akan mengatur
secara otomatis dan karena adanya
“time lag”
b. Keynes : Harus Diskresioner karena
adanya kegagalan pasar
Masalah-Masalah dalam Kebijakan
Moneter
1. Memilih Jalur kebijakan:
a. Jalur Uang Inti
b. Jalur multiplier uang, secara keseluruhan:
m = 1 +k/ r (1+t+g)+k
m = multiplier uang
k = rasio uang tunai thd deposito
r = rasio cadangan minimum
t = rasio deposito berjangka thd deposito
g = rasio simpanan pemerintah thd deposito
Masalah-Masalah dalam Kebijakan
Moneter
• M1 = m X M0
M2 = m X M0
Pada umumnya jalur pengendalian uang inti
lebih dipilih karena lebih terkendali, sementara
jalur multiplier uang ada perilaku dari:
a. Bank Umum
b. Masyarakat
yang tdk bisa dikendalikan sepenuhnya oleh
Bank Sentral
Masalah-Masalah dlm Kebijakan
Moneter
2. Menentukan Sasaran Operasional
Bunga ataukah Jumlah Uang Beredar?
tergantung dari:
a. Aliran pemikiran: Keynes bunga,
Monetaris  JUB
b. Ketidakpastian: Riil  JUB, Moneter
 Bunga
c. Yang bisa dimengerti semua orang
Masalah Kebijakan Moneter
(lanjutan)
3. Jika Jumlah uang beredar (JUB) yang
dipilih sebagai sasaran operasional,
selanjutnya JUb dalam arti yang mana
(M0, M1, ataukah M2)?
Metode yang biasa dipakai untuk
memecahkan masalah ini adalah dengan
mengkorelasikan tiap-tiap jenis M dengan
tujuan kebijakan, Korelasi terbesar yang
dipilih sebagai sasaran operasional
Masalah Kebijakan Moneter
(lanjutan)
4. Adanya Harapan Rasional Masyarakat
Masyarakat karena adanya kemajuan
teknologi informasi bisa “menebak”
kebijakan apa yang bakal dijalankan oleh
BI maupun pemerintah. Akibatnya
kebijakan dampaknya bisa “mandul” atau
netral.
Masalah Kebijakan Moneter
(lanjutan)
5. Masalah Koordinasi dengan Kebijakan
Fiskal karena keduanya dilakukan oleh 2
lembaga berbeda.
6. Pilihan Kebijakan Moneter dalam
mengendalikan Kurs Rp thd US $. Apakah
Depresiasi Rp/US$ karena Ekses Suplai
Rupiah ataukah Ekses Demand Dolar AS
Diagnosis Depresiasi Rp/US $ dan
Implikasi Kebijakannya
Diagnosis Solusi Kebijakan
Ekses Suplai
Rupiah
1. Turunkan
Suplai Rp
2. Naikkan
Demand Rp
1. Naikkan
GWM
2. Naikkan
Kredit
EKses Demand
US $
1. Naikkan S $
2. Turunkan D
$
1. Masukkan
Devisa X
2. Pembatasan
beli valas
Masalah-masalah dalam Kebijakan
Moneter
7. Diperlukan inovasi, misalnya saja untuk
mendorong fungsi intermediasi perbankan
dan menggerakkan sektor riil, misalnya
dengan mengkaitkan GWM dengan LDR
(Loan to Deposit Ratio) yaitu makin
rendah LDR nya makin tinggi GWM yang
harus disimpan di BI

More Related Content

Similar to Kebijakan Moneter terbaru.ppt

PPT Kebijakan Moneter - Pengantar Ekonomi
PPT Kebijakan Moneter - Pengantar EkonomiPPT Kebijakan Moneter - Pengantar Ekonomi
PPT Kebijakan Moneter - Pengantar Ekonomi
Aisha Amanda
 
Bank Indonesia & LPS
Bank Indonesia & LPSBank Indonesia & LPS
Bank Indonesia & LPS
Fair Nurfachrizi
 
Perbankan
PerbankanPerbankan
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
olerafif
 
Kebijakan moneter &amp; fiskal
Kebijakan moneter &amp; fiskalKebijakan moneter &amp; fiskal
Kebijakan moneter &amp; fiskal
Wahono Diphayana
 
6 kebijakanmoneter
6 kebijakanmoneter6 kebijakanmoneter
6 kebijakanmoneter
Ulfi Oktaviana
 
09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskal09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskalEmelda Annisa
 
Tujuan kebijakan moneter bank indonesia
Tujuan kebijakan moneter bank indonesiaTujuan kebijakan moneter bank indonesia
Tujuan kebijakan moneter bank indonesiaoher
 
1. kebijakan_moneter_dan_penerapannya_PPT.pptx
1. kebijakan_moneter_dan_penerapannya_PPT.pptx1. kebijakan_moneter_dan_penerapannya_PPT.pptx
1. kebijakan_moneter_dan_penerapannya_PPT.pptx
FirmanHalawa3
 
09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskal09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskal
Emelda Annisa
 
Kebijakan Moneter
Kebijakan MoneterKebijakan Moneter
Kebijakan Moneter
Rifda Nadifah
 
Kebijakan Moneter
Kebijakan MoneterKebijakan Moneter
Kebijakan Moneter
Mulyadi Yusuf
 
David sumual macroeconomic update 20 april 2020
David sumual macroeconomic update   20 april 2020David sumual macroeconomic update   20 april 2020
David sumual macroeconomic update 20 april 2020
Nur Hasan Murtiaji
 
Moneter & Fiskal
Moneter & FiskalMoneter & Fiskal
Moneter & Fiskal
Firman Bachtiar
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal dan MoneterKebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal dan Moneter
iwayandk
 
Makalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesiaMakalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesia
naeltalahaturuson
 
Makalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesiaMakalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesianaeltalahaturuson
 
Kebijakan moneter ekonomi
Kebijakan moneter ekonomiKebijakan moneter ekonomi
Kebijakan moneter ekonomi
BelgiRevaldo
 
risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.ppt
risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.ppt
risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.ppt
haris916240
 
Bempvol1no3des
Bempvol1no3desBempvol1no3des
Bempvol1no3des
iphint
 

Similar to Kebijakan Moneter terbaru.ppt (20)

PPT Kebijakan Moneter - Pengantar Ekonomi
PPT Kebijakan Moneter - Pengantar EkonomiPPT Kebijakan Moneter - Pengantar Ekonomi
PPT Kebijakan Moneter - Pengantar Ekonomi
 
Bank Indonesia & LPS
Bank Indonesia & LPSBank Indonesia & LPS
Bank Indonesia & LPS
 
Perbankan
PerbankanPerbankan
Perbankan
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Kebijakan moneter &amp; fiskal
Kebijakan moneter &amp; fiskalKebijakan moneter &amp; fiskal
Kebijakan moneter &amp; fiskal
 
6 kebijakanmoneter
6 kebijakanmoneter6 kebijakanmoneter
6 kebijakanmoneter
 
09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskal09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskal
 
Tujuan kebijakan moneter bank indonesia
Tujuan kebijakan moneter bank indonesiaTujuan kebijakan moneter bank indonesia
Tujuan kebijakan moneter bank indonesia
 
1. kebijakan_moneter_dan_penerapannya_PPT.pptx
1. kebijakan_moneter_dan_penerapannya_PPT.pptx1. kebijakan_moneter_dan_penerapannya_PPT.pptx
1. kebijakan_moneter_dan_penerapannya_PPT.pptx
 
09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskal09 kebijakan moneter dan fiskal
09 kebijakan moneter dan fiskal
 
Kebijakan Moneter
Kebijakan MoneterKebijakan Moneter
Kebijakan Moneter
 
Kebijakan Moneter
Kebijakan MoneterKebijakan Moneter
Kebijakan Moneter
 
David sumual macroeconomic update 20 april 2020
David sumual macroeconomic update   20 april 2020David sumual macroeconomic update   20 april 2020
David sumual macroeconomic update 20 april 2020
 
Moneter & Fiskal
Moneter & FiskalMoneter & Fiskal
Moneter & Fiskal
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal dan MoneterKebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal dan Moneter
 
Makalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesiaMakalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesia
 
Makalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesiaMakalah suku bunga bank indonesia
Makalah suku bunga bank indonesia
 
Kebijakan moneter ekonomi
Kebijakan moneter ekonomiKebijakan moneter ekonomi
Kebijakan moneter ekonomi
 
risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.ppt
risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.ppt
risiko suku bunga.pptrisiko suku bunga.ppt
 
Bempvol1no3des
Bempvol1no3desBempvol1no3des
Bempvol1no3des
 

Recently uploaded

materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
RaraStieAmkop
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
EnoCasmiSEMBA
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 

Recently uploaded (13)

materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 

Kebijakan Moneter terbaru.ppt

  • 1. Kebijakan Moneter Kebijakan BI untuk memanipulasi besaran-besaran moneter guna mencapai tujuan tertentu
  • 2. SKEMA KEBIJAKAN MONETER • ALAT /PIRANTI  SASARAN TUJUAN
  • 3. Piranti/Alat Kebijakan Moneter 1. Giro Wajib Minimum (GWM) : cadangan minimum bank yang harus disimpan di BI 2. Tingkat Diskonto: Tingkat Bunga pinjaman likuiditas BI 3. Operasi Pasar: Jual-Beli SBI oleh BI 4. Himbauan Moral : himbauan yang dikeluarkan BI kepada bank-bank umum, misal: untuk menurunkan bunga kredit
  • 4. Besaran-Besaran Moneter (Sering disebut Sasaran Operasional) 1. Jumlah Uang Beredar: a. M0 b. M1 c. M2 2. Suku Bunga (BI 7 day repo rate) 3. Kredit
  • 5. BI 7 DAY REPO RATE SEBAGAI SASARAN OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER BARU • Mulai 19 Agustus 2016, BI mengganti BI rate dengan BI 7 Day Repo Rate. • BI 7 Day Repo rate merupakan bunga transaksi pembelian bersyarat surat utang negara (SUN) oleh bank kepada BI dengan jangka waktu tujuh hari dengan kewajiban penjualan kembali.
  • 6. ALASAN PENGGANTIAN KARENA BI RATE TIDAK EFEKTIF LAGI • BI rate memang sempat menjadi alat kebijakan moneter yang efektif sampai tahun 2010. Namun dari tahun 2010 sampai tahun 2016 efektivitas tersebut mulai hilang khususnya pada tahun 2016 ini. Ketidakefektivan BI rate sebagai alat kebijakan moneter dilihat dari BI rate selama tahun 2016 ini sudah diturunkan 3 (tiga) kali dengan total penurunan 75 basis poin dan saat ini berada pada tingkat 6,75 persen. Namun dampaknya pada penurunan suku bunga deposito,suku bunga kredit, dan suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) tidaklah signifikan. Suku bunga deposito selama tahun 2016 hanya turun 28 basis poin. Demikian pula suku bunga kredit hanya sedikit turun dari posisi awal. Hal yang sama terjadi pula pada PUAB.
  • 7. SEBAB BI RATE TAK EFEKTIF 1. BI rate biasanya dimaknai sebagai suku bunga untuk SBI dengan jatuh tempo rata-rata 1 tahun. Ini sebuah jangka waktu yang bagi pasar uang terlalu lama. Pasar uang merupakan pasar yang sangat dinamis sehingga pergerakan indikator-indikatornya mungkin bisa dari jam ke jam atau menit ke menit bahkan dari detik ke detik. 2. Sebab yang lain adalah BI rate tidak terkait langsung dengan suku bunga di PUAB.
  • 8. SEBAB BI RATE TAK EFEKTIF 3. BI rate tidak mampu pula mempengaruhi SBI rate. Ini justru mendorong bank-bank mencari aman dengan menempatkan dananya di SBI yang rata-rata malah mengambil yang jatuh temponya 1 tahun Ini mengakibatkan dana bank-bank tidak likuid dan tidak mendukung likuiditas atau kebutuhan danaa untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
  • 9. DAMPAK POSITIF YG DIHARAPKAN DARI 7 DAY REPO RATE 1. Memperkuat sinyal kebijakan moneter. Maksudnya adalah arah kebijakan moneter BI apakah akan ketat aatau longgar bisa segera ditangkap oleh para pelaku pasar. Hal ini diharapkan terjadi karena jangka waktu suku bunga acuan untuk instrumen keuangan yang lebih pendek yaitu jatuh temponya 7 hari. 2. Mendorong efektivitas kebijakan moneter khususnya dalam mendorong pegerakan suku bunga di pasar uang. Hal ini terjadi karena BI 7-Day Repo Rate lebih terkait dengan suku bunga deposito dan kredit. Ketiga, mendorong transaksi keuangan antarbank khususnya di Pasar Uang Antar Bank (PUAB).
  • 10. DAMPAK POSITIF YG DIHARAPKAN DARI 7 DAY REPO RATE 3. Keuntungan lain jika BI menggunakan suku bunga SUN yang berjatuh tempo 7 hari sebagai bunga acuan maka hasilnya bunga acuan tersebut lebih rendah dari BI rate. Jika BI rate saat ini adalah 6,75 persen maka BI 7- Day Repo Rate sekarang ini sekitar 5,5 persen maka bunga deposito, bunga kredit dan bunga PUAB akan menjadi lebih rendah seperti yang saat ini diharapkan.
  • 11. AKANKAH EFEKTIF? • Dalam jangka panjang tidak efektif. Sebab: 1. dana msyarakat yang ada di pasar uang sebagian besar ada di perbankan. Perbankan punya posisi tawar yang kuat agar kebijakan moneter tidak merugikan mereka. Maka bank seolah bisa menahan suku bunga deposito dan kredit di posisi yang tinggi.
  • 12. AKANKAH EFEKTIF? 2. Sekitar 1 persen nasabah bank menguasai 50 persen lebih rekening di perbankan. Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan bahwa dari seluruh rekening yang ada hanya 56,70 persen an yang dijamin oleh LPS. Sebabnya adalah banyak rekening gendut di atas RP 2 milyar per rekening perbank yang tentu sesuai aturan tak dijamin oleh LPS. Para deposan besar ini bisa mengatur suku bunga atas uang yang mereka simpan. Maka tak mengherankan jika BI Rate diturunkan berkali-kali tetapi bunga deposito dan dengan demikian bunga kredit tak akan turun secara signifikan.
  • 13. AKANKAH EFEKTIF? 3. Bank Sentral AS yaitu The Fed sampai saat ini masih menhan diri untuk tidak menaikkan suku bunga (Fed Rate) nya. Tetapi bisa diramalkan sebentar lagi tentu hal itu akan dilakukan. jika Fed Rate naik maka pemilik uang akan memilih memegang dolar AS dan meninggalkan rupiah sehingga rupiah akan mengalami depresiasi (turun) terhadap dolar AS. Jika ini terjadi BI tentu harus menaikkan suku bunganya.
  • 14. Jenis-Jenis Uang Beredar 1. M0 = Uang Inti = Uang Dasar = uang yang dicetak oleh BI, menjadi Giro Wajib Minimum (GWM) dan Uang Kartal 2. M1 = Uang dalam arti sempit = Uang Kartal + Uang Giral 3. M2 = M1 + Uang Kuasi (Deposito dan Tabungan) Pertanyaan: kartu Kredit = Uang ?
  • 15. Jumlah Uang Beredar TAHUN Jumlah Uang Beredar (milyar) Jumlah M1 Jumlah M2 Uang Kartal Uang Giral Uang Kuasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1996 64.089,00 288.632,00 22.487,00 41.602,00 224.543,00 1997 78.343,00 355.643,00 28.424,00 49.919,00 2.773,00 1998 101.197,00 577.381,00 41.394,00 59.803,00 476.184,00 1999 124.633,00 646.205,00 58.353,00 6.628,00 521.572,00 2000 162.186,00 747.028,00 72.371,00 89.815,00 584.842,00
  • 16. Tujuan Kebijakan Ekonomi: 1. Pertumbuhan Ekonomi Tinggi 2. Pemerataan Pendapatan 3. Kesempatan Kerja yang Luas 4. Pemerataan Pertumbuhan Antar Daerah 5. Tingkat Inflasi yang Rendah 6. Nilai Tukar yang wajar dan Stabil 7. Dll.
  • 17. Tujuan Kebijakan Moneter Indonesia Sesuai Tugas BI • Menjaga Stabilitas Nilai Rupiah, yang bisa diartikan menjadi 2: a. Menjaga tingkat inflasi tetap rendah b. Menjaga nilai tukar wajar dan stabil
  • 18. Macam-macam Inflasi 1. Berdasar Tinggi-Rendahnya: a. Ringan < 10% / tahun b. Sedang 10- 29,99% / tahun c. Berat 30 – 100% / tahun d. Hyper > 100% /tahun 2. Berdasarkan penyebabnya: a. Demand Pull Inflation (Inflasi karena tarikan permintaan)
  • 19. Macam-macam Inflasi 2. Berdasar penyebabnya (lanjutan): b. Cost Push Inflation (inflasi karena dorongan biaya) c. Botleneck Inflation (inflasi karena proyek besar macet atau tidak cepat menghasilkan) d. Imported Inflation (inflasi karena faktor- faktor dari luar negeri)
  • 20. Macam-macam Inflasi 3. Spiral Inflation: Inflasi yang merambat atau menular, misal: kenaikan harga BBM menyebabkan kenaikan harga bahan baku, kenaikan harga bahan baku menye- babkan kenaikan harga barang jadi. 4. Menurut Siapa yang Bertanggungjawab: a, Core Inflation: infalsi inti yang menjadi tanggungjawab BI, yaitu di luar faktor: bencana alam dan kebijakan pemerintah b. Headline Inflation: inflasi keseluruhan
  • 21. Teori Inflasi 1. Teori Kuantitas: inflasi adalah fenomena moneter yaitu akibat kenaikan jumlah uang beredar (M) tanpa diimbangi kenaikan jumlah barang (T). Ingat: MV = PT sehingga P = MV/T kalau V konstan maka kenaikan M tanpa diimbangi kenaikan T akan menyebabkan kenaikan P.
  • 22. Teori Inflasi 2. Teori Keynesian: inflasi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya. Ini tercermin dari kenaikan AD yang tidak diimbangi dengan kenaikan AS 3. Teori Strukturalis: inflasi karena masalah struktural perekonomian, misal: masalah kekakuan supply dan distribusi.
  • 23. Cara Menghitung Inflasi • Dengan menggunakan 3 Indeks: 1. Indeks Harga Konsumen (IHK) 2. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) GDP Nominal 3. GDP Deflator = ------------------ GDP Riil
  • 24. Mana yang Akan Dipakai? • Tergantung untuk apa: 1. Untuk penyesuaian Upah, pakai inflasi yang berdasar IHK 2. Untuk cadangan kenaikan harga projek- projek besar, pakai inflasi berdasar IHPB 3. Untuk tujuan yg lebih umum pakai GDP Deflator
  • 25. Perdebatan Monetaris Vs Keynes (1) • Menyangkut apakah Kebijakan Moneter efektif mempengaruhi sektor riil. a. Monetaris: Efektif, karena Kebijakan Moneter berpengaruh langsung terhadap sektor riil, dasar MV = PT b. Keynes: Kurang efektif, karena Kebijakan Moneter mempengaruhi sektor riil tidak langsung (lewat transmisi)
  • 26. Mekanisme Transmisi 1. Jalur Suku Bunga BI Beli SBI JUB naik  Bunga Turun  Investasi Naik  GDP naik 2. Jalur Portofolio BI Beli SBI  JUB naik nilai uang turun  tukar ke barang  C naik  GDP naik 3. Jalur Kekayaan BI Beli SBI  JUB Naik  Kekayaan naik  C naik 
  • 27. Mekanisme Transmisi (lanjutan) 4. Jalur Nilai Tukar BI Beli SBI  JUB naik  Inflasi naik  Kurs Rp/US $ turun  X naik  GDP naik 5. Jalur Kredit BI Beli SBI  JUB naik  Loanable fund naik  Kredit naik  C, I naik --. GDP naik 6. Jalur Ekspektasi Inflasi BI beli SBI  JUB naik  Exp Inflasi  tunda Investasi  GDP Turun
  • 28. Perdebatan Monetaris Vs Keynes (2) • Menyangkut apakah Kebijakan Moneter dilakukan secara “diskrisioner” ataukah cukup menuruti aturan umum (“rules”) a. Monetaris: cukup dengan “rules” karena mekanisme pasar akan mengatur secara otomatis dan karena adanya “time lag” b. Keynes : Harus Diskresioner karena adanya kegagalan pasar
  • 29. Masalah-Masalah dalam Kebijakan Moneter 1. Memilih Jalur kebijakan: a. Jalur Uang Inti b. Jalur multiplier uang, secara keseluruhan: m = 1 +k/ r (1+t+g)+k m = multiplier uang k = rasio uang tunai thd deposito r = rasio cadangan minimum t = rasio deposito berjangka thd deposito g = rasio simpanan pemerintah thd deposito
  • 30. Masalah-Masalah dalam Kebijakan Moneter • M1 = m X M0 M2 = m X M0 Pada umumnya jalur pengendalian uang inti lebih dipilih karena lebih terkendali, sementara jalur multiplier uang ada perilaku dari: a. Bank Umum b. Masyarakat yang tdk bisa dikendalikan sepenuhnya oleh Bank Sentral
  • 31. Masalah-Masalah dlm Kebijakan Moneter 2. Menentukan Sasaran Operasional Bunga ataukah Jumlah Uang Beredar? tergantung dari: a. Aliran pemikiran: Keynes bunga, Monetaris  JUB b. Ketidakpastian: Riil  JUB, Moneter  Bunga c. Yang bisa dimengerti semua orang
  • 32. Masalah Kebijakan Moneter (lanjutan) 3. Jika Jumlah uang beredar (JUB) yang dipilih sebagai sasaran operasional, selanjutnya JUb dalam arti yang mana (M0, M1, ataukah M2)? Metode yang biasa dipakai untuk memecahkan masalah ini adalah dengan mengkorelasikan tiap-tiap jenis M dengan tujuan kebijakan, Korelasi terbesar yang dipilih sebagai sasaran operasional
  • 33. Masalah Kebijakan Moneter (lanjutan) 4. Adanya Harapan Rasional Masyarakat Masyarakat karena adanya kemajuan teknologi informasi bisa “menebak” kebijakan apa yang bakal dijalankan oleh BI maupun pemerintah. Akibatnya kebijakan dampaknya bisa “mandul” atau netral.
  • 34. Masalah Kebijakan Moneter (lanjutan) 5. Masalah Koordinasi dengan Kebijakan Fiskal karena keduanya dilakukan oleh 2 lembaga berbeda. 6. Pilihan Kebijakan Moneter dalam mengendalikan Kurs Rp thd US $. Apakah Depresiasi Rp/US$ karena Ekses Suplai Rupiah ataukah Ekses Demand Dolar AS
  • 35. Diagnosis Depresiasi Rp/US $ dan Implikasi Kebijakannya Diagnosis Solusi Kebijakan Ekses Suplai Rupiah 1. Turunkan Suplai Rp 2. Naikkan Demand Rp 1. Naikkan GWM 2. Naikkan Kredit EKses Demand US $ 1. Naikkan S $ 2. Turunkan D $ 1. Masukkan Devisa X 2. Pembatasan beli valas
  • 36. Masalah-masalah dalam Kebijakan Moneter 7. Diperlukan inovasi, misalnya saja untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan dan menggerakkan sektor riil, misalnya dengan mengkaitkan GWM dengan LDR (Loan to Deposit Ratio) yaitu makin rendah LDR nya makin tinggi GWM yang harus disimpan di BI