Kelompok tersebut membahas berbagai kebijakan moneter dan fiskal pemerintah Indonesia untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan meningkatkan penerimaan negara, di antaranya dengan merealisasi belanja negara, mengetatkan pengawasan valuta asing, dan memfasilitasi usaha mikro kecil.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan moneter dan instrumennya serta pengaruh kebijakan moneter terhadap bisnis. Kebijakan moneter bertujuan menjaga stabilitas ekonomi makro melalui pengaturan jumlah uang beredar dan instrumennya meliputi operasi pasar terbuka, tingkat diskonto, rasio cadangan wajib, dan himbauan moral. Kebijakan moneter mempengaruhi bisnis dengan mengubah daya beli masyarakat dan
Perekonomian indonesia dan bauran kebijakan bank sentralNursevianto Tahier
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan ekonomi terkini Indonesia yang tetap solid. Perekonomian global dipengaruhi risiko Covid-19 yang menyebar dengan cepat di luar Tiongkok. Proses pemulihan ekonomi global tertahan dengan perkiraan pertumbuhan yang lebih rendah. Pelemahan ekonomi Tiongkok berpotensi menahan pemulihan ekonomi dunia karena pangsa perdagangan globalnya yang besar.
Kelompok tersebut membahas berbagai kebijakan moneter dan fiskal pemerintah Indonesia untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan meningkatkan penerimaan negara, di antaranya dengan merealisasi belanja negara, mengetatkan pengawasan valuta asing, dan memfasilitasi usaha mikro kecil.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan moneter dan instrumennya serta pengaruh kebijakan moneter terhadap bisnis. Kebijakan moneter bertujuan menjaga stabilitas ekonomi makro melalui pengaturan jumlah uang beredar dan instrumennya meliputi operasi pasar terbuka, tingkat diskonto, rasio cadangan wajib, dan himbauan moral. Kebijakan moneter mempengaruhi bisnis dengan mengubah daya beli masyarakat dan
Perekonomian indonesia dan bauran kebijakan bank sentralNursevianto Tahier
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan ekonomi terkini Indonesia yang tetap solid. Perekonomian global dipengaruhi risiko Covid-19 yang menyebar dengan cepat di luar Tiongkok. Proses pemulihan ekonomi global tertahan dengan perkiraan pertumbuhan yang lebih rendah. Pelemahan ekonomi Tiongkok berpotensi menahan pemulihan ekonomi dunia karena pangsa perdagangan globalnya yang besar.
presentasi pengantar ekonomi makro: Kebijakan Moneter.
Makroekonomi adalah kajian dalam ilmu ekonomi yang mempelajari ekonomi secara agregat atau keseluruhan. Kebijakan moneter merupakan salah satu persoalan ekonomi makro dalam mengatur kestabilan nilai rupiah.
Presentasi ini disusun oleh Aisha Amanda FISIP HI Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) 2020.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Membahas fungsi Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan memberikan jaminan simpanan nasabah;
2) Krisis ekonomi 1998 memperlihatkan pentingnya penjaminan simpanan untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap perbankan;
3) LPS dibentuk pada 2004 untuk menjamin simpanan nasabah guna mencegah keluarnya dana ke luar negeri seperti selama k
Dokumen tersebut membahas tentang perbankan di Indonesia. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi perbankan menurut Booklet Perbankan Indonesia, lembaga-lembaga perbankan di Indonesia seperti Bank Sentral (Bank Indonesia), Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat, penjelasan mengenai BI Rate dan Suku Bunga Dasar Kredit, serta kebijakan moneter dan perbankan Bank Indonesia pada tahun 2012 untuk menjaga stabilitas sektor keuangan dan mendukung pert
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kebijakan moneter dan fiskal merupakan kebijakan ekonomi pemerintah untuk mengatur peredaran uang dan aktivitas ekonomi. Kebijakan moneter ditangani oleh bank sentral untuk menjaga stabilitas moneter sementara kebijakan fiskal mengatur anggaran negara dan belanja untuk mempengaruhi perekonomian. Kedua kebijakan memiliki tujuan dan instrumen yang berbeda dalam menstabilk
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan moneter dan fiskal. Kebijakan moneter bertujuan mengendalikan jumlah uang beredar melalui instrumen seperti operasi pasar terbuka dan rasio cadangan wajib. Tujuannya mencapai stabilitas harga dan output. Kebijakan fiskal mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi, melalui anggaran defisit atau surplus. Kedua kebijakan bertu
Dokumen tersebut membahas kebijakan moneter di Indonesia. Secara garis besar dibahas mengenai kerangka kerja kebijakan moneter Indonesia sebelum dan sesudah krisis 1997 serta alat-alat dan mekanisme pelaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas mengenai kebijakan moneter dan instrumennya, termasuk pengertian, tujuan, jenis, dan contoh instrumen kebijakan moneter seperti politik pasar terbuka, politik diskonto, rasio cadangan wajib, dan kredit selektif yang digunakan untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan moneter dan fiskal di Indonesia. Kebijakan moneter bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem ekonomi dan mencapai tujuan makroekonomi seperti pertumbuhan dan stabilitas harga, sedangkan kebijakan fiskal mengarahkan ekonomi melalui pengeluaran dan pajak pemerintah."
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas kerangka teori kebijakan moneter yang meliputi target, indikator, dan instrumen kebijakan moneter
2. Target kebijakan moneter antara lain stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan keseimbangan neraca pembayaran
3. Indikator kebijakan moneter adalah suku bunga dan jumlah uang beredar, sedangkan instrumennya terdiri dari instrumen langsung dan tidak
Dokumen tersebut membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia dan kebijakan stimulus pemerintah untuk menanggulanginya, termasuk stimulus fiskal dan moneter serta relaksasi kebijakan perbankan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan."
1. Dokumen menjelaskan tentang konsep moneter dan fiskal seperti jumlah uang beredar, neraca pembayaran internasional, kebijakan moneter dan fiskal di Indonesia.
2. Kebijakan moneter bertujuan mencapai stabilitas harga sedangkan kebijakan fiskal mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui instrumen seperti pajak.
3. Terdapat berbagai jenis anggaran seperti defisit, surplus, dan
Makalah ini membahas tentang suku bunga Bank Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) pada 5,75% untuk 15 bulan berturut-turut sambil memantau inflasi dan nilai tukar rupiah. Kenaikan harga BBM diperkirakan dapat meningkatkan inflasi akhir tahun.
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang mengatur pasokan uang dan pertumbuhan ekonomi dengan mengontrol suku bunga dan jumlah uang beredar untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung investasi serta lapangan pekerjaan. Instrumennya meliputi operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, cadangan kas, dan kredit ketat.
Teks tersebut membahas efektivitas kebijakan suku bunga dalam stabilisasi rupiah selama masa krisis. Suku bunga menjadi andalan utama dalam menstabilkan inflasi dan nilai tukar rupiah meski hasilnya beragam, tergantung faktor ekonomi dan non-ekonomi. Teks ini menganalisis hubungan antara kenaikan suku bunga dengan perubahan nilai tukar dan inflasi serta meninjau faktor yang mempengaruhi efektivitas
presentasi pengantar ekonomi makro: Kebijakan Moneter.
Makroekonomi adalah kajian dalam ilmu ekonomi yang mempelajari ekonomi secara agregat atau keseluruhan. Kebijakan moneter merupakan salah satu persoalan ekonomi makro dalam mengatur kestabilan nilai rupiah.
Presentasi ini disusun oleh Aisha Amanda FISIP HI Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) 2020.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Membahas fungsi Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan memberikan jaminan simpanan nasabah;
2) Krisis ekonomi 1998 memperlihatkan pentingnya penjaminan simpanan untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap perbankan;
3) LPS dibentuk pada 2004 untuk menjamin simpanan nasabah guna mencegah keluarnya dana ke luar negeri seperti selama k
Dokumen tersebut membahas tentang perbankan di Indonesia. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi perbankan menurut Booklet Perbankan Indonesia, lembaga-lembaga perbankan di Indonesia seperti Bank Sentral (Bank Indonesia), Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat, penjelasan mengenai BI Rate dan Suku Bunga Dasar Kredit, serta kebijakan moneter dan perbankan Bank Indonesia pada tahun 2012 untuk menjaga stabilitas sektor keuangan dan mendukung pert
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kebijakan moneter dan fiskal merupakan kebijakan ekonomi pemerintah untuk mengatur peredaran uang dan aktivitas ekonomi. Kebijakan moneter ditangani oleh bank sentral untuk menjaga stabilitas moneter sementara kebijakan fiskal mengatur anggaran negara dan belanja untuk mempengaruhi perekonomian. Kedua kebijakan memiliki tujuan dan instrumen yang berbeda dalam menstabilk
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan moneter dan fiskal. Kebijakan moneter bertujuan mengendalikan jumlah uang beredar melalui instrumen seperti operasi pasar terbuka dan rasio cadangan wajib. Tujuannya mencapai stabilitas harga dan output. Kebijakan fiskal mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi, melalui anggaran defisit atau surplus. Kedua kebijakan bertu
Dokumen tersebut membahas kebijakan moneter di Indonesia. Secara garis besar dibahas mengenai kerangka kerja kebijakan moneter Indonesia sebelum dan sesudah krisis 1997 serta alat-alat dan mekanisme pelaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas mengenai kebijakan moneter dan instrumennya, termasuk pengertian, tujuan, jenis, dan contoh instrumen kebijakan moneter seperti politik pasar terbuka, politik diskonto, rasio cadangan wajib, dan kredit selektif yang digunakan untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan moneter dan fiskal di Indonesia. Kebijakan moneter bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem ekonomi dan mencapai tujuan makroekonomi seperti pertumbuhan dan stabilitas harga, sedangkan kebijakan fiskal mengarahkan ekonomi melalui pengeluaran dan pajak pemerintah."
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas kerangka teori kebijakan moneter yang meliputi target, indikator, dan instrumen kebijakan moneter
2. Target kebijakan moneter antara lain stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan keseimbangan neraca pembayaran
3. Indikator kebijakan moneter adalah suku bunga dan jumlah uang beredar, sedangkan instrumennya terdiri dari instrumen langsung dan tidak
Dokumen tersebut membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia dan kebijakan stimulus pemerintah untuk menanggulanginya, termasuk stimulus fiskal dan moneter serta relaksasi kebijakan perbankan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan."
1. Dokumen menjelaskan tentang konsep moneter dan fiskal seperti jumlah uang beredar, neraca pembayaran internasional, kebijakan moneter dan fiskal di Indonesia.
2. Kebijakan moneter bertujuan mencapai stabilitas harga sedangkan kebijakan fiskal mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui instrumen seperti pajak.
3. Terdapat berbagai jenis anggaran seperti defisit, surplus, dan
Makalah ini membahas tentang suku bunga Bank Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) pada 5,75% untuk 15 bulan berturut-turut sambil memantau inflasi dan nilai tukar rupiah. Kenaikan harga BBM diperkirakan dapat meningkatkan inflasi akhir tahun.
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang mengatur pasokan uang dan pertumbuhan ekonomi dengan mengontrol suku bunga dan jumlah uang beredar untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung investasi serta lapangan pekerjaan. Instrumennya meliputi operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, cadangan kas, dan kredit ketat.
Teks tersebut membahas efektivitas kebijakan suku bunga dalam stabilisasi rupiah selama masa krisis. Suku bunga menjadi andalan utama dalam menstabilkan inflasi dan nilai tukar rupiah meski hasilnya beragam, tergantung faktor ekonomi dan non-ekonomi. Teks ini menganalisis hubungan antara kenaikan suku bunga dengan perubahan nilai tukar dan inflasi serta meninjau faktor yang mempengaruhi efektivitas
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
3. Piranti/Alat Kebijakan Moneter
1. Giro Wajib Minimum (GWM) : cadangan
minimum bank yang harus disimpan di BI
2. Tingkat Diskonto: Tingkat Bunga
pinjaman likuiditas BI
3. Operasi Pasar: Jual-Beli SBI oleh BI
4. Himbauan Moral : himbauan yang
dikeluarkan BI kepada bank-bank umum,
misal: untuk menurunkan bunga kredit
5. BI 7 DAY REPO RATE SEBAGAI SASARAN
OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER BARU
• Mulai 19 Agustus 2016, BI mengganti BI
rate dengan BI 7 Day Repo Rate.
• BI 7 Day Repo rate merupakan bunga
transaksi pembelian bersyarat surat utang
negara (SUN) oleh bank kepada BI
dengan jangka waktu tujuh hari dengan
kewajiban penjualan kembali.
6. ALASAN PENGGANTIAN KARENA BI
RATE TIDAK EFEKTIF LAGI
• BI rate memang sempat menjadi alat kebijakan moneter
yang efektif sampai tahun 2010. Namun dari tahun 2010
sampai tahun 2016 efektivitas tersebut mulai hilang
khususnya pada tahun 2016 ini. Ketidakefektivan BI rate
sebagai alat kebijakan moneter dilihat dari BI rate selama
tahun 2016 ini sudah diturunkan 3 (tiga) kali dengan total
penurunan 75 basis poin dan saat ini berada pada
tingkat 6,75 persen. Namun dampaknya pada penurunan
suku bunga deposito,suku bunga kredit, dan suku bunga
pasar uang antar bank (PUAB) tidaklah signifikan. Suku
bunga deposito selama tahun 2016 hanya turun 28 basis
poin. Demikian pula suku bunga kredit hanya sedikit
turun dari posisi awal. Hal yang sama terjadi pula pada
PUAB.
7. SEBAB BI RATE TAK EFEKTIF
1. BI rate biasanya dimaknai sebagai suku bunga
untuk SBI dengan jatuh tempo rata-rata 1
tahun. Ini sebuah jangka waktu yang bagi
pasar uang terlalu lama. Pasar uang
merupakan pasar yang sangat dinamis
sehingga pergerakan indikator-indikatornya
mungkin bisa dari jam ke jam atau menit ke
menit bahkan dari detik ke detik.
2. Sebab yang lain adalah BI rate tidak terkait
langsung dengan suku bunga di PUAB.
8. SEBAB BI RATE TAK EFEKTIF
3. BI rate tidak mampu pula mempengaruhi SBI
rate. Ini justru mendorong bank-bank mencari
aman dengan menempatkan dananya di SBI
yang rata-rata malah mengambil yang jatuh
temponya 1 tahun Ini mengakibatkan dana
bank-bank tidak likuid dan tidak mendukung
likuiditas atau kebutuhan danaa untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
9. DAMPAK POSITIF YG DIHARAPKAN DARI
7 DAY REPO RATE
1. Memperkuat sinyal kebijakan moneter. Maksudnya
adalah arah kebijakan moneter BI apakah akan ketat
aatau longgar bisa segera ditangkap oleh para pelaku
pasar. Hal ini diharapkan terjadi karena jangka waktu
suku bunga acuan untuk instrumen keuangan yang
lebih pendek yaitu jatuh temponya 7 hari.
2. Mendorong efektivitas kebijakan moneter khususnya
dalam mendorong pegerakan suku bunga di pasar
uang. Hal ini terjadi karena BI 7-Day Repo Rate lebih
terkait dengan suku bunga deposito dan kredit. Ketiga,
mendorong transaksi keuangan antarbank khususnya di
Pasar Uang Antar Bank (PUAB).
10. DAMPAK POSITIF YG DIHARAPKAN DARI
7 DAY REPO RATE
3. Keuntungan lain jika BI menggunakan suku
bunga SUN yang berjatuh tempo 7 hari sebagai
bunga acuan maka hasilnya bunga acuan
tersebut lebih rendah dari BI rate. Jika BI rate
saat ini adalah 6,75 persen maka BI 7- Day
Repo Rate sekarang ini sekitar 5,5 persen maka
bunga deposito, bunga kredit dan bunga PUAB
akan menjadi lebih rendah seperti yang saat ini
diharapkan.
11. AKANKAH EFEKTIF?
• Dalam jangka panjang tidak efektif.
Sebab:
1. dana msyarakat yang ada di pasar uang
sebagian besar ada di perbankan. Perbankan
punya posisi tawar yang kuat agar kebijakan
moneter tidak merugikan mereka. Maka bank
seolah bisa menahan suku bunga deposito dan
kredit di posisi yang tinggi.
12. AKANKAH EFEKTIF?
2. Sekitar 1 persen nasabah bank menguasai 50 persen
lebih rekening di perbankan. Data Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) menyatakan bahwa dari seluruh rekening
yang ada hanya 56,70 persen an yang dijamin oleh LPS.
Sebabnya adalah banyak rekening gendut di atas RP 2
milyar per rekening perbank yang tentu sesuai aturan tak
dijamin oleh LPS. Para deposan besar ini bisa mengatur
suku bunga atas uang yang mereka simpan. Maka tak
mengherankan jika BI Rate diturunkan berkali-kali tetapi
bunga deposito dan dengan demikian bunga kredit tak
akan turun secara signifikan.
13. AKANKAH EFEKTIF?
3. Bank Sentral AS yaitu The Fed sampai saat ini
masih menhan diri untuk tidak menaikkan suku
bunga (Fed Rate) nya. Tetapi bisa diramalkan
sebentar lagi tentu hal itu akan dilakukan. jika Fed
Rate naik maka pemilik uang akan memilih
memegang dolar AS dan meninggalkan rupiah
sehingga rupiah akan mengalami depresiasi
(turun) terhadap dolar AS. Jika ini terjadi BI tentu
harus menaikkan suku bunganya.
14. Jenis-Jenis Uang Beredar
1. M0 = Uang Inti = Uang Dasar = uang
yang dicetak oleh BI, menjadi Giro Wajib
Minimum (GWM) dan Uang Kartal
2. M1 = Uang dalam arti sempit = Uang
Kartal + Uang Giral
3. M2 = M1 + Uang Kuasi (Deposito dan
Tabungan)
Pertanyaan: kartu Kredit = Uang ?
15. Jumlah Uang Beredar
TAHUN
Jumlah Uang Beredar (milyar)
Jumlah M1 Jumlah M2 Uang Kartal Uang Giral Uang Kuasi
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1996 64.089,00 288.632,00 22.487,00 41.602,00 224.543,00
1997 78.343,00 355.643,00 28.424,00 49.919,00 2.773,00
1998 101.197,00 577.381,00 41.394,00 59.803,00 476.184,00
1999 124.633,00 646.205,00 58.353,00 6.628,00 521.572,00
2000 162.186,00 747.028,00 72.371,00 89.815,00 584.842,00
16. Tujuan Kebijakan Ekonomi:
1. Pertumbuhan Ekonomi Tinggi
2. Pemerataan Pendapatan
3. Kesempatan Kerja yang Luas
4. Pemerataan Pertumbuhan Antar Daerah
5. Tingkat Inflasi yang Rendah
6. Nilai Tukar yang wajar dan Stabil
7. Dll.
17. Tujuan Kebijakan Moneter
Indonesia Sesuai Tugas BI
• Menjaga Stabilitas Nilai Rupiah, yang bisa
diartikan menjadi 2:
a. Menjaga tingkat inflasi tetap rendah
b. Menjaga nilai tukar wajar dan stabil
18. Macam-macam Inflasi
1. Berdasar Tinggi-Rendahnya:
a. Ringan < 10% / tahun
b. Sedang 10- 29,99% / tahun
c. Berat 30 – 100% / tahun
d. Hyper > 100% /tahun
2. Berdasarkan penyebabnya:
a. Demand Pull Inflation (Inflasi karena tarikan
permintaan)
19. Macam-macam Inflasi
2. Berdasar penyebabnya (lanjutan):
b. Cost Push Inflation (inflasi karena
dorongan biaya)
c. Botleneck Inflation (inflasi karena
proyek besar macet atau tidak cepat
menghasilkan)
d. Imported Inflation (inflasi karena faktor-
faktor dari luar negeri)
20. Macam-macam Inflasi
3. Spiral Inflation: Inflasi yang merambat
atau menular, misal: kenaikan harga BBM
menyebabkan kenaikan harga bahan
baku, kenaikan harga bahan baku menye-
babkan kenaikan harga barang jadi.
4. Menurut Siapa yang Bertanggungjawab:
a, Core Inflation: infalsi inti yang menjadi
tanggungjawab BI, yaitu di luar faktor:
bencana alam dan kebijakan pemerintah
b. Headline Inflation: inflasi keseluruhan
21. Teori Inflasi
1. Teori Kuantitas: inflasi adalah fenomena
moneter yaitu akibat kenaikan jumlah
uang beredar (M) tanpa diimbangi
kenaikan jumlah barang (T). Ingat: MV =
PT sehingga P = MV/T kalau V konstan
maka kenaikan M tanpa diimbangi
kenaikan T akan menyebabkan kenaikan
P.
22. Teori Inflasi
2. Teori Keynesian: inflasi karena
masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuannya. Ini tercermin dari
kenaikan AD yang tidak diimbangi dengan
kenaikan AS
3. Teori Strukturalis: inflasi karena masalah
struktural perekonomian, misal: masalah
kekakuan supply dan distribusi.
23. Cara Menghitung Inflasi
• Dengan menggunakan 3 Indeks:
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
2. Indeks Harga Perdagangan Besar
(IHPB)
GDP Nominal
3. GDP Deflator = ------------------
GDP Riil
24. Mana yang Akan Dipakai?
• Tergantung untuk apa:
1. Untuk penyesuaian Upah, pakai inflasi
yang berdasar IHK
2. Untuk cadangan kenaikan harga projek-
projek besar, pakai inflasi berdasar
IHPB
3. Untuk tujuan yg lebih umum pakai GDP
Deflator
25. Perdebatan Monetaris Vs Keynes
(1)
• Menyangkut apakah Kebijakan Moneter
efektif mempengaruhi sektor riil.
a. Monetaris: Efektif, karena Kebijakan
Moneter berpengaruh langsung terhadap
sektor riil, dasar MV = PT
b. Keynes: Kurang efektif, karena
Kebijakan Moneter mempengaruhi sektor
riil tidak langsung (lewat transmisi)
26. Mekanisme Transmisi
1. Jalur Suku Bunga
BI Beli SBI JUB naik Bunga Turun
Investasi Naik GDP naik
2. Jalur Portofolio
BI Beli SBI JUB naik nilai uang turun
tukar ke barang C naik GDP naik
3. Jalur Kekayaan
BI Beli SBI JUB Naik Kekayaan naik C
naik
27. Mekanisme Transmisi (lanjutan)
4. Jalur Nilai Tukar
BI Beli SBI JUB naik Inflasi naik Kurs
Rp/US $ turun X naik GDP naik
5. Jalur Kredit
BI Beli SBI JUB naik Loanable fund naik
Kredit naik C, I naik --. GDP naik
6. Jalur Ekspektasi Inflasi
BI beli SBI JUB naik Exp Inflasi tunda
Investasi GDP Turun
28. Perdebatan Monetaris Vs Keynes
(2)
• Menyangkut apakah Kebijakan Moneter
dilakukan secara “diskrisioner” ataukah cukup
menuruti aturan umum (“rules”)
a. Monetaris: cukup dengan “rules” karena
mekanisme pasar akan mengatur
secara otomatis dan karena adanya
“time lag”
b. Keynes : Harus Diskresioner karena
adanya kegagalan pasar
29. Masalah-Masalah dalam Kebijakan
Moneter
1. Memilih Jalur kebijakan:
a. Jalur Uang Inti
b. Jalur multiplier uang, secara keseluruhan:
m = 1 +k/ r (1+t+g)+k
m = multiplier uang
k = rasio uang tunai thd deposito
r = rasio cadangan minimum
t = rasio deposito berjangka thd deposito
g = rasio simpanan pemerintah thd deposito
30. Masalah-Masalah dalam Kebijakan
Moneter
• M1 = m X M0
M2 = m X M0
Pada umumnya jalur pengendalian uang inti
lebih dipilih karena lebih terkendali, sementara
jalur multiplier uang ada perilaku dari:
a. Bank Umum
b. Masyarakat
yang tdk bisa dikendalikan sepenuhnya oleh
Bank Sentral
31. Masalah-Masalah dlm Kebijakan
Moneter
2. Menentukan Sasaran Operasional
Bunga ataukah Jumlah Uang Beredar?
tergantung dari:
a. Aliran pemikiran: Keynes bunga,
Monetaris JUB
b. Ketidakpastian: Riil JUB, Moneter
Bunga
c. Yang bisa dimengerti semua orang
32. Masalah Kebijakan Moneter
(lanjutan)
3. Jika Jumlah uang beredar (JUB) yang
dipilih sebagai sasaran operasional,
selanjutnya JUb dalam arti yang mana
(M0, M1, ataukah M2)?
Metode yang biasa dipakai untuk
memecahkan masalah ini adalah dengan
mengkorelasikan tiap-tiap jenis M dengan
tujuan kebijakan, Korelasi terbesar yang
dipilih sebagai sasaran operasional
33. Masalah Kebijakan Moneter
(lanjutan)
4. Adanya Harapan Rasional Masyarakat
Masyarakat karena adanya kemajuan
teknologi informasi bisa “menebak”
kebijakan apa yang bakal dijalankan oleh
BI maupun pemerintah. Akibatnya
kebijakan dampaknya bisa “mandul” atau
netral.
34. Masalah Kebijakan Moneter
(lanjutan)
5. Masalah Koordinasi dengan Kebijakan
Fiskal karena keduanya dilakukan oleh 2
lembaga berbeda.
6. Pilihan Kebijakan Moneter dalam
mengendalikan Kurs Rp thd US $. Apakah
Depresiasi Rp/US$ karena Ekses Suplai
Rupiah ataukah Ekses Demand Dolar AS
35. Diagnosis Depresiasi Rp/US $ dan
Implikasi Kebijakannya
Diagnosis Solusi Kebijakan
Ekses Suplai
Rupiah
1. Turunkan
Suplai Rp
2. Naikkan
Demand Rp
1. Naikkan
GWM
2. Naikkan
Kredit
EKses Demand
US $
1. Naikkan S $
2. Turunkan D
$
1. Masukkan
Devisa X
2. Pembatasan
beli valas
36. Masalah-masalah dalam Kebijakan
Moneter
7. Diperlukan inovasi, misalnya saja untuk
mendorong fungsi intermediasi perbankan
dan menggerakkan sektor riil, misalnya
dengan mengkaitkan GWM dengan LDR
(Loan to Deposit Ratio) yaitu makin
rendah LDR nya makin tinggi GWM yang
harus disimpan di BI